Upload
mala-azizatul-mukhoyyaroh
View
248
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan pendahuluan sebelum mendesain rumah susun di kawasan malang
Citation preview
BAB I
PROGRAM RUANG - BANGUNAN MELALUI PENDEKATAN TIPOLOGI
1.1 PROGRAM FUNGSI, PELAKU DAN AKTIFITAS
1.1.1 Fungsi KegiatanFungsi utama sebuah Rumah Susun Mahasiswa ialah untuk mengakomodasi mahasiswa dalam permasalahan tempat tinggal /
hunian dimana ia menempuh pendidikan. Selain itu, Rusunawa Mahasiswa juga harus mampu memperhatikan hubungan (social)
antar mahasiswa dengan menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.
Fungsi-fungsi apa saja yang mampu diwadahi dalam bangunan rusunawa bergantung pada jenis kegiatan yang akan berjalan
pada rumah susun tersebut. Karena rumah susun ini mengambil sasaran berupa mahasiswa (mahasiswa setingkat S1 dan S2)
sehingga aktifitas utama i alah belajar serta sosialisasi antar penghuni rusun dan masyarakat luar rusun yang bisa diwujudkan
dalam wadah berupa publik space.
Aktifitas ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
Aktifitas dalam ruang ini lebih didominasi kegiatan yang dilakukan manusia sedangkan yang berada diluar lebih banyak dilakukan oleh kendaraan.
1
DA 3RUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARI
Aktifi
tas Berlangsung di dalam, di dekat dan di sekitar bangunan
berdasar pelaku Manusia, Mesin, Pejalan kaki dan KendaraanLangsung, bertalian
RUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARI
Pada tinjauan objek komparasi, bangunan yang dijadikan tinjauan memiliki beberapa fungsi yang mampu mewadahi aktifitas mahasiswa dan bisa dijadikan acuan dalam membangun rumah susun mahasiswa.
Aktifitas yang diwadahi oleh Rusun Universitas Indonesia adalah : aktifitas sekitar bangunan yang berupa aktifitas pedestrian dan kendaraan sehingga dimunculkan fungsi-fungsi yang mampu mewadahinya berupa jalur-jalur sirkulasi berupa , jalur sepeda, pedestrian, lalu lintas mobil, dan rencana light train rail (tram). Aktifitas dalam ruangan berupa aktifitas manusia sehari-hari serta aktifitas belajar bagi para mahasiswanya.
2
RUSUNAWA
Fungsi primer
fungsi utama/pokok, yaitu mengakomodasi serta
mewadahi segala aktifitas mahasiswa yang sedang
dalam masa studi
Fungsi sekunder
fungsi penunjang dari fungsi utama rusun sehingga fungsi
utama nantinya mampu berjalan dengan baik
Fungsi tersier
fungsi pelengkap yang tidak wajib ada pada desain
namun akan lebih baik jika diaplikasikan sehingga fungsi utama akan berjalan lancar
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Fungsi Primer Fungsi Sekunder Fungsi TersierTempat tinggal sementara mahasiswa Tempat refreshing Tempat menjaga kebugaranTempat sosialisasi antar mahasiswa Tempat beribadah Tempat membeli makanan (kafe, kantin)
Tempat belajar (selain kampus) Tempat penyimpanan barang milik pribadi Tempat nongkrong mahasiswaTempat berorganisasi Tempat menjaga keamanan Tempat sarana penunjang perkuliahan
(fotocopy, atk, koperasi)Tempat sosialisasi dengan masyarakatTempat menerima tamu/pengunjung
Perpustakaan dan Laboratorium mahasiswaTempat cuci/jemur
Tempat parkir
Analisis Pelaku dan Kegiatan
Pelaku yang terlibat dalam rumah susun mahasiswa antara lain:
1. Penyewa/mahasiswa, mahasiswa sebagai sasaran rumah susun menjadi objek utama yang menyewa dan meninggali rumah
susun.
2. Pengelola, pengelola rumah susun mahasiswa. Pengelola terdiri dari pemilik rusunawa serta pengelola dari pihak
mahasiswa.
