30
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tubuh memiliki suhu yang konstan, tubuh akan mengandung energi panas simpanan yang pada dasarnya konstan selama kita hidup. Namun, saat aktifitas metabolik terhenti pada kematian, panas simpanan akan menurun dengan kecepatan tertentu sampai tubuh sama dinginnya dengan suhu lingkungan. Suhu tubuh normal sering disebut 37 o C. suhu rektum biasanya lebih tinggi 0,5 o C daripada suhu oral. Panas tubuh ditingkatkan dengan 2 cara yaitu dihasilkan oleh tubuh dan diambil dari lingkungan. Dengan mempelajari suhu tubuh maka kita dapat memahami proses perubahan panas pada oleh tubuh melalui kulit sebagai salah satu organ yang mengatur panas tubuh dengan cara vaso-dilatasi ataupun vaso-kontriksi serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya perubahan panas tubuh.

Laporan Suhu Tubuh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengamatan berdasarkan kenaikan suhu tubuh probandus dan hewan coba Mus musculus

Citation preview

Page 1: Laporan Suhu Tubuh

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tubuh memiliki suhu yang konstan, tubuh akan mengandung

energi panas simpanan yang pada dasarnya konstan selama kita hidup.

Namun, saat aktifitas metabolik terhenti pada kematian, panas simpanan

akan menurun dengan kecepatan tertentu sampai tubuh sama dinginnya

dengan suhu lingkungan. Suhu tubuh normal sering disebut 37oC. suhu

rektum biasanya lebih tinggi 0,5oC daripada suhu oral. Panas tubuh

ditingkatkan dengan 2 cara yaitu dihasilkan oleh tubuh dan diambil dari

lingkungan.

Dengan mempelajari suhu tubuh maka kita dapat memahami

proses perubahan panas pada oleh tubuh melalui kulit sebagai salah satu

organ yang mengatur panas tubuh dengan cara vaso-dilatasi ataupun

vaso-kontriksi serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya

perubahan panas tubuh.

Dalam dunia farmasi, percobaan suhu tubuh sangat penting untuk

dipelajari karena dengan begitu, kita dapat mengetahui bagaimana

sediaan yang berfungsi menurunkan ataupun menaikkan panas bekerja

sehingga sebagai seorang farmasis tepat dalam pemberiaan obat kepada

pasien.

Page 2: Laporan Suhu Tubuh

I.2 Maksud Dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Untuk mengetahui suhu tubuh pada bagian tubuh tertentu, yaitu

ketiak dan mulut serta mengetahui perubahan suhu tubuh hewan coba

setelah diberi pepton lalu diberi sediaan parasetamol dan antalgin.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Mengenal mekanisme pengaturan suhu tubuh dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

I.3 Prinsip Percobaan

- Pada manusia

Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer

yang dilakukan oleh pria dan wanita, dimana pada pria diukur suhu

tubuhnya dibagian bawah ketiak dan pada wanita diukur suhu

tubuhnya dibagian bawah mulut dan dilakukan pembacaan suhu

pada menit ke-5

- Pada hewan coba

Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer

rektal, dimana suhu tubuh mencit (Mus musculus) diukur suhu

tubuhnya terlebih dahulu, kemudian diberikan pepton, kemudian

diukur kembali suhu tubuh mencit (Mus musculus).

Page 3: Laporan Suhu Tubuh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Suhu tubuh relatih konstan. Hal ini diperlukan untuk sel-sel tubuh agar

dapat berfungsi secara efektif. Normalnya suhu tubuh berkisar 36-37o C.

Suhu tubuh dapat diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang

diproduksi dengan panas yang hilang dari tubuh. Kulit merupakan organ

tubuh yang bertanggung jawab untuk memelihara suhu tubuh agar tetap

normal dengan mekanisme tertentu (1 : 155).

Dalam hal suhu, tubuh dianggap sebagai (2 : 236) :

a. Lapisan perifer (kulit, jaringan subkutan, otot) dan ekstremitas,

b. Inti bagian dalam (isi dada, abdomen, tengkorak)

Suhu lapisan perifer dapat bervariasi, tetapi suhu inti bagian dalam

harus dipertahankan tetap konstan. Manusia mempertahankan

keseimbangan ini walaupun terdapat variasi luas pada suhu

lingkungannya (dari kutub sampai tropis) dengan menstabilkan

peningkatan panas dan kehilangan panas (2 : 236).

salah satu cara dihasilkannya panas yaitu dengan cara konduksi.

Konduksi panas adalah perpindahan atau pergerakan panas antara dua

benda yang saling bersentuhan. Dalam hal ini, panas akan berpindah dari

benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Laju

aliran panas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain (3 : 211) :

Luas permukaan benda yang saling bersentuhan

Page 4: Laporan Suhu Tubuh

Perbedaan suhu awal antara suhu awal antara kedua benda

Konduktivitas panas dari kedua benda tersebut

Konduktivitras panas ialah tingkat kemudahan untuk mengalirkan

panas yang dimiliki suatu benda. Setiap benda memiliki konduktivitas

yang berbeda. Logam mempunyai konduktivitas panas yang tinggi,

sedangkan hewan memiliki konduktivitas panas yang rendah. Berarti

hewan merupakan penahan panas (insulator) (3 : 211).

Suhu tubuh konstan penting untuk aktivitas enzimatik normal. Enzim

berfungsi dalam rentang suhu tubuh normal yang pendek yaitu dari 36,1o

sampai 37,8oC (97o sampai 100o Fahrenheit) (4 : 311).

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh antara lain (4 : 311) :

a. Irama diurnal

b. Jenis kelamin

c. Usia individu

Determinan suhu tubuh adalah keseimbangan antara produksi panas

dan pengeluaran panas. Keseimbangan ini pertahankan oleh mekanisme

homeostatik (4 : 311).

1. Produksi panas berlangsung melalui reaksi katabolisme makanan

dan aktivitas otot. Dalam kondisi basal, hati memproduksi 20%

panas tubuh : otak, 15%; jantung, 12%; dan otot, sisanya.

2. Pengeluaran panas ke udara atau ke objek yang berdekatan

terjadi melalui proses-proses fisik seperti radiasi, konduksi,

konveksi dan evaporasi. 80% panas dikeluarkan melalui kulit.

Page 5: Laporan Suhu Tubuh

Sisanya melalui membrane mukosa saluran pencernaan,

pernapasa dan saluran urinaria.

Fungsi kulit sebagai organ pengatur panas. Suhu tubuh seorang

adalah tetap, meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal itu

dipertahankan karena penyesuaian antara pans yang hilang dan panas

yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat ini segera

menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah

yang mengalur melalui medulla oblongata (5 : 242).

Persarafan vaso-motorik mengendalikan arteriol kutan dengan dua

cara, yaitu vaso-dilatasi dan vaso-kontriksi. Pada vaso-dilatasi arteriol

memekar, kulit menjadi lebih panas, dan kelebihan panas cepat terpancar

dan hilang dan juga hilang karena kelenjar keringat bertambah aktif dank

arena pembuluh darah dalam kulit mengerut, kulit menjadi pucat dan

dingin, keringat hamper dihentikan dan hilangnya panas dibatasi. Dengan

pengendalian ini pelepasan panas ditambah atau dikurangi sesuai dengan

kebutuhan tubuh (5 : 243).

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit (9) :

1. Radiasi (9)

Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk

gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan

dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh

manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh.

Page 6: Laporan Suhu Tubuh

Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit

(60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.

2. Konduksi (9)

Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit

dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses

kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan

dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil

karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar

langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan

dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan

panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.

3. Evaporasi (9)

Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan

panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan

menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada

kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung

sekitar 450 – 600 ml/hari.

Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan

kecepatan 12 – 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan

karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus

melalui kulit dan system pernafasan.

Page 7: Laporan Suhu Tubuh

4. Usia (9)

Usia sangat mempengaruhi metabolisme tubuh akibat mekanisme

hormonal sehingga memberi efek tidak langsung terhadap suhu tubuh.

Cara menggunakan termometer digital pada hewan coba yaitu (10:2) :

1. Tekan tombol on/off pada thermometer

2. Perlahan-lahan masukkan termometer ke dalam rektum kira-kira 10 cm

sejajar tulang belakang

3. Tahan dalam rektum kira-kira 1-2 menit atau tunggu hingga angka

tidak berubah dan timbul bunyi indikator

4. Ambil termometer, baca, catat suhu, tekan tombol on/off untuk

mematikan, bersihkan dan sterilkan termometer kemudian masukkan

kembali ke dalam wadahnya

Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi (11) :

Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C

Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C

Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Page 8: Laporan Suhu Tubuh

II.2 Uraian Hewan Coba

II.2.1 Karakteristik Hewan Coba (6 : 321)

Sebelum menggunakan hewan coba terlebih dahulu kita

harus mengenal karakteristik dari hewan coba yang digunakan,

adapun karakteristik dari mencit, sebagai berikut:

Masa pubertas : 4 – 5 hari (poliestrus)

Masa beranak : 7 – 18 bulan

Masa hamil : 19 – 21 hari

Jumlah sekali lahir : 10 – 12 ekor

Masa hidup : 1,5 – 3,0 tahun

Masa tumbuh : 50 hari

Masa menyusui : 21 hari

Frekuensi kelahiran : 6 – 10 kali kelahiran

Suhu tubuh : 36,5 -38,0 0 C

Laju respirasi : 94 - 163 /menit

Tekanan darah : 113-147/81-106 mm Hg

Volume darah : 76 – 80 mg/kg

Luas permukaan tubuh : 20 g : 36 cm

Page 9: Laporan Suhu Tubuh

II.2.2 Klasifikasi Hewan Coba (7)

Mencit (Mus musculus) merupakan salah satu jenis rodensia

atau hewan pengerat dengan klasifikasi sebagai berikut :

Kerajaan : Animalia

Divisi : Chordata

Kelas : Mamalia

Bangsa : Rodentia

Suku : Muridae

Marga : Mus

Jenis : Mus musculus

II.3 Uraian Bahan

a. Aquadest (8 : 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

RM/BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : Pelarut.

b. Pepton 721

Nama resmi : PEPTON

Nama lain : Pepton

Page 10: Laporan Suhu Tubuh

Pemerian : Serbuk; kuning kemerahan hingga coklat; bau

khas tidak busuk.

Kelarutan : Larut dalam air; memberikan larutan berwarna

coklat kekuningan yang bereaksi agak asam;

praktis tidak larut dalam etanol (95%) dan

dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : sebagai penginduksi demam pada mencit

c. Parasetamol (8 : 37)

Nama resmi : ACETAMINOPHENUM

Nama lain : Asetaminofen, Parasetamol

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau;

rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air; dalan 7 bagian

etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P,

dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9

bagian propilenglikol p; larut dalam larutan

alkali hidroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : Antipiretikum; Analgetikum

d. Antalgin (8 : 369)

Nama resmi : METHAMPYRONUM

Nama lain : Metampiron, Antalgin

Page 11: Laporan Suhu Tubuh

Pemerian : Serbuk hablur; putih atau putih kekuningan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : Antipiretikum, Analgetikum.

e. Na. CMC (8 : 401)

Nama resmi : NATRII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM

Nama lain : Natrium karboksimetil selulosa

Pemerian : Serbuk atau butiran; putih atau putih gading;

tidak berbau atau hampirtidak berbau;

higroskopik.

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk

suspense koloidal; tidak larut dalam etanol

(95%); dalam eter dan dalam pelarut organic

lain.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : sebagai emulgator

Page 12: Laporan Suhu Tubuh

f. Aqua pro injeksi (8 : 97)

Nama resmi : AQUA PRO INJECTIONE

Nama lain : Aqua pro injeksi, aqua untuk injeksi

Pemerian : Keasaman-kebasaan; ammonium; besi;

tembaga; timbal; kalsium; klorida; nitrat;

sulfat; Zat teroksidasi memenuhi syarat yang

tertera pada aquadestillata

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap.

Khasiat : Untuk pembuatan injeksi

Page 13: Laporan Suhu Tubuh

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat yang digunakan

Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan suhu

tubuh ini antara lain, gelas kimia, lap kasar, kannula, spoit, dan

termometer.

III.1.2 Bahan yang digunakan

Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu aquadest, air

dingin, antalgin, hewan coba mencit (Mus musculus), kloroform,

Na.CMC, pepton, parasetamol.

III.2 Cara Kerja

III.2.1 Pada Manusia

A. Laki-Laki

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Duduk dengan tegak dan rileks

3. Mulut ditutup, bernafas hanya melalui hidung

4. Keringkan ketiak dan tempatkan tempatkan termometer

dibawah ketiak, lengan membujur pada sisi bagian

B. Perempuan

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Duduk dengan ntegak dan rileksd

Page 14: Laporan Suhu Tubuh

3. Tempatkan termometer yang telah dibersihkan dengan

alkohol dibawah lidah, kemudian mulut ditutup

4. Setelah menit ke-5 lakukan pembacaan termometer

5. Kemudian bernafas selama 2 menit melalui mulut

terbuka, lalu lakukan lagi pembacaan setelah menit ke-

5

6. Berkumur dengan air es selama 1 menit

7. Setelah itu tempatkan kembali termometer dibawah

lidah, dan lakukan pembacaan suhu setelah menit ke-5

III.2.2 Pada hewan coba

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Diukur terlebih dahulu suhu tubuh normal mencit (Mus

musculus)

3. Diberi sedian pepton secara intra peritonial

4. Diukur kembali suhu mencit

Page 15: Laporan Suhu Tubuh

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Tabel hasil pengamatan

No. Mencit BB Mencit

Suhu rektal

sebelum di beri

pepton

Suhu rektal

sesudah di beri

pepton

1.

2.

3.

4.

5.

II

II

III

IV

V

29 g

25 g

22 g

28 g

23 g

37,50C

37,00C

35,30C

370C

370C

37,00C

36,30C

35,40C

36,40C

36,40C

NoNAMA

PROBANDUSUMUR

JENISKELAMIN

PERLAKUAN MELALUI

SUHUAWAL

SUHU SETELAH

PERLAKUAN

1 Denny 18 thn Laki-laki Ketiak 37oC 37oC

2 Yayuk 19 thn Perempuan Bawah lidah 37oC 37,5oC

Page 16: Laporan Suhu Tubuh

BAB V

PEMBAHASAN

Percobaan dilakukan dengan mengukur suhu oral probandus Suhu

oral istirahat rata-rata adalah 37˚C, dengan rentang normal antara

36,5˚C – 37,4˚C. Dari hasil dapat dilihat bahwa prbandus memiliki suhu

oral istirahat yang normal.

Pada kondisi probandus. bernapas melalui mulut didapatkan hasil

suhu oral probandus menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan karena

terjadi pertukaran panas tubuh dengan lingkungan secara konveksi,

yaitu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling

yang lebih dingin. Udara yang berkontak dengan dengan tubuh melalui

mulut menjadi lebih hangat dan karenanya menjadi lebih ringan

dibanding udara dingin. Udara yang lebih hangat ini bergerak ke atas

dan digantikan dengan udara yang lebih dingin. Proses ini terjadi

berulang-ulang selama 2 menit. Hal inilah yang menyebabkan suhu

oral menjadi lebih rendah ketika diukur setelahnya.

Pada kondisi probandus berkumur dengan air es didapatkan hasil

suhu oral probandus juga menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan

terjadi pertukaran panas tubuh secara konduksi, yaitu perpindahan

panas tubuh dengan benda (dalam hal ini air es) yang berbeda

suhunya karena terjadi kontak secara langsung. Sewaktu berkumur

dengan air es, tubuh kehilangan panasnya karena panas dipindahkan

Page 17: Laporan Suhu Tubuh

secara langsung ke air es yang suhunya lebih rendah. Kemudian suhu

oral, yang lebih rendah, yang diukur merupakan suhu kesetimbangan.

Faktor kesalahan yang terjadi selama praktikum yaitu pepton yang

sudah kedaluarsa sehingga tidak dapat menaikkan panas pada mencit

dan percobaan pun tidak dapat dilanjutkan, kesalahan dalam

mengamati waktu yang ditentukan untuk mengukur suhu tubuh mencit

dan kesalahan dalam metode pemberian sediaan, dimana sediaan

diberi secara intra peritonial dan mungkin seharusnya diberi secara

peroral.

Page 18: Laporan Suhu Tubuh

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Suhu tubuh pada ketiak dan mulut berbeda-beda. Hal ini

dikarenakan faktor dari luar, seperti pada mulut adanya udara yang

keluar masuk, sehingga suhu tidak stabil jika dibandingkan dengan

suhu di ketiak.

2. Tidak ada hasil yang didapat dari percobaan suhu pada hewan coba

mencit, hal ini dikarenakan tidak ada yang dapat diamati.

VI.2 Saran

Pada praktikum ini kekurangan alat seperti thermometer tidak

ada. Jadi, diharapkan kelengkapan alat praktikum lebih tersedia agar

tidak menghalangi jalannya praktikum.

Diharapkan pula bimbingan dari asisten dalam pelaksanaan

praktikum maupun dalam proses pembuatan laporan.

Page 19: Laporan Suhu Tubuh

DAFTAR PUSTAKA

1. Asmadi. Teknik prosedural keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan dasar klien . Salemba Medika : Jakarta. 2008. P 155

2. Gibson, John. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. EGC : Jakarta. 2003. P 236

3. Isnaeni, wiwi. Fisiologi Hewan. Kanisius : Yogyakarta. 2006. P 211

4. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC : Jakarta. 2004. P 311

5. Pearce, C., Evelyn. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia : Jakarta. 2009. P 242, 243

6. S.Malole.M.B.M,.Penggunaan Hewan – Hewan Percobaan di Laboratorium. Jakarta : Institut Pertanian Bogor. 1989. P 321

7. Amori.G. klasifikasi mencit, Available from : http://wapedia.mobi/id/klasifikasimencit. Diakses. 23/05/2010

8. Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Dep.Kes. RI. Jakarta. 1979.

9. Anonim. Available from : http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/ . Diakses 23/05/2012

10. Triakoso, Nusdianto. Petunjuk Praktikum Pemeriksaan Fisik. Universitas Airlangga : Surabaya. 2009.

11. Poppy, Maria. Suhu Tubuh. Available from : http://anfis-mariapoppy.blogspot.com/2011/01/suhu-tubuh.html . Diakses tanggal 23/05/2012