13
JUDUL PERCOBAAN : PENGARUH HUJAN ASAM DAN TUGU HITAM Tujuan percobaan : 1. Membuktikan pengaruh buruk hujan asam terhadap bangunan. 2. Menunjukkan reaksi kimia yang menghasilkan karat. 3. Memahami sifat asam sulfat sebagai dehidrator. I. TINJAUAN TEORITIS A. KARBOHODRAT 1.1 Pengertian Karbohidrat Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus umum karbohidrat Cn(H2O)m. Karena komposisi yang demikian, senyawa ini pernah disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan hidrat dari karbon. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Contoh glukosa; adalah suatu polihidroksi aldehid karena mempunyai satu gugus aldehid da 5 gugus hidroksil (OH). 2.2 Penggolongan Karbohidrat Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelompok; 1. Monosakarida, terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yg lebih sederhana. Kelompok monosakarida dibedakan menjadi dua macam, yaitu pentosa yang tersusun dari lima atom karbon (arabinosa, ribose, xylosa) dan heksosa yang tersusun dari enam atom karbon (fruktosa/levulosa, glukosa, dan galaktosa). Struktur glukosa dan fruktosa digunakan sebagai dasar untuk membedakan antara gula reduksi dan gula non- reduksi. Penamaan gula reduksi ialah didasarkan pada adanya gugus aldehid (CHO pada glukosa dan galaktosa) yang dapat mereduksi larutan Cu2SO4 membentuk endapan merah bata. Adapun gula non-reduksi ialah gula yang tidak dapat mereduksi akibat tidak adanya gugus aldehid seperti pada fruktosa dan sukrosa/dektrosa yang memiliki gugus keton (C=O). 2. Disakarida, senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak. Disakarida dpt dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

JUDUL PERCOBAAN : PENGARUH HUJAN ASAM DAN TUGU HITAM

Tujuan percobaan : 1. Membuktikan pengaruh buruk hujan asam terhadap

bangunan.

2. Menunjukkan reaksi kimia yang menghasilkan karat.

3. Memahami sifat asam sulfat sebagai dehidrator.

I. TINJAUAN TEORITIS

A. KARBOHODRAT

1.1 Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan

oksigen. contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus

umum karbohidrat Cn(H2O)m. Karena komposisi yang demikian, senyawa ini pernah

disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan hidrat dari

karbon. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar"

artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula.

Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu

polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Contoh glukosa; adalah suatu polihidroksi

aldehid karena mempunyai satu gugus aldehid da 5 gugus hidroksil (OH).

2.2 Penggolongan Karbohidrat

Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelompok;

1. Monosakarida, terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh

larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yg lebih sederhana. Kelompok

monosakarida dibedakan menjadi dua macam, yaitu pentosa yang tersusun dari lima

atom karbon (arabinosa, ribose, xylosa) dan heksosa yang tersusun dari enam atom

karbon (fruktosa/levulosa, glukosa, dan galaktosa). Struktur glukosa dan fruktosa

digunakan sebagai dasar untuk membedakan antara gula reduksi dan gula non-

reduksi. Penamaan gula reduksi ialah didasarkan pada adanya gugus aldehid (–CHO

pada glukosa dan galaktosa) yang dapat mereduksi larutan Cu2SO4 membentuk

endapan merah bata. Adapun gula non-reduksi ialah gula yang tidak dapat mereduksi

akibat tidak adanya gugus aldehid seperti pada fruktosa dan sukrosa/dektrosa yang

memiliki gugus keton (C=O).

2. Disakarida, senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau

tidak. Disakarida dpt dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai

menjadi 2 molekul monosakarida.

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

3. Oligosakarida merupakan golongan karbohidrat yang molekulnya terdiri dari 2

sampai 10 unit monosakarida dan dapat larut dalam air serta banyak terdapat di

alarn. Dua unit monosakarida yang dikombinasikan akan menghasilkan

disakarida dan kombinasi dalain satu rantai unit monosakarida menghasilkan

trisakarida, tetrasakarida dan seterusnya sampai pada rantai polimer tertinggi

yaitu terdiri dari beberapa unit monosakarida. Sebagai contoh misalnya maltosa

yang dibentuk dari 2 glukosa. Contoh disakarida lainnya yang sering dijumpai

adalah sukrosa atau gula tebu yang terdiri dari l molekul glukosa dan I molekul

fruktosa dan laktosa atau gula susu yang terdiri dari I molekul glukosa dan 1

molekul galaktosa.

