32
TUGAS KELOMOK STUDI KASUS “PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP” Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Lingkungan Yang dibina oleh Bapak Samsuri Disusun Oleh: Kelompok I / Offering C Elinira Subanndi (100331404585) Indah Adhistyanti (100331405281) Oktaviani Harlita (100331404581) Winona Wahyusasi (100331404563) Yudhistira (100331406389) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Studi Kasus Kimia Lingkungan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Studi Kasus Kimia Lingkungan

TUGAS KELOMOK

STUDI KASUS

“PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Praktikum Kimia Lingkungan Yang dibina oleh Bapak Samsuri

Disusun Oleh:

Kelompok I / Offering C

Elinira Subanndi (100331404585)

Indah Adhistyanti (100331405281)

Oktaviani Harlita (100331404581)

Winona Wahyusasi (100331404563)

Yudhistira (100331406389)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

PRODI PENDIDIKAN KIMIA

November 2012

Page 2: Studi Kasus Kimia Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Masalah

Adapun masalah yang akan diangkat dalam penyusunan makalah ini

ialah “ Apakah pengaruh pelestarian lingkungan hidup terhadap kehidupan

manusia ? ”

1.2 Uraian Masalah

Lingkungan hidup disebut juga dengan istilah Sistem Ekologi atau

Ekosistem yang menurut A.G.Transley adalah suatu komunitas dari

organisme (makhluk hidup) yang saling berinteraksi satu dengan yang

lainnya dan juga dengan lingkungan fisisnya (energi matahari, udara, air,

tanah, panas,angin, dan bahan-bahan kimia). Di antara komponon-komponen

lingkungan hidup, “manusia” merupakan salah satu komponen yang paling

dapat berinteraksi secara dinamis dengan komponen-komponen lainnya,

bahkan suatu komponen penentu karena manusia baik sengaja ataupun tidak

ternyata dapat mengubah suatu lingkungan hidup sehingga timbul masalah

lingkungan. Namun sebaliknya, manusia juga dapat mengatasi masalah

lingkungan ini untuk dipertahankan dan bahkan dapat meningkatkan

kesejahteraan hidupnya.

Sejak kurang lebih 20 tahun yang lalu, dunia kita pernah dihebohkan

dengan beberapa masalah yang timbul pada lingkungan hidup manusia. Hal

ini terutama muncul di Amerika, kemudian menjalar ke negara-negara yang

sedang berkembang. Masalah lingkungan hidup yang banyak dibicarakan dan

sangat menonjol antara lain : banjir, kekeringan, kegiatan gunung berapi,

kepadatan penduduk, erosi, dan yang paling penting masalah pencemaran

lingkungan. Pada tahun 1972 di Stocholm (Swedia) pertama kali diadakan

pembahasan tentang masalah Lingkungan Hidup di suatu konferensi yang

disebut “UNITED NATION CONFERENCE ON THE HUMAN

ENVIRONMENT”, yang kemudian lebih dikenal dengan “Stocholm

Conference”.

Page 3: Studi Kasus Kimia Lingkungan

Dewasa ini, kegiatan pembangunan dan pesatnya kemajuan

teknologi di berbagai bidang telah dan akan terus menimbulkan dampak

positif maupun dampak negatif pada lingkungan, yaitu berupa pencemaran

dan kerusakan lingkungan hidup yang pada akhirnya akan berakibat pada

penurunan kualitas atau degradasi lingkungan. Sebagai contoh, berdasarkan

data Statistik Kehutanan Indonesia tahun 1993 dan 2001, kondisi luas hutan

Indonesia telah menyusut dari 130,1 juta ha menjadi 123,4 juta ha. Dengan

demikian, proporsi luas kawasan hutan terhadap luas daratan di Indonesia

menurun dari 67,7 persen pada 1993 menjadi 64,2 persen pada 2001.

Penyusutan luas hutan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain penjarahan

hutan, kebakaran, perubahan (konversi) untuk kegiatan pembangunan lain di

luar kehutanan seperti untuk kegiatan pembangunan terjadi pada berbagai

sektor industri, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, pariwisata,

kesehatan, pertambangan, perumahan, perdagangan dan transportasi.

Kegiatan-kegiatan tersebut diperkirakan akan dan telah mempengaruhi

kelestarian lingkungan hidup (Sastrawijaya, 2009).

Padahal antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan

timbal balik. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya

manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada di dalam

lingkungan hidupnya dan ia tidak dapat terpisahkan daripadanya

(Sastrawijaya, 2009). Jika lingkungan rusak, maka manusia dalam melakukan

aktivitasnya akan terganggu juga. Lingkungan hidup yang rusak adalah

lingkungan yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam mendukung

kehidupan. Keinginan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya

merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, namun tanpa disertai kearifan

dalam proses pencapaiannya, justru kemerosostan kualitas hidup yang akan

diperoleh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan

eksploitas sumber daya alam. Seiring dengan perubahan peradaban,

kebutuhan terus berkembang baik jenis maupun jumlahnya, sedangkan

penyediaan sumber daya alam terbatas. Eksploitasi yang berlebihan akan

mengakibatkan merosotnya daya dukung lingkungan.

Page 4: Studi Kasus Kimia Lingkungan

Kondisi yang terjadi sekarang terhadap lingkungan sungguh

menyedihkan. Manusia yang seharusnya memelihara, menjaga, serta

melestarikan lingkungan malah semakin membuat tekanan yang luar biasa

terhadap lingkungan. Eksploitasi besar-besaran terhadap SDA, pertumbuhan

penduduk yang meningkat, perkembangan teknologi, ekonomi dan aktivitas

sosial tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan telah

menyebabkan kemerosotan lingkungan dan pencemaran. Terkait masalah-

masalah lingkungan yang makin hari makin bertambah banyak dan beragam

tersebut, sangat diperlukan adanya suatu upaya pelestarian agar lingkungan

yang ada dan yang sudah mengalami penurunan kualitas tersebut tidak

menjadi semakin parah, namun terjadi pemulihan yang lebih baik.

Page 5: Studi Kasus Kimia Lingkungan

BAB II

PERMASALAHAN DAN DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

Pada mulanya, Indonesia ini merupakan negara yang kaya akan

kekayaan alamnya. Kekayaan alam yang paling banyak adalah hutan. Ada

berbagai macam hutan di Indonesia yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

sekitar dengan baik. Misalnya saja, Hutan Lindung, hutan ini dilindungi

pemerintah karena hutan ini ditujukan untuk menjalankan fungsi-fungsi

lingkungan khususnya untuk memelihara tutupan vegetasi dan stabilitas tanah

di lereng-lereng curam dan melindungi daerah aliran sungai. Kemudian ada

Hutan Konversi, hutan ini dirancang untuk pembukaan lahan dan konversi

permanen menjadi bentuk tata guna lahan lainnya, misal untuk industri kayu

atau perkebunan. Ada pula Hutan Alami, Hutan Konservasi, Hutan berakses

rendah, Hutan Produksi terbatas dan Hutan Produksi.

Adanya pengelompokan hutan-hutan ini berdasarkan fungsinya

masing-masing adalah untuk menjaga kelestarian alam Indonesia dan supaya

kehidupan masyarakat Indonesia juga menjadi sejahtera dan makmur. Namun

pada kenyataannya, dari tahun ke tahun hutan yang berada di Indonesia ini

mengalami kerusakan. Kerusakan disini mengakibatkan penyusutan luas hutan

di Indonesia pula. Penyusutan luas hutan Indonesia disebabkan oleh beberapa

faktor, yaitu :

1. Pembalakan ilegal

Pembalakan ilegal ini ada dua macam, yaitu yang pertama

dilakukan oleh operator sah yang melanggar ketentuan-ketentuan

dalam izin yang dimilikinya dan yang ke dua yaitu melibatkan

pencuri kayu, dimana pohon-pohon yang ditebang oleh orang yang

sama sekali tidak mempunyai hak legal untuk menebang pohon.

a. Pembalakan ilegal oleh operator sah

Pada rejim Orde Baru sekitar akhir tahun 1960-an,

para perencana pembangunan ekonomi mengambil langkah

Page 6: Studi Kasus Kimia Lingkungan

singkat untuk membangun ekonomi Indonesia yang lemah

dan menciptakan kerangka kerja yang legal dan hal ini

memungkinkan perusahaan swasta untuk memanen dan

mengekspor kayu tersebut. Sumatera dan Kalimantan

merupakan target pertama dalam eksploitasi hutan karena

keduanya mempunyai persediaan spesies pohon bernilai

ekonomi tinggi yang paling banyak dan letaknya paling

dekat dengan pasar Asia. Pada tahun 1967 Undang-Undang

Kehutanan telah memberikan dasar hukum pemberian hak

pemanenan kayu dan banyak HPH (Hak Pengusahaan

Hutan) besar diberi hak untuk mengelola hutan selama 20

tahun. HPH ini didirikan untuk mempertahankan lahan-

lahan hutan sebagai hutan permanen. Namun pada

kenyataannya banyak konsesi HPH yang tak bisa menaati

peraturan yang ada. Dari sinilah juga memancing adanya

korupsi di Indonesia. Semakin banyaknya pihak konsesi

HPH yang melanggar aturan, pada tahun 1990-an telah

dicabut beberapa izin HPH tersebut. Tetapi dengan

dicabutnya izin ini, banyak HPH yang tetap meneruskan

kegiatannya. Kegiatan-kegiatan inilah yang membuat luas

hutan Indonesia semakin berkurang secara drastis.Hal ini

didukung pula dengan hubungan erat antara rejim Soeharto

dan sebagian besar usaha perkayuan utama merupakan

akibat lemahnya pengawasan dan transparasi yang menjadi

satu alasan bertambah buruknya pengelolaan hutan.

Berikut ini merupakan contoh dari kegiatan HPH yang

menyalahi peraturan yang ada, yaitu :

o Pemanenan kayu lebih dari Jatah Tebangan Tahunan

o Pemanenan kayu di kawasan Hutan Lindung

o Volume panenan yang dilaporkan lebih kecil sehingga

pajak yang dibayarkan juga lebih sedikit

o Mengabaikan panduan tebang pilih

Page 7: Studi Kasus Kimia Lingkungan

o Pemanenan di luar batas wilayah HPH

o Pemalsuan dokumen transportasi kayu

b. Pembalakan ilegal oleh operator non-sah

Biasanya pembalakan ilegal yang dilakukan oleh

pihak yang tak memiliki ijin ini didasarkan oleh

kepentingan bisnis pribadinya. Misal saja PT. Hati Prima

Agro, perusahaan milik Malaysia yang telah dicabut

izinnya pada tahun 2008 ini tetap melakukan aktivitasnya di

kawasan hutan daerah kabupaten kota Waringin timur,

Kalimantan Tengah.

c. Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan terjadi karena ada dua faktor, yaitu faktor

alam dan faktor manusia.

a. Faktor alam

Kebakaran hutan yang disebabkan oleh alam ini juga disebut

kebakaran liar

Sambaran petir pada hutan yang mengalami kekeringan akibat

musim kemarau yang panjang dapat mengakibatkan terjadinya

kebakaran hutan yang meluas

Gejala vulkanik dimana gunung yang aktif mengeluarkan

lelehan lahar serta awan panas yang menyebabkan pepohonan di

sekitarnya terbakar

Groundfire, yaitu kebakaran di bawah tanah didaerah dengan

tipikal tanah gambut. Kebakaran ini dimulai dari dalam

kemudian berpotensi meluas sampai permukaan tanah.

b. Faktor manusia

Kebakaran oleh faktor manusia ini merupakan faktor yang

paling dominan akan timbulnya kebakaran di hutan. Faktor

manusia ini ada yang dilakukan secara sengaja maupun tidak.

Kategori kebakaran yang tidak sengaja yaitu saat seseorang

berjalan di tengah hutan yang sedang dilanda kemarau yang

Page 8: Studi Kasus Kimia Lingkungan

panjang dan orang itu membuang puntung rokok yang masih

menyala di dekat dedaunan yang kering, itu akan dapat

menimbulkan terjadinya kebakaran hutan. Kategori kebakaran

hutan secara sengaja yaitu kebakaran benar-benar dilakukan secara

sengaja oleh manusia. Mereka yang membakar hutan ini secara

sengaja mempunyai alasan dan kebanyakan dari alasannya ini

adalah semata-mata hanya untuk kepentingan pribadi saja.

Misalnya mereka oknum yang tak bertanggung jawab itu

membakar hutan dengan alasan yaitu bila hutan sudah turun nilai

gunanya, dapat dialihkan fungsi hutan tersebut menjadi perkebunan

kelapa sawit. Mereka juga berkata (PT. Argo) bila membangun

perkebunan kelapa sawit menggunakan alat-alat berat untuk

meratakan hutan ini, maka akan mengeluarkan biaya yang sangat

banyak. Beda halnya bila kita meratakan hutan ini dengan cara

membakarnya saja.

d. Perubahan Fungsi Hutan untuk Kegiatan Pembangunan

Kegiatan Pertambangan

Pada awalnya, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

no. 4 Tahun 2005 merupakan instrumen hukum yang melegalkan

18 perusahaan tambang yang telanjur berada di Hutan Lindung.

Perpu ini menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut

diizinkan menghabiskan kontrak karyanya. Akan tetapi, pada

kenyataannya Perpu ini justru dijadikan sebagai preseden bagi izin-

izin pertambangan lainnya di Hutan Lindung (dan kawasan hutan

lainnya). Hal ini tidak mengherankan karena pada dasarnya UU

No.41 Tahun 1999 sendiri tidak melarang pertambangan di

kawasan hutan meskipun terbatas pada kawasan Hutan Produksi.

Jika berada pada kawasan Hutan Lindung, maka harus berupa

pertambangan tertutup. Alih-alih menuntaskan izin konsesi

tambang yang sudah dikeluarkan sebelum berlakunya UU No. 41

Tahun 1999, pemerintah malah menerbitkan PP No. 2 Tahun 2008

Page 9: Studi Kasus Kimia Lingkungan

yang pada intinya mengatur pemungutan PNBP dari izin pinjam

pakai (pertambangan) di dalam kawasan hutan. Hal ini seolah

menegaskan pembolehan pertambangan di dalam kawasan hutan.

PP ini bukan hanya cacat secara filosofis tetapi jua memperlihatkan

bagaimana kawasan hutan dihargai dengan sangat murah.

Masalah ini kemudian diperumit dengan celah-celah hukum

dalam pengaturan penataan ruang dan kawasan hutan. Ketika

legalitas dan legitimasi kawasan hutan diragukan, praktik-

praktik ilegal pertambangan di kawasan hutan seolah tidak

tersentuh oleh hukum. Sebagai gambaran, hingga tahun 2011, lebih

dari 6000 Kuasa Pertambangan diterbitkan didalam kawasan hutan.

Hal ini yang menyebabkan luas hutan Indonesia semakin

menyusut.

RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah)

Sebelum keluarnya PP No. 15 Tahun 2010 tidak ada aturan yang

jelas tentang pembagian kewenangan dalam pengalokasian

sumber daya hutan antara

Kementerian Kehutanan dengan Pemerintah Daerah (Provinsi atau

Kabupaten). Demikian juga, tidak ada aturan dan atau mekanisme

yang memadai bila

terjadi konflik antara pusat dan daerah mengenai batas-batas

kawasan hutan sebagaimana didefinisikan dalam Rencana

Tata Ruang Wilayah

Provinsi atau Kabupaten (RTRWP/RTRWK) dengan Tata Guna

Hutan Kesepakatan (TGHK). Semangat otonomi daerah dalam

Undang-Undang No. 32 tahun 2004 dan desentralisasi perencanaan

pembangunan dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007

memberikan kekuatan dan keleluasaan bagi pemerintah

daerah untuk mengatur tata ruangnya. Kekuatan hukum ini juga

semakin meningkat dengan dukungan peraturan perundang-

undangan sektoral lain di luar kehutanan.

Page 10: Studi Kasus Kimia Lingkungan

Pemerintah merencanakan tata ruang dan wilayah ini digunakan

untuk memperluas lahan transportasi, pembangunan gedung-gedung

atau bangunan yang dapat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

masyarakat dalam wilayah tersebut. Semakin banyak perombakan

yang dilakukan oleh pemerintah untuk membangun lahan

transportasi maupun gedung-gedung, maka semakin banyak pula

hutan yang akan digunakan. Sehingga penyusutan luas lahan hutan

semakin meningkat.

Dari penyebab-penyebab yang telah disebutkan di atas tentunya dapat

menimbulkan berbagai dampak yang akan mempengaruhi kehidupan manusia itu

sendiri. Akibat-akibat tersebut antara lain :

Dari penyusutan hutan tersebut, muncullah beberapa Akibat yang ditimbulkan

dari kerusakan hutan diantaranya :

1. Berkurangnya populasi hewan dengan habitat asli di hutan, hal ini

dikarenakan rusaknya ekosistem hutan yang mengakibatkan habitat

mereka terusik, sehingga banyak hewan yang tidak bisa beradaptasi

dengan perubahan lingkungan tersebut yang menyebabkan berkurangnya

populasi hewan tersebut.

2. Hilangnya paru-paru dunia. Berkurangnya kandungan oksigen dan

digantikan oleh kandungan karbondioksida yang semakin tinggi. Hal ini

disebabkan karena fungsi pohon sebagai penghasil oksigen semakin

berkurang, sehingga kandungan gas karbondioksida yang di hasilkan oleh

aktivitas manusia tidak dapat disaring oleh paru-paru dunia lagi. Selain itu

pembalakan hutan secara liar juga akan secara langsung menurunkan

jumlah pohon yang dapat medegradasi gas karbon dioksida dalam udara.

Hal ini akan memperparah kondisi yang ada.

3. Menimbulkan beberapa bencana seperti,

Banjir, hal ini karena fungsi pohon sebagai penyimpang atau

penyerap air sudah tidak berfungsi.

Longsor, akibat berkurangnya jumlah pohon yang seharusnya

berfungsi sebagai penahan tanah sudah tidak berfungsi kembali.

Page 11: Studi Kasus Kimia Lingkungan

4. Produksi dan kualitas air menurun, hal ini disebabkan jika fungsi hutan

sebagai penghasil air yang murni semakin berkurang. Hutan yang rusak

pasti akan menghasilkan kualitas air yang buruk, dan kualitas air yang

murni semakin berkurang.

5. Devisa menurun drastis. Beberapa orang memiliki mata pencaharian di

dalam hutan. Seperti misalnya pencari kayu bakar, pencari tanaman-

tanaman tertentu dan lain-lain. Kerusakan hutan menyebabkan produksi

kayu menurun, dan yang paling penting berkurang atau

bertambahlangkanya tumbuhan atau hewan di hutan tersebet. Hal ini

mengakibatkan beberapa orang kehilangan pekerjaan mereka, dan

menyebabkan penurunan devisa.

6. Hilangnya satu ilmu. Huan adalah lahan ilu, dan hutan banyak

mengajarkan banyak hal. Jika hutan semakin rusak dan bisa saja

menghilang, manusia tidak akan dapat lagi belajar dan bermain dari alam.

Hutan buatan sampai kapanpun tidak akan bisa mengantikan hutan yang di

buat oleh yang Maha Kuasa.

7. Dari akibat-akibat diatas maka akan menimbulkan akibat yang lebih besar

lagi yaitu rusaknya lingkungan hidup. Rusaknya lingkungan hidup berarti

terganggunya kehidupan manusia, hal ini akan mempersulit manusia itu

sendiri dalam beraktifitas. Beberapa sector kehidupan manusia juga akan

terkena imbas dari kerusakan lingkungan yang notabene juga disebabkan

oleh manusia itu sendiri.

Page 12: Studi Kasus Kimia Lingkungan

BAB III

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa

ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin

negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai

manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan

hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun

usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang

layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.

Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi

rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan

menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai

pembangunan berwawasan lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan

kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan

Berkelanjutan.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan pendekatan integratif. Dengan menggunakan pendekatan

integratif maka keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan

dapat dimungkinkan untuk masa kini dan masa yang akan datang.

b. Menggunakan pandangan jangka panjang. Pandangan jangka panjang

dapat digunakan untuk merencanakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya

yang mendukung pembangunan agar secara berkelanjutan dapat dimanfaatkan.

c. Menjamin pemerataan dan keadilan. Strategi pembangunan yang

berwawasan lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dan faktor

produksi, pemerataan kesempatan, dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan.

Page 13: Studi Kasus Kimia Lingkungan

d. Menghargai keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati

merupakan dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati

memiliki kepastian bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berlanjut untuk

masa kini dan masa yang akan datang.

Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan

tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun

2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:

a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,

berkeadilan, dan berkelanjutan.

b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan.

1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah

Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki

tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya

pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:

a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang

Tata Guna Tanah.

b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL

(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).

d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan,

dengan tujuan pokoknya:

1) Menanggulangi kasus pencemaran.

Page 14: Studi Kasus Kimia Lingkungan

2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).

3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama

Pemerintah

Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang

tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan

kemampuan masing-masing.

Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian

lingkungan hidup antara lain:

a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang

berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan

tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan

tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor

disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya

sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung,

maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya

pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam

pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul.

Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu

dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air

hujan.

b. Pelestarian udara

Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas

memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung

beranekaragam gas, salah satunya oksigen.

Page 15: Studi Kasus Kimia Lingkungan

Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar

oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup

setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran

udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat

antara lain:

1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita

Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman

mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan

menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer

jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga

kelembapan udara akan tetap terjaga.

2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik

pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot

kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di

perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas

berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi

lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.

3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat

merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin

pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah

gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan

ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai

filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar

angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan

merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu

udara.Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan

ozon di atmosfer.

c. Pelestarian hutan

Page 16: Studi Kasus Kimia Lingkungan

Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa

diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi

rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab

utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian

kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun

bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan

menyimpan cadangan air.

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:

1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.

2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.

3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.

4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.

5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan

mengenai pengelolaan hutan.

d. Pelestarian laut dan pantai

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan

biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir

pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan

manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai.

Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya

hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran

ombak.

Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:

1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal

sekitar pantai.

2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar

laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.

Page 17: Studi Kasus Kimia Lingkungan

3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari

ikan.

4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

e. Pelestarian flora dan fauna

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan,

tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem

tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.

Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak

diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di

antaranya adalah:

1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.

2) Melarang kegiatan perburuan liar.

3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

Page 18: Studi Kasus Kimia Lingkungan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian yang telah kita jelaskan pada bab-bab sebelumnya dapat kita

ambil kesimpulan. Pelestarian lingkungan hidup adalah usaha yang harus

dilakukan untuk menyelamatkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi sesuai dengan kapasitasnya

masing-masing. Pelestarian lingkungan hidup ini dilakukan akibat terjadinya

kerusakan lingkungan yang terus-menerus terjadi. Hal ini akan mempengaruhi

kehidupan manusia sebagai mahkluk yang senantiasa berinteraksi dengan

lingkungan hidupnya.

Manusia adalah agen yang mempunyai potensi untuk merusak sekaligus

melestarikan lingkungan hidup. Oleh karena itu, manusia hendaknya membatasi

dan menghentikan segala sesuatu yang nantinya akan memberikan dampak buruk

bagi kelangsungan lingkungan hidup yang ada disekikar manusia itu sendiri.

Selain itu, kerusakan lingkungan yang telah terjadi menuntut manusia untuk

melakukan segala usaha dan upaya untuk menjadikan lingkungan hidup lebih

baik, hal ini juga akan memberikan dampak positif bagi kelangsungan hidup

manusia itu sendiri.

Upaya pelestarian lingkungan hidup ini tentu saja tidak bias dilakukan

hanya indivu-individu saja. Namun diharapkan upaya pelestarian lingkungan

hidup ini dapat dilakukan secara bersama sama oleh pemerintah dan masyarakat

secara berkesinambungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha

meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor

lingkungan.

Butuh lebih dari komitmen untuk mewujudkan upaya pelestarian

lingkungan hidup ini agar tidak hanya menjadi wacana. Disinilah peran kita

sebagai generasi muda untuk melaksanakan komitmen yang telah diwacanakan

demi terwujudnya lingkungan hidup yang lestari.  Melestarikan lingkungan hidup

merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi

Page 19: Studi Kasus Kimia Lingkungan

tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung

jawab setiap insan di bumi.

4.2 Saran

Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda dan sebagai generasi muda

penerus bangsa diharapkan mampu menyuarakan aspirasinya dalam upaya

pelestarian lingkungan hidup ini. Pelestarian lingkungan hidup yang meliputi

perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan

penegakan hukum hendaknya dilaksanakan dengan benar dan bertanggung jawab.

Adapun aksi nyata mahasiswa yang diharapkan yaitu :

1) Membangun wadah atau organisasi seperti pecinta alam yang mempunyai

kepedulian tingii terhadap terjaganya kelestarian lingkungan

2) Bersama-sama membangun kerjasama secara langsung dengan semua

pihak yang ada seperti :

WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) atau bahkan

GREEN PEACE (organissi internasional)

AMDAL ( Analisis mengenai dampak lingkungan hidup )

3) Menjadi agent of change yang akan membawa perubahan besar dalam

pelestarian lingkungan

4) Mengadakan seminar-seminar yang berwawasan pelestarian lignkungan

5) Mengadakan serangkaian kegiatan yang berkesinambungan dalam

melestarikan lingkungan hidup seperti penanaman pohon

6) Mahasiswa sebagai jembatan aspirasi masyarakat dapat menampung dan

menyalurkan aspirasi rakyat dalam pelestarian lingkungan

7) Menjadi agen pengawas kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan

hidup

8) menjaga kebersihan lingkungan, memaksimalkan penggunaan kertas,

menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan, hemat energi, dan

sebagainya

9) sebagai agen yang nantinya akan berperan serta besar di tengah

masyarakat mahasiswa mapu memberikan pengaruh dalam upaya

pelestarian lingkungan

Page 20: Studi Kasus Kimia Lingkungan

10) terus menerus mengkampanyekan kepada civitas akademikanya agar

menjadi “konsumen hijau” dengan hanya membeli produk-produk yang

bersertifikat “eco labeling”

11) menyatu ke dalam kelompok-kelompok, baik di organisasi formal maupun

perkumpulan pertemanan pengabdian masyarakat untuk lingkungan.

Page 21: Studi Kasus Kimia Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Bakti, Indra Setia.2012. Mahasiswa, Sudahkah Berbuat untuk

Lingkunganmu?. http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/22/mahasiswa-

sudahkah-berbuat-untuk-lingkunganmu/ . 15 November 2012 16:00

Rahman,Zainur.2012.Refleksikan Sumpah Pemuda Dengan Gerakan

Penghijauan. http://pasca.unesa.ac.id/detail/berita-kampus/refleksikan-sumpah-

pemuda-dengan-gerakan-penghijauan . 15 november 2012 17:00

Angkupi, Prima.2010. Bentuk Upaya Penanggulangan Kerusakan

Lingkungan Dalam Pelestarian Alam.

http://primaangkupi.blogspot.com/2010/03/bentuk-upaya-penanggulangan-

kerusakan.html . 16 november 2012 20:12

Pradieta.2011. Pelestarian Lingkungan H idup. http://pradieta-

pelestarianlingkunganhidup.blogspot.com/2011/04/pengertian-lingkungan-

lingkungan-hidup.html . 16 November 2012 21:10

Anonym. 2012. Momentum Wujudkan Kepedulian Nyata terhadap Lingkungan.

http://sopoalam.blogspot.com/2012/08/momentum-wujudkan-kepedulian-

nyata.html . 16 November 2012 21:40

Michella.2010. UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP. http://saturnus-

lee.blogspot.com/2010/04/upaya-pelestarian-lingkungan-hidup.html . 17

November 2012 17:30

Rimy.2010. PENGERTIAN, MASALAH DAN UPAYA PELESTARIAN

LINGKUNGAN. http://pisses-blogku.blogspot.com/2010/09/pengertian-masalah-

dan-upaya.html . 17 November 2012 17:20

Anonym.2011. http://saturnus-lee.blogspot.com/2010/04/upaya-pelestarian-

lingkungan-hidup.html . 17 November 2012 18:35

Anonym.2009. Linkungan Hidup, Kerusakan Lingkungan, Pengertian, Kerusakan

Lingkungan Dan Pelestarian. http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/linkungan-

hidup-kerusakan-lingkungan-pe%20ngertian-kerusakan-lingkungan-dan-

pelestarian-/AfandiKusuma/03.03/24 . 18 November 2012 08:10