3
DESAINARSITEKTUR III
Tabel.1.1 Fungsi Kegiatan
3. Pengunjung/masyarakat, merupakan tamu serta bagian dari lingkungan sekitar rusunawa.
1.1.2 Struktur Pengelola Rusun
Sasaran/Pengguna
Urbanisasi, beserta dampak pertambahan penduduk dan perkembangan aktivitas kota yang menyertainya,
menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan ruang-wadah aktivitas tersebut sendiri. Hal ini menyebabkan semakin
meluasnya wilayah terbangun menyempitnya ruang terbuka-publik dan semakin tingginya kepadatan penduduk di
berbagai pelosok dan daerah pinggiran kota.
Kota Malang, sebagai kota pelajar / pendidikan, sedang mengalami masa-masa tersebut. Seiring perjalanan
waktu dan pertambahan penduduk / pemukiman dari luar kota, baik yang menetap sebagai penduduk tetap maupun
sementara ( termasuk yang sedang studi ), berkembanglah permukiman yang menempati bantaran sungai ( daerah
aliran sungai / DAS ) Brantas, termasuk di kawasan dekat kampus beberapa perguruan tinggi seperti Universitas
Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malng dan Universitas Islam Malang, yang merupakan daerah berpotensi
terjadi banjir dan tanah longsong. Mahasiswa yang datang dari luar malang khususnya pasti akan mencari tempat
4
pengelola
mahasiswa pengunjung
Staf
IIIARSITEKTUR
DESAIN
bernaung dan tempat tinggal yang nyaman dan dekat dengan kampus mereka.untuk itu perlu dibangun fasilitas
rusunawa ini. Batasan segmen pasar adalah: Mahasiswa setingkat S1tetapi bukan mahasiswa baru dan S2.
1.1.3 Program Desain
Pelaku Jenis kegiatan Fungsi yang MewadahiKepala pengelola 1. memimpin rapat dan pertemuan
2. makan dan minum3. melaksanakan tanggung jawab kerja,
mengecek administrasi dan keuangan mahasiswa
4. ibadah5. istirahat6. melaksanakan kegiatan metabolism7. melakukan kegiatan kebugaran
1. ruang rapat/kantor2. kantin/kafe3. kantor pengelola4. musholla5. kamar/tempat rehat6. KM/WC pengelola7. Sarana olahraga murah serta public
space
Mahasiswa 1. istirahat2. melaksanakan kegiatan luar kampus
(organisasi)3. melaksanakan kerja kelompok dan
diskusi/belajar4. makan dan minum5. melaksanakan kegiatan metabolisme6. melakukan kegiatan kebugaran7. melakukan sosialisasi8. memarkir kendaraan9. ibadah
1. kamar2. hall/aula bersama3. perpustakaan dan laboratorium4. kafe/kantin5. KM/WC6. Sarana olahraga murah serta public
space7. Public space (taman)8. Tempat parkir9. Musholla
Tamu/pengunjung 1. Memarkir kendaraan2. Menunggu
1. Tempat parker2. Ruang tunggu/lobby
5
IIIARSITEKTUR
DESAIN
3. Mencari informasi4. Melaksanaakan kegiatan metabolism5. Makan dan minum6. Ibadah
3. Receptionist4. KM/WC5. Kafe/kantin6. Musholla
Keamanan 1. Memarkirkan kendaraan2. Melakukan kegiatan pengawasan
lingkungan3. Nongkrong4. Istirahat5. Makan dan minum6. Ibadah
1. tempat parker2. gardu satpam3. tempat ngopi/kafe4. kamar/tempat rehat5. kafe/kantin6. musholla
Kebersihan 1. menyimpan alat-alat kebersihan2. istirahat3. makan dan minum4. ibadah
1. Gudang/janitor room2. Kamar/ruang rehat3. Kafe/kantin4. musholla
1.1.4 Analisa Pelaku, Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
1.1.4.1 Analisa Fungsi Komparasi
Dalam membantu mempermudah menganalisa ruang - ruang apa saja yang nantinya akan di program dan digunakan
dalam proses rancangan maka dilakukan analisa terhadap fungsi – fungsi ruang yang terdapat pada data komparasi
Rumah Susun Mahasiswa yang kami gunakan sebelumnya. Komparasi yang kami gunakan yakni Rumah Susun
6
Tabel.1.2 jenis kegiatan pelaku dan ruangnya
Mahasiswa UI, Rumah Susun Mahasiswa UNDIP, Rumah Susun Mahasiswa UNISMA dan Rumah Susun Maahasiswa
UMM.