4. Polisakarida, senyawa yg terdiri dari gabungan molekul2 monosakarida yang

banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul

monosakarida. Golongan karbohidrat yang mengandung lebih dari 10 unit

monosakarida yang tergabung bersama disebut polisakarida. Meskipun

polisakarida diklasifikasikan sebagai polimer yang mengandung lebih dari 10

unit gula, namun tidak terdapat banyak dalam bentuk yang kurang dari 100

unit. Kebanyakan ditemukan dalam jumlah lebih dari 100 unit sampai beberapa

ribu unit monosakarida. Sebagai contoh misalnya amilum atau antar satuannya,

α pati adalah rangkaian glukosa dengan ikatan antar satuannya. Beberapa sifat

pati adalah mempunyai rasa yang tidak manis, tidak larut dalam air dingin

tetapi di dalam air panas dapat membentuk sol atau jel yang bersifat kental.

Sifat kekentalan ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur makanan, dan sifat

jelnya dapat diubah oleh gula atau asam. Pati di Dalam tanaman dapat

menipakan energi cadangan di dalam biji-bijian pati terdapat dalam bentuk

granula. Penguraian tidak sempurna dari pati dapat menghasilkan dekstrin yaitu

suatu bentuk oligosakarida.

3.3 Fungsi Karbohidrat

Ada banyak fungsi dari karbohidrat dalam penerapannya di industri pangan, farmasi

maupun dalam kehidupan manusia sehari-hari. Diantara fungsi dan kegunaan itu ialah :

a. Sebagai sumber kalori atau energi

b. Sebagai bahan pemanis dan pengawet

c. Sebagai bahan pengisi dan pembentuk

d. Sebagai bahan penstabil

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

e. Sebagai sumber flavor (karamel)

f. Sebagai sumber serat

Peran dalam biosfer

Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik

secara langsung atau tidak langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri,

dan alga fotosintetik memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir

semua organisme heterotrof, termasuk manusia, benar-benar bergantung pada organisme

autotrof untuk mendapatkan makanan.

Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian

dapat digunakan untuk mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh

fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida 3-fosfat. Senyawa ini

merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung oleh organisme

autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan pati.

Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi

Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.

Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata,

glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh

tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut

pada proses respirasi selular untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon

monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil

lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak. Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram

karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara

termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%.

Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum

dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula. Namun demikian, daya

cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya,

yaitu bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%.

Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia

hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa

mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang

membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya

akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian.

Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga

keseimbangan asam basa di dalam tubuh berperan penting dalam proses metabolisme dalam

tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.

Peran sebagai cadangan energi

Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang

nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati

merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai

granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk kloroplas. Dengan mensintesis pati,

tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang

utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.

Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan

vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian

glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun

demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu

lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau

dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.

Peran sebagai materi pembangun

Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya,

selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat,

tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua

bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Kayu terutama terbuat dari selulosa dan

polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir

seluruhnya dari selulosa.

Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun

kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga, laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan

lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium

karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.

Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida

dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan

sitoplasma di dalam sel

Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat

dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun

glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan terdiri terutama atas

karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan

misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang

melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan

lipid) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein

umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat

golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman

oligosakarida pada permukaan sel darah merah.

B. HUJAN ASAM

Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang harus benar-benar

difikirkan oleh umat manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan

turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi

bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”. Sehingga dikenal pula dengan

istilah deposisi ( penurunan / pengendapan ) basah dan deposisi kering.

Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini

mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari

konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity ( kemampuan air atau

tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena.

Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50%

keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering.Kemudian angin

membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon.

Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut akan

terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin dapat membawa material

asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan

kilometer. Untuk mengukur keasaman hujan asam digunakan pH meter. Hujan dikatakan

hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air murni mempunyai pH 7 ). Makin

rendah pH air hujan tersebut , makin berat dampaknya bagi mahluk hidup.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Penyebab Hujan Asam :

Hasil buangan /limbah gas industri , kendaraan bermotor dsb. disuatu daerah akan

bisa mengakibatkan menumpuknya gas2 oksida2 belerang (SO2 dan SO3) dan oksida

nitrogen ( nitrogen dioxide NO2 ) di awan . Pada proses pembentukan hujan, akan terbentuk

titik-titik air yang akan bereaksi dengan gas buang tersebut dan membentuk asam2 sulfit,

sulfat dan asam nitrit/nitrat , yang jatuh ke bumi sebagai hujan asam. Untuk selanjutnya

sebagai bahan pengotor oksida belerang kita sebut sebagai SOX, dan oksida nitrogen

sebagai NOX. Dalam keadaan kering, sesungguhnya gas2 tersebut tidak menimbulkan

kerusakan , tetapi dalam bentuk titik2 cairan ( dalam bentuk hujan )dengan adanya air dan

dibantu oleh ozon akan terbentuk asam yang korosif dan merusak. Ozon sebagai pollutant

juga berpengaruh terhadap cerita terbentuknya hujan asam.

C. KOROSI

Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir

dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini

hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang

mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang

dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak digunakan,

dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu tidak

mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain, 1991).

Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara

pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi

diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi

dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian

pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut

dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang

tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum

definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan

pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).

Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek

dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai

anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah yang

terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999).

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang

korosif. Korosi juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi

secara kimia atau elektrokimiadengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa

korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam yang dari bijih mineralnya. Contohnya

bijih besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah

diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja

paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang

menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret volta dan persamaan

Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi (Anonim,

2008).

Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk ditempa dan

liat. Zink melebur pada suhu 410oC. Dan mendidih pada 906

oC. Logamnya murni melarut

lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan

platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari

logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya zink-zink komersial

(Svehla, 1990).

II. ALAT DAN BAHAN

A. TUGU HITAM (KARBOHIDRAT)

Alat:

- Beaker gelas 250 ml 1 buah

- Beaker gelas 100 ml 1 buah

- Batang pengaduk 1 buah

Bahan

- Gula 65 gram

- H2SO4 secukupnya

- Air secukupnya

B. PENGARUH HUJAN ASAM

Alat

- Beaker gelas 100 ml 2 buah

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Bahan

- Kapur tulis 2 batang

- Larutan Cuka secukupnya

- Air secukupnya

C. KOROSI

Alat

- Beaker gelas 100 ml 1 buah

- Paku seng sekucupnya

- Sendok

Bahan

- Cairan pemutih 4 sendok ( ± 40 ml)

- Larutan Cuka 2 sendok ( ± 20 ml)

- Air secukupnya

III. PROSEDUR KERJA

A. TUGU HITAM (KARBOHIDRAT)

- 65 gram gula dilarutkan dalam 50 ml air hangat

- Asam sulfat (H2SO4) pekat dituangkan ke dalam larutan gula.

- Mengamati perubahan yang terjadi.

B. PENGARUH HUJAN ASAM

- Salah satu beaker gelas diisi dengan cuka sampai ¼ penuh.

- Beaker gelas yang lainnya diisi dengan air sampai ¼ penuh.

- Sebatang kapur tulis di masukkan kedalam setiap gelas.

- Mengamati dan mencatat perbedaan reaksi di dalam kedua gelas tersebut.

C. KOROSI

- Paku seng dimasukkan ke dalam beaker gelas

- Sedikit larutan pemutih dan cuka ditambahkan ke dalam gelas tersebut.

- Lalu di aduk dengan sendok dan melihat perubahan yang terjadi.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. TUGU HITAM (KARBOHIDRAT)

Hasil Pengamatan

- (65 gram gula + 50 ml air hangat menghasilkan larutan gula yang jenuh.

- Lalu pada larutan gula jenuh tersebut ditambahkan asam sulfat pekat yang

menjadikan larutan gula tersebut makin lama makin hitam dan terbentuk karbon

(tugu hitam). Ketika dibiarkan maka karbon (tugu hitam) mengeras dan

membentuk semacam tugu hitam kimia.

- Pada reaksi tersebut menghasilkan panas atau eksoterm.

