Laporan Uji Asumsi Klasik Regresi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan praktiku analisis regresi terapan (Uji asumsi klasik regresi linear berganda)--ummu fitriyani--statistika uii

Citation preview

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    ANALISIS REGRESI TERAPAN

    MODUL 4

    UJI ASUMSI KLASIK

    Nama

    Praktikan

    Nomor

    Mahasiswa

    Tanggal

    Kumpul

    Tanda tangan

    Praktikan Laboran

    Ummu Fitriyani 13611173 28 Mei 2015

    Nama Penilai Tanggal

    Koreksi Nilai

    Tanda tangan

    Asisten Dosen

    Annas Saeful Rizal

    Cut Rifatmi Fadhilaini

    Muhammad Hasbiollah

    Edy Widodo, M. Si

    JURUSAN STATISTIKA

    FAKULTAS MATMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    YOGYAKARTA

    2015

    KELAS

    C

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada

    analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Tidak

    semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya uji

    multikolinearitas tidak dapat dipergunakan pada analisis regresi linear sederhana

    dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional. Jadi, regresi

    linear sederhana memiliki 4 asumsi yaitu: asumsi linearitas, asumsi normalitas,

    asumsi heteroskedastisitas, dan asumsi autokorelasi. Sedang regresi linear

    berganda: asumsi multikolinearitas, asumsi normalitas, asumsi heteroskedastisitas,

    dan asumsi autokorelasi.

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi

    normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual

    yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-

    masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang

    jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel.

    Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai

    residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian.

    Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Kuadrat,

    Uji Lillifors, dan Uji Kolmogorov-Smirnov

    2. Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara

    suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah

    bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas

    terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi

    dengan data observasi sebelumnya.

  • 2

    Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin-

    Watson, Lagrange Multiplier, Staistik Q, dan Run Test.

    3. Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat

    ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang

    lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat

    kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

    tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat

    dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai

    prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan

    jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah,

    menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit.

    Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Gletser, uji Park atau uji

    White.

    4. Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi

    (keterkaitan) yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model

    regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-

    variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel

    terikatnya menjadi terganggu.

    Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan

    multikolinearitas adalah dengan variance inflation factor (VIF), korelasi

    pearson antara variabel-variabel bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan

    condition index (CI). (Sumber: Budianas, Nanang. 2013)

  • 3

    BAB II

    DESKRIPSI KERJA

    Untuk memulai pengujian asumsi menggunakan SPSS 20, berikut

    langkah-langkah kerja dengan menggunakan data laporan pratikum sebelumnya

    (laporan pratiku analisis regresi tiga) yaitu Regresi Linear Berganda yang sudah

    diuji dengan Metode Enter dan didapatkan variabel yang signifikan atau valid

    yaitu variabel Dividen Payout Rasio, Instutisional Ownership dan Perubahan

    Earnings Perusahaan.

    Berikut ini model regresi berganda dengan metode enter. Sehingga model yang

    didapat adalah

    Dimana:

    Y = Dividen Payout Rasio

    X2 = Institusional Ownership

    X5 = Perubahan Earnings Perusahaan

    Asumsi yang harus dipenuhi, yaitu:

    1. Kenormalan Sisaan

    Analisis Grafik

    1. Pada Data View SPSS, Pilih menu Analyze Regresi Linear, pada

    kotak Dependent, isikan variabel dependent (Dividen Payout Rasio) dan

    pada kotak independent, isikan variabel (Instutisional Ownership,

    Perubahan Earnings Perusahaan)

  • 4

    Gambar 2.1 Kotak Dialog Linear Regression

    2. Pilih metode Enter, kemudian klik button Plots, dan aktifkan atau

    berikan tanda centang pada Histogram dan Normal Probability Plot,

    tekan button Continue dan OK.

    Gambar 2.2 Kotak Dialog Linear Regression:Plots

    Analisis Statistik Kormogorof Smirnov

    1. Pada Data View SPSS, Pilih menu Analyze Regresi Linear, pada

    kotak Dependent, isikan variabel dependent (Dividen Payout Rasio) dan

    pada kotak independent, isikan variabel (Instutisional Ownership,

    Perubahan Earnings Perusahaan)

    2. Pilih metode Enter, kemudian klik Button Save.

  • 5

    Gambar 2.3 Kotak Dialog Linear Regression

    3. Berikan tanda centang pada Unstandardized pada kolom Residuals,

    lalu klik Continue, kemudian pilih OK.

    Gambar 2.4 Kotak Dialog Linear Regression Save

    4. Selanjutnya pada Data View SPSS, akan muncul kolom baru dengan

    nama kolom RES_1, ini merupakan residual regresi.

  • 6

    5. Pilih menu Analyze Nonparametric Test Legacy Dialogs (1-

    Sample K-S), kemudian pindahkan Unstandardized Residual ke

    kolom Test Variable List di sebelah kanan, centang pada Normal, lalu

    klik OK.

    Gambar 2.5 Kotak Dialog One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    2. Tidak Ada Autokorelasi Atau Sisaan Saling Bebas

    1. Pada Data View SPSS, Pilih menu Analyze Regresi Linear, pada

    kotak Dependent, isikan variabel dependent (Dividen Payout Rasio) dan

    pada kotak independent, isikan variabel (Instutisional Ownership,

    Perubahan Earnings Perusahaan)

    2. Pilih metode Enter, kemudian klik Button Statistics.

    Gambar 2.6 Kotak Dialog Linear Regression

  • 7

    3. Berikan tanda centang seperti gambar berikut ini, lalu klik Continue,

    kemudian pilih OK.

    Gambar 2.7 Kotak Dialog Linear Regression:Statistics

    Karena tidak ada keputusan dari uji Durbin-Watson maka yang dilakukan

    pratikan adalah menguji dengan uji Run Test. Berikut langkah langkah

    kerjanya:

    1. Pada Data View SPSS, Pilih menu Analyze Regresi Linear, pada

    kotak Dependent, isikan variabel dependent (Dividen Payout Rasio) dan

    pada kotak independent, isikan variabel (Instutisional Ownership,

    Perubahan Earnings Perusahaan)

    2. Pilih metode Enter, kemudian klik Button Save.

    Gambar 2.8 Kotak Dialog Linear Regression

  • 8

    3. Berikan tanda centang pada Unstandardized pada kolom Residuals, lalu

    klik Continue, kemudian pilih OK.

    Gambar 2.9 Kotak Dialog Linear Regression Save

    4. Selanjutnya pada Data View SPSS, akan muncul kolom baru dengan

    nama kolom RES_1, ini merupakan residual regresi.Pilih menu Analyze

    Nonparametric Test Legacy Dialogs Run Test, kemudian

    pindahkan Unstandardized Residual ke kolom Test Variable List di

    sebelah kanan, centang pada Normal, lalu klik OK.

    Gambar 2.10 Kotak Dialog Run Test

  • 9

    3. Homoscedasticity Atau Kehomogenan Ragam Sisaan

    Uji Asumsi Homoscedasticity dengan metode grafik

    1. Pada Data View SPSS, Pilih menu Analyze Regresi Linear, pada

    kotak Dependent, isikan variabel dependent (Dividen Payout Rasio) dan

    pada kotak independent, isikan variabel (Instutisional Ownership,

    Perubahan Earnings Perusahaan)

    2. Pilih metode Enter, kemudian masukkan *SRESIDE ke dalam kolom

    axis Y dan *Zpred ke kolom axis X, tekan button Continue dan OK.

    Gambar 2.11 Kotak Dialog Linear Regression:Plots

    Uji Asumsi Homoscedasticity dengan metode Gletser

    1. Pada Data View SPSS, Pilih menu Analyze Regresi Linear, pada

    kotak Dependent, isikan variabel dependent (Dividen Payout Rasio) dan

    pada kotak independent, isikan variabel (Instutisional Ownership,

    Perubahan Earnings Perusahaan)

    2. Pilih metode Enter, kemudian klik Button Save.

  • 10

    Gambar 2.12 Kotak Dialog Linear Regression

    3. Berikan tanda centang pada Unstandardized pada kolom Residuals, lalu

    klik Continue, kemudian pilih OK.

    Gambar 2.13 Kotak Dialog Linear Regression Save

    4. Selanjutnya pada Data View SPSS, akan muncul kolom baru dengan

    nama kolom RES_1, ini merupakan residual regresi. Sekarang yang

    harus dialakukan adalah meng-absolutkan nilai Residual tersebut, SPSS

    juga sudah menyedihkan fasilitas tersebut.

    5. Klik menu Transform Compute Variable, kemudian lakukan seperti

    gambar dibawah ini, kotak Target Variable diisi dengan nama variabel

    atau kolom baru (ABS_RES1) dan pada kotak Numeric Expression

  • 11

    merupakan formula dalam SPSS diisi dengan ABS(RES_1). Selanjutnya

    klik OK.

    Gambar 2.14 Kotak Dialog Compute Variaable

    6. Setelah variabel RES_1 diablsolutkan, maka langkah selanjutnya adalah

    klik menu Analyze - Regression Linear, masukkan variabel

    ABS_RES1 pada kotak dependent dan masukkan variabel Instutisional

    Ownership, Perubahan Earnings Perusahaan pada kotak Independent.

    7. Pada Button Save. Hilangkan centang di Unstandardized pada kolom

    Residuals, lalu klik Continu kemudian pilih OK.

    4. Tidak ada multikolinearitas

    1. Pada Data View SPSS, Pilih menu Analyze Regresi Linear, pada

    kotak Dependent, isikan variabel dependent (Dividen Payout Rasio) dan

    pada kotak independent, isikan variabel (Instutisional Ownership,

    Perubahan Earnings Perusahaan)

    2. Pilih metode Enter, kemudian klik Button Statistics.

  • 12

    Gambar 2.15 Kotak Dialog Linear Regression

    3. Berikan tanda centang seperti gambar berikut ini, lalu klik Continue,

    kemudian pilih OK.

    Gambar 2.16 Kotak Dialog Linear Regression:Statistics

  • 13

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Setelah memberikan langkah-langkah dalam melakukan uji asumsi,

    selanjutnya paraktikan akan memeberikan pembahasan dari output yang

    dihasilkan dan akan dilakukan uji hipotesis. Terdapat empat bagaian uji asumsi

    yang akan praktikan bahas, mulai dari Kenormalan Sisaan, Tidak Ada

    Autokorelasi, Homoscedasticity, dan Tidak Ada Multikolinearitas. Praktikan ingin

    mengetahui apakah data yang tersedia memenuhi asumsi klasik sebagai salah satu

    syarat dalam melakukan analisis regresi linear berganda. Sehingga hasil akhirnya

    dapat diketahui model regresi linear yang baik atau yang tidak. Berikut

    pembahasan yang akan praktikan berikan.

    A. Kenormalan Sisaan

    Analisis Grafik

    Gambar 3.1 Output Normal P-Plot of regression Standardized Residual

  • 14

    Gambar 3.2 Output Histogram

    Berdasarkan tampilan Output chart diatas pratikan dapat melihat grafik

    histogram maupun grafik plot. Dimana grafik histogram memberikan pola

    distribusi yang melenceng ke kanan yang artinya adalah data berdistribusi

    normal. Selanjutnya pada gambar P-Plot terlihat titik mengikuti dan

    mendekati garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa model

    regresi memenuhi asumsi normalitas.

    Analisis Statistik Kormogorof Smirnov

  • 15

    Gambar 3.3 Output One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    a. Hipotesis:

    H0 : Sisaan menyebar Normal

    H1 : Sisaan tidak menyebar Normal

    b. Tingkat Signifikansi:

    =5% =0,05

    : 2,5%=0,025

    c. Daerah Kritis:

    Asymp.Sig.(2-tailed) < , maka tolak H0

    d. Statistika Uji:

    P-value = 0,142

    e. Keputusan:

    0,142 > 0,025, maka gagal tolak H0

    Asymp.Sig.(2-tailed) > , maka gagal tolak H0

    f. Kesimpulan:

    Dengan menggunakan tingkat kerpercayan 95% dan karena

    Asymp.Sig.(2-tailed) > maka gagal tolak H0 berarti sisaan menyebar

    Normal dan Asumsi Kenormalan telah terpenuhi.

    Dari metode grafik dan uji hipotesis menggunakan One-Sample

    Kolmogorov-Smirnov Test yang dilakukan, maka didapatkan bahwa data yang

    ada dalam kasus tersebut berdistribusi normal, sehingga asumsi normalitas

    dari data tersebut terpenuhi.

    B. Tidak Ada Autokorelasi Atau Sisaan Saling Bebas

    Uji Asumsi Tidak Ada Autokorelasi dengan Durbin Watson Test

    Gambar 3.4 Output dari Durbin-Watson Test

    a. Hipotesis:

    H0 : Tidak terdapat autokorelasi ordo 1 pada sisaan

    H1 : Terdapat autokorelasi ordo 1 pada sisaan

  • 16

    b. Tingkat Signifikansi:

    =5% =0,05

    c. Daerah Kritis:

    4- DW 4, maka tolak H0

    DW (4- ), maka gagal tolak H0

    DW atau 4- DW 4- , maka tidak ada keputusan

    d. Statistika Uji:

    Sampel (n=52) dan jumlah variabel independent (K=2)

    Nilai DW = 1,364

    =1,33741

    =1,41314

    e. Keputusan:

  • 17

    =5% =0,05

    : 2,5%=0,025

    c. Daerah Kritis:

    Asymp.Sig.(2-tailed) 0,025, maka gagal tolak H0

    Asymp.Sig.(2-tailed) < , maka gagal tolak H0

    f. Kesimpulan:

    Dengan menggunakan tingkat kerpercayan 95% dan karena

    Asymp.Sig.(2-tailed) > maka gagal tolak H0 berarti residual berubah

    secara acak atau tidak terjadi autokorelasi.

    Dari uji hipotesis menggunakan Runs Test maka didapatkan kesimpulan

    bahwa no autocorrelation dari data yang ada sehingga asumsi tidak ada

    autokorelasi sehingga model tersebut terpenuhi dan menyebabkan model yang

    dihasilkan dari data tersebut baik atau layak digunakan dalam menaksir

    variabel dependent pada domain nilai variabel independent.

    C. Homoscedasticity Atau Kehomogenan Ragam Sisaan

    Metode Grafik

    Gambar 3. 6 Output Scatterplot

  • 18

    Pada gambar Scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar

    secara acak diatas maupun dibawa angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat

    disimpulakan bahwa data residual tersebut tidak terjadi heterokedastisitas

    pada model regresi berganda. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi

    Homoscedasticity atau tidak terjadi heterokedastis, atau model dinyatakan

    Homoscedasticity atau terbebas dari masalah heterokedastis.

    Selanjutnya untuk semakin menguatkan asumsi dari plot data maka

    perlu dilakukan uji hipotesis. Untuk uji asumsi homoskedastisitas maka

    praktikan akan menggunkan uji gletser dalam uji hipotesisnya.

    Gambar 3.7 Output Uji Asumsi Homoscedasticity dengan metode Gletser

    a. Hipotesis:

    H0 : Homoscedasticity atau tidak terdapat heteroskedastisitas

    H1 : Terdapat masalah heteroskedastisitas

    b. Tingkat Signifikansi:

    =5% =0,05

    c. Daerah Kritis:

    P-value < , maka tolak H0

    d. Statistika Uji:

    P-value (Institusional Ownership) = 0,181

    P-value (Perubahan Eranings Perusahaan) = 0,257

    e. Keputusan:

    0,181 > 0,05, maka gagal tolak H0

    0,257 > 0,05, maka gagal tolak H0

    P-value > , maka gagal tolak H0

    f. Kesimpulan:

  • 19

    Dengan menggunakan tingkat kerpercayan 95% dan karena P-value >

    maka gagal tolak H0 berarti tidak terjadi masalah heteroskedastisitas atau

    tidak ada satupun variabel independent yang signifikan secara statistics

    mempengaruhi variabel dependent. Jadi dapat disimpilkan bahwa model

    regresi mengandung adanya kehomogenan ragam sisaan.

    Dari metode Gletser yang dilakukan, maka semakin menguatkan

    asumsi plot data. Bahwa data yang ada merupakan tidak terjadi

    heterokedastis, atau setiap nilai variabel independen memiliki variansi yang

    sam. Sehingga model tersebut dinyatakan layak atau baik digunakan karena

    Homoscedasticity atau terbebas dari masalah heterokedastis.

    D. Tidak ada multikolinearitas

    Gambar 3.8 Output Coefficient Correlations

    Melihat besaran koefisien korelasi antar variabel bebas, terlihat koefisien

    korelasi anatar variabel bebas sebesar 0,033 jauh lebih kecil dari 0,06.

    Disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.

    Gambar 3.9 Output Coefficient

    a. Hipotesis:

    H0 : Tidak terjadi Multikolinearitas

    H1 : Terjadi Multikolinearitas

  • 20

    b. Tingkat Signifikansi:

    =5% =0,05

    c. Daerah Kritis:

    Tolerance 10, maka tolak H0

    d. Statistika Uji:

    Tolerance = 0,999

    VIF = 1,001

    e. Keputusan:

    0,999 > 0,10, maka gagal tolak H0

    Tolerance > 0,10, maka gagal tolak H0

    1,001 < 10,0, maka gagal tolak H0

    VIF >10, maka gagal tolak H0

    f. Kesimpulan:

    Dengan menggunakan tingkat kerpercayan 95% dan karena Tolerance >

    0,10, maka gagal tolak H0 dan VIF >10, maka gagal tolak H0, maka gagal

    tolak H0 berarti tidak terjadi multinolinearitas antara variabel independent

    dalam model regresi.

    Dari uji hipotesis menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor)

    dan Tolerance maka didapatkan hasil bahwa setiap variabel independent yang

    ada menunjukkan nonmultikolinearitas. Sehingga antar variabel independent

    tidak memiliki keeratan hubungan. Maka asumsi awal dalam melakukan

    analisis regresi linear berganda terpenuhi. Jadi jika dihasilkan model dari data

    yang ada maka model tersebut valid.

    Dari praktikum sebelumnya telah ditemukan model

    Setelah dilakukan uji asumsi, maka ke-4 asumsi

    terpenuhi (Kenormalan Sisaan, Tidak Ada Autokorelasi, Homoscedasticity, dan

    Tidak Ada Multikolinearitas) sehingga model yang didapatkan baik digunakan.

  • 21

    BAB IV

    PENUTUP

    Dari langkah-langkah yang telah dilakukan pratikan dan pembahasan pada bab

    sebelumnya, maka didapatkan beberpa kesimpulan pada pratikun kali ini:

    1. Dari uji asumsi klasik Kenormalan sisaan didapatkan bahwa, data yang ada

    berdistribusi Normal sehingga sehingga asumsi Kenormalan sisaan model

    regresi terpenuhi.

    2. Dari uji asumsi klasik tidak ada autokorelasi didapatkan bahwa, data yang ada

    menunjukkan tidak terdapat autokorelasi sehingga asumsi tidak ada auto

    korelasi model tersebut terpenuhi.

    3. Dari uji asumsi klasik Homoscedasticity atau kehomogenan ragam sisaan

    didapatkan bahwa, data yang ada merupakan tidak terjadi heterokedastis, atau

    setiap nilai variabel independen memiliki variansi yang sam. Sehingga model

    tersebut dinyatakan layak atau baik digunakan karena Homoscedasticity atau

    terbebas dari masalah heterokedastis.

    4. Dari uji asumsi klasik tidak ada multikolinearitas didapatkan hasil bahwa

    setiap variabel independent yang ada menunjukkan nonmultikolinearitas.

    Sehingga antar variabel independent tidak memiliki keeratan hubungan. Maka

    asumsi awal dalam melakukan analisis regresi linear berganda terpenuhi. Jadi

    jika dihasilkan model dari data yang ada maka model tersebut valid.

    5. Dari ke-4 asumsi klasik (Kenormalan Sisaan, Tidak Ada Autokorelasi,

    Homoscedasticity, dan Tidak Ada Multikolinearitas) didapatkan bahwa, data

    yang ada saling berhubungan secara linear sehingga asumsi terpenuhi.

  • 22

    DAFTAR PUSTAKA

    Nashiul.Ulwan. 2014. Uji Asumsi Klasik Pada Regresi Linear. http://www.portal-

    statistik.com/2014/05/uji-asumsi-klasik-pada-regresi-linear.html diakses

    pada tanggal 1 Juni 2015

    Raharjo, Sahid. 2015. Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot

    SPSS.http://www.konsistensi.com/2014/08/uji-normalitas-grafik-histogram-

    plot.html diakses pada tanggal 1 Juni 2015

    Purwaningsih, Tuti. 2015. Modul Praktikum Analisis Regresi Terapan.

    Yogyakarta: Statistika FMIPA UII.