NO FUNGSI AKTIFITAS RusunUNDIP
Rusun UI Rusun UNISMA Rusun UMM
7
IIIARSITEKTUR
DESAIN
1 Unit Hunian danFasilitas
Istirahat,
Mandi,Makan, Masak, BAB, BAK, Kamar Tidur
- .Lantai tipikal Student Housing terdiri dari80% tipe Studio, gross area ± 18 m²
dan 20% tipe 1 Bed room, gross area ±24m².Lantai tipikal Serviced Apartment terdiri dari10% tipe Studio, 30% tipe 1 Bed room, 30% tipe 2Bed room, dan30%tipe 3Bed room.
1 kamar : 4 orang
luas kamar :4 x 5 m
fasilitas 1 lantainya
terdapat 8 kamar mandi :
4 kamar mandi untuk
mahasiswa perempuan,
4 kamar mandi untuk
mahasiswa laki-laki
Bangunan dibuat 2blok (yaitu Blok Adan Blok B) yang masing-masing berukuran 38 x 22 M. Blok A berkapasitas 240 orang dan Blok B dengan kapasitas 192 orang. Masing- masing blok terdiri dari 2 bangunanberlantai 4. Tempat hunian mahasiswa ditempatkan pada lantai 2 sampai dengan 4. Untuk lantai 1 dimanfaatkansebagai tempat fasilitas umum.
8
9
Kamar hunian berukuran 5,2 x 4,2 M dengan kamar mandi dalam. Kapasitas tiap kamar di Blok A adalah 4 orang,
sedangkan tiap kamar di Blok B mampu menampung 3 rang.
2 Front of House Menerima Tamu Lobby,RecepcionistArea
Lobby,Recepcionist Area, Lift
Lobby,Recepcionist Area
Lobby,RecepcionistArea
3 Indoor Facilities Bersantai, Makan,Minum, Bersosialisasi
Kantin, Aula Kantin,Aula Kantin, aula Aula
4. Outdoor Facilities Olahraga,Rekreasi,Bersosialisasi.
Gazebo Gazebo, JoggingTrack
Lap Tennis dan Lap Basket
-
5 AdministrationArea
Pengelolaan Rumahsusun
RuangPengelola
Ruang Pengelola Ruang Pengelola Ruang Pengelola
6. Service Area Memarkir kendaraan Area parkir Area parkir Area parkir Area parkir
7. Mechanical, Pemeriksa plumbing Plumbing, Plumbing, elektrical Plumbing, elektrical
Plumbing,
DESAINARSITEKTUR III
Engimeerimg Dan elektrical,Mengontrol cameraCCTV
elektricalArea, Controlroom,rooftank room,generat or room
Area,Controlroom,rooftank room,generatorroom,operator
room
Area,Controlroom,rooftank room,generator room
elektrical Area,Control room,rooftankroom,generatorroom
Analisa Pelaku, Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
Untuk mendapatkan kebutuhan ruang yang nantinya digunakan dalam desain dibutuhkan analisa pelaku serta
aktifitas yang sekiranya terjadi nantinya dalam proses Pengelolaan Rumah Susun Mahasiswa. Pelaku dalam hal ini
terbagi menjadi empat kategori yakni PENGHUNI, PENGUNJUNG, PENGELOLA SERTA PEGAWAI. Pengunjung
dapat diartikan sebagai tamu yang mengunjungi penghuni yaitu mahasiswa.
Tabel. 1.4 Pelaku, Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
10
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Tabel.1.3 Komparasi Fungsi dan aktivitas pelaku
PELAKU AKTIFITAS UMUM AKTIFITAS KHUSUS KEBUTUHAN RUANG
Penghuni
Memarkir Kendaraan
Masak
Makan
Berkumpul
Mandi
Bersantai
Menerima Tamu
Berolahraga
Meletakkan Belanjaan
BAB / BAK
Membeli Kebutuhan
Mencuci Pakaian
Mengambil Uang
Area Parkir
Dapur Umum
Kantin
Gazebo
Kamar Mandi
Balkon, Teras
Lobby
Area Usaha
Jogging Track, Lapangan
basket,sepakbola
Ruang Servis
ATM Center
11
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Relaksasi
Berobat
Gazebo
Klinik
pengunjung
Memarkir Kendaraan
Meninta Informasi
Menunggu
Makan, Minum
Memasuki Rusun
BAB / BAK
Parkir Pengunjung
Reseptionst
Lobby
Kantin
Kamar Mandi
PELAKU AKTIFITAS UMUM AKTIFITAS KHUSUS KEBUTUHAN RUANG
12
Memarkir Kendaraan
Bekerja Rapat
Parkir Pengelola
Ruang Peralatan
Ruang Meeting
Pengelola Makan, minum
beribadah
BAB / BAK
Membuat minum
Istirahat
Toilet
Pantry
Kantin
Musholla
Taman
13
IIIARSITEKTUR
DESAIN
DESAINARSITEKTUR III
pegawai
Memarkir Kendaraan
Menjaga Keamanan
Memberi Informasi
Pemeliharaan Rusun
Membersihkan Rusun
Menjawab pertanyaan
Menyimpn peralatan
Menata Vegetasi
Parkir Pegawai
Pos Satpam Area
Transisi Gudang
Peralatan
R. Utilitas, R. MEE, R
Plumbing, R Monitoring,
R.Control Area
Taman
Seluruh Bagian Rusun
Makan, Minum
Berganti Pakaian
Membuat minum
Beribadah
BAB/BAK
R. Ganti
Pantry, Kantin
Musholla
Toilet karyawan
14
IIIARSITEKTUR
DESAIN
1.1.4.2 Alur Aktifitas Pelaku
Alur Aktiftas Penghuni
Alur Aktiftas Pengunjung
15
Memarkir Kendaraan
Mandi, MakanMenuju Hunian
Beristiahat
Mandi
Tidur
Meninggalkan hunian
Mengeluarkan Kendaraan
BeraktifitasPulang
Diagram 3.3 Alur Aktifitas Penghuni
Memarkir Kendaraan
Mengeluarkan Kendaraan
Menuju Receptionist
Makan, minum
Meninggalkan Rusun
Mengeluarkan KendaraanMenunggu Diagram 3.3 Alur Aktifitas Pengunjung
Bertemu Penghuni
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Alur Aktiftas Pengelola
Alur Aktiftas Pegawai
16
Memarkir Kendaraan
Makan , Minum
Menuju Ruangan
Bekerja
Rapat
Mengelola
Pulang KerjaBerangkat
Kerja
Diagram 3.3 Alur Aktifitas Pengelola
Memarkir Kendaraan
BekerjaBekerja Istirahat
Makan MinumBerganti PakaianBerangkat
IIIARSITEKTUR
DESAIN
1.2 PROGRAM RUANG - BANGUNAN
Menurut UU No.16 tahun 1985 tentang rumah susun, ”Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam
suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal
dan merupakan satuan-satuan yang masing- masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, yang berfungsi untuk tempat
hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.”
Dengan adanya ketentuan diatas, program desain yang dibuat harus disesuaikan dengan peraturan yang telah ada.
17
Mengambil Kendaraan
Diagram 3.3 Alur Aktifitas Pegawai
Selesai Bekerja
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Kebutuhan ruang bersama dapat diartikan sebagai tempat bersosialisasi dan tempat berkumpul antar sesa ma penghuni rumah susun
serta warga sekitar rumah susun mahasiswa. Ruang bersama disini dibagi menjadi dua yakni ruang bersama indoor dan
ruang bersama outdoor. Ruang dalam terdiri dari hall, kantin, aula, kamar Mandi .Sedangkan untuk Ruang luar terdiri
dari arena olahraga, parkiran, gazebo, taman, dan lln.
