23
Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pelaksanaan penjaminan mutu di institusi pendidikan (sekolah/madrasah/pondok pesantren/PT) merupakan kegiatan yang wajib dilakukan. Sehingga penjaminan mutu institusi pendidikan (Quality Assurance) sesuatu yang tidak dapat diabaikan lagi oleh sebuah institusi pendidikan. Sebab pelaksanaan penjamin mutu terpadu atau Total Quality Assurance (TQA) di sebuah institusi pendidikan merupakan amanah dari Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 21, Pasal 35 ayat 1, Pasal 50 ayat 2, Pasal 51 ayat 2 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidkan Pasal 91 ayat 1,2,3 dan Pasal 96 ayat 1. Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, serta mutu profesionalisme dam kimerja guru. Mutu- mutu tersebut terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan, keterbatasan dana, sarana, dan prasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan, serta dukungan dari pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan tersebut berujung pada rendahnya mutu lulusan. 1

Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,  dan

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,  pelaksanaan

penjaminan mutu di institusi pendidikan (sekolah/madrasah/pondok pesantren/PT)

merupakan kegiatan yang wajib dilakukan. Sehingga penjaminan mutu institusi pendidikan

(Quality Assurance) sesuatu yang tidak dapat diabaikan lagi oleh sebuah institusi pendidikan.

Sebab pelaksanaan penjamin mutu terpadu atau Total Quality Assurance (TQA) di sebuah

institusi pendidikan  merupakan amanah dari Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 21, Pasal 35 ayat 1, Pasal 50 ayat 2, Pasal 51 ayat

2 dan  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidkan Pasal 91 ayat 1,2,3 dan Pasal 96 ayat 1.

Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan,

mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, serta mutu profesionalisme dam kimerja

guru. Mutu-mutu tersebut terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan,

keterbatasan dana, sarana, dan prasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, alat dan

bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan, serta dukungan dari pihak-pihak yang

terkait dengan pendidikan tersebut berujung pada rendahnya mutu lulusan.

Mutu lulusan yang rendah dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti lulusan tidak

dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan studinya pada jenjang yang lebih tinggi,

tidak dapat bekerja/tidak diterima didunia kerja, diterima bekerja, tetapi tidak berprestasi,

tidak dapat mengikuti perkembangan masyarakat dan tidak produktif. Lulusan tidak produktif

akan menjadi beban masyarakat, menambah biaya kehidupan dan kesejahteraan masyarakat,

serta memungkinkan menjadi warga yang tersisih dari masyarakat.

Banyaknya masalah yang diakibatkan oleh lulusan pendidikan yang tidak bermutu,

upaya-upaya atau program untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal yang amat

penting. Sehubungan dengan persoalan tersebut, pemerintah telah mngeluarkan

berbagai  peraturan perundang – undangan yang mendorong peningkatan kualitas pendidikan

di Indonesia. Undang – undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 mengaskan bahwa

pengendalian dan evaluasi mutu pendidikan harus dilakukan, baik terhadap program maupun

terhadap institusi pendidikan secara berkelanjutan. Begitu pula dalam peraturan pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 dijelaskan bahwa penetapan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

1

Page 2: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

Lembaga pendidikan Islam sebagai wadah proses penanaman nilai-nilai pendidikan

Islam sekaligus pemegang amanat pendidikan Nasional pun bermasalah dengan mutu,

banyaknya lulusan lembaga pendidikan Islam yang tidak berprestasi dan kurang tertanamnya

nilai-nilai Islami menjadi bukti mutu lembaga pendidikan Islam belum sesuai harapan, dalam

upaya perbaikan memerlukan Total Quality Manajemen (TQM) dalam rangka menjamin

lulusannya sesuai dengan tujuan visi dan misi lembaga pendidikan Islam.

Dalam dunia industri, Total Quality Management (TQM) digunakan oleh U.S. Naval

Air Systems Command yang mencoba menterjemahkan pendekatan manajemen model

Jepang untuk peningkatan mutu,  Untuk melaksanakan Total Quality Assurance (TQA)/

Penjaminan Mutu Terpadu, tidaklah mungkin dipisahkan dengan Total Quality Management

(TQM)/ Manajemen Mutu Terpadu, sebab hanya dengan melaksanakan fungsi manajemen

dengan berkualitaslah akan secara efektif membawa Institusi Pendidikan khusunya lemabaga

pendidikan Islam ke arah pencapaian mutu yang berkualitas. Manakala diyakini proses secara

keseluruhan komponen lembaga pendidikan senantiasa dijalankan dengan berkualitas

(Quality), maka akan dapat diwujudkan penjaminan mutu (Quality Assurance).

B. Rumusan Masalah

Dari pembahasan latar belakang masalah diatas, makalah ini akan membahas :

1. Apa yang di maksud dengan Total Quality Manajemen (TQM) ?

2. Bagaimana Apalikasi TQM dalam Lemabaga Pendidikan Islam ?

C. Tujuan

Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah :

1. Mengetahui definisi TQM

2. Mengetahui bagaimana Aplikasi TQM dalam Lembaga Pendidikan Islam.

2

Page 3: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

BAB II

PEMBAHASAN

A. Total Quality Management

1. Pengertian Quality (Mutu)

Berbicara mengenai kualitas atau mutu, sumber daya manusia pendidikan memegang

peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Peningkatan kualitas atau mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses

peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-

sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai

usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas atau bermutu.1

Secara etimologi dalam kamus Ilmiah popular mutu dapat diartikan sebagai kualitas;

derajat; tingkat. Dan dalam bahasa Inggris berasal dari kata Quality artinya kualitas. Secara

terminology mutu di definisikan oleh para ahli sebagai berikut2

Dalam rangka umum, mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu

produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa.3 Quality (Mutu) merupakan ide

yang dinamis, sedang definisi-definisi yang kaku sama sekali tidak akan membantu. Makna

mutu yang demikian luas juga sedikit membingungkan pemahaman kita. Akan tetapi

beberapa konsekuensi praktis yang signifikan akan muncul dari perbedaan-perbedaan makna

tersebut.4

Menurut Crosby mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan (Conformance

to requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan, baik inputnya,

prosesnya maupun outputnya. Oleh karena itu, mutu pendidikan yang diselenggarakan

sekolah dituntut untuk memiliki baku standar mutu pendidikan. Mutu dalam konsep Deming

adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Dalam konsep Deming, pendidikan yang bermutu

adalah pendidikan yang dapat menghasilkan keluaran, baik pelayanan dan lulusan yang

sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan (pasar)nya. Sedangkan Fiegenbaum mengartikan

mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Dalam pengertian

ini, maka yang dikatakan sekolah bermutu adalah sekolah yang dapat memuaskan

pelanggannya, baik pelanggan internal maupun eksternal.5

1 Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu ( April, 1999). http:// ssep.net /director. html.2 Pius A. Partanto, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), halaman 5053 Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu ( April, 1999). http:// ssep.net /director. html.4 Ahmad Ali Riyadi, Manajemen Mutu Pendidikn (Jogjakarta: IRCiSoD, 2007), halaman 515 Crosby, Philip B., Quality is Free (New York : New American Library, 1979), halaman 58.

3

Page 4: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

Mutu menurut Carvin, sebagaimana dikutip oleh Nasution, adalah suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Selera atau

harapan pelanggan pada suatu produk selalu berubah, sehingga kualitas produk juga harus

berubah atau disesuaikan. Dengan perubahan mutu produk tersebut, diperlukan perubahan

atau peningkatan keterampilan tenaga kerja, perubahan proses produksi dan tugas, serta

perubahan lingkungan organisasi agar produk dapat memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan.6

Menurut Deming  meskipun kualitas mencakup kesesuaian atribut produk  dengan

tuntutan konsumen, namun kualitas harus lebih dari itu. Menurut Deming terdapat empatbelas

poin penting yang dapat membawa/membantu manager mencapai perbaikan dalam kualitas

yaitu :

1. Menciptakan kepastian tujuan perbaikan produk dan jasa

2. Mengadopsi filosofi baru dimana cacat tidak bisa diterima

3. Berhenti tergantung pada inspeksi missal

4. Berhenti melaksanakan bisnis atas dasar harga saja

5. Tetap dan continue memperbaiki system produksi dan jasa

6. Melembagakan metode pelatihan kerja modern

7. Melembagakan kepemimpinan

8. Menghilangkan rintangan antar departemen

9. Hilangkan ketakutan

10. Hilangkan/kurangi tujuan-tujuan jumlah pada pekerja

11. Hilangkan managemen berdasarkan sasaran

12. Hilangkan rintangan yang merendahkan pekerja jam-jaman

13. Melembagakan program pendidikan dan pelatihan yang cermat

14. Menciptakan struktur dalam managemen puncak yang dapat melaksanakan

transformasi seperti dalam poin-poin di atas.

