44
2 LATAR BELAKANG MASALAH Kartu kredit merupakan alat pembayaran yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk membiayai suatu transaksi. Kemudahan penggunaan kartu kredit menimbulkan kesadaran masyarakat untuk bisa memiliki alat bantu yang dapat mempermudah proses transaksi dan untuk mulai meninggalkan kebiasaan dalam penggunaan uang tunai. Kartu kredit menawarkan banyak kemudahan dalam mengumpulkan semua bentuk pengeluaran belanja hanya dalam satu tagihan saja. Bahkan ada juga kartu kredit yang memiliki fasilitas untuk membayar pengeluaran rutin, seperti tagihan telepon, tagihan listrik, dan tagihan air. Dengan adanya kemudahan dan manfaat yang menjanjikan tersebut dapat menarik seseorang untuk memiliki kartu kredit. Pertumbuhan penggunaan kartu kredit terus semakin meningkat, data Bank Indonesia menunjukkan penerbitan kartu kredit selama akhir 2010 terdapat 13,57 juta kartu dan pada awal Februari 2011 bertambah menjadi menjadi 13,8 juta kartu, dan juga pada akhir bulan November 2011 menunjukkan pertumbuhan lagi sebesar 14,59 juta kartu kredit yang diterbitkan oleh 20 bank di Indonesia (http://keuangan.kontan.co.id, Januari 2012). Banyaknya penawaran dan kemudahan untuk mendapatkan kartu kredit cukup dengan fotocopi KTP, slip gaji atau surat keterangan penghasilan, foto dan surat keterangan lain yang dianggap perlu. Bahkan apabila calon pemegang kartu kredit yang mengajukan permohonan kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, maka calon pemegang kartu kredit yang bersangkutan hanya perlu menyerahkan fotokopi tagihan kartu kredit tersebut. Perkembangan penggunaan kartu kredit yang begitu pesat ini disebabkan karena sebagian dari masyarakat merasakan semakin pentingnya penggunaan kartu kredit sebagai alat bantu pembayaran dan penganti dari uang tunai mengingat kepraktisan, rasa nyaman dan aman yang ditimbulkan. Menurut Tambunan (2001) perilaku penggunaan kartu kredit secara berlebihan dalam hubungannya dengan tindakan pembelian suatu barang dan jasa yang sebenarnya kurang diperlukan sehingga lebih pada tujuan pemenuhan kepuasan. Perilaku dan kepribadian seseorang dalam pengendalian diri terhadap penggunaan kartu kredit secara berlebihan harus menjadi pertimbangan, pentingnya kemampuan untuk dapat mengendalikan diri dengan baik dalam proses pembelian barang akan memberikan pelajaran bahwa pengendalian menjadi sangat bermanfaat agar tidak membawa dampak negatif pada saat menggunakan kartu kredit.

LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

2

LATAR BELAKANG MASALAH

Kartu kredit merupakan alat pembayaran yang dapat digunakan oleh masyarakat

untuk membiayai suatu transaksi. Kemudahan penggunaan kartu kredit menimbulkan

kesadaran masyarakat untuk bisa memiliki alat bantu yang dapat mempermudah proses

transaksi dan untuk mulai meninggalkan kebiasaan dalam penggunaan uang tunai. Kartu

kredit menawarkan banyak kemudahan dalam mengumpulkan semua bentuk pengeluaran

belanja hanya dalam satu tagihan saja. Bahkan ada juga kartu kredit yang memiliki fasilitas

untuk membayar pengeluaran rutin, seperti tagihan telepon, tagihan listrik, dan tagihan air.

Dengan adanya kemudahan dan manfaat yang menjanjikan tersebut dapat menarik seseorang

untuk memiliki kartu kredit.

Pertumbuhan penggunaan kartu kredit terus semakin meningkat, data Bank Indonesia

menunjukkan penerbitan kartu kredit selama akhir 2010 terdapat 13,57 juta kartu dan pada

awal Februari 2011 bertambah menjadi menjadi 13,8 juta kartu, dan juga pada akhir bulan

November 2011 menunjukkan pertumbuhan lagi sebesar 14,59 juta kartu kredit yang

diterbitkan oleh 20 bank di Indonesia (http://keuangan.kontan.co.id, Januari 2012).

Banyaknya penawaran dan kemudahan untuk mendapatkan kartu kredit cukup dengan

fotocopi KTP, slip gaji atau surat keterangan penghasilan, foto dan surat keterangan lain yang

dianggap perlu. Bahkan apabila calon pemegang kartu kredit yang mengajukan permohonan

kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, maka calon pemegang kartu kredit yang

bersangkutan hanya perlu menyerahkan fotokopi tagihan kartu kredit tersebut.

Perkembangan penggunaan kartu kredit yang begitu pesat ini disebabkan karena

sebagian dari masyarakat merasakan semakin pentingnya penggunaan kartu kredit sebagai

alat bantu pembayaran dan penganti dari uang tunai mengingat kepraktisan, rasa nyaman dan

aman yang ditimbulkan. Menurut Tambunan (2001) perilaku penggunaan kartu kredit secara

berlebihan dalam hubungannya dengan tindakan pembelian suatu barang dan jasa yang

sebenarnya kurang diperlukan sehingga lebih pada tujuan pemenuhan kepuasan. Perilaku dan

kepribadian seseorang dalam pengendalian diri terhadap penggunaan kartu kredit secara

berlebihan harus menjadi pertimbangan, pentingnya kemampuan untuk dapat mengendalikan

diri dengan baik dalam proses pembelian barang akan memberikan pelajaran bahwa

pengendalian menjadi sangat bermanfaat agar tidak membawa dampak negatif pada saat

menggunakan kartu kredit.

Page 2: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

3

Beberapa penelitian tentang sifat dasar kepribadian (personality traits) telah

dilakukan, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Mowen (2000) mengidentifikasi

delapan sifat dasar kepribadian yaitu terdiri dari variabel ketidakstabilan emosi (emosional

instability), introversi (introversion), kecermatan (conscientiousness), keterbukaan

pengalaman (openness to experience), keramahan (agreeable), materialisme (materialism),

kebutuhan untuk menstimulasi (need for arousal) dan (body focus). Selain itu juga terdapat

penelitian tentang personality traits yang mempengaruhi seseorang dalam penggunaan kartu

kredit oleh Pirog dan Roberts (2007) melakukan penelitian mengenai kepribadian yang

mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

menggunakan Mowen’s 3M Hierarchical, menemukan bukti empirik bahwa hanya lima dari

delapan veriabel personality traits yang secara signifikan mempengaruhi perilaku

penyalahgunaan kartu kredit yaitu variabel emosional instability, introversion,

conscientiousness, materialism, dan need for arousal. Selanjutnya hanya beberapa sifat dasar

kepribadian yang menunjukan hasil variabel yang signifikan terdiri dari materialism, need for

arousal, dan juga introversion. Sedangkan Supramono dan Irene (2008) juga

mengidentifikasi perilaku penyalahgunaan kartu kredit dengan elemental personal traits yang

terdiri dari variabel emosional instability, materialism, introversion, need for arousal,

conscientiousness serta dengan menggunakan variabel impulsiveness sebagai variabel

interverning, dan dari hasil pengujian yang sudah dilakukan menunjukkan variabel

Materialism, Conscientiousness dan impulsiveness yang lebih memiliki kecenderungan untuk

melakukan penyalahgunaan kartu kredit.

Menurut Engel dan Blacwell (dalam Verplanken dkk, 2001), mendefinisikan

impulsiveness sebagai suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya

atau keputusan pembelian dilakukan pada saat berada didalam toko. Rook (dalam Verplanken

dkk, 2001), juga menunjukkan pembelian impulsif seringkali diasosiasikan dengan pembelian

yang dilakukan dengan tiba-tiba dan tidak direncanakan, dilakukan di tempat kejadian, dan

disertai timbulnya dorongan yang besar serta perasaan senang dan bergairah. Adanya

tindakan impulsiveness dalam proses pembelian harus menjadi ukuran untuk menentukan

keputusan penggunaan kartu kredit, dan juga pengaruh pengendalian diri terhadap

penggunaan kartu kredit sangat tergantung pada bagaimana kecenderungan pemikiran dan

kontrol perilaku pengguna pada saat melakukan pembelian barang dan jasa.

Page 3: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

4

Penggunaan kartu kredit dengan tanpa pertimbangan secara cermat terhadap

kemampuan keuangan dan hanya karena suatu dorongan impulsif saja harus menjadi

pertimbangan bagaimana akibat dan dampak penggunaannya. Dalam penelitian ini tidak

digunakan impulsiveness sebagai variabel interverning melainkan menggunakan variabel

locus of control dikarenakan pentingnya pengendaliaan dalam proses transaksi menggunakan

kartu kredit agar dapat mengetahui fungsi dan bagaimana sebenarnya dalam

mempertimbangkan manfaat dan risiko penggunaan kartu kredit. Menurut Rotter (dalam

Hyatt dkk, 2001), menyatakan bahwa locus of control baik internal maupun eksternal

merupakan tingkatan dimana seorang individu berharap bahwa hasil dari perilaku mereka

tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka. Mereka yang

yakin dapat mengendalikan tujuan mereka dikatakan memiliki internal locus of control,

sedangkan yang memandang hidup mereka dikendalikan oleh kekuatan pihak luar disebut

memiliki external locus of control (Robbins, 2001).

Oleh karena itu tindakan penggunaan kartu kredit tergantung dari aktifitas pengguna

kartu itu sendiri dan bagaimana pengendalian terhadap pengaruh keadaan lingkungan

sekitarnya, semakin besar pengandalian diri seseoarang maka semakin kecil risiko yang akan

diterima ketika menggunaan kartu kredit, dapat dikatakan bahwa aktifitas penggunaan kartu

kredit tidak dapat dilepaskan dari konsep tentang Locus of control (pusat kendali).

Penelitian ini mencoba dengan menggunakan metode pengukuran yang dilakukan

oleh Pirog dan Robert (dalam Supramono dan Idriani, 2008) yang menggunakan sifat dasar

kepribadian (personality traits) terdiri dari ketidakstabilan emosi (emosional instability),

materialisme (materialism), kebutuhan untuk menstimulasi (need for arousal), kecermatan

(conscientiousness), dan introversi (introversion), yang mempengaruhi perilaku

penyalahgunaan kartu kredit. Selain itu melihat hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya

tentang pengaruh kepribadian dalam penyalahhunaan kartu kredit menghasilkan berbagai

hasil variabel pengujian yang berbeda. Oleh karena itu penelitian ini ingin mencoba mengkaji

kembali bagaimana pengaruh personality traits terhadap penggunaan kartu kredit dengan

menggunakan sampel yang berbeda. Selain itu pentingnya pengendalian diri dalam

penggunaan kartu kredit, penelitian ini akan menguji keberadaan dari variabel locus of

control sebagai variabel moderating hubungan antara personality traits terhadap penggunaan

kartu kredit.