Didalam peraturan diatas disebutkan juga harus bisa memaksimalkan fungsi dalam arah horizontal maupun vertikal, dalam
pengert ian tu dapat dijabarkan dalam memenuhi akan kebutuhan Ruang harus memikirkan akan kebutuhan disetiap lantai untuk
vertikalnya dan disetiap ruangan pada setiap lantai unntuk horizontalnya.
Menyangkut dengan tugas yaitu mendesain Rumah Susun Mahasiswa yang mana , Rumah Susun Mahasiswa berarti pengguna
harus menyewa dari pengembangnya dan diperuntukkan bagi mahasiswa atau mahasiswi.Mendukung dan memiliki fasilitas yang
lengkap baik untuk pribadi mahasiswanya maupun bagi sosial ( bersama ) antar mahasiswa dalam melakukan aktivitas sehari –hari.
( Sumber : Wikipedia.org)( sumber :www. Perbedaan Rusun, Rusunami, dan Rusunawa_files.com)
Melihat definisi itu, kebutuhan ruang menjadi terbatasi dengan menjadikan kebutuhan ruang yang akan didesain harus mendukung
dan memiliki fasilitas yang baik, nyaman untuk pribadi mahasiswa dan sosial para penghuni Rumah Susu Mahasiswa itu. Melihat
target hunian yaitu Para Mahasiswa Sarjan-1 (bukan mahasiswa baru) dan S2 disini akan didesain dan dirancang kebutuhan akan
ruang darinya yang bisa mendukung aktivitasnya sehari – hari.Kebutuhan akan ruang apa saja harus disesuaikan dan direncanakan
melihat situasi yang akan terjadi kedepannya, dimana nantinya mahasiswa bekerja kelompok dengan para temannya, orang tua
yang akan datang dan ruang priva t (ketenangan yang ia butuhkan).
18
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Dalam mendesain Rumah Susun disini harus memperhitungkat jumlah penghuni yang nantinya akan menempati Rusun
Mahasiswa ini apakah mencukupi dan dapat menampung mahasiswa yang akan datang ataukah tidak. Ini yang harus dipikirkan agar
nantinya permas alahan ini dapat terselesaikan.
.
1.2.1 Analisa Kualitatif Kebutuhan RuangTabel.1.5 Kualitas Kebutuhan Ruang
SIFAT JENIS RUANG
PERSYARATAN RUANGTUNTUTAN
RUANGPencahayaan Penghawaan View
AkustikAlami Buatan Alami Buatan
Luar - Dalam
Dalam - Luar
P RI R. Pengelola Ο Ο Ο Ο - Ο Ο Bersih, Nyaman,
Tenang
19
IIIARSITEKTUR
DESAIN
VA
TE
R. Mechanical Ο Ο - Ο - - - Bersih, AmanR. Electrical Ο Ο - Ο - - - Bersih, Aman
Gudang Ο Ο Ο Ο - - - Bersih, Aman
Kamar Tidur Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,
TenangKamar Mandi
DalamΟ Ο Ο - - - - Bersih, Nyaman
Kamar Mandi Luar
Ο Ο Ο - - - - Bersih, Nyaman
R. Cuci Jemur Ο Ο Ο - - Ο Ο Bersih, Aman
SE
MI
PU
BL
IK
Dapur Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,
Tenang
Musholla Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBesih, Aman,
Tenang
Pos Satpam Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,
