Upload
resky-dwi-cahyati
View
527
Download
19
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
1/21
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK
PERCOBAAN II
KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
NAMA : RESKY DWI CAHYATI
NIM : H311 12 015
KELOMPOK / REGU : IV (EMPAT) / IV (EMPAT)
HARI / TANGGAL PERC. : SELASA / 4 MARET 2014
ASISTEN : MUH. HASRIANDY
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
2/21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangUnsur transisi sering didefinisikan sebagai kelompok, yang sebagai unsur
mempunyai kulit-kulit ddanf yang terisi sebagian. Unsur transisi semuanya adalah
logam, kebanyakan berupa logam keras yang menghantarkan panas dan listrik yang
baik. Mereka membentuk banyak senyawaan berwarna dan paramagnetik, karena
kulit-kulitnya yang terisi sebagian (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Sifat unsur transisi memiliki kecenderungan membentuk ion kompleks atau
senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi memiliki orbital-orbital kosong
yang dapat menerima pasangan elektron pada pembentukan ikatan dengan molekul
atau anion tertentu membentuk ion kompleks.
Pada senyawa kompleks, atom pusat terikat langsung dengan suatu senyawa
yang disebut ligan. Ligan adalah senyawa atau ion yang terikat pada atom pusat
yang memberi pasangan elektron. Ligan tersebut memiliki peran yang sangat penting
dalam suatu senyawaan kompleks yang mana semakin kuat suatu ligan berikatan
dengan suatu senyawa kompleks maka kompleks tersebut akan semakin stabil.
Sifat magnetik dari ion kompleks yang mengandung ligan tergantung dari
kuat lemahnya ligan yang terdapat dalam ion kompleks tersebut. Kuat [lemahnya
ligan ini ditentukan dari jenis ligannya yang diurutkan berdasarkan
deret spektrokimianya. Oleh karena itu, untuk melihat perbandingan
kuat medan ligan antara amin dan air, serta menentukan panjang gelombang
keduanya, maka percobaan ini dilakukan.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
3/21
1.2Maksud dan Tujuan Percobaan1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui kekuatan medan antara ligan
amin dan air berdasarkan panjang gelombang maksimum.
1.2.2 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini yaitu :
1. Menentukan panjang gelombang maksimum dari larutan ion logam Cu2+0,02M dalam pelarut air, campuran 1:1 antara air dan NH4OH 1 M, dan campuran
3:1 antara air dan NH4OH 1 M dengan menggunakan spektrofotometer.
2. Membandingkan kuat medan antara ligan amin dengan air dari ketiga larutanyang telah dibuat dengan melihat panjang gelombang maksimumnya.
1.3Prinsip PercobaanPenentuan panjang gelombang maksimum dari larutan ion logam Cu
2+
0,02 M
dalam pelarut air, campuran 1:1 antara air dan NH4OH 1 M, dan campuran 3:1 antara
air dan NH4OH 1 M dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan menggunakan
spektronik 20 D+ pada rentang panjang gelombang 560-610 nm pada pelarut air,
rentang panjang gelombang 480-540 nm pada campuran 1:1 antara air dan
NH4OH 1 M dan rentang panjang gelombang 460-530 pada campuran 3:1 antara air
dan NH4OH 1 M. Panjang gelombang maksimum ketiga larutan digunakan untuk
membandingkan kuat medan ligan amin dan air.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
4/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Selama beberapa tahun terakhir, telah terjadi banyak perkembangan aplikasi
dalam katalisis homogen logam transisi kompleks yang mengandung donor nitrogen
pengkelat ligan. Dari literatur, korelasi antara logam transisi dan sifat ligan
tambahan muncul secara spontan, yaitu ligan dengan bagian siklopentadienil
umumnya berikatan dengan logam transisi awal, sedangkan ligan donor non-karbon
berikatan sempurna dengan logam transisi akhir (Hussain dkk, 2010).
Pembentukan kompleks dalam analisis anorganik kuantitatif sering terlihat dan
dipakai untuk pemisahan atau identifikasi. Fenomena yang paling umum yang
muncul bila ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna dalam larutan.