Page 4: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

5

Sebagai objek penelitian dipilih PT. KINOCARE ERA KOSMETINDO yaitu

perusahaan yang bergerak dalam bidang Fast moving consumer goods (FMCG), perusahaan

ini berdiri sejak tahun 1991 yang menciptakan berbagai kategori produk meliputi makanan,

minuman, energy drink, perawatan dan vitamin rambut, hingga produk untuk kebutuhan bayi.

Melihat latar belakang yang diuraikan diatas, maka muncul tiga rumusan masalah yang akan

diteliti dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah terdapat pengaruh personality traits terhadap perilaku penggunaan kartu

kredit?

2. Apakah locus of control menjadi variabel moderating antara personality traits

terhadap perilaku penggunaan kartu kredit?

Page 5: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

6

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Personality Traits

Penggunaan kartu kredit seringkali hanya dijadikan acuan untuk

menawarkan kepraktisan dan keamanan dalam berbelanja. Bagaimana gambaran

dari kepribadian seseorang dengan adanya fasilitas kartu kredit dapat terlihat

bagaimana sebenarnya cara memanfaatkan fasilitas yang ada atau hanya

diperggunakan untuk mendukung gaya hidup yang dianutnya, sehingga

pemanfaatan penggunaan kartu kredit sendiri sebenarnya tergantung pada

karateristik individu dan bagaimana kepribadian dari penggunanya. Penelitian

sifat dasar kepribadian (personality traits) yang dilakukan oleh Pirog dan Roberts

(2007) mengidentifikasi hanya lima dari delapan sifat dasar kepribadian yang

secara signifikan mempengaruhi perilaku penggunaan kartu kredit yaitu variabel

emosional instability, materialism, introversion, need for arousal, dan

conscientiousness. Dengan kata lain kepribadian pada diri seseorang sangat

berhubungan atau dipengaaruhi oleh pola hidup, pengambilan keputusan dalam

kegiatanya sehari-hari ataupun ketika orang tersebut sedang atau akan melakukan

pembelian dengan kartu kredit.

Menurut Kinicki dan Kreitner (2006), Personality traits adalah sebuah

sistem yang melekat dan sebuah karakteristik yang ada pada diri individu yang

berkontribusi secara konsisten terhadap pemikiran atau gagasan, perasaan, dan

perilakunya. Oleh sebab itu bagaimana kepribadian pada masing-masing individu

sangat mempengaruhi dan berperan aktif dalam setiap aktivitas keseharianya, hal

ini dapat dilihat melalui gaya hidup yang tercermin pada waktu seorang individu

dalam proses pengambilan keputusan saat menggunaan kartu kredit untuk

pembelian barang atau jasa dalam pemenuhan kebutuhannya. Menurut

Supramono dan Idriani (2008) pengukuran dari masing-masing personality traits

dapat dibedakan dari masing variabel, Emosional instability menggunakan

indikator meliputi moody, mudah marah (temperamental), mudah tersinggung dan

emosi yang naik turun. Variabel Introversion memiliki indikator menjadi pemalu

ketika ada orang lain, sulit menyampaikan sesuatu hal, menjadi pendiam ketika

Page 6: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

7

ada orang lain dan tertutup. Conscientiousness terdapat empat indikator yaitu

efisien, tepat, terorganisir dan cermat. Variabel Materialism dibedakan menikmati

membeli sesuatu yang mahal, kenikmatan memiliki sesuatu yang mewah,

kepemilikan sesuatu yang mahal adalah prioritas utama dan pengumpulan barang

yang mahal adalah sesuatu yang penting. Selanjtnya variabel Need for arousal

juga terdapat empat indikator yaitu mudah tertarik dengan sesuatu yang baru,

menyukai sesuatu yang berbeda dan unik, memiliki rasa ingin tahu yang tinngi

dan senang dan antusias terhadap tantangan.

Sedangkan menurut Wells dan Prensky (1996) Personality seseorang itu

berkecenderungan untuk berkelakuan khusus ketika dirinya itu sedang

berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai dan memenuhi berbagai

kebutuhan dan hasratnya dalam sebuah area yang khusus dari kehidupannya.

Dengan kata lain, ciri kepribadian seseorang yang ditunjukkan memiliki

kemungkinan untuk berubah dalam suatu kondisi dan situasi tertentu tergantung

bagaimana individu tersebut mengendalikan perilaku dan aktifitasnya.

Penggunaan Kartu Kredit

Memiliki akses terhadap kartu kredit dapat memberikan kemudahan dalam

bertransaksi, mendapat kenyamanan ketika seseorang sedang melakukan kegiatan

berbelanja dan bisa menjadi alat bantu pembayaran yang sangat berguna asalkan

dapat diperggunakan dengan baik. Menurut Ingene dan Levy (dalam Joyce, 2005),

ada tiga alasan mengapa seseorang memilih untuk memakai kartu kredit daripada

membayar tunai. Pertama, karena konsumen membutuhkan kartu kredit untuk

mampu membeli barang atau jasa yang diinginkan. Kedua, konsumen ingin

memanfaatkan kenyamanan untuk tidak perlu membawa uang tunai. Ketiga,

konsumen merupakan orang yang sangat perhitungan dan memahami keuntungan

yang diperoleh dari membeli sekarang dan membayar kemudian.

Menurut Frensidy (2009), ada enam persepsi berbeda di masyarakat

terhadap penggunaan kartu kredit, mereka yang melihat kartu kredit lebih besar

mudaratnya daripada manfaatnya, mereka yang memahami adanya manfaat dari

kartu kredit dan pernah memiliki kartu kredit, mereka yang menilai kartu kredit

Page 7: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

8

itu sangat bermanfaat karena mempermudah manajemen kas dan belanja barang

yang dibutuhkan, mereka yang memandang kartu kredit sebagai peningkatan

pengeluaran bulanan, mereka yang cenderung high profile, mereka yang lebih

besar expense dari pada income. Sedangkan Pirog dan Roberts (2007)

menentukan indikator pengukuran penggunaan kartu kredit yaitu biasanya

menggunakan kartu kredit tidak melebihi batas maksimum (limit), jarang

menggunakan kartu kredit, segala macam pembayaran dengan kartu kredit, kurang

perduli harga produk ketika menggunakan kartu kredit, selalu membayar tagihan

kartu kredit di akhir bulan, jarang mengambil uang tunai pada kartu kredit.

Memiliki akses terhadap kartu kredit dapat menyediakan cara yang nyaman untuk

berbelanja dan melakukan berbagai kegiatan transaksi. Meskipun sudah banyak

masyarakat dalam mengelola risiko penggunaan kartu kredit dengan bijaksana,

dengan membayar tagihan setiap bulan, menggunakan apabila benar-benar

membutuhkan dan menggunakan kartu kredit tidak sampai batas limit, akan tetapi

banyak juga yang masih kurang baik dalam pengelolaan dari penggunaan kartu

kredit yang nantinya dapat menyebabkan masalah keuangan.

Locus of control

Dalam penelitian ini terdapat sebuah konsep yang berbeda dengan

menggunakan variabel moderating yaitu Locus of control. Rotter (dalam Robbins

dkk, 2007), menyatakan bahwa penentu nasib individu bergantung pada

pengendalian locus of control internal dan eksternal yang mewakili dua ujung

kontinum, bukan secara terpisah. Internal cenderung menyatakan bahwa sebuah

peristiwa berada pada control mereka sendiri, sementara eksternal lebih cenderung

menyalahkan factor luar yang mempengaruhi suatu kejadian yang menimpa diri

mereka.

Rotter (dalam Yohana dan Ida, 2010) membedakan orientasi Locus of

control menjadi dua yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal.

Individu dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa

ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan apa

yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Selanjutnya locus of control eksternal

Page 8: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

9

cenderung menganggap bahwa hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan

dari luar diri mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan, dan orang lain yang

berkuasa. Selain itu, Spector (dalam Robbins dkk, 2007) menyatakan bahwa

locus of control adalah variabel kognitif yang mewakili keyakinan umum individu

pada kemampuannya untuk mengontrol penguatan positif serta negatif dalam

kehidupanya. Oleh karena itu risiko orientasi kontrol diri merupakan ukuran

bagaimana seseorang memandang hubungan antara pengaruh internal dalam

dirinya ataupun kekuatan eksternal disekitarnya tergantung pada tindakan dan

hasil dari perbuatan yang dilakukannya apakah tindakan tersebut dapat

dikendalikan ataupun tidak.

Dapat dikatakan bahwa dengan adanya locus of control pada seseorang

dapat meminimalkan risiko dan dapat menjadi penentu nasib mereka sendiri yang

akan diterima kedepannya. Ausubel (dalam Robbins dkk, 2007) mengelompokkan

pengguna kartu kredit dalam tiga kelompok besar yaitu hampir tidak berisiko,

berisiko kecil, dan berisiko besar. Memiliki akses terhadap kartu kredit dapat

menyediakan cara yang nyaman untuk berbelanja, meskipun sudah banyak

masyarakat dalam mengelola risiko kredit dengan bijaksana, akan tetapi banyak

juga yang masih kurang baik dalam pengelolaan kredit yang nantinya dapat

menyebabkan masalah keuangan dan lain-lain.

Keberadaan locus of control dalam penelitian ini adalah dengan

mempertimbangkan penelitian Indriantoro (2000) yang telah membuktikan bahwa

locus of control merupakan salah satu variabel moderasi yang dapat digunakan

untuk penelitian di Indonesia. Penelitian Mattola (2011) yang menyatakan bahwa

locus of control dapat memoderasi hubungan pengaruh partisipasi anggaran

terhadap kinerja. Sebaliknya penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (dalam

Gudono dan Cecilia, 2007) yang mengemukakan bahwa locus of control tidak

dapat memoderasi hubungan gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja. Adanya

ketidakkonsistenan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan

faktor situasional tugas dan peran dari locus of control mendorong penelitian ini

untuk mencoba menguji kembali apakah variabel locus of control dapat

memoderasi hubungan antara personality traits dengan penggunaan kartu kredit.

