7
LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN A. DEFINISI Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan di mana sesorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. (Kelliat Budi Anna, 2001 hal 44). Perilaku kekerasaan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun pisikologis. Perilaku kekerasan apabila bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Aziz R, dkk 2003). Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau iorang lain. Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang-barang. Perilaku kekerasaan dapat di bagi dua menjadi perilaku kekerasaan secara verbal dan fisik. (Stuart dan Suden, 95). B. TANDA DAN GEJALA 1. Fisik melotot/ pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku

LAPORAN PENDAHULUAN perilaku

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fdf

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN perilaku

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

A. DEFINISI

Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan di mana sesorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain

maupun lingkungan. (Kelliat Budi Anna, 2001 hal 44). Perilaku kekerasaan atau agresif

merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik

maupun pisikologis. Perilaku kekerasan apabila bila tidak dicegah dapat mengarah pada

kematian (Aziz R, dkk 2003).

Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang

dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau iorang lain. Perilaku kekerasan

suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien

sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang-barang. Perilaku kekerasaan dapat

di bagi dua menjadi perilaku kekerasaan secara verbal dan fisik. (Stuart dan Suden, 95).

B. TANDA DAN GEJALA

1. Fisik melotot/ pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah

dan tegang, serta postur tubuh kaku

2. Verbal : mengancam, mengumpal dengan kata – kata kotor, berbicara dengan nada

keras, kasar, dan ketus

3. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri/ orang lain, merusak lingkungan,

amuk/agresif

4. Emosi : tidak adekuat, tidak am,an dan nyaman. Merasa terganggu, dendam, jengkel,

tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan, dan menuntut.

5. Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak jarang

mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.

6. Spiritual: merasa diri berkuasa. Merasa diri benar, keragu – raguan tidak bermoral,

dan kreaktivitas terhambat.

7. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasaan, ejekan, dan sindiran

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN perilaku

8. Perhatian : bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual

C. ETIOLOGI

Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri

rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga

diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang

kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

D. RENTANG RESPONS

Asertif Frustasi Pasif Agresif

Kekerasan

Keterangan :

1. Asertif : Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan

memberikan ketenangan

2. Frustasi : Induvidu gagal mencapai tujuan kepuasaan saat marah dan tidak dapat

menemukan alternative

3. Pasif : Induvidu tidak dapat mengungkapkan perasaannya.

4. Agresif : Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk menuntut tetapi

masih terkontrol

5. Kekerasan : perasaan marah dana bermusuhan yang kuat serta hilangnya kontrol.

RESPON ADAPTIF RESPON MALADAPTIF

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN perilaku

E. FAKTOR PREDISPOSISI

Menurut townend, terdapati anatara beberapa teori yang dapat menjelaskan

tentang factor predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Teori Biologis

a. Pengaruh neurofisioloik

b. Pengaruh biokimia

c. Pengaruh genetik

d. Gangguan otak

2. Teori psikologik

a. Teori psikoanalitik

b. Teori pembelajaraan

c. Teori sosiokultural

F. FACTOR PRESIPITASI

1. Internal

Semua factor yang dapat menimbulkan kelemahan, menurunkan percaya diri, rasa

takut sakit, hilang control.

2. Eksternal

Adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang di cintai, krisis dan lain-lain.

Menurut Shiever, hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasaan atau

penganiayaan, antara lain:

a. Kesulitan kondisi social ekonomi

b. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu

c. Ketidaksiapan ibu dalam merawat anaknya

d. Riwayat antisosial seperti penyalahgunaan obat & alcohol, tidak mampu

mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi. Kematian anggota

keluarga, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap pekembangan.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN perilaku

G. PENATALAKSANAAN

1. Farmakoterapi

a. Obat anti psikosis, phenotizin (CPZ / HLP)

b. Obat anti depresi, Amitriptylin

c. Obat anti maniak, Haloperidol

d. Obat anti ansietas, Diazepam, Bromozepam, Clobozam

e. Obat anti insomnia, Phneobarbital

2. Terapi Modalitas

a. Terapi Keluarga

Berfokus pada keluarga di mana keluarga membantu mengatasi masalah klien

dengan memberikan perhatian :

1) Bina hubungan saling percaya

2) Jangan memancing emosi klien

3) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga

4) Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan pendapat

5) Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang dialami

6) Mendengarkan keluhan klien

7) Membantu memecahkan masalah yang dialami klien

8) Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan klien

9) Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memvonis

10) Jika terjadi Pk yang dilakukan adalah :

a) Bawa klien ketempat yang tenang dan aman

b) Hindari benda tajam

c) Lakukan fiksasi sementara dengan tujuan :

i. Jaga harga dirinya

ii. Tenaga harus cukup

iii. Penuhi kebutuhan klien

iv. Evaluasi klien

v. Minta bantuan orang yang terampil

vi. Segera lepaskan jika ia sudah dapat mengendalikan diri

vii. Rujuk ke pelayanan kesehatan

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN perilaku

b. Terapi Kelompok

Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial atau aktivitas lain

dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan kesadaran klien karena

masalah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.

c. Terapi Musik

Dengan musik klien terhibur, rilek dan bermain untuk mengembalikan kesadaran

klien.

H. POHON MASALAH

Resiko menciderai diri sendiri

CARE PROBLEM

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi

(Pohon masalah Keliat, 1998: 6)

I. MASALAH KEPERAWATAN / DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Resiko mencederai diri sendiri/orang lain berhubungan dengan perilaku

kekerasan

b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan ganguan persepsi sensori : halusinasi

Factor – factor yang berhubungan dengan masalah perilaku kekerasan, antara

lain sebagai berikut :

a) Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah

b) Stimulus lingkungan

c) Konflik interpersonal

d) Status mental

e) Putus obat

f) Penyalahgunaan narkoba/alkohol

PERILAKU KEKERASAN