Laporan Residen Baru Paling Baru-2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    1/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    1

    Pengertian kualitas pelayanan keperawatan

    ntuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal

    yang perlu dipahami, salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai

    peranan yang amat penting adalah tentang apa yang dimaksud dengan

    kualitas pelayanan.

    Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi

    kesehatan hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering

    disebut sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi

    menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu

    pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan

    standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya. Menurut

    Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan

    tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa

    puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin

    baik pula kualitas pelayanan kesehatan.

    Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan

    dirumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan

    penting. Berdasarkan standar tentang evaluasi dan pengendalian kualitas

    dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan

    keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri

    dalam program pengendalian kualitas di rumah sakit.

    Menurut Wiedenback (dalam Lumenta, 1989) perawat adalah seseorang

    yang mempunyai profesi berdasarkan pengetahuan ilmiah, ketrampilan

    serta sikap kerja yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    2/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    2

    pengabdian. Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan, 1998)

    perawat adalah salah satu unsur vital dalam rumah sakit, perawat, dokter,

    dan pasien merupakan satu kesatuan yang paling membutuhkan dan tidak

    dapat dipisahkan. Tanpa perawat tugas dokter akan semakin berat dalam

    menangani pasien. Tanpa perawat, kesejahteraan pasien juga terabaikan

    karena perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan

    pasien mengingat pelayanan keperawatan berlangsung terus menerus

    selama 24 jam sehari.

    Departemen kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang

    memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan

    tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologis sosial, spiritual yang

    ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan

    keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,

    keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan

    kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu

    dilakukan dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan dengan

    penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap

    individu mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif (Aditama, 2002).

    Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat

    disimpulkan pengertian kualitas pelayanan keperawatan adalah sikap

    profesional perawat yang memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada

    diri setiap pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan dimana

    sikap ini merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan

    diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    3/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    3

    2. Aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan

    Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono, 1997) aspek-aspek mutu atau

    kualitas pelayanan adalah :

    a. Keandalan (reliability)

    Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera,

    akurat dan memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan.

    Keseluruhan ini berhubungan dengan kepercayaan terhadap pelayanan

    dalam kaitannya dengan waktu.

    b. Ketanggapan (responsiveness)

    Yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan

    memberikan pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan

    konsumen, cepat memperhatikan dan mengatasi kebutuhan-kebutuhan.

    c. Jaminan (assurance)

    Mencangkup kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat

    dipercaya yang dimiliki pada karyawan, bebas dari bahaya, resiko, keragu-

    raguan, memiliki kompetensi, percaya diri dan menimbulkan keyakinan

    kebenaran (obyektif).

    d. Empati atau kepedulian (emphaty)

    Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik

    dan memahami kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh

    perhatian terhadap setiap konsumen, melayani konsumen dengan ramah

    dan menarik, memahami aspirasi konsumen, berkomunikasi yang baik

    dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.

    e. Bukti langsung atau berujud (tangibles)

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    4/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    4

    Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan

    baik teratur rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan

    atau peralatannya dan alat komunikasi.

    Sedangkan menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan

    bahwa pelayanan perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat

    dalam memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan aspek-aspek

    dasar perawatan. Aspek dasar tersebut meliputi aspek penerimaan,

    perhatian, tanggung jawab, komuniksi dan kerjasama. Selanjutnya

    masing-masing aspek dijelaskan sebagai berikut:

    a. Aspek penerimaan

    spek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu

    tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat

    terhadap orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan,

    pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi

    utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat

    harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.

    b. Aspek perhatian

    spek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan

    keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia

    memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela

    tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap

    setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan

    ketakutan pasien.

    . Aspek komunikasi

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    5/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    5

    Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi

    yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang

    saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan

    yang baik dengan keluarga pasien.

    d. Aspek kerjasama

    Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama

    yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.

    e. Aspek tanggung jawab

    spek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu

    mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta

    tepat dalam bertindak.

    Joewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu

    diperhatikan dalam pelayanan yaitu :

    a. Kepedulian, seberapa jauh perusahaan memperhatikan emosi atau

    perasaan konsumen.

    b. Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari

    lingkungan yang akan dinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan

    produk.

    c. Cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam

    menanggapi kebutuhan konsumen.

    d. Kemudahan bertransaksi, seberapa mudah konsumen melakukan

    transaksi dengan pemberi servis.

    e. Kemudahan memperoleh informasi, seberapa besar perhatian

    perusahaan untuk menyajikan informasi siap saji.

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    6/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    6

    f. Kemudahan mengakses, seberapa mudah konsumen dapat mengakses

    penyedia servis pada saat konsumen memerlukannya.

    g. Prosedur, seberapa baik prosedur yang harus dijalankan oleh

    konsumen saat berurusan dengan perusahaan.

    h. Harga, aspek yang menentukan nilai pengalaman servis yang

    dirasakan oleh konsumen saat berinteraksi dengan perusahaan.

    Sedangkan Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki

    Industri jasa pelayanan, yaitu :

    . Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama

    dengan batas waktu standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah

    sakit yang sudah ditentukan waktunya.

    . Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin

    kepuasan konsumen. Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan

    kepada pasien yaitu tepat memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan

    dari pasien.

    . Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama

    pengkonsumsian suatu poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa

    yaitu memperhatikan keamanan pasien dan memberikan keyakinan dan

    kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan rasa aman kepada

    pasien.

    . Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada

    saat pelanggan menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam

    menerima keluhan tanpa emosi yang tinggi sehingga pasien akan merasa

    senang dan menyukai pelayanan dari perawat.

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    7/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    7

    . Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa

    adanya. Pasien yang membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap

    maupun situasi dan kondisi yang nyaman sehingga pasien akan

    merasakan kenyamanan dalam proses penyembuhannya.

    erdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

    aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut : (a)

    penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu

    tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat

    terhadap orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan,

    pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi

    utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat

    harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas. (b)

    perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan

    keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia

    memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela

    tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap

    setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan

    ketakutan pasien. (c) komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa

    melakukan komunikasi yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien.

    Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan

    perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.(d)

    kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan

    kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga pasien. (e) tanggung

    jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    8/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    8

    mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta

    tepat dalam bertindak.

    ualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit tergantung pada

    kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan

    keperawatan yang berarti juga pelayanan keperawatan bergantung

    kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam keseluruhan

    sistem suatu rumah sakit. Pelayanan rumah sakit setidaknya terbagi

    menjadi dua bagian besar yaitu pelayanan medis dan pelayanan yang

    bersifat non-medis, sebagai contoh pelayanan medis dapat terdiri dari

    pemberian obat, pemberian makanan, asuhan keperawatan, diagnosa

    medis, dan lain-lain. Adapun pelayanan yang bersifat non medis seperti

    proses penerimaan, proses pembayaran, sampai proses administrasi yang

    terkait dengan klien yang dirawat merupakan bentuk pelayanan yang tidak

    kalah pentingnya

    Depkes, R.I., Standar Pelayanan Rumah Sakit, Kesehatan, Editor. 1999

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Pada era globalisasi dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi begitu pesat didukung oleh adanya jalur komunikasi yang canggih

    sehingga mempercepat penyebarluasan informasi global. Arus informasi

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    9/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    9

    tersebut sangat berpengaruh pada peningkatan pengetahuan masyarakat dan

    menyebabkan pola pikir yang kritis dalam memandang segala hal dan

    mengharapkan suatu perubahan yang lebih baik. Untuk itu dalam bidang

    pelayanan kesehatan khususnya bidang keperawatan mengalami perubahan

    yang signifikan untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang bermutu dan

    professional melalui Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP),

    sebagai bagian dari tuntutan perkembangan masyarakat pengguna jasa

    pelayanan kesehatan.

    Sekarang ini masih banyak pelayanan keperawatan yang diberikan

    belum optimal dan profesional, dimana asuhan keperawatan yang diberikan

    kepada klien belum komprehensif, terpilah-pilah dan berorientasi pada tugas

    bukan berorientasi kepada kebutuhan klien yaitu pasien, keluarga dan

    masyarakat terhadap pelayanan keperawatan (Nurachma : 2005). Keberhasilan

    suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan

    metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin

    meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan

    tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka metode sistem

    pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien (Nursalam :2011).

    Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem

    pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah pasti punya kepentingan untuk

    menjaga mutu pelayanan, terlebih lagi pelayanan keperawatan sering dijadikan

    tolok ukur citra sebuah rumah sakit di mata masyarakat, sehingga menuntut

    adanya profesionalisme perawat pelaksana maupun perawat pengelola dalam

    memberikan dan mengatur kegiatan asuhan keperawatan kepada pasien.

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    10/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    10

    Kontribusi yang optimal dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang

    berkualitas akan terwujud apabila sistem pemberian asuhan keperawatan yang

    digunakan mendukung terjadinya praktik keperawatan profesional dan

    berpedoman pada standar yang telah ditetapkan serta dikelola oleh manajer

    dengan kemampuan dan ketrampilan yang memadai. Berdasarkan penelitian

    yang dilakukan oleh Sitorus (2000) menunjukkan bahwa gambaran mutu

    pelayanan keperawatan di berbagai rumah sakit pemerintah di Indonesia

    belum memuaskan, dan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan

    rendahnya mutu asuhan keperawatan, jika ditinjau dari aspek struktur dan

    proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan. Sistem pemberian asuhan

    keperawatan (care delivery system) merupakan metode yang digunakan dalam

    memberikan pelayanan keperawatan kepada klien (Sitorus :2006).

    Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan

    profesional adalah penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui

    pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah yang disebut dengan

    Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Model ini sangat

    menekankan pada kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada

    profesionalisme keperawatan antara lain melalui penetapan dan fungsi setiap

    jenjang tenaga keperawatan, sistem pengambilan keputusan, sistem penugasan

    dan sistem penghargaan yang memadai (Sitorus :2006).

    Rumah Sakit Umum Batara Guru Belopa adalah rumah sakit tipe C

    milik pemerintah kabupaten Luwu dengan kapasitas tempat tidur 109 buah

    dan 233 karyawan. Meskipun kabupaten Luwu merupakan kabupaten induk

    setelah pemekaran menjadi 4 (empat) kabupaten/kota tetapi rumah sakit ini

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    11/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    11

    yang memiliki usia paling muda dikawasan Luwu Raya, baru mulai

    didayagunakan pada tahun 2005 dan saat ini terus melakukan pembenahan

    sarana dan prasarana untuk mendukung pencapaian visinya (SDM & Rekam

    Medik, RSUD Batara Guru Belopa : Maret 2012).

    Sejak tahun 2007 secara bertahap RSUD Batara Guru Belopa

    Kabupaten Luwu telah melakukan upaya-upaya menerapkan Model Praktik

    Keperawatan Profesional dengan metode penugasan tim-modifikasi diruang

    rawat inap adalah namun belum berjalan optimal. Dalam pengembangan

    Model Praktik Keperawatan Profesional peran dan fungsi kepala ruang

    merupakan hal yang sangat penting, sehingga kompetensi kepemimpinan dan

    manajemen mutlak dibutuhkan, karena kemampuan manajerial kepala ruang

    akan diuji untuk menentukan sistem pemberian asuhan keperawatan kepada

    pasien yang merupakan cerminan pelaksanaan praktik keperawatan

    profesional. Hasil wawancara dengan kepala seksi pembinaan dan

    pengendalian keperawatan diperoleh informasi bahwa sejak pengembangan

    MPKP belum pernah dilakukan pelatihan dan tidak adanya pedoman

    penerapan MPKP menyebabkan tim yang dibentuk belum memahami tugas

    dan tanggungjawabnya serta mekanisme pengorganisasian di ruang MPKP.

    Hasil observasi selama melakukan residensi penerapan prinsip-prinsip dasar

    dalam MPKP juga belum berjalan sebagai mana mestinya, seperti belum

    dilakukan penerimaan pasien baru, predan post conference, case confrence,

    belum ada alokasi pasien yang menjadi tanggungjawab tim, kegiatan operan

    belum terstruktur dan belum nampak adanya perbedaan aktifitas pelayanan

    antara ketua tim dengan anggota tim.

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    12/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    12

    Secara umum kinerja RSUD Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu

    menggambarkan masih memerlukan pembenahan secara serius khususnya

    mutu pelayanan keperawatan. Hasil survey kepuasan pasien/ keluarga

    menunjukan dari sebanyak 57 pasien ternyata prosentase pasien yang

    menyatakan puas terhadap pelayanan keperawatan masih sangat rendah yaitu

    54 %, angka tersebut masih di bawah standar mutu yang ditetapkan oleh

    manajemen Rumah Sakit yaitu sebesar 80%. Jika dilihat dari indikator mutu

    pelayanan secara umum yaitu pencapai BOR (Bed Occupancy Rate) tahun

    2010 sebesar 66,2 % dan tahun 2011 sebesar 45,3 % terjadi penurunan 23,9

    %. Nilai rata-rata lama perawatan pasien di rumah sakit ALOS (Avarage

    Length of Stay) pada tahun 2010 mencapai 8,53 hari (di luar target standar),

    pada tahun 2011 mencapai 3 hari (sesuai standar). Begitupun angka

    pencapaian TOI (Turn Over Interval) yaitu lama rata-rata tempat tidur tidak

    terisi, pada tahun 2010 sebesar 23,76 hari (tidak memenuhi target standar),

    pada tahun 2011 mencapai angka 4 hari (tidak memenuhi target standar). Jika

    diamati dari angka pencapaian BTO (Bed Turn Over) yaitu keluar masuknya

    pasien perawatan baik hidup/ mati per tempat tidur, pada tahun 2011 sebesar

    45,2 (tidak memenuhi target standar) artinya intensitas keluar masuk pasien

    RSUD Batara Guru Belopa tergolong rendah. Jumlah pasien meninggal 48

    jam Net Death Rate (NDR) pada tahun 2010 sebesar 2,47 terjadi penurunan

    pada tahun 2011 menjadi 0,005 sedangkan jumlah pasien meninggal

    seluruhnya Gross Death Rate (GDR) pada tahun 2010 sebesar 16,71

    mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 0,015 (SDM & Rekam

    Medik, RSUD Batara Guru Belopa : Maret 2012).

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    13/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    13

    Dari kondisi-kondisi diatas jelas bahwa RSUD Batara Guru Belopa

    merupakan tempat belajar yang baik dalam program akademik residensi

    mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

    Universitas Hasanuddin jurusan Kepemimpinan dan Manajemen

    Keperawatan. Kegiatan residensi ditujukan untuk meningkatkan pemahaman

    mahasiswa dalam mengaplikasikan teori dan konsep kepemimpinan dan

    manajemen keperawatan dalam membantu rumah sakit untuk menyelesaikan

    masalah melalui upaya mengidentifikasi permasalahan pelayanan keperawatan

    dengan pendekatan Problem Solving for Better Nursing Service (PSBNS)dan

    diharapkan mampu berperan sebagai change agentdengan menerapkan suatu

    teori berubah.

    B. Tujuan

    1. Tujuan umum

    Setelah menyelesaikan kegiatan residensi, mahasiswa mampu

    menerapkan konsep dan prinsip kepemimpinan dan manajemen

    keperawatan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah

    sakit khususnya manajemen pelayanan keperawatan.

    2. Tujuan Khusus

    a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang

    terkait dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi

    nyata di RSUD Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu.

    b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan

    bersama pihak RSUD Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu.

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    14/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    14

    c. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan

    penyelesaian masalah yang telah ditetapkan.

    d. Mengusulkan dan menetapkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan

    penyelesaian masalah yang bersifat teknis operasional bagi RSUD

    Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu.

    e. Menyusun perencanaan pemecahan masalah dengan melibatkan pihak

    RSUD Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu.

    f. Melaksanakan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaiaan

    masalah yang disepakati bersama staf di unit pelayanan keperawatan di

    RSUD Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu.

    g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan, proses, hasil

    dan dampak pada manajemen keperawatan.

    h. Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai untuk

    mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan

    unit terkait di RSUD Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu.

    C. Implikasi

    1. Bagi program studi Magister Ilmu Keperawatan peminatan Kepemimpinan

    dan Manajemen Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

    Hasanuddin, manfaat residensi adalah peningkatan kualitas proses belajar

    mengajar yang melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan

    administrasi dan manajemen secara nyata di rumah sakit.

    2. Bagi Rumah Batara Guru Belopa, diharapkan dapat membantu rumah sakit

    untuk menyelesaikan masalah yang bersifat teknis operasional yaitu

    pembuatan instrument penerapan model praktik keperawatan profesional,

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    15/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    15

    sehingga diharapkan dapat membantu rumah sakit untuk meningkatkan

    mutu pelayanan kesehatan diantaranya mutu pelayanan keperawatan.

    3. Bagi mahasiswa program studi Magister Ilmu keperawatan, kegiatan

    residensi dapat memperluas wawasan dan menambah pengalaman dalam

    mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan secara nyata

    di rumah sakit.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kepemimpinan dalam keperawatan

    Kepemimpinan merupakan gaya memimpin yang dapat menghasilkan

    keluaran melalui pengaturan kinerja orang lain. Pemimpin harus mampu

    memastikan bahwa bawahan melaksanakan pekerjaannya berdasarkan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    16/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    16

    keterampilan yang dimiliki dan komitmen terhadap pekerjaan untuk

    menghasilkan keluaran yang terbaik. Oleh karena itu, kepemimpinan timbul

    sebagai hasil sinergis berbagai keterampilan mulai dari administratif

    (perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan), keterampilan

    teknis (pengelolaan, pemasaran, dan teknis prosedural), dan keterampilan

    interpersonal (Nurahmah : 2005).

    Robbins menyatakan kepemimpinan merupakan kemampuan untuk

    mempengaruhi kelompok dalam mencapai tujuan, yang dapat bersumber dari

    formal seperti posisi atau kedudukan dalam suatu organisasi dan terdapat

    enam ciri yang terlihat dari seorang pemimpin yaitu : 1) ambisi dan energi, 2)

    hasrat untuk memimpin, 3) kejujuran dan integritas, 4) kepercayaan diri, 5)

    kecerdasan, dan 6) pengetahuan yang relevan dengan tugas pekerjaannya

    (Robbins : 2001).

    Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan

    keterampilan seorang manajer keperawatan dalam mempengaruhi perawat lain

    dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam

    memberikan pelayanan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai.

    Pemberian pelayanan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang komplek

    dan melibatkan berbagai individu.

    Kepemimpinan dalam keperawatan dapat ditumbuhkan lebih optimal,

    selain dengan menguasai keterampilan di atas tetapi juga apabila seorang

    manajer keperawatan mampu memperlihatkan keterampilan dalam

    menghadapi orang lain dengan efektif. Keterampilan tersebut yaitu : 1)

    kepiawaian dalam menggunakan posisi, 2) kemampuan dalam memecahkan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    17/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    17

    masalah secara efektif, 3) ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan

    keputusan, 4) mampu menjadi media dalam penyelesaian konflik kinerja, dan

    5) mempunyai keterampilan dalam komunikasi dan advokasi (Gillies : 1996).

    Pada hakekatnya pengertian kepemimpinan adalah kemampuan untuk

    mempengaruhi orang lain. Dengan kata lain kepemimpinan dapat diartikan

    sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk

    menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian dan senang

    hati bersedia mengikuti kehendak pemimpin tersebut. Kepemimpinan

    manajerial ditandai dengan sifat manajerial dan keterampilan manajerial yang

    mengarah ke pemberdayaan. Pembuatan keputusan pemimpian dalam sebuah

    organisasi tergantung pada gaya kepemimpinan.

    Ada 4 gaya kepemimpin menurut Malayu S.P Hasibuan yaitu :

    1. Kepemimpinan otoriter

    Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang

    mutlak pada pimpinan. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya

    ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk

    memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan

    keputusan.

    2. Kepemimpinan partisipatif

    Kepemimipinan Partisipatif adalah apabila kepemimpinan dilakukan

    dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan

    loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan

    agar merasa ikut memiliki perusahaan. Pengambilan keputusan tetap

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    18/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    18

    dilakukan pada pemimpin dengan mempertimbangkan saran atau ide yang

    diberikan bawahannya.

    3. Kepemimpinan delegatif

    Kepemimpinan delegatif apabila seseorang pemimpin

    mendelegasikan ewenang kepada bawahannya secara lengkap, dengan

    demikian bawahan dapat mengambil keutusan dan kebijaksanaan dengan

    bebas atau leluasa dalam melaksanankan pekerjaannya, sepenuhnya

    diserahkan kepada bawahannya.

    4. Kepemimpinan situasional

    Teori kepemimpinan situasional adalah suatu pendekatan terhadap

    kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya

    sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya

    kepemimpinan tertentu. Pemikiran dasarnya adalah seorang pemimpin

    yang efekif harus cukup fleksibel untuk menyesuaikan terhadap

    perbedaan- perbedaan diantara bawahan dan situasi (Hasibuan : 2005).

    Agar tujuan keperawatan tercapai diperlukan kegiatan dalam

    menerapkan keterampilan kepemimpinan (Nurahmah : 2005). Kegiatan

    tersebut meliputi : 1) perencanaan dan pengorganisasian, manajer keperawatan

    dituntut untuk mampu membuat rencana kegiatan keperawatan baik yang

    bersifat teknik atau non teknik keperawatan, 2) penugasan dan pengarahan,

    manajer keperawatan bertanggung jawab dalam hal ketepatan dan kebenaran

    pelaksaan proses pelayanan keperawatan pasien, 3) pemberian bimbingan,

    manajer keperwatan mampu menjadi media konsultasi dan fasilitator

    pelaksanaan proses pelayanan keperawatan, 4) mendorong kerjasama dan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    19/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    19

    partisipasi, manajer keperawatan dituntut agar dapat membangun kinerja

    dalam tim 5) koordinasi, diperlukan sebagai sarana konsolidasi proses

    pelayanan keperawatan yang dilaksanakan, 6) evaluasi penampilan kerja,

    manajer keperawatan perlu melakukan penilaian terhadap efektifitas dan

    efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi bawahannya (Monica :1998).

    Kepemimpinan yang efektif didasarkan pada pemikiran yang metodis,

    yang pertama-tama di ambil dari teori (apa yang terbukti efektif melalui

    sejumlah besar penelitian) dan kemudian intuisi (apa yang terbukti efektif

    melalui penelitian tentang pengalaman diri) (Monica : 1998). Penggunaan

    metode ilmiah dalam manajemen adalah untuk membantu pemimpin dalam

    mengkaji beberapa kebutuhan dari sistem lain dan dalam memilih prioritas,

    mengidentifikasi elemen orang dan situasi yang penting dalam mengemban

    tujuan-tujuan khusus, mengkaji secara kritis kekuatan dari orang-orang

    tersebut dan mengembangkan strategi yang melibatkan kekuatan-kekuatan

    tersebut dalam pekerjaan (Monica :1998).

    Tujuan prioritas dari seorang pemimpin adalah mencapai tujuan-tujuan

    dengan cara mengaktivasi sebuah sistem. Segala sesuatu yang dilakukan oleh

    pemimpin untuk mencapai tujuan harus didasarkan pada strategi yang

    memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, untuk itulah digunakan metode

    ilmiah sebagai metode penyelesaian masalah (Monica : 1998). Metode

    penyelesaian masalah terdiri dari :

    1. Pengenalan masalah

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    20/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    20

    Suatu masalah diidentifikasi melalui perbedaan antar apa yang

    sedang terjadi secara nyata (actual) dalam suatu situasi dan apa yang

    seseorang inginkan untuk terjadi (optimal) (Monica : 1998).

    2. Defenisi masalah

    Setelah suatu situasi dikaji untuk menentukan area prioritas

    kebutuhan, untuk mengidentifikasi apakah kelompoknya sejalan dengan

    kebutuhan ini (actual), dan untuk mengidentifikasi apakah keinginan

    seseorang relatif sesuai dengan kebutuhan ini (optimal), maka kemudian

    dapat ditetapkan suatu masalah (Monica :1998).

    3. Analisa masalah

    Setelah masalah diidentifikasi, maka masalah haruslah di analisa.

    Analisis akan menghasilkan tiga tujuan: 1) mengapa masalah terjadi; 2)

    menganalisa kemampuan kelompok untuk mencapai tujuan (tingkat

    kematangan); 3) menspesifikasi perilaku kepemimpinan yang tepat, yang

    diindikasikan oleh tingkat kematangan kelompok, yang dibutuhkan dalam

    rangka memenuhi kebutuhan kelompok untuk mencapai tujuan. Keputusan

    perilaku kepemimpinan yang tepat akan didasarkan pada apa yang bisa

    berhasil menurut penelitian (Monica : 1998).

    B. Pilar-Pilar Nilai Professional Pelayanan Keperawatan

    1. Pilar I : Manajemen keperawatan (managementapproach)

    a. Pengertian

    Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui

    orang lain (Gillies :1996). Swanburg (2000) mendefinisikan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    21/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    21

    manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan

    sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan

    organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelayanan keperawatan

    adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang sehingga perlu

    menerapkan manajemen yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan.

    Manajemen keperawatan merupakan koordinasi dan integrasi sumber-

    sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk

    mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan

    keperawatan. Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi

    oleh bagaimana manajer keperawatan melaksanakan peran dan

    fungsinya.

    Menurut Gillies (1996) proses manajemen adalah merupakan

    rangkaian kegiatan input, proses, dan output. Marquis & Huston

    (2010) menyatakan proses manajemen dibagi lima tahap yaitu

    planning, organizing, staffing, directing, controling yang merupakan

    satu siklus yang saling berkaitan satu sama lain. Manajemen

    keperawatan adalah keyakinan yang dimiliki oleh tim keperawatan

    yang bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan berkualitas

    melalui pembagian kerja, koordinasi dan evaluasi. Manajemen

    keperawatan terdiri dari manajemen operasional dan manajemen

    asuhan keperawatan.

    Model praktek keperawatan mensyaratkan pendekatan manajemen

    (management approach) sebagai pilar praktek profesional yang

    pertama. Oleh karena itu proses manajemen harus dilaksanakan dengan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    22/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    22

    disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien atau

    keluarga merupakan praktek yang professional. Dalam manajemen

    asuhan keperawatan ada tiga komponen penting yaitu manajemen

    sumber daya manusia dengan menggunakan sistem pengorganisasian

    pekerjaan perawat, sistem klasifikasi kebutuhan klien dan metode

    proses keperawatan.

    b. Fungsi-fungsi manajemen

    1) Perencanaan kegiatan keperawatan

    Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan di

    ruang rawat inap yang dilaksanakan oleh kepala ruang sebagai

    pemikiran atau konsep-konsep tindakan tertulis seorang manajer.

    Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,

    kebijaksanaan, dan peraturan peraturan : membuat perencanaan

    jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan

    tujuan, organisasi, menetapkan biayabiaya untuk setiap kegiatan

    serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.

    Sebelum melakukan perencanaan terlebih dahulu dianalisa

    dan dikaji sistem, strategi organisasi dan tujuan organisasi, sumber-

    sumber organisasi, kemampuan yang ada, aktifitas spesifik dan

    prioritasnya. Perencanaan diartikan sebagai rincian kegiatan

    tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan

    dilaksanakan dan dimana kegiatan itu berlangsung (Nursalam :

    2011)

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    23/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    23

    Kegiatan perencanaan dalam praktek keperawatan

    profesional merupakan upaya meningkatkan profesionalisme dalam

    pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan bukan saja dapat

    dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai tercapai derajat

    kepuasan tertinggi bagi penerima jasa pelayanan keperawatan dan

    pelaksana pelayanan itu sendiri. Dengan demikian sangat

    dibutuhkan perencanaan yang profesional juga.

    Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang,

    rencana jangka menengah dan rencana jangka pendek. Perencanaan

    jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang disusun

    untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat

    dan berlaku 1 sampai 5 tahun. Sedangkan perencanaan jangka

    pendek dibuat satu jam sampai dengan satu tahun. Hirarki dalam

    perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan,

    kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston : 2010). Kegiatan

    perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan

    visi, misi, filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis

    perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek

    yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan tahunan.

    Perencanaan kepala ruang di ruang rawat inap meliputi

    perencanaan kebutuhan tenaga dan penugasan tenaga,

    pengembangan tenaga, kebutuhan logistik ruangan, program

    kendali mutu yang akan disusun untuk pencapaian tujuan jangka

    pendek, menengah dan panjang. Disamping itu kepala ruang

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    24/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    24

    merencanakan kegiatan di ruangan seperti pertemuan dengan staf

    pada permulaan dan akhir minggu. Tujuan pertemuan adalah untuk

    menilai atau mengevalkuasi kegiatan perawat sudah sesuai dengan

    standar atau belum, sehingga dapat dilakukan perubahan-

    perubahan atau pengembangan dari kegiatan tersebut.

    Adapun langkah-langkah perencanaan kebutuhan tenaga

    keperawatan menurut Gillies (1996) meliputi :

    a) Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan dan asuhan

    keperawatan yang akan diberikan.

    b) Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk

    melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan

    c) Menentukan jumlah masing-masing kategori perawat yang

    dibutuhkan.

    d) Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada.

    e) Melakukan seleksi calon-calon yang ada.

    f) Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shiff.

    g) Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas

    pelayanan dan asuhan keperawatan.

    2) Pengorganisasian kegiatan keperawatan

    Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-

    orang, alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab

    sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai

    suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    25/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    25

    ditetapkan. Ada tiga aspek penting dalam pengorganisasian

    meliputi : pola struktur organisasi, penataan kegiatan, dan struktur

    kerja organisasi. Prinsip-prinsip pengorganisasian adalah

    pembagian kerja, kesatauan komando, rentang kendali,

    pendelegasian, koordinasi. Pengorganisasian bermanfaat untuk :

    penjabaran terinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk

    mencapai tujuan, pembagian beban kerja sesuai dengan

    kemampuan perorangan/ kelompok, dan mengatur mekanisme

    kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan

    koordinasi (Sitorus :2006).

    Kepala ruang bertanggung jawab untuk mengorganisasi

    kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang rawat inap

    meliputi :

    a) Struktur organisasi

    Struktur organisasi ruang rawat inap terdiri dari : struktur,

    bentuk dan bagan. Berdasarkan keputusan Direktur rumah sakit

    dapat ditetapkan struktur organisasi ruang rawat inap untuk

    menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan

    baik vertikal maupun horizontal. Juga dapat dilihat posisi tiap

    bagian, wewenang dan tanggung jawab serta jalur tanggung

    gugat. Bentuk organisasi disesuaikan dengan pengelompokan

    kegiatan atau sistem penugasan.

    b) Pengelompokan kegiatan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    26/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    26

    Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan

    yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Kegiatan perlu

    dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi tertentu.

    Pengelompokan kegiatan dilakukan untuk memudahkan

    pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan

    ketrampilan yang mereka miliki serta disesuaikan dengan

    kebutuhan klien. Ini yang disebut dengan metoda penugasan

    keperawatan. Metoda penugasan tersebut antara lain : metode

    fungsional, metode alokasi klien/keperawatan total, metode tim

    keperawatan, metode keperawatan primer, dan metode moduler

    (Sitorus :2006)

    c) Koordinasi kegiatan

    Kepala ruang sebagai koordinator kegiatan harus

    menciptakan kerjasama yang selaras satu sama lain dan saling

    menunjang untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif.

    Selain itu perlu adanya pendelegasian tugas kepada ketua tim

    atau perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan di ruang

    rawat inap.

    d) Evaluasi kegiatan

    Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi untuk

    menilai apakah pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Kepala

    ruang berkewajiban untuk member arahan yang jelas tentang

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    27/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    27

    kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu diperlukan uraian

    tugas dengan jelas untuk masing-masing staf dan standar

    penampilan kerja.

    e) Kelompok kerja

    Kegiatan di ruang rawat inap diperlukan kerjasama antar

    staf dan kebersamaan dalam kelompok, hal ini untuk

    meningkatkan motivasi kerja dan perasaan keterikatan dalam

    kelompok untuk meningkatkan kualitas kerja dan mencapai

    tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan.

    3) Pengarahan kegiatan keperawatan

    Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan

    kegiatan keperawatan di ruang rawat inap dalam rangka

    menugaskan perawat untuk melaksanakan mencapai tujuan yang

    telah ditentukan. Fungsi pengarahan adalah agar membuat perawat

    atau staf melakukan apa yang diinginkan dan yang harus mereka

    lakukan. Kepala ruang dalam melakukan kegiatan pengarahan

    melalui : saling memberi motivasi, membantu pemecahan masalah,

    melakukan pendelegasian, menggunakan komunikasi yang efektif,

    melakukan kolaborasi dan koordinasi.

    Kegiatan saling memberi motivasi merupakan unsur yang

    penting dalam pelaksanaan tugas pelayanan dan asuhan

    keperawatan di ruang rawat inap. Hal-hal yang perlu dilakukan

    oleh kepala ruang adalah selalu memberikan reinforcement

    terhadap hal-hal yang positif, memberikan umpan balik,

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    28/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    28

    memanggil perawat yang kurang termotivasi, mungkin prestasi

    yang dicapai perlu diberikan penghargaan. Di ruang rawat inap

    terdiri dari personil berbagai latar belakang yang dapat menjadikan

    konflik. Konflik yang terjadi tidak dibiarkan berkepanjangan dan

    harus diselesaikan secara konstruktif. Pendekatan yang digunakan

    kepala ruang dalam menyelesaikan masalah adalah :

    a) Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan

    melakukan klarifikasi pada pihak-pihak yang berkonflik

    b) Mengidentifikasi penyebab-penyebab timbulnya konflik

    tersebut

    c) Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang

    mungkin diterapkan

    d) Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan

    e) Menerapkan alternatif terpilih

    f) Melakukan evaluasi peredaan konflik

    Pendelegasian tugas merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan dari pengelolaan ruangan Pendelegasian digolongkan

    menjadi 2 jenis yaitu terencana dan insidentil. Pendelegasian

    terencana adalah pendelegasian yang memang otomatis terjadi

    sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang

    rawat inap, bentuknya dapat pendelegasian tugas kepala ruang

    kepada ketua tim, kepada penanggung jawab shift. Pendelegasian

    insidentil terjadi bila salah satu personil ruang rawat inap

    berhalangan hadir, maka pendelegasian tugas harus dilakukan.

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    29/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    29

    Komunikasi yang efektif dapat dilakukan baik lisan maupun

    tertulis. Komunikasi lisan diselenggarakan melalui proses : operan,

    konferens, konsultasi, dan informal antar staf. Komunikasi tertulis

    diselenggarakan melalui media yaitu papan tulis, buku laporan

    ruangan, atau pesan-pesan khusus tertulis. Kolaborasi dan

    koordinasi dilakukan oleh kepala ruang dengan semangat

    kemitraan dengan tim keswa, seperti konsultasi dengan tim medis

    terkait dengan program pengobatan, psikolog, pekerja sosial, tim

    penunjang pelayanan di ruang rawat inap. Selain itu perlu

    dilakukan koordinasi dengan unit atau bidang lain seperti : instalasi

    gizi, instalasi farmasi, instalasi IPRS, bidang pelayanan medik,

    bidang penunjang medik, bidang kesekretariatan, serta unit rawat

    jalan dan rawat darurat.

    4) Pengawasan kegiatan keperawatan

    Pelayanan rumah sakit merupakan sarana pelayanan

    kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya

    pasien dan keluarganya. Untuk itu rumah sakit diharapkan dapat

    memberikan pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi

    kebutuhan pasien dan keluarganya. Pelayanan yang berkualitas

    perlu didukung oleh sumber-sumber yang memadai yaitu sumber

    daya manusia, standar pelayanan (Standar Asuhan Keperawatan),

    dan fasilitas. Sumber-sumber tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-

    baiknya agar berdaya guna, sehingga tercapai kualitas yang tinggi

    dengan biaya yang seminimal mungkin. Untuk mencapai tujuan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    30/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    30

    pelayanan rumah sakit tersebut, khususnya pelayanan keperawatan

    diperlukan supervisi keperawatan.

    Supervisi keperawatan adalah proses pemberian sumber-

    sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas

    dalam rangka pencapaian tujuan. Adapun tujuan dari supervisi

    keperawatan tersebut adalah pemenuhan dan peningkatan kepuasan

    pelayanan pada pasien dan keluarganya. Jadi supervisi difokuskan

    pada kebutuhan, ketrampilan, dan kemampuan perawat untuk

    melakukan tugasnya.

    Kegiatan supervisi merupakan salah satu fungsi pokok yang

    harus dilaksanakan oleh pengelola (manajer) dari yang terendah,

    menengah dan atas. Manajer yang melakukan fungsi supervisi

    disebut supervisor. Di rumah sakit manajer keperawatan yang

    melakukan fungsi supervisi adalah kepala ruang, pengawas

    keperawatan, kepala seksi, kepala bidang dan wakil direktur

    keperawatan. Maka semua manajer keperawatan perlu mengetahui,

    memahami dan melaksanakan peran dan fungsinya sebagai

    supervisor.

    Tanggung jawab supervisor dalam manajemen pelayanan

    keperawatan adalah :

    a) Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan

    b) Menilai kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    31/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    31

    c) Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur

    pelayanan keperawatan,bekerjasama dengan tenaga kesehatan

    lain yang terkait.

    d) Memantapkan kemampuan perawat.

    e) Pastikan praktek keperawatan profesional dijalankan.

    Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat

    terjadi begitu saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi

    penampilan agar peran dan fungsi supervisi dapat dijalankan

    dengan tepat. Kegagalan supervisi dapat menimbulkan kesenjangan

    dalam pelayanan keperawatan, akibatnya perawat pelaksana

    mengambil keputusan tentang tindakan keperawatan tanpa

    penilaian dan pengalaman yang matang sehingga kualitas asuhan

    keperawatan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Akhirnya dapat

    terjadi kecelakaan, kegagalan terapi, salah pengertian atau

    malpraktek.

    Proses supervisi praktek keperawatan meliputi tiga elemen

    yaitu:

    a) Standar praktek keperawatan, sebagai acuan

    b) Fakta pelaksanaan praktek keperawatan, sebagai pembanding

    untuk menetapkan pencapaian atau kesenjangan.

    c) Tindak lanjut, baik berupa upaya mempertahankan kualitas

    maupun upaya memperbaiki.

    Adapun area yang disupervisi adalah :

    a) Pengetahuan dan pengertian tentang pasien dan diri sendiri

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    32/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    32

    b) Ketrampilan yang dilakukan sesuai dengan standar

    c) Sikap dan penghargaan terhadap pekerjaan.

    Cara supervisi yang dilakukan dapat secara langsung dan

    tidak langsung. Supervisi langsung dapat dilaksanakan pada saat

    kegiatan sedang berlangsung, dimana supervisor terlibat langsung

    dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak

    dirasakan sebagai perintah. Supervisi tidak langsung dapat

    dilaksanakan dengan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.

    Disini ada kesenjangan fakta dimana supervisor tidak terlibat

    langsung dilapangan.

    5) Pengendalian kegiatan keperawatan

    Adalah penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah

    dibuat dengan mengukur dan mengkaji struktur, proses dan hasil

    pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai standar dan keadaan

    institusi untuk mencapai dan mempertahankan kualitas.

    Jadi pengendalian manajemen adalah proses untuk

    memastikan bahwa aktivitas sebenamya sesuai dengan aktivitas

    yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta

    pengevaluasian penampilan, langkah-langkah yang harus dilakukan

    dalam pengendalian / pengontrolan meliputi :

    a) Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur

    prestasi kerja

    b) Melakukan pengukuran prestasi kerja

    c) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    33/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    33

    d) Mengambil tindakan korektif

    Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti

    dan untuk menunjukkan standar yang telah ditetapkan atau

    tersedia. Audit merupakan penilaian pekerjaan yang telah

    dilakukan. Terdapat tiga kategori audit keperawatan yaitu :

    a) Audit struktur

    b) Audit proses

    c) Audit hasil

    Audit Struktur berfokus pada sumber daya manusia,

    lingkungan perawatan, termasuk fasilitas fisik, peralatan,

    organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan rekam medik,

    pelanggan (internal maupun eksternal). Standar dan indikator

    diukur dengan menggunakan cek list.

    Audit prosesmerupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan

    keperawatan untuk menemukan apakah standar keperawatan

    tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat restrospektif, concurrent, atau

    peer review. Restropektif adalah audit dengan menelaah dokumen

    pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pemeriksaan

    dokumentasi asuhan keperawatan.Concurentadalah mengobservasi

    saat kegiatan keperawatan sedang berlangsung. Peer reviewadalah

    umpan balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.

    Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa

    kondisi pasien, kondisi SDM, atau indikator mutu. Kondisi pasien

    dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan. Kondisi SDM

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    34/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    34

    dapat berupa efektivitas dan efisiensi serta kepuasan. Untuk

    indikator mutu umum dapat berupa BOR, ALOS, TOI, Angka

    Infeksi Nosokomial (NI), angka dekubitus dan sebagainya.

    2. Pilar II : Sistem Penghargaan (Compensatory Reward)

    Fokus utama manajemen keperawatan adalah pengelolaan tenaga

    keperawatan agar dapat produktif sehingga misi dan tujuan organisasi

    dapat tercapai. Perawat merupakan SDM kesehatan yang mempunyai

    kesempatan paling banyak melakukan praktek profesionalnya pada pasien

    yang dirawat di rumah sakit.

    Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik

    keperawatan professional berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja

    orientasi, penilaian kinerja, staf perawat. Proses ini selalu dilakukan

    sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan

    baru.

    Seorang perawat akan mampu memberikan pelayanan dan asuhan

    keperawatan yang profesional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja

    diberikan program pengembangan staf yang terstruktur. Metoda dalam

    menyusun tenaga keperawatan seharusnya teratur, sistematis, rasional,

    yang digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan

    yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada

    pasien sesuai dengan setting tertentu. Fungsi manajemen SDM meliputi :

    analisis pekerjaan, pengembangan organisasi. staffing, hubungan pekerja,

    dan evaluasi. Proses yang berhubungan dengan manajemen SDM, yaitu:

    rekruitmen, seleksi, orientasi, evaluasi/penilaian kinerja konseling dan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    35/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    35

    coaching. retensi dan produktifitas, pengembangan staf, dan hubungan

    pekerja (labor relations). Fungsi dan proses manajemen sumber daya

    manusia secara bersama-sama akan membentuk suatu elemen yang

    dibutuhkan untuk mengelola dan memaksimalkan talen/bakat dan potensi

    seseorang dalam organisasi.

    Kemampuan perawat melakukan praktek profesional perlu

    dipertahankan, dikembangkan. dan ditingkatkan melalui manajemen SDM

    perawat yang konsisten dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi. Pengembangan SDM di rumah sakit adalah

    unluk menciptakan iklim kerja yang menyenangkan dan memberikan

    kepuasan bagi staf dan pasien. Pengembangan SDM digambarkan sebagai

    suatu proses pengelolaan motivasi staf sehingga dapat bekerja secara

    produktif. Hal ini juga merupakan penghargaan bagi profesi keperawatan

    karena melalui manajemen SDM yang baik maka perawat mendapatkan

    kompensasi berupa penghargaan (compensatory-reward) sesuai dengan

    apa yang telah dikerjakan.

    Manajemen SDM di ruang Model Praktik Keperawatan Profesional

    (MPKP) berfokus pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi,

    penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu

    dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan

    perawat baru.

    3. Pilar III: Hubungan Profesional (Professional Relationship)

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    36/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    36

    Hubungan profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan

    merupakan standar dari hubungan antara pemberi pelayanan keperawatan

    (tim kesehatan) dan penerima pelayanan keperawatan (klien dan keluarga).

    Pada pelaksanaan hubungan profesional bisa saja terjadi secara

    internal artinya hubungan yanu terjadi antara pemberi pelayanan kesehatan

    misalnya antara perawat dengan perawat antara perawat dengan tim

    kesehatan dan lain-lain. Sedangkan hubungan profesional secara ekstemal

    adalah hubungan yang terjadi antara pemberi dan penerima pelayanan

    kesehatan. Kedua hubungan tersebut merupakan suatu siklus yang tidak

    terpisahkan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Hubungan yang terjadi

    diantara tim tidak terlepas dari komunikasi secara profesional di dalam

    bekerjasama secara tim. Menurut Gillies (1994) hubungan profesional

    yang terjadi di antara tim tergantung pada kemampuan memimpin.

    Bentuk jaringan dalam komunikasi hubungan profesional ada

    beberapa cara yaitu:

    a) Horisontal yaitu komunikasi yang terjadi antara sesama manajer.

    b) Vertikal yaitu komunikasi yang lerjadi antara pimpinan atas dengan

    bawahan.

    c) Diagonal yaitu komunikasi yang terjadi antara berbagai jenjang dan

    masih dalam lingkungan yang sama.

    Di ruang MPKP komunikasi horizontal dapat terjadi antara Ketua

    Tim, antar perawat pelaksana. Sedangkan komunikasi vertikal antara

    Kepala Ruangan dan Ketua Tim dan Perawat Pelaksana dan antara Ketua

    Tim dan Perawat Pelaksana. Komunikasi diagonal dilakukan antara

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    37/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    37

    perawat dan profesi lain. Kegiatan hubungan profesional yang terjadi di

    ruang Model Praktek Keperawatan Profesional yaitu :

    a) Rapat perawat ruangan

    b) Case conference

    c) Rapat tim kesehatan

    d) Visit dokter

    4. Pilar IV Manajemen Asuhan Keperawatan (Patient Care Delivery System)

    Salah satu pilar praktekprofesional keperawatan adalah pelayanan

    keperawatan dengan menggunakan patient care delivery system tertentu.

    Patient Care Delivery System yang diterapkan di MPKP adalah asuhan

    keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.

    Praktek keperawatanprofesional dengan ciri praktek yang didasari

    dengan keterampilan intelektual, teknikal, interpersonal dapat

    dilaksanakan dengan menerapkan suatu metode asuhan yang dapat

    dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode asuhan untuk praktek

    profesional tersebut adalah proses keperawatan. Suatu rangkaian asuhan

    yang terdiri dari pengkajian, menyusun diagnosa keperawatan.

    perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi.

    Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan

    dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara sistematis

    dan terorganisir. Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan

    sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan dengan

    menggunakan metoda proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan

    pasien atau menyelesaikan masalah pasien (Keliat : 2000). Tiga komponen

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    38/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    38

    penting dalam manajemen asuhan keperawatan yaitu manajemen sumber

    daya manusia (perawat) dengan menggunakan sistem pengorganisasian

    pekerjaan perawat (asuhan keperawatan) dan sistem klasifikasi kebutuhan

    klien dalam metoda pemberian asuhan keperawatan yaitu proses

    keperawatan.

    C. Peran manajer keperawatan

    Peran manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan.

    Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas,

    khususnya bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum

    peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi dan

    meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari

    terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat

    terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya. Hal ini dapat

    ditanamkan kepada manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan

    memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik

    - baiknya.

    Manajer mempunyai lima dampak terhadap faktor lingkungan dalam

    tugas professional sebagaimana dibahas sebelumnya: (1) komunikasi, (2)

    potensial perkembangan, (3) kebijaksanaan, (4) gaji dan upah, dan (5) kondisi

    kerja (Nursalam :2011).

    1. Peran dan fungsi bidang keperawatan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    39/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    39

    Adapun peran dan fungsi bidang pelayanan keperawatan di rumah

    sakit (Depkes RI :2004).

    a. Mengatur dan mengendalikan kegiatan keperawatan di unit-unit

    pelayanan keperawatan.

    b. Mengkoordinasikan tenaga keperawatan khususnya yang ditugaskan

    dalam bidang pelayanan keperawatan.

    c. Menetapkan dan menerapkan filosofi, tujuan dan standar keperawatan

    pasien dalam pelayanan keperawatan.

    d. Menyususn perencanaan pelayanan keperawatan, sesuai dengan

    lingkup kewenangannya dan perencanaan implementasi untuk setiap

    tingkat tenaga keperawatan.

    e. Mengkoordinasikan fungsi-fungsi bidang pelayanan keperawatan

    dengan fungsi bidang pelayanan yang lain agar dapat memberikan

    pelayanan terpadu,

    f. Estimasi tuntutan kebutuhan bidang pelayanan keperawatan dan

    mengusulkan kebijakan serta prosedur untuk menjaga kestabilan

    kemampuan staf yang adekuat.

    g. Mengembangkan metoda kerja bagi staf keperawatan sehingga dapat

    bekerja sama dengan staf lain di rumah sakit.

    h. Partisipasi dalam penyusunan kebijakan personalia rumah sakit,

    menerapkan kebijakan yang telah ditentukan serta mengevaluasi

    hasilnya.

    i. Mengembangkan sistem dan prosedur pencatatan dan pelaporan baik

    perawatan pasien maupun pelayanan keperawatan.

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    40/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    40

    j. Estimasi kebutuhan tenaga keperawatan, menetapkan standar

    ketenagaan, baik kuantitas maupun kualitas untuk memelihara pelayan

    keperawatan yang bermutu.

    k. Estimasi kebutuhan fasilitas keperawatan, pengadaan perlengkapan

    maupun perlatan serta sistem dan prosedur pengawasan dan

    evaluasinya.

    l. Partisipasi dalam perencanaan anggaran pendapatan dan biaya tahunan

    rumah sakit, terutama yang berhubungan dengan pelayanan

    keperawatan.

    m. Mengambil inisiatif dan partisipasi dalam penelitian bidang

    keperawatan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di rumah

    sakit.

    n. Menyelenggarakan program pembinaan dan latihan yang

    berkesinambungan bagi tenaga keperawatan di rumah sakit.

    o. Partisipasi dalam program bimbingan siswa/mahasiswa tenaga

    kesehatan untuk pengalaman praktek

    p. Menciptakan dan melaksanakan sistem dan prosedur evaluasi

    pelayanan keperawatan pada unit-unit keperawatan

    2. Peran kepala ruangan

    Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut

    Depkes (2004), adalah sebagai berikut:

    a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    41/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    41

    1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga

    lain sesuai kebutuhan.

    2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan.

    3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan

    keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.

    b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:

    1) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang

    rawat.

    2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga

    lain sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan / peraturan yang

    berlaku (bulanan, mingguan, harian).

    3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu

    atau tenaga lain yamg bekerja di ruang rawat.

    4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk

    melaksanakan asuhan perawatan sesuai standart.

    5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja

    sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang

    rawat.

    6) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta

    mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar

    tercapainya pelayanan optimal.

    7) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan

    bahan lain yang diperlukan di ruang rawat.

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    42/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    42

    8) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar

    selalu dalam keadaan siap pakai.

    9) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.

    10)Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya

    meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas

    yang ada dan cara penggunaannya.

    11)Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa

    pasien dan mencatat program.

    12)Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang

    rawat untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk

    memudah pemberian asuhan keperawatan.

    13)Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk

    mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta membantu

    memecahkan masalah berlangsung.

    14)Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama

    pelaksanaan pelayanan berlangsung

    15)Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien / keluarga

    dalam batas wewenangnya

    16)Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi

    serlama pelaksanaan pelayanan berlangsung

    17)Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data

    pelayanan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakuakan

    secara tepat dan benar

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    43/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    43

    18)Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap

    lain, seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan

    kepala UPF di Rumah Sakit

    19)Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara

    petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan

    20)Memberi motivasi tenaga nonkeperawatan dalam memelihara

    kebersihan ruangan dan lingkungan

    21)Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan

    22)Memeriksa dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan

    berdasarkan macam dan jenis makanan pasien kemudian

    memeriksa / meneliti ulang saat pengkajiannya

    23)Memelihara buku register dan bekas catatan medis

    24)Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan

    keperawatan serta kegiatan lain di ruangan rawat

    c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian,

    meliputi:

    1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang

    telah ditentukan, melaksanakan penilaian terhadap uapaya

    peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan.

    2) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar

    Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (D.P.3) bagi pelaksana

    keperawatan dan tenaga lain di ruang yang berada di bawah

    tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan (naik pangkat /

    golongan, melanjutkan pendidikan) mengawasi dan mengendalikan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    44/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    44

    pendayagunaan peralatan perawatan serta obat obatan secara

    efektif dan efisien.

    3) Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kegiatan

    asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat

    3. Peran Perawat Pelaksana

    Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah

    satu peran sebagai perawat pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara

    langsung maupun tidak langsung memberikan asuhan keperawatan kepada

    pasien individu, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai perawat

    pelaksana perawat sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu

    perawat menggunakan metode pemecahan masalah dalam membantu

    pasien mengatasi masalah kesehatan. Peran perawat dalam memberikan

    asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung.

    Dalam melaksanakan peran sebagai perawat pelaksana bertindak

    sebagai:

    a. Comferter

    Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien.

    Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan

    yaitu memberikan pelayanan keperawatan secara utuh bukan sekedar

    fisik saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi sering

    kali memberikan kekuatan kepada klien untuk mencapai kesembuhan.

    Dalam memberikan kenyamanan kepada klien, perawat dapat

    mendemonstrasikan dengan klien.

    b. Protector dan Advocat

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    45/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    45

    Perawat berupaya melindungi pasien dengan mengupayakan

    terlaksananya hak dan kewajiban pasien dalam pelayanan kesehatan.

    Menurut Potter & Perry (2005), sebagai pelindung perawat membantu

    mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil

    tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien

    dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan

    diagnostik atau pengobatan. Utnuk menjalankan tugas sebagai

    advokat, perawat melindungi hak dan kewajiban klien sebagai manusia

    secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hakhaknya

    bila dibutuhkan. Perawat juga melindungi hak hak klien melalui

    caracara yang umum dengan penolakan aturan atau tindakan yang

    mungkin membahayakan kesehatan klien atau menetang hak - hak

    klien.

    c. Communication

    Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim

    kesehatan, hal ini terkait dengan keberadaan perawatyang

    mendampingi pasien selama 24 jam untuk memberikan asuhan

    keperawatan dalam rangka upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

    Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai komunikator merupakan

    pusat dari seluruh peran perawat pelaksana yang lain. Keperawatan

    mencakup komunikasi dengan klien, keluarga, antara sesama perawat

    san profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.

    Memberikan perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan

    klien dan keluarga, memberikan perlindungan pada klien dari ancaman

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    46/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    46

    terhadap kesehatannya, mengokordinasi dan mengatur asuhan

    keperawatan dan lainlain tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi

    yang jelas.

    d. Rehabilitator

    Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan

    fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal.

    Rehabilitas merupakan proses dimana individu kembali ketingkat

    fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang

    menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktivitas rehabilitas

    dan restoratif mulai dari mangajar klien berjalan dengan menggunakan

    alat pembantu berjalan sampai membantu klien mengatasi perubahan

    gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis (Potter & Perry

    :2005).

    D. Kompetensi dan penilaian kinerja manajemen

    Menurut Nurachmah (2005), bagi seorang manajer keperawatan, maka

    harus memiliki beberapa kompetensi agar pelaksanaan pekerjaannya dapat

    berhasil yaitu : kemampuan menerapkan pengetahuan, ketrampilan

    kepemimpinan dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen di mana

    kelancaran pelayanan keperawatan di suatu ruang rawat baik juga dipengaruhi

    oleh beberapa aspek antara lain adanya : visi, misi dan tujuan rumah sakit

    yang dijabarkan secara lokal ruang rawat, struktur organisasi lokal,

    mekanisme kerja (standar-standar) yang diberlakukan di ruang rawat, sumber

    daya manusia keperawatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas,

    metoda penugasan, tersedianya berbagai sumber atau fasilitas yang

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    47/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    47

    mendukung pencapaian kualitas pelayanan yang diberikan, kesadaran dan

    motivasi dari seluruh tanaga keperawatan yang ada serta komitmen dan

    dukungan dari pimpinan rumah sakit.

    Kegiatan penilaian kompetensi biasanya dilakukan dengan menggunakan

    wawancara yang terstruktur atau dengan pendekatan workshop dan dapat juga

    dilakukan dengan cara sejumlah ahli manajemen berkumpul untuk

    menganalisis suatu pekerjaan atau jenis pekerjaan. Ada tiga teknik yang dapat

    dilakukan dalam melakukan analisis atau pengukuran kompetensi, yaitu:

    1. Teknik insiden kritis

    Teknik ini adalah suatu cara untuk mengumpulkan data tentang perilaku

    yang efektif dan kurang efektif yang dihubungkan dengan contoh kejadian

    yang sesungguhnya.

    2. AnalisisRepertory Grid

    Teknik ini didasarkan pada teori gagasan personal, yang dapat

    mengidentifikasi dimensi yang membedakan antara standar kinerja yang

    baik dan buruk, merupakan cara bagaimana kita memandang dunia dan

    perilaku orang lain.

    3. Penilaian kompetensi kerja

    Mengacu pada penelitian Mc Clelland tentang variabel kompetensi yang

    dapat memperkirakan tingkat kinerja suatu pekerjaan. Penilaian

    kompetensi menggunakan 20 indikator kompetensi yang paling sering

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    48/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    48

    dipakai untuk memperkirakan keberhasilan yang dikelompokkan dalam

    enam kluster, yaitu :

    a. Kluster prestasi yang terdiri dari : orientasi pencapaian, kepedulian

    akan kualitas dan keteraturan serta inisiatif.

    b. Kluster pelayanan yang terdiri dari : pemahaman interpersonal,

    orientasi pelayanan konsumen.

    c. Kluster pengaruh yang terdiri dari : dampak dan pengaruh, kesadaran

    organisasional dan membangun hubungan / jejaring.

    d. Kluster Manajerial yang terdiri dari : pengarahan, kerjasama kelompok

    dan rasa kerjasama, mengembangkan orang lain, dan kepemimpinan

    tim.

    e. Kluster pemikiran kognitif / pemecahan masalah yang terdiri dari

    kepiawaian teknis, pencarian informasi, berpikir analiltis, dan berpikir

    konseptual.

    f. Kluster efektifitas pribadi yang terdiri dari pengendalian diri, daya

    tahan terhadap stres, rasa percaya diri, komitmen terhadap organisasi

    dan fleksibilitas (Dharma,S : 2005).

    BAB III

    PERENCANAAN

    A. Ruang lingkup kegiatan

    Ruang lingkup kegiatan residensi :

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    49/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    49

    1. Pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan secara umum meliputi 4

    pilar nilai profesional terdiri dari pilar nilai profesional yaitu management

    approach (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian),

    compensatory reward, professional relationship danpatient care delivery.

    2. Pengelolaan asuhan keperawatan langsung melalui manajemen

    keperawatan meliputi : pengelolaan asuhan keperawatan melalui kegiatan

    bimbingan dan supervisi.

    B. Target residensi

    1. Residensi I (mengidentifikasi masalah sistem pelayanan keperawatan dan

    pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit yang berkaitan dengan struktur

    organisasi, perilaku organisasi, fungsi manajemen dan sistem pengelolaan

    rumah sakit)

    Kegiatan pada residensi I meliputi :

    a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan terkait

    kepemimpinan dan manajemen keperawatan berdasarkan analisis

    situasi nyata di rumah sakit tempat residensi

    b. Menerapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan

    bersama pihak rumah sakit tempat residensi.

    c. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan

    penyelesaian masalah yang telah dirumuskan.

    d. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian

    masalah yang bersifat teknis operasional bagi Rumah Sakit.

    2. Residensi II (menyelesaikan masalah secara ilmiah dan melakukan

    perubahan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan)

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    50/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    50

    Kegiatan pada residensi II meliputi :

    a. Melaksanakan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaiaan

    masalah yang disepakati bersama staf di unit pelayanan keperawatan

    Rumah Sakit.

    b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan, proses, hasil

    dan dampak pada manajemen keperawatan.

    c. Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya

    mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan

    unit terkait di Rumah Sakit.

    C. Waktu pelaksanaan

    Residensi akan dilaksanakan pada tanggal 29 Maret s/d 30 Mei 2012,

    dari hari Selasa, Rabu dan Kamis : Pukul 08.00 s.d 15.00. (jadual kegiatan

    terlampir)

    D. Pengumplan data

    1. Sumber data

    Sumber diperoleh dari Kepala Seksi Pembinaan dan Pengendalian

    Keperawatan, Ketua Komite Keperawatan, Kepala Ruang Rawat Inap,

    Ketua Tim (Katim), perawat pelaksana dan bagian SDM dan rekam

    medis.

    2. Instrumen pengumpulan data

    Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung

    menggunakan kuesioner terstruktur dengan jawaban sudah tersedia dan

    pengamatan atau observasi, fokus grup diskusi (FGD) dan penelusuran

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    51/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    51

    dokumen terkait. Instrument berisi kegiatan keperawatan berdasarkan 4

    pilar nilai profesional yaitu management approach, compensatory reward,

    professional relationship dan patient care delivery. Data yang diperoleh

    menjadi gambaran kasar yang perlu dieksplorasi dan divalidasi dengan

    menggunakan kuesioner kepada staf unit/ kepala ruang dan perawat

    pelaksana di ruang rawat inap dan kemudian dilakukan pengolahan dan

    analisa data.

    E. Pengolahan dan analisa data

    Pemprosesan data atau pengolahan data dimulai dengan tabulating

    Skor atau melakukan entry data kasar dalam bentuk tabulasi pada lembar

    kertas data. Analisis univariat dipergunakan untuk memperoleh karakteristik

    dari masing masing subjek pengamatan dengan menggunakan tabel

    distribusi frekuensi. Skor penilaian digolongkan menjadi 2 kategori dengan

    mengunakan batasan nilai mean. Jika nilai > mean data dikategorikan dalam

    kinerja optimal dan jika mean data dikategorikan sebagai kinerja kurang

    optimal. Dengan menggunakan data input-proses dan output dari aspek-aspek

    manajemen pelayanan keperawatan selanjutnya mengidentifikasi masalah

    dengan pendekatanproblem solving cycle

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    52/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    52

    F. Alur Perencanaan

    Gbr 4.1 Alur Perencanaan Analisis Praktek Residensi ManajemenKeperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Batara Guru Belopa

    Kabupaten Luwu, Maret 2012

    Secara rinci tahapan kegiatan residensi sebagai berikut :

    1. Tahap persiapan

    a. Penelusuran literatur terkait untuk mendukung pelaksanaan residensi

    b. Survey awal lokasi residensi

    c. Penyusunan proposal residensi

    d. Penyusunan instrument

    2. Tahap orientasi umum di rumah sakit

    a. Mahasiswa mengajukan permohonan/proposal residensi, surat

    pengantar ke direktur rumah sakit;

    Output:

    - Peningkatan kinerjaperawat dalam

    implementasi MPKP

    Input:

    Kinerja bidangkeperawatan dalampilar nilai profesional:1. Management

    approach:

    - Perencanaan- Pengorganisasian- Pengarahan- Pengendalian2. Compensatory

    Reward

    3. ProfessionalRelationship

    4. Patient CareDelivery System

    Proses:

    -Pengumpulan data :kuesioner, wawancara, FGD

    -Analisa data-Prioritas masalah-Alternatif pemecahan

    masalah-Seleksi alternatif pemecahan

    masalah-Presentasi hasil pengkajian-Diskusi/ kesepakatan masalah

    yang akan dipecahkan-Plan of action-Implementasi

    Outcome:

    - Kualitas askepmeningkat

    - Kepuasan : perawat,pasien/keluarga dan

    nakes lain

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    53/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    53

    b. Melakukan pertemuan dengan unsur direksi rumah sakit, manajer

    divisi keperawatan dalam rangka orientasi, penjelasan tujuan residensi

    dan bentuk-bentuk kegiatan serta partsipasi yang diharapkan;

    c. Orientasi ruangan bersama dengan pembimbing dan divisi

    keperawatan

    d. Mempelajari data input, proses dan output dari aspek manajemen yang

    akan dikaji.

    3. Tahap identifikasi masalah

    Dengan menggunakan data input-proses dan output dari aspek-

    aspek manajemen pelayanan keperawatan yang akan dikaji pada tahap

    orientasi umum, bersama pembimbing residensi selanjutnya

    mengidentifikasi masalah dengan pendekatanproblem solving cycle.

    Dari permasalahan yang ditemukan, dengan mempertimbangkan

    waktu, sumber daya dan kewenangan dilakukan prioritas masalah yang

    akan diatasi. Selanjutnya diidentifikasi masalah utama yang

    memungkinkan dapat dipecahkan yang memiliki daya ungkit yang kuat

    dengan mempertimbangkan: Magnitude (M) kecenderungan dan

    seringnya kejadian masalah Severity (S); besarnya kerugian yang

    ditimbulkan,Manageable(Mn); bisa di pecahkan,Nursing consern(Nc);

    melibatkan perhatian dan pertimbangan perawat danAffordability(Af) ;

    ketersediaan sumber daya.

    4. Tahap penyelesaian masalah

    a. Penetapan prioritas masalah dari data input-proses-output yang telah

    disepakati pihak rumah sakit dilanjutkan dengan penetapan tujuan dan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    54/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    54

    seleksi alternatif pemecahan masalah yang dirumuskan dalam bentuk

    pertanyaan apa, siapa, bagaimana, dimana dan berapa lama tujuan

    dapat tercapai.

    b. Penyusunan Plan of Action (POA) dengan mempertimbangan aspek

    biaya, waktu, sarana, teknologi dan kebijakan rumah sakit.

    c. Presentasi dan sosialisasi rencana kegiatan

    d. Implementasi rencana kegiatan

    e. Tahap evaluasi dan rencana tindak lanjut.

    5. Tahap pembuatan laporan

    a. Konsultasi pembimbing

    b. Presentasi hasil akhir laporan residensi

    c. Penyerahan laporan ke rumah sakit tempat residensi.

    G. Hasil Pengkajian

    1. Gambaran Rumah Sakit

    Rumah Sakit Umum Daerah Batara Guru Belopa merupakan rumah

    sakit tipe C milik pemerintah Kabupaten Luwu terletak di JL. Tomakaka

    Belopa. Rumah Sakit Umum Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu

    diresmikan Gubernur Sulawesi Selatan pada tanggal 4 Agustus 2005 dan

    telah dibuka secara resmi dan diaktifkan pada tanggal 28 September 2005.

    Struktur Organisasinya terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4

    tahun 2005 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja

    Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Luwu. Dalam rangka pencapaian visi

    misi, pengelola rumah sakit terus melakukan pengembangan sarana dan

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    55/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    55

    prasarana termasuk penyelesaiaan gedung IRD sebagai program unggulan

    rumah sakit.

    a. Visi & Misi Rumah Sakit Batara Guru Belopa

    1) Visi

    Terwujudnya Rumah Sakit yang maju, mandiri dan berdaya saing

    melalui pelayanan kesehatan bermutu

    2) Misi

    a) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

    terjangkau untuk masyarakat.

    b) Melaksanakan prinsip-prinsip pelayanan prima dengan

    mengutamakan kepuasan pelanggan.

    c) Meningkatkan profesionalisme SDM.

    d) Menerapkan konsep manajemen mutu (TQM).

    e) Menyediakan infrastruktur yang memadai.

    f) Membentuk budaya organisasi.

    g) Meningkatkan kesejahteraan pegawai rumah sakit

    3) Tujuan

    a) Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana

    b) Mewujudkan pelayanan yang proaktif

    c) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan

    d) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia

    4) Nilai dasar

  • 7/22/2019 Laporan Residen Baru Paling Baru-2

    56/205

    Laporan Analisis Praktek Residensi Manajemen Keperawatan_ Program Magister Ilmu KeperawatanFK-Unhas2012

    56

    a) Jujur

    b) Kekeluargaan

    c) Kerjasama tim

    d) Religius

    e) Ulet

    f) Ramah

    b. Misi, Falsafah dan Tujuan Bidang Keperawatan RSUD Batara Guru

    Belopa

    1) Misi