14
LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BUGIS DAN BAHASA TORAJA (Lexicostatistic of Bugis Language and Toraja Language) oleh/by Dewi Mayangsari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Jalan Sosio Humaniora Bulaksumur, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 Pos-el: [email protected] *) Diterima: 2020 Disetujui: 2020 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menunjukkan waktu pisah dari bahasa proto antara bahasa Bugis dan bahasa Toraja. Pengumpulan data dilakukan dengan metode padan referensial. Analisis data dilakukan dengan metode leksikostatistik. Adapun metode penyajian hasil menggunakan metode informal dan formal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa Bugis dan bahasa Toraja memiliki persentase 53% kekerabatan. Berdasarkan perhitungan leksikostatistik, dari 200 kosakata dasar Swadesh pada bahasa Bugis dan bahasa Toraja, ditemukan 101 kosakata kerabat dan 90 nonkerabat. Simpulan penelitian ini adalah bahwa bahasa Bugis dan bahasa Toraja berkerabat serta termasuk dalam tingkatan keluarga bahasa. Kata kunci: bahasa Bugis, bahasa Toraja, leksikostatistik ABSTRACT This study aims to investigates the presumed time of language separation of proto languages, namely Bugis and Toraja languages. The methods applied in this study covers both data collecting method, namely a referential equivalent method, and data analysing method, namely a lexicostatistic method. Moreover, the results of the analysis are presented in both formal and informal methods. The study reveals that Bugis and Toraja languages have a 53% of kinship percentage. Based on lexicostatistic calculations, from 200 Swadesh basic vocabularies in Bugis and Toraja languages there were found 101 relatives and 90 non-relatives. The conclusions of this study are that Bugis and Toraja languages are related and belong to the language family level. Keywords: Bugis language, Toraja language, lexicostatistics PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki bahasa yang cukup beragam. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda pula. Setiap bahasa secara signifikan dalam beberapa periode bahasa mengalami perubahan sejalan dengan perpindahan penutur bahasa. Bahasa-bahasa yang ada di Indonesia tentu memiliki rumpun bahasa. Menurut S.J. Esser (dalam Saidi, 1994: 1516), bahasa yang ada

LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BUGIS DAN BAHASA TORAJA

  • Upload
    others

  • View
    40

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BUGIS

DAN BAHASA TORAJA

(Lexicostatistic of Bugis Language and Toraja Language)

oleh/by

Dewi Mayangsari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada

Jalan Sosio Humaniora Bulaksumur, Kabupaten Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Pos-el: [email protected]

*) Diterima: 2020 Disetujui: 2020

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menunjukkan waktu pisah dari bahasa proto antara bahasa Bugis

dan bahasa Toraja. Pengumpulan data dilakukan dengan metode padan referensial.

Analisis data dilakukan dengan metode leksikostatistik. Adapun metode penyajian hasil

menggunakan metode informal dan formal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

bahasa Bugis dan bahasa Toraja memiliki persentase 53% kekerabatan. Berdasarkan

perhitungan leksikostatistik, dari 200 kosakata dasar Swadesh pada bahasa Bugis dan

bahasa Toraja, ditemukan 101 kosakata kerabat dan 90 nonkerabat. Simpulan penelitian

ini adalah bahwa bahasa Bugis dan bahasa Toraja berkerabat serta termasuk dalam

tingkatan keluarga bahasa.

Kata kunci: bahasa Bugis, bahasa Toraja, leksikostatistik

ABSTRACT

This study aims to investigates the presumed time of language separation of proto

languages, namely Bugis and Toraja languages. The methods applied in this study covers

both data collecting method, namely a referential equivalent method, and data analysing

method, namely a lexicostatistic method. Moreover, the results of the analysis are

presented in both formal and informal methods. The study reveals that Bugis and Toraja

languages have a 53% of kinship percentage. Based on lexicostatistic calculations, from

200 Swadesh basic vocabularies in Bugis and Toraja languages there were found 101

relatives and 90 non-relatives. The conclusions of this study are that Bugis and Toraja

languages are related and belong to the language family level.

Keywords: Bugis language, Toraja language, lexicostatistics

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang

memiliki bahasa yang cukup

beragam. Oleh karena itu, tidak

mengherankan jika setiap daerah

memiliki bahasa yang berbeda pula.