Page 9: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

10

Rumusan Hipotesis dan Model Penelitian

Pengaruh perilaku penggunaan kartu kredit berdasarkan emotional

instability, dapat berpengaruh terhadap keinginan untuk melukukan konsumsi

barang-barang, memakai, menggunakan, menghabiskan sesuatu yang sebenarnya

kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal.

Pirogs dan Robert (2007) dan Mowen dan Spears (1999) menyatakan bahwa

emotional instability merupakan salah satu faktor yang meningkatkan perilaku

konsumtif seseorang yang berdampak pada penggunaan kartu kredit sebagai alat

pembayaran secara berlebihan. Dapat disimpulkan bahwa perilaku emotional

instability berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan untuk

menggunakan barang atau jasa bukan karena kebutuhan akan tetapi hanya untuk

memuaskan keinginnannya. Jadi semakin tinggi emotional instability dapat

berpengaruh pada penggunaan kartu kredit yang tidak terkendali. Berdasarkan

uraian di atas selanjutnya dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Emosional instability berpengaruh negatif terhadap penggunaan

kartu kredit.

Seorang introversion biasanya lebih suka bekerja di rumah,, kutu buku,

penyendiri, pemalu, dan tidak ramah. Introvert juga dapat dilihat sebagai kurang

keterampilan sosial. Introvert cenderung kurang tegas, jarang berbicara, kurang

aktif bila dibandingkan dengan yang extrovet (Mooradian dan Oliver, 1997),

jarang mengeluh (Harris dan Mowen, 2001; Richins, 1983), lebih rawan terhadap

pertumbuhan neraca keuangan yang tidak terkendali. Seorang yang introvert

cenderung memutuskan keputusanya sendiri dan perlu waktu untuk berpikir

sendiri, sehingga seorang yang introvert dalam penggunaan kartu kredit

cenderung melakukan apa yang dia mau untuk mempermudah dalam melakukan

apa saja yang diinginkan, termasuk berbelanja. Dari uraian di atas maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Introversion berpengaruh negatif terhadap penggunaan kartu kredit.

Page 10: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

11

Conscientiousness merupakan kepribadian dengan tindakan terorganisir,

teliti, cerdas, dan mereka juga cenderung melakukan perencanaan bukan

spontanitas dan bekerja keras. Menurut Salgado (dalam Supramono dan Idriani,

2008) conscientiousness merupakan salah satu ciri kepribadian yang berhubungan

dengan pencapaian kesuksesan dalam semua kategori pekerjaan, Sedangkan Pirog

dan Roberts (2007) seseorang yang memiliki conscientiousness tinggi diharapkan

akan sangat cermat dalam penggunaan fasilitas kartu kredit. Conscientiousness

memiliki kecenderungan untuk menunjukkan disiplin diri, tindakan patuh, dan

menunjukkan preferensi untuk merencanakan sesuatu terlebih dahulu yang

bertujuan pencapaian keinginan untuk mendapat sesuatu yang diharapankannya,

memiliki tingkat kesadaran tinggi dan tanggung jawab. Jadi semakin tinggi

conscientiousness seseorang akan dapat mengontrol penggunaan kartu kredit.

Berdasarkan uraian di atas selanjutnya dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Conscientiousness berpengaruh positif terhadap penggunaan kartu

kredit.

Materialism merupakan sifat yang menimbulkan suatu kepuasan saat

memiliki suatu barang. Semakin tinggi tingkat materialism, maka kepemilikan

akan suatu barang menjadi sangat penting dan akan menjadi sumber kepuasan

yang sangat besar. Menurut Pirog dan Robert (2007), menemukan bahwa

penyalahgunaan kartu kredit sangat kuat di tentukan dari adanya pembelian

kompulsif. Sedangkan Tokunga (1993), seseorang materialism merupakan

individu yang melihat barang sebagai sumber kekuatan dan harga diri merupakan

pemegang kartu kredit yang gagal. Dengan kata lain sifat materialism

menggambarkan seseorang yang nyata lebih peduli dengan hal-hal material,

(seperti uang dan harta) dan berbelanja dengan mennggunakan kartu kredit akan

terasa lebih mudah, tanpa mempertimbangkan risiko kerugian yang disebabkan

oleh ketidak mampuannya (gagal bayar). Dari uraian di atas maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H4 : Materialism berpengaruh negatif terhadap penggunaan kartu

kredit.

Page 11: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

12

Need for arousal menggambarkan hubungan perilaku kepribadian yang

mempengaruhi perasaan, kepuasan dan untuk menunjukkan dimensi kepribadian

secara teoritis yang berhubungan dengan tingkatan gairah pada individu. Menurut

Mehrabian dan Russel, (dalam Pirog dan Robert, 2007), tindakan pembelian

merupakan suatu rangsangan atau stimulasi bagi beberapa pembeli karena hal itu

menggambarkan kekuatan dan status kepuasan pada barang dan jasa yang

diinginkan. Penggunaan kartu kredit merupakan salah satu cara yang digunakan

untuk mengisi waktu luang dan untuk mendapatkan kepuasan, karena sebuah

produk baru yang dibeli, meskipun juga mengarah pada kecemasan karena adanya

tagihan yang timbul setelah melakukan pembelian dengan kartu kredit. Sehingga

need for arousal hanya berperan untuk memberikan gambaran sebuah

kegembiraan dan cara dalam perbaikan perasaan seseorang dengan melakukan

pembelian menggunakan kartu kredit. Berdasarkan uraian di atas selanjutnya

dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut :

H5 : Need for arousal berpengaruh negatif terhadap penggunaan kartu

kredit.

Locus of control mengacu pada persepsi individu tentang penyebab utama

yang mendasari peristiwa dalam hidup. Zimbardo (dalam Robbins dkk, 2007),

mengukapkan bahwa locus of control merupakan kepercayaan tentang apakah

hasil dari tindakan kita bergantung pada apa yang kita lakukan (orientasi kontrol

internal) atau pada peristiwa di luar kendali pribadi kita (orientasi kendali

eksternal). Tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab personal

terhadap apa yang terjadi pada diri mereka. Rotter (dalam Ashok dkk, 2011).

Locus of control dipandang sebagai persepsi bahwa nasib seseorang dikendalikan

oleh orang itu sendiri maupun kekuatan eksternalnya (seperti takdir dan orang

lain), dapat dikatakan adanya locus of control dapat membatasi dan mengontrol

berbagai kegiatan dan juga ketika menggunakan kartu kredit. Dari uraian di atas

maka ditetapkan hipotesis sebagai berikut:

H6 : Locus of control berpengaruh positif terhadap penggunaan kartu

kredit.

Page 12: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

13

Seseorang dengan Emosional instability akan merasa puas setelah

melakukan aktivitas berbelanja. Besarnya keinginan dan kepuasan untuk

melakukan belanja, dengan adanya locus of control akan dapat mengurangi

aktifitas konsumtif atas kepemilikan suatu barang dan dapat membedakan antara

kebutuhan atau sekedar hanya keinginan terhadap konsumsi barang tersebut.

Meurut Rotter (dalam Robbins dkk, 2007), cara pandang seseorang terhadap suatu

peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi

padanya. Adanya locus of control dapat berperan untuk mengendalikan seseorang

ketika menggunakan kartu kredit. Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H7 : Locus of control menjadi moderasi Emosional instability terhadap

penggunaan kartu kredit.

Kepemilikan kartu kredit pada sesorang yang Introvret dapat

mempermudah untuk melakukan apa saja tidak terkecuali saat berbelanja, karena

pertimbangan sendiri dan tidak perduli dengan kondisi keuangannya. Introvert

merupakan individu yang tenang, menjaga perasaannya secara tertutu, dalam

beberapa hal pesimis, menjalani kehidupan sehari-hari dengan keseriusan, damai,

mampu menguasai diri, tertutup dan tenang (Parvin dkk, 2006). Kurangnya

interaksi dan hanya mempertimbangkan sesuatu sendiri tanpa masukan orang lain

akan dapat mempercepat dalam menentukan keputusan dan kegiatan dalam

penggunaan kartu kredit. Dengan demikin locus of control akan dapat berperan

untuk memperkuat dalam mempertimbangkan ketika pengambilan keputusan

dalam proses pembelian barang dengan kartu kredit. Dari uraian di atas dapat

ditetapkan hipotesis sebagai berikut:

H8 : Locus of control menjadi moderasi Introversion terhadap

penggunaan kartu kredit.

Page 13: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

14

Seorang yang memiliki conscientiousness tinggi akan cenderung

mengurangi penyalahgunaan kartu kredit, karena dalam hal belanja lebih

didorong oleh faktor lebih teliti, cermat dan memiliki kecerdasan dalam memilih

barang yang akan dibeli. Menurut Feist dan Gregory (2008) mengatakan bahwa

orang yang tinggi dalam dimensi conscientiousness umumnya berhati-hati, dapat

diandalkan, teratur dan bertanggung jawab dalam keputusan. Adanya locus of

control akan memiliki peranan yang sama ketika menggunakan kartu kredit,

karena dapat meninimalkan risiko dan dapat mengendalikan segala transaksi

pembayaran. Berdasarkan uraian di atas selanjutnya dapat ditetapkan hipotesis

sebagai berikut:

H9 : Locus of control menjadi moderasi Conscientiousness terhadap

penggunaan kartu kredit.

Individu yang memiliki sifat materialism merujuk pada bagaimana

seorang individu memberikan perhatian yang besar pada masalah kepemilikan

duniawi. Oleh sebab itu penggunaan kartu kredit dapat meningkatkan sifat

materialism. Menurut Richins dan Dawson (1992) materialism ditandai dengan

penekanan kuat pada akuisisi kepemilikan barang, mereka berfikir tentang harta

benda sebagai sarana penting dalam mengejar kebahagiaan dan cenderung melihat

kesuksesan dalam hal harta juga. Penggunaan kartu kredit terhadap individu yang

memiliki sifat materialism hanya merupakan suatu keinginan untuk mewujudkan

sumber kepuasan atas kepelikan suatu barang. Melalui locus of control akan

bermanfaat untuk mengontrol dalam pengambilan keputusan berbelanja ataupun

kegiatan yang berdampak pada penggunaan kartu kredit yang berlebihan. Dari

uraian di atas dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut:

H10 : Locus of control menjadi moderasi Materialism terhadap

penggunaan kartu kredit.

Page 14: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

15

Need for arousal dalam kaitannya dengan konsep seperti kecemasan,

perhatian, agitasi, stres, dan motivasi atas keputusan pembelian, need for arousal

merupakan input untuk pencapaian kepuasan oleh Rook (dalam Supramono dan

Idriani, 2008), serta setelah mendapatkan perasaan puas itu need for arousal mulai

berperan dan akan mendorong kegiatan belanja secara langsung dengan

melakukan transiksi-transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit dan akan

meningkat dengan sendirinya. Dengan adanya locus of control pada seseorang

akan dapat mengurangi keinginan serta dorongan untuk melakukan kegiatan

berbelanja. Berdasarkan uraian di atas dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut:

H11 : Locus of control menjadi moderasi Need for arousal terhadap

penggunaan kartu kredit.

Model Penelitian

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian

Penggunaan

Kartu Kredit

Locus of

control

Need for arousal

Materialism

Conscientiousness

Introversion

Emosional instability

Page 15: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

16

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi perhatian dalam suatu

penelitian (Supramono dan Sugiarto, 1993). Sedangkan sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh popolasi tersebut (Umar, 1997).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan di

PT. KINOCARE ERA KOSMETINDO, namun tidak semua anggota populasi

diteliti, akan tetapi dengan menggunakan sampel. Berdasarkan metode

Nonprobability Sampling yaitu Purposive Sampilng dengan kriteria karyawan

yang telah menggunakan atau memiliki akses kartu kredit, maka sampel dalam

penelitian ini sebanyak 63 karyawan dari 80 karyawan di divisi R&D (Research

and Development).

Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep

Penelitian ini menggunakan konsep kepribadian (personality traits) dan

penggunaan kartu kredit, dalam penelitian Pirog dan Robert (dalam Supramono

dan Idriani, 2008) dengan menggunakan Mowen’s 3M Hierarchical menemukan

sifat dasar personal traits yang terdiri dari ketidakstabilan emosi (emosional

instability), introversi (introversion), kecermatan (conscientiousness),

materialisme (materialism), dan kebutuhan untuk menstimulasi (need for

arousal). Masing-masing subkonsep tersebut akan diukur pada aras pengukuran

ordinal karena besarnya secara kuantitatif belum dapat diketahui, dengan

menggunakan Skala Likert 5 yang menunjukkan derajat kesatuan terhadap

pernyataan atau pertanyaan.

Selanjutnya untuk variabel Locus of control yang merupakan variabel

moderasi, dalam pengendalian aktifitasnya, menurut Rotter (dalam Donelly dkk,

2003) Locus of control diukur dengan menggunakan persepsi responden atas

hubungan antara hasil akhir berupa penghargaan dan penyebabnya dengan

menggunakan Skala Likert 5. Menurut Berkowitz (dalam Azwar, 2006) item yang

digolangkan menjadi kelompak item favourabel, yakni item yang mendukung atau

Page 16: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

17

memihak konstruk yang diukur dan item unfavourabel, yakni item yang tidak

mendukung atau tidak memihak konstruk yang diukur, dimana untuk pemberian

skor pada setiap variabel berkisar dari 5 sampai dengan 1 diberikan untuk variabel

yang bersifat favourable (skor dibaca searah), sedangkan untuk unfavourabel

(skor dibaca terbalik) berkisar dari 1 sampai 5.

Tabel 3.1

Pengukuran Konsep

Konsep Definisi Konsep Indikator Pertanyaan Pengukuran

Penggunaan

Kartu Kredit

Bagaimana cara

mempergunakan

dan manfaatkan

kepemilikan atas

kartu kredit.

Biasanya

menggunakan kartu

kredit tidak melebihi

batas maksimum

(limit).

Jarang menggunakan

kartu kredit.

Segala macam

pembayaran dengan

kartu kredit. (R)

Kurang perduli harga

produk ketika

menggunakan kartu

kredit. (R)

Selalu membayar

tagihan kartu kredit

di akhir bulan.

Jarang mengambil

uang tunai pada kartu

kredit.

Saya membeli

produk dengan

menggunakan kartu

kredit tidak sampai

batas maksimum

(limit).

Saya jarang

berbelanja

menggunakan kartu

kredit.

Saya menggunakan

kartu kredit untuk

melakukan segala

macam pembayaran.

(R)

Saya menjadi tidak

perduli dengan harga

produk ketika

menggunakan kartu

kredit. (R)

Saya selalu

membayar tagihan

kartu kredit setiap

akhir bulan.

Saya jarang menarik

uang tunai melalui

Sangat tidak setuju = 1

Tidak setuju = 2

Cukup = 3

Setuju = 4

Sangat setuju = 5

Page 17: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

18

kartu kredit pada saat

akan melakukan

pembelian yang tidak

direncanakan secara

tunai.

Emosional

instability

Perilaku yang

hanya

mempertimbangk

an suasana hati,

emosi dan hanya

untuk mencapai

kepuasan yang

maksimal.

Moody.

Mudah marah

(temperamental).

Mudah tersinggung.

Emosi yang naik

turun.

Saya tidak dapat

mengontrol diri saat

keinginan (moody)

berbelanja tinggi.

Saya cenderung

mudah marah setelah

melakukan

pembelian yang tidak

perlu dengan

menggunakan kartu

kredit.

Saya mudah

tersinggung saat

mengetahui besarnya

jumlah tagihan kartu

kredit.

Saya tidak bisa

mengontrol emosi

ketika mengetahui

tagihan kartu kredit

yang membengkak.

Sangat tidak setuju = 5

Tidak setuju = 4

Cukup = 3

Setuju = 2

Sangat setuju = 1

Introversion Seseorang yang

cenderung kurang

tegas, jarang

berbicara, kurang

aktif bila

dibandingkan

dengan extrovet.

Menjadi pemalu

ketika ada orang lain.

Sulit menyampaikan

sesuatu hal.

Menjadi pendiam

ketika ada orang lain.

Tertutup.

Saya cendrung malu

ketika ada masalah

pelunasan tagihan

kartu kredit.

Saya sulit

menyampaikan

sesuatu kepada orang

lain ketika ada

masalah terhadap

penggunaan kartu

Sangat tidak setuju = 5

Tidak setuju = 4

Cukup = 3

Setuju = 2

Sangat setuju = 1

Page 18: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

19

kredit.

Saya akan diam

ketika ada masalah

tentang penggunaan

kartu kredit.

Saya cenderung

tertutup ketika

menghadapi masalah

pembayaran tagihan

kartu kredit.

Conscientiou

sness

Kepribadian yang

dalam

tindakannya

terorganisir, teliti

dan rapi, cerdas,

bekerja keras dan

bertangguang

jawab.

Efisien.

Tepat.

Terorganisir.

Cermat.

Saya selalu seefisien

mungkin ketika

melakukan

pembelian dengan

kartu kredit.

Saya melakukan

pembelian dengan

kartu kredit pada

saat ada promo atau

diskon.

Saya merencanakan

terlebih dahulu

produk apa saja yang

akan dibeli saat

melakukan

pembelian dengan

kartu kredit.

Saya selalu cermat

ketika menggunakan

kartu kredit untuk

membeli produk

yang penting saja.

Sangat tidak setuju = 1

Tidak setuju = 2

Cukup = 3

Setuju = 4

Sangat setuju = 5

Materialism Bagaimana

individu

memberikan

perhatian yang

Menikmati membeli

sesuatu yang mahal.

Kenikmatan

memiliki sesuatu

Saya menikmati saat

mebeli produk yang

mahal dengan kartu

kredit.

Sangat tidak setuju = 5

Tidak setuju = 4

Cukup = 3

Setuju = 2

Page 19: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

20

besar pada

masalah

kepemilikan

duniawi.

yang mewah.

Kepemilikan sesuatu

yang mahal adalah

prioritas utama.

Pengumpulan barang

yang mahal adalah

sesuatu yang penting.

Saya menikmati

produk mewah yang

saya beli dengan

kartu kredit.

Saya mengutamakan

membeli produk

yang mahal dan

bermerek ketika

menggunakan kartu

kredit.

Saya senang

menyimpan

(mengkoleksi)

produk-produk mahal

yang dibeli dengan

kartu kredit.

Sangat setuju = 1

Need for

arousal

Perilaku

kepribadian untuk

mempengaruhi

perasaan,

kepuasan dan

tingkatan gairah

pada individu.

Mudah tertarik

dengan sesuatu yang

baru.

Menyukai sesuatu

yang berbeda dan

unik.

Memiliki rasa ingin

tahu yang tinngi.

Senang dan antusias

terhadap tantangan.

Saya jarang

melakukan

pembelian dengan

kartu kredit

meskipun ada produk

menarik yang ingin

dibeli.

Saya senang membeli

produk yang berbeda

dan unik dengan

kartu kredit.

Saya senang

menacari informasi

yang berkaitan

dengan diskon

pembelian dengan

kartu kredit.

Saya senang membeli

produk yang saya

suka dengan kartu

Sangat tidak setuju = 5

Tidak setuju = 4

Cukup = 3

Setuju = 2

Sangat setuju = 1

Page 20: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

21

kredit meskipun

mahal.

Locus of

control

Suatu cara

pandang

seseorang

terhadap suatu

peristiwa, apakah

dia dapat atau

tidak dapat

mengendalikan

(control) suatu

peristiwa.

Ketrampilan

Kemampuan

Usaha

Takdir

Nasib

Keberhuntungan

Orang lain yang

berkuasa.

Saya dapat

membedakan produk

yang harus dibeli

atau yang tidak

dibeli saat

menggunakan kartu

kredit.

Saya menggunakan

kartu kredit sesuai

kemampuan

finansial.

Saya selalu berusaha

menggunakan kartu

kredit pada saat

dibutuhkan atau

diperlukan saja

(emergency).

Saya berkewajiban

membayar tagihan

kartu kredit saya

setiap bulannya.

Saya harus bersedia

menanggung resiko

ketika tidak bisa

membayar tagihan

dan bunga kartu

kredit.

Saya bisa

memanfaakan kartu

kredit apabila tidak

membawa uang

tunai saat

berbelanja.

Saya cenderung

Sangat tidak setuju = 1

Tidak setuju = 2

Cukup = 3

Setuju = 4

Sangat setuju = 5

Page 21: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

22

bertanya kepada

orang lain (teman)

apabila terjadi

masalah dalam

penggunaan kartu

kredit

Keterangan:

1. Indikator pada Penggunaan Kartu Kredit mengacu pada Pirog dan Roberts

(2007).

