26
PRAKTIKUM FISIOLOGI METABOLIK ENDOKRIN Kelompok 1: Gulam Gumilar 1111103000001 Ahmad Riza F Herze 1111103000034 Asmie Utamy Asfar 1111103000065 Anisatul Muqorrobin 1111103000096 Fikriah rizki A 1111103000012 Madinatul Munawwaroh 1111103000055 Nurul Fatimah Kartiwa 1111103000045 Nur Zaki Hanifah 1111103000075 Seflan Syahrir Ahliadi 1111103000086 Zulfami Siregar 1111103000024

Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ljloj

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

PRAKTIKUM FISIOLOGI METABOLIK ENDOKRIN

Kelompok 1:

Gulam Gumilar 1111103000001

Ahmad Riza F Herze 1111103000034

Asmie Utamy Asfar 1111103000065

Anisatul Muqorrobin 1111103000096

Fikriah rizki A 1111103000012

Madinatul Munawwaroh 1111103000055

Nurul Fatimah Kartiwa 1111103000045

Nur Zaki Hanifah 1111103000075

Seflan Syahrir Ahliadi 1111103000086

Zulfami Siregar 1111103000024

Page 2: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada hentinya kepada manusia.

Terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.

Dengan nikmat akal tersebutlah kita dituntut untuk dapat memanfaatkannya dengan sebaik-

baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya.

Shalawat serta salam kami sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita baginda

Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan ilmu dari Allah kepada umat-umatnya. Ilmu

tersebut tidak akan habis sekalipun air laut dijadikan tinta untuk menuliskan ilmunya itu. Dan

manusia hanya diberi sedikit sekali.

Tidak ada harapan lain dari kami, semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat

menambah pengetahuan kita. ”Tiada gading yang tak retak” demikian pepatah mengatakan.

Karena itu tiada menutup kemungkinan jika dalam penulisan makalah ini terdapat banyak

kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan saran kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini dan akan kami terima dengan senang hati.

Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan serta semua

pihak yang telah membantu serta mendukung sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Tim Penyusun

Kelompok 1

Page 3: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

PRAKTIKUM FISIOLOGI

SUHU TUBUH DAN PENGATURANNYA

Tujuan

Tujuan Instruksional Umum

1. Memahami cara pengukuran suhu tubuh manusia.2. Memahami cara menetapkan kelembaban relatif udara.

Tujuan Perilaku Khusus

1. Menerangkan cara pengukuran suhu ketiak dan suhu mulut.2. Menerangkan pengaruh bernapas melalui mulut dan berkumur air es terhadap suhu

mulut.

Dasar Teori

Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinas yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu lingkungan yang dingin atau hangat.

Suhu dibagi menjadi dua yaitu:

suhu inti: suhu yang dijaga kestabilan nya agar tidak berubah-ubah secara drastic yang akan mengganggu temoregulasilebih jauh.

suhu kult/perifer: sushu yang dapat berubah akibat lingkungan diluar yang mempengaruhinya.

Setiapsaat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:

1. Exercise

2. Hormone

3. System saraf

4. Suhu tubuh

5. Asupan makanan

6. Berbagai macam faktor lain seperti gender, iklim dan status malnutrisi

Page 4: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi. Pengaruh suhu pada lingkungan, dibagi menjadi dua golongan, yaitu ;

Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Suhu kulit dapat berfluktuasi antara 20-40°C. Hewan Poikilotermik : suhu tubuhnya dipengaruhi lingkungan, terjadi pada hewan poikilotermik seperti kodok.

Homoiterm suhu inti bagian dalam terdiri dari organ2 abdomen dan toraks, SSP, dan otot rangka. Relatif konstan sekitar 37,8°C(100°F)

Pengaturan suhu tubuh diatur oleh hipotalamus regio anterior dan posterior yang masing-masing berespon pada meningkat dan penurunan suhu tubuh. Suhu tubuh diatur seluruhnya oleh mekanisme umpan balik pada hipotalamus.