Setiap bahasa secara signifikan dalam

beberapa periode bahasa mengalami

perubahan sejalan dengan

perpindahan penutur bahasa.

Bahasa-bahasa yang ada di

Indonesia tentu memiliki rumpun

bahasa. Menurut S.J. Esser (dalam

Saidi, 1994: 15–16), bahasa yang ada

Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96

84

di Indonesia dikelompokkan menjadi

tujuh belas kelompok bahasa yang

terdiri atas kelompok Sumatera, Jawa,

Dayak atau Kalimantan, Bali-Sasak,

Filipina, Gorontalo, Tomini, Toraja,

Loinang, Bungku Laki, Sulawesi

Selatan, Muna-Butung, Bima-Sumba,

Ambon Timur, Sula-Bacan,

Halmahera Selatan-Irian Barat, dan

Melanesia.

Bahasa yang dikaji dalam

penelitian ini adalah bahasa Bugis dan

bahasa Toraja. Keduanya termasuk

dalam rumpun Austronesia, yakni

bahasa-bahasa Hesperonesia (Keraf,

1984: 205). Kedua bahasa tersebut

secara geografis berada di wilayah

yang berdekatan. Pertama, bahasa

Bugis digunakan oleh masyarakat

Kabupaten Maros, Kabupaten

Pangkep, Kabupaten Barru, Kota

Pare-Pare, Kabupaten Pinrang,

Kabupaten Enrekang, Kabupaten

Luwu, Kabupaten Sidenreng

Rappang, Kabupaten Soppeng,

Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone,

Kabupaten Sinjai, Kabupaten

Bulukumba, dan Kabupaten Bantaeng

Provinsi Sulawesi Selatan. Kedua,

bahasa Toraja digunakan oleh

masyarakat Kabupaten Tana Toraja

dan Kabupaten Toraja Utara Provinsi

Sulawesi Selatan.

Penelitian ini menggunakan tiga

macam metode, yaitu metode

pengumpulan data, metode analisis

data, dan metode penyajian data.

Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah metode padan

referensial dengan alat penentunya

adalah kenyataan yang ditunjuk oleh

bahasa atau referent bahasa. Sumber

data diperoleh dari data sekunder,

yakni studi pustaka melalui kamus

bahasa Bugis dan kamus bahasa

Toraja. Kosakata yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 200

kosakata dasar Swadesh. Metode

analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah metode

leksikostatistik, yaitu suatu teknik

pengelompokan bahasa yang

cenderung mengutamakan

peneropongan kata-kata secara

statistik, kemudian menetapkan

pengelompokan tersebut berdasarkan

persentase kesamaan dan perbedaan

suatu bahasa dengan bahasa lain.

Selanjutnya, metode penyajian hasil

analisis yang digunakan adalah

metode penyajian informal dan

formal. Metode informal adalah

penyajian hasil analisis yang

dirumuskan dengan kata-kata biasa,

sedangkan metode formal adalah

penyajian hasil analisis yang

dirumuskan dengan tanda dan

lambang-lambang.

Penelitian mengenai perhitungan

leksikostatistik yang membandingkan

secara langsung bahasa Bugis dan

bahasa Toraja belum ada. Akan tetapi,

penelitian yang relevan terkait bahasa

Bugis dan bahasa Toraja sudah ada.

Pertama, Sholihah (2015) meneliti

―Korespondensi Fonemis Bahasa

Melayu Makassar, Bahasa Mandar,

dan Bahasa Bugis‖. Hasil analisisnya

menunjukkan bahwa ditemukan

korespondensi fonemis berupa /ə~a/,

/a~ə/, /u~ɔ/, dan /b~w/. Selain itu,

bahasa Melayu Makassar lebih dekat

kekerabatannya dengan bahasa

Mandar daripada dengan bahasa

Bugis. Kedua, Mayangsari (2016)

meneliti ―Korespondensi Fonemis

Bahasa Bugis, Bahasa Muna, Bahasa

Toraja, dan Bahasa Wolio‖.