2. Indikator pada personality traits mengacu pada Supramono dan Idriani

(2008).

3. Indikator pada Locus of control mengacu pada Yohana dan Ida (2010).

4. Simbol (R) menjelaskan pertanyaan yang bersifat unfavourabel.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan yaitu data primer. Data primer

merupakan data yang didapat dari sumber pertama seperti hasil dari wawancara

atau hasil kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Umar, 1997). Data

diperoleh melalui penyebaran kuisioner dan wawancara kepada beberapa

responden. Kuisioner ini disebarkan kepada setiap karyawan di PT. KINOCARE

ERA KOSMETINDO yang sudah mempunyai kartu kredit. Kegiatan penyebaran

kuisioner dilakukan dengan cara memberikan kuisioner kepada beberapa

karyawan untuk diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan pada

pennggunaan kartu kredit. Selain itu, penelitian Purposive Sampling ini

dimaksudkan untuk dapat menentukan responden berdasarkan kriteria tertentu

agar respoden dari masing-masing karyawan yang benar telah memiliki ataupun

yang telah menggunakan kartu kredit dapat memberikan informasi yang

diperlukan untuk penelitian.

Page 22: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

23

Teknik Analisis

Analisis data untuk penelitian ini diawali dengan uji reliabilitas dan uji

validitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Ghozali, 2005). Kriteria data dikatakan valid jika korelasi r hitung positf > r

tabel dan dikatakan tidak valid jika korelasi r hitung positf < r tabel, dengan

tingkat signifikansi a = 5 %. Selanjutnya Uji reliabilitas dilakukan setelah uji

validitas dan hanya pertanyaan-pertanyaan yang telah dianggap valid.

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Kehandalan berkaitan dengan estimasi sejauh

mana suatu alat ukur apabila dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari

jawaban atau pertanyaan jika pengamatan dilakukan secara berulang. Uji coba

terhadap butir pertanyaan yang valid dilakukan untuk menguji reliabilitas

kuesioner adalah dengan melihat hasil koefisien dari Cronbach Alpha.

Kriteria pengujian uji reliabilitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005):

1. Alpha > 0,60 konstruk (variabel) memiliki reliabilitas,

2. Alpha < 0,60 konstruk (variabel) tidak memiliki reliabilitas.

Setelah melakukan uji reliabilitas dan validitas, maka selanjutnya

membuat statistik deskriptif dari masing-masing indikator variabel personality

traits dan untuk rata-rata total dari masing-masing indikator dihitung dari cara:

Rata-rata total = Total mean dari masing-masing indikator

jumlah indikator

Selanjutnya untuk menentukan rentang skala kategori, sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, sangat rendah dari nilai rata-rata jawaban responden maka

dapat menggunakan rumus (Simamora, 2004):

Page 23: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

24

Interval = Nilai maksimum – Nilai minimum

Jumlah kelas

Interval = 5 – 1 = 0,8

5

Dari uraian diatas dapat diperoleh kategori tingkat variabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tingkat Kategori variabel

Favourabel Unfavourabel

1,00 – 1,79 = Sangat rendah 4,20 – 5,00 = Sangat tinggi

1,80 – 2,59 = Rendah 3,40 – 4,19 = Tinggi

2,60 – 3,39 = Sedang 2,60 – 3,39 = Sedang

3,40 – 4,19 = Tinggi 1,80 – 2,59 = Rendah

4,20 – 5,00 = Sangat tinggi 1,00 – 1,79 = Sangat rendah

Metode yang digunakan untuk menganalisis data selanjutnya adalah

menggunakan analisa regresi berganda karena untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen yaitu personality traits dengan

penggunaan kartu kredit dan untuk mengetahui pengaruh variabel Locus of control

yang merupakan variabel moderasi terhadap variabel personality traits dengan

penggunaan kartu kredit digunakan analisis Moderated Regression Analysis

(MRA).

Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat

atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap

variabel dependen. Adapun model hubungan adanya pengaruh moderating dapat

dilihat sebagai berikut (Ghozali, 2005).

Page 24: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

25

Gambar 3.1 Model Analisis Moderating

Gambar tersebut menjelaskan variabel locus of control merupakan variabel

moderating oleh karena dapat melemahkan atau memperkuat hubungan antara

personality traits dan penggunaan kartu kredit. Semakin tinggi pengaruh dari

personality traits dan lucus of control, maka semakin baik penggunaan kartu

kredit. Sebaliknya semakin tinggi personality traits akan tetapi locus of control

rendah, maka tidak berpengaruh pada penggunaan kartu kredit. Uji interaksi

(MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam

persamaan regresinya mengandung unsur interaksi perkalian dua arah atau lebih

variabel independen dengan rumus persamaan sebagai berikiut (Ghozali, 2005).

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X1X2 + e (1)

Variabel perkalian antara X1 dan X2 merupakan variabel moderating oleh

karena menggambarkan pengaruh moderating variabel X2 terhadap hubungan X1

dan Y. Sedangkan variabel X1 dan X2 terhadap Y. Sedangkan variabel X1 dan

X2 merupakan pengaaruh langsung dari variabel X1 dan X2 terhadap Y. Mengapa

perkalian antara X1 dan X2 dapat dianggap sebagai moderating, dapat dijelaskan

dengan dengan membuat persamaan derivasi (turunan) X1 atau dY/dX1 dari

persamaan (1). Hasil dari dY/dX1 adalah :

dY/dX1 = b1 + b3 X2 (2)

Personality traits Penggunaan kartu kredit

Locus of control

Page 25: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

26

Persamaan (2) memberikan makna bahwa dY1/dX1 merupakan fungsi dari

X2 atau variabel X2 memoderasi hunbungan X1 dan Y. Selanjutnya koefisien

jalur dihitung dengan membuat persamaan regresi yang menunjukan suatu

hubungan. Dalam hal ini ada tiga persamaan yaitu:

Y1 = b + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e. (3)

Y2 = b + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6Y1 + e. (4)

Y3 = b + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6Y1 + (5)

(b1X1 + ... + b5X5)*b6Y1 + e

Keterangan :

Y1 = Locus of control

Y2,Y3 = Penggunaan Kartu Kredit

X1 = Emosional instablity

X2 = Introversion

X3 = Conscientiousness

X4 = Materialism

X5 = Need for arousal

b = Konstanta

b1-b6 = Koefisien regresi

e = error tern

Page 26: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

27

Hasil Penelitian

Gambaran Responden

Responden dalam penelitian ini adalah sejumlah 63 karyawan di divisi

R&D (Research and Development), yang sudah memiliki dan menggunakan kartu

kredit di PT. KINOCARE ERA KOSMETINDO, dengan karakteristik sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden

Kategori Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Pria 11 17,5

Wanita 52 82,5

Usia 20 – 25 21 33,4

25 – 30 12 19,0

> 30 30 47,6

Pendidikan D3 13 20,6

S1 47 74,6

S2 3 4,8

Lama Kerja < 5 tahun 36 57,1

5 – 10 tahun 17 27

> 10 tahun 10 15,9

Pendapatan < Rp 3 juta 17 27

Rp 3 juta – Rp 5 juta 15 23,8

> Rp 5 juta 31 49,2

Sumber: Data primer, 2012

Tabel tersebut menunjukkan bahwa responden didominasi oleh

karyawan wanita sebanyak 82,5 %, dan karyawan pria adalah 17,5 %. Dilihat dari

tingkat pendidikan bahwa mayoritas responden didominasi berpendidikan S1

yaitu sebanyak 74,6 %. Sementara itu penyebaran sampel berdasar usia secara

umum responden didominasi oleh karyawan senior dalam usia masa kerja

Page 27: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

28

sebanyak 66,7 %. Sedangkan pada pendapatan karyawan paling rendah adalah

kurang dari Rp. 3.000.000,- per bulan sebanyak 27 % dan pendapatan tertinggi

adalah lebih dari Rp. 5.000.000,- per bulan sebanyak 49,2 %. Pendapatan

karyawan umumnya cukup tinggi, hal tersebut dapat digunakan sebagai indikator

atas kesejahteraan karyawan dan kepemilikan atas penggunaan kartu kredit.

Selanjutnya diuraikan deskripsi dari masing-masing variabel dari elemen

personality traits yang meliputi Penggunaan Kartu kredit, emosional instability,

introversion, conscientiousness, materialism, need for arousal, dan locus of

control.

Tabel 4.2

Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel Rata-rata Skor Keterangan

Penggunaan kartu kredit 4,1 Tinggi

Emotional Instability 3,9 Tinggi

Introversion 3,1 Sedang

Conscientiousness 4,3 Sangat tinggi

Materialism 3,8 Tinggi

Need for arousal 3,1 Sedang

Locus of control 4,2 Sangat tinggi

Sumber: Data primer, 2012

Dari tabel diatas deskripsi kategori skor pada variabel penggunaan kartu

kredit kategorinya tinggi, artinya secara keseluruhan karyawan disana penggunaan

kartu kreditnya sudah baik. Sedangkan pada variabel conscientiousness dan locus

of control menunjukkan kategori sangat tinggi, artinya sebagian besar karyawan

akan jauh lebih teliti, berhati-hati dan merencanakan terlebih dahulu sebelum

melakukan pembelian. Selanjutnya pada variabel emotional instability dan

materialism menunjukkan kategori tinggi, artinya karyawan yang memiliki

emotional instability tinggi mereka tidak bisa mengontrol emosinya saat

melakukan pembelian. Sedangkan karyawan dengan materialism tinggi mereka

menjadi sering melakukan pembelian walapun harga barang tersebut mahal.

Page 28: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

29

Selanjutnya variabel introversion dan need for arousal menunjukkan

kategori sedang, artinya sebagian dari karyawan yang introvert cenderung lebih

tertutup dan dalam pengambilan keputusanya masih atas pertimbangan sendiri dan

sebagian karyawan yang memiliki sifat need for arousal menjadi

mempertimbangkan setiap keputusannya saat melakukan pembelian karena

adanya hal lain yang lebih penting.

Uji Reliabilitas dan Validitas

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk, sedangkan Uji validitas

digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali,

2011).

Pada pengujian validitas dan reliabilitas variabel emotional Instability,

introversion, conscientiousness dan materialism hasil pengujian pada tahap

pertama, semua indikator empirik mempunyai nilai r hit positif dan r hit > r0,05

(0,213) sehingga indikator empirik yang diujikan tersebut dinyatakan valid.

Demikian halnya dengan uji reliabilitasnya, semua variabel tersebut menunjukkan

nilai Cronbach alpha > 0,60 sehingga indikator-indikator empirik tersebut

dinyatakan reliabel. Namun pada pengujian variabel penggunaan kartu kredit

tahap pertama, terdapat satu indikator empirik yakni PKK4 yang mempunyai nilai

r hit < r0,05 (0,213) sehingga indikator empirik yang diujikan tersebut dinyatakan

tidak valid. Dengan demikian pengujian validitas diulangi dengan tidak mengikut

sertakan indikator empirik yang tidak valid tersebut. Pada pengujian tahap kedua,

semua indikator empirik mempunyai nilai r hit positif dan nilai r hitung > r0,05

(0,213) sehingga indikator empirik yang diujikan tersebut dinyatakan valid.

Demikian juga dengan uji reliabilitasnya menunjukkan nilai Cronbach alpha

sebesar 0,658 > 0,60, sehingga indikator-indikator empirik tersebut dinyatakan

reliabel.

Page 29: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

30

Hal yang sama juga pada pengujian variabel need for arousal, pada

pengujian validitas dan reliabilitas tahap pertama, terdapat satu indikator empirik

yakni NA1 yang mempunyai nilai r hit < r0,05 (0,213) sehingga indikator empirik

yang diujikan tersebut dinyatakan tidak valid. Dengan demikian pengujian

validitas diulangi dengan tidak mengikut sertakan indikator empirik yang tidak

valid tersebut. Pada pengujian tahap kedua, semua indikator empirik mempunyai

nilai r hit positif dan r hit > r0,05 (0,213) sehingga indikator empirik yang diujikan

tersebut dinyatakan valid. Dan pada uji reliabilitasnya, menunjukkan nilai

Cronbach alpha sebesar 0,701 > 0,60 sehingga indikator-indikator empirik

tersebut dinyatakan reliabel.

Analisis Moderating

Uji Asumsi

Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011).

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan bahwa pada model regresi 1 diperoleh

angka Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,567 mempunyai nilai signifikan

sebesar 0,904 > 0,05 maka distribusi data residualnya adalah normal. Pada model

regresi 2 diperoleh angka Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 1,231 mempunyai

nilai signifikan sebesar 0,096 > 0,05 maka distribusi data residualnya adalah

normal.

Uji hipotesis

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas (independent)

terhadap variabel tidak bebas (dependent) secara terpisah atau sendiri-sendiri

(Gujarati, 1997). Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui apakah variabel

Personality traits dan Locus of Control berpengaruh terhadap penggunaan kartu

kredit.

Page 30: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

31

Tabel 4.3

Hasil Uji t

Variabel t hitung Sig

Emotional Instability 0,273 0,786

Introversion -0,400 0,691

Conscientiousness 2,283* 0,026

Materialism -2,635* 0,011

Need for arousal 1,232 0,223

Locus of Control 2,536* 0,014

Keterangan : * = signifikan pada = 5 %

t 0,05 = 1,672 ( = 5 %, df = 56)

Pengaruh Emotional Instability Terhadap Penggunaan Kartu Kredit

Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa Emotional Instability

tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan kartu kredit. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai t hitung 0,273 > t tabel -1,672 pada selang kepercayaan

5% sehingga H1 ditolak. Tidak adanya pengaruh Emotional Instability terhadap

penggunaan kartu kredit menunjukkan bahwa meningkatnya perilaku karyawan

dalam melakukan pembelian dengan kartu kredit tidak dipengaruhi oleh karakter

Emotional Instability pada diri karyawan tersebut.

Tidak adanya pengaruh emotional Instability ketika melakukan aktivitas

pembelian dengan kartu kredit dapat terjadi karena mengingkat tingginya

kebutuhan, beban hidup dan bagaimana keadaan keuangan pada saat tertentu,

keinginan seorang karyawan untuk melakukan pembelian dengan kartu kredit

menjadi berkurang apabila mengingat adanya beban tagihan kartu kredit yang

belum dibayar ketika akan menggunakanya meskipun untuk membeli keperluan

kebutuhan hidup sehari-hari, terlebih lagi apabila ada beberapa harga produk yang

akan dibeli menjadi meningkat harga belinya. Jadi masalah keuangan bisa

menjadi salah satu alasan apabila karyawan sangat ingin melakukan pembelian

dan untuk memperbaiki suasana hati dengan melakukan kegiatan berbelanja.

Page 31: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

32

Pada kenyataannya penggunaan kartu kredit pada karyawan yang memiliki

karakter emotional Instability tidak mempengaruhi dalam setiap pengambilan

keputusannya, karena besarnya kebutuhan hidup di kota besar terlebih lagi Jakarta

membuat karyawan menjadi lebih mempertimbangkan terlebih dahulu ketika akan

membeli barang. Dalam penelitian ini jika dibandingkan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan (Pirog dan Roberts 2007; Supramono dan Idriani

2008) yaitu tentang penyalahgunaan kartu kredit menunjukkan hasil yang tidak

signifikan pada variabel emotional Instability. Sedangkan pada penelitian ini

tentang penggunaan kartu kredit variabel emotional Instability juga tidak

menunjukkan hasil yang signifikan

Pengaruh Introversion Terhadap Penggunaan Kartu Kredit

Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa Introversion tidak

mempunyai pengaruh terhadap penggunaan kartu kredit. Hal ini ditunjukkan oleh

nilai t hitung -0,400 > t tabel -1,672 pada selang kepercayaan 5% sehingga H2

ditolak. Tidak adanya pengaruh elemen introversion terhadap penggunaan kartu

kredit menjelaskan bahwa karyawan cenderung menerima dan meminta masukan

dari orang lain dalam proses pembelian terutama saat menggunaan kartu kredit.

Karyawan di PT. KINOCARE ERA KOSMETINDO, yang sebagian besar

sudah memiliki dan mempergunakan kartu kredit akan lebih mengetahui kapan

sebaiknya dan dalam kondisi bagaimana seharusnya baru mempergunakan kartu

kredit. Dengan adanya masukan dan informasi dari orang lain tentang bagaimana

dan kapan sebaiknya menggunakan kartu kredit akan menjadi input tersendiri bagi

karyawan agar bisa berfikir lagi dan lebih mempertimbangkan saat akan membeli

suatu barang, apakah barang tersebut terlalu tinggi harganya, kurang bagus

(menarik) atau barang tersebut benar-benar dibutukkan.

Tidak adanya pengaruh yang ditunjukkan karyawan yang introvert

menunjukkan bahwa indikator dari variabel introvert tidak menentukan karyawan

tersebut dalam meyampaikan masalah tentang penggunaan kartu kredit. Dalam

penelitian ini jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Supramono dan Idriani (2008) yaitu tentang penyalahgunaan kartu kredit

Page 32: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

33

menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada variabel introvert. Sedangkan pada

penelitian ini tentang penggunaan kartu kredit variabel introvert juga tidak

menunjukkan hasil yang signifikan.

Pengaruh Conscientiousness Terhadap Penggunaan Kartu Kredit

Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa Conscientiousness

mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan kartu kredit. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,283 > t tabel 1,672 pada selang kepercayaan

5% sehingga H3 diterima. Adanya pengaruh conscientiousness pada kepribadian

seorang karyawan, menunjukkan bahwa semakin cermat, berhati-hati dan

terorganisir apabila orang tersebut akan melakukan kegiatan berbelanja ketika

menggunakan kartu kredit.

Dalam melakukan pembelian barang, conscientiousness pada diri seorang

karyawan dapat menjadikan orang tersebut benar-benar mempertimbangkan

kelebihan dari kartu kredit sesuai dengan manfaat dan kondisi keuangannya.

Selain itu dengan pengaruh conscientiousness pada kepribadian karyawan yang

bersangkutan secara tidak langsung akan semakin mempertimbangkan beberapa

hal ,seperti berapa besar uang ataupun gaji yang yang dimiliki sekarang, besarnya

tagihan kartu kredit setiap bulannya, ataupun adanya bunga yang dikenakan

apabila akan berbelanja menggunakan kartu kredit.

Pengaruh positif yang ditunjukan oleh sifat dasar kepribadian

conscientiousness pada seorang karyawan, dalam penelitian ini menunjukkan

hasil yang signifikan pada variabel conscientiousness. Sedangkan pada penelitian

sebelumnya tentang penyalahgunaan kartu kredit yang dilakukan oleh Supramono

dan Idriani (2008) juga menunjukkan hasil yang signifikan, bahwa

conscientiousness akan memberikan dorongan positif saat pengambilan keputusan

dan juga saat akan melakukan kegiatan pembelian dengan menggunakan kartu

kredit. Jadi tidak hanya mempertimbangkan kemudahan penggunaan dari kartu

kredit itu sendiri akan tetapi juga perlu mempertimbangkan apa risiko ataupun

masalah yang nantinya akan timbul apabila menggunakan kartu kredit.

Page 33: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

34

Pengaruh Materialism Terhadap Penggunaan Kartu Kredit

Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa Materialism

mempunyai pengaruh negatif terhadap penggunaan kartu kredit. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai t hitung -2,635 < t tabel -1,672 pada selang kepercayaan

5% sehingga H4 diterima. Adanya pengaruh materialism pada penggunaan kartu

kredit menunjukkan bahwa semakin tidak terkendalinya keinginan seorang

karyawan atas kepemilikan suatu barang dan juga semakin besarnya keinginan

karyawan untuk melakukan kegiatan pembelian.

Adanya pengaruh kepribadian materialism pada diri seorang karyawan

apalagi jika karyawan tersebut memiliki kartu kredit, secara tidak langsung akan

memberi kemudahan untuk melakukan berbagai transaksi pembelian. Terlebih

lagi dari karakteristik responden didominasi oleh karyawan wanita yang kita tahu

akan menjadi sangat konsumtif bila dibandingkan dengan karyawan pria ketika

melakukan pembelian. Besarnya keinginan untuk melakukan pembelian dengan

kartu kredit membuat karyawan tersebut menjadi mudah tergiur dengan barang-

barang lain yang sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan untuk dibeli. Dengan hanya

memikirkan pada pemenuhan kepuasan atas kepemilikan suatu barang akan

berdampak pada tidak menghiraukannya besar tagihan pada akhir bulan yang

mengakibatkan tidak mampunya membayar bunga dan tagihan dari hasil

pembelian yang dilakukan dengan kartu kreditnya tersebut.

Pengaruh yang ditunjukkan oleh kepribadian materialism terhadap

penggunaan kartu kredit dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan.

Sedangkan pada penelitian sebelumnya tentang penyalahgunaan kartu kredit yang

dilakukan (Pirog dan Roberts 2007; Supramono dan Idriani 2008) juga

menunjukkan hasil yang signifikan, bahwa sifat materialism hanya merujuk pada

bagaimana seorang individu memberikan perhatian yang besar hanya pada

masalah kepemilikan duniawi dan dengan adanya kartu kredit bisa meningkatkan

keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan berbelanja.

Page 34: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

35

Pengaruh Need for arousal Terhadap Penggunaan Kartu Kredit

Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa Need for arousal tidak

mempunyai pengaruh terhadap penggunaan kartu kredit. Hal ini ditunjukkan oleh

nilai t hitung 1,232 > t tabel -1,672 pada selang kepercayaan 5% sehingga H5

ditolak. Tidak adanya pengaruh need for arousal menunjukkan bahwa keputusan

pembelian dengan kartu kredit tidak dipengaruhi need for arousal pada karyawan

tersebut.

Pemanfaatan penggunaan kartu kredit merupakan gaya hidup yang

berkembang di kota-kota besar. Mengisi liburan dan waktu luang dengan

berbelanja merupakan pilihan yang dilakukan sebagian karyawan di PT.

KINOCARE ERA KOSMETINDO untuk mendapatkan perasaan senang dan

hiburan pada saat liburan akhir pekan. Membeli berbagai barang dengan kartu

kredit merupakan cara yang paling mudah dan efisien untuk mendapatkan

kepuasan atas barang yang ingin dibeli dan dapat menjadi sesuatu yang

menyenangkan. Akan tetapi setelah itu adanya beban dan perasaan menyesal

karena membeli barang yang sebenarnya kurang begitu dibutuhkan, dan juga

membengkaknya tagihan kartu kredit pada akhir bulan, dapat menjadikan seorang

karyawan menjadi lebih mempriotaskan barang apa yang benar-benar perlu dibeli

supaya tidak menjadi masalah keuangan dikemudian hari.

Perasaan senang ketika membeli dan mendapatkan suatu barang yang

diinginkan merupakan cara yang dilakukan seorang karyawan yang memiliki

kepribadian need for arousal. Dalam penelitian ini need for arousal menunjukkan

hasil yang tidak signifikan, sedangkan pada penelitian sebelumnya tentang

penyalahgunaan kartu kredit yang dilakukan oleh Supramono dan Idriani (2008)

juga menunjukkan hasil yang tidak signifikan, bahwa need for arousal tidak

mempengaruhi keputusan seseorang ketika melakukan pembeliaan dengan kartu

kredit karena adanya pertimbangan dalam menangung besarnya tagihan kartu

kredit.

Page 35: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

36

Pengaruh Locus of Control Terhadap Penggunaan Kartu Kredit

Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa Locus of Control

mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan kartu kredit. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,536 > t tabel 1,672 pada selang kepercayaan

5% sehingga H6 diterima. Adanya pengaruh locus of Control pada kepribadian

seorang karyawan menunjukkan bahwa semakin baik dalam mengambil

keputusan apabila orang tersebut akan melakukan pembelian dengan

menggunakan kartu kredit.

Pengaruh gaya hidup dan tersedianya segala jenis kebutuhan hidup

terutama di kota besar menyebabkan semakin meningkatkan keinginan karyawan

untuk membeli barang tersebut apalagi ketika menggunakan kartu kredit, tidak

perlu membawa uang tunai, dapat membeli barang dengan kredit dan membayar

dikemudian hari secara tidak langsung akan berdampak pada kondisi dan beban

limit tagihan kartu kredit yang akan diterima nantinya.

Dengan adanya locus of Control pada diri karyawan akan bermanfaat

ketika melakukan pembelian agar menjadi lebih bijak dalam menentukan pilihan

untuk berbelanja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan yang ada.

Dengan memanfaatkan fungsi dan kelebihan dari kartu kredit, karyawan akan

dapat mempertimbangkan berbagai tawaran tentang penghematan yang

ditawarkan untuk setiap pemilik kartu kredit, seperti diskon makan di restoran,

diskon belanja atau cashback pembelian beberapa barang.

Page 36: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

37

Hasil Uji Pengaruh Personality Traits Terhadap Penggunaan Kartu kredit

dengan Moderasi Locus of Control

Variabel Sig

Emotional Instability 0,715

Introversion 0,644

Conscientiousness 0,086

Materialism 0,894

Need for arousal 0,184

Keterangan : * = signifikan pada = 5 %

Pengaruh Emotional Instability terhadap Penggunaan Kartu Kredit dengan

Locus of Control sebagai Moderating Variable

Berdasarkan perhitungan di atas, menghasilkan nilai sebesar 0,715 pada

tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H7 ditolak yang

berarti locus of control tidak menjadi moderasi emotional instability terhadap

penggunaan kartu kredit. Tidak adanya pengaruh dari locus of control terhadap

karakter emotional instability pada seorang karyawan berarti juga tidak memberi

pengaruh atau memperkuat dalam keputusan karyawan ketika pembelian dengan

kartu kredit.

Pengaruh seseorang karyawan dengan emosional instablity yang merasa

puas setelah melakukan aktivitas berbelanja, dengan adanya locus of control

ternyata tetap tidak dapat mengurangi aktifitas yang konsumtif atas kegiatan

pembelian dan kepemilikan suatu barang. Adanya fasilitas kartu kredit membuat

karyawan menjadi tidak dapat membedakan antara kebutuhan atau sekedar

keinginan terhadap konsumsi barang tersebut karena kemudahan kartu kredit.

Besarnya keinginan seorang karyawan untuk berbelanja sebagai sarana perbaikan

mood atau untuk mendapat kepusan setelah membeli barang, akan tetap menjadi

prioritasnya. Keputusan pembelian dan adanya pengaruh locus of control tetap

tidak menjadi alasan untuk menunda pembelian barang dan bahkan tanpa

mempertimbangkan terlebih dahulu bagaimana kondisi keuangannya saat ini.

Page 37: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

38

Pengaruh Introversion terhadap Penggunaan Kartu Kredit dengan Locus of

Control sebagai Moderating Variable

Berdasarkan perhitungan di atas, menghasilkan nilai sebesar 0,644 pada

tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H8 ditolak yang

berarti locus of control tidak menjadi moderasi introversion terhadap penggunaan

kartu kredit. Tidak adanya pengaruh locus of control terhadap kepribadian

seorang karyawan yang introversion terbukti juga tidak berperan dalam keputusan

penggunaan kartu kredit.

Kepemilikan kartu kredit pada sesorang introversion akan dapat

mempermudah dalam melakukan apa saja yang diinginkan tidak terkecuali saat

berbelanja karena pertimbangan sendiri, kurang perduli pada masukan orang lain

dan terlebih juga menjadi tidak perduli dengan kondisi keuangannya hanya demi

untuk mendapat pengakuaan sosial yang lebih tinggi. Walaupun adanya peran

locus of control akan tetapi kurangnya interaksi dan pertimbangan sendiri akan

dapat mempercepat keputusan pembelian dengan kartu kredit terlebih apabila

barang tersebut sangat ingin untuk dibeli. Pengeluaran pada saat kegiatan belanja

dengan kartu kredit yang dilakukan oleh karyawan yang introversion, dengan

adanya locus of control ternyata juga tidak dapat berperan besar untuk

memperkuat dalam mempertimbangkan ketika pengambilan keputusan pembelian

dengan kartu kredit.

Pengaruh Conscientiousness terhadap Penggunaan Kartu Kredit dengan

Locus of Control sebagai Moderating Variable

Berdasarkan perhitungan di atas, menghasilkan nilai sebesar 0,644 pada

tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H9 ditolak yang

berarti locus of control tidak menjadi moderasi conscientiousness terhadap

penggunaan kartu kredit. Tidak adanya pengaruh locus of control terhadap

keputusan penggunaan kartu kredit terhadap karyawan yang berkepribadian

conscientiousness tidak memperkuat karyawan ketika menggunakan kartu kredit

sesuai dengan manfaatnya.

Page 38: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

39

Pengaruh locus of control dalam menggunakan kartu kredit meskipun

dalam penggunaannya digunakan sebagai instrumen untuk membiayai gaya hidup

dan proses pembelian kebutuhan sehari-hari, tidak adanya peran locus of control

yang seharusnya memperkuat keputusan karyawan ketika menggunakan kartu

kredit, tidak akan mempengaruhi kebijakan karyawan ketika membuat daftar atau

mencatan apa saja yang akan dibeli dan berapa harga barang yang harus dibayar,

karena adanya moderasi locus of control hanya akan memberikan peran yang

sama dengan conscientiousness, bukan menjadikan karyawan menjadi mudah dan

sering melakukan pembelian ketika menggunakan kartu kredit.

Pengaruh Materialism terhadap Penggunaan Kartu Kredit dengan Locus of

Control sebagai Moderating Variable

Berdasarkan perhitungan di atas, menghasilkan nilai sebesar 0,894 pada

tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H10 ditolak yang

berarti locus of control tidak menjadi moderasi materialism terhadap penggunaan

kartu kredit. Tidak adanya pengaruh locus of control terhadap karakter

materialism pada seorang karyawan berarti juga tidak memberi dampak positif

terhadap besarnya keinginan ketika melakukan keputusan pembelian terutama saat

menggunakan kartu kredit.

Seorang karyawan yang memiliki sifat materialism hanya menberikan

perhatian besar pada masalah kepemilikan duniawi saja, selain itu kegiatan

berbelanja merupakan sesuatu yang harus rutin untuk dilakukan, oleh karena itu

kepemilikan atas kartu kredit dapat secara tidak langsung akan meningkatkan

kegiatan dan keinginanya untuk berbelanja. Pengaruh variabel locus of control

ternyata tidak dapat mengontrol perilaku karyawan ketika terjadi peningkatan

kegiatan untuk berbelanja dan pada saat menggunakan kartu kredit.

Page 39: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

40

Pengaruh Need for Arousal terhadap Penggunaan Kartu Kredit dengan

Locus of Control sebagai Moderating Variable

Berdasarkan perhitungan di atas, menghasilkan nilai sebesar 0,184 pada

tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H11 ditolak yang

berarti locus of control tidak menjadi moderasi need for arousal terhadap

penggunaan kartu kredit. Tidak adanya pengarauh variabel locus of control

terhadap need for arousal terbukti bahwa tidak terpengaruhnya setiap keputusan

karyawan dalam memperoleh kepuasan setelah melekukan pembelian dengan

kartu kredit.

Pengaruh kepribadian need for arousal dalam kaitannya dengan keputusan

pembelian untuk mencapai status kepuasan diri, dengan adanya locus of control

sebagai mediasi ternyata juga tidak mempengaruhi dan tidak dapat mengendalikan

ketika tingginya kenginan seorang karyawan dalam melakukan kegiatan

pembelian ketika menggunakan kartu kredit.

Page 40: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

41

Kesimpulan

Dari hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian

hipotesis (H1, H2, H3, H4 ,H5 ,H6) yang terdiri dari Emosional instablity,

Introversion, Conscientiousness, Materialism, Need for arousal, dan variabel

moderating yaitu Locus of control hanya hipotesis H3, H4 dan H6 yang

menunjukkan pengaruh terhadap penggunaan kartu kredit. Adapun variabelnya

yaitu pertama variabel Conscientiousness yang memiliki hubungan yang positif

antara penggunaan kartu kredit dengan Conscientiousness. Sehingga seorang yang

memiliki Conscientiousness akan cenderung lebih teliti dan berhati-hati pada saat

menggunakan kartu kredit.

Selanjutnya yang kedua variabel Materialism terdapat pengaruh negatif

terhadap penggunaan kartu kredit, hal ini berarti bahwa apabila seorang karyawan

yang memiliki sifat materialism hanya akan mempertimbangkan kepuasan atas

kepemilikan barang saja tanpa memikirkan risiko setelah menggunaan kartu

kredit. Selain itu, variabel yang ketiga Locus of control juga mempunyai pengaruh

positif terhadap penggunaan kartu kredit. Sehingga dapat diambil kesimpulan

adanya Locus of control pada seorang karyawan dapat mempengaruhi dalam

pengambilan keputusan penggunaan kartu kredit, semakin tinggi Locus of control

pada seorang karyawan maka semakin baik dalam menentukan dan mengambil

keputusan berbelanja dengan kartu kredit. Sedangkan berdasarkan pengujian

perhitungan pengaruh variabel Moderating yaitu Locus of control yang

menjelaskan hipotesis (H7, H8, H9, H10 ,H11) apakah terdapat pengaruh hubungan

antara variabel Locus of control yang memoderasi variabel Personality traits

dengan penggunaan kartu kredit. Namun pada pengujian ini variabel locus of

control ternyata tidak mampu menjadi variabel moderating.

Implikasi Terapan

Dengan melihat karakteristik dari personality traits yang berbeda-beda

pada karyawan dan juga sebagian besar karyawan memiliki pendapatan yang

relatif tinggi, maka adapun implikasi terapan yang dapat diberikan kepada

Page 41: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

42

karyawan di PT. KINOCARE ERA KOSMETINDO, yaitu perlunya pengetahuan

mengenai manfaat dan cara yang baik dalam menggunakan kartu kredit agar tidak

berdampak negatif kedepannya. Selain itu mengingat bahwa penggunaan kartu

kredit cukup tinggi terutama di kota-kota besar, pentingnya perencanaan

pembelian supaya jauh lebih baik dalam pengelolaan keuangan harus sangat

diperhatikan. Adapun pengendalian penggunaan kartu kredit dapat dilakukan

dengan cara, selalu membayarkan penuh tagihan setiap bulannya untuk

menghindari bunga dalam kartu kredit yang biasanya akan lebih tinggi, selalu

menyesuaikan pembelian dengan kondisi keuangan, dengan kata lain

menggunakan kartu kredit bila benar-benar diperlukan, menggunakan satu kartu

kredit saja apabila memiliki dua atau lebih kartu kredit karena semakin banyak

kartu kredit yang dimiliki akan mendorong seseorang untuk berbelanja lebih

banyak lagi. Selain itu juga menghindari pengambilan uang cash pada kartu

kredit, tidak mudah tertarik dengan berbagai potongan harga, tawaran promo,

reward point, cicilan dengan bunga 0% dan juga selalu mengecek tagihan setiap

bulannya karena hal tersebut secara tidak langsung dapat mengontrol semua

kegiatan ketika melakukan pembelian dengan kartu kredit.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini sebenarnya masih memiliki keterbatasan, yaitu dalam

mengumpulkan data primer, sehingga penelitian ini tidak dapat memperoleh data

yang diharapkan secara lengkap. Selanjutnya pada variabel intervening yaitu locus

of control dalam penelitian ini yang merupakan kombinasi dari locus of control

internal dan locus of control eksternal supaya memfokuskan pada salah satu

konsep saja yaitu locus of control internal, karena meskipun ada pengaruh dari

eksternal locus of control, setiap keputusan seseorang ketika menggunakan kartu

kredit tergantung pada pengendalian diri dari penggunanya.

Selain itu penelitian ini sebenarnya masih bisa dikembangkan lagi dari

model regresi untuk dapat memasukkan beberapa variabel demografi yang

dianggap dapat memberikan pengaruh terhadap penggunaan kartu kredit selain

personality traits.

Page 42: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

43

Referensi

Ashok, P. S, dan Ashish K. D. 2011, “Role of Stress and Locus of Cosntrol in Job

Satisfaction Among Middle Managers.” Journal of Organizational

Behavior, Vol. X, No. 1.

Azwar, S. 2006. Validitas dan Reliabilitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajat Offset.

Donnely, David P., Jeffrey J. Q, and David O. 2003 ”Auditor Acceptance of

Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory Model Using Auditors’

PersonalCharacteristics.”Journal of Behavioral Research In Accounting :

vol 15.

Feist, Jess dan J. Feist,Gregory. 2008. Theories of Personality-6, terjemahanYudi

Santoso, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Franedya, Roy. 2012. “Bank Indonesia dan industri kaji pembetukan prinsipal

lokal”, http://keuangan.kontan.co.id. 10 Januari 2012.

Frensidy, Budi. 2009. The Failure of Competition in the Credit Card Market.

http://diary-rila.blogspot.com. 12 Maret 2011.

Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS

19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gudono dan Cecilia Engko. 2007. Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Locus Of

Control terhadap Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan

Kerja Auditor, Volume 11 No. 2 Desember, 105-124.

Harris, Eric G., and John C. Mowen. 2001. “The Influence of Cardinal-,Central-,

and Surface Level Persolity Traits onConsumers Bargaining and

Complaint Intentions”. Psychology & Marketing, 18 (11): 1155-1185.

Hyatt, T., and D. Prawitt. 2001. “Does Congruence Between Audit Structure and

Auditors L!~ocus of Control Affect Job Performance?.” The Accounting

Review 76.

Ida dan Chinthia Y.D. 2010. Pengaruh Locus Of Control Financial Knowledge,

Income Terhadap Financial Management Behavior, vol 15, 131-144.

Page 43: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

44

Indriantoro. 2000. An Empirical Study of Locus of Control and Cultural

Dimensions as Moderating Variables of The Effect of Participative

Budgeting On Job Performance and Job Satisfaction. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Indonesia, Volume 15, No. 1 Januari, 97-114.

Joyce E. Jones, Ph.D. 2005. Associate Professor,Department of Design,Extension

Specialist, Personal Financ. www.nelliemae.com/library/research.html. 22

Februari 2011.

Kinicki, A., dan Kreitner, R. 2006. Perilaku Organisasi:. Konsep Kunci,

Keterampilan & Best Practices (2nd ed, 460 halaman.). Burr Ridge, Ill:

Irwin / McGraw-Hill.

Mooradian, Todd,. And James Oliver. 1997. “I can’t Get No Satisfaction; The

Impact of Personality and Emotion on Postpurchase.” Psychology &

Marketing, 14 (4): 379-393.

Mowen, John C., and Nancy Spears. 1999. “Compulsive Buying Among College

Students : A Hierarchical Model Approach.” Jurnal Of Consumer

Psychologi, 8 (4): 407-430.

Mowen, John C. 2000. The 3M Model of Motivation and Personality: Theory and

Empirical Application to Consumer Behavior, Boston: Kluwer Academic.

Pervin, L.A. 2006. Personality : Theory & Research. Singapore. John Wiley &

Sons, Inc.

Pirog, Stephen F.III., and James A.Roberts. 2007. Personality and Credit Card

Misuse Among College Student: The Mediating Role of Impulsiveness.

Journal of Marketing Theory and Practise, 15 (winter): 65-77.

Richins ML, Dawson S. 1992. A consumer values orientation for materialism and

its measurement: Scale development and validation. Journal of Consumer

Research, 19:303-316.

Richins, Marsha. 1983. “An Analysis Of Consumer Interaction Styles inthe

Marketplace. “Journal of Consumer Research, 10 (1): 73-82.

Ridwan, Mattola. 2011. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Dengan

Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating. Skripsi Program S1

Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makasar.

Page 44: LATAR BELAKANG MASALAH · 2013. 5. 1. · kartu kredit telah memiliki kartu kredit sebelumnya, ... mempengaruhi perilaku pelajar atau mahasiswa dalam penyalahgunaan kartu kredit dengan

45

Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi. (judul asli: Organizational

Behavior Concept, Controversies, Applications 8th edition) Jilid 1.

Robbins dan Judge. 2007. “Perilaku Organisasi”, Jakarta : Salemba Empat,

http:// wordpress.com/2011/06/28/teori-locus-of-control/. 28 Juni 2011.

Supramono, dan Indriani. 2008, “Pengaruh Personality Traits Terhadap

Penyalahgunaan Kartu Kredit dengan Impulsiveness Sebagai Variabel

Intervening.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 14 (2): 141-153.

Supramono dan Sugiarto. 1993. Statistika. Andi Offset. Yogyakarta.

Tambunan, Raymond, 2001. ”Remaja dan Perilaku Konsumtif”. http://www.e-

psikologi.com/remaja/191101.htm. 04 Oktober 2007.

Tirtaraharja, Umar, dan La Sulo. 1997. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Proyek

Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan, Depdikbud

Dirjen Dikti.

Tokunga, Howard. 1993. “The Use and Abuse of Cunsumer Credit: Applications

of Psychological Theory and Research.” Journal of Economic Psychology,

14 (june): 285-316.

Umar, Husein. 1997. Metode Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran. PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Verplanken. B. & Herabadi A. 2001. Individual Differences In Impulse Buying

Feeling And No Thinking. European journal of personality.

Wells, W.D. and D. Prensky. 1996. Consumer Behavior, New York: John Wiley

& Sons, Inc.