Menurut Edward Sallis ada beberapa konsep tentang mutu. Pertama mutu sebagai

konsep absolut. Dalam konsep ini kualitas atau mutu adalah pencapaian standar tertinggi

dalam suatu pekerjaan, produk, dan layanan yang tidak mungkin dilampaui.7 Kedua mutu

sebagai konsep relatif. Dalam konsep ini kualitas atau mutu masih ada peluang untuk

peningkatan. Kualitas atau mutu adalah sesuatu yang masih dapat ditingkatkan. Akan tetapi 6 Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2001), hal 167 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis; Sebuah Model Perlibatan Masyaraka dalam Penyelenggaraan pendidikan (Jakarta: Kencana, 2004), hal 285

4

Page 5: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

jika dalam tahap peningkatan itu pelaksanaan sebuah pekerjaan telah mencapai standar

tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya maka pekerjaan tersebut

berkualitas.8 Ketiga adalah kualitas atau mutu menurut pelanggan. Dalam definisi ini mutu

sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Peters

berpendapat bahwa definisi yang dikemukakan oleh pelanggan sangat penting, karena Peters

menemukan kenyataan bahwa pelanggan akan membayar lebih untuk mutu yang baik, tanpa

menghiraukan tipe produknya.9

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Quality (Mutu)  merupakan

keunggulan dari sebuah produk barang atau jasa yang dihasilkan melalui proses kerja yang

telah terencana dengan baik. Mutu atau kualitas merupakan tujuan akhir dari sebuah proses

panjang yang dilakukan oleh organisasi. Mutu merupakan jaminan dari sebuah lembaga

kepada pelanggannya. Pelangganlah yang akan menentukan apakah lembaga tersebut mutu

produknya (barang atau jasa) baik atau buruk. Karena mereka adalah raja, yang dapat

memilih dan menentukan barang mana yang akan dibeli atau dimanfaatkan. Untuk itu sebuah

lembaga harus menjaga kualitas atau mutu yang telah ada atau meningkatkan agar lebih baik

untuk menjaga eksistensi mereka agar tidak di tinggalkan oleh pelanggannya.

Dari beberapa definisi diatas tentang mutu atau kualitas ada beberapa elemen dasar

bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni:

a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas

saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain)

Semua sumber kualitas di lingkungan organisasi pendidikan dapat dilihat

manifestasinya melalui dimensi – dimensi kualitas yang harus direalisasikan oleh pucuk

pimpinan bekerja sama  dengan warga sekolah yang ada dalam lingkungan tersebut. Menurut

Hadari Nawawi, dimensi kualitas yang dimaksud adalah10  :

1. Dimensi Kerja Organisasi

Kinerja dalam arti unjuk perilaku dalam bekerja yang positif, merupakan gambaran

konkrit dari kemampuan mendayagunakan sumber – sumber kualitas, yang

berdampak pada keberhasilan mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan

eksistensi organisasi (sekolah).

8 Ibid, hal 2869 Ahmad Ali Riyadi, Manajemen Mutu Pendidikn (Jogjakarta: IRCiSoD, 2007), halaman 56-57

10 Hadari Nawawi; Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta, 2005, hal 141

5

Page 6: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

2. Iklim Kerja

Penggunaan sumber – sumber kualitas secara intensif akan menghasilkan iklim kerja

yang kondusif di lingkungan organisasi. Di dalam iklim kerja yang diwarnai

kebersamaan akan terwujud kerjasama yang efektif melalui kerja di dalam tim kerja,

yang saling menghargai dan menghormati pendapat, kreativitas, inisiatif dan inovasi

untuk selalu meningkatkan kualitas.

3. Nilai Tambah

Pendayagunaan sumber – sumber kualitas secara efektif dan efisien akan memberikan

nilai tambah atau keistimewaan tambahan sebagai pelengkap dalam melaksanakan

tugas pokok dan hasil yang dicapai oleh organisasi. Nilai tambah ini secara kongkrit

terlihat pada rasa puas dan berkurang atau hilangnya keluhan pihak yang dilayani

(siswa).

4. Kesesuaian dengan Spesifikasi

Pendayagunaan sumber – sumber kualitas secara efektif dan efisien bermanifestasi

pada kemampuan personil untuk menyesuaikan proses pelaksanaan pekerjaan dan

hasilnya dengan karakteristik operasional dan standar hasilnya berdasarkan ukuran

kualitas yang disepakati.

5. Kualitas Pelayanan dan Daya Tahan Hasil Pembangunan

Dampak lain yang dapat diamati dari pendayagunaan sumber – sumber kualitas yang

efektif dan efisien terlihat pada peningkatan kualitas dalam melaksanakan tugas

pelayanan kepada siswa.

6. Persepsi Masyarakat

Pendayagunaan sumber – sumber kualitas yang sukses di lingkungan organisasi

pendidikan dapat diketahui dari persepsi masyarakat (brand image) dalam bentuk citra

dan reputasi yang positip mengenai kualitas lulusan baik yang terserap oleh lembaga

pendidikan yang lebih tinggi ataupun oleh dunia kerja.

Jadi dalam konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses

pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam "proses pendidikan" yang bermutu terlibat berbagai

input, seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai

kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber

daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah, dukungan kelas

berfungsi mensinkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen

dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di

kelas maupun diluar kelas; baik konteks kurikuler maupun ekstra-kurikuler, baik dalam

6

Page 7: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

lingkup susbtansi yang akademis maupun yang non-akademis dalam suasana yang

mendukung proses pembelajaran.

Quality (Mutu) dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai

oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu baik dalam bidang akademik atau dalam

bidang non akademik,11 yang tentunya yang dapat dicapai oleh subyek pendidikan di sekolah,

baik guru atau siswa, atau dapat juga prestasi dalam bidang keunggulan local tertentu, atau

bahkan dapat pula berupa kondisi yang menjadi unggulan, yang secara khusus berbeda dari

sekolah lainnya seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan,

mengedepankan adab.

2. Total Quality Management  (Manajemen Mutu Terpadu)

Akhir-akhir ini, konsep Manajemen Mutu sangat berkembang dan banyak diterapkan,

khususnya dalam dunia pendidikan. Mutu pendidikan (lulusan) tidak hanya ditentukan oleh

seorang guru, tetapi oleh seluruh guru, juga pihak personalia sekolah, seperti pengelola dan

staf administrasi.

Terdapat empat alasan utama mengapa TQM harus di terapkan di lembaga pendidikan

Pertama, para pendidik bertanggung jawab terhadap bisnis mereka karena para pendidik

merupakan faktor utama bagi peningkatan sekolah. Kedua, pendidikan membutuhkan proses

pemecahan masalah yang peka dan fokus pada identifikasi dan penyelesaian penyebab utama

yang menimbulkan masalah tersebut. Ketiga, organisasi sekolah harus menjadi model

organisasi belajar semua organisasi. Keempat, sangat mungkin bahwa melalui TQM di

sekolah-sekolah orang-orang dapat menemukan mengapa sistem pendidikan yang ada saat ini

tidak berjalan dengan baik. Penerapan TQM mungkin dapat memberikan sistem yang lebih

baik.12

Total Quality Management  (Manajemen Mutu Terpadu) merangkum semua

pengertian dari konsep tentang kualitas; karenanya disebut sebagai pengelolaan kualitas

secara menyeluruh. TQM menekankan pada personal, etika, budaya, dan juga sistem kualitas

yang terarah untuk memastikan komitmen dari setiap anggota organisasi dalam usaha

perbaikan yang berkesinambungan.13

Para Ahli manajemen telah banyak mengemukakan pangertian Total Quality

Management  (Manajemen Mutu Terpadu)  diantaranya adalah : Menurut Edward Sallis

(1993: 13) bahwa : “Total Quality Manajemen is a philosophy and a methodologhy wich

11 Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu ( April, 1999). http://ssep.net/director.html12 Veithzal Rivai dan sylviana Murni, Education Management , Jakarta Rajawali Pres 2010. Hal 483-48413 Agus Fahmi, Manshur Ghani Sanusi, Konsep Pendidikan Modern (Surabaya : SMA Khadijah, 2006), 67

7

Page 8: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

assist institutions to manage change and set their own agendas for dealing with the plethora

of new external pressures.”14

Pendapat di atas menekankan pengertian bahwa manajemen mutu terpadu merupakan

suatu filsafat dan metodologi yang membantu berbagai institusi, terutama industri dalam

mengelola perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk menanggapi tekanan-

tekanan faktor eksternal.

Mulyadi juga menjelaskan dalam bukunya Total Quality Manajemen bahwa TQM

adalah suatu sistem manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk

meningkatkan secara berkelanjutan kepuasan Costomers pada biaya yang sesungguhnya

secara berkelanjutan dan terus-menerus.15

Sedangkan Menurut Mudafir Ilyas “TQM It's has an objective to improve quality of

produc and servies continuously to satisfy the customers”.16 TQM adalah sebuah tujuan atau

sasaran untuk meningkatkan produk dan pelayanan secara terus-menerus untuk kepuasan

pelangggan).

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Edward Sallis, Total Quality Management

(Manajemen Mutu Terpadu) merupakan usaha menciptakan kultur mutu, yang mendorong

semua anggota stafnya untuk memuaskan para pelanggan. Dalam konsep mutu pelanggan

adalah raja. Lebih jauh dia menjelaskan bahwa kata total (Terpadu) menegaskan bahwa setiap

orang yang berada dalam organisasi harus terlibat dalam upaya melakukan peningkatan

secara terus menerus. Kata manajemen berlaku bagi setiap orang, sebab setiap orang dalam

institusi, apapun status, posisi atau peranannya, adalah manajer bagi tanggung jawabnya

masing-masing.17

Sedangkan M. Jusuf Hanafiah, dkk dalam manajemen mutu pendidikan

mendefinisikan Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu)  merupakan suatu

pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis, dalam menyelenggarakan suatu organisasi,

yang mengutamakan kepentingan pelanggan.18

Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu) adalah suatu system yang

efektif untuk mengintegrasikan usaha- usaha pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas,

dan perbaikan kualitas atau mutu dari berbagai kelompok atau organisasi, sehingga

14 Ibid, hal 6815 Mulyadi, Total Quality Manajemen (Yogyakarta: UGM, 1998), halaman 10.16 Mudafir Ilyas, Manajemen Mutu Terpadu (Buletin Pengawasan No. 13 dan 14 Tahun, 1998), halaman 1517 Ahmad, Manajemen, halaman 5918 Moh. Iwan Apriyadi, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan, http//media. diknas.go.id/ media/ document/ 5095.pdf

8

Page 9: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Input

Keinginan ,Kebutuuhan,Dan harapan

Pelanggan

Proses

Total Quality Manajement

(TQM)

Output

Kepuasan Pelanggan

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

meningkatkan produktivitas dan pelayanan ketingkat yang paling ekonomis yang

menimbulkan kepuasan semua langganan. 19

Seperti digambarkan pada diagram di bawah ini, proses TQM bermula dari pelanggan

dan berakhir pada pelanggan pula.20

Diagram TQM

Dapat disimpulkan Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu)

merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada peningkatan mutu produk yang

dihasilkan oleh sebuah lembaga, organisasi untuk kepuasan pelanggan dan untuk mengatasi

lingkungan yang terus berubah. sehingga harus ada perbaikan terus menerus yang dilakukan

oleh lembaga..

Perbaikan ini bertujuan untuk mengendalikan mutu yang sudah ada serta

meningkatkan agar lebih baik lagi. Selain itu untuk menciptakan sebuah mutu atau kualitas,

diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak. Terutama dari pemimpin. Juga adanya

keterlibatan total dari semua bawahan, melalui pemberdayaan yang terkait dengan perbaikan

kinerja mereka agar senantiasa selalu menghasilkan produk yang bermutu.

Menurut Veithzal Rivai dan Sylviana Murni beberapa prinsip dalam penerapan sistem

TQM adalah sebagai berikut :

1. Merupakan Komitmen pimpinan puncak (top management)

2. Pengertian dari total yaitu terpadu yang berarti manajemen yang diterapkan

melibatkan seluruh aparat lingkungan perusahaan

3. Apabila terjadi kekurangan atau kelemahan baik secara sengaja atau tidak sengaja

yang sangat berdampak pada menurunnya efesiensi dan efektifitas produksi, secara

serius hal ini harus di cermati dan ditangani secara tuntas serta segera dicari titik

permasalahannyadan dilakukan perbaikan yang berkelanjutan.

