5
NAMA NI KADEK NETIARI NIM 10.321.0763 KELAS A4.D LAPORAN REFLEKTIF TRANSKULTURAL NURSING Sebagai seorang calon perawat kita diharapkan untuk selalu mempelajari ilmu keperawatan dengan baik agar memiliki kemampuan yang berkompetensi sebagai perawat, baik dalam pengetahuan maupun keterampilan sehingga nantinya dapat menjadikan kita seorang perawat yang dapat memberikan pelayanan secara profesional kepada pasien yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan mencakup bio-psiko-sosio-spiritual dan juga kultural. Salah satu ruang cakupan perawat dalam menghadapi pasien adalah mampu memahami dan menghargai kebudayaan dari pasiennya. Pembelajaran mengenai kebudayaan – kebudayaan itu kita dapatkan pada mata kuliah Transcultural Nursing. Pada perkuliahan Transkultural Nursing III ini kita diajarkan untuk mengekplorasi tentang kebudayaan– kebudayaan dan kebiasaan terutama kebudayaan dan kebiasaan di dalam Indonesia sehingga kita mampu untuk membuat suatu asuhan keperawatan yang tanpa mengenyampingkan budaya pasien dengan mengimplikasikan konsep asuhan keperawatan berbasis pengkajian pada teori sunrises model. Teori sunrise model yang mengkaji

laporan reflektif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

transkultural nursing 3

Citation preview

Page 1: laporan reflektif

NAMA NI KADEK NETIARI

NIM 10.321.0763

KELAS A4.D

LAPORAN REFLEKTIF TRANSKULTURAL NURSING

Sebagai seorang calon perawat kita diharapkan untuk selalu mempelajari

ilmu keperawatan dengan baik agar memiliki kemampuan yang berkompetensi

sebagai perawat, baik dalam pengetahuan maupun keterampilan sehingga

nantinya dapat menjadikan kita seorang perawat yang dapat memberikan

pelayanan secara profesional kepada pasien yang didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan mencakup bio-psiko-sosio-spiritual dan juga kultural. Salah satu

ruang cakupan perawat dalam menghadapi pasien adalah mampu memahami

dan menghargai kebudayaan dari pasiennya. Pembelajaran mengenai

kebudayaan – kebudayaan itu kita dapatkan pada mata kuliah Transcultural

Nursing.

Pada perkuliahan Transkultural Nursing III ini kita diajarkan untuk

mengekplorasi tentang kebudayaan–kebudayaan dan kebiasaan terutama

kebudayaan dan kebiasaan di dalam Indonesia sehingga kita mampu untuk

membuat suatu asuhan keperawatan yang tanpa mengenyampingkan budaya

pasien dengan mengimplikasikan konsep asuhan keperawatan berbasis

pengkajian pada teori sunrises model. Teori sunrise model yang mengkaji pasien

dari beberapa factor kebudayaan antara lain adalah

a. Factor teknologi

b. Faktor agama dan falsafah hidup

c. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan

d. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup

e. Faktor kebijakan dan peraturan rs yang berlaku

f. Faktor ekonomi

Page 2: laporan reflektif

g. Faktor pendidikan

Selain itu saya mendapat banyak pengetahuan tentang kaitan budaya

dengan kesehatan. Selain beberapa teori pengkajian keperawatan yang sering

diterapkan dalam praktek klinik, saya menyadari bahwa kebudayaan juga

berpengaruh dalam pandangan sehat dan sakit seseorang. Jadi dengan adanya

sun-rise model ini saya khususnya sebagai mahasiswa keperawatan kelak saat

perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat dan tuntutan dalam pelayanan

kesehatan semakin meningkat kami dapat mengkaji dan melebarkan sudut

pandang tentang pandangan sehat dan sakit seseorang yang ditinjau dari segi

kebudayaan. Sehingga kami bisa memberikan pelayanan yang sesuai dengan

tugas kami yaitu memberikan pelayanan secara holistic/ menyeluruh dalam

domain psikologi, sosiologis, biologis, spiritual dan kultural.

Materi selanjutnya yaitu Travel Medicine. Materi yang sangat menarik

sekali dalam mempelajarinya, dimana tempat tinggal kita di bali yang menjadi

destinasi pariwisata manca Negara, yang tentunya juga banyak para wisatawan

asing yang dating ke bali. Berbagai diantaranya tentunya mengalami keluhan-

keluhan akibat perjalanan pariwisata yang mereka lakukan, akibat perubahan

situasi dan proses adaptasi yang dialami oleh para wisatawan tersebut. Dan hal

tersebut sering kita temui dalam tanpa menyadari bahwa hal tersebut sangat

penting untuk kita pelajar lebih mendalam. Penyakit-penyakit yang sering

diderita oleh wisatawan diantaranya adalah Infeksi Kulit yang mungkin

diakibatkan oleh bakteri, virus, maupun jamur. Dan tak jarang juga akibat

terbakar oleh sinar matahari, karena di Indonesia beriklim tropis jadi kulit para

wisatawan yang tak terbiasa dengan sinar matahari di Indonesia. Selain itu yang

paling sering terjadi adalah Travel diarrhea (diare) yang sering diakibatkan oleh

makanan dan air yang bahwasanya tidak terbiasa dengan system pencernaan

para wisatawan. Sehingga sering para wisatawan mengalami diare usai

mengkonsumsi makanan – makanan di tempatnya berwisata. Maka sebagai

health educator kita perlu memberikan edukasi tentang efek samping dari

makanan – makanan di daerah tujuan wisata. Selain itu ada juga Penyakit –

Page 3: laporan reflektif

penyakit lain akibat dari infeksi menular seksual, para wisatan yang sering

bepergian tanpa pasangannya cenderung lebih sering mencari jasa seks

komersial, karena kebutuhannya yang sangat mendesak. Selain itu masih ada lagi

penyakit – penyakit yang sering dialami oleh para traveler atau wisatawan adalah

Aircraft travel, reduced O2, pressure and humidity, Motion sickness, Jet Lag, DVT’s

and immobility, Altitude, Heat/cold/humidity, Accidents and Injuries, Animals and

Insects. Ada juga kelompok-kelompok yang beresiko tinggi terhadap perjalanan

jauh (travel) diantaranya adalah orang – orang yang mengalami

immunocompremised (melemahnya system imun), para wisatawan Lansia, anak

– anak, wisatawan dengan kecacatan fisik, dan wisatan yang mengalami penyakit

– penyakit kronik lainnya. Sebelum melakukan perjalanan harus dipastikan

apakah wisatawan itu benar-benar layak untuk melakukan perjalanan jauh, dan

apakah sudah tersedianya fasilitas – fasilitas untuk mengatasi resiko yang akan

terjadi tersebut.

Selain teori sunrise model, travel medicine saya juga mendapatkan

pengetahuan tentang terapi komplementer dan bali usada. Pelajaran yang tak

kalah menariknya. Banyak terapi komplementer yang bisa kita gunakan dalam

merawat pasien dan tentu itu sudah ada peraturan yang melindungi kita untuk

mengaplikasikan terapi komplementer tersebut. Terapi komplementer tersebut

diantaranya yaitu akupuntur, akupreser dll. Dan ingat.. harus pelatihan dulu dan

mempunyai sertifikat sebelum melakukannya terhadap si pasien. Selain itu

materi tentang bali usada yaitu kita diajarkan segala sesuatu tentang Balian dan

obat-obat herbal. Tidak disangka mendapat materi tentang Bali-balian ini di

pelajaran ini. It’s make me so excited

Demikanlah sekilas yang menggambarkan tentang perkuliahan

transcultural nursing ini selama 15 kali pertemuan.