Penelitian ini menggunakan metode

perbandingan klasik. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa bahasa Bugis,

bahasa Muna, bahasa Toraja, dan

Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)

85

bahasa Wolio memperlihatkan

korespondensi fonemis yang muncul

secara teratur. Formula korespondensi

dalam bahasa Bugis, bahasa Muna,

bahasa Toraja, dan Bahasa Wolio

adalah /əa/, /aə/, /kø/, /øk/,

/bw/, /jɖ/, /ŋø/, dan /nŋø/.

Ketiga, Auliani (2018) meneliti

―Leksikostatistik bahasa Gorontalo,

Bugis, Sumbawa, dan Bima‖. Hasil

analisis penelitian tersebut

menunjukkan bahwa bahasa Bugis

dan bahasa Sumbawa merupakan

pasangan bahasa tertua. Berdasarkan

penelitian-penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya, menunjukkan

penelitian ini sebagai penelitian yang

bersifat lanjutan yang baru. Dengan

demikian, penelitian ini penting

dilakukan untuk menentukan waktu

pisah antara bahasa Bugis dan bahasa

Toraja.

Masalah yang akan dikupas

dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

(1) Bagaimanakah hubungan

kekerabatan bahasa Bugis dan

bahasa Toraja berdasarkan

perhitungan leksikostatistik?

(2) Kapan bahasa Bugis dan bahasa

Toraja berpisah dengan bahasa

induknya?

Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan hubungan

kekerabatan bahasa Bugis dan bahasa

Toraja berdasarkan perhitungan

leksikostatistik. Adapun manfaat

penelitian ini adalah menambah

khasanah pustaka mengenai

leksikostatistik bahasa Bugis dan

bahasa Toraja serta menjadi landasan

bagi penelitian selanjutnya yang akan

meneliti bahasa Bugis maupun bahasa

Toraja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahasa-bahasa yang dibandingkan

dalam tulisan ini adalah bahasa Bugis

dan bahasa Toraja. Berikut akan

dipaparkan hubungan kekerabatan

pasangan kedua bahasa tersebut.

Kekerabatan Bahasa Bugis dan

Bahasa Toraja

Penelusuran kekerabatan bahasa

Bugis dan bahasa Toraja dapat

diawali dengan melihat jumlah

kosakata yang memiliki kemiripan

bentuk-makna. Berikut adalah

perbandingan kosakata dalam bahasa

Bugis dan bahasa Toraja yang

menunjukkan bentuk-bentuk kognat.

Tabel 1

Perbandingan Kosakata Bahasa Bugis dan Bahasa Toraja

No. Swadesh Gloss PAN Bugis Toraja

1 ash abu *abu’1 awu au

2 water air *wayə wai wai

3 child anak *'anak1 anak anak

4 wind angin *aŋin1 aŋiŋ aŋin

5 dog anjing *asu32

asu asu

6 what apa *apa1 aga apa

7 fire api *api45

api api

Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96

86

8 smoke asap *- rumpu rambu

9 father ayah *ama ambok ambek

10 burn bakar *tunu10

tunu tunu

11 turn round balik *(bB)alik31

wali balik

12 new baru *bayu1 baru baru

13 stone batu *batu14

watu batu

14 seed benih *bənih1 wine banne

15 brave berani *(bB)aRani31

warani barani

16 star bintang *bintaN bintaŋ bintoen

17 fruit buah *bu’ah1 bua buah

18 moon bulan *bulan1 uleŋ bulan

19 feather bulu *bulu27

bulu bulu

20 flower bunga *buŋa24

wuŋa buŋa

21 bird burung *buluŋ buruŋ buruŋ

22 wash cuci *baseq bissa basei

23 meet daging *- juku dukuk

24 blood darah *RaRa57

dara rara

25 leaf daun *daʔun raun daun

26 dust debu *'abuk auu abuabu

27 eight delapan *kwalu arua karua

28 at di *di1 di di

29 push away dorong *suruŋ24

soroŋ soroŋ

30 two dua *dua41

dua duaŋ

31 tail ekor *ikuy10

ikko ikko'

32 four empat *epat4 əppa a'pa'

33 you engkau *i-koe52

igik iko

34 dig gali *kali10

kali kali

35 fat gemuk, lemak *gəmuk gamok gommok

36 tooth gigi *(n)isi32

isi isi

37 rub gosok *gusuk gosok gɔssok

38 mountain gunung *- bullu buntu

39 liver hati *hatay ate ate

40 live hidup *hudip1 tuo tuo

41 green hijau *- ijɔ maido

42 black hitam *- malotoŋ malotoŋ

Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)

87

43 he/she ia *iya10

iye iyo

44 mother ibu *in[d]u’ indɔk indɔk

45 fish ikan *balav bale bale

46 this ini *Ɂini yae iate

47 wife isteri *binay baibe baine

48 far jauh *- mabela mambela

49 mist kabut *- salauk salebu

50 you kamu *i-koe52

ikɔ ikɔ

51 right kanan *wanan2 kanaŋ kanan

52 saying kata (ber) *- ada ma’kada

53 head kepala *ulu ulu ulu

54 dry kering *- marekko mareŋko

55 left kiri *wiri37

kiri kairi

56 fingernail kuku *kanuhkuh38

kanuku kanuku

57 skin kulit *kulit1 uli kulik

58 yellow kuning *- ridi mariri

59 louse kutu *kutu utu kutu

60 flies lalat *lalək lalək lalik

61 sky langit *laŋit1 laŋi laŋik

62 sea laut *tasik14

tasik tasik

63 wide lebar *- lebbak lebak

64 man lelaki *- urane muane

65 tongue lidah *lila41

lila lila

66 five lima *lima3 lima lima

67 knee lutut *- quttu guntuk

68 eye mata *mata11

mata mata

69 dead mati *mate45

mate mate

70 vomit muntah *lua45

tallua tilua

71 name nama *saŋay38

aseŋ saŋa

72 man orang *tau36

tau tau

73 bitter pahit *pahit1 pait paik

74 use pakai *pake pake pake

75 sand pasir *kesik2 kassi kassik

76 squeeze peras *- pərra parra

77 think pikir *pikir pikkirik pikkirik

Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96

88

78 cut potong *- teppa ta’ba

79 white putih *putih45

pute pute

80 hairy rambut *bulu3 wilua beluak

81 grass rumput *rumput2 aru riu

82 wrong salah *t'alah salah sala

83 feathers sayap *pan(i) 45

panni panik

84 little sedikit *(n)dikit4 ce’de sidi’

85 narrow sempit *tɁǝmpit macipi’ sippik

86 know tahu *tahu’1 iseŋ issan

87 year tahun *tahun1 tauŋ taun

88 sharp tajam *- tarəŋ mataraŋ

89 fear takut *[t]akut1 tauk matakuk

90 land tanah *tanah tanah tana

91 horn tanduk *tanduk2 tanruk tanduk

92 hand tangan *lima10

lima lima

93 egg telur *[t]əlu1 ittəllɔ tallɔk

94 laugh tertawa *tawa11

micawa metawa

95 negative tidak *ta41

dek tae’

96 three tiga *təlu’1 təllu tallu

97 thin tipis *tipit’ nipik nipik

98 stick tongkat *təkən1 təkkəŋ təkkən

99 old tua *tua32

tɔa matua

100 bone tulang *bukei buku buku

101 snake ular *'ula1 ula ulak

Berdasarkan temuan kata-kata

kognat dari bahasa Bugis dan bahasa

Toraja di atas ditemukan 101 kata

kerabat dari 200 kosakata dasar

Swadesh. Sebelumnya, kata-kata

kognat tersebut sudah dihitung dari

pengurangan gloss yang tidak

diperhitungkan. Pada jumlah gloss

yang tidak diperhitungkan, ditemukan

sembilan kata, yaitu alir (me), apung

(me), beberapa, berenang, buru (ber),

diri (ber), kelahi (ber), matahari, dan

tikam (me). Dari 101 data yang

diasumsikan memiliki kemiripan

bentuk dan makna tersebut,

selanjutnya akan ditentukan

penetapan kata kerabatnya. Penentuan

kata kerabat dengan mendaftar

pasangan identik, pasangan yang

memiliki korespondensi fonemis,

kemiripan secara fonetis, satu fonem

berbeda, dan bentuk mirip.

Pasangan Identik

Pasangan kata yang identik adalah

pasangan kata yang semua fonemnya

Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)

89

sama betul (Keraf, 1984: 128). Pada

pasangan identik yang terdapat dalam

bahasa Bugis dan Toraja, ditemukan

32 data, seperti tampak pada tabel

berikut.

Tabel 2

Pasangan Identik

No. Swadesh Gloss PAN Bugis Toraja

1 water air *wayə wai wai

2 child anak *'anak1 anak anak

3 wind anjing *asu32

asu asu

4 fire api *api45

api api

5 burn bakar *tunu10

tunu tunu

6 new baru *bayu1 baru baru

7 feather bulu *bulu27

bulu bulu

8 bird burung *buluŋ buruŋ buruŋ

9 at di *di1 di di

10 push away dorong *suruŋ24

soroŋ soroŋ

11 dig gali *kali10

kali kali

12 tooth gigi *(n)isi32

isi isi

13 liver hati *hatay ate ate

14 live hidup *- tuo tuo

15 black hitam *- malotoŋ malotoŋ

16 mother ibu *in[d]u’ indɔk indɔk

17 fish ikan *balav bale bale

18 you kamu *i-koe52

ikɔ ikɔ

19 head kepala *ulu ulu ulu

20 fingernail kuku *kanuhkuh38

kanuku kanuku

21 sea laut *tasik14

tasik tasik

22 tongue lidah *lila41

lila lila

23 five lima *lima3 lima lima

24 eye mata *mata11

mata mata

25 die mati *mate45

mate mate

26 man orang *tau36

tau tau

27 use pakai *pake pake pake

28 think pikir *pikir pikkirik pikkirik

29 white putih *putih45

pute pute

30 hand tangan *lima10

lima lima

Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96

90

31 thin tipis *tipit’ nipik nipik

32 bone tulang *bukei buku buku

Pasangan Korespondensi Fonemis

Bila perubahan fonemis antara kedua

bahasa itu terjadi secara timbal-balik

dan teratur serta tinggi frekuensinya,

bentuk yang berimbang antara kedua

bahasa tersebut dianggap berkerabat

(Keraf, 1984: 129). Berdasarkan

uraian di atas, untuk korespondensi

fonemis antara bahasa Bugis dan

bahasa Toraja, ditemukan 30 data

sebagai berikut.

Tabel 3

Korespondensi Fonemis

No. Swadesh Gloss PAN Bugis Toraja Korespondensi

1 wind angin *aŋin1 aŋiŋ aŋin ŋ~n

2 star bintang *bintaN bintaŋ bintoen ŋ~n

3 moon bulan *bulan1 uleŋ bulan ŋ~n

4 right kanan *wanan2 kanaŋ kanan ŋ~n

5 know tahu *tahu’1 iseŋ issan ŋ~n

6 year tahun *tahun1 tauŋ taun ŋ~n

7 stick tongkat *təkən1 təkkəŋ təkkən ŋ~n

8 smoke asap *- rumpu rambu p~b

9 cut potong *- teppa ta’ba p~b

10 turn round balik *(bB)alik31

wali balik w~b

11 stone batu *batu14

watu batu w~b

12 seed benih *bənih1 wine banne w~b

13 brave berani *(bB)aRani31

warani barani w~b

14 flower bunga *buŋa24

wuŋa buŋa w~b

15 hairy rambut *bulu3 wilua beluak w~b

16 wrong salah *t'alah salah sala h~ø

17 land tanah *tanah tanah tana h~ø

18 leaf daun *daʔun raun daun r~d

19 horn tanduk *tanduk2 tanruk tanduk r~d

20 skin kulit *kulit1 uli kulik ø~k

21 louse kutu *kutu utu kutu ø~k

22 sky langit *laŋit1 laŋi laŋik ø~k

23 knee lutut *- quttu guntuk ø~k

24 sand pasir *kesik2 kassi kassik ø~k

25 snake ular *'ula1 ula ulak ø~k

Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)

91

26 four empat *epat4 əppa a'pa' ə~a

27 squeeze peras *- pərra parra ə~a

28 sharp tajam *tadɁǝm tarəŋ mataraŋ ə~a

29 egg telur *[t]əlu1 ittəllɔ tallɔk ə~a

30 three tiga *təlu’1 təllu tallu ə~a

Korespondensi /ŋ~n/ terjadi

secara konsisten pada akhir suku kata

ultima. Dengan demikian, dapat

dikaidahkan bahwa semua fonem /ŋ/

pada BB di akhir suku kata ultima

akan berkorespondensi dengan fonem

/n/ pada BT.

Korespondensi /p~b/ terjadi

apabila muncul fonem /p/ dalam

bahasa Bugis, yang kemudian

direfleksikan menjadi fonem /b/

dalam bahasa Toraja pada awal suku

ultima.

Korespondensi /w~b/ terjadi

apabila muncul fonem /w/ dalam

bahasa Bugis, yang kemudian

direfleksikan menjadi fonem /b/

dalam bahasa Toraja pada awal suku

kata penultima.

Korespondensi /h~ø/ terjadi

apabila muncul fonem /h/ dalam

bahasa Bugis, yang kemudian

direfleksikan menjadi fonem /ø/

dalam bahasa Toraja pada akhir suku

kata ultima.

Korespondensi /r~d/ terjadi

apabila muncul fonem /r/ dalam

bahasa Bugis, yang kemudian

direfleksikan menjadi fonem /d/

dalam bahasa Toraja pada awal suku

kata penultima dan akhir suku kata

ultima.

Korespondensi /ø~k/ terjadi

apabila muncul fonem /ø/ dalam

bahasa Bugis, yang kemudian

direfleksikan menjadi fonem /k/

dalam bahasa Toraja pada awal suku

kata penultima dan ultima.

Korespondensi /ə~a/ terjadi

apabila muncul fonem /ə/ dalam

bahasa Bugis, yang kemudian

direfleksikan menjadi fonem /a/

dalam bahasa Toraja pada posisi

penultima dan ultima.

Kemiripan secara Fonetis

Bila tidak dapat dibuktikan bahwa

sebuah pasangan kata dalam kedua

bahasa itu mengandung

korespondensi fonemis, tetapi

pasangan kata itu ternyata

mengandung kemiripan secara fonetis

dalam posisi artikulatoris yang sama,

pasangan itu dapat dianggap

berkerabat (Keraf, 1984: 129). Hasil

analisis antara bahasa Bugis dan

bahasa Toraja tidak ditemukan.

Satu Fonem Berbeda

Satu fonem berbeda terjadi apabila

dalam satu pasangan kata terdapat

perbedaan satu fonem. Namun, dapat

dijelaskan bahwa perbedaan itu

terjadi karena pengaruh lingkungan

yang dimasukinya. Sementara itu,

dalam bahasa lain pengaruh

lingkungan itu tidak mengubah

fonemnya sehingga pasangan itu

ditetapkan sebagai kata kerabat

(Keraf, 1984: 129). Hasil analisis

antara bahasa Bugis dan bahasa

Toraja tidak ditemukan.

Pasangan Bentuk Mirip

Bentuk mirip adalah gloss yang

mengalami perubahan secara teratur

Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96

92

pada daerah bunyi yang sama

segmen, tidak sama alofon, tetapi

tetap mengacu pada PAN sehingga

dapat dijelaskan melalui gejala

bahasa. Hasil analisis tampak pada

tabel berikut.

Tabel 4

Bentuk Mirip BB-BT

No. Swadesh Gloss PAN Bugis Toraja

1 ash abu *abu’1 awu au

2 what apa *apa1 aga apa

3 father ayah *ama ambok ambek

4 fruit buah *bu’ah1 bua buah

5 wash cuci *baseq bissa basei

6 meet daging *- juku dukuk

7 blood darah *RaRa57

dara rara

8 dust debu *'abuk auu abuabu

9 eight delapan *kwalu arua karua

10 two dua *dua41

dua duaŋ

11 tail ekor *ikuy10

ikko ikko'

12 you engkau *i-koe52

igik iko

13 fat gemuk, lemak *gəmuk gamok gommok

14 rub gosok *gusuk gɔssok gosok

15 mountain gunung *- bullu buntu

16 green hijau *hid'av1 ijɔ maido

17 he/she ia *iya10

iye iyo

18 this ini *Ɂini yae iate

19 wife isteri *binay baibe baine

20 far jauh *- mabela mambela

21 mist kabut *- salauk salebu

22 saying kata (ber) *- ada ma’kada

23 dry kering *- marekko mareŋko

24 left kiri *wiri37

kiri kairi

25 yellow kuning *- ridi mariri

26 flies lalat *lalək lalək lalik

Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)