19 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), halaman  21920 A. Halim dkk. Manjeman Pesantren, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2005. Hal 89

9

Page 10: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

4. Ditetapkan aturan-aturan kesepakatan yang dijadikan sebagai kebajikan tertulis dan

merupakan alat atau tools dalam operasional sistem TQM.21

Manajemen Mutu Terpadu di lingkungan suatu organisasi non profit termasuk

pendidikan tidak mungkin diwujudkan jika tidak didukung dengan tersedianya sumber –

sumber untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil yang akan dicapai. Di lingkungan

organisasi yang kondisinya sehat, terdapat berbagai sumber kualitas yang dapat mendukung

pengimplementasian TQM secara maksimal. Menurut Hadari Nawawi, beberapa di antara

sumber – sumber kualitas tersebut adalah sebagai berikut22 :

1. Komitmen Pucuk Pimpinan (Kepala Sekolah) terhadap kualitas.

Komitmen ini sangat penting karena berpengaruh langsung pada setiap pembuatan

keputusan dan kebijakan, pemilihan dan pelaksanaan program dan proyek,

pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan kontrol. Tanpa komitmen ini tidak mungkin

diciptakan dan dikembangkan pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen yang

berorentasi pada kualitas produk dan pelayanan umum.

2. Sistem Informasi Manajemen

Sumber ini sangat penting karena usaha mengimplementasikan semua fungsi

manajemen yang berkualitas, sangat tergantung pada ketersediaan informasi dan data

yang akurat, cukup/lengkap dan terjamin kekiniannya sesuai dengan kebutuhan dalam

melaksanakan tugas pokok organiasi.

3. Sumberdaya manusia yang potensial

SDM di lingkungan sekolah sebagai aset bersifat kuantitatif dalam arti dapat dihitung

jumlahnya. Disamping itu SDM juga merupakan potensi yang berkewajiban

melaksanakan tugas pokok organisasi (sekolah) untuk mewujudkan eksistensinya.

Kualitas pelaksanaan tugas pokok sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh

SDM, baik yang telah diwujudkan dalam prestasi kerja maupun yang masih bersifat

potensial dan dapat dikembangkan.

4. Keterlibatan semua Fungsi

Semua fungsi dalam organisasi sebagai sumber kualitas, sama pentingnya satu dengan

yang lainnnya, yang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu

semua fungsi harus dilibatkan secara maksimal, sehingga saling menunjang satu

dengan yang lainnya.

5. Filsafat Perbaikan Kualitas secara Berkesinambungan21 Veithzal Rivai dan sylviana Murni, Education Management , Jakarta Rajawali Pres 2010. Hal 48122 Hadari Nawawi; Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta, 2005, halaman 138 – 141

10

Page 11: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

Sumber – sumber kualitas yang ada bersifat sangat mendasar, karena tergantung pada

kondisi pucuk pimpinan (kepala sekolah), yang selalu menghadapi kemungkinan

dipindahkan, atau dapat memohon untuk dipindahkan. Sehubungan dengan itu,

realiasi TQM tidak boleh digantungkan pada individu kepala sekolah sebagai sumber

kualitas, karena sikap dan perilaku individu terhadap kualitas dapat berbeda. Dengan

kata lain sumber kualitas ini harus ditransformasikan pada filsafat kualitas yang

berkesinambungan dalam merealisasikan TQM. 

B. Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Penetapan manajemen mutu pada lembaga pendidikan Islam dewasa ini merupakan

suatu keharusan, sehingga diharapkan satuan pendidikan Islam baik sekolah maupun

universitas diharapkan terus mampu bersaing dengan mengedepankan mutunya.

Untuk mengaplikasikan konsep TQM ke dalam pendidikan Islam, perlu kita meminjam

prinsip-prinsip pencapaian mutu Edward Deming, berikut ini, ialah uraian tentang penerapan

prinsip-prinsip tersebut ke dalam Pendidikan Islam.

Pertama, Untuk menjadi lembaga pendidikan Islam yang bermutu perlu kesadaran, niat

dan usaha yang sungguh-sungguh dari segenap unsur di dalamnya. Pengakuan orang lain

(siswa, sejawat dan masyarakat) bahwa pendidikan Islam adalah bermutu harus diraih.

