15
Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Bejana Larut BAB I PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Maksud Melakukan praktikum pencelupan kain kapas menggunakan zat warna bejana larut. Tujuan 1. Membandingkan hasil pencelupan dengan variasi cara atau metoda dan resep pencelupannya. 2. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pencelupan kain kapas degan zat warna belerang. B. Teori Dasar Dalam pencelupan kapas dengan zat warna bejana larut, bahan di warnai dengan zat warna bejana larut sehingga diperoleh hasil celup dengan warna tertentu yang merata dan mempunyai tahan luntur tertentu. Dalam proses ini perlu dilakukan pemilihan zat warna dan zat pembantu tekstil yang sesuai dengan bahan yang akan dicelup, penentuan skema proses dan resep yang tepat, perhitungan kebutuhan zat yang tepat, pelaksanaan proses pencelupan yang baik sesuai skema proses dan hasil celupnya sesuai dengan target. 1. Serat Selulosa Serat selulosa merupakan serat hidrofil yang strukturnya berupa polimer selubiosa, dengan derajat polimerisasi (DP) yang bervariasi, contoh Dprayon 500 – 700, sedang DP kapas sekitar 3000, makin rendah DP daya

LAPORAN PRAKTIKUM PENCELUPAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LAPORAN PENCELUPAN

Citation preview

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Bejana LarutBAB IPENDAHULUANA. Maksud dan TujuanMaksudMelakukan praktikum pencelupan kain kapas menggunakan zat warna bejana larut.Tujuan1. Membandingkan hasil pencelupan dengan variasi cara atau metoda dan resep pencelupannya.2. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pencelupan kain kapas degan zat warna belerang.

B. Teori DasarDalam pencelupan kapas dengan zat warna bejana larut, bahan di warnai dengan zat warna bejana larut sehingga diperoleh hasil celup dengan warna tertentu yang merata dan mempunyai tahan luntur tertentu. Dalam proses ini perlu dilakukan pemilihan zat warna dan zat pembantu tekstil yang sesuai dengan bahan yang akan dicelup, penentuan skema proses dan resep yang tepat, perhitungan kebutuhan zat yang tepat, pelaksanaan proses pencelupan yang baik sesuai skema proses dan hasil celupnya sesuai dengan target.

1. Serat SelulosaSerat selulosa merupakan serat hidrofil yang strukturnya berupa polimer selubiosa, dengan derajat polimerisasi (DP) yang bervariasi, contoh Dprayon 500 700, sedang DP kapas sekitar 3000, makin rendah DP daya serap airnya makin besar, contoh: moisture regain (MR) rayon 11 - 13 % sedang kapas 7 8 %. Gugus OH polimer pada selulosa merupakan gugus fungsi yang berperan untuk mengadakan ikatan dengan zat warna. Serat selulosa umumnya lebih tahan alkali tapi kurang tahan suasana asam, sehingga pengerjaan proses pencelupannya dilakukan dala suasana alkali.

Gambar struktur molekul selulosa

2. Zat Warna Bejana LarutZat warna bejana larut adalah leuso zat warna bejana yang distabilkan dalam suasana alkali, sehingga dalam pemakaiannya lebih mudah karena larut dalam air dan tidak memerlukan proses pembejanaan.

Gambar. Skema pembuatan zat warna bejana larut

Zat warna bejana larut yang berasal dari zat warna bejana jenis indigo dikenal dengan nama dagang indigosol sedang yang berasal dari zat warna bejana jenis antrakuinon dikenal denga nama dagang antrasol, contoh:

Gambar. Struktur molekul zat warna bejana larut jenis antrakuinon, Cl Solubilized Vat Blue 4 (Antrasol Blue 4)

Zat warna bejana yang dirubah menjadi zt warna bejana larut umumnya adalah warna bejana jenis IK yang molekulnya relatif kecil, sehingga afinitas zat warna bejana larut relatif kecil tetapi pencelupannya mudah merata dan tahan luntur warna terhadap pencuciannya tinggi karena pada akhir proses pencelupannya zat waarna bejana larut dirubah kembali menjadi zat warna bejana yang tidak larut.Zat warna bejana larut harganya sangat mahal sehingga hanya digunakan untuk pencelupan bahan katun kualitas tinggi. Selain untuk mewarnai katun, zat warna bejana larut juga digunakan terutama untuk pencelupan sutra atau wol.Tahapan Proses Pencelupan dengan Zat Warna Bejana Larut:1. Persiapan larutan celup larutan zat warna bejana larutDengan perhitungan yanag tepat, lartan pencelupan disiapkan sesuai dengan resep pencelupan.2. PencelupanAinitas zat warna bejana larut relatif kecil, sehingga perlu dibantu dengan penambahan NaCl sebagai pendorong penyerapan zat warna sehigga zat warna larut akan masuk ke pori-pori serat kapas.

Selulosa + Zw Selulosa.Zw3. Pembangkitan WarnaZat warna bejana larut tidak dapat langsung dioksidasi, melainkan harus dirubah terlebih dahulu menjadi asam leuco dengan cara dihidrolisis dengan asam sulfat, asam leuco selanjutnya dioksidasi sehingga menjadi bentuk zat warna bejana yaang tidak larut dan berikata secara fisika dengan serat. Reaksi hidrolisis zat warna bejana larut

Reaksi oksidasi asam leuco zat warna bejana larut menjadi zat warna bejana yang tidak larut

Gambar. Reaksi hidrolisis dan oksidasi pada proses pembangkitan warna pada pencelupan zat warna bejana larut4. PencucianGuna meningkatkan tahan lunturnya maka terhadap hasil celup dilakukan pencucian dengan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa zat warna yang hanya menempel dipermukaan serat.

3. Zat Pembantu Pencelupan Selulosa dengan Zat Warna Bejana LarutZat pembantu yang perlu ditambahkan pada larutan celup antara lain pembasah, NaCl, H2SO4, NaNO2, Na2CO3, dan sabun. Fungsi masing-masing zat : Pembasah berfungsi untuk meratakandan mempercepat proses pembasahan kain NaCl berfungsi untuk mendorong penyerapan zat warna Na2SO4 untuk menghidrolisis zat warna bejana larut agar menjadi asam leuco NaNO2 berfungsi untuk mengoksidasi asam leuco zat warna bejana larut agar menjadi zat warna bejana yang tidak larut Na2CO3 untuk mendapatkan suasana pencelupan alkalis agar kelarutan zat warnabejana larut makin baik Sabun untuk proses pencucian setelah proses pencelupan guna menghilangkan zat warna bejana larut yang menempeldipermukaan serat hasil celupan.BAB IIPRAKTIKUMA. Alat dan BahanNo.AlatBahan

1. Piala porselenKain kapas

2. Gelas piala 500 mlZat warna bejana larut

3. Gelas ukur 100 mlPembasah

4. Pipet 1 ml dan 10 mlNaCO

5. Pengaduk kacaNaCl

6. Timbangan digitalSabun

7. GuntingNaNO2

8. Kasa dan pembakarH2SO4

B. Diagram AlirDiagram alir pencelupan kain kapas dengan zat warna bejana larut

Pembangkitan warna (hodrolisa danoksidasi) Pencelupan Persiapan larutan celup dan bahan

Evaluasi: kerataan dan ketuaaan warnaPencucian dengan sabunPengeringan

C. Resepa. Pencelupan zat warna BelerangResep PencelupanResep 1Resep 2Resep 3

Zat bejana larut (%Owf)222

Pembasah ( ml/L)111

Na2CO3 (g/L)2 22

NaCl (g/L)305050

Suhu (oC)70 7070

Waktu (menit)6060 70

Vlot (1:x)1:201:201:20

SkemaIIII

b. Pembangkitan Warna (Hidrolisis dan Oksidasi)Resep oksidasiResep 1Resep 2Resep 3

NaNO2 (g/L)2 2 2

H2SO4 60% (ml/L)101010

Vlot (1:x)1:201:201:20

Suhu (oC)40 40 40

Waktu (menit)10 10 10

c. PencucianResepResep 1Resep 2Resep 3

Sabun/ Teepol (ml/L)11 1

Na2CO3 (g/L)0, 5 0, 5 0, 5

Vlot (1:x)1:201:201:20

Suhu (oC)808080

Waktu (menit)10 10 10

D. Fungsi Zata. Pencelupan Zat Warna BelerangZatFungsi

Zat Warna Bejana LarutMemberikan warna pada benang kapas secara langsung dengan proses perendaman

PembasahMempercepat proses pembasahan kain, memudahkan kerataan zat warna pada kain

Na2CO3Mendapatkan suasana pencelupan alkalis agar kelarutan zat warna bejana larut makin naik

NaClMendorong penyerapan zat warna

b. Pembangkitan Warna (Hidrolisis dan Oksidasi)ZatFungsi

NaNO2Mengoksidasi asam leuco zat warna bejana larut agar menjadi zat warna bejana yang tidak larut

H2SO4 60%Menghidrolisis zat warna bejana larut agar menjadi asam leuco

c. PencucianZatFungsi

Sabun/ TeepolMenghilangkan zat warna bejana larut yang menempel di permukaan serat hasil celup

Na2CO3Zat yang berfungsi agar proses saponifikasi lebih sempurna meningkatkan kerja zat pembasah, menyabunkan kotoran dan minyak, mengaktifkan kerja sabun

E. SKEMA PROSESa. Proses Pencelupan Two Bath Two Stage (Resep 1 dan 2)Zat warnaPembasahNa2CO3Kain NaCl70 oC

30 oC 40 oC0 10 20 50 60 (menit)NaNO2, H2SO4 60%Kain hasil celup

40 oC

10 menit

b. Proses Pencelupan One Bath Two Stage (Resep 3)Zat warnaPembasahNaNO2Na2CO3 Kain NaCl70 oC H2SO4 60%

30 oC 40 oC0 10 20 50 60 70 (menit)F. PERHITUNGAN RESEPa. Pencelupan Zat Warna Bejana LarutBahanResep 1Resep 2Resep 3

Berat kain3,81 gram3,8 gram3,77 gram

Zat warna bejana larut

Vlot3,8 x 20 = 76,2 ml3,8 x 20 = 76 ml x 20 = 75,4 ml

Pembasah

Na2CO3

NaCl

b. Pembangkitan Warna (Hidrolisis dan Oksidasi)BahanResep 1Resep 2Resep 3

Berat kain3,81 gram3,8 gram3,77 gram

Vlot3,81 x 20 = 76,2 ml3,8 x 20 = 76 ml3,77 x 20 = 75,4 ml

NaNO2

H2SO4 60%

c. PencucianBahanResep 1Resep 2Resep 3

Berat kain3,81 gram3,8 gram3,77 gram

Vlot3,81 x 20 = 76,2 ml3,8 x 20 = 76 ml3,77 x 20 = 75,4 ml

Sabun

Na2CO3

G. LANGKAH KERJAa. Pencelupan Metoda Standar (Two Bath Two Stage) untuk Resep 1 dan 2 Timbang kain dan hitung zat sesuai resep Masukkan kain kedalam larutan celup (zat warna bejana larut, pembasah, Na2CO3, air), aduk selama 10 menit pada suhu kamar Tambahkan NaCl, panaskan lagi selama10 menit hingga suhunya naik menjadi 70 oC Proses pencelupan pada suhu stabil 70 oC selama 30 menit Turunkan suhu selama 10 menit hingga 40 oC Buat larutan baru untuk pembangkitan warna sesuai resep dan panaskan hingga suhunya 40 oC. Masukkan kain hasil celup, lakukan proses pembangkitan warna selama 10 menit Pencucian kain pada suhu 80 oC selama 10 menit Pengeringan dan evaluasi kain hasil celup

Pencelupan Metoda Modifikasi (One Bath Two Stage) untuk Resep 3 Timbang kain dan hitung zat sesuai resep Masukkan kain kedalam larutan celup (zat warna bejana larut, pembasah, Na2CO3, air), aduk selama 10 menit pada suhu kamar Tambahkan NaCl, panaskan lagi selama10 menit hingga suhunya naik menjadi 70 oC Proses pencelupan pada suhu stabil 70 oC selama 30 menit Turunkan suhu selama 10 menit hingga 40 oC Masukkan NaNO2 dan H2SO4 kedalam larutan celup, lakukan proses pembangkitan warna selama 10 menit Pencucian kain pada suhu 80 oC selama 10 menit Pengeringan dan evaluasi kain hasil celup

H. DATA PRAKTIKUMA. Kain hasil celupResep1Resep 2Resep 3

b. EvaluasiNoPercobaanKetuaanKerataan

1Resep 1

2Resep 2

3Resep 3

Keterangan ketuaan warna : Nilai 5 : tua Nilai 4 : agak tua Nilai 3 : kurang tua (lebih tua dari nilai 2) Nilai 2 : muda Nilai 1 : sangat mudaKeterangan kerataan warna : Nilai 5 : rata Nilai 4 : agak rata Nilai 3 : kurang rata (lebih tua dari nilai 2) Nilai 2 : tidak rata Nilai 1 : sangat tidak rata

BAB IIIPENUTUPa. DISKUSI

b. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Djufri, Rasjid, dkk. 1973. TEKNOLOGI PENGELANTANGAN, PENCELUPAN, & PENCAPAN.Institut Teknologi Tekstil : Bandung.

Lubis, Arifin, dkk. 1994. TEKNOLOGI PERSIAPAN PENYEMPURNAAN. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil :Bandung