Aman
R. Receptionist Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,
TenangKantin Ο Ο Ο Ο - Ο Ο Bersih, Nyaman
PU
BL
IK
Lobby Ο Ο Ο Ο - Ο Ο Bersih, NyamanParkir Ο Ο Ο Ο Ο Ο Bersih, AmanGazebo Ο Ο Ο - Ο Ο Ο Bersih, Nyaman,
Aman
20
DESAINARSITEKTUR III
Taman Ο Ο Ο - Ο Ο Ο Bersih, Nyaman
ATM Center Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,
AmanArea Olahraga Ο Ο Ο - Ο Ο Ο Bersih, Nyaman
Area Usaha Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,
Aman
1.2.2 Analisa Kapasitas Ruang
Tabel 1.6 Tabel Kapasitas Ruang
21
IIIARSITEKTUR
DESAIN
SIFAT NAMA RUANGKEBUTUHAN
RUANGKETERANGAN
PR
IVA
TE
R. Pengelola 5 Berdasarkan pertimbanganR. Mechanical 3 Berdasrkan komparasiR. Electrical 3 Berdasrkan komparasi
Gudang 1 Berdasarkan pertimbanganKamar Tidur 4 Berdasrkan komparasi
Kamar Mandi Dalam 1Kamar Mandi Luar 6
R. Cuci Jemur 50 Berdasrkan komparasi
SE
MI
Dapur 10Musholla 30 Berdasarkan pertimbangan
Pos Satpam 2R. Receptionist 3 Berdasarkan pertimbanganPerpustakaan 100
Kantin 50 Berdasarkan pertimbangan
P U
Lobby 20Parkir 250Gazebo 4
22
IIIARSITEKTUR
DESAIN
BL
IK
Taman 100 Berdasarkan pertimbanganATM Center 7 Berdasarkan pertimbangan
Area Olahraga 50Area Usaha 50
1.2.3 Analisa Kuantitatif Kebutuhan Ruang
Tabel. 1.7 Kuantitas Kebutuhan Ruang
NO AREA JENIS JUMLAH BESARAN DIMENSI DIMENSI SIRKULASI BESARAN
23
IIIARSITEKTUR
DESAIN
RUANG RUANG PERABOT (m2)MANUSIA
(m2)
MANUSIA DAN
PERABOT(m2)
(m2)RUANG
(m2)
1L
anta
i 1Lobby 1 Sofa + Dudukan =
(2,80 x0,70) 5 = 9,8Kursi = (0,70 x 0,7)
20 = 9,8Meja = (1,20 x
0,50) 5 = 3Total Prabot = 22,6
1,3 x 0,00 = 130
152,6 40% x 252 ,5 =
61,14
213,64
R. Receptionist
1 Meja Panjang = 4,0 x 0,5 = 2,0
Kursi = (0,50 x 0,50) 2 = 0,50
Total Perabot = 2,50
1,3 x 4 = 5,20
7,70 20% x 7,70 = 1,54
5,24
Musholla 1 Lemari = 1,00 x 0,50 = 0,50
Shaf ( 10 Sejadah) = (2,00 x 10,00)3 =
60,00
- 60,50 20% x 50,50 = 12,00
72,51
Tempat Wudhu Pria
1 Tempat Wudhu = (1 x 1,50)2 = 3,0
1,3 x 5 = 6,50
9,5 20% x9,55 = 1,9
11,4
24
DESAINARSITEKTUR III
Tempat Wudhu Wanita
1 Tempat Wudhu = (1 x 1,50)2 = 3,0
1,3 x 5 = 6,50
9,5 20% x9,55 = 1,9
11,4
Toilet Pria 1 Kamar = (1,00 x 1,75)3 = 5,25
Double Wastafel = (0,50 x 1,20) = 0,60
Urinoir = (1,0 x 0,5)4 = 2,0
Total Prabot = 7,85
1,3 x 6 =7,8
15,65 20% x 15,65 =
3,13
18,78
Toilet Wanita
1 Kamar = (1,00 x1,75)4 = 7,00
Double Wastafel = (0,50 x 1,20)2 = 1,2Total Perabot = 8,2
1,3 x 6 = 7,8
16,0 20% x 16,0 = 3,2
19,2
Dapur 1 Bak Cuci = (1,20 x 0,5)2 = 1,44
Kompor = (1,20 x 0,5)2 = 1,44
Lemari Penyimpanan = (0,8 x 0,5) = 0,48
Meja Kerja = (2,0
1,3 x 2 = 2,60
3,08 20% x 3,08 = 0,62
3,70
25
DESAINARSITEKTUR III
x 0,5) = 1Total = 4,36
Gudang 1 Rak = (0,50 x 1,20)4 = 2,4
Lemari = (2 x 0,5)2 = 2
Total = 4,4
1,3 x 4 = 5,20
9,6 40% x 9,6 = 3,84
13,44
R. Electrical
1 - - - - -
R.Mechanical
1 - - - - -
R.Pengurus 1 Meja = 1,20 x 0,60 = 0,72
Kursi = (0,50 x 0,50) 3 = 0,75
Rak = 0,50 x 1,20 = 0,60
Meja Komputer = 0,50 x 1,20 = 0,60Total Perabot =
2,67
1,3 x 3 = 3,90
6,57 40% x 6,57 = 2,63
9,20
Area Usaha 1 Meja Kecil = (0,50 1,5 x 250 = 450,2 50% x 675,3
26
DESAINARSITEKTUR III
x 0,50)30 = 10,8Meja Besar = (0,80
x 0,80) 40 = 25,6Kursi = (0,40 x 0,50)25 = 35,2
Watafel = (0,40 x 0,50) 15 = 3,5
Total Perabot = 75,2
375 450,2 = 225,1
Aula 1 Meja Besar = (0,80 x 0,80) 40 = 25,6Kursi = (0,40 x 0,50)25 = 3,5
Total Perabot = 75,2
Lemari Penyimpanan = (0,8 x 0,5) = 0,48
27
2
Lan
tai 2
,3,4
,5
R. Tidur 15 Kamar = (6,00 x 5,00 ) = 30,0
Tempat Tidur (2,00 x 0,90)4 =
1.80Lemari (1,50 x
0,50) = 0,75Meja = 1,20 x 0,60
= 0,72
Kamar Mandi Dalam
15 Kamar = (1,00 x 1,75) = 175
Urinoir = (1,0 x 0,5)4 = 2,0
1,3 x 6 =7,8
15,65 20% x 15,65 =
3,13
18,78
Musholla 1 Lemari = 1,00 x 0,50 = 0,50
Shaf ( 10 Sejadah) = (2,00 x 10,00)3 =
60,00
- 60,50 20% x 50,50 = 12,00
72,51
Tempat Wudhu Pria
1 Tempat Wudhu = (1 x 1,50)2 = 3,0
1,3 x 5 = 6,50
9,5 20% x9,55 = 1,9
11,4
Tempat Wudhu
1 Tempat Wudhu = (1 x 1,50)2 = 3,0
1,3 x 5 = 6,50
9,5 20% x9,55 = 1,9
11,4
28
Wanita
Toilet Pria 1 Kamar = (1,00 x 1,75)3 = 5,25
Double Wastafel = (0,50 x 1,20) = 0,60
Urinoir = (1,0 x 0,5)4 = 2,0
Total Prabot = 7,85
1,3 x 6 =7,8
15,65 20% x 15,65 =
3,13
18,78
Toilet Wanita
1 Kamar = (1,00 x1,75)4 = 7,00
Double Wastafel = (0,50 x 1,20)2 = 1,2Total Perabot = 8,2
1,3 x 6 = 7,8
16,0 20% x 16,0 = 3,2
19,2
R. Cuci Jemur
1 - - - - -
Gudang 1 Rak = (0,50 x 1,20)4 = 2,4
Lemari = (2 x 0,5)2 = 2
Total = 4,4
1,3 x 4 = 5,20
9,6 40% x 9,6 = 3,84
13,44
29
3
Ru
ang
Lu
ar
Pos Satpam 4 Meja = 1,00 x 150 = 150
Kursi = (0,50 x 1,50)2 = 1,50
Televisi = 0,50 x 1,50 = 1,25
Total Perabot = 1,25
1,3 x 2 = 2.50
3,05 20% x 3,05 = 0,70
9,04
ParkirATM
CenterArea
OlahragaTamanGazebo
1.2.4 REKAPITULASI BESARAN RUANG
30
IIIARSITEKTUR
DESAIN
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Tabel.1.8 rekapiualsi besaran ruang
FUNGSI ZONIFIKASI RUANGLUASAN
(m2)
LANTAI 1
Publik LobbySemi Publik Toilet Luar
ReceptionistTempat Wudhu
Private R. ElecricalR. Mechanical
GudangR. Pengurus
Service Dapur 29,88Cuci Jemur
Area UsahaPublik Ruang Depan
ToiletPrivate R. Pengurus
Kantin Publik Area Makan 256,58Semi Publik R. Kasir 10,29
Kamar Mandi Pengunjung Pria 13,16Kamar Mandi Pengunjung Wanita 13,36
Kamar Mandi Karyawan 3,54
31
DESAINARSITEKTUR III
Servis Dapur 29,65Ruang Saji 25,02Ruang Cuci 9,72
Musholla