Kedua, lembaga pendidikan Islam yang bermutu adalah yang secara keseluruhan

memberikan kepuasan kepada masyarakat pelanggannya, artinya harapan dan kebutuhan

pelanggan terpenuhi dengan jasa yang diberikan oleh lembaga tersebut. Kebutuhan pelanggan

adalah berkembangnya SDM yang bermutu dan tersedianya informasi, pengetahuan dan

teknologi yang bermanfaat, karya/produk lembaga pendidikan Islam tersebut. Bentuk

kepuasan pelanggan misalnya para lulusannya merasakan manfaat pendidikannya dalam

meniti karirnya di lapangan kerja. Selain itu di dalam pendidikan Islam tersebut terjadi proses

belajar-mengajar yang teratur dan lancar, guru-gurunya produktif, berperan aktif dalam

memajukan bangsa dan negara, dan lulusannya berperestasi cemerlang di masyarakat.

Ketiga, perhatian lembaga pendidikan selalu ditujukan pada kebutuhan dan harapan

para pelanggan: siswa, masyarakat, industri, pemerintahan dan lainnya, sehingga mereka puas

karenanya.

Keempat, dalam lembaga pendidikan Islam yang bermutu tumbuh dan berkembang

kerjasama yang baik antar sesama unsur didalamnya untuk mencapai mutu yang ditetapkan.

Sebagai contoh kelompok pengajar bekerjasama menyusun startegi pembelajaran siswa

11

Page 12: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

secara efektif dan efisien. Jika hanya satu atau dua saja guru yang mengajar secara baik

tidaklah cukup, karena tidak akan menjamin terjadinya mutu siswa yang baik. Untuk itu,

maka harus semua guru menjadi pengajar yang baik. Sebaliknya, jika gurunya menjadi

pengajar yang baik, maka siswanya haruslah ingin belajar secara efektif. Proses belajar

mengajar tidak dapat dikatakan efektif dan efisien jika hanya sepihak, gurunya saja atau

siswanya saja yang baik. Interaksi yang baik antar sesama unsur dalam pendidikan Islam

harus terjalin secara intensif, agar pencapaian mutu dapat berhasil sesuai harapan. Dalam

upaya menggiatkan kerjasama antar unsur dalam pendidikan Islam tersebt perlu dibentuk

“tim perbaikan mutu” yang diberi kewenangan untuk mencari upaya agar mutu pendidikan

Islam lebih baik. Untuk ini pelatihan kepada tim terutama tentang cara-cara bekerjasama

yang efektif dan efisisen dalam tim sangat diperlukan.

Kelima, diperlukan pimpinan yang mampu memotivasi, mengarahkan, dan

mempermudah serta mempercepat proses perbaikan mutu. Pimpinan lembaga (kepala

sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah, hingga kepala bagian-bagian terkait) bertugas

sebagai motivator dan fasilitator bagi orang-orang yang bekerja dibawah pengawasannya

untuk mencapai mutu. Setiap atasan adalah pemimpin, sehingga ia haruslah memiliki

kepemimpinan. Kepemimpinan haruslah yang membuat orang kemudian merasa lebih

berdaya, sehingga yang dipimpin mampu melaksanakan tugas pekerjaannya lebih baik dan

hasil yang lebih baik pula.

Keenam, semua karya lembaga pendidikan Islam (pengajaran, penelitian, pengabdian,

administrasi dll.) selalu diorientasikan pada mutu, karena setiap unsur yang ada didalamnya

telah berkomitmen kuat pada mutu. Akibat dari orientasi ini, maka semua karya yang tidak

bermutu ditolak atau dihindari.

Ketujuh, Ada upaya perbaikan mutu lembaga pendidikan secara berkelanjutan. Untuk

ini standar mutu yang ditetapkan sebelumnya selalu dievaluasi dan diperbaiki sedikit demi

sedikit sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Kedelapan, segala keputusan untuk perbaikan mutu pelayanan pendidikan/pengajaran

selalau didasarkan data dan fakta untuk menghindari adanya kelemahan dan keraguan dalam

pelaksananannya.

Kesembilan, penyajian data dan fakta dapat ditunjang dengan berbagai alat dan teknik

untuk perbaikan mutu yang bisa dianalisis dan disimpulkan, sehingga tidak menyesatkan.

Kesepuluh, hendaknya pekerjaan di lembaga pendidikan jangan dilihat sebagai

pekerjaan rutin yang sama saja dari waktu ke waktu, karena bisa membosankan. Setiap

kegiatan di lembaga tersebut harus direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat, serta

12

Page 13: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

hasilnya dievaluasi dan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan. Hendaknya tercipta

kondisi pada setiap yang bekerja dilembaga tersebut untuk bersedia belajar sambil bekerja,

dan sedapat mungkin diprogramkan baik belajar tentang materi, metode , prosedur dan lain-

lain.

