2
Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi (SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mulamula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang dapat merangsang SSP disebut analeptika. Hipnotik sedatif adalah istilah untuk obat-obatan yang mampu mendepresi sistem saraf pusat. Sedatif adalah substansi yang memiliki aktifitas moderat yang memberikan efek menenangkan, Pemakaian sedativa dalam dosis kecil dapat menenangkan , dan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakainya tertidur. Obat-obat penekan susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas. Obat tersebut mungkin merangsang atau menghambat aktivitas SSP secara spesifik atau secara umum. Beberapa kelompok memperlihatkan selektivitas yang jelas seperti analgetik-antipiretik yang khusus mempengaruhi dan mengatur pusat pengatur suhu tubuh dan pusat nyeri tanpa pengaruh yang jelas terhadap pusat lain. Sebaliknya anestesi dan hipnotik sedatif merupakan penghambat SSP yang bersifat umum sehingga dosis yang melampaui selalu disertai koma. Obat yang efek utamanya terhadap SSP yaitu anestesi umum, hipnotik sedatif,

latar belakang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LATBEL

Citation preview

Page 1: latar belakang

      Susunan  saraf  pusat  berkaitan  dengan  sistem  saraf  manusia  yang  merupakan

suatu  jaringan  saraf  yang  kompleks,  sangat  khusus  dan  saling  berhubungan  satu

dengan  yang  lain.  Fungsi  sistem  saraf  antara  lain  :  mengkoordinasi,  menafsirkan

dan  mengontrol  interaksi  antara  individu  dengan  lingkungan  sekitarnya.  Sistem

saraf  dapat  dibagi  menjadi  sistem  saraf  pusat  atau  sentral  dan  sistem  saraf  tepi

(SST).  Pada  sistem  syaraf  pusat,  rangsang  seperti  sakit,  panas,  rasa,  cahaya,  dan

suara  mulamula  diterima  oleh  reseptor,  kemudian  dilanjutkan  ke  otak  dan

sumsum  tulang  belakang. Sistem  syaraf  pusat  dapat  ditekan  seluruhnya  oleh

penekan  saraf  pusat  yang  tidak  spesifik,  misalnya  sedatif  hipnotik.  Obat  yang

dapat merangsang SSP disebut analeptika.

Hipnotik   sedatif adalah   istilah   untuk   obat-obatan   yang  mampu  mendepresi   sistem   saraf   pusat. Sedatif adalah substansi yang memiliki aktifitas moderat   yang   memberikan   efek   menenangkan, Pemakaian sedativa dalam dosis kecil dapat menenangkan , dan dalam dosis besar dapat membuat orang  yang  memakainya   tertidur.  Obat-obat  penekan  susunan saraf  pusat  memperlihatkan  efek yang sangat luas. Obat tersebut mungkin merangsang atau menghambat aktivitas SSP secara spesifik atau secara umum. Beberapa kelompok memperlihatkan selektivitas yang jelas seperti analgetik-antipiretik yang khusus mempengaruhi dan mengatur pusat pengatur suhu tubuh dan pusat nyeri tanpa pengaruh yang jelas terhadap pusat lain. Sebaliknya anestesi dan hipnotik sedatif merupakan penghambat SSP yang bersifat umum sehingga dosis yang melampaui selalu disertai  koma. Obat yang efek utamanya terhadap SSP yaitu anestesi umum, hipnotik sedatif, psikofarmaka, antikonvulsi, pelemas otot yang bekerja sentral, analgetik antipiretik, analgesik narkotika dan perangsangan SSP. Obat yang mempengaruhi SSP lainnya antara lain amfetamin dan antihistamin. 

Sedatif   relatif   tidak   selektif   mulai   dari   yang   ringan   yaitu   menyebabkan   kantuk   atau   tenang, menidurkan hinga yang berat (kecuali benzodiazepin) menyebabkan hilangnya kesadaran, keadaan anestesi,   koma   dan   mati   bergantung   pada   dosis.   Penggolongan   obat   yang   bekerja   dengan mekanisme penekanan sistem saraf pusat dilihat berdaasrkan efek terapeutiknya adalah Depresan sistem saraf pusat umum, Rangsang sistem saraf pusat umum, dan Obat sistem saraf pusat selektif.

Penggunaan   klinis   kedua   golongan   obat-obatan   ini   telah   digunakan   secara   luas   seperti   untuk tatalaksana   nyeri   akut   dan   kronik,   tindakan   anestesia,   penatalaksanaan kejang, serta insomnia. Pentingnya penggunaan   obat-obatan ini   dalam tindakan anestesi memerlukan pemahaman mengenai farmakologi obat-obatan kedua obat.