Pusat termoregulasi terdapat di hipotalamus yaitu:

a. Hipotalamus anterior yang berfungsi sebagai regulator terhadap suhu panas, stiulasi pada hipotalamus anterior akan menyebab kan hipotermia, penurunan termogenesis: anoreksia, apati,peningkatan TSH, peningkatan termolisi yaitu:vasodilatasi perifer, berkeringat, peningkatan respirasi.

b. Hipotalamus posterior yang berfungsi sebagai regulator terhadap suhu dingin stimulasi pada hipotalamus postteriaor akan menyebabkan hipertermia , peningkatan termogenesis seperti menggigil, rasa lapar, peningkatan TSH, penurunan termolisis yaitu : vasokontriksi perifer, curling up, memakai baju tebal.

Yang diatur oleh hipotalamus dan mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Bila suhu lingkungan dingin, maka tubuh melakukan mekanisme peningkatan laju metabolisme melalui perubahan-perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya sehingga dihasilkan produksi panas optimal. Sedangkan bila suhu lingkungan panas, maka tubuh melakukan mekanisme pengrangan produksi panas melalui proses pengeluaran cairan tubuh agar terjaga keseimbangan suhu endoterm. Kontrol keseimbangan suhu tubuh manusia dilakukan dengan menyeimbangkan antara heat production dan heat loss. Umumnya, ketika laju panas terproduksi di dalam tubuh besar dibandingkan panas yang hilang, panas suhu inti umumnya cenderung tetap, orang normal berkisar antara 36oC-37,5oC. Sedangkan suhu kulit berubah-ubah, bergantung pada kondisilingkungan.

Memahami konsep pengaturan suhu tubuh penting karena sangat berguna dalam hal penellitian atau persoalan di klinik seperti :

1. Persoalan demam pada penyakit-penyakit 2. Persoalan pemberian hypothermic pada kasus pembedahan (bedah jantung) 3. Terapi pada kasus yang disebabkan panas berlebihan (Heat stroke) atau padakasus

kedinginan ekstrem 4. Masalah-masalah militer (latihan dilapangan panas terbuka), ruang angkasa, atau

ditempat-tempat yang memungkinkan mempunyai panas yang ekstrem.Suhu inti

Page 5: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

(core temperature) manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya pada sore hari (jam 2 - 3 sore).

Alat Dan Bahan Percobaan Yang Diperlukan

1. Termometer maksimum2. Termometer kimia dengan skala -100C sampai +500C atau +100C samapai 1000C3. Alkohol dan Kapas4. Waskom besar berisi es

Tata kerja

Pengukuran Suhu Mulut

1. Bersihkan termometer maksimum dengan alkohol

2. Turunkan meniskus air rakasa sampai di bawah skala dengan mengyun-sentakkan

termometer tersebut beberapa kali

3. Letakkan reservoir termometer di bawah lidah dan suruh orang percobaan menutup

mulutnya rapat-rapat

4. Setelah 3 menit baca dan catat suhu mulut orang percobaan

5. Turunkan meniskus air raksa sampai dibawah skala seperti butir 2

6. Letakkan reservoir termometer di bawah lidah seperti butir 3

7. Baca dan catat mulut OP setelah 6 menit

Pengaruh Bernapas Melalui Mulut Dan Berkumur Air Es Pada Suhu Mulut

1. Turunkan meniskus air raksa sampai dibawah skala dengan cara percobaan

pengukuran suhu mulut langkah 2.

2. Letakkan reservoir termometer dibawah lodah orang percobaan.

3. Baca dan catat suhu mulut setelah 3 menit

4. Suruh orang percobaan bernapas tenang melaui mulut selam 2 menit sambil menutup

lubang hidung. Segera setelah tindakan ini ulangi langkah satu sampai dengan tiga.

5. Suruh orang percobaan berkumur berulang – ulang dengan air es selama 1 menit.

Segera setelah tindakan ini ualngi langkah satu smapi dengan tiga.

