12

repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban

  • Upload
    ngocong

  • View
    242

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban
Page 2: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban
Page 3: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban
Page 4: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban
Page 5: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE DAN METODE PROGRESSIVE

RESISTANCE LEBIH BAIK DARI PADA KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

DAN METODE THE STEP TYPE APPROACH DALAM MENINGKATKAN DAYA

LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN TIM FUTSAL FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 1I Gede Adi Sudewa, 1 I Nyoman Adiputra, 1 Ni Wayan Tianing

1. Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali

ABSTRAK

Daya ledak merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan serta merupakan dasar

dalam setiap melakukan bentuk aktivitas, khususnya aktivitas olahraga. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui efektivitas kombinasi half squat exercise dengan metode progressive

resistance dan kombinasi half squat exercise dan the step type approach dalam meningkatkan daya

ledak otot tungkai Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan

penelitian yang digunakan adalah Pre Test and Post Test Two Group Design. Sampel dibagi

menjadi dua kelompok perlakuan yang terdiri dari kombinasi half squat exercise dengan metode

progressive resistance 9 sampel dan half squat exercise dengan metode the step type approach 9

sampel. Uji hipotesis dengan paired sample t-test didapatkan hasil pada kelompok 1 terjadi rata-

rata peningkatan dengan p=0,000 (p<0,05), sedangkan pada kelompok 2 terjadi rata-rata

peningkatan dengan p=0,001 (p<0,05). Uji statistik selanjutnya adalah uji perbedaan rerata

peningkatan nilai vertical jump test pada kelompok yang tidak berpasangan menggunakan

independent t-test yang menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada peningkatan nilai

vertical jump test antara kedua kelompok dengan hasil p=0,004(p<0,05).

Kata kunci: Half squat, exercise, metode progressive resistance, the step type approach, vertical

jump test, daya ledak, otot

THE COMBINATION OF HALF SQUAT EXERCISE AND PROGRESSIVE

RESISTANCE METHOD IS BETTER THAN THE COMBINATION OF HALF

SQUAT EXERCISE AND THE STEP TYPE APPROACH METHOD IN

IMPROVING THE POWER OF LEG MUSCLE OF TEAM FUTSAL PLAYERS IN

FACULTY OF MEDICINE UDAYANA UNIVERSITY

ABSTRACT

Explosive power is a combination of strength and speed and is the basis for any conduct

forms of activity, especially sports activities. The purpose of this study was to examine the

effectiveness of a combination of half squat exercise and progressive resistance methods and

combinations of half squat resistance exercise and the step type approach methods in improving

explosive power leg muscle. The method of this study is experimental study with the study design

used is Pre Test and Post Test Two Group Design. The samples were divided into two treatment

groups consisting of a combination of half squat exercise and progressive resistance method (9

samples) and combination of half squat exercise and the step type method approach (9 samples).

Test the hypothesis by paired sample t-test in Group 1 showed p = 0.000 (p<0,05) while in group 2

showed p = 0.001 (p<0,05). The next statistical test is the test of mean difference in value increase

vertical jump test on unpaired groups using independent t-test showed no significant difference in

the increase in value of vertical jump test between the two groups with the result p = 0.004 (p

<0.05).

Keywords: Half squat, exercise, progressive resistance method, the step type approach, vertical

jump test, explosive, muscle power

Page 6: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban

PENDAHULUAN

Olahraga merupakan suatu bentuk

aktivitas fisik menurut cara dan aturan

tertentu dengan tujuan meningkatkan

efisiensi fungsi tubuh yang hasil akhirnya

adalah meningkatkan kesegaran jasmani

dan berpengaruh pula pada peningkatan

prestasi pada cabang olahraga yang

diikuti1. Dalam pelaksanaannya olahraga

dapat dilakukan secara mandiri atau

individual seperti jogging atau lari,

bersepeda dll. Olahraga juga dapat

dilakukan secara berkelompok seperti

sepak bola, futsal dll.

Dalam pelaksanaannya, seorang

pemain futsal harus memiliki kemampuan

sprint dan kekuatan tendangan yang baik.

Oleh sebab itu komponen olahraga yang

mutlak dimiliki adalah daya ledak otot

tungkai yang bagus. Daya ledak atau

power merupakan kombinasi antara

kekuatan dan kecepatan dan merupakan

dasar dalam setiap melakukan bentuk

aktivitas, khususnya aktivitas olahraga.

Untuk mencapai hasil yang

maksimal dalam olahraga futsal

diperlukan pula komponen-komponen

kebugaran dalam performa yang bagus.

Salah satu cara untuk meningkatkan

performa komponen kebugaran tersebut

adalah melalui latihan 2. Latihan

merupakan sebuah pergerakan terencana,

terstruktur, yang dilakukan guna

memperbaiki atau memelihara satu atau

lebih aspek kebugaran fisik. Melalui

latihan kemampuan seseorang dapat

meningkatkan sebagian besar system

fisiologi dapat menyesuaikan diri pada

tuntutan fungsi yang melebihi dari apa

yang biasa dijumpai dari biasanya

Jenis latihan yang dalam

meningkatkan daya ledak oto tungkai

adalah latihan beban. Latihan beban itu

sendiri merupakan latihan dengan

menggunakan suatu beban untuk

meningkatkan kekuatan, terutama

kekuatan otot. Jenis latihan beban

memilik manfaat yang berbeda pada jenis

otot yang dilatih. Untuk mengembangkan

daya ledak otot kaki melalui latihan

beban, salah satu bentuk latihannya

adalah latihan squat dengan jenis half

squat exercise. Latihan ini bertujuan

untuk melatih otot-otot tungkai atas

seperti gluteus maximus, biceps femoris,

semi tendinosus, semi membranosis dan

otot-otot tungkai bawah yaitu

gastrocnemius dan soleus. Dalam latihan

beban terdapat tipe atau metode

pembebanan yang cukup sering di

aplikasikan yaitu, pemebebanan yang

dilakukan secara bertahap dan bersifat

progresif atau disebut prodressive

resistance dan pembebanan yang

dilakukan secara bertahap namun

menggunakan system anak tangga atau

dikenal dengan the step-type approach.

Namun faktanya banyak dari

pemain ataupun seorang atlet yang

kurang paham tentang perbedaan dari

hasil akhir kedua jenis latihan ini

sehingga latihan yang dilakukan tidak

menimbulkan efek yang diinginkan atau

bahkan menurunkan performa seorang

atlet atau pemain itu sendiri. Seorang

fisioterapis yang sudah menjadi salah

satu bagian dari team work suatu klub

atau tim olahraga, khususnya pada tim

futsal telah diakui juga keberadaannya.

Fisioterapi bukan hanya terbatas dan

berperan pada upaya penyembuhan dan

pemulihan, tetapi juga berperan

bagaimana seorang pemain atau atlet

meningkatkan performa dengan

memberikan sebuah program latihan

sehingga dapat membantu seorang

pemain atau atlet dapat meraih prestasi

puncak.

Bentuk upaya yang dapat diberikan oleh

seorang Fisioterapis di antaranya yaitu

melakukan serangkaian tes atau evaluasi

Page 7: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban

tingkat kebugaran dan kemampuan dasar

seorang pemain, termasuk melakukan

analisis tentang kelebihan dan

kekurangan dari tiap pemain.

Oleh sebab itu, peneliti tertarik

menganalisis dan mengangkat judul ini

sekaligus memberikan suatu kontribusi

bermakna, khususnya terhadap

peningkatan performa pemain tim futsal

Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana untuk lebih mengangkat prestasi

tim ini.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian eksperimental rancangan

penelitian yang digunakan adalah pretest-

postest two grup design3.. Tujuan umum

dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui efektivitas kombinasi half

squat exercise dengan progressive

resistance dan kombinasi half squat

exercise dan the step type approach

dalam meningkatkan daya ledak otot

tungkai pada pemain tim futsal

mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana.

Pada penelitian ini menggunakan

alat ukur berupa vertical jump test.

Pengukuran dilakukan sebelum dan

sesudah pelatihan.

Populasi dan Sampel

Populasi target merupakan sasaran

akhir penerapan hasil penelitian4.Dalam

penelitian ini populasi targetnya adalah

seluruh pemain futsal.

Populasi terjangkau adalah adalah bagian

dari populasi target yang dapat dijangkau

oleh peneliti (Sastroasmoro dan Ismael,

2002). Populasi terjangkau dalam

penelitian ini adalah pemain tim futsal

Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana.

Sampel adalah bagian dari

populasi yang memenuhi kriteria tertentu

untuk terlibat dalam penelitian sampel

haruslah benar-benar menggambarkan

atau mewakili karakteristik populasi yang

sebenarnya5. Pada penelitian ini sampel

berjumlah 18. Pada penelitian ini, teknik

pengambilan sampel probability

sampling dengan tipe total sampling dan

pembagian sampel untuk masing-masing

kelompok perlakuan menggunakan

randomisasi simple random sampling.

Instrumen Penelitian

Test ini dikembangkan oleh Dr.

Dudley Allen Sargent yang bertujuan

untuk mengukur power otot-otot tungkai

dengan mengukur perbedaan jangkauan

maksimal pada saat berdiri dan

padamsaat melompat dengan

menggunakan dinding yang berskala

centimeter6.

Dalam menganalisis, data yang

didapat dari hasil pengukuran dengan

vertical jump test akan terlihat perubahan

daya ledak sebelum dan sesudah latihan

dengan menggunakan program SPSS

(Statistical Program For Social Science).

Analisis data beberapa uji statistik

seperti: Uji Statistik Deskriptif, Uji

Normalitas menggunakan Saphiro Wilk

Test, Uji Homogenitas menggunakan

Levene’s test, dan Uji hipotesis

menggunakan uji parametrik dengan

paired sample t-test dan independent

sample t-test.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik sampel penelitian

terdiri dari umur, berat badan, tinggi badan

dan IMT. Deskripsi karakteristik sampel

penelitian disajikan sebagai berikut.

Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin

Karakteristik

Sampel

Kelompok 1 Kelompok 2

Rata-rata Standar deviasi

Umur 20,000,5 21,00,7

Berat badan 66,13,2 68,413

Tinggi badan 1,714,08 1,75,6

IMT 22,21,64 223,08

Tabel 1 di atas menunjukkan

bahwa karakteristik sampel antara

Kelompok 1 dan Kelompok 2 tidak

Page 8: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban

terlalu berbeda. Nilai rerata umur

Kelompok 1 (20,000,5) tahun dan pada

Kelompok 2 (21,000,707) tahun. Nilai

rerata Berat Badan Kelompok 1

(66,113,219) dan Kelompok 2

(68,4413,01). Nilai rerata Tinggi Badan

Kelompok 1 (1,714,08) dan Kelompok

2 (1,715,65). Nilai rerata Indeks Masa

Tubuh (IMT) Kelompok 1 (22,221,64)

dan Kelompok 2 (22,003,08).

Tabel 2. Uji Normalitas dan

Homogenitas

Kelompok

Data

P Klp.

1

Klp.

2

p p

Sebelum 0,390 0,45 0,767

Sesudah 0,943 0,199 0,067

Berdasarkan Tabel 2. hasil uji

normalitas (Shapiro Wilk Test) dan uji

homogenitas (Levene Test) data rerata

daya ledak otot tungkai sebelum

pelatihan, menunjukkan bahwa dari dua

uji tersebut pada kedua kelompok

perlakuan memiliki nilai p lebih besar

dari 0,05 (p>0,05), yang berarti data

rerata daya ledak otot tungkai sebelum

pelatihan berdistribusi normal dan

homogen. Sedangkan data rerata daya

ledak otot tungkai sesudah pelatihan juga

menunjukkan bahwa dari uji normalitas

memiliki nilai p lebih besar dari 0,05

(p>0,05) dan dari uji homogenitas

diperoleh nilai p lebih besar dari 0,05

(p>0,05), yang berarti data rerata daya

ledak otot tungkai berdistribusi normal

dan homogen.

Tabel 3. Uji T-Berpasangan Paired

Sample t-test

sebelu

m

Sesuda

h

selisi

h

p

Kelompo

k 1

31,0

5 51,61

20,5

5

0,00

0

Kelomp

ok 2

30,3

3 41,72

10.3

8

0,00

1

Berdasarkan Tabel 3 hasil

menggunakan Paired Samples T-test

didapatkan nilai Kelompok 1, dengan p =

0.00 (p < 0,05) yang berarti bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara

nilai rerata daya ledak tungkai sebelum

dan sesudah melakukan latihan half squat

dengan metode progressive resistance.

Pada Kelompok 2 didapatkan nilai

p = 0.00 (p < 0,05) yang juga berarti

bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara rerata daya ledak otot

tungkai sebelum dan sesudah melakukan

latihan half squat dengan metode the step

type approach.

Tabel 4. Uji Independent t-test

Kelomp

ok N

Rerata±S

D

p

Selisih

Kelomp

ok 1

dan 2

Kelomp

ok 1 9

21,00±7,

06

0,00

4 Kelomp

ok 2 9

10,83±5,

48

Berdasarkan Tabel 4 uji

independent t-test pada Tabel 4 dapat

dilihat hasil pengujian hipotesis dengan

menggunakan Independent Samples T-

test untuk membandingkan beda rerata

peningkatan daya ledak tungkai sebelum

dan setelah perlakuan antar kelompok

diperoleh nilai p = 0,004 (p < 0,05).

Page 9: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban

PEMBAHASAN

Karakteristik Sampel

Deskripsi sampel pada penelitian ini

terdiri atas Kelompok 1 yang memiliki

rerata umur (20,000,5), dan pada

Kelompok 2 (21,000,707). Karakteristik

tersebut menunjukkan jumlah rerata umur

sampel yang tidak terlalu jauh antara

Kelompok 1 dan 2. Umur yang berkisar

17-22 tahun merupakan puncak umur

yang baik untuk meningkatkan performa

daya ledak otot, karena pada usia tersebut

terjadi penambahan massa otot akibat

dari adanya suatu pross latihan sehingga

terjadi hipertropi, yang ditandai dengan

meningkatnya myofibril, aktin, myosin,

sarkoplasma dan jaringan ikat7. Selain

ditentukan oleh pertumbuhan fisik,

kekuatan otot ini ditentukan oleh aktivitas

ototnya. Karakteristik tinggi badan

diperoeh nilai pada Kelompok 1

(1,714,08) dan Kelompok 2

(1,715,65).

Berdasarkan karakteristik Berat

badan dan IMT diperoleh nilai berat

badan Kelompok 1 (66,113,21), dan

pada Kelompok 2 (68,4413,01) serta

IMT pada Kelompok 1 (22,221,64) dan

Kelompok 2 (22,003,08). Perhitungan

Indeks Masa Tubuh tidak akurat pada

olahragawan khususnya atlit bina, yang

yang sebagian besar berada pada kategori

obesitas dalam IMT yang rata-rata

disebabkan mereka mempunyai massa

otot yang berlebihan walaupun presentase

lemak tubuh mereka dalam kadar yang

rendah8. Sedangkan dalam pengukuran

berdasarkan berat badan dan tinggi

badan, kenaikan nilai IMT adalah

disebabkan oleh lemak tubuh.

Dari data di atas dapat disimpulkan

bahwa dalam penelitian ini, umur, tinggi

badan, berat badan dan IMT tidak

memiliki kecenderungan tertentu yang

dapat mempengaruhi aspek penilaian

dalam penelitian

Peningkatan Daya Ledak Otot

Tungkai pada Kombinasi Pelatihan

Half Squat dan Metode Progressive

Resistance

Uji statistik menggunakan uji beda

rerata t-berpasangan (paired sample t-

test) pada Kelompok 1 dengan pelatihan

half squat. Hasilnya p = 0,000(p<0,05)

yang artinya terdapat perbedaan yang

bermakna pada nilai rerata daya ledak

tungkai sebelum dan sesudah pelatihan.

Hal tersebut dapat dikatakan bahwa,

latihan berbeban half squat dengan

metode progressive resistance exercise

dapat memberikan peningkatan yang

bermakna terhadap daya ledak otot

tungkai. Latihan berbeban dengan metode

progressive resistance exercise dapat

digunakan untuk mempercepat

peningkatan kondisi fisik tubuh

khususnya daya ledak secara cepat

misalnya program latihan jangka pendek

ataupun jangka panjang9.

Teknik latihan half squat dapat

mengembangkan daya ledak otot,

khususnya grup otot tungkai seperti

gluteus maximus, biceps femoris, semi

tendinosus, semi membranosis dan otot-

otot tungkai bawah yaitu gastrocnemius

dan soleus. Latihan ini membutuhkan

bantuan beban dari luar untuk semakin

meningkatkan dan mengembangkan otot

atau grup otot yang ingin dilatih10 . Hal

ini terjadi karena dalam pelaksanaannya

latihan ini memposisikan badan setengah

jongkok, dalam posisi ini dibutuhkan

grup otot paha dan tungkai yang kuat

serta ditambah dengan penggunaan beban

di bahu, hal tersebut akan membuat otot

soleus bekerja lebih keras11. Dengan

mengkombinasikan latihan half squat

dengan metode progressive resistance

akan semakin memperbesar outcome

yang diharapakan.

Peningkatan Daya Ledak Otot

Tungkai pada Kombinasi Pelatihan

Half Squat dan Metode The Step Type

Approach

Page 10: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban

Dari hasil penelitian Kelompok 2

dengan menggunakan uji beda rerata t-

berpasangan (Paired Samples T-test)

didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05) yang

berarti bahwa ada perbedaan yang

bermakna pada nilai rerata daya ledak

sebelum dan sesudah pelatihan half squat

dengan metode the step type approach.

Data tersebut menunjukkan bahwa

perlakuan pada kelompok 2 juga

memberikan peningkatan yang bermakna

terhadap daya ledak otot tungkai.

Artinya, latihan berbeban half squat

dengan metode te step type approach

dapat memberikan peningkatan terhadap

daya ledak otot tungkai. Ada suatu hal

yang dipertimbangkan dalam mendesain

latihan overload, yaitu dengan memakai

system anak tangga atau metode the step

type approach12. Dalam sistem tangga

tersebut terdapat garis vertikal dan garis

horizontal dalam grafiknya. Setiap garis

vertikal menunjukkan perubahan beban

dalam setiap kenaikan atau penurunan

beban yang diberikan, sedangkan setiap

garis horizontal adalah tahap penyesuaian

diri pada olahragawan atau atlit dalam

adaptasi terhadap beban yang telah

dilaksanakan tersebut pada latihan yang

baru dinaikkan atau diturunkan. Dari

metode tersebut diharapkan dapat

menyebabkan adanya regenerasi

organisme di dalam tubuh, persiapan

kondisi tubuh akan peningkatan beban

semakin matang, serta dapat

mengembalikan mengembalikan energi

secara fisiologis

Perbandingan Peningkatan Daya

Ledak Otot Tungkai antara Kombinasi

Half Squat Exercise dan Metode

Progressive Resistance dan Kombinasi

Half Squat Exercise dan Metode The

step type approach

Pada analisis perhitungan antara

Kelompok 1 dan Kelompok 2 dengan uji

beda Independent Samples T- test

didapatkan nilai p = 0.004 (p<0.05). Hasil

ini menunjukkan bahwa ada perbedaan

yang bermakna antara peningkatan daya

ledak otot tungkai Kelompok 1 dengan

Kelompok 2.

Nilai rerata peningkatan daya ledak

Kelompok 1 setelah perlakuan adalah

21,00 cm, sedangkan nilai rerata pada

Kelompok 2 adalah 10.83 cm. Dengan

selisih kedua nilai rerata tersebut adalah

10,16 cm. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

nilai daya ledak otot tungkai pada

Kelompok 1 (half suat exercise dengan

metode progressive resistance)

dibandingkan dengan Kelompok 2 (half

squat exercise dengan metode the step

type approach), dengan nilai perbedaan

yang signifikan. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa half suat exercise

dengan metode progressive resistance

lebih baik dalam meningkatkan daya

ledak otot tungkai daripada half squat

exercise dengan metode the step type

approach

Hal ini didukung oleh penelitian

sebelumnya yang membandingkan

pengaruh pelatihan half squat dengan

metode progressive resistance dan the

step type approach terhadap peningkatan

daya ledak otot lengan. Penelitian

dilakukan secara random, 25 orang

diberikan pelatihan half squat dengan

metode progressive resistance dan 25

orang mendapatkan pelatihan half squat

dengan the step type approach. Hasil

statistik menunjukan perbedaan yang

cukup signifikan antara pelatihan half

squat dengan metode progressive

resistance dan metode the step type

approach13. Hal ini dikarenakan

diberikan pelatihan half squat dengan

metode progressive resistance memiliki

beban latihan yang terus meningkat

sehingga peserta melakukan latihan

beban dengan peningkatan latihan beban

secara teratur mulai dari yang terendah

sampai yang tertinggi. Latihan beban

dengan peningkatan beban yang teratur

maka tubuh akan beradaptasi dengan

beban yang diberikan sehingga kontraksi

otot akan tetap terjaga. Secara fisiologis

latihan akan menyebabkan creatin

Page 11: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban

phosphat (CP) atau phospocreatin yang

tersimpan dalam sel otot, akan dipecah

menjadi creatin dan phosphat. Proses ini

menghasilkan energi yang dipakai untuk

mensintesis ADP + P menjadi ATP dan

selanjutkan diubah sekali lagi menjadi

ADP + P yang menyebabkan terjadinya

pelepasan energi yang dibutuhkan untuk

kontraksi otot. Sehingga pada latihan half

squat dengan metode progressive

resistance akan menyebabkan terpelihara

dan teraturnya peningkatan kontraksi

otot14.

Sejalan dengan teknik pengaturan

beban dalam latihan berbeban, dikatakan

bahwa beban yang ditingkatkan secara

teratur atau progressive akan membrikan

dampak yang besar pada daya ledak otot.

Hal tersebut dikarekan, peningkatan

beban yang teratur dapat menginhibisi

secara perlahan golgi tendon organ

(GTO) yang secara teoritis mampu

membantu meningkatkan output daya

ledak, namun, dengan kemungkinan

mengorbankan potensi cedera15

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Analisis hasil penelitian yang sudah

dilakukan dan pembahasan dapat

disimpulkan bahwa :

1. Combination half squat exercise and

metode progressive resistance can

meningkatkan daya ledak otot tungkai

pada pemain tim futsal Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana

secara signifikan.

2. Combination half squat exercise dan

metode the step type approach dapat

meningkatkan daya ledak otot tungkai

pada pemain tim futsal Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana

secara signifikan.

3. Kombinasi half squat exercise dan

metode progressive resistance lebih

baik dari pada kombinasi half squat

exercise dengan metode the step type

approach dalam meningkatkan daya

ledak otot tungkai pada pemain tim

futsal Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana. Dengan

perbedaan yang sangat signifikan.

.

Saran

Berdasarkan simpulan penelitian,

disarankan bagi pelaku olahraga

(pembina olahraga, pelatih olahraga, guru

olahraga dan atlet) disarankan untuk

menggunakan pelatihan half squat

exercise dengan metode progressive

resistance dibandingkan half squat

exercise dengan metode the step type

approach sebagai salah satu alternatif

dalam meningkatkan daya ledak. Selain

itu penelitian selanjutnya dapat dilakukan

pada sampel dengan jenis olahraga lain

yang membutuhkan daya ledak tungkai,

agar ilmu fisioterapi lebih berkembang

dan dikenal pada dunia olahraga

khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Halim N.I. 2004. Tes Dan

Pengukuran Kesegaran Jasmani.

Penerbit Universitas Negeri

Makassar. Makassar: 1-15.

2. Rian, C. 2012. Status Kondisi Fisik

Dan Keterampilan Bermain Sepak

Bola Siswa Kelas Khusus Olahraga

Sepak Bola Di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 13 Yogyakarta. S1.

[Tesis]: Universitas Negeri

Yogyakarta. Diunduh dari:

eprints.uny.ac.id/8879 Diakses dari

tanggal 25 Februari 2015.

3. Pocock. 2007. Clinical Trial. A

Practical Approach. New York: A

Willey Medical Publication.

4. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-

Dasar Metodologi Penelitian Klinis

Edisi Ke-2.

Jakarta: Sagung Seto; 2002: h. 67-77.

Page 12: repositori.unud.ac.id fileJenis latihan yang dalam meningkatkan daya ledak oto tungkai adalah latihan beban. Latihan beban itu sendiri merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban

5. Sevilla CG, Austin G, Andrew M.

Research Methods. Quezon City: Rex

PrintingCompany; 2007: h. 125-130.

6. Quinn E. 2013. Fast and Slow Twitch

Muscle Fibers. Diakses dari:

http://sportsmedicine.about.com/od/a

natomyandphysiology/a/MuscleFiber

Type.htm tanggal 1 Februari 2014.

7. Nala G.N. 2011. Prinsip Pelatihan

Fisik Olahraga. Denpasar. Udayana

University Press: 15-30.

8. Arga K. Pengaruh Plyometric

Exercise Terhadap Peningkatan Daya

Ledak Otot

9. Kuncoro B. 2012. Perbedaan

Pengaruh Metode Latihan

Berbeban Linier dan Non Linier

Terhadap Peningkatan Power Otot

Lengan Ditinjau dari Kekuatan Otot

Lengan. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN;

1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun

2012.

10. Escamilla R. F (et al). 2001. Effects

of Technique Variations on Knee

Biomechanics During The Squat and

Leg Press. Journal of The American

College of Sports Medicine. Diakses

pada tanggal 7 Februari 2015.

11. Sudaryanto & Ashar. 2011.

Biomekanik (Osteokinematika dan

Atrhokinematika). Poltekes Makasar:

164-174.

12. Bompa IO. 1990. Theory and

Methodologi of Training.

Kendal/Hant. Java of University.

Kuncoro B. Terhadap Peningkatan

Power Otot Lengan Ditinjau dari

Kekuatan Otot Lengan. Jurnal Ilmiah

SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12

No. 2 Tahun 2012.

13. Widhiyanti Tri. 2013. Peplyometric

exercise Alternate Leg Bound dan

Double Leg Bound Meningkatkan

Daya Ledak Otot Tungkai Pada

Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri 1

Sukawati Tahun Pelajaran

2012/2013. [Tesis]: Universitas

Udayana;.

14. Issurin VB. Vibrations and Their

Applications in Sport. A Review.

Journal Sports2012. Perbedaan

Pengaruh Metode Latihan

Berbeban Linier dan Non Linier

Terhadap Peningkatan Power Otot

Lengan Ditinjau dari Kekuatan Otot

Lengan. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN;

1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun

2012.

15. Kuncoro B. 2012. Perbedaan

Pengaruh Metode Latihan

Berbeban Linier dan Non Linier