93

27 wide lebar *- lebbak lebak

28 man lelaki *- urane muane

29 vomit muntah *lua45

tallua tilua

30 name nama *saŋay38

aseŋ saŋa

31 bitter pahit *pahit1 pait paik

32 grass rumput *rumput2 aru riu

33 feathers sayap *pan(i) 45

panni panik

34 little sedikit *(n)dikit4 ce’de sidi’

35 narrow sempit *tɁǝmpit macipi’ sippik

36 fear takut *[t]akut1 tauk matakuk

37 laugh tertawa *tawa11

micawa metawa

38 negative tidak *ta41

dek tae’

39 old tua *tua32

tɔa matua

Berdasakan analisis penetapan

kata kerabat pada BB dan BT di atas,

dapat dilihat hasil klasifikasi kerabat

bahasa Bugis dan bahasa Toraja pada

tabel di bawah ini.

Tabel 5

Hasil Klasifikasi BB-BT

Nama Data Jumlah Data

Vb 200

Gloss yang tidak diperhitungkan (m) 9

Vd = Vb – m 200 – 9 = 191

Kosakata nonkerabat 90

Vt = Vd – Kosakata nonkerabat 191 – 90 = 101

1) Pasangan Identik 32

2) Pasangan Korespondensi Fonemis 30

3) Kemiripan Secara Fonetis 0

4) Satu Fonem Berbeda 0

5) Pasangan Bentuk Mirip 39

Penghitungan Waktu Pisah Bahasa

Bugis dan Bahasa Toraja

Berdasarkan data klasifikasi kata

kerabat antara bahasa Bugis dan

bahasa Toraja, dapat dihitung waktu

pisah dengan menggunakan rumus

sebagai berikut.

W = log

2log

C

r

Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96

94

Keterangan:

W = waktu pisah dalam ribuan

tahun

r = retensi dalam 1.000 tahun

C = persentase kekerabatan

log = logaritma

2 = pembagian waktu pisah bahasa

Dengan Vt = jumlah kosakata

kerabat dan Vd = jumlah gloss yang

diperhitungkan, nilai persentase

kekerabatan (C) diperoleh dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

C = 100%t

d

V

V

Dengan Vt = 101 dan nilai Vd = 191,

diperoleh persentase kekerabatannya

adalah

C = 101

100%191

= 0,528 × 100%

= 53%

Setelah nilai persentase

kekerabatannya diketahui, dapat

dihitung waktu pisah kedua bahasa

tersebut. Dalam hal ini, nilai

retensinya adalah r = 80,5%,

didesimalkan menjadi 0,805.

Besarnya persentase kekerabatannya

adalah C = 53%, didesimalkan

menjadi 0,53.

Dengan demikian, waktu pisah

kedua bahasa tersebut adalah

W = log

2log

C

r

= log 0,53

2 log 0,805

= 0,275

2 ( 0,094)

= 0,275

0,188

= 1,462 (dikalikan 1.000)

= 1.462

Jadi, waktu pisah awal antara

bahasa Bugis dan bahasa Toraja

adalah 1.462 tahun yang lalu. Dengan

kata lain, perhitungan waktu pisah

awal bahasa Bugis dan bahasa Toraja

dapat diperhitungkan sebagai berikut.

a. Bahasa Bugis dan bahasa Toraja

diperkirakan merupakan bahasa

tunggal sekitar 1.462 tahun yang

lalu.

b. Bahasa Bugis dan bahasa Toraja

diperkirakan mulai berpisah dari

bahasa induknya kira-kira pada

tahun 558 Masehi (dihitung dari

tahun 2020).

Penghitungan Jangka Kesalahan

Untuk menghitung jangka kesalahan

biasanya dipergunakan kesalahan

standar, yaitu 70% dari kebenaran

yang diperkirakan (Keraf, 1984: 132).

Kesalahan standar diperhitungkan

dengan rumus berikut.

S = (1 )C C

n

Keterangan:

S = kesalahan standar dalam

persentase kekerabatan

C = persentase kekerabatan

n = jumlah kosakata yang

diperbandingkan

Dengan nilai C = 0,53 dan n = 191,

diperoleh

S = 0,53 (1 0,53)

191

= 0,53 0,47

191

Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)

95

= 0,2491

191

= √

= 0,03605 (dibulatkan jadi 0,04)

Berdasarkan nilai kesalahan standar

tersebut, diperoleh

Cbaru = C + S

= 0,53 + 0,04

= 0,57

Wbaru = log

2log

baruC

r

= log 0,57

2 log 0,805

= 0,244

0,188

= 1,297 (dikalikan 1.000)

= 1.297

Dengan demikian, jangka

kesalahannya adalah:

W – Wbaru = 1.462 – 1.297

= 165 tahun.

Jadi, dengan memperhitungkan

nilai jangka kesalahan berdasarkan

perhitungan kesalahan standar (0,04

dari keadaan sebenarnya), umur atau

usia bahasa Bugis dan bahasa Toraja

dapat diperhitungkan sebagai berikut.

a. Bahasa Bugis dan Toraja

merupakan bahasa tunggal pada

1.462 ± 165 tahun yang lalu.

b. Bahasa Bugis dan Toraja

merupakan bahasa tunggal pada

1.627 - 1.297 tahun yang lalu.

c. Bahasa Bugis dan Toraja mulai

berpisah dari bahasa proto antara

393 - 723 Masehi (dihitung dari

tahun 2020).

Dari analisis data yang telah

dilakukan, bahasa Bugis dan bahasa

Toraja termasuk sebagai rumpun

bahasa (language family) sehingga

dapat digambarkan dengan pohon

kekerabatan di bawah ini.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dapat

diketahui bahwa bahasa Bugis dan

bahasa Toraja memiliki persentase

kekerabatan sebesar 53%.

Berdasarkan pertimbangan

leksikostatistik, dari 200 kosakata

Swadesh pada bahasa Bugis dan

bahasa Toraja yang diambil, 9 gloss

tidak diperhitungkan. Kemudian, dari

191 kosakata ditemukan 101 kosakata

kerabat dan 90 kosakata nonkerabat.

Selanjutnya, bahasa Bugis dan bahasa

Toraja merupakan bahasa tunggal

pada 1.627 - 1.297 tahun yang lalu.

Bahasa Bugis dan bahasa Toraja

mulai berpisah dari bahasa proto

antara 393 - 723 Masehi (dihitung

dari tahun 2020).

DAFTAR PUSTAKA

Auliani, Nur. 2018. Leksikostatistik

Bahasa Gorontalo, Bugis,

Sumbawa, dan Bima. Skripsi.

Universitas Diponegoro.

Crowley, Terry. 1987. An

Introduction to Historical

Linguistics. Papua New Guinea:

University of Papua New Guinea

Press.

Proto Austronesia

Bahasa Bugis Bahasa Toraja

Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96

96

Keraf, Gorys. 1984. Linguistik

Bandingan Historis. Jakarta: PT

Gramedia.

Mayangsari, Dewi. 2016.

Korespondensi Fonemis Bahasa

Bugis, Bahasa Muna, Bahasa

Toraja, dan Bahasa Wolio.

Skripsi. Universitas Diponegoro.

Said, Ide. 1977. Kamus Bahasa

Bugis-Indonesia. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa.

Saidi, Shaleh. 1994. Linguistik

Bandingan Nusantara. Flores:

Nusa Indah.

Sholihah, Rizki Amalia. 2015.

―Korespondensi Fonemis Bahasa

Melayu Makassar, Bahasa

Mandar, dan Bahasa Bugis‖.

Gramatika, Vol. 3, No. 1.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka

Teknik Analisis Bahasa.

Yogyakarta: Sanata Dharma

University Press.

Tammu dan Van Der Veen. 1972.

Kamus Toradja-Indonesia.

Makassar: Jajasan Perguruan

Kristen Toradja.

Wurn, S.A. dan B. Wilson. 1975.

English Finderlist of

Reconstructions in Austronesian

Language. Australia: The

Australian National University.

.