Pembahasan

Sukrosa :

Sukrosa merupakan gula yang paling luas tersebar di alam, dengan kadar berkisar

dari 0,1-25% dari bahan segar. Buah matang, khususnya tinggi kandungan

sukrosanya. Sukrosa tersusun dari D-glukosa dan 2)-glikosidik yang juga dapat

disebut -(1 D-fruktosa dengan ikatan 1)-glikosidik. Sukrosa bukan gula reduktif

karena gugus OH -(2 ikatan bebas pada glukosa dan fruktosa telah berikatan.

Hidrolisa sukrosa oleh asam menghasilkan campuran equimolar glukosa dan

fruktosa. Produk hidrolisa sukrosa umumnya dinamakan gula invert. Istilah ini

muncul dari berubahnya rotasi spesifik sukrosa yang putar kanan menjadi rotasi

spesifik campuran equimolar glukosa+fruktosa yang putar kiri (Sudarmanto,

2000).

Sukrosa merupakan oligosakarida (disakarida) yang mempunyai peran penting

dalam pengolahan pangan dan banyak terdapat pada tebu, bit dan kelapa kopyor.

Untuk industri-industri makanan biasanya digunakan sukrosa dalam bentuk kristal

halus atau kasar dan dalam jumlah banyak dipergunakan dalam bentuk cairan

sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup sukrosa dilarutkan dalam air dan dipanaskan

sebagian sukrosa akan terurai menjadi glikosa dan fruktosa yang disebut gula

invert. Inversi sukrosa terjadi dalam suasana asam.

Sukrosa yang merupakan disakarida terdiri atas gabungan dua monosakarida

yairu furktosa dan glukosa. Mekanisme reaksi hidrolisis sakarosa menjadi fruktosa

dan glukosa adalah sebagai berikut:

C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6

Sukrosa Fruktosa glukosa

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Asam sulfat merupakan asam yang bersifat dehidrator atau menarik air dari

suatu karbohidrat sehingga yang tinggal hanyalah karbon nya yang membentuk

endapan hitam (tugu hitam kimia).

Reaksinya adalah

)(2)()(422 )( gspmn OHCSOHOHC

B. PENGARUH HUJAN ASAM

Hasil Pengamatan

- Air ditambah kapur tulis menghasilkan kapur tulis yang hancur/keropos, terlihat

menghasilkan gelembung yang sedikit.

- Cuka ditambah kapur tulis menghasilkan kapur tulis yang lebih hancur/keropos,

dan menghasilkan banyak gelembung gas.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan reaksi tersebut, maka dapat dilihat bahwa reaksi

antara kapur tulis dengan asam. maka kapur tersebut lebih cepat hancur/ keropos dan

mengasilkan lebih banyak gelembung gas. Hal ini membuktikan bahwa adanya hujan

asam akan mengakibatkan mudahnya gedung-gedung rusak, dan akibat lain dapat

berupa:

1. Kerusakan hutan cemara dan kelangsungan pertumbuhan hutan di USA, Canada dan

beberapa bagian Eropa

2. Kematian hutan ( Waldsterben) di Jerman kuat kemungkinannya adanya

hubungannya dengan hujan asam.

3. Kerusakan hasil panen sejumlak tembakau, gandum dan hasil panen kedelai akan

rusak karena pengendapan belerang.

4. Dunia tumbuh-tumbuhan dan binatang ( land based ) juga terpengaruh, khususnya

didekat pusat kependudukan mengurangi biodiversity local.

5. Bangunan menderita pengkaratan dari pengendapan asam, menyebabkan harus

dilakukan perawatan tambahan.

6. SOX dan NOX juga mempunyai implikasi terhadap percepatan buruknya kesehatan ,

terutama pada penyakit pernapasan. Besar akibatnya, dapat menimbulkan

pengasaman danau dan berpengaruh terhadap populasi ikan. Di Norway bagian

selatan, populasi ikan salmon telah menurun dengan cepat. Tanah yang subur tidak

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

bisa menetralkan asam, hanyut terbawa aliran dan mengasamkan anak sungai,

melepaskan aluminium dari tanah yang menyebabkan ikan mati. Mekanismeyang

pasti adalah sangat rumit, dan tidak semua ahli setuju bahwa hujan asam menjadi

penyebab utama dari peristiwa pengasaman.

C. KOROSI

Hasil Pengamatan

- Paku seng dalam beaker gelas yang ditambahkan larutan pemutih dan cuka mula-

mula larutannya berwarna bening kemudian menjadi kuning dan 6 menit berikunya

berubah menjadi kecoklatan yang mengartikan timbulnya karat.

Pembahasan

Pada percobaan ini, digunakan bahan dasar logam besi, dalam hal ini paku, karena

logam ini sangat luas dan korosi pada logam ini sangat utama. Salah satu proses

pencegahan korosi pada besi adalah dengan proses pelapisan dengan logam lain

berdasarkan sifat-sifat kimia tertentu dari logam yang akan digunakan dalam hal ini

adalah Cu, Zn, dan Al. Paku adalah salah satu bahan yang sangat mudah teroksidasi

oleh oksigen yang ada di udara bebas. Dimana oksigen akan membentuk lapisan

oksida melapisi permukaan logam, tetapi oksida logam besi ini mempunyai pori-pori

sehingga mudah ditembus oleh oksigen atau uap air. Dengan demikian, keadaan ini

memungkinkan reaksi oksidasi secara berkelanjutan pada bagian awal lapisan oksida

yang telah terbentuk sebelumnya. Demikian seterusnya sampai semua logam besi

teroksidasi, menyebabkan perubahan bentuk yang gembur dan keropos, yang pada

akhirnya akan mengurangi bahkan merusak penampilan dan kekuatan logam besi

tersebut.

Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui apakah paku seng mengalami korosi atau

terlindung dari korosi jika ditambahkan larutan pemituh dan cuka. Hal ini dilakukan

untuk mempercepat korosi, sebagaimana kita ketahui bahwa keasaman tinggi

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

merupakan faktor utama meningkatkan laju korosi. Paku tersebut dibenamkan dalam

asam sulfat beberapa menit, kemudian dapat dilihat bagaimana larutan tersebut

mengalami perubahan warna dari bening, menjadi kuning dan akhirnya dalam

beberapa menit berubah jadi larutan coklat yang menandakan paku tersebut telah

mengalami perkaratan.

Pada deret volta. seng (zinkum) berada disebelah kiri dari H sehingga dapat bereaksi

dengan asam membentuk zinkum berkarat, dengan reaksi sebagai berikut:

)(2)(23)(3)( )( gsaqs HZnCOOCHCOOHCHZn

V. KESIMPULAN

1. Jika suatu pada karbohidrat ditambahkan suatu asam sulfat . maka asam tersebut akan

menarik air (bersifat dehidrator) yang ada dalam karbohidrat tersebut dan membentuk

karbon dan uap air.

2. Karbohidrat terdiri atas monosakarida, disakarida dan polisakarida. Suatu

monosakarida tidak dapat lagi untuk dihidrolisis, sedangkan disakarida dan

polisakarida masih dapat dihidrolisa menghasilkan monosakarida-monosakarida

pembentuknya.

3. Reaksi pembentukan hujan asam diakibatkan oleh gas buangan (SOx dan NOx) dalam

pembakaran batubara dan hidrokarbon, selain itu gas buangan lain juga memengaruhi

pembentukan hujan asam.

4. Adanya hujan asam sangat berakibat buruk pada kehidupan semua mahluk khususnya

mengakibatkan perkaratan.

5. Proses korosi (perkaratan) dapat terjadi pada logam-logam yang ada disebelah kiri H

pada deret volta.

6. Perkaratan sangat merugikan karena akan membuat daya beli dari logam tersebut

menjadi rendah.

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Korosi, (online) (http://www.wikipedia.com), diakses 22 Mei 2010, pukul

21.00.

Hart, Harold. 1983. Kimia Organik. Jakarta. Erlangga

Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Penerjemah : Maggy Thenawijaya. Jakarta,

Erlangga

Kanti L, Bambang (2006), Pencemaran Oleh Hujan Asam Dalam Konteks Kebijakan

Global, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

.

Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N. H., 1999, Kimia Modern, Erlangga, Jakarta

Sudarmadji, Slamet dkk., 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty,

Yogyakarta.

Sudarmanto, S.,dkk., 2000. Kimia Hasil Pertanian. FTP UGM, Yogyakarta Svehla, G., 1990,

Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT. Kalman Media

Pustaka, Jakarta.

Taba, P., Zakir, Muh., Fauziah, St., 2009, Penuntun Praktikum Kimia Fisika, Laboratorium

Kimia Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Trethewey, K. R., dan Camberlain, J., 1991, Korosi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta