10
LAPORAN PENDAHULUAN DEGLOVING INJURY A. Pengertian Degloving merupakan gangguan pada kulit sedikit sampai luas dengan variasi kedalaman  jaringan yang disebabkan trauma ditandai dengan rusaknya struktur yang menghubungkan kulit dengan jaringan dibawahnya ,kadang masih ada kulit yang melekat dan ada jug a bagian yang terpisah d ari jaringan dibawahnya. Degloving dapat  juga berhubungan dengan permukaan pada jaringan lunak, tulang, persarafan ataupun vaskuler. Jika trauma me nyebabkan Cedera degloving terjadi akibat gaya kehilangan aliran darah pada kulit, maka dapat terjadi nekrosis. Trauma degloving ini seringkali membutuhkan debridement untuk menghilangkan jaringan yang nekrosis. Trauma degloving dalam jumlah besar disertai dengan jaringan yang lebih profunda menyebabkan jaringan terkelupas atau berupa sayatan. Degloving injury menandakan terlepasnya kulit dan jaringan subkutan dari fasia dan otot yang terletak di bawahnya. Cedera semacam ini paling banyak melibatkan ekstermitas  bawah dan torso, dan penyebab tersering adalah kecelakaan industri dan lalu lintas. Cedera dapat terjadi pada seluruh bagian ekstremit as bawah, bahkan dapat meluas hingga ke bagian bawah torso. Cedera tersebut sering disertai dengan fraktur atau cedera lain yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi mulai dari infeksi hingga kematian. Apalagi jika pasien berusia lanjut, risiko terjadinya komplikasi semakin meningkat (Wojcicki et al , 2011).  tangensial yang mengenai permukaan kulit dengan permukaan yang ireguler yang mencengkram kulit sehingga tidak licin. Ketika gaya ini dilawan dengan gerakan yang  berlawanan, kulit tertarik dan terlepas dari jaringan di bawahnya (Krisnamoorthy and Karthikeyan, 2011). Biasanya, luka yang terjadi bersifat terbuka. Namun, ada pula cedera degloving yang bersifat tertutup, yang lebih jarang ditemukan (Yorganci et al, 2002). Jika lukanya bersifat terbuka, setelah terjadi cedera harus segera dilakukan tindakan menutup area yang mengalami degloving. Tindakan ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi (Fujiwara and Fukamizu, 2008).

Laporan Pendahuluan Vulnus Degloving

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Vulnus Degloving

Citation preview

  • 5/19/2018 Laporan Pendahuluan Vulnus Degloving

    1/10

    LAPORAN PENDAHULUAN

    DEGLOVING INJURY

    A. Pengertian

    Degloving merupakan gangguan pada kulit sedikit sampai luas dengan variasi kedalaman

    jaringan yang disebabkan trauma ditandai dengan rusaknya struktur yang

    menghubungkan kulit dengan jaringan dibawahnya ,kadang masih ada kulit yang

    melekat dan ada juga bagian yang terpisah dari jaringan dibawahnya. Degloving dapat

    juga berhubungan dengan permukaan pada jaringan lunak, tulang, persarafan ataupun

    vaskuler. Jika trauma menyebabkan

    Cedera degloving terjadi akibat gaya kehilangan aliran darah pada kulit, maka dapat

    terjadi nekrosis. Trauma degloving ini seringkali membutuhkan debridement untuk

    menghilangkan jaringan yang nekrosis. Trauma degloving dalam jumlah besar disertai

    dengan jaringan yang lebih profunda menyebabkan jaringan terkelupas atau berupa

    sayatan.

    Degloving injury menandakan terlepasnya kulit dan jaringan subkutan dari fasia dan otot

    yang terletak di bawahnya. Cedera semacam ini paling banyak melibatkan ekstermitas

    bawah dan torso, dan penyebab tersering adalah kecelakaan industri dan lalu lintas.

    Cedera dapat terjadi pada seluruh bagian ekstremitas bawah, bahkan dapat meluas hingga

    ke bagian bawah torso. Cedera tersebut sering disertai dengan fraktur atau cedera lain

    yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi mulai dari infeksi hingga

    kematian. Apalagi jika pasien berusia lanjut, risiko terjadinya komplikasi semakin

    meningkat (Wojcicki et al, 2011).

    tangensial yang mengenai permukaan kulit dengan permukaan yang ireguler yang

    mencengkram kulit sehingga tidak licin. Ketika gaya ini dilawan dengan gerakan yang

    berlawanan, kulit tertarik dan terlepas dari jaringan di bawahnya (Krisnamoorthy and

    Karthikeyan, 2011). Biasanya, luka yang terjadi bersifat terbuka. Namun, ada pula cedera

    degloving yang bersifat tertutup, yang lebih jarang ditemukan (Yorganci et al, 2002). Jika

    lukanya bersifat terbuka, setelah terjadi cedera harus segera dilakukan tindakan menutup

    area yang mengalami degloving. Tindakan ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko

    terjadinya infeksi (Fujiwara and Fukamizu, 2008).

  • 5/19/2018 Laporan Pendahuluan Vulnus Degloving

    2/10

    B.Etiologi

    Luka dapat disebabkan oleh berbagai hal, yaitu:

    Trauma mekanis yang disebabkan karena tergesek, terpotong, terbentur dan terjepit.

    Trauma elektris dan penyebab cidera karena listrik dan petir.

    Trauma termis, disebabkan oleh panas dan dingin.

    Truma kimia, disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam dan basa serta zat iritif

    dan berbagai korosif lainnya.

    C.Anatomi dan Fisiologi

    1. Kulit

    Price 2005 menyatakan Secara mikroskopis kulit terdiri dari 3 lapisan epidermis,dermis, lemak subkutan. Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benang

    pertahanan terhadap bakteri virus dan jamur. Kulit juga merupaan tempat sensai raba,

    tekan, suhu, nyeri dan nikmat berkat jahitan ujung syaraf yang saling bertautan .

    a. Epidermis bagian terluas kulit dibagi menjadi 2 bagian lapisan yaitu :

    1) Lapisan tanduk (startum konsum) terdiri dari lapisan sel-sel tidak berinti dan

    bertanduk.

    2) Lapisan dalam (startum malfigi) merupakan asal sel permukaan bertanduk

    setelah mengalami proses diferensiasi.

    b. Dermis

    Dermis terletak dibawah epidermis dan terdiri dari serabut-serabut kolagen elastin,

    dan retikulum yang tertanam dalam substansi dasar. Matrik kulit mengandung

    pembuluh-pembuluh darah dan syaraf yang menyokong nutrisi pada epidermis.

    Disekitar pembuluh darah yang kecil terdapat limfosit. Limfosit sel masuk dan

    leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan instansi benda-benda asing.

    Serabt-serabut kolagen, elastin khusus menambahkan sel-sel basal epidermis pada

    dermis.

    c. Lemak subkutan

    Price (2005) menyatakan Lemak subkutan merupakan lapisan kulit ketiga yang

    terletak dibawah dermis. Lapisan ini merupakan bantalan untuk kulit isolasi untuk

    mempertahankan daya tarik seksual pada dua jenis kelamin.

  • 5/19/2018 Laporan Pendahuluan Vulnus Degloving

    3/10

    2. Jaringan Otot

    Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi dengan

    sedemikian makapergerakan terlaksana. Otot terdiri dari serabutsilindris yang

    mempunyai sifat sama dengan sel dari jaringan lain. Semua sel diikat menjadi berkas-

    berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil.

    3. Jaringan Saraf

    Jaringan saraf terdiri dari 3 unsur:

    a. Unsur berwarna abu-abu yang membentuk sel syaraf.

    b. Unsur putih serabut saraf.

    c. Neuroclea, sejenis sel pendukung yang di jumpai hanya dalam saraf dan yang

    menghimpun serta menopang sel saraf dan serabut saraf. Setiap sel saraf dan

    prosesnya di sebut neuron. Sel saraf terdiri atas protoplasma yang berbutir khusus

    dengan nukleus besar dan berdinding sel lainnya.berbagai juluran timbul (prosesus)

    timbul dari sel saraf, juluran ini mengantarkan rangsangan rangsangan saraf kepada

    dan dari sel syaraf.

    D.Pathway

    Cedra atau sayatan

    Pembengkakan/perlukaan/lecet

    Perdarahan

    Luka terbuka / tertutup

    Kuman masuk

    Infeksi

    Luka

    Perawatan luka tidak baik

    Perawatan luka baik

    Penanganan RICE

    Komplikasi

    -Sepsis

    -Kematian

    Infeksi tidak ada

    Sembuh

  • 5/19/2018 Laporan Pendahuluan Vulnus Degloving

    4/10

    E. Patofisiologi

    Jenis-jenis luka dapat dibedakan dua bagian, yaitu luka tertutup dan luka terbuka, luka

    terbuka yaitu dimana terjadi hubungan dengan dunia luar, misalnya : luka lecet ( vulnus

    excoratiol ), luka sayat ( vulnus invissum ), luka robek ( vulnus laceratum ), luka potong

    ( vulnus caesum ), luka tusuk ( vulnus iktum ), luka tembak ( vulnus aclepetorum), luka

    gigit ( vulnus mossum ), luka tembus ( vulnus penetrosum ), sedangkan luka tertutup

    yaitu luka tidak terjadi hubungan dengan dunia luar, misalnya luka memar.

    F. Tanda dan Gejala

    Tanda-tanda umum adalah syok dan syndroma remuk ( cris syndroma ), dan tanda-tanda

    lokal adalah biasanya terjadi nyeri dan pendarahan. Syok sering terjadi akibat kegagalan

    sirkulasi perifer ditandai dengan tekanan darah menurun hingga tidak teraba, keringat

    dingin dan lemah, kesadaran menurun hingga tidak sadar.

    Syok dapat terjadi akibat adanya daerah yang hancur misalnya otot-otot pada daerah

    yang luka, sehingga hemoglobin turut hancur dan menumpuk di ginjal yang

    mengakibatkan kelainan yang disebut lower Nepron / Neprosis, tandanya urine

    berwarna merah, disuria hingga anuria dan ureum darah meningkat.

    F. Pemeriksaan Diagnostik

    Pemeriksaan diagnostik yang dinilai adalah pemeriksaan Hb, Ht, dan leukosit, pada

    pendarahan Hb dan Ht akan menurun disertai leukositosis, sel darah merah yang banyak

    dalam sedimen urine menunjukan adanya trauma pada saluran kencing, jika kadar

    amilase 100 unit dalam 100 mll, cairan intra abdomen, memungkinkan trauma pada

    pankreas besar sekali.

  • 5/19/2018 Laporan Pendahuluan Vulnus Degloving

    5/10

    ASUHAN KEPERAWATAN

    1.Pengkajian

    Ada dua kondisi yang perlu dikaji

    Luka baru

    1. Kaji keadaan umum pasien

    2. Kaji tempat kejadian ( emergensi atau stabil )

    3. Kaji Tanda Vital ( Tensi, suhu, nadi, pernapasan )

    4. Kaji keadaan luka ( luas, lokasi, jenis, )

    5. Kaji adanya tandatanda infeksi luka

    6. Kaji hal hal yang berhubungan dengan luka, fraktur, perdarahan, injuri, dan

    cedera kepala

    7. Kaji perdarahan yang keluar ( ada atau tidak, Jumlah, warna , bau )

    Luka lama / sudah ada tindakan

    1. Kaji penampilan luka ( tanda-tanda infeksi )

    2. Kaji luas luka

    3. Kaji Keluhan nyeri ( Lokasi, intensitas )

    4. Kaji kondisi jahitan luka5. Kaji drainage atau cairan yang keluar

    2.Diagnosa Keperawatan

    1. Kerusakan integritas kulit Berhubungan dengan

    Trauma tumpul / tajam

    Insisi operasi

    Penekanan yang lama

    Injury

    Imobilisasi

    2. Nyeri berhubungan dengan

    Cedera Termal

    Insisi operasi

    Kerusakan jaringan

    Immobilisasi

  • 5/19/2018 Laporan Pendahuluan Vulnus Degloving

    6/10

    3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan

    Hilangnya sebagian jaringan

    Luka terbuka

    Malnutrisis

    4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan

    Nyeri

    Imobilisasi

    Kelemahan fisik

    3. Intervensi

    1. Kerusakan Integritas kult berhubungan dengan trauma tumpul/tajam, insisi operasi,

    penekanan yang lama, injury, immobilisasi

    Hasil yang diharapkan :

    Klien akan mempertahankan keutuhan kulit selama perawatanJ

    Jaringan tampak menyatu

    Kulit tidak lecet

    Integritas kult bebas dari luka tekan

    Intervensi :

    1. Kaji / catat keadaan luka ( ukuran, warna, kedalaman luka) perhatikan jaringan

    nekrotik

    R/ : Memberikan informasi dasar adanya kemungkinan kebutuhan tentang

    sirkulasi

    2. Kaji kulit luka terbuka, benda asing, kemerahan, perdarahan dan perubahan warna

    R/ : Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnay

    3. Anjurkan pasien untuk merubah posisis miki / mika setiap 4 jam

    R/ : Meningkatkan sirkulasi dan perfusi jaringan dengan mencegah tekanan yang

    lama

    4. Lakukan perawatan luka secara aseptik dan steril 2 kali sehari

    R/ : Mencegah terjadinya kerusakan kulit lebih lanjut

    5. Pertahankan tempat tidur dalam keadaan bersih dan kering

    R/ : Menghindari kulit lecet dan terkontamionasi mikroorganisme

  • 5/19/2018 Laporan Pendahuluan Vulnus Degloving

    7/10

    6. Tempatkan bantalan air / bantalan lain di bawah siku/ tumit sesuai dengan indikasi

    R/ : Menurunkan tekanan pada area yang peka dan beresiko terjadinya kersakan

    kulit

    7. Gunakan baby oil / krim kulit 2-3 kali dan setelah mandi

    R/ : Melicinkan kulit dan menghindari gatal

    8. Kolaborasi dengan dokter untuk therapi anti inflamasi

    R/ : Menghindari infeksi

    2. Nyeri berhubungan dengan cedera termal, insisi operasi, kerusakan jaringan

    ,immobilisasi

    Hasil yang diharapkan :

    Klien akan bebas dari nyeri selama perawatan

    Klien mengatakan nyeri berangsur-angsur berkurang sampai dengan hilang

    Klien tampak rileks

    Kilen dapat beraktifitas tanpa nyeri

    Rencana Tindakan :

    1. Kaji keluhn nyeri ( lokasi, intrnsitas, lamanya serangan )

    R/ : sebagai data daras untuk menentukn intervensi selanjutnya

    2. Pertahankan tirah baring slama fase akut

    R/ : Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan pasien untuk

    menurunkan spasem otot, penekanan pada bagian tubh tertentu dan memfasilitasi

    terjadinya reduksi

    3. Anjurkan pasien untuk melakukan gerqkan tubuh yang tepat dan batasi aktifitas

    selama nyeri

    R/ Menghlangkan / mengurangi sterss pada otot dan mencegah trauma lebih lanjut

    4. Anjurkan dan ajarkan klien untuk melakukan teknik visualisasi , relaksasi

    R/ : mengalihkan perhatian dan membantu menghilangkan nyeri dan

    meningkatkan proses penyembuhan

    5. Tinggikan dan dukung ekstermitas yang terkena

    R/ : meningkatkan aliran balik vena, meningkatkan edema dan menurunkan nyeri

    6. Lakukan kompres dingin / es 24-48 jam pertama

  • 5/19/2018 Laporan Pendahuluan Vulnus Degloving

    8/10

    R/ : Menurunkan edema / pemb4ntukan hematom, menurunkan sensasi nyeri

    7. Letakan semua kebutuhan pasien dalam batas yang mudah di jangkau oleh pasien

    R/ : menurunkan resiko pregangan saat meraih

    8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi analgetik

    R/ : Analgetik dapat mengurangi nyeri

    3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hilangnya sebagian jaringan, lika terbuka,

    malnutrisi

    Hasil yang diharapkan :

    Kilen tidak menunjukan adanya tanda-tanda infeksi selama masa perawatan

    Luka tampak kering dan bersih

    Tidak ada cairan atau darah yang kelar atau merembes

    Penyembuhan luka rapat dan baik

    Intervensi :

    1. Kaji kulit terhadap adanya iritasi, lika terbuka atau robekan kulit

    R/ : Mengidentfikasi adanya faktor pencetus masuknya kuman penybab infeksi

    2. Kaji tanda-tnda vital ( suhu, nsdi )

    R/ : Sebagai indikator untuk intervensi selanjutnay dari perubahan tanda-tanda

    vital

    3. Tekankanpentigya cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang

    kontak dengan pasien

    R/ : Mencegah kontaminasi silang, menekan resiko infeksi

    4. Kalau perlu ajnurkan pasien untuk diisolasi sesuai dengan indikasi

    R/ : Isolasi dapat dilihat dari luka sederhana/ terbuka sampai komlit untuk

    menurnkan resiko kointaminasi silang

    5. Lakukan perswtan luka secara aseptik dan steril 2 kali sehari

    R/ : Menurnkan resiko infeksi dan mendukung proses openyembuhan

    6. Tampung cairanb sisa yang terkontaminasi pada tempat tertentu dalam ruangan

    kemudian di buang pada opembuangan yang sudah ditentukan oleh rumah sakitR/ : Mencegah penyebatran infeksi di lingkungan rumah sakit

  • 5/19/2018 Laporan Pendahuluan Vulnus Degloving

    9/10

    7. Kolaborasi dnegan dokter untuk pemberian antibiotik

    R/ : Antibiotik dapa membunuh kuman oenyakit pemyebab infeksi dan

    mengurangi penyebat\ran ifeksi

    4. Intoleransi dalam beraktifitas berhubungan dengan nyeri, imobilisasi, kelemahan fisik

    Hasil yang diharapkan :

    Klien dapat melakukan aktifitas mandiri selama masa perawatan

    Pasien tampak rileks

    Intervensi :

    1. Kaji respon terhadap aktifitas pasien

    R/ : Sebagai parameter untuk menentukan tingkat kemampuan pasien dalam

    beraktifitas

    2. Kaji Tanda-tamnda vital

    R/ : Sebagai indikator terhadap perubahan TTV akibat aktifitas

    3. Observasi keluhan pasien selama beraktifitas

    R/: Indikator untuk melakukan intervensi selanjutnya

    4. Jelaskan pada pasien tentang teknik penghematan energi

    R/ : mengurangi dan menghemat penggunaan energi, juga membantu

    keseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2

    5. Ubah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan napas dalam

    R/ : Mengurangi tekanan pada salah satu area dengan meningkatkan sirkulasi

    perifer

    6. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi

    R/ Mengurangi kelelahan otot dapat membantu mengurangi nyeri, spame dan

    kejang.

  • 5/19/2018 Laporan Pendahuluan Vulnus Degloving

    10/10

    DAFTAR PUSTAKA

    Doengoes, Marilynn E., Mary Frances Moorhouse., & Alice C. Murr. 2010. Nursing

    Diagnosis Manual : Planning, Individualizing, and Documenting Client Care. Philadelphia

    : F.A Davis Company

    Mansjoer, Arif.,dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Media Aesculapius

    NANDA. Nanda International Nursing Diagnosis : Definitions and Classification. West

    Ssussex-United Kingdom : Wiley-Blackwell