19
LAPORAN PENDAHULUAN DHF ( DENGUE HAEMORHAGIC FEVER ) Disusun Oleh ANDRIYANTO P17420213080 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Laporan Pendahuluan DHF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan pendahuluan DHF

Citation preview

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

DHF ( DENGUE HAEMORHAGIC FEVER )

Disusun OlehANDRIYANTO

P17420213080KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI KEPERAWATAN PURWOKERTO

2015A. PENGERTIANDHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY ).

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina).Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.

B. ETIOLOGIDengue Haemorhagic Fever disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B arthropod Borne Virus (Arboviroses). Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC.Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain. Sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya.

C. KLASIFIKASI DHF MENURUT WHODerajat I

Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif)

Derajat II

Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.

Derajat III

Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi)

Derajat IV

Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur

D. TANDA DAN GEJALAa. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (380C- 400C)

b. Manifestasi perdarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif (purpura ) perdarahan,

c. konjungtiva, epitaksis, melena, perdarahan bawah kulit, ptechie, echimosis, hematoma.

d. Hepatomegali (pembesaran hati).

e. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80

f. mmHg atau lebih rendah.

g. Trombositopenia, pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000/mm3.h. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit diatas 20%.

i. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, tidak nafsu makan, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.

j. Perdarahan pada hidung dan gusi.

k. Rasa sakit pada otot dan persendian, tulang sendi, dan ulu hati, kepala.E. PATOFISIOLOGIa. Virus dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, merupakan dua peptide yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding itu.b. Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan faktor koagualasi (protrombin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.c. Untuk menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.d. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Hilangnya plasma menyebabkan klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat dianjurkan untuk memantau hematokrit darah berkala untuk mengetahui berapa persen hemokonsentrasi yang terjadi. Rumus perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan: A= Ht tertinggi selama dirawat

B= Ht saat pulang

C= Prosentase hematocritF. PATHWAYG. KOMPLIKASIa. Efusi pleura

b. Mengakibatkan perdarahan pada semua organ tubuh,seperti perdarahan ginjal,otak,jantung,paru-paru,limfa dan hati.Sehingga tubuh kehabisan darah dan cairan serta menyebabkan kematian

c. Ensepalopati

d. Gangguan kesadaran yang disertai kejang

e. Disorientasi,prognosa burukH. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Pemeriksaan darah lengkap Trombosit menurun HT meningkat > 20% Leukosit pada hari ke 2 dan ke 3 Protein darah rendah Ureum Ph

b. Uji serologi = Uji HI (haemaglutination inhibition test)c. Rontgen thoraks Efusi pleurad. Uji test tourniquet hasil positif (+) jika ditemukan 10 bintik perdarahan (ptekie)I. PENATALAKSANAAN Medik

DHF tanpa Renjatan

Beri minum banyak ( 1 - 2 Liter / hari )

Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres

Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak 1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak 1th diberikan 5 mg/ kg BB.

Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

DHF dengan Renjatan

Pasang infus RL

Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 30 ml/ kg BB )

Tranfusi jika Hb dan Ht turun Keperawatan

1. Pengawasan tanda tanda Vital secara kontinue tiap jam

Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam

Observasi intik output Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 liter 2 liter per hari, beri kompres. Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.

Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

2. Resiko Perdarahan

Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena

Catat banyak, warna dari perdarahan

Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal

3. Peningkatan suhu tubuh

Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik

Beri minum banyak

Berikan kompresASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DHF

A. Pengkajian Keperawatan

1. Identitas Pasien

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Klien mengeluh demam, sakit kepala.b. Keluhan Tambahan

Mual, muntah, malas makan, ruam kulit, perdarahan dari hidung/gusi.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya klien mengeluh sakit perut, demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, punggung lemah, sakit kepala, menurunnya nafsu makan, perdarahan pada gusi dan hidung, hematemisis, melena, bintik-bintik merah pada kulit, kulit dingin dan lembab serta ujung jari dan hidung dingin.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Biasanya klien suka tidur (pagi dan sore hari) atau pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

e. Riwayat Penyakit Keluarga (genogram)3. Riwayat Imunisasi

a. Jenis Imunisasi

b. Waktu Pemberian4. Pengkajian fisik

a. Kepala:

Muka tampak merah

Mata : konyungtiva hiperemis, lakrimasi dan fotofobia

Hidung : epistaksis

Mulut : bibir kering, kemungkinan sianosis

Gigi dan gusi : perdarahan pada gusib. Leher : pembesaran kelenjar limfec. Dada dan thorak

Jantung : suara halus dan capillary defil lebih dari 2 detik

Paru-paru : nafas cepat

d. Abdomen : hepatomegali, splenomegali dan nyeri tekan epigastrium

e. Ekstremitas : dingin, nyeri sendi dan otot

f. Integumen : ptekie, ekimosis, purpura hematoma dan hyperemia5. Pemeriksaan Tumbuh Kembang

Adakalanya anak menderita DHF akan mengalami gangguan tumbuh kembang baik perkembangan motorik halus, tidak bergairah maupun perkembangan proses berfikir.

6. Aktivitas sehari-hari

Makan : nafsu makan berkurang, anoreksia, nausea dan vomitus

Minum : haus

Tidur : penurunan pola tidur, gelisah

Bermain : terganggu

7. Data psikologis

Psikologis anak

Selama di rumah sakit anak akan merasa tersiksa, karena lingkungan yang asing dan baru bagi dirinya serta takut dengan tindakan pengobatan.

Psikologis orang tua

Selama anak dirawat di rumah sakit orang tua biasanya merasa cemas dan takut sehingga sering menanyakan tentang keadaan anaknya.

8. Data sosial ekonomi

DHF dapat mengenai semua tingkat ekonomi dan lapisan masyarakat baik tua, muda maupun anak-anak. Data sosoial yakni prilaku masyarakat yang tidak sehat: jarang menguras bak mandi, membuang kaleng disembarang tempat, kain yang bergelantungan dan tingkat pendidikan yang rendah.B. Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif b/d penumpukan/akumulasi cairan dirongga pleura2. Defisit volume cairan b/d peningkatan permebilitas, perdarahan3. Nyeri b/d penekanan pada vena hepatik4. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia6. Peningkatan suhu tubuh (hiperemia) b/d proses infeksi virus (viremia)C. INTERVENSI1. Dx I. Pola nafas tidak efektif b/d penumpukan/akumulasi cairan dirongga pleuraTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nafas efektif dengan indikator :

Indikator/kriteria hasil :

IndikatorAwalAkhir

Frekuensi pernafasan sesuai dengan yang di harapkan

Irama nafas sesuai yang di harapkan

Tidak di dapatkan nafas pendek

Tidak didapatkan dipsneu pada saat istirahat

Keterangan :1. Keluhan ekstrim

2. Keluhan berat

3. Keluhan sedang

4. Keluhan ringan

5. Tidak ada keluhan

2. Dx II. Defisit volume cairan b/d peningkatan permebilitas, perdarahanTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan volume cairan seimbang dengan indicator :

Indicator/kriteria hasil :

IndicatorAwalAkhir

3. Dx III. Nyeri b/d penekanan pada vena hepatikTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan indicator :

Indicator / kriteria hasil :

IndicatorAwalAkhir

Melaporkan adanya nyeri

Luas bagian tubuh yang terpengaruh

Frekuensi nyeri Ekspresi nyeri pada wajah

Keterangan :1. Kuat

2. Berat

3. Sedang

4. Ringan

5. Tidak ada4. Dx IV. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahanTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan perfusi jaringan efektif dengan indicator :Indicator / kriteria hasil :

IndicatorAwalAkhir

Tekanan darah sistol dan diastol dalam rentang yang di harapkan

Tekanan nadi dalam rentang yang di harapkan

Angina tidak muncul

Suara nafas tambahan tidak muncul

Keterangan :1. Keluhan ekstrim

2. Keluhan berat

3. Keluhan sedang

4. Keluhan ringan

5. Tidak ada keluhan

5. Dx V. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexiaTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien dapat terpenuhi kebutuhan nutrisinya dengan indicator :

Indicator / kriteria hasil :

IndicatorAwalAkhir

Intake zat gizi Intake zat makanan dan cairan Ukuran kebutuhan nutrisi secara biokimia

Keterangan :1. Keluhan ekstrim

2. Keluhan berat

3. Keluhan sedang

4. Keluhan ringan

5. Tidak ada keluhan

6. Dx VI. Peningkatan suhu tubuh (hiperemia) b/d proses infeksi virus (viremia)Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi peningkatan suhu tubuh dengan indicator :

Indicator / kriteria hasil :

IndicatorAwalAkhir

DAFTAR PUSTAKA

Nurohman, Inung. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak M dengan DM DHF di Ruang Aster RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

Efendy, Christante. 2005. Perawatan Pasien DHF. Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jil 2. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.

Dikutip dari internet pada hari Kamis, 14 Mei 2015 pukul 15.45 dengan alamat

http://www.dinkes_dki.go.id/penyakit.html#demamberdarah.

A B

B

x 100% = C

Kompleks antigen antibodi

+

komplemen

Dehidrasi

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Peningkatan suhu tubuh

Permeabilitas vaskular meningkat

Hemoragik diastesis

Derajat II

Derajat I

Derajat IV

Derajat III

Syok hipovolemik

Perdarahan

Hipovolemia

Kebocoran plasma

Syok

Hipotensa

Kematian

Hipoksia jaringan

Perdarahan masif

DIC

Asidosis metabolik

Pening-katan re-absorpsi air dan Na+ oleh ginjal

Hemokonsentrasi

Efusi serosa

Hipoproteinemia

Hiponatremia

Demam dengue (DD)

Penuru-nan eks-kresi Na+ urine dan pening-katan os-molaritas

Demam berdarah dengue (DBD)

Infeksi dengue

Mual, muntah

Demam

Alkalosis respiratorik (terutama dengan salisilat)

Hepato-megali

Vaskulitis

Trombo-sitopenia

Reaksi imunologik

Derajat beratnya penyakit

PAGE