Upload
nurlailieka
View
98
Download
17
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tss kimia lingkungan
Citation preview
I. Judul Percobaan : Penentuan Zat Padat Tersuspensi (TSS) pada
Air Limbah PT Wings Surya, Driyorejo, Gresik
II. Hari/Tgl Percobaan : Rabu/ 11 Maret 2015 pukul 13.00 WIB
III. Selesai Percobaan : Rabu/ 11 Maret 2015 pukul 15:30 WIB
IV. Jenis Sampel dan asalnya
Sampel berupa air limbah di sungai sekitar PT Wings Surya Driyorejo, Gresik
V. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui kadar zat padat tersuspensi
VI. Kajian Pustaka :
4.1 Air Limbah
Pengertian air limbah adalah air yang telah digunakan manusia dalam
berbagai aktivitasnya. Air limbah tersebut dapat berasal dari aktivitas rumah
tangga, perkantoran, pertokoan, fasilitas umum, industri maupun dari tempat-
tempat lain. Atau, air limbah adalah air bekas yang tidak terpakai yang
dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dalam memanfaatkan air bersih
(Supriyatno, 2000).
Permasalah utama yang dihadapi oleh permukiman penduduk terutama di
daerah perkotaan adalah masalah pencemaran lingkungan yang ditimbulkan
oleh pembuangan air limbah yang tidak tertangani dengan baik. Air limbah ini
biasanya mengandung berbagai zat pencemar (kontaminan) seperti padatan
tersuspensi, padatan terlarut, logam berat, bahan organik, bahan beracun, dan
dapat bertemperatur tinggi. Air limbah ini umumnya akan dibuang ke badan air
penerima seperti sungai, laut dan kedalam tanah. Pembuangan air limbah dengan
kandungan berbagai zat pencemar mengakibatkan terjadinya pencemaran pada
sungai, laut, tanah dan bahkan mencemari udara.
Penetapan baku mutu air limbah didasarkan pada dua aspek yaitu:
1. Berdasarkan air limbah yang dihasilkan oleh setiap industri disebut sebagai
standar air limbah (Effluent Standard)
2. Berdasarkan peruntukan dari badan air penerima disebut sebagai standar air
badan penerima (Stream Standard)
Menurut peraturan Departemen Kesehatan RI Nomor 492 Tahun 2010,
kualitas air normal adalah yang memenuhi parameter wajib di bawah:
Sementara itu menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5
Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk air limbah dari
kegiatan/industri sabun, deterjen dan produk minyak nabati. Dengan catatan
sebagai berikut:
1. Kadar paling tinggi untuk setiap parameter di bawah dinyatakan dalam miligram
parameter per liter air limbah.
2. Beban pencemaran paling tinggi untuk setiap parameter pada tabel dinyatakan
dalam kg parameter per ton produk sabun, minyak nabati, dan deterjen.
4.2 Air Limbah Pabrik Sabun
Sabun merupakan salah satu hasil industri yang cukup penting dan
diproduksi selama lebih dari 2000 tahun, karena merupakan salah satu
kebutuhan pokok bagi masyarakat. Produksi ini berkembang dalam abad ke-19
dengan dikenalkannya bahan-bahan kimia dan proses pembuatan yang lebih
efisien. Di Indonesia sudah ada industri sabun yang ditunjang dengan semakin
berkembangnya banyak kota dan pertumbuhan penduduk yang juga semakin
cepat.
Dalam kegiatan industri sabun menghasilkan limbah berupa soap gliserin,
minyak lemak, NaCl, H2O. Soap gliserin ini hendaknya dipisahkan dari
campuran limbah tersebut dan diproses lebih lanjut. Akan tetapi tidak setiap
pabrik sabun mengolah limbah tersebut. Hal ini disebabkan karena proses
pengolahan dan peralatan yang digunakan untuk memurnikan cukup kompleks.
Air limbah yang digunakan dalam percobaan ini berasal dari limbah cair
PT Wings Surya Driyorejo, Gresik. Lokasi pengambilan sampel adalah dari tiga
titik, yaitu sungai di belakang pabrik, di depan pabrik dan beberapa ratus meter
dari pabrik dengan kedalaman pengambilan kira-kira 100 cm dari permukaan.
4.3 Zat Padat Tersuspensi (TSS)
Zat Padat Tersuspensi atau Total Suspended Solid (TSS) merupakan
segala sesuatu zat, termasuk organik dan anorganik, yang tersuspensi dalam air.
Termsuk di dalamnya lumpur, plankton dan limbah industri. Konsentrasi yang
tinggi dari zat padat tersuspensi dapat menurunkan kualitas air dengan
mengabsorpsi cahaya. Air kemudian menjadi lebih hangat dan mengurangi
kemampuan air untuk menahan oksigen yang dibutuhkan dalam kehidupan air.
Oleh karena tumbuhan air juga kurang menerima cahaya, fotosintesis
menjadi berkurang sehingga hanya sedikit oksigen yang diproduksi. Kombinasi
air hangat, kurangnya cahaya dan kurang oksigen menyebabkan ketidak-
mungkinan adanya kehidupan dalam air tersebut (Depkes North Dakota, 2015).
Zat padat tersuspensi berpengaruh pada kehidupan dalam berbagai bentuk,
salah satunya dapat menyumbat insang ikan, menurunkan kecepatan
pertumbuhan, menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit, dan mencegah
telur dan larva berkembang. Zat padat tersuspensi ini dapat berasal dari aliran
erosi perkotaan dan lahan pertanian, limbah industri, pusat erosi, pertumbuhan
alga atau pembuangan air limbah.
Zat pada tersuspensi normal berkisar dibawah angka 10 mg/l. air dengan
kadar TSS antara 4080 mg/l cenderung keruh, semsntara air dengan kandungan
TSS lebih dari 150 mg/l biasanya kotor. Sifat-sifat partikel dalam padatan
tersuspensi menyebabkan bervariasinya angka-angka tersebut (Depkes North
Dakota, 2015).
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah adanya zat padat
tersuspensi pada air di permukaan, yaitu pemeliharaan lahan dari erosi dengan
menggunakan konservasi dan menambahkan adsorben karbon aktif pada sungai
yang tercemar (Anantatur, 2001). Selain itu, langkah dan tindakan yang harus
dilakukan dalam pengelolaan air limbah sehingga jumlah TSS tidak menumpuk
adalah sebagai berikut (Supriyatno, 2000):
1. Semua limbah harus sudah diolah sampai ketingkat yang memenuhi baku
mutu limbah, baku mutu lingkungan, baik air, tanah dan udara.
2. Menyusun baku mutu limbah untuk jenis industri dan kegiatan yang belum
mempunyai baku mutu.
3. Mengembangkan dan melaksa-nakan izin jenis pembuangan (disharge
permit) yang berda-sarkan atas baku mutu limbah dengan menyertakan
sistem penalti dan insentif untuk mendorong minimasi air limbah.
4. Memasukkan tujuan perlindungan kualitas lingkungan setempat dan prinsip-
prinsip daya dukung lingkungan dalam pengembangan izin pembuangan.
5. Melengkapi usaha penataan pengendalian pencemaran yang dilakukan oleh
pemerintah yang mengandalkan kekuatan dari budaya malu. Penggunaan
budaya malu ini dapat dilakukan melalui media dan environmental
compliance rating.
6. Terus menigkatkan cakupan PROKASIH (Program Kali Bersih),
berdasarkan jumlah sungai dan jenis pencemaran. Sungai yang melewati
fdaerah perkotaan dan industri perlu diprioritaskan.
7. Memberikan bantuan teknis dan manajemen kepada kegiatan pengendalian
produksi dan pengolahan limbah.
8. Mendorong manufaktur untuk memproduksi peralatan pengen-dalian
pencemaran berteknolgi tinggi lecensi dari manufaktur utama.
VII. Alat dan Bahan
Alat
Nama alat Spesifikasi Jumlah
Corong Kaca 1 buah
Gelas kimia 100 mL 1 buah
Gelas ukur 25 mL 1 buah
Kaca arloji - 1 buah
Neraca analitik - 1 set
Kertas saring Diameter 10 cm 2 lembar
Oven Suhu 103o 105oC 1 set
Pipet tetes - 2 buah
Bahan
Nama bahan Spesifikasi
Aquades Murni
Sampel air Air limbah di sungai dekat pabrik PT Wings
Surya, Driyorejo, Gresik
VIII. Cara Kerja
Kertas Saring
- Dibasahi dengan 50 mL aquades.
- Dioven selama 1 jam.
- Ditimbang kertas saring (berat b).
- Ditambah sampel air 50 mL.
- Dioven selama 1 jam.
- Ditimbang kertas saring (berat a).
- Dihitung jumlah mg/L zat tersuspensi.
Zat Tersuspensi
IX. Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/ Reaksi Kesimpulan
1.
- Berat kertas saring
kosong = 0,4265
gram.
- Berat kertas saring +
aquades + dioven
(berat b) = 0,4169
gram.
- Berat kertas saring +
aquades + sampel air
+ dioven (berat a) =
0,4185 gram.
- mg/L zat tersuspensi
= 32 mg/L
Syarat baku mutu
air minum menurut
peraturan Menteri
Lingkungan Hidup
RI nomor 5 Tahun
2014, memiliki
TSS maksimal
60mg/L.
Air limbah di sungai
dekat pabrik PT Wings
Surya masih memenuhi
kriteria air limbah
insustri sabun karena
memiliki nilai TSS
32mg/L, di bawah
standar maksimal baku
mutu air limbah menurut
peraturan Menteri
Lingkungan Hidup RI
Nomor 5 tahun 2014,
yaitu 60 mg/L
Kertas Saring
- Dibasahi dengan 50 mL aquades.
- Dioven selama 1 jam.
- Ditimbang kertas saring (berat b).
- Ditambah sampel air 50 mL.
- Dioven selama 1 jam.
- Ditimbang kertas saring (berat a).
- Dihitung jumlah mg/L zat tersuspensi.
Zat Tersuspensi
X. Analisis Data dan Pembahasan
Pada percobaan TTS (Total Suspended Solid) ini yang bertujuan untuk
mengetahui kadar zat padat tersuspensi dalam sampel yang diambil dari sungai didekat
PT Wings Surya Driyorejo, Gresik. Dan pada percobaan ini digunakan metode
gravimetri.
Pertama-tama mempersiapkan kertas saring yang ditimbang terlebih dahulu lalu
kertas saring disiram dengan 50 mL aquades, setelah itu kertas saring dimasukkan ke
dalam oven selama 1 jam pada suhu 103-105C. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan kadar air dan juga endapan yang terdapat pada kertas saring sehingga
diperoleh berat padatan tersuspensi yang lebih akurat. Berat kertas saring awal adalah
sebesar 0,4265 gram, dan setelah dialiri dengan aquades lalu dioven didapatkan berat
kertas saring seberat 0,4169 gram.
Untuk menentukan zat padat tersuspensi digunakan metode gravimetri, yakni
dengan cara mengendapkan padatan tersuspensi yang terkandung dalam sampel air.
Terlebih dahulu sampel air dikocok agar homogen, lalu sebanyak 50 mL sampel air
dilewatkan ke kertas saring yang sebelumnya telah dilewati dengan aquades dan
dioven, hal ini bertujuan agar padatan tersuspensi dengan padatan terlarut dapat
terpisah sehingga yang tertinggal pada kertas saring hanya padatan tersuspensi, karena
padatan tersuspensi memiliki ukuran molekul yang lebih besar dari pada padatan
terlarut. Selanjutnya kertas saring tersebut diletakkan di atas kaca arloji, dan dilakukan
pemanasan di dalam oven selama 1 jam pada suhu 103-105C. Pemanasan ini
bertujuan untuk menghilangkan kadar air pada kertas saring sehingga akan didapatkan
berat padatan tersuspensi yang lebih akurat. Setelah itu kertas saring ditimbang dan
diperoleh berat konstan sebesar 0,4185 gram.
Dari data yang diperoleh pada percobaan ini, dapat ditentukan kadar zat
tersuspensinya menggunakan persamaan berikut
Dengan : a = berat kertas saring + residu (TSS)
b = berat kertas saring kosong setelah dioven
c = volume sampel air (mL)
Sehingga didapatkan kadar zat tersuspensi pada sampel air sungai didekat PT
Wings Surya Driyorejo Gresik sebesar 32 mg/L. Berdasarkan peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang persyaratan air
limbah untuk industri sabun, total zat padat tersuspensi maksimal sebesar 60 mg/L.
Hal tersebut menunjukkan bahwa air limbah pada sungai dekat PT Wings Surya,
Driyorejo, Gresik memenuhi kriteria yang ditentukan.
XI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan kadar zat padat
tersuspensi sampel air sungai dekat PT Wings Surya Driyorejo Gresik sebesar 32
mg/L, yakni dibawah batas maksimal yang telah ditentukan. Maka air sampel tersebut
masih layak untuk dikonsumsi.
XII. Daftar Pustaka
Anantatur. 2001. Pengaruh Tinggi Media Adsorbsi Karbon Aktif Batubara terhadap
Kadar Warna dan Zat Padat Tersuspensi pada Limbah Cair Industri Kecil
Batik Tradisional Mivika di Samarinda Fahriar. Skripsi. Samarinda:
Universitas Negeri Samarinda.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia:
Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Dewati, Retno dan H., Teddy. 2013. Pengolahan Limbah Pabrik Sabun dari Soap
Gliserin Menjadi Triasetin. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.2 No. 2 hal
49 56.
Helfinalis. 2005. Kandungan Total Suspended Solid dan Sedimen di Dasar di Perairan
Panimbang. Makara, Sains, Vol. 9, No. 2, Nopember 2005 hal 45-51
Kementerian Lingkungan Hidup. 2014. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI
2014: Baku Mutu Air Limbah. Jakarta: Kemen LH.
North Dakota Department of Health. 2015. Total Suspended Solid. https://ndhealth.
gov/WQ/SW/Z6_WQ_Standards/WQ_TSS.htm. Diakses tanggal 16 Maret
2015 pukul 14:45 WIB.
Supriyatno, Budi. 2000. Pengelolaan Air Limbah yang Berwawasan Lingkungan
Suatu Strategi dan Langkah Penanganannya. Jurnal Teknologi Lingkungan,
Vol.1, No. 1, Januari 2000 hal. 17-26.
LAMPIRAN
Perhitungan Zat Padat Tersuspensi (TSS)
/ = ( ) 1000
1000
/ = (0,4185 0,4169) 1000
50 1000
/ = 32 /
Dokumentasi
Berat kertas saring kosong Berat kertas saring setelah dioven
Kertas saring dengan residu
Berat kertas saring + residu TSS