41
BAB I PENDAHULUAN Diabetes mellitus adalah suatu gangguan metabolik kompleks yang juga dapat mengenai pembuluh-pembuluh darah halus sebagai komplikasi dan sering menyebabkan kerusakan jaringan yang luas. 1 Prevalensi diabetes mellitus meningkat di seluruh dunia. Etiologi dari peningkatan prevalensi diabetes, meliputi perubahan pola makan (diet) seperti asupan lemak yang tinggi, gaya hidup santai, dan aktivitas fisik yang kurang. 2 Berdasarkan data World Health Organization (WHO), ada sekitar 170 juta orang yang menderita penyakit diabetes mellitus pada tahun 2000 dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 370 juta orang pada tahun 2030. 3 Selain itu, diperkirakan lebih dari 50% dari total kasus justru tidak menyadari bahwa dirinya menderita diabetes. 2 Diabetes mellitus dapat menimbulkan serangkaian komplikasi sistemik jangka panjang yang dapat memengaruhi produktivitas pasien. Salah satu komplikasi diabetes adalah retinopati diabetik. Retinopati diabetik adalah suatu penyakit mikroangiopati progresif kronik yang ditandai dengan kerusakan pembuluh-pembuluh darah halus retina, akibat kondisi hiperglikemia yang lama pada diabetes mellitus. Diabetes dianggap 1

Lapsus Mata Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapsus mata

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Diabetes mellitus adalah suatu gangguan metabolik kompleks yang juga dapat mengenai pembuluh-pembuluh darah halus sebagai komplikasi dan sering menyebabkan kerusakan jaringan yang luas.1 Prevalensi diabetes mellitus meningkat di seluruh dunia. Etiologi dari peningkatan prevalensi diabetes, meliputi perubahan pola makan (diet) seperti asupan lemak yang tinggi, gaya hidup santai, dan aktivitas fisik yang kurang.2 Berdasarkan data World Health Organization (WHO), ada sekitar 170 juta orang yang menderita penyakit diabetes mellitus pada tahun 2000 dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 370 juta orang pada tahun 2030.3 Selain itu, diperkirakan lebih dari 50% dari total kasus justru tidak menyadari bahwa dirinya menderita diabetes.2Diabetes mellitus dapat menimbulkan serangkaian komplikasi sistemik jangka panjang yang dapat memengaruhi produktivitas pasien. Salah satu komplikasi diabetes adalah retinopati diabetik. Retinopati diabetik adalah suatu penyakit mikroangiopati progresif kronik yang ditandai dengan kerusakan pembuluh-pembuluh darah halus retina, akibat kondisi hiperglikemia yang lama pada diabetes mellitus. Diabetes dianggap bertanggung jawab terhadap sekitar 8.000 kasus kebutaan di seluruh dunia atau sekitar 12% dari kasus kebutaan yang ada.2 Penelitian epidemiologi di Amerika, Australia, Eropa, dan Asia melaporkan bahwa jumlah penderita retinopati diabetik akan meningkat dari 100,8 juta pada tahun 2010 menjadi 154,9 juta pada tahun 2030 dengan 30% diantaranya terancam mengalami kebutaan.4Retinopati diabetik merupakan penyebab umum kebutaan ketiga di seluruh dunia.3 Pada pasien dengan diabetes mellitus tipe I, tidak ditemukan gejala klinik signifikan retinopati diabetik pada 5 tahun pertama setelah diagnosis diabetes ditegakkan. Setelah 10-15 tahun, 25-50% pasien menunjukkan tanda-tanda retinopati. Prevalensi ini meningkat hingga 75% setelah 15 tahun.2 Pada Wisconsin Epidemiological Study of Diabetic Retinopathy didapatkan lebih dari 75% penderita diabetes dengan riwayat diabetes lebih dari 20 tahun menunjukkan gejala dan tanda retinopati.3 Risiko retinopati diabetik meningkat sebanding dengan lamanya seseorang menderita diabetes. Faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko retinopati diabetik, yaitu: kadar gula darah yang tidak terkontrol lama, hipertensi yang tidak terkontrol, hiperlipidemia, kondisi lain seperti mikroalbuminuria, anemia, dan kehamilan.2Pada stadium awal, retinopati diabetik tidak memberikan gejala klinis dalam jangka waktu yang lama. Pada tahap lebih lanjut, penderita dapat mengeluhkan adanya penglihatan kabur, distorsi, kesulitan membaca, diplopia, penglihatan menurun tiba-tiba, dan melihat intik-bintik hitam. Pada pemeriksaan oftalmologi dengan menggunakan funduskopi direk dapat ditemukan adanya mikroaneurisma, dilatasi pembuluh darah, eksudat, neovaskularisasi, dan edema macula.2,6Kebutaan akibat retinopati diabetik menjadi masalah kesehatan yang harus diwaspadai karena dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Peranan dokter dalam tata laksana retinopati diabetik adalah mengendalikan faktor-faktor risiko meliputi kadar gula darah, kadar lipid, dan tekanan darah. Pengendalian atas ketiga faktor tersebut mampu menurunkan risiko dan memperlambat progresivitas retinopati diabetik. Target optimal yang harus dicapai adalah kadar HbA1c