Semi Publik Tempat Sholat 34,45Private Tempat Wudhu Pria 16,90
Tempat Wudhu Wanita 16,90Kamar Mandi Pria 3.54
Kamar Mandi Wanita 3,54
LANTAI 2,3,4,5
Publik LorongSemi Publik Musholla
Tempat WudhuToilet Luar
Private R. TidurToilet Dalam
GudangService Cuci Jemur
Dapur
Ruang Luar Publik RTH
32
DESAINARSITEKTUR III
Semi Publik Pos SatpamTempat Parkir Pengunjung
Tempat Parkir Tamu, Karyawan
1.2.5 TATA RUANG DALAM
Rumah susun yang akan di rancang mempunyai 5 lantai kemudian untuk penataan ruangnya dibagi menjadi beberapa zona
yaitu :
1. Zona Publik
Tergolong di zona ini adalah Resepsionis, garasi, beserta terasnya.Tentunya ruang-ruang yang tergolong di
zona ini, kendati bangunan mempunyai lebih dari 1 lantai, namun tetap ditempatkan di lantai bawah.Zona ini
tentunya sangat bising, namun dapat diatasi dengan rimbunnya dedaunan dari sebuah perdu ataupun pohon.
Sehingga kegiatan berbincang-bincang dengan tamu tidak terlalu mengalami kendala berarti.
2 Zona Semi Publik / Semi Privat
Biasanya yang senantiasa tergolong dalam zona ini adalah Ruang Bersama, Kantin dan dapur.Untuk
perletakan ruang bersama dan kantin diutamakan menempati lantai bawah sedangkan Dapur ada disetiap lantainya.
3 Zona Privat
33
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Yaitu ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan seperti Kamar tidur. diletakkan, di setiap lantai yang
berdekatan dengan kamar madi langsung sehingga akan lebih memudahkan penghuninya untuk beraktifitas sehari-
hari.
4 Service
Yaitu zona yang terdiri dari ruang cuci, ruang jemur, dan ruang gudang. untuk ruang cuci diletakkan bersama
dengan kamar mandi, sedangkan ruang jemur diletakkan sebelah kamar mandi, kecuali lantai 1 dan untuk Gudang
sendiri biasanya diletakkan di lantai bawah.
34
PERSYARATAN RUANG
Keterangan :
1. O O O : Sangat penting
2. O O : Penting
35
IIIARSITEKTUR
DESAIN
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Tabel.1.9 tata ruang dalam
KELOMPOK
RUANG
NAMA RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN AKUSTIK VIEW TAMPILAN
RUANGALAMI BUATAN ALAMI BUATAN
LA
NT
AI
1R. PENGELOLA O O O O O O O O O O O O O O O O
RECEPTIONIS O O O O O O O O O O O O O O
PARKIRAN O O O O O O O O O O O O O O O O
LOBBY O O O O O O O O O O O O O O O
AREA
OLAHRAGA
O O O O O O O O O O O O O O O O
TAMAN O O O O O O O O O O O O O O O O O O
KANTIN O O O O O O O O O O O O O O O O O
LA
NT
AI
2,3,
4,5.
R. TIDUR O O O O O O O O O O O O O O O O
GUDANG O O O O O O O O O O O
R, ELEKTRIKAL O O O O O O O O O O O O O O
DAPUR O O O O O O O O O O O O O
CUCI JEMURAN O O O O O O O O O O O
3. O : Tidak penting
PENGELOMPOKAN RUANG
1. ZONA PUBLIK
NO. