15
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II PERCOBAAN I DAERAH TUMBUH NAMA :M FADIL TENDEAN NIM : H411 09 265 KELOMPOK :III (TIGA) HARI/TGL PERC :SABTU, 23 APRIL 2011 ASISTEN :IIN KUSUMAWATI LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

  • Upload
    fadhiel

  • View
    471

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

PERCOBAAN I

DAERAH TUMBUH

NAMA :M FADIL TENDEAN

NIM : H411 09 265

KELOMPOK :III (TIGA)

HARI/TGL PERC :SABTU, 23 APRIL 2011

ASISTEN :IIN KUSUMAWATI

LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

Page 2: Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tanaman merupakan salah satu makhluk hidup di muka bumi ini. Seperti

yang telah kita ketahui, bahwa tanaman juga mengalami proses yang dinamakan

proses perkembangan maupun proses pertumbuhan. Proses pertumbuhan

didefinisikan sebagai pertambahan volume pada tanaman yang bersifat

irreversible (tidak dapat kembali seperti semula). Hal ini disebabkan karena

banyaknya organ tanaman yang telah dewasa mengalami perubahan volume

sepanjang siang dan malam (Latunra, 2011).

Pada awal perkembangan tumbuhan, seluruh sel memiliki kemampuan

membelah, pada tahap selanjutnya pembelahan sel terjadi hanya di bagian-bagian

tertentu. Jaringan yang masih memiliki kemampuan membelah (bersifat

embrionik) disebut meristem. Pembelahan sel sebenarnya masih dapat terjadi pada

jaringan lain tetapi jumlahnya terbatas (Mada, 2008).

Pertumbuhan memiliki beberapa fase yang menyebabkan pertumbuhan

terjadi dan memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Pada umumnya,

tumbuh-tumbuhan mangalami pertumbuhan pada daerah yang terletak dibawah

meristem apical pada tunas dan akar. Pada umumnya pertumbuhan yang terjadi

terjadi pada fase pendewasaan hanya mengalami kenaikan volume sel yang sangat

sedikit (Latunra, 2011).

Page 3: Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

Berdasarkan dari teori diatas maka dilakukanlah pengamatan sebagai

berikut :

I.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati daerah tumbuh pada

akar dan batang dari kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris.

I.3 Waktu dan Tempat

Percobaan “Daerah Tumbuh” ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 23

April 2011 pada pukul 08.00 – 10.00 WITA yang bertempat di Laboratorium

Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Hasanuddin dan pengamatan dilakukan selama 5 hari, mulai tanggal

23 – 28 April 2011 bertempat di Canopy.

Page 4: Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tanaman mengalami proses

yang disebut sebagai pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan merupakan

suatu perubahan tanaman yang bersifat reversible atau dengan kata lain dapat

kembali ke keadaan semula, lain halnya dengan pertumbuhan. Pertumbuhan

bersifat irreversible yang berarti tak dapat kembali ke bentuk semula lagi.

Pertumbuhan terjadi karena disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam

(internal) dan dari luar (eksternal). Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman (Junaidi, 2009) :

A. Faktor Internal meliputi faktor intrasel (sifat genetic / hereditas) serta faktor

intersel (hormon dan enzim) (Junaidi, 2009).

Sifat Menurun Atau Hereditas

Ukuran dan bentuk tumbuhan banyak dipengaruhi oleh faktor

genetic. Faktor genetic dapat digunakan sebagai dasar seleksi bibit

unggul.

Hormon Pada Tumbuhan

Hormon merupakan hasil hasil sekresi dari dalam tubuh yang dapat

memacu pertumbuhan, tetapi ada pula yang dapat menghambat

pertumbuhan. Hormon-hormon yang terdapat pada tumbuhan yaitu

ormon auksin, giberelin, gas etilen, sitokinin, asam absisat dan kalin.

Page 5: Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

B. Faktor Eksternal meliputi faktor cahaya matahari, temperatur, kelembaban

atau kadar air, serta air dan unsur hara (Junaidi, 2009).

Cahaya Matahari

Cahaya jelas sangat berpengaruh pada pertumbuhan suatu tanaman.

Cahaya merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Daun dan batang

tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap akan terlihat kuning pucat.

Tumbuhan yang kekurangan cahaya menyebabkan batang dapat tumbuh

lebih panjang dari biasanya, tetapi lembek dan kurus, serta daun tumbuh

dengan tidak normal. Panjang penyinaran juga mempunyai pengaruh

terhadap pertumbuhan dan reproduksi dari tanaman.

Temperatur

Temperature juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

reproduksi tumbuhan. Perubahan temperatur dari dingin ataupun panas

dapat mempengaruhi kemampuan fotosintesis, translokasi, respirasi dan

transpirasi. Jika temperatur terlalu dingin ataupun terlalu tinggi maka

pertumbuhan akan menjadi lambat atau terhenti sama sekali.

Kelembaban atau Kadar Air

Tanah dan udara yang kurang lembab umumnya berpengaruh baik

terhadap pertumbuhan karena meningkatakan penyerapan air dan

menurunkan penguapan atau transpirasi.

Air dan Unsur Hara

Air merupakan unsure yang sangat penting bagi tanaman. Fungsi

air antara lain adalah sebagai media enzimatis, berperan dalam

Page 6: Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

fotosintesis serta menjaga kelembaban. Kandungan air dalam tanah

mempengaruhi kelarutan unsure hara dan menjaga suhu tanah. Tanaman

menyerap unsure hara dari media tempat hidupnya, yaitu dari tanah

ataupun dari air. Unsur hara merupaka salah satu penentu pertumbuhan

suatu tanaman baik atau tidaknya tumbuhan dapat berkembang biak.

Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel-sel melakukan pembelahan

diri. Namun, dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut,

pembelahan sel menjadi terbatas di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini

tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut

meristem. Pada dasarnya pembelahan sel dapat berlangsung pada jaringan selain

meristem, seperti pada jaringan korteks batang, tetapi jumlah pembelahan ini

sangat terbatas. Sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara

morfo-fisiologi (mengalami deferensiasi) membentuk bagian macam jaringan dan

tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri (Nugroho, dkk., 1993).

Selama tumbuhan masih mampu untuk bertahan hidup, tumbuhan dapat

tumbuh tidak terbatas karena tumbuhan memiliki jaringan embrionik yang selalu

tersedia, yang disebut meristem pada daerah pertumbuhan. Sel-sel meristematik

membelah terus untuk menghasilkan sel-sel baru. Beberapa produk pembelahan

ini tetap berada pada daerah meristematik untuk menghasilkan lebih banyak lagi

sel, sementara yang lain menjadi terspesialisasi dan digabungkan ke dalam

jaringan dan organ tumbuhan yang sedang tumbuh. Sel-sel yang tetap berfungsi

untuk menghasilkan sel-sel baru di dalam meristem disebut inisial (initial) atau

permulaan. Sel-sel baru yang digantikan dari meristem disebut derivatif

Page 7: Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

(derivative) atau turunan dan terus membelah selama beberapa saat sampai sel-sel

yang dihasilkan mulai mengalami spesialisasi di dalam jaringan yang sedang

berkembang (Campbell, dkk., 2003).

Pola pertumbuhan tumbuhan bergantung pada letak meristem. Meristem

apikal, berada pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan sel-sel pada

tumbuhan untuk tumbuh memanjang. Pemanjangan ini yang disebut pemanjangan

primer (primary growth), memungkinkan akar membuat jalinan di dalam tanah

dan tunas untuk meningkatkan pemaparannya untuk terhadap cahaya matahari dan

karbon dioksida. Pada herba (bukan tumbuhan berkayu) yang terjadi hanya

pertumbuhan primer. Namun demikian, pada tumbuhan berkayu terdapat juga

pertumbuhan sekunder (secondary growth), yaitu adanya aktivitas penebalan

secara progresif pada akar dan tunas yang terbentuk sebelumnya oleh

pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder adalah produk meristem lateral,

silinder-silinder yang terbentuk dari sel-sel yang membelah ke samping di

sepanjang akar dan tunas. Meristem lateral ini menggantikan epidermis dengan

jaringan dermis sekunder, seperti kulit yang lebih tebal dan keras dan meristem

lateral juga menambahkan lapisan jaringan pembuluh. Kayu adalah xilem

sekunder yang terakumulasi selama bertahun-tahun (Campbell, dkk., 2003).

Pada tumbuhan berkayu, pertumbuhan primer dan sekunder terjadi pada

waktu yang bersamaan akan tetapi pada lokasi yang berbeda. Pertumbuhan primer

dibatasi pada bagian termuda tumbuhan ujung akar dan tunas, dimana terletak

meristem apikal. Meristem lateral berkembang di daerah yang sedikit lebih tua

pada akar atau tunas yang sedikit jauh dari ujung. Pada tempat tersebut terjadi

Page 8: Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

pertumbuhan sekunder untuk menambah diameter organ. Bagian tertua dari akar

atau tunas, misalnya pangkal cabang pohon memiliki akumulasi jaringan sekunder

yang paling besar yang dibentuk oleh meristem lateral. Setiap musim tumbuh,

pertumbuhan primer menghasilkan perbesaran bagian muda pada akar dan tunas,

sementara pertumbuhan sekunder menebalkan dan menguatkan bagian yang lebih

tua tumbuhan tersebut (Campbell, dkk., 2003).

Page 9: Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah toples/nampan, lempeng

kaca, karet gelang, dan mistar.

III.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah kacang merah Phaseolus vulgaris , air, tinta

cina, dan tissue.

III.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ini, yaitu :

1. Mengecambahkan kacang merah Phaseolus vulgaris sebanyak mungkin

selama 4 hari.

2. Memilih lalu mengambil 6 biji kecambah kacang merah Phaseolus

vulgaris dari tempat tumbuhnya dengan hati-hati agar kecambah yang

diambil memiliki akar dan batang yang lurus dan panjangnya lebih dari 2

cm.

3. Memberi tanda pada ujung akar dan batang dengan tinta cina sebanyak 10

garis dengan interval 2 mm sekurang-kurangnya 2 buah.

4. Meletakkan kecambah tadi dengan kedudukan tegak pada lempeng kaca

yang telah dibalut dengan tissue kemudian mengikatnya dengan karet

gelang.

Page 10: Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

5. Memberikan tanda pada ujung akar dan batang kecambah dengan tinta

cina sebanyak 1 garis dengan interval 2 cm sebagai control.

6. Memasukkan lempengan kaca yang telah berisi kecambah ke dalam toples

yang berisi air, kemudian menempatkannya pada tempat yang gelap.

7. Mengukur jarak masing-masing interval pada setiap kecambah yang telah

diberikan perlakuan selama 24 jam dan membandingkannya dengan jarak

interval pada kecambah yang bertindak sebagai control.

8. Mencatat perubahan yang diamati setiap hari selama 5 hari dan

memasukkannya ke dalam tabel pengamatan.

Page 11: Laporan SPT2 Perc. 1 (Daerah Tumbuh)

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell, 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II hal. 304. Erlangga. Jakarta.

Junaidi, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman. http://biologyuniversityofeducation. blogspot.com. Diakses pada tanggal 27 April 2011 pukul 23.02 WITA.

Latunra, A.I., 2010, Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Made, 2008, Biologi-Perkembangan, http://educationmade.blogspot.com, diakses pada tanggal 27 April 2011 pukul 23.12 WITA.

Nugroho, L.H., dkk., 1993, Struktur & Perkembangan Tumbuhan hal. 81, Penebar Swadaya, Depok.