Upload
masmei-siallagan
View
999
Download
14
Embed Size (px)
JUDUL PERCOBAAN : PENGARUH HUJAN ASAM DAN TUGU HITAM
Tujuan percobaan : 1. Membuktikan pengaruh buruk hujan asam terhadap
bangunan.
2. Menunjukkan reaksi kimia yang menghasilkan karat.
3. Memahami sifat asam sulfat sebagai dehidrator.
I. TINJAUAN TEORITIS
A. KARBOHODRAT
1.1 Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus
umum karbohidrat Cn(H2O)m. Karena komposisi yang demikian, senyawa ini pernah
disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan hidrat dari
karbon. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar"
artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula.
Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Contoh glukosa; adalah suatu polihidroksi
aldehid karena mempunyai satu gugus aldehid da 5 gugus hidroksil (OH).
2.2 Penggolongan Karbohidrat
Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelompok;
1. Monosakarida, terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh
larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yg lebih sederhana. Kelompok
monosakarida dibedakan menjadi dua macam, yaitu pentosa yang tersusun dari lima
atom karbon (arabinosa, ribose, xylosa) dan heksosa yang tersusun dari enam atom
karbon (fruktosa/levulosa, glukosa, dan galaktosa). Struktur glukosa dan fruktosa
digunakan sebagai dasar untuk membedakan antara gula reduksi dan gula non-
reduksi. Penamaan gula reduksi ialah didasarkan pada adanya gugus aldehid (–CHO
pada glukosa dan galaktosa) yang dapat mereduksi larutan Cu2SO4 membentuk
endapan merah bata. Adapun gula non-reduksi ialah gula yang tidak dapat mereduksi
akibat tidak adanya gugus aldehid seperti pada fruktosa dan sukrosa/dektrosa yang
memiliki gugus keton (C=O).
2. Disakarida, senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau
tidak. Disakarida dpt dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai
menjadi 2 molekul monosakarida.
3. Oligosakarida merupakan golongan karbohidrat yang molekulnya terdiri dari 2
sampai 10 unit monosakarida dan dapat larut dalam air serta banyak terdapat di
alarn. Dua unit monosakarida yang dikombinasikan akan menghasilkan
disakarida dan kombinasi dalain satu rantai unit monosakarida menghasilkan
trisakarida, tetrasakarida dan seterusnya sampai pada rantai polimer tertinggi
yaitu terdiri dari beberapa unit monosakarida. Sebagai contoh misalnya maltosa
yang dibentuk dari 2 glukosa. Contoh disakarida lainnya yang sering dijumpai
adalah sukrosa atau gula tebu yang terdiri dari l molekul glukosa dan I molekul
fruktosa dan laktosa atau gula susu yang terdiri dari I molekul glukosa dan 1
molekul galaktosa.
4. Polisakarida, senyawa yg terdiri dari gabungan molekul2 monosakarida yang
banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul
monosakarida. Golongan karbohidrat yang mengandung lebih dari 10 unit
monosakarida yang tergabung bersama disebut polisakarida. Meskipun
polisakarida diklasifikasikan sebagai polimer yang mengandung lebih dari 10
unit gula, namun tidak terdapat banyak dalam bentuk yang kurang dari 100
unit. Kebanyakan ditemukan dalam jumlah lebih dari 100 unit sampai beberapa
ribu unit monosakarida. Sebagai contoh misalnya amilum atau antar satuannya,
α pati adalah rangkaian glukosa dengan ikatan antar satuannya. Beberapa sifat
pati adalah mempunyai rasa yang tidak manis, tidak larut dalam air dingin
tetapi di dalam air panas dapat membentuk sol atau jel yang bersifat kental.
Sifat kekentalan ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur makanan, dan sifat
jelnya dapat diubah oleh gula atau asam. Pati di Dalam tanaman dapat
menipakan energi cadangan di dalam biji-bijian pati terdapat dalam bentuk
granula. Penguraian tidak sempurna dari pati dapat menghasilkan dekstrin yaitu
suatu bentuk oligosakarida.
3.3 Fungsi Karbohidrat
Ada banyak fungsi dari karbohidrat dalam penerapannya di industri pangan, farmasi
maupun dalam kehidupan manusia sehari-hari. Diantara fungsi dan kegunaan itu ialah :
a. Sebagai sumber kalori atau energi
b. Sebagai bahan pemanis dan pengawet
c. Sebagai bahan pengisi dan pembentuk
d. Sebagai bahan penstabil
e. Sebagai sumber flavor (karamel)
f. Sebagai sumber serat
Peran dalam biosfer
Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik
secara langsung atau tidak langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri,
dan alga fotosintetik memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir
semua organisme heterotrof, termasuk manusia, benar-benar bergantung pada organisme
autotrof untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian
dapat digunakan untuk mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida 3-fosfat. Senyawa ini
merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung oleh organisme
autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan pati.
Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.
Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata,
glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh
tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut
pada proses respirasi selular untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil
lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak. Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram
karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara
termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%.
Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum
dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula. Namun demikian, daya
cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya,
yaitu bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%.
Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia
hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa
mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang
membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut
sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya
akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa di dalam tubuh berperan penting dalam proses metabolisme dalam
tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
Peran sebagai cadangan energi
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang
nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati
merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai
granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk kloroplas. Dengan mensintesis pati,
tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang
utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan
vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian
glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun
demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu
lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau
dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya,
selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat,
tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua
bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Kayu terutama terbuat dari selulosa dan
polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir
seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun
kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga, laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan
lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium
karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida
dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan
berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan
sitoplasma di dalam sel
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat
dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun
glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan terdiri terutama atas
karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan
misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang
melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan
lipid) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein
umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat
golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman
oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
B. HUJAN ASAM
Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang harus benar-benar
difikirkan oleh umat manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan
turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi
bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”. Sehingga dikenal pula dengan
istilah deposisi ( penurunan / pengendapan ) basah dan deposisi kering.
Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini
mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari
konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity ( kemampuan air atau
tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena.
Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50%
keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering.Kemudian angin
membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon.
Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut akan
terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin dapat membawa material
asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan
kilometer. Untuk mengukur keasaman hujan asam digunakan pH meter. Hujan dikatakan
hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air murni mempunyai pH 7 ). Makin
rendah pH air hujan tersebut , makin berat dampaknya bagi mahluk hidup.
Penyebab Hujan Asam :
Hasil buangan /limbah gas industri , kendaraan bermotor dsb. disuatu daerah akan
bisa mengakibatkan menumpuknya gas2 oksida2 belerang (SO2 dan SO3) dan oksida
nitrogen ( nitrogen dioxide NO2 ) di awan . Pada proses pembentukan hujan, akan terbentuk
titik-titik air yang akan bereaksi dengan gas buang tersebut dan membentuk asam2 sulfit,
sulfat dan asam nitrit/nitrat , yang jatuh ke bumi sebagai hujan asam. Untuk selanjutnya
sebagai bahan pengotor oksida belerang kita sebut sebagai SOX, dan oksida nitrogen
sebagai NOX. Dalam keadaan kering, sesungguhnya gas2 tersebut tidak menimbulkan
kerusakan , tetapi dalam bentuk titik2 cairan ( dalam bentuk hujan )dengan adanya air dan
dibantu oleh ozon akan terbentuk asam yang korosif dan merusak. Ozon sebagai pollutant
juga berpengaruh terhadap cerita terbentuknya hujan asam.
C. KOROSI
Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir
dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini
hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang
mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang
dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak digunakan,
dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu tidak
mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain, 1991).
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara
pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi
diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi
dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian
pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut
dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang
tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum
definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan
pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek
dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai
anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel
elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah yang
terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999).
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang
korosif. Korosi juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi
secara kimia atau elektrokimiadengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa
korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam yang dari bijih mineralnya. Contohnya
bijih besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah
diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja
paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret volta dan persamaan
Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi (Anonim,
2008).
Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk ditempa dan
liat. Zink melebur pada suhu 410oC. Dan mendidih pada 906
oC. Logamnya murni melarut
lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan
platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari
logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya zink-zink komersial
(Svehla, 1990).
II. ALAT DAN BAHAN
A. TUGU HITAM (KARBOHIDRAT)
Alat:
- Beaker gelas 250 ml 1 buah
- Beaker gelas 100 ml 1 buah
- Batang pengaduk 1 buah
Bahan
- Gula 65 gram
- H2SO4 secukupnya
- Air secukupnya
B. PENGARUH HUJAN ASAM
Alat
- Beaker gelas 100 ml 2 buah
Bahan
- Kapur tulis 2 batang
- Larutan Cuka secukupnya
- Air secukupnya
C. KOROSI
Alat
- Beaker gelas 100 ml 1 buah
- Paku seng sekucupnya
- Sendok
Bahan
- Cairan pemutih 4 sendok ( ± 40 ml)
- Larutan Cuka 2 sendok ( ± 20 ml)
- Air secukupnya
III. PROSEDUR KERJA
A. TUGU HITAM (KARBOHIDRAT)
- 65 gram gula dilarutkan dalam 50 ml air hangat
- Asam sulfat (H2SO4) pekat dituangkan ke dalam larutan gula.
- Mengamati perubahan yang terjadi.
B. PENGARUH HUJAN ASAM
- Salah satu beaker gelas diisi dengan cuka sampai ¼ penuh.
- Beaker gelas yang lainnya diisi dengan air sampai ¼ penuh.
- Sebatang kapur tulis di masukkan kedalam setiap gelas.
- Mengamati dan mencatat perbedaan reaksi di dalam kedua gelas tersebut.
C. KOROSI
- Paku seng dimasukkan ke dalam beaker gelas
- Sedikit larutan pemutih dan cuka ditambahkan ke dalam gelas tersebut.
- Lalu di aduk dengan sendok dan melihat perubahan yang terjadi.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. TUGU HITAM (KARBOHIDRAT)
Hasil Pengamatan
- (65 gram gula + 50 ml air hangat menghasilkan larutan gula yang jenuh.
- Lalu pada larutan gula jenuh tersebut ditambahkan asam sulfat pekat yang
menjadikan larutan gula tersebut makin lama makin hitam dan terbentuk karbon
(tugu hitam). Ketika dibiarkan maka karbon (tugu hitam) mengeras dan
membentuk semacam tugu hitam kimia.
- Pada reaksi tersebut menghasilkan panas atau eksoterm.
Pembahasan
Sukrosa :
Sukrosa merupakan gula yang paling luas tersebar di alam, dengan kadar berkisar
dari 0,1-25% dari bahan segar. Buah matang, khususnya tinggi kandungan
sukrosanya. Sukrosa tersusun dari D-glukosa dan 2)-glikosidik yang juga dapat
disebut -(1 D-fruktosa dengan ikatan 1)-glikosidik. Sukrosa bukan gula reduktif
karena gugus OH -(2 ikatan bebas pada glukosa dan fruktosa telah berikatan.
Hidrolisa sukrosa oleh asam menghasilkan campuran equimolar glukosa dan
fruktosa. Produk hidrolisa sukrosa umumnya dinamakan gula invert. Istilah ini
muncul dari berubahnya rotasi spesifik sukrosa yang putar kanan menjadi rotasi
spesifik campuran equimolar glukosa+fruktosa yang putar kiri (Sudarmanto,
2000).
Sukrosa merupakan oligosakarida (disakarida) yang mempunyai peran penting
dalam pengolahan pangan dan banyak terdapat pada tebu, bit dan kelapa kopyor.
Untuk industri-industri makanan biasanya digunakan sukrosa dalam bentuk kristal
halus atau kasar dan dalam jumlah banyak dipergunakan dalam bentuk cairan
sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup sukrosa dilarutkan dalam air dan dipanaskan
sebagian sukrosa akan terurai menjadi glikosa dan fruktosa yang disebut gula
invert. Inversi sukrosa terjadi dalam suasana asam.
Sukrosa yang merupakan disakarida terdiri atas gabungan dua monosakarida
yairu furktosa dan glukosa. Mekanisme reaksi hidrolisis sakarosa menjadi fruktosa
dan glukosa adalah sebagai berikut:
C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Sukrosa Fruktosa glukosa
Asam sulfat merupakan asam yang bersifat dehidrator atau menarik air dari
suatu karbohidrat sehingga yang tinggal hanyalah karbon nya yang membentuk
endapan hitam (tugu hitam kimia).
Reaksinya adalah
)(2)()(422 )( gspmn OHCSOHOHC
B. PENGARUH HUJAN ASAM
Hasil Pengamatan
- Air ditambah kapur tulis menghasilkan kapur tulis yang hancur/keropos, terlihat
menghasilkan gelembung yang sedikit.
- Cuka ditambah kapur tulis menghasilkan kapur tulis yang lebih hancur/keropos,
dan menghasilkan banyak gelembung gas.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan reaksi tersebut, maka dapat dilihat bahwa reaksi
antara kapur tulis dengan asam. maka kapur tersebut lebih cepat hancur/ keropos dan
mengasilkan lebih banyak gelembung gas. Hal ini membuktikan bahwa adanya hujan
asam akan mengakibatkan mudahnya gedung-gedung rusak, dan akibat lain dapat
berupa:
1. Kerusakan hutan cemara dan kelangsungan pertumbuhan hutan di USA, Canada dan
beberapa bagian Eropa
2. Kematian hutan ( Waldsterben) di Jerman kuat kemungkinannya adanya
hubungannya dengan hujan asam.
3. Kerusakan hasil panen sejumlak tembakau, gandum dan hasil panen kedelai akan
rusak karena pengendapan belerang.
4. Dunia tumbuh-tumbuhan dan binatang ( land based ) juga terpengaruh, khususnya
didekat pusat kependudukan mengurangi biodiversity local.
5. Bangunan menderita pengkaratan dari pengendapan asam, menyebabkan harus
dilakukan perawatan tambahan.
6. SOX dan NOX juga mempunyai implikasi terhadap percepatan buruknya kesehatan ,
terutama pada penyakit pernapasan. Besar akibatnya, dapat menimbulkan
pengasaman danau dan berpengaruh terhadap populasi ikan. Di Norway bagian
selatan, populasi ikan salmon telah menurun dengan cepat. Tanah yang subur tidak
bisa menetralkan asam, hanyut terbawa aliran dan mengasamkan anak sungai,
melepaskan aluminium dari tanah yang menyebabkan ikan mati. Mekanismeyang
pasti adalah sangat rumit, dan tidak semua ahli setuju bahwa hujan asam menjadi
penyebab utama dari peristiwa pengasaman.
C. KOROSI
Hasil Pengamatan
- Paku seng dalam beaker gelas yang ditambahkan larutan pemutih dan cuka mula-
mula larutannya berwarna bening kemudian menjadi kuning dan 6 menit berikunya
berubah menjadi kecoklatan yang mengartikan timbulnya karat.
Pembahasan
Pada percobaan ini, digunakan bahan dasar logam besi, dalam hal ini paku, karena
logam ini sangat luas dan korosi pada logam ini sangat utama. Salah satu proses
pencegahan korosi pada besi adalah dengan proses pelapisan dengan logam lain
berdasarkan sifat-sifat kimia tertentu dari logam yang akan digunakan dalam hal ini
adalah Cu, Zn, dan Al. Paku adalah salah satu bahan yang sangat mudah teroksidasi
oleh oksigen yang ada di udara bebas. Dimana oksigen akan membentuk lapisan
oksida melapisi permukaan logam, tetapi oksida logam besi ini mempunyai pori-pori
sehingga mudah ditembus oleh oksigen atau uap air. Dengan demikian, keadaan ini
memungkinkan reaksi oksidasi secara berkelanjutan pada bagian awal lapisan oksida
yang telah terbentuk sebelumnya. Demikian seterusnya sampai semua logam besi
teroksidasi, menyebabkan perubahan bentuk yang gembur dan keropos, yang pada
akhirnya akan mengurangi bahkan merusak penampilan dan kekuatan logam besi
tersebut.
Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui apakah paku seng mengalami korosi atau
terlindung dari korosi jika ditambahkan larutan pemituh dan cuka. Hal ini dilakukan
untuk mempercepat korosi, sebagaimana kita ketahui bahwa keasaman tinggi
merupakan faktor utama meningkatkan laju korosi. Paku tersebut dibenamkan dalam
asam sulfat beberapa menit, kemudian dapat dilihat bagaimana larutan tersebut
mengalami perubahan warna dari bening, menjadi kuning dan akhirnya dalam
beberapa menit berubah jadi larutan coklat yang menandakan paku tersebut telah
mengalami perkaratan.
Pada deret volta. seng (zinkum) berada disebelah kiri dari H sehingga dapat bereaksi
dengan asam membentuk zinkum berkarat, dengan reaksi sebagai berikut:
)(2)(23)(3)( )( gsaqs HZnCOOCHCOOHCHZn
V. KESIMPULAN
1. Jika suatu pada karbohidrat ditambahkan suatu asam sulfat . maka asam tersebut akan
menarik air (bersifat dehidrator) yang ada dalam karbohidrat tersebut dan membentuk
karbon dan uap air.
2. Karbohidrat terdiri atas monosakarida, disakarida dan polisakarida. Suatu
monosakarida tidak dapat lagi untuk dihidrolisis, sedangkan disakarida dan
polisakarida masih dapat dihidrolisa menghasilkan monosakarida-monosakarida
pembentuknya.
3. Reaksi pembentukan hujan asam diakibatkan oleh gas buangan (SOx dan NOx) dalam
pembakaran batubara dan hidrokarbon, selain itu gas buangan lain juga memengaruhi
pembentukan hujan asam.
4. Adanya hujan asam sangat berakibat buruk pada kehidupan semua mahluk khususnya
mengakibatkan perkaratan.
5. Proses korosi (perkaratan) dapat terjadi pada logam-logam yang ada disebelah kiri H
pada deret volta.
6. Perkaratan sangat merugikan karena akan membuat daya beli dari logam tersebut
menjadi rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, Korosi, (online) (http://www.wikipedia.com), diakses 22 Mei 2010, pukul
21.00.
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik. Jakarta. Erlangga
Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Penerjemah : Maggy Thenawijaya. Jakarta,
Erlangga
Kanti L, Bambang (2006), Pencemaran Oleh Hujan Asam Dalam Konteks Kebijakan
Global, Bogor: Institut Pertanian Bogor.
.
Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N. H., 1999, Kimia Modern, Erlangga, Jakarta
Sudarmadji, Slamet dkk., 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty,
Yogyakarta.
Sudarmanto, S.,dkk., 2000. Kimia Hasil Pertanian. FTP UGM, Yogyakarta Svehla, G., 1990,
Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT. Kalman Media
Pustaka, Jakarta.
Taba, P., Zakir, Muh., Fauziah, St., 2009, Penuntun Praktikum Kimia Fisika, Laboratorium
Kimia Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Trethewey, K. R., dan Camberlain, J., 1991, Korosi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta