anorganik 2

Embed Size (px)

Citation preview

KIMIA ANORGANIK II (KIMIA KOORDINSI) DESKRIPSI :Matakuliahkimiaanorganikinimempelajarisifatsifat logamtransisi,teoriteorikimiakoordinasi,stabilitas, kinetikadanmekanismereaksisertapembuatansenyawa koordinasi. TUJUAN INSRUKSIONAL UMUM : Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan mampu memahamisifatsifat,reaksireaksi,stabilitas,kinetika danmekanismereaksisertapembuatansenyawa koordinasi. Kode mata kuliah: DIB 212 Bobot sks: 3(3 0) Diberikan pada : semester IV Waktu pertemuan: 15 x 3 x 50 menit Prasyarat: Kimia anorganik I TEKNIK EVALUASI : 1. Tugas atau pekerjaan rumah 2. Kuis 3. Diskusi 4. Ujian tengah semester 5. Ujian akhir semesterSKOR NILAI : 1. Tugas/diskusi/kuis: 15% 2. Ujian tengah semester: 40% 3. Ujian akhir semester: 45% SISTEM PENILAIAN : Patokan acuan pokok (PAP) MATERI : 1. Pendahuluan 2. Kimia logam transisi 3. Tatanama 4. Teori teori kimia koordinasi 5. Stereokimia6. Stabilitas senyawa koordinasi7. Kinetika dan mekanisme reaksi 8. Pembuatan senyawa koordinasiDAFTAR PUSTAKA : 1. Lee, J.D.1994 Concise Inorganic Chemistry. 4th ed. Chapman & Hall 2. Porterfield, W.W. 1993, Inorganic Chemistry. A unified approach. 2nd ed. academic press, Inc. 3. Jolly, W.L. 1993. Inorganic Chemistry. 3rd ed. Mc.Graw-Hill, inc 4. Shriver, D.F. P.W. Atkins, and C.H. Langford. 1996. Inorganic Chemistry. 2nd ed., Oxford University Press. 5.Miessler, G.L. and D.A. Tarr, 1991, Inorganic Chemistry. Prentice Hall International, Inc. 6.Day, M.C. and J. Selbin. 1987. Terjemahan Johanes, H.,Kimia Anorganik Teori. Gadjah Mada University Press. 7.Huheey,J.E. 1983. Inorganic Chemistry.Principles of Structure and Reactivity. 3rded. Harper International Edition, Harper & Row, Publisher. 8.Chang, R. Chemistry. 5th ed. Mc.Graw-hill, Inc PERTEMUAN KE I BAB 1 PENDAHUKUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Setelah mengikuti pokok bahasan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan macam macam ligan beserta nama-namanya dengan lengkap. 1.1 PENGERTIAN : Pemahaman struktur dan perilaku senyawa kimia anorganik berkembang pesat setelah diketemukannya elektron (1897) yang kemudian dikembangkan teori elektron Valensi (1916 1920) (tev). Dengan tev dapat ditentukan rumus senyawa yang sederhana, tetapi tidak untuk senyawa yag kompleks. Garam rangkap dapat dibedakan dengan garam kompleks. contoh :garam rangkap : KNaSO4, CaOCl2,garam kompleks: Senyawa kompleks yang pertama diketemukan ialah kobalamin klorida, CoCl3.6NH3 oleh Tassaert (1798). senyawa itu mudah dibuat dan berwarna (tabel 1.1). jika dilarutkan dalam air tidak akan melepaskan NH3, bila ditambah larutan AgNO3 dapat diendapkan macam macam kloridanya,

K3 Fe(Cn)6 , Co(NH3)5Cl Cl2yaitu dari SENYAWAWARNACl- YG. DIENDAPK. RUMUS SENYAWA KOMPLEKS CoCl3.6NH3 CoCl3.5NH3 CoCl3.4NH3 CoCl3.4NH3 IrCl3.6NH3 IrCl3.3NH3 PtCl2.2NH3 kuning unguhijau unguputihkuning hijau 3 2 1 1 3 0 0 [Co(NH3)6]Cl3 [Co(NH3)5Cl]Cl2 trans[Co(NH3)4Cl2]Cl Cis-[Co(NH3)4Cl2]Cl [Ir(NH3)6] Cl3 [Ir(NH3)3 Cl3] [Pt(NH3)4][PtCl4] Tabel 1.1 Beberapa kompleks amin logam transisi CoCl3.6NH33Cl-, dari CoCl3.5NH32Cl-, dari CoCL3.NH3 1 Cl-.PtCl2.2NH3 PtCl2.2NH3 krem krem 0 0 Sis-[Pt(NH3)2Cl] Trans[Pt(NH3)2Cl2] Dari tabel didapat dua jenis Cl- yang terikat.

Blomstrand (1869) menyatakan bahwa kompleks amin adalah senyawa yang strukturnya seperti rantai pada hidrokarbon. Blomstrand dan Jorgenson (1878) menggambarkan kobalamin klorida ssb: Co - NH3 - NH3 - NH3 - NH3 - ClNH3-ClNH3-Cl(1) CoCl3.6NH3Co - NH3 - NH3 - NH3 - NH3 - ClClNH3 - Cl(2) CoCl3.5NH3Co - NH3 - NH3 - NH3 - NH3 - ClClCl(3) CoCl3.4NH3Co - NH3 - NH3 - NH3 - ClClCl(4) CoCl3.3NH3Dalam struktur itu dapat dibedakan dua jenis klorida, yaitu: a. Yang terikat langsung pada atom logamb. Yang terikat pada molekul amin Menurut mereka klorida yang terikat pada logam tidak dapat diendapkan.Alfred Werner (1893) dengan teori koordinasinya mengatakan : Hampir semua unsur mengandung dua jenis valensi,yaitu valensi pertama atau bilok dan valensi kedua atau B.K. Untuk senyawa kobalamin klorida : Bilok Co = +3 atau III dan B.K.nya = 6. Bagian yang terdapat dalam kurung siku (lingkungan koordinasi) tidak akan berdisosiasi dalam larutan, sedang Cl- yang terdapat - di luar kurung siku terendapkan oleh AgNO3. Ketiga senyawa [Co(NH3)6]Cl3, [Co(NH3)5Cl]Cl2 dan [Co(NH3)4Cl2]Cl masing masing digambarkan oleh Werner seperti pada (5), (6), dan (7) : NH3NH3H3NCl ClNH3H3NNH3Co(5)Cl= BKNH3ClH3NClClCoNH3NH3NH3(6)= bilokClH3NNH3ClCoNH3ClNH3(7)Terbentuknya senyawa koordinasi adalah menurut teori asambasa Lewis:Ikatan yang terjadi antara ion logam dan atom donor pada ligan didalam senyawa koordinasi adalah ikatan kovalen koordinat dan banyaknya ligan yang terikat pada ion logam disebut bilangan koordinasi. 1.2LIGAN Adalah ion atau molekul yang terikat atau terkoordinasi secara langsung kepada ion logam.A+ + :B[A : B]+ASAM BASA GARAMMn+ + :L[M : L]n+ION LOGAM LIGAN SENY. KOORD.Didalam ligan terdapat satu atau lebih atom donor, yaitu atom yang mempunyai pasangan elektron bebas (peb) yang dapat berikatan dengan ion logam membentuk ikatan kovalen koordinat.Pembagian ligan adalah sebagai berikut : a. Ditinjau dari peb : 1. Ligan aslipeb-nya hanya pada atom donor : 2. Ligan semi peb dalam atom donor dan peb karena kelebihan elektron : H2N - CH2 - CH2 - NH2CH3 - CO - CH = C - O-CH3 3.Ligan semupeb-nya karena kelebihanelektron : b. Ditinjau dari muatan : 1. Ligan negatif :2. Ligan netral : 3. Ligan positif : c. Ditinjau dari jumlah atom donor : 1. Ligan motodentat (mempunyai 1 atom donor) : 2. Ligan polidentat (mempunyai lebih dari 1 atom donor):

-OOC - COO-CN-,Cl-NH3NH3+H2N -Br-, H2OH2N - CH2 - CH2 - NH2PERTEMUAN KE-2 BAB II KIMIA LOGAM TRANSISI TUJUAN INSTRUSIONAL KHUSUS : Setelah mengikuti pokok bahasan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menguraikan sifat sifat logam transisi dengan rinci. 2.1 SIFAT SIFAT LOGAM TRANSISI : Logam transisi memiliki orbital d yang belum terisi penuh, kecuali gol. IIB (Zn, Cd, Hg) berisi sepuluh elektron (penuh). Akibat dari sini maka akan memberikan senyawa berwarna, paramagnetik, aktifitas, katalitis, cenderung - membentuk senyawa koordinasi. Untuk unsur transisi deret pertama dari Sc ke Cu, nomor atomnya bertambah tetapi elektronnya ditambahkan pada orbital 3d sebelum dalam. Sifat unsur transisi lainnya ialah :kerapatan yang tinggi, T.L. dan T.D. yang tinggi, panas penggabungan dan panas penguapan yang tinggi dibandingkan dengan unsur golongan IA dan IIA. Sifat khas dari logam transisi adalah mempunyai bilok yang berbeda beda. Bilok yang paling stabil adalah +3 untuk unsur yang paling kiri dan +2 untuk unsur yang paling kanan.2.2 IKATAN KOVALEN Beda ikatan kovalen dan ikatan ionik : Ikatan kovalen : 1. Unsur E.N. E.N. 2. E.V. Dipakai bersama untuk berikatan3. Ada peb pada atom donor 4. Contoh : N2

Ikatan ionik : 1. Unsur E.P. E.N. 2. Kedua unsur mempunyai muatan berlawanan 3. Tidak ada peb 4. Contoh : NaCl Teori oktet Lewis berguna untuk menerangkan ikatan dalam semua senyawa unsur non-transisi, yang didasarkan pada stabilitas kulit valensi yang mengandung 8 elektron (s2p6)PERTEMUAN KE-3 BAB III TATA NAMA TUJUAN INSTRUSIONAK KHUSUS : Setelah mengikuti pokok bahasan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menyebutkan tata nama senyawa koordinasi dengan rinci.Tata nama senyawa koordinasi dipakai berdasarkan badan internasional yang disebut Internasional Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Badan ini diakui oleh hampir semua negara didunia, kecuali Rusia tidak menerima sistem ini. Rusia cukup dengan menuliskan rumusnya saja daripada menulis namanya.Sistem pemberian nama pada senyawa koordinasi kadang kadang cukup dengan nama sehari hari saja (nama trivial), misalnya : K4[Fe(CN)6] adalah kalium ferosianida. Kadang kadang diberi nama senyawa itu menurut orang yang menekuninya, misalnya garam reinecke, garam magnus hijau,[Pt(NH3)4][PtCl4]; garam zeiss, K[Pt(C2H4)Cl3]. Garis besar tata nama senyawa koordinasi, adalah : 1. Penandaan bilok dengan angka Romawi misal :(I), (0), (-II). 2. Urutan nama ionkation, lalu anion. Tiap ion satu kata. 3. Kompleks netral disebut dengan satu kata.NH4[Cr(NH3)2(NCS)4]; 4.Nama nama ligan : a. Ligan negatif berakhiran o, misal Cl-, kloro. b. Ligan positif berakhiran ium, misal H2N-NH3+, hidraziniumc. Ligan netral diberi nama seperti nama molekulnormalnya, kecuali NH3, amin; H2O, akua 5. Urutan susunan ligannegatif, netral, positif, untuk masing - masing disusun menurut abjad. 6. Nama nama ion kompleks Nama logam disebut setelah menyebut nama ligan. Kation kompleks dan kompleks netral nama logamnya tidak diberi akhiran. Anion kompleksnama logamnya berakhiran at. 7.Awalan pada nama ligan : a.Ligan sederhana jumlahnya dinyatakan dengan awalan bilangan di-, tri-, tetra-, penta-, dsb masing masing untuk dua, tiga, empat, lima, dsb. b.ligan kompleks/unik/ruwetjumlahya dinyatakan dengan bis-, tris-, tetrakis-, pentakis-, dsb. masing masing untuk dua, tiga, empat, lima, dsb. 8.Jembatan penghubung () untuk ligan yang. menghubungkan dua ion logam pada senyawa koordinasi polinuklir. TABEL 3.1 BEBERAPA CONTOH TATANAMA NO.RUMUSNAMA 1.LiFLitium flourida 2.[Co(NH3)6]Cl3 Heksaminkobal (III) klorida3.Na3[CoF6]Natrium heksafluorokobaltat(III) 4.[Co(NH3)3Cl3]Triklorotriaminkobal (III) 5.[Pt(NH3)2(NO2)2]Dinitrodiaminplatinum (II) 6.[Co(NH3)4(H2O)2]Cl3Tetramindiakuakobal(III) klorida NO.RUMUSNAMA 7[Cr(NH3)4(NO2)Br]ClBromonitrotetraminkrom (III) klorida 8.K2[PtCl4]Kalium tetrakloplatinat(II)9.K2[CuCl4]Kalium tetraklorokuprat(II) 10K[Au(OH)4]Kalium tetrahidroksoaurat (III) 11K3[Fe(CN)6]Kalium heksasianoferat(III) 12Na3[AgF4]Natrium tetrafluoroargentat(I) 13K3[Al(C2O4)3]Kalium tris(oksalato)aluminat(III) 14[Co(en)3]Cl3Tris(etilendiamin)kobal(III) klorida NORUMUSNAMA 15Ion -amindo--nitroktamindikobal (III)16Tri- -karbonilbis(trikarbonilferum)(III) 17-hidrokso-bis-{pentaminkrom(III)} klorida [(NH3)4Co Co(NH3)4]4+NO2NH2[(CO)3Fe(CO)3Fe(CO)3][NH3)5Cr-OH-Cr(NH3)5]ClNORUMUSNAMA 18Di--tiosianatoditiosianatobis(tripropilfosfin-diplatinum 19Di--etantiolatobis(trikarbonilferum)(III) NCSSCNP(C3H7)3Pt Pt(C3H7)3P SCNSCN[(CO)3Fe(SET)2Fe(CO)3]PERTEMUAN KE-4 BAB IV TEORI-TEORI KIMIA KOORDINASI TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti pokok bahasan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menunjukan teori teori kimia koordinasi secara lengkap.4.1Teori Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi (TPEKV) Konsep TPEKV adalah dasar untuk menentukan bentuk molekul dari unsur nontransisi secara mudah yang ditemukan oleh Sidgwick dan Powell (1940).Menurut mereka bentuk suatu molekul berhubungan dengan jumlah pasangan elektron pada kulit terluar atom pusatPasangan elektron dalam orbital itu saling bertolakan sehingga berorientasi sejauh mungkin baik untuk berikatan maupun tidak dipakai untuk berikatan. Dengan demikian bentuk molekul dan sudut ikatan dapat diperkirakan, seperti terlihat pada tabel 4.1. JML.PEB. DLM KULIT TERLUAR BENTUK MOLEKUL CONTOHSUDUT IKATAN 2LinearBeF21800 3Segitiga DatarBCl31200 4CaturtiraCH4109028 Tabel 4.1 Perkiraan bentuk molekul menurut teoriSidgwiek-Powel JML.PEB. DLM KULIT TERLUARBENTUK MOLEKUL CONTOHSUDUT IKATAN 5Trikona dwilimas PCl51800;1200;900 6AstrartaSF61800;900 7Pancakon dwilimas IF71800;900; 720 Bilangna Koordiansi Mangkus (BKM) ialah total dari jumlah. Ligan dan peb.Contoh : 1. H2OBKM = 4 : 0 mempunyai dua ligan (H) 0 mempunyai 2 peb 2. BF3 BKM = 3 :B mempunyai 3 ligan (F) B mempunyai 0 peb 3. CH4BKM = 4 :C mempunyai 4 ligan (H) C mempunyai 0 peb 4. NH3BKM = 4 :N mempunyai 3 ligan (H) N mempunyai 1 pebKestabilan suatu molekul berhubungan dengan BKM ini adalah menurut aturan berikut: Tolakan pasangan elektron (PE) - PE > tolakan PE pasangan ikatan (PI) > tolakan PI - PIPerkiraan teori TPEKV dari valensi langsung dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: BKMSUS.PE. DAN LIGAN JLM.LIG AN JLM PEB BENTUK MOLEKUL CONTOH 2Linear 20LinearBeCl2 3Segitiga3 2 0 1 SegitigaBentuk V NO3- NO2- 4Caturtira4 3 2 0 1 2 Caturtira Limas segitiga Bentuk V ClO4- H3O+ H2O 5Trikona Dwilimas 5 4 3 2 0 1 2 3 Trikona dwilimas Cat.Tak beraturanBentuk T Linear PCl5 SF4 ClF3 ICI2- BKMSUS.PE.DAN LIGAN JLM. LIGAN JLM.PEB BENTUK MOLEKUL CONTOH 6Astatira 6 5 4 0 1 2 Astatira Limas segiempat Bujur sangkar SF6 BrF5 ICI4- Teori TEPKV digunakan untuk meramalkan struktur molekul dan jumlah pasangan elektron dapat dihitung. JML.PE = {(JML. E.V. atom bebas) (bilok)} contoh: 1. BCl3JLM. E.V. =3; bilok = 3 JLM. PE =1/2(3-3)=0 2. H2OJLM. E.V. =6; bilok = 2 JLM. PE =1/2(6-2)=23. ICI2JML. E.V. =7; bilok = 1 JLM. PE = (7-1)=3 PERTEMUAN KE-5 4.2NOMOR ATOM MANGKUS (NAM) Yang pertama mengembangkan ikatan dalam senyawa koordinasi adalah Sidgwick yang meluaskan teori oktet Lewis. Ligan merupakan basaLewis yang dapat memberikan elektron kepada ion logam sebagai asam Lewis. Stabilitas suatu senyawa koordinasi dicapai jika konfigurasi elektron ion logamnya sama seperti konfigurasi gas mulia. Jumlah elektron pada ion logam ditambah elektron dari ligan disebut nomor atom mangkus (NAM). Contoh : Senyawa koodinasi dikatakan stabil bila mempunyai NAM = No. Atom gas mulia 4. Jadi jika aturan NAM tidak terpenuhi tetapi masih kekurangan atau kelebihan 4 elektron masih dikatakan stabil. Misal NAM Cr3+ dalam [Cr(NH3)6]3+ = 33; NAM Ni2+ dalam [Ni(NH3)6]2+ = 38; NAM Co2+ dalam [CoCl4]2- = 33. Jadi sama seperti No. atom Kr. NAM Co3+ dalam [Co(NO2)6]3- :No.atom Co= 27Elektron dalam ion Co3+ = 24Elektron dalam 6NO2 = 6 x 2= 12+jumlah364.3 TEORI IKATAN VALENSI Orbital terpenting yang turut dalam pembentukan ikatan kimia adalah orbital s dan orbital p. Bila dibentuk lebih dari 4 ikatan maka orbital d akan turut dalam pembentukan ikatan itu. Yang pertama sekali berhasil menerapkan teori ikatan valensi ialah Linus Pauling (1931). Ini berhubungan sekali dengan hibridisasi dan bentuk geometri bukan seyawa koordinasi. Contoh : Hibridisasi d2sp3, astatira pada [Cr(CO)6]; hibridisasi dsp3, trikona dwilimas pada [Fe(CO)5]; dan hibridisasi sp3, caturtira pada [Ni(CO)4]. Elektron 4s dalam keadaan dasar dari atom logam itu harus dipromosikan kepada orbital 3d sehingga akan berikatan dengan ligan yang masuk. Semua elektron dalam 3d ini dipaksakan untuk berpasangan. Diagram pembentukan molekulnya untuk [Cr(CO)6] adalah sbb. : Cr dalam keadaan dasar3d54s14p0Cr dalam keadaan tereksitasiCr dalam [Cr(CO)6]Elektron diberikan oleh enam molekul CoTIV selain dapat menentukan struktur senyawa koordinasi, juga dapat menjelaskan sifat-sifat magnet senyawa itu. Sifat magnet suatu senyawa : 1. Paramagnetik, yaitu tertarik oleh medan magnet karena adanya elektron yang tak berpasangan. 2. Diamagnetik, yaitu ditolak oleh medan magnet karenaelektronnya semua berpasangan. Momen magnetnya (s) dukur dg. timbangan magnet (Timbangan Gouy) dan dapat dihitung dg. rumus :s = s = Momen magnet; S = jumlah spin = n.s; n= Jumlah. elektron tak berpasangan4+ (+ 1) s S n n (+ 2)Contoh : 1. Untuk satu elektron S = 1 x = ; n = 1; s =1,73 MB atau s =2. Untuk dua elektronS = 2 x =1; n = 2; s = 2,83 MB atau s =n n ( + 2 ) 1( 1 + 2 ) 31,73 MBPERTEMUAN KE-6 4.4 TEORI MEDAN KRISTAL Teori medan kristal dikembangkan oleh Bethe (1929) dan Van Vleck (1932) bersamaan dengan teori ikatan Valensi Pauling. Kelima orbital d dalam ion logam bebas dalam bentuk gas adalah degenerasi. Jika berada dibawah pengaruh medan ligan maka orbital d itu akan mengalami pemecahan menjadi dua kelompok orbital yaitu orbital d dan orbital dc yang kedua orbital ini sifatnya non-degenerasi, tetapi masing-masing orbital itu tetap degenerasi. SENYAWA KOORDINASI ASTATIRA Di bawah pengaruh medan ligan astatira, orbital d akan pecah menjadi orbital dc dan d yang berbeda energinya sebesar Aa atau 10Dq. Energi dc < energi d, karenanya elektron akan memasuki dc dulu. Energi dc adalah 0,4Aa tau 4Dq, energi d adalah +0,6Aa atau +6Dq

Aa Aa Aa d dc +0,6-0,4Ion logam bebasIon logam Dalam medan liganEDalam kompleks [Ti(H2O)6]3+, Ti3+ mempunyai 1 e- dalam orbital d dan akan mengisi dc yang rendah energinya. Elektron tunggal ini menempati Tk. energi 0,4A dari orbital d dan karenaya akan stabil. EPMknya adalah = 0,4 x 243 kJ.Mol-1 = 97 Kj.Mol-1. Ligan disusun menurut deret spektrokimia sbb : Besarnya Aa bertambah dengan :1. Bertambahnya muatan ion logam2. Bertambahnya nomor atom I- < Br- < Cl- < NO3- < F- < OH- < H2O dan OX < EDTA < NH3 dan PY < EN < DIPY < O-PHEN energi d elektron akan mengisi dulu d. Susunan medan ligannya dan dj adalah 0,6 Ac adalah d1-4 dc1-6. Jadi dc adalah +0,4Ac. Kalau dibandingkan antara caurtira dengan astatira maka besarnya medan ligan hanya 2/3nya dan pemecahannya pun akan berkurang sebesar 2/3 pula. Jadi Ac = 4/9 Aa Perbandingan EPMK dalam kedua lingkungan As. Dan Ca. Adalah sbb : Untuk d1d1dc0Ac = -0,6; Ac = 4/9 Aa = 0,27Aa m.lemah = -0,4; m.kuat = -0,4.Kehilangan EPMK bila terbentuk kompleks caturtira dan tidak terbentuk astatira = 0,4 Aa 0,27 Aa = 0,13 Aa. Untuk d4 d2dc2 Ac = -1,2 + 0,8 = -0,4; Ac = 4/9 Aa = 0,18; Aa m.lemah = -0,6; Aa m.kuat = -1,6. Kehilangan EPMK bila terbentuk kompleks caturtirta dan tidak terbentuk astatira = 0,6 Aa 0,18 Aa = 0,42 Aa.SUSUNAN ELEKTRON DLM CATURTIRA dnKONF. MED. LEMAHKONF. MEDAN. KUAT d1d1dc0distrosi d1dc0distrosi d2 d2dc0simetris d2dc0simetris d3 d2dc1hampir sim.d3dc0hampir sim. d4 d2dc2hampir sim.d4dc0simetris d5 d2dc3 simetris d4dc1hampir sim d6 d3dc3hampir sim. d4dc2hampir sim d7 d4dc3simetris d4dc3simetris d8 d4dc4hampir sim. d4dc4hampir sim d9 d4dc5hampir sim.d4dc5hampir sim d10 d4dc6simetris d4dc6simetris PERTUKARAN ENERGI Energi suatu elektron dalam. orbital bergantung kepada : gaya tarik muatan inti, elektrostatik antar elektron, dan interaksi antara elektron dg. elektron atau pertukaran energi (PE). Jadi PE itu adalah fungsi dari jumlah. pasangan elektron dg. spin paralel : PE = K x P K adalah tetapan; P adalah jumlah. pasangan elektron paralel.P =n(n-1)2n adalah jml. spin paralel1,2,3,4,5,6,7P = 0,1,3,6,10,15,21. Contoh stabilitas karena pertukaran energi ialah Cu pada keadaan dasar. PE dari konfigurasi yang nyata 3d104s1 ialah 20K, yaitu 2 kelompok dari 5 elektron yg. paralel dlm. orbital d (5 dan 5 ). Kalau konfigurasinya 3d94s2 maka PE = 16K (5 dan 5 ). Kalau konfigurasinya 3d 9 4s2 maka PE = 16 k (5dan 4) Jadi dg. konf. 3d94s2 terjadi kehilangan energi sebanyak 20K 16K = 4K karena terjadinya pepindahan elektron dari orbital 3d ke orbital 4s.4.5 TEORI MEDAN LIGANTingkatan energi orbital p dan d dalam atom bebas atau jika berada dibawah medan listrik yang setangkup adalah sama (degenerasi), tetapi dibawah medan listrik -yang tidak setangkup maka tingkatan energinya tidak sama (non degenerasi). Ini berarti bahwa orbital p dan d itu akan terpecah (splitting) dengan urutan energi yang menurun: Pemecahan orbital p dan d dalam orbital linear LLMPx,PyPZPdz2dxz,dyzdxy,dx2-y2dPERTEMUAN KE-8 4.6 TEORI ORBITL MOLEKUL (TOM) TOM menunjukkan terjadinya pembagian elektron dalam molekul, mula mula ditentukan kedudukan inti atom kemudian ditentukan orbital-orbital yang mengelilingi inti atom tsb. Karena tidak mudah membayangkan orbital yang merupakan sebagian dari molekul itu maka diadakan pendekatan yang disebut kombinasi linier orbital atom, KLOA. Dg. cara ini maka diperkirakan orbital molekul suatu molekul mirip dg. orbital atom yang menyusun molekul tersebut. Maka dari bentuk orbital atom tsb. dapat digambarkan bentuk orbital molekulnya. Pada KLOA dari dua orbital s terjadilah 2 orbital molekul, yaitu 1 orbital molekul yang terjadi karena penambahan orbital atom yang Bertumpangsuh dan I orbital molekul yang terjadi karena pengurangan : Untuk orbital p juga akan terjadi adanya ikatan dan anti ikatan : X Y+ X YEnergiOAOAX YikatanOMDari gambar tsb terlihat bahwa orbital molekul karena penambahan bagian orbital atom mempunyai energi yang < orbital asalnya, sedang yang terjadi karena pengurangan mempunyai energi yang > orbital asalnya. Ikatan dan anti ikatan untuk orbital s dan px diberi tanda masing-masing o dan o*, sedang penggabungan py dan pz masing-masing menghasilkan t ikatan dan t* anti ikatan. Menurut tingkat energinya maka urutan orbital molekul adalah : o1s < o*1s < o2s < o*2s < o2px < t2py = t*2pz < t*2py = t*2pz < o*2px

DIAGRAM ORBITAL MOLEKUL DUA ATOM YG SAMA Misal : molekul H2

Untuk atom H yg. terpisah elektronnya terdapat dalam orbital 1s, tetapi dalam molekul H2 kedua elektron dari -2 atom H akan terdapat dalam ikatan orbital molekul yg. energinya < energi masing-masing orbital atomnya. Maka molekul H2 lebih stabil daripada atom H yang terpisah. Diagram tingkat energinya sebagai berikut : o* o E OA OM OA1s1s1s1sHH2HKonfigurasi elektron molekul H2 ditulis : H2 (o 1s2 ; o* 1s0) Untuk molekul Li2 : Konfigurasi elektron ,molekulnya ditulis : Li2 (o 1s2; o* 1s2; o 2s2; o* 2s0) Untuk molekl B2 : Konfigurasi elektron molekulnya : B2 (o 1s2; o* 1s2; o 2s2; o* 2s2; t 2py1; t 2pz1) Untuk molekul C2 : Konfigurasi elektron molekulnya : C2 (o 1s2; o* 1s2; o 2s2; o* 2s2; t 2py2; t 2py2)Untuk molekul B2 dan C2 maka tingkat energinya adalah t 2py = t 2pz < t 2px, karena molekul B2 bersifat paramagnetik (ditarik oleh medan magnet karena terdapat elektron yang tak berpasangan), sedang molekul C2 bersifat diamagnetik (ditolak oleh medan magnet karena tidak terdapat elektron yang tak berpasangan).DIAGRAM ORBITAL MOLEKUL DUA ORBITAL ATOM YANG BERBEDA Diagram tingkat energi molekul dari suatu molekul XY yang terjadi dari atom X dan atom Y dengan energi X > energi Y adalah sbb:o* o* o OA OM OA2s2scdc2s2sxy yx1s1saba1sEOrbital atom 1s maupun orbital atom 2s atom X tk. energinya > tk. energi orbital atom 1s dan 2s atom Y. Unsur yg. bersifat E.N. tk energi orbital atomnya lebih rendah. Dari molekul XY itu maka Y lebih bersifat E.N. daripada X.Perbedaan tingkat energi orbital atom X dan Y, yaitu b dan d menunjukkan sifat ionik ikatannya. Besar kecilnya energi a dan c merupakan ukuran terhadap kekuatan ikatan kovalen.Banyaknya energi yang dibebaskan pada pembentukan molekul XY adalah sbb : ELEKTRON XELEKTRON YENERGI YG DIBEBAS 1s10a + b01s1a ELEKTRON XELEKTRON Y ENERGI YG DIBEBAS 1s11s1 2a + b 1s202a + b 1s21s2 0 1s2, 2s11s2 c + d 1s21s2, 2s1 C 1s21s2, 2s1 2c 1s2, 2s11s2, 2s2 C 1s2, 2s2 1s2, 2s2 0 Contoh molekul diatomik yg. tidak sejenis : CO dan NO dan ion ditomik yg. tidak sejenis : CN- dan NO-. Jumlah elektron valensi N2 = CO = CN- yaitu 10. Jenisyang demikian disebut isoelektronik.Bentuk molekular elektroniknya sama untuk ketiga jenis ini dan mempunyai ikatan rangkap tiga.Persamaan pembentukanya dapat ditulis sbb :C(2s2, 2p2,) + O(2s2, 2p4) = CO(o2s2, o*2s2, o2px2, t2py2, t2pz2) C(2s2, 2p2,) + N(2s2, 2p3) + e = CN-(o2s2, o*2s2, o2px2, t2py2, t2pz2) t*t* tt o E OA OM OA2py2pz2py2pz2px2px2px2py2pz2px2py2pzN NO OPERTEMUAN KE-9 BAB V STEREOKIMIA TUJUAN INSRUKSIONAK Setelah mengkuti mata kuliah pokok bahasan ini, majasisiwa akan dapat menunjukkan struktur-struktur senyawa koordinasi dan isomernya dengan rinci.5.1 STRUKTUR SENYAWA KOORDINASI 1. SENYAWA KOORDINASI DENGAN B.K. 2 DAN 3. AB2 DAN AB3 BABcontoh: [Ag(NH3)2]+, [CuCl2]2. SENYAWA KOORDINASI DG. B.K 4.AB4 Ada dua bentuk, yaitu :a. Caturtira, contoh : [ZnCl4]2-, [Cd(CN)4]2- b. Bujur sangkar, contoh : [Ni(CN)4]2- ABBBContoh: [Hgl3]-3. SENYAWA KOODINASI DG. B.K.5. AB5 Ada dua bentuk, yaitu: a. Trikona dwilimas, contoh : [Co(NC-CH3)5]+ b. Limas segiempat, contoh : [VO(acac)2] 4. SENYAWA KOORDINASI DG. B.K.6. AB6 Berbentuk astatira, yg simetris adalah AB6, sedang yang hampir simetris adalah AB4B2. 5. SENYAWA KOORDINASI DG. B.K. 7. AB7 Berbentuk pancakona dwilimas, contoh :K3[ZrF7]PERTEMUAN KE-10 5.2 ISOMER-ISOMER SENYAWA KOORDINASI 1. ISOMER POLIMERISASI Isomer yang mempunyai rumus empiris sama tetapi M.R.nya berbeda, contoh :[Pt(NH3)2Cl2] [Pt(NH3)4] [PtCl4]; [Pt(NH3)4] [Pt(NH3)Cl3]2, dan [Pt(NH3)3Cl]2 [PtCl4]. Isomer polimerisasi juga dapat terjadi karena perbedaan jumlah inti dalam. kompleks, contoh : [(NH3)3Co OH Co (NH3)3]3+ dan [Co { Co(NH3)4}3]6+OHOHOHOH2. ISOMER IONISASITerjadi karena penambahan gugusan-gugusan antara ion kompleks dan ion di luarnya. Contoh : [Co(NH3)5Br]SO4merah-ungu[Co(NH3)5SO4]BrMerah Cara membedakannya : Kepada larutannya ditambah larutan BaCl2 dan AgNO3. Contoh lain : [Pt(NH3)3Br]NO2 dan [Pt(NH3)3NO2]Br; [Co(en)2NO2Cl]SCN, [Co(en)2NO2SCN]Cl dan [Co(en)2ClSCN]NO2.3. ISOMER HIDRAT Senyawa yang mengandung molekul H2O dalam. kedudukan koordinasi. Contoh : CrCl3.6H2O mempunyai 3 isomer hidrat a. [Cr(H2O)6]Cl3- Ungu b. [Cr(H2O)5Cl]Cl2.H2O- Hijau muda c. [Cr(H2O)4Cl2]Cl.2H2O - Hijau tua 4. ISOMER IKATANTerjadi karena adanya ligan monodentat yang mempunyai lebih dari satu atom donor yang dapat dipakai untuk membentuk ikatan koordinat. Ligannya disebut ligan ambidentat. Contoh : [(NH3)5Co-NO2]Cl2 dan [(NH3)5Co-ONO]Cl2 Ligan ambidentat contohnya: No2-, SCN-. 5. ISOMER KOODINASI Dijumpai bila baik kation atau anionnya berada dalam koordinasi. Contoh : [Pt(NH3)4] [PtCl6] dan [Pt(NH3)4Cl2] [PtCl4][Co(NH3)6] [Cr(C2O4)3] dan [Cr(NH3)6] [Co(C2O4)3] 6. ISOMER KEDUDUKAN Isomer yang disebabkan pebedaan pembagian ligan antara dua pusat koordinat pada senyawa koordinasi polinuklir. Contoh : [(NH3)4CoCo (NH3)2]Cl]SO4,OHOH7. ISOMER GEOMETRI ATAU STEREOISOMER Disebabkan perbedaan letak ligan yang sama terhadap atom logam pusat. Dibedakan dalam trans, jika letak ligan yang sama itu berlawanan; cis, jika letak ligan yang sama itu berdekatan. Kalau dinyatakan dengan angka maka, untuk : a. Bujur sangkartrans : 1-3, 2-4; cis : 1-2, 3-4. b. Astatira trans : 1-6, 2-4, 3-5; cis : 1-2,3-4, 5-6.[Cl(NH3)3Co Co (NH3)3]SO4OHOHContoh : a. Bujur sangkar, [Pt(NH3)2Cl2] [Pt(gly)2]. b. Astatira, [Co(NH3)4Cl2]+, cis(ungu), trans(hijau) 8. ISOMER OPTIKIsomer optik ada dua macam yaitu bentuk d dan bentuk l. Bila molekulnya tidak simetris, tidak dapat memberikan bayangan cermin, bila simetris dapat memberikan bayangan cermin dan disebut pasangan enansiomorf. Isomer optik terjadi pada senyawa koordinasi dg. ligan bidentat. Contoh :[Co(en)2Cl2]+isomer geometris karena ada bentuk cis dan trans. Bentuk cis adalah isomer optik dg. bentuk d dan I.Jadi [Co(en)2Cl]+ memberikan 3 isomer : trans, cis dg. bentuk d dan I. Dalam kompleks polinuklir juga dapat terjadi isomer optik ini, contoh :Cl-Cl-Co3+NNNNCERMINSISCl-Co3+NN NNClCl-Co3+NNNNCl-TRANSPASANGAN ENANSIOMORF, ada 2 bentuk optik aktif, yaitu d dan I dan satu bentuk optik inaktif (bentuk meso). 9. ISOMER LIGAN Terjadi karena ligannya berisomer, misal 1,3 diaminopropan dan 1,2 diaminipropan : [(en)2CoCo(en)2]4+NH2NO2H2CCH2CH2H2NNH2H3CCH2CHH2NNH2PERTEMUAN KE-11 BAB VI STABILITAS SENYAWA KOORDINASI TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah menyelesaikanmata kuliah dgn. pokok bahasan ini, mahasisiwa akan dapat membandingkan tingkat stabilitas senyawa-senyawa koordinasi dengan lengkap. 6.1 PENDAHULUANSenyawa dikatakan stabil bila dapat disimpan dalam waktu lama.Stabilitas dibedakan dalam : a.Stabilitas termodinamika, berhubungan dengan energi ikatan logam ligan, tetapan stabilitas, dan potensial redoks. b.Stabilitas kinetika, terutama dengan ion kompleks yang berhubungan dengan kecepatan dan mekanisme reaksi (substitusi, isomerisasi, rasemisasi, reaksi elektron, dan reaksi pemindahan gugus). Contoh : [Fe9H2O)6]3+ dan [Cr(H2O)6]3+ masing masing mempunyai energi per ikatan hampir sama yaitu 116 kkal mol 1 dan 122 kkal mol 1 stabil secara termodinamika, tetapi secara kinetika [Fe(H2O)6]3+ adalah labil karena ligan H2O mudah diganti dan [Cr(H2O)6]3+ adalah lengai karena ligannya sukar diganti. Peranan stabilitas ion kompleks dapat digunakan : 1.Dilaboratorium kimia analitik pada mengubah suatu endapan menjadi larutan yang stabil, seperti : 2.Pemakaian tiosulfat pada industri fotograpi yang dengan AgBr dalam film akan membentuk senyawa koordinasi yang larut dan stabil (tiosulfat dipakai pada pencucian film) :6.2TETAPAN STABILITAS Jika ingin mengetahui energi ikatan koordinat harus dipunyai data termodinamika pada reaksi dalam bentuk gas :AgCl + 2NH3 [Ag(NH3)2]+AgBr + 2S2O32- [Ag(S2O3)2]3-+Br-M + L ML, AH Secara umum ditulis : ML(n-1)+ L MLn, AHn

L adalah ligan monodentat n adalah B.K. atom logam M AHn adalah entalpi Untuk reaksi yang bertahap didapat harga K1, K2, K3, ..Kn, tetapan pembentukan ini disebut pula sebagai tetapan stablitas. Tetapan pembentukan keseluruhannya, |, adalah hasil kali tetapan-tetapan pembentukan.Untuk reaksi : M + nL MLn

Kn =[MLn][ML(n-1)] [L]| Stabilitas ion kompleks akan bertambah jika : 1.Sifat basa Lewis makin kuat 2.Kesanggupan pembentuk ikatan t dari ligan bertambah3.Terbentuk cincin khelat dari ligan multidentat yang disebut efek khelat. Makin besar jumlah cincin khelat makin stabil.Tetapan stabilitas untuk beberapa kompleks amin.6.3 SIFAT SIFAT LIGAN YANG MEMPUNYAI STABILTAS = K1 x K2 x K3 x .........x Kn =[MLn][M] [L]nKOMPLEKS LOGAMJML. CIN-CIN KHELAT L Mn2+ O Fe2+ G Co2+ Ni2+ Cu2+ |- Zn2+ Cd2+ [M(NH3)4] [M(en)2] [M(trien)] 0 2 3 - 4,9 4,9 3,7 7,7 7,8 5,3 10,9 14,1 7,814,5 14,1 12,6 20,2 20,5 9,1 11,2 12,1 6,9 10,3 10,0 [M(tren)] [M(dien)2] [M(penten)] 3 4 5 5,8 7,0 9,4 8,8 10,4 11,2 12,8 14,1 15,8 14,0 18,9 19,3 18,8 21,3 22,4 14,6 14,4 16,2 12,3 13,8 16,8 Trien : Trietilentetramin H2NCH2CH2NHCH2CH2NHCH2CH2NH2 Tetapan stabilitas untuk beberapa kompleks amin Tren : Triaminotrietilamin (H2NCH2CH2)3N Dien : Dietilentriamin H2NCH2CH2NHCH2CH2NH2 Penten : Tetrakis(aminoetil)etilendiamin (H2NCH2CH2)2NCH2CH2N(CH2CH2NH2)2 PERTEMUAN KE-12 6.4ATOM LOGAM TRANSISI DAN TEORI MEDAN KRISTAL Stabilitas senyawa kompleks juga bergantung kepada : 1. Potensial ionosasi2. EPMK 3. Pasangan elektron4. Pertukaran energi 5. Kesanggupan orbital d yang kosong untuk menerima ikatan t (L M) 6. Kesangggupan orbital d yang penuh untuk memberikan kembali ikatan t (M L)6.5FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STABILITAS ION KOMPLEKSa. PENGARUH ION PUSAT 1.Besar dan muatan ionMakin kecil ion logam dan makin besar muatankation stabil ion kompleks itu. 2.EPMK Untuk kompleks spin tinggi dari 25 Mn2+ s.d.30Zn2+ dengan ligan tertentu, makin kaecil jari jari makin stabil. Ion : Mn2+ < Fe2+ < Co2+ < Ni2+ < Cu2+ < Zn2+ Elektron d : d5 d6 d7 d8 d9 d10

Jari jari (A) : 0,910,830,820,780,690,74 Urutan ini disebut urutan stabilitas natural atau deret Irving William. 3.Distribusi muatanLogam dibagi dalam : (i) logam kelas a atau logam E.P. (ii)logam kelas b atau logam E.N. seperti Pt, Au, Hg dan Pb.Logam kelas a dengan ligan yang atom donornya N, O, F stabil. Logam kelas b dengan ligan yang atom donornya P, S, I stabil.Stabilitas kompleks logam kelas b karena adanya sokongan ikatan kovalen dan perpindahan rapat elektron dari logam ke ligan melalui ikatan t.b.PENGARUH LIGAN1.Besar dan muatan ionMakin besar muatan dan makin kecil jari jarimakin stabil. 2.Sifat basaMakin besar sifat basa makin stabil kompleks yang dibentuk dari logam kelasJadi sifat basa ligannya diurut senagai berikut : F - > Cl - > Br - > I - > NH3 > H2O . HF3. Pembentuk khelat Ligan multidentat membentuk kompleks lebih stabil dari ligan monodentat 4. Besarnya lingkaran Kompleks yang paling stabil terbentuk bila : (i) Ligan yang membentuk khelat tidak berikatan rangkap untuk gol. 5 atom. (ii) Ligan yang membentuk khelat berikatan rangkap untuk 6 atom. 5. Ruang Karena pengaruh ruang maka ligan yang bercabang lebih tidak stabil daripada ligan yang sederhana. 6.6PENENTUAN TETAPAN STABILITAS Harga K dapat dicari jika kons. mula mula zat yang bereaksi dan zat pada saat kesetimbangan diketahui. Kesukaran penentuan harga K disebabkan : 1. Akan terbentuk pula kompleks lain. 2. Penentuan masing - masing spesi sering mengganggu kesetimbangan3. Tetapan stabilitas sebenarnya bergantung kepada aktivitas, bukan kepada konsentrasi.6.7EFEK KHELAT Kompleks yang mengandung cincin khelat lebih stabil daripada kompleks dengan ligan sederhana, ini disebut efek khelat.KESETIMBANGAN LOG K Kompleks non-khelat : Kompleks khelat : 5,00 2,87 0,74 7,51 6,35 4,32 Ni2++2NH3[Ni(NH3)2]2+[Ni(NH3)2]2++2NH3 [Ni(NH3)4]2+[Ni(NH3)4]2++2NH3 [Ni(NH3)6]2+Ni2++en[Nien]2+[Nien]2++en [Ni(en)2]2+[Ni(en)2]2++en [Ni(en)3]2+PERTEMUAN KE 13 BAB VII REAKSI KINETIKA DAN MEKANISME REAKSI TUJUAN INSTRUSIONAL KHUSUS Setelah menyelesaikan mata kuliah dengan pokok bahasan ini, mahasiswa akan dapat menunujukan hubungan antara laju reaksi senyawa koordinasi dengan perubahan EPMK dengan lengkap. 7.1KECEPATAN REAKSI Reaksi akan berjalan cepat jika ada katalis. Unsur transisi atau senyawanya dapat berfungsi sebagai katalis. Hasil antara yang berupa senyawa koordinasi didapat karena katalis turut dalam reaaksi. Contoh : 1.Co membentuk senyawa koord. H[Co(CO)4] 2.Senyawa koordinasi yang terjadi [Pd(C2H4)(OH)Cl2] Kecepatan reaksi bergantung kepada mekanisme reaksi yaitu bagaimana reaksi itu berjalan dari pereaksi menjadi hasil reaksi. Jadi kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi dari tiap pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu.CH3-CH=CH2 + CO + H2CH3-CH2-CH2CHOCoCH2=CH2 + 1/2 O2 CH3-CHOPdCl2Cu, Cl2Dalam suatu reaksi : A B + C Maka kecepatan reaksinya : R = K.CA

Bila reaksi berjalan cepat maka K besark, bila berjalan lambat maka kecil. Kompleks labil adalah kompleks yang ligannya mudah diganti secara cepat; kompleks lengai adalah kompleks yang penggantian ligannya berjalan secara lambat. Labilitas merupakan sifat kinetika, sedangkan stabilitas merupakan sifat termodinamika. Suatu reaksi berjalan lambat atau cepat, yaitu dengan membandingkan harga EPMK senyawa koordinasi dengan yang aktif, jika EPMK senyawa koordinasi >> EPMK senyawa aktifnya maka senyawa koordinasi tersebut bereaksi lambat. Jadi EPMKnya kecil maka rekasi cepat. Misal perubahan kompleks spin tinggi astatira menjadi kompleks aktif limas segiempat : MX6MX5 EPMK KOMPLEKS S.T. ASTATIRADAN EPMK KOMPLEKS LIMAS SEGIEMPATSISTEMEPMK AAEPMKALSE PERUB.EPMK d0 d1, d6 d2, d7 d3, d8 d4, d9 d5, d10 0,00 0,40 0,80 1,20 0,60 0,00 0,00 0,45 0,91 1,00 0,91 0,00 0,00 - 0,05 - 0,11 + 0,20 - 0,30 - 0,00 Untuk sistem d3 dan d8 ada kehilangan EPMK sehingga kompleks bereaksi lambat. Untuk sistem d1, d2, d4, d6, d7 dan d9 semuanya bereaksi cepat.Untuk kompleks s.r dan s.t didapat bahwa reaksi untuk kompleks lengai menurun menurut urutan d5 > d4 > d8 ~ d3 > d6, juga muatan dan besarnya ion logam menurun menurut urutan 3+ > 4+ > 5+ > 6+, misal: [AlF6]3+> [SiF6]2-> [PF6]-> [SF6], juga makin kecil jari jari ion logam atau nomor atom makin lengai, misal : [Sr(OH2)6]2+ > [Ca(OH2)6]2+ > [Mg(OH2)6]2+ Unutk senyawa koordinasi caturtira dan bujur sangkar bereaksi lebih cepat daripada senyawa koordinasi astatira karena pada caturtira dan bujur sangkar cukup ruang untuk subtitusi. Misal senyawa koordinasi bujur sangkar Ni2+, Pd2+, Pt2 makin besar no. atom makin lambat reaksinya Ni2+ > Pd2+ > Pt2+ PERTEMUAN KE-14 7.2 MEKANISME REAKSIReaksi senyawa koordinasi dibagi dalam :1. Reaksi substitusi atau penggantian2. Reaksi redoks 1. REAKSI SUBTITUSI Reaksi senyawa substitusi secara umum : [MLnx] + y [MLnY] + X. Ligan Y mengganti ligan X. Mekanisme untuk reaksi substitusi adalah :a. Proses SN1 (substitusi nukleofilik unimolekular) :Diikuti dengan : Disini mula-mula ikatan M X pecah memberikan kompleks dengan B.K. rendah. Penambahan Y bereaksi cepat memberikan hasil. Proses ini disebut substitusi nukleofilik unimolekular, yaitu ligan mencari muatan positif dan kecepatan reaksinya ditentukan oleh satu molekul. [MLnK] [MLn] + XK1lambat[MLn] + Y[MLnY]cepatb. Proses SN2 (substitusi nukleonfilik bimolekular).Diikuti oleh :Dalam mekanisme ini B.K M bertambah dalam pembentukan kompleks aktif . Proses ini disebut substitusi nukleofilik bimolekular. Jadi :Proses SN1 adalah pemutusan ikatan. Proses SN2 adalah pembentukan ikatan.[MLnX] + Y [MLnXY]K1lambat[MLnXY] + Y [MLnY] + Xcepat(1) SUBSTITUSI ASTATIRA Contoh : Mekanismenya proses SN1 : (2) SUBSTITUSI BUJUR SANGKARKompleks dengan B.K < 6 mengikuti proses SN2 [Co(NH3)5X]2++ Y - [Co(NH3)5Y]+ X-1. [Co(NH3)5X]2++H2O[Co(NH3)5(OH2)]3++ X-lambatcepat2. [Co(NN3)5(OH2)]3++ Y-[Co(NH3)5Y]2++ H2OContoh : Mekanismenya : [Pt(NH3)3Cl]++ Br- [Pt(NH3)3Br]+ + ClH2OH3N - Pt - Cl H3N - Pt---Cl H3N - Pt - BrNH3Br-NH3BrcepatNH3NH3NH3NH3lambatH3N - Pt---Cl H3N - Pt - OH2 H3N - Pt---OH2NH3H2ONH3Br-NH3BrNH3cepatNH3lambatNH3lambatcepat2.REAKSI REDOKSDisini terjadi perubahan bilangan oksidasi pada atom atom yang bersangkutan, misal : Pada reaksi tersebut : Co(II) reduksi Cr(III)... oksidasi Mekanisme reaksi redoks : 1.Transfer elektron, yaitu pemindahan elektron dari satu atom ke atom lain[Co(NH3)5Cl]2++ [Cr(H2O)6]2++ 5H3O+[Co(H2O)6]2++ [Cr(H2O)5Cl)2++ 5NH4+2.Transfer atom, yaitu reduktor dan oksidator terikat satu sama lain oleh jembatan atom, molekul atau ion. Melalui jembatan ini elektron pindah dari satu atom ke atom lain.Contoh : 1. Transfer elektron2. Transfer atoma. [Fe (CN)6]4-+ [Fe(CN)6]3- [Fe (CN)6]3-+[Fe(CN)6]4-cepatb. [Co (NH3)6]3++ [Co(NH3)6]2+ [Co (NH3)6]2+ + [Co(NH3)6]3+a. [Co(NH3)5Cl]2++ [Cr(H2O)6]2++ 5H3O+

[Cr(H2O)6]2++ [Cr(H2O)5Cl]2++ 5NH4+Setelah elektron pindah lewat Cl dari Co(III) ke Cr(II) maka Cr(III) akan mengikat Cl lebih kuat. Kecepatan reaksinya : [Co(NH3)5Cl]2++ [Cr(H2O)6]2+ [Co(NH3)5 - Cl - Cr(H2O)6]4+

[Cr(H2O)6]2++ [Cr(H2O)5X]2++ 5NH4+b. [Co(NH3)5X]2++ [Cr(H2O)6]2++ 5H3O+X = NCS-, N3-, PO43-, C2H3O2-, Br-, SO42-C2H3O2-