Kesebelas, dari waktu ke waktu prosedur kerja yang digunakan di lembaga pendidikan

Islam perlu ditinjau apakah mendatangkan hasil yang diharapkan. Jika tidak maka prosedur

tersebut perlu diubah dengan yang lebih baik.

Keduabelas, Perlunya pengakuan dan penghargaan bagi yang telah berusaha

memperbaiki mutu kerja dan hasilnya. Para guru dan karyawan administrasi mencoba cara-

cara kerja baru dan jika mereka berhasil diberikan pengakuan dan penghargaan.

Ketigabelas, Perbaikan prosedur antar fungsi di lembaga pendidikan Islam sebagai

bentuk kerjasama harus dijalin hubungan saling membutuhkan satu sama lain. Tidak ada

yang lebih penting satu unsur dari unsur yang lain dalam mencapai mutu pendidikan Islam.

Misalnya, tenaga administrasi sama pentingnya dengan tenaga pengajar, dan sebaliknya.

Keempatbelas, tradisikan pertemuan antar pengajar dan siswa untuk mereview proses

belajar-mengajar dalam rangka memperbaiki pengajaran yang bemutu. Pertemuan dengan

orangtua siswa, pertemuan dengan tokoh masyarakat, dengan alumni, pemerintah daerah,

pengusaha dan donatur lembaga pendidikan Islam dapat dilakukan oleh penyelenggara

lembaga pendidikan Islam. Pendek kata, hendaknya semua unsur yang berkepentingan

dengan lembaga pendidikan Islam dapat berpartisipasi ikut mengembangkan pendidikan

Islam mencapai mutu yang baik23.

Mendasarkan hal-hal di atas, tampak bahwa sebenarnya mutu pendidikan Islam

adalah merupakan akumulasi dari cerminan semua mutu jasa pelayanan yang ada di lembaga

pendidikan Islam yang diterima oleh para pelanggannya. Layanan pendidikan Islam adalah

suatu proses yang panjang, dan kegiatannya yang satu dipengaruhi oleh kegiatannya yang

lain. Bila semua kegiatan dilakukan dengan baik, maka hasil akhir layanan pendidikan

tersebut akan mencapai hasil yang baik, berupa “mutu terpadu.”

BAB III

KESIMPULAN

23 http://mujtahid-komunitaspendidikan.blogspot.com/2010/02/tqm-dalam-pendidikan-islam.html di akses 3 april 2014.

13

Page 14: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

Quality (Mutu) dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai

oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu baik dalam bidang akademik atau dalam

bidang non akademik.

Total Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu) merupakan suatu pendekatan

yang berorientasi pada peningkatan mutu produk yang dihasilkan oleh sebuah lembaga,

organisasi untuk kepuasan pelanggan dan untuk mengatasi lingkungan yang terus berubah.

sehingga harus ada perbaikan terus menerus yang dilakukan oleh lembaga.

Aplikasi TQM dalam lembaga pendidikan Islam dapat mengarahkan pada keutuhan,

baik keutuhan dari fokus pelanggan, pengembangan proses, dan pelibatan semua elemen

seperti kepala sekolah/madrasah, guru, pegawai, dan suplier perlu diperhatikan dengan terus

berorientasi pada kualitas.

DaFtar Pustaka

Veithzal Rivai dan sylviana Murni, Education Management , Jakarta Rajawali Pres 2010.

14

Page 15: Aplikasi TQM Pada Lembaga Pendidikan Islam

Zaenal Arifin Kelas C Pascasarjana PTIQ Jakarta Angkatan 2013/2014

Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam transformasi menuju

Sekolah/Madrasah Unggul, Malang : UIN Maliki Press. 2010

A. Halim dkk. Manjeman Pesantren, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2005

Nana Syaodih dkk. Pengendalian mutu Pendidikakn Sekolah Menengah, Bandung : PT

Refika Aditama, 2010

Sumber Internet :

Mujahid, http://mujtahid-komunitaspendidikan.blogspot.com/2010/02/tqm-dalam-pendidikan-

islam.html

Drs. H. Munadi S. Ali, M.M.Pd, Implementasi Total Quality Management Dan Total Quality

Assurance Di Sekolah Dan Madrasah.

http://pengawas-hsu.blogspot.com/2012/04/implementasi-total-quality-

management.html

15