Upload
gilang-mahardika-arta
View
6
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fdf
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
A. DEFINISI
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan di mana sesorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan. (Kelliat Budi Anna, 2001 hal 44). Perilaku kekerasaan atau agresif
merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik
maupun pisikologis. Perilaku kekerasan apabila bila tidak dicegah dapat mengarah pada
kematian (Aziz R, dkk 2003).
Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang
dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau iorang lain. Perilaku kekerasan
suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien
sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang-barang. Perilaku kekerasaan dapat
di bagi dua menjadi perilaku kekerasaan secara verbal dan fisik. (Stuart dan Suden, 95).
B. TANDA DAN GEJALA
1. Fisik melotot/ pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah
dan tegang, serta postur tubuh kaku
2. Verbal : mengancam, mengumpal dengan kata – kata kotor, berbicara dengan nada
keras, kasar, dan ketus
3. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri/ orang lain, merusak lingkungan,
amuk/agresif
4. Emosi : tidak adekuat, tidak am,an dan nyaman. Merasa terganggu, dendam, jengkel,
tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan, dan menuntut.
5. Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak jarang
mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
6. Spiritual: merasa diri berkuasa. Merasa diri benar, keragu – raguan tidak bermoral,
dan kreaktivitas terhambat.
7. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasaan, ejekan, dan sindiran
8. Perhatian : bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual
C. ETIOLOGI
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri
rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga
diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
D. RENTANG RESPONS
Asertif Frustasi Pasif Agresif
Kekerasan
Keterangan :
1. Asertif : Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan
memberikan ketenangan
2. Frustasi : Induvidu gagal mencapai tujuan kepuasaan saat marah dan tidak dapat
menemukan alternative
3. Pasif : Induvidu tidak dapat mengungkapkan perasaannya.
4. Agresif : Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk menuntut tetapi
masih terkontrol
5. Kekerasan : perasaan marah dana bermusuhan yang kuat serta hilangnya kontrol.
RESPON ADAPTIF RESPON MALADAPTIF
E. FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut townend, terdapati anatara beberapa teori yang dapat menjelaskan
tentang factor predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Teori Biologis
a. Pengaruh neurofisioloik
b. Pengaruh biokimia
c. Pengaruh genetik
d. Gangguan otak
2. Teori psikologik
a. Teori psikoanalitik
b. Teori pembelajaraan
c. Teori sosiokultural
F. FACTOR PRESIPITASI
1. Internal
Semua factor yang dapat menimbulkan kelemahan, menurunkan percaya diri, rasa
takut sakit, hilang control.
2. Eksternal
Adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang di cintai, krisis dan lain-lain.
Menurut Shiever, hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasaan atau
penganiayaan, antara lain:
a. Kesulitan kondisi social ekonomi
b. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu
c. Ketidaksiapan ibu dalam merawat anaknya
d. Riwayat antisosial seperti penyalahgunaan obat & alcohol, tidak mampu
mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi. Kematian anggota
keluarga, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap pekembangan.
G. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
a. Obat anti psikosis, phenotizin (CPZ / HLP)
b. Obat anti depresi, Amitriptylin
c. Obat anti maniak, Haloperidol
d. Obat anti ansietas, Diazepam, Bromozepam, Clobozam
e. Obat anti insomnia, Phneobarbital
2. Terapi Modalitas
a. Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga di mana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian :
1) Bina hubungan saling percaya
2) Jangan memancing emosi klien
3) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
4) Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan pendapat
5) Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang dialami
6) Mendengarkan keluhan klien
7) Membantu memecahkan masalah yang dialami klien
8) Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan klien
9) Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memvonis
10) Jika terjadi Pk yang dilakukan adalah :
a) Bawa klien ketempat yang tenang dan aman
b) Hindari benda tajam
c) Lakukan fiksasi sementara dengan tujuan :
i. Jaga harga dirinya
ii. Tenaga harus cukup
iii. Penuhi kebutuhan klien
iv. Evaluasi klien
v. Minta bantuan orang yang terampil
vi. Segera lepaskan jika ia sudah dapat mengendalikan diri
vii. Rujuk ke pelayanan kesehatan
b. Terapi Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial atau aktivitas lain
dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan kesadaran klien karena
masalah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
c. Terapi Musik
Dengan musik klien terhibur, rilek dan bermain untuk mengembalikan kesadaran
klien.
H. POHON MASALAH
Resiko menciderai diri sendiri
CARE PROBLEM
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
(Pohon masalah Keliat, 1998: 6)
I. MASALAH KEPERAWATAN / DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko mencederai diri sendiri/orang lain berhubungan dengan perilaku
kekerasan
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan ganguan persepsi sensori : halusinasi
Factor – factor yang berhubungan dengan masalah perilaku kekerasan, antara
lain sebagai berikut :
a) Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah
b) Stimulus lingkungan
c) Konflik interpersonal
d) Status mental
e) Putus obat
f) Penyalahgunaan narkoba/alkohol
PERILAKU KEKERASAN