Pengukuran Suhu Ketiak

Page 6: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

1. Keringkan ketiak percobaan.

2. Upayakan supaya meniskus air raksa termometer maksimum terletak dibawah skala

dengan mengayunkan-sentakkan termometer tersebut beberapa kali.

3. Suruhlah orang percobaan berbaring terlentang

4. Letakkan reservoir termometer klinik diruang ketiak dan suruhlah orang percobaan

menjepit dengan baik.

5. Setelah 3 menit baca dan catat suhu ketiak orang percobaan

Hasil

Pengukuran Suhu Mulut

percobaan 3 menit 6 menit

Suhu mulutOP AOP BOP C

37,4° C37,4° C36,9° C

37,7° C37,7° C37,1° C

Pengaruh Bernapas Melalui Mulut Dan Berkumur Air Es Pada Suhu Mulut

Percobaan Mulut Bernafas dengan mulut

Berkumur dengan air es selama 1 menit

OP A 37,7° C

37,8° C 35,9° C

OP B 37,8° C

37,3° C 34,9° C

OP C 37,1° C

36,8° C 35,8° C

Pengukuran Suhu Ketiak

Percobaan (3 menit) ketiak (3 menit) mulut

OP A 37,3° C 37,4° C

OP B 37,2° C 37,4° C

OP C 36,5° C 36,9° C

Page 7: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

Diskusi

Pengukuran Suhu Mulut

Berdasarkan hasil percobaan, pada OP A menunjukkan bahwa suhu mulut setelah 3

menit adalah 37,4oC dan setelah 6 menit adalah 37,7 oC. Terlihat perbedaan suhu setelah 3

menit dan 6 menit adalah 0,3 oC dan pada OP B menunjukkan bahwa suhu mulut setelah 3

menit adalah 37,4 oC dan setelah 6 menit adalah 37,7 oC. Terlihat perbedaan suhu mulut

setelah 3 menit dan 6 menit adalah 0,3oC. Sedangkan pada OP C menunjukkan bahwa suhu

mulut setelah 3 menit adalah 36,90 C dan 6 menit adalah 37,1 0 C. Terlihat perbedaan suhu

muut setelah 3 menit dan 6 menit adalah 0,20 C. Perbedaan suhu yang sangat kecil pada

ketiga OP setelah 3 menit dan 6 menit menunjukkan bahwa pengukuran suhu setelah 3 menit

dan 6 menit tidak terlalu bermakna, karena manusia termasuk golongan homoiotermik.

P-SH.1. Apakah perbedaan antara termometer maksimum (klinik) dengan termometer kimia?

Termometer maksimum (klinik) perubahan suhu yang spontan dan tidak memiliki nilai yang

absolut sedangkan termometer kimia perubahan suhunya tdak spontan dan memiliki nilai

yang absolut

P-SH.2. Apakah ada perbedaan anatara hasil pemeriksaan 3 menit dan 6 menit? Jelaskan

jawaban saudara.

Tidak ada perbedaan karena manusia termasuk makhluk homiotermik

Pengaruh Bernapas Melalui Mulut Dan Berkumur Air Es Pada Suhu Mulut

Berdasarkan hasil percobaan suhu pada OP A, suhu ketika bernapas dengan mulut

37,8 ° C, pada OP B, suhu yang didapat 37,3 ° C dan pada OP C, suhu yang didapatkan

36,80C. Sedangkan suhu pada waktu berkumur dengan air es pada OP A didapatkan suhu

35,9 ° C, pada OP B suhu yang didapatkan 34,9 ° C dan pada OP C didapatkan suhu 35,8 0C.

Hal ini menunjukkan adanya perbedaan suhu antara bernapas dengan mulut dan

berkumur dengan air es, dimana suhu yang didapat setelah berkumur dengan air es lebih

rendah daripada suhu yang didapat setelah bernapas dengan mulut.

P-SH.3. Apakah ada perbedaan suhu mulut pada masing-masing tindakan?

Ada, suhu mulut lebih rendah setelah berkumur dengan air es dibanding dengan bernapas dengan mulut akibat pengaruh lingkungan

Page 8: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

Pengukuran Suhu Ketiak

Dari hasil percobaan pada ketiga OP terlihat bahwa suhu ketiak lebih rendah daripada suhu

mulut. Hal ini disebabkan teori bahwa suhu ketiak menggambarkan suhu permukaan tubuh.

P-SH.4. Mengapa ketiak harus dikeringkan terelebih dahulu sebelum diukur suhunya?

Agar pemeriksaan pada termometer tidak bias akibat dari air(keringat) yang ada pada ketiak

P-SH.5. Apakah ada perbedaan antara suhu ketiak dan suhu mulut? Apa penyebabnya?

Ada, karena suhu ketiak lebih menggambarkan suhu inti tubuh

Kesimpulan

Pengukuran Suhu Mulut

Manusia termasuk homoiotermik karena pengukuran suhu mulut setelah 3 menit dan

6 menit tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.

Pengaruh Bernapas Melalui Mulut Dan Berkumur Air Es Pada Suhu Mulut

Adanya perbedaan suhu dikarenakan pengaruh berkumur dengan es yang memberikan

efek dingin pada mulut sehingga suhunya lebih rendah daripada suhu yang diperoleh jika

bernapas melalui mulut.

Pengukuran Suhu Ketiak

Suhu ketiak yang menggambarkan suhu permukaan tubuh nilainya lebih rendah

dibandingkan suhu mulut yang menggambarkan suhu inti tubuh.

SUHU TUBUH DAN PENGATURANNYA (KATAK)

LANDASAN TEORI

Manusia biasanya tinggal di lungkungan yang lebih dingin daripada

suhu tubuh mereka tetapi mereka terus-menerus menghasilkan panas

secara internal, yang membantu mempertahankan suhu tubuh. Produksi

panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolik yang

berasal dari makanan.

Page 9: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

Tidak ada satu suhu tubuh karena suhu bervariasi dari organ ke

organ. Dari sudut pandang termoregulasi, tubuh dapat dianggap sebagai

suatu inti sentral yang dikelilingi oleh selubung luar. Suhu di dalam inti

sentral, yang terdiri daro organ abdomen dan thoraks, susunan saraf

pusat, dan otot rangka, umumnya relative konstan. Suhu inti internal ini

berada di bawah regulasi ketat untuk dipertahankan secara homeostatic.

Jaringan inti berfungsi paling baik pada suhu relative konstan sekitar 100°

Farhenheit (37,8° Celcius)

Semua penambahan atau kehilangan panas antara tubuh dan

lingkungan eksternal harus berlangsung antara permukaan tubuh dan

lingkungannya. Hokum-hukum fisika yang sama yang mengatur

pemindahan panas antara benda-benda mati juga mengontrol

perpindahan panas antara permukaan tubuh dan lingkungan.

Tubuh menggunakan empat mekanisme untuk memindahkan

panas:

1. Radiasi adalah emisi energy panas dari permukaan suatu benda

hangat dalam bentuk gelombang elektromagnetik, atau gelombang

panas, yang merambat dalam ruang.

2. Konduksi (hantaran) adalah pemindahan panas antara benda-benda

yang berbeda suhunya yang berkontak langsung satu sama lain,

dengan panas mengalir menuruni gradient suhu dari benda yang lebih

hangat ke benda yang lebih dingin melalui pemindahan dari molekul ke

molekul.

3. Konveksi merujuk kepada pemindahan energy panas oleh arus udara.

Sewaktu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekitar

yang lebih dingin, udara yang berkontak langsung dengan kulit

menjadi lebih hangat.

4. Evaporasi (penguapan) adalah metode terakhir pemindahan panas

yang digunakan oleh tubuh, ketika udara menguap dar permukaan

kulit, panas yang diperlukan untuk mengubah air dari keadaan cair

menjadi gas diserap dari kulit

Page 10: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

TUJUAN

Tujuan Instruksional Secara Umum

1. Memamhami perbedaan antara antara binatang homolotermik dan

poikilotermik

2. Memahami cara mengukur suhu tubuh manusia

3. Memahami cara menetapkan kelembaban relatif udara

Tujuan Perilaku Khusus

1. Menerangkan pengaruh suhu keliling pada suhu keliling pada suhu

tubuh binatang poikilotermik

2. Menerangkan cara pengukuran suhu ketiak dan suhu mulut

3. Menerangkan pengaruh bernapas melalui mulut dan berkumur air

es terhadap suhu

4. Menerangkan cara menetapkan kelembaban relative udara dengan

menggunakan thermometer bola basah dan bola kering serta

psychrometric chart

ALAT DAN BINATANG PERCOBAAN YANG DIPERLUKAN

1. Kodok

2. Papan fiksasi kodok/katak dan tali

3. Thermometer maksimum

4. Thermometer kimia dengan skala -100 C sampai +500 C atau +100

C sampai 1000

5. Alkohol dan kapas

6. Waskom besar berisi es

7. Air hangat 400 C dan 700C

8. Thermometer bola basahdan bola kering

9. Psychrometric chart

LANGKAH KPENGARUH SUHU KELILING PADA SUHU TUBUH

BINATANG POIKLOTERMIK

Page 11: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

1. Tetapkan suhu ruang dengan thermometer kimia (-100 - +500C)

2. Ikatkan dengan tali seekor kodok terlentang di atas papan fiksasi

3. Masukkan thermometer kimia tersebut kedalam esophagusnya

4. Baca dan catat suhu kodok setelah 3 menit

5. Dengan thermometer tetap di dalam esofagusnya, benamkan kodok

kedalam air es setinggi lehernya (jaga jangan air es masuk kedalam

mulut kodok )

6. Baca dan catat suhunya setelah 3 menit

7. Keluarkan thermometer dari esophagus kodok dan tetapkan suhu

air es

8. Keluarkan kodok dari air es dan biarkan ia beberapa menit dalam

suhu ruangan sementara itu sediakan air hangat (+/- 400C)

9. Masukkan kembali thermometer kedalam esophagus kodok,

kemudian benamkan kodok kedalam air hangat setinggi lehernya

( jaga jangan sampai air hangat masuk kedalam mulut kodok )

10. Baca dan catat suhunya setelah 3 menit

HASIL

Perlakuan Suhu

Tanpa perlakuan 26°C

Direndam dalam air es

4°C

19°C

Direndam dalam air

hangat 40°C

29°C

DISKUSI

Perlakuan yang dilakukan pada katak terbukti mengubah suhu inti

katak. Suhu air yang menjadi rendaman katak mempengaruhi suhu inti

katak dengan cara konduksi (hantaran), yaitu pemindahan panas antara

benda-benda yang berbeda suhunya yang berkontak langsung satu sama

lain, dengan panas mengalir menuruni gradient suhu dari benda yang

lebih hangat ke benda yang lebih dingin melalui pemindahan dari molekul

Page 12: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

ke molekul. Saat katak direndam dengan air es 4°C yang lebih rendah dari

suhu inti katak (26°C), suhu inti katak menjadi menurun. Dan saat katak

direndam dengan air hangat 40°C yang lebih tinggi dari suhu inti katak

(26°C), suhu inti katak menjadi meningkat.

PERTANYAAN

1. Mengapa air es tidak boleh masuk kedalam mulut kodok ?

Karena akan membuat pengukuran suhu menjadi bias

2. Apakah ada perbedaan suhu kodok pada waktu dibenamkan dalam

air es dan pada waktu dibenamkan dalam air hangat?

Ada, saat dibenamkan di air es suhu kodok menjadi menurun, dan

saat dibenamkan di air hangat suhu kodok menjadi meningkat

KESIMPULAN

Suhu lingkungan dapat mempengaruhi suhu inti tubuh

Page 13: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

Nama Percobaan

Pengaruh Insulin Terhadap Ikan Guppy

Dasar teori

PENGARUH INSULIN

Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak dan asam amino dalam darah serta

mendorong penyimpanan nutrien-nutrien tersebut. Sewaktu molekul-molekul nutrien ini

memasuki darah selama keadaan absorptif, insulin meningkatkan penyerapan mereka oleh sel

dan konversi, masing-masing menjadi glikogen, trigliserida, dan protein.

Insulin disekresikan oleh sel beta pankreas yang dirangsang oleh glukosa dan saraf

parasimpatis. Insulin melaksanakan banyak fungsinya dengan

mempengaruhi transpor nutrien darh spesifik masuk ke dalam sel atau

mengubah aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam jalur-jalur

metabolik tertentu.

Efek pada Karbohidrat

Page 14: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

Insulin memiliki empat efek yang menurunkan kadar glukosa darah

dan mendorong penyimpanan karbohidrat:

1. Insulin mempermudah transpor glukosa ke dalam sebagian sel

2. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan glikogen dari

glukosa, di otot rangka dan hati

3. Insulin menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi

glukosa, sehingga insulin cenderung menyebabkan penyimpanan

karbohidrat dan mengurangi pengeluaran glukosa oleh hati

4. Insulin juga menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan

menghambat glukoneogenesis, perubahan asam amino menjadi

glukosa di hati

Pengangkutan glukosa antara darah dengan sel dilaksanakan oleh

suatu pembawa membran plasma yang dikenal sebagai pengangkut

glukosa (GULT). GULT-1 memindahkan glukosa menembus sawar darah

otak, GULT-2 memindahkan glukosa yang masuk ke sel ginjal dan usus ke

aliran darah sekitar melalui pembawa kotranspor, dan GULT-3 adalah

pembawa utama glukosa ke dalam neuron. Pengangkut glukosa yang

bertanggung jawab atas sebagian besar penyerapan glukosa oleh

mayoritas sel tubuh adalah GULT-4, yang bekerja hanya setelah berikatan

dengan insulin. Molekul glukosa tidak dapat dengan mudah menembus

membran sebagian sel tanpa adanya insulin sehingga kebanyakan

jaringan bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa dari darah dan

menggunakannnya. GULT-4 sangat banyak terdapat di jaringan yang

paling banyak menyerap glukosa dari darah selama keadaan absorptif

yaitu otot rangka dan sel jaringan lemak.

Beberapa jaringan yang tidak bergantung denngan insulin untuk

menyerap glukosa yaitu otak, otot yang sedang aktif, dan hati. Otak, yang

memerlukan pasokan konstan glukosa untuk kebutuhan energinya setiap

saat, bersifat permeabel bebas terhadap glukosa setiap waktu melalui

molekul GULT-1 dan GULT-3. Saat olahraga, sel-sel otot rangka tidak

bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa, meskipun saat istirahat

mereka memerlukannya. Kontraksi otot memicu penyisipan GULT-4 ke

membran plasma sel otot yang aktif meskipun tidak terdapat insulin. Hati

Page 15: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

juga tidak bergantung pada insulin karena organ ini menggunakan GULT-

4. Namun, insulin meningkatkan metabolisme dengan merangsang

langkah pertama dalam metabolisme glukosa, fosforilasi glukosa untuk

membentuk glukosa-6-fosfat. Fosforilasi glukosa yang masuk ke dalam sel

menjaga konsentrasi glukosa polos intrasel rendah sehingga gradien yang

mempermudah difusi terfasilitasi glukosa ke dalam sel dipertahankan.

Efek pada Lemak

Insulin menurunkan kadar asam lemak darah dan mendorong pembentukan

simpanan trigliserida, dengan cara :

1. Meningkatkan transportasi glukosa ke dalam sel jaringan adiposa

2. Mendorong reaksi kimia yang akhirnya menggunakan asam lemak

dan glukosa untuk sintesis trigliserida

3. Meningkatkan masuknya asam-asam lemak dari darah ke dalam sel jaringan adiposa

4. Menghambat lipolisis (penguraian lemak) sehingga terjadi penurunan pengeluaran

asam lemak dari jaringan adiposa ke dalam darah

Efek pada Protein

Insulin menurunkan kadar asam amino dan meningkatkan sintesis protein,

melalui efek :

- Insulin mendorong transportasi aktif asam amino dari darah ke otot dan jaringan lain

- Meningkatkan kecepatan penggabungan asam amino ke dalam protein dengan

merangsang perangkat pembuat protein di dalam sel

- Menghambat penguraian protein

Kelebihan Insulin Menyebabkan Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara

abnormal rendah. Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara

70-110 mg/dL. Pada penderita hipoglikemia, kadar gula darahnya berada pada tingkat terlalu

rendah. Konsekuensi kelebihan insulin terutama adalah manifestasi efek hipoglikemia di

otak. Dimana otak mengandalkan pasokan glukosa darah yang terus menerus sebagai

makanannya dan penyerapan glukosa oleh otak tidak bergantung insulin. Pada kelebihan

insulin, lebih banyak glukosa yang terdorong masuk kedalam sel-sel tubuh lain yang

Page 16: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

bergantung insulin. Akibatnya terjadi penurunan kadar glukosa darah sehingga glukosa yang

mengalir ke otak tidak mencukupi. Pada dasarnya otak mengalami kelaparan akibat

hipoglikemia. Dengan demikian, gejala-gejalanya adalah penekanan fungsi otak, apabila

cukup parah dapat dengan cepat mengakibatkan penurunan keasadaran dan kematian.

Gejala awal dari hipoglikemia adalah berdebar-debar, berkeringat,

dan gelisah. Pada kadar glukosa plasma yang lebih rendah lagi gejala

neuroglikopenik mulai muncul. Gejala-gejala ini mencakup rasa lapar

serta kebingungan dan kelainan kognitif lain. Pada kadar yang semakin

rendah, terjadi letargi, koma, kejang, dan akhirnya kematian.

Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh keadaan hipoglikemi pada fungsi otak dan kardiovaskular.

Tujuan Khusus

Untuk mengamati pengaruh berbagai keadaan hipoglikemia pada keaktifan gerak ikan guppy.

Alat dan Bahan

1. Spuit Insulin2. Insulin3. Larutan glukosa 20%4. Beker glass 100 ml diisi air 50ml5. Akuades6. Stopwatch7. Pipet8. Ikan guppy

Langkah kerja1. Memasukan ikan guppy kedalam beker glass berisi 50 ml air2. Memperhatikan keaktifan gerak ikan guppy sebelum diberi

perlakuan3. Meneteskan insulin 1mU ke dalam air, lihat perubahan gerakan

yang mungkin terjadi pada ikan guppy.4. Kembali meneteskan insulin 1mU setiap 3 menit sekali

Page 17: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

5. Memperhatikan dan mencatat perubahan gerakan yang terjadi pada ikan guppy

6. Mencatat keadaan dimana ikan guppy melompat, koma, atau kehilangan keseimbangan.

7. Memasukan glukosa 1 mL ke dalam air jika sudah ada perubahan gerakan pada ikan guppy.

8. Melakukan prosedur yang sama dalam interval 3 menit.9. Melihat dan mencatat perubahan gerak pada ikan guppy setelah

diberi perlakuan glukosa.

Hasil Percobaan

Pemberian Insulin

Pemberian Ke-

Menit Ke-

Hasil Pengamatan

1 0-3 Gerakan ikan masih lincah, masih bergerak ke segala arah, masih aktif berputar putar di dalam beker glass.

2 3-6 Gerakan masih aktif3 6-9 Gerakan masih aktif4 9-12 Gerakan masih aktif5 12-

15Gerakan mulai terbatas dan tidak begitu aktif

6 15-18

Gerakan mulai terbatas dan tidak terlalu aktif

7 18-21

Ikan mulai tidak terlalu aktif dan berada diam di satu titik kemudian bergerak kembali.

8 21-24

Ikan mulai tidak terlalu aktif dan berada diam di satu titik kemudian bergerak kembali.

9 24-27

Badan ikan mulai miring, dan terlihat seperti agak cemas.

10 27-30

Badan ikan sudah mulai miring, belum terlihat kejang.

11 30-33

Sudah tidak begitu aktif, dan berhenti lebih banyak.

12 33-36

Ekor ikan sudah terlihat kejang, dengan gerakan yang aneh.

13 36-39

Ikan lompat (kejang) untuk kali pertama

14 39-42

Masih kejang dan gerakan lebih sering terlihat keatas.

15 42-45

Gerakan ikan lebih sering keatas.

16 45-48

Gerakan lebih sering keatas.

17 48- Gerakan ikan sering keatas.

Page 18: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

5118 51-

54Kejang untuk kedua kali.

19 54-57

Ikan tampak lemas. Tidak terlihat pindah tempat lagi.

Pemberian Glukosa

Pemberian Ke-

Menit Ke-

Hasil Pengamatan

1 0-3 Belum tampak ada perubahan dari keaktifan gerak ikan.

2 3-6 Gerakan ikan sudah mulai terlihat aktif3 6-9 Gerakan ikan sudah mulai terlihat lincah4 9-12 Ikan bergerak aktif ke arah glukosa diberikan5 12-15 Ikan bergerak aktif ke arah glukosa diberikan6 15-18 Ikan bergerak aktif ke arah glukosa diberikan dan

semakin aktif7 18-21 Ikan sudah bisa bergerak keliling beker glass, dan

sudah bergerak ke atas.8 21-24 Ikan sudah aktif dan bergerak ke segala arah beker

glass.9 24-27 Ikan sudah aktif dan bergerak ke segala arah beker

glass.

Pembahasan

Setelah dilakukan percobaan pemberian insulin kepada ikan guppy, pada pemberian insulin ke-13 ikan guppy muali terlihat kejang. Hal tersebut dikarenakan adanya insulin yang dimasukan ke air yang nanti akan diserap oleh tubuh ikan guppy yang akan membawa glukosa di dalam darah ikan guppy, yang nantinya glukosa di dalam darah ikan guppy menjadi sedikit sehingga ikan kehilangan glukosa dan menunjukan tanda tanda hipoglikemi.

Saat ikan sudah kejang dan mulai lemas, diberikan glukosa yang berdampak pada peningkatan glukosa di dalam tubuh ikan guppy yang menjadikan kadar glukosa yang tadinya sedikit karena pemberian insulin menjadi ada kembali, dan ikan kembali terlihat aktif.

Kesimpulan

Kelebihan insulin menyebabkan terjadinya hipoglikemia yang ditunjukkan dengan

adanya perubahan gerakan ikan guppy perlahan-lahan mulai menurun.

Page 19: Laporan Praktikum Faal Meten Kelompok 1

Untuk mengatasi keadaan hipoglikemia diberikan larutan glukosa 20 %, sehingga

gerakan ikan guppy menjadi lincah kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Lauralee, Sherwood. 2010. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Jilid 7. Jakarta: EGC

http://elmu.umm.ac.id/file.php/1/jurnal/B/Biological%20Psichatry/

Vol48.Issue3.2000/6748.pdf

http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/76f309b1f2d76990988f449976c1f0f2.pdf

Guyton, A.C. and Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Physiology 11th ed.Philadelphia, PA, USA: Elsevier Saunders

Buku ajar fisiologi kedokteran ed 20,william F Ganong.editor bhs indonesia djauhari widjajakusumah.EGC.Jakarta.2003.