Fenomena lain yang sering terlihat bila kompleks terbentuk adalah kenaikan
kelarutan. Dalam pelaksanaan analisis anorganik banyak digunakan reaksi-reaksi
yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (molekul) kompleks terdiri
dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat dengan atom (ion) pusat
itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak
mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun ini tak dapat ditafsirkan di
dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan
koordinasi, suatu angka bulat yang menunjukkan jumlah ligan yang dapat
membentuk kompleks yang stabil dengan dengan atom pusat (Svehla, 1985).
Terdapat dua hal yang memisahkan studi mengenai struktur elektron
senyawaan-senyawaan logam transisi, dan teori valensi lainnya yang tersisa. Yang
pertama yaitu kulit-kulit ddan f yang tersisa sebagian. Hal ini menuju kepada tidak
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
5/21
mungkinnya pengamatan eksperimen dalam kebanyakan kasus lain: keparamagnetan,
spektra serapan tampak, dan tampaknya ada keragaman tidak teratur dalam sifat-sifat
termodinamika serta struktur. Yang kedua ialah adanya pendekatan kasar namun
efektif yang disebut teori medan kristal, yang menyediakan metode pemahaman yang
ampuh namun sederhana, dan mengaitkan sekalian sifat yang timbul, terutama dari
kehadiran-kehadiran kulit-kulit yang terisi sebagian. Teori medan kristal
menyediakan cara penentuan melalui tinjauan elektrostatik yang sederhana,
bagaimana energi dari orbital-orbital ion logam akan dipengaruhi oleh set atom atau
ligan sekelilingnya. Teori itu bekerja baik bila simetri tinggi tetapi dengan usaha
tambahan dapat diterapkan secara lebih umum (Cotton dan Wilkinson,1989).
Reaksi dimana kompleks terbentuk dapat dianggap sebagai suatu reaksi asam
basa Lewis dengan ligan bertindak sebagai basa, dengan menyumbangkan sepasang
elektronnya kepada kation yang merupakan asamnya. Ikatan yang terbentuk antara
atom logam pusat dan ligan sering bersifat kovalen, namun dalam beberapa kasus
antaraksi itu dapat berupa tarik menarik Coulomb. Beberapa kompleks mengalami
reaksi subtitusi dengan sangat cepat dan kompleks itu dikatakan labil (tidak mantap),
suatu contoh adalah (Day dan Underwood, 1986) :
Cu(H2O)42++ 4NH3 Cu(NH3)4
2++ 4 H2O
Reaksi mudah berjalan ke kanan dengan penambahan amonia kepada kompleks
air, penambahan asam kuat yang menetralkan amonia menggeser kesetimbangan
dengan cepat kembali ke kompleks airnya (Day dan Underwood, 1986).
Kompleks dibentuk oleh reaksi suatu ion logam, suatu kation, dengan suatu
anion atau molekul netral. Ion logam dalam kompleks itu disebut atom pusat
dan gugus yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Banyaknya ikatan yang
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
6/21
dibentuk oleh atom logam pusat disebut bilangan koordinasi logam itu
(Day dan Underwood, 1986).
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom
atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing-masingnya
dapat dihuni satu ligan (monodentat). Susunan logam-logam sekitar ion pusat adalah
simetris. Jadi, suatu kompleks dengan satu atom pusat dengan bilangan koordinasi 6,
terdiri dari ion pusat, dipusat suatu oktahedron, sedang keenam ligannya menempati
ruang-ruang yang dinyatakan oleh sudut-sudut oktahedron itu. Bilangan koordinasi 4
biasanya menunjukkan suatu susunan simetris yang berbentuk tetrahedron, meskipun
susunan yang datar atau hampir datar, dimana ion pusat berada dipusat suatu
bujursangkar dan keempat ion menempati keempat sudut bujursangkar itu
(Svehla, 1985).
Ligan monodentateadalah salah satu yang melekat ke atom logam oleh ikatan
dari hanya satu atom (donor atom) ligan. Ligan seperti F -, Cl-, O2-, PR3, H2O, CH3
-,
OR-, dan CO adalah monodentate. Ligan monodentate tersebut sering bertindak
sebagai jembatan antara dua atau lebih atom-atom logam. Contohnya kompleks
Fe2(CO)2, Au2Cl6, dan Cr2(OH)2(H2O)84+
yang melibatkan jembatan ligan CO, Cl-,
OH-, dan lain-lain (Jolly, 1976).
Dalam teori medan kristal, senyawa kompleks dipandang sebagai satu molekul
tunggal yang terisolasi. Dalam molekul kompleks tersebut, elektron-elektron atom
logam pusat, khususnya yang beredar dalam orbital d yang belum terisi penuh,
dipengaruhi oleh medan elektrostatik yang dibangkitkan oleh ligan-ligan
disekitarnya. Meskipun penerapan teori medan kristal dapat dikenakan pada senyawa
kompleks dimana degenerasi orbital f dianggap dipengaruhi oleh medan ligan,
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
7/21
namun keberhasilan terbesar dan penerapan terluas dari teori ini telah dicapai untuk
senyawa kompleks yang elektron sebelah luarnya bergerak dalam orbital d
(Day dan Selbin, 1993).
Dalam ion bebas, elektron d akan memiliki kemungkinan sama mengenai
kehadirannya dalam salah satu dari lima orbital d dimana saja, karena semuanya
setara. Namun, orbital-orbital d tidak semuanya setara. Beberapa terkonsentrasi
dalam daerah ruang lebih dekat ke ion-ion negatif daripada yang lain, dan elektron
jelas akan lebih menyukai berada dalam orbital, dimana elektron berada sejauh
mungkin dari muatan negatif (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Elektron d dari ion logam jelas akan lebih suka untuk menempati kumpulan
orbital t2g daripada kumpulan eg. Itu karena tingkat energi egterletak di atas tingkat
energi t2g. Susunan oktahedral dari ligan negatif di sekitar ion logam sebidang
dengan energi orbital d dari atom logam sebagai fungsi dari distribusi enam serangan
yang negatif di kulit sekitar atom (Jolly, 1991).
Kekurangan teori medan kristal pada dasarnya adalah karena teori ini tidak
menyinggung efek ikatan kovalen. Dengan begitu kita bisa memodifikasi tanpa harus
mengambil-alih model yang secara eksplisit menggunakan ikatan kovalen. Metode
yang biasanya digunakan untuk memodifikasi teori medan kristal agar mampu
menjelaskan paling tidak sebagian efek tumpang-tindih orbital adalah dengan jalan
mengijinkan semua parameter antaraksi antar elektron menjadi variabel daripada
menganggapnya sebagai tetap dan sama nilainya dengan parameter-parameter yang
dimiliki oleh ion logam bebas. Jika orbital betul-betul mengalami tumpang-tindih
maka pastilah elektron-elektron atom pusat tidak hanya dipengaruhi oleh medan
elektrostatik dari muatan atau dwikutub ligan (Day dan Selbin, 1993).
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
8/21
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan
CuSO40,1 M, larutan NH4OH 1 M, akuades, kertas label, sabun cair, dan tissue roll.
3.2 Alat percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu gelas kimia 100 mL, gelas
kimia 250 mL, spektronik 20D+, labu ukur 50 mL, pipet skala 10 mL, sikat tabung,
pipet volume 10mL, bulb, labu semprot, batang pengaduk, sendok tanduk, dan kuvet.
3.3Prosedur Percobaan3.3.1Pembuatan Larutan Ion Logam Cu2+0,02 M Dalam Pelarut Air
Labu ukur 50 mL disediakan. Sebelum dipakai, dicuci terlebih dahulu dan
dibilas dengan akuades. Selanjutnya bulb dipasang pada pipet skala 10 mL. Pipet
skala dibilas terlebih dahulu dengan larutan ion logam Cu2+sebelum dipakai. Setelah
itu, larutan ion logam Cu2+ 0,1 M dipipet sebanyak 10 mL ke dalam labu ukur
50 mL. Diencerkan sampai tanda garis dan dihomogenkan. Diamati absorbansinya
dengan menggunakan spektronik 20D+ pada rentang panjang gelombang
460-520 nm dengan interval 20 nm. Digunakan air sebagai blanko.
3.3.2Pembuatan Larutan Ion Logam Cu2+0,02 M Dalam Campuran 1 : 1 Airdan NH4OH 1 M
Labu ukur 50 mL disediakan. Sebelum dipakai, dicuci terlebih dahulu dan
dibilas dengan akuades. Selanjutnya bulb dipasang pada pipet skala 10 mL. Pipet
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
9/21
skala dibilas terlebih dahulu dengan larutan ion logam Cu2+sebelum dipakai. Setelah
itu, larutan ion logam Cu2+0,1 M dipindahkan sebanyak 10 mL ke dalam labu ukur
50 mL. Lalu, ditambahkan 25 mL larutan NH4OH 1 M. Diencerkan dengan akuades
sampai tanda batas dan dihomogenkan. Diamati absorbansi (A) dengan
menggunakan spektronik 20D+ pada rentang panjang gelombang 560-640 nm
dengan interval 20 nm. Digunakan air sebagai blanko.
3.3.3Pembuatan Larutan Ion Logam Cu2+0,02 M Dalam Campuran 3 : 1 AirDan NH4OH 1 M
Labu ukur 50 mL disediakan. Sebelum dipakai, dicuci terlebih dahulu dan
dibilas dengan akuades. Selanjutnya bulb dipasang pada pipet skala 10 mL. Pipet
skala dibilas terlebih dahulu dengan larutan ion logam Cu2+sebelum dipakai. Setelah
itu, larutan ion logam Cu2+0,1 M dipindahkan sebanyak 10 mL ke dalam labu ukur
50 mL. Lalu, ditambahkan 12,5 mL larutan NH4OH 1 M. Diencerkan dengan
akuades sampai tanda batas dan dihomogenkan. Diamati absorbansi (A) dengan
menggunakan spektronik 20D+ pada rentang panjang gelombang 560-640 nm
dengan interval 20 nm. Digunakan air sebagai blanko.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
10/21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Dari percobaan yang dilakukan dengan menggunakan Spektronik 20D+ maka
diperoleh data sebagai berikut :
Pengukuran pada larutan ion logam Cu2+
dalam pelarut
Air Air-NH4OH 1:1 Air-NH4OH 3:1
(nm) Absorbansi (nm) Absorbansi (nm) Absorbansi
460
480
500
520
-0,034
-0,032
-0,044
-0,046
560
580
600
620
640
0,860
0,965
1,010
1,005
0,965
560
580
600
640
0,766
0,875
0,920
0,830
4.1 Tabel Data Pengamatan
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam percobaan ini adalah :
[
CuSO4 Cu2+
+ SO42-
NH4OH NH3 + H2O
Cu2+
+ SO42-
+ 4H2O [Cu(H2O)4]SO4
Cu2+
+ SO42-
+ 3H2O + NH3 [Cu(NH3)(H2O)3]SO4
Cu2+
+ SO42-
+ 2H2O + 2NH3 [Cu(NH3)2(H2O)2]SO4
Cu2+
+ SO42-
+ H2O + 3NH3 [Cu(NH3)(H2O)3]SO4
Cu2+
+ SO42-
+ 4NH3 [Cu(NH3)4]SO4
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
11/21
Di bawah ini merupakan grafik hubungan antara panjang gelombang () dan
absorbansi (A) :
4.2 Grafik hubungan panjang gelombang () dan absorbansi (A)
larutan ion logam Cu2+
0,02 M dalam Pelarut Air
4.3 Grafik hubungan panjang gelombang () dan absorbansi (A) larutan
ion logam Cu2+
0,02 M dalam campuran 1 : 1 air dan NH4OH 1 M
4.4 Grafik hubungan panjang gelombang () dan absorbansi (A) larutan
ion logam Cu2+
0,02 M dalam campuran 3 : 1 air dan NH4OH 1 M
-0.05
-0.04
-0.03
-0.02
-0.01
0
440 460 480 500 520 540
Absorban
Panjang Gelombang () nm
0.85
0.9
0.95
1
1.05
540 560 580 600 620 640 660
Absorban
Panjang Gelombang () nm
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
540 560 580 600 620 640 660
Absorban
Panjang Gelombang () nm
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
12/21
Pengukuran larutan ion logam Cu2+ dalam pelarut air, panjang gelombang
maksimum yang diperoleh yaitu pada 480 nm, yang memperoleh absorbansi [-0,032.
Pada panjang gelombang 460 nm memperoleh absorbansi -0,032, pada panjang
gelombang 500 nm, memperoleh absorbansi -0,044, serta pada panjang gelombang
520 nm, memperoleh absorbansi -0,046.
Pengukuran larutan ion logam Cu2+ dalam campuran 1:1 antara air dan
NH4OH 0,1 M, panjang gelombang maksimum yang diperoleh yaitu pada 600 [nm
yang memperoleh absobansi 1,010. Pada panjang gelombang 560 nm, memperoleh
absorbansi 0,860, pada panjang gelombang 580 nm, memperoleh absorbansi 0,965,
[
pada panjang gelombang 620 nm, memperoleh absorbansi 1,005, serta pada panjang
gelombang 640 nm, memperoleh absorbansi 0,965.
Pengukuran larutan ion logam Cu2+ dalam campuran 3:1 antara air dan
NH4OH 0,1 M, panjang gelombang maksimum yang diperoleh yaitu pada 600 nm,
yang memperoleh absobansi 0,920. Pada panjang gelombang 560 nm, memperoleh
absorbansi 0,766, pada panjang gelombang 580 nm, memperoleh absorbansi 0,875,
serta pada panjang gelombang 640 nm, memperoleh absorbansi 0,830.
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan panjang gelombang ()
maksimum dari larutan ion logam Cu2+
0,02 M dalam pelarut air, campuran 1:1
antara air dan NH4OH 1 M, dan campuran 3:1 antara air dan NH4OH 1 M dengan
menggunakan spektrofotometer dan juga untuk membandingkan kuat medan [antara
ligan amin dengan air dari ketiga larutan yang telah dibuat dengan melihat panjang
gelombang maksimumnya. Digunakan tiga perbandingan larutan, ini bertujuan
untuk melihat pengaruh penambahan pelarut amin terhadap panjang gelombang
maksimum yang dapat diserap oleh senyawa yang terbentuk.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
13/21
Untuk melihat hubungan panjang gelombang dan kuat medan ligan kita dapat
mengacu pada persamaan energi. Panjang gelombang berhubungan dengan energi
pada persamaan E = h..c atau E = h.v, dimana E adalah energi, hadalah tetapan
Planck, adalah panjanggelombang, c adalah kecepatan cahaya, dan v = frekuensi.
Semakin pendek panjang gelombang maksimum yang diperoleh, makin kecil energi
yang diserap, yang berarti bahwa makin besar kuat medan ligan pada ion pusat.
Berdasarkan teori, panjang gelombang larutan ion logam Cu2+ 0,02 M dalam
pelarut air lebih kecil dibandingkan dengan larutan Cu2+0,02 M dalam campuran 1:1
antara air dengan NH4OH 1 M dan larutan ion logam Cu2+0,02 M dalam campuran
3:1 antara air dengan NH4OH 1 M, dapat dilihat dari nilai absorbansi yang
dihasilkan, pertambahan panjang gelombang berbanding lurus dengan pertambahan
nilai absorbansi sampai pada titik maksimum, setelah itu nilai absorbansi akan
menurun. Namun, dalam percobaan yang telah dilakukan terdapat kesalahan.
Pada penentuan panjang gelombang maksimum menggunakan alat spektrofotometer,
ion logam Cu2+0,02 M dalam pelarut air menunjukkan nilai negatif pada absorbansi,
tetapi panjang gelombang maksimumnya dapat diketahui. Hasil negatif pada
absorbansi mungkin disebabkan oleh dua faktor. Pertama, kesalahan pada saat
pengerjaan, seperti pemipetan yang kurang akurat sehingga kadar total ion logam
Cu2+
dalam pelarut air yang rendah terbaca. Kedua, penyimpangan instrumental
(karena polikromatis dan radiasi baur). Lampu baur adalah hasil dari hamburan dan
refleksi dari permukaan kisi, lensa cermin bijih, filter, dan jendela. Lampu ini sering
memiliki panjang gelombang yang berbeda dari radiasi utama untuk absorbansi dan
mungkin tidak melewati sampel.
Pengukuran absorbansi ketiga larutan tersebut menggunakan alat spektronik
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
14/21
20D+, dengan rentang panjang gelombang untuk larutan ion logam Cu2+ 0,02 M
dalam pelarut air adalah 460-520 nm, larutan ion logam Cu2+ 0,02 M dalam
campuran 1:1 antara air dengan NH4OH 1 M adalah 560-640 nm dan larutan ion
logam Cu2+
0,02 M dalam campuran 3:1 antara air dengan NH4OH 1 M adalah
560-640 nm. Absorbansi tiap larutan diukur dengan menaikkan panjang
gelombangnnya (interval panjang gelombang) sebesar 20 nm. Serapan maksimum
yang dapat dideteksi dari ketiga larutan pada suatu panjang gelombang,
menunjukkan panjang gelombang maksimumnya.
4.2 Perbandingan Kuat Medan Antara Ligan Amin dan Air
Menurut teori menyatakan bahwa medan ligan amin lebih kuat dibandingkan
dengan kuat medan ligan air. Karena semakin tinggi panjang gelombang maksimum
maka semakin kecil kekuatan medan ligan tersebut. Pengecilan panjang gelombang
ini disebabkan oleh tarikan elektrostatik antara ion logam bermuatan positif dan
muatan negatif dari ligan. Apabila ligan adalah suatu molekul netral, maka ujung
negatif dari dipol tertarik ke arah ion positif pusat.
Dari percobaan yang dilakukan, data yang diperoleh menunjukkan bahwa ligan
yang paling rendah kuat medannya, yaitu yang panjang gelombang maksimumnya
paling tinggi, ialah pada larutan ion logam Cu2+
pelarut campuran dengan
perbandingan 3:1, dengan ion kompleks [Cu(NH3)(H2O)3]2+ kemudian pada larutan
ion logam Cu2+pada pelarut campuran air dan amin dengan perbandingan 1:1 dengan
ion kompleks berupa [Cu(NH3)2(H2O)2]2+dan yang paling kuat medannya ialah pada
larutan ion logam Cu2+
pelarut air, dengan ion kompleks [Cu(H2O)4]2+
.
Data ini tidak sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa dengan
penambahan ligan amin, panjang gelombangnya semakin kecil, maka energi yang
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
15/21
diserap semakin besar, berarti kuat medan ligannya semakin besar. Rumus yang
menggambarkan hubungan panjang gelombang dengan energi ditunjukkan pada
persamaan E=h..c, dimana E adalah energi, h adalah tetapan Planck, adalah
panjang gelombang, dan c adalah kecepatan cahaya. Semakin pendek panjang
gelombang maksimum yang diperoleh, makin kecil energi yang diserap, berarti
makin besar kuat medan ligan pada ion pusat. Oleh karena itu, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kuat medan ligan amin lebih besar dari ligan air. Hal ini berbeda
dengan hasil yang didapatkan saat percobaan di laboratorium.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
16/21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulakan bahwa :
1. Panjang gelombang maksimum larutan ion logam Cu2+ 0,02 M dalam pelarutair adalah 480 nm, larutan ion logam Cu2+ 0,02 M dalam campuran 1:1
antara air dan NH4OH 1 M adalah 600 nm, serta larutan ion logam Cu2+
0,02
M dalam campuran 3:1 antara air dan NH4OH 1 M adalah 600 nm.
2. Kuat medan ligan amin lebih kecil daripada kuat medan ligan air. Hal initidak sesuai dengan teori.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Percobaan
Sebaiknya tidak hanya ligan amin dan air yang digunakan, tetapi juga ligan
lain sebagai pembanding.
5.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Alat pengukur absorbansi sebaiknya diperiksa terlebih dahulu sebelum
praktikum dimulai, apakah itu masih layak pakai atau tidak.
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
17/21
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F.A., dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, UniversitasIndonesia, Jakarta.
Day, M.C., dan Selbin, J., 1993, Kimia Anorganik Teori, diterjemahkan oleh Drs.
Wisnu Susetyo, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Day, R.A., dan Underwood, A.L., 1986, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima,
diterjemahkan oleh Alyosius Hadyana Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta.
Hussain, R.A., Badshah, A., dan Asma, M., 2010, Synthesis, Chemical
Characterization and Catalytic Activity of Transition Metal Complexes Having
Imine Based Nitrogen Donor Ligand,Journal of the Korean Chemical Society,54(1), 23-26, (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source
=web&cd=1&ved=0CC0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fjournal.kcsnet.or.kr%
2Fmain%2Fj_search%2Fj_download.htm%3Fcode%3DK100103&ei=d8cVU8
HTLovI0AGz2IGQDA&usg=AFQjCNE9_7y5eqJN-w2p_ilSM6H6FXMfkQ&
sig2=H-VXw7m6FNozGcMMoNE4AA&bvm=bv.62286460,d.dmQ, diakses
pada tanggal 5 Maret 2014 pukul 07.30 WITA).
Jolly, W.L., 1991, Modern Inorganic Chemistry Second Edition, McGraw-Hill, Inc,
California.
Jolly, W.L., 1976, The Principles Of Inorganic Chemistry, McGraw-Hill, Inc,California.
Svehla, G., 1985, Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Makro dan Semimikro,
diterjemahkan oleh Setiono, L., dan Pudjaatmaka, H.A., 1990, PT. Kalman
Media Pustaka, Jakarta.
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&sourcehttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
18/21
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 6 Maret 2014
Asisten Praktikan
Muh. Hasriandy Resky Dwi Cahyati
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
19/21
Lampiran I
Bagan Kerja
1.Pembuatan Larutan Ion Logam Cu
2+
0,02M dalam Pelarut Air
Dipipet 10 mL larutan ion logam Cu2+0,1 M Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL Diencerkan dengan akuades sampai tanda batas Dihomogenkan Diukur absorbannya dengan menggunakan spektrotonik 20D+ pada
rentang panjang gelombang 460-520 nm.
2. Pembuatan larutan ion logamCu2+ 0,02 M dalam campuran 1:1 antara airdan NH4OH 1M
Dipipet 10 mL larutan ion logam Cu2+0,1 M Dipindahkan ke dalam labu ukur 50 mL Ditambahkan 25 mL NH4OH 1M Diencerkan dengan akuades sampai tanda batas Dihomogenkan Diukur absorbannya dengan menggunakan spektrotonik 20D+pada
rentang panjang gelombang 560-640 nm.
Cu +0,1M
Hasil
Cu2+
0,1M
Hasil
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
20/21
3. Pembuatan larutan ion logamCu2+ 0,02 M dalam campuran 3:1 antara airdan NH4OH 1M
Dipipet 10 mL larutan ion logam Cu2+0,1 M Dipindahkan ke dalam labu ukur 50 mL Ditambahkan 12,5 mL NH4OH 1M Diencerkan dengan air sampai tanda batas Dihomogenkan Diukur absorbannya dengan menggunakan spektrotonik 20D+ pada
rentang panjang gelombang 560-640 nm.
Cu +0,1M
Hasil
7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR
21/21
Lampiran II
Gambar Hasil Percobaan
Gambar 1. Dari kiri ke kanan, hasil pengenceran larutan ion logam Cu 0,1
M dengan pelarut air, hasil pengenceran larutan Cu2++ NH4OH 1M dengan
air yang perbandingannya 1:1 antara air dan NH4OH 0,1M, hasil
pengenceran larutan Cu2+
+ NH4OH 1M dengan air yang perbandingannya
3:1 antara air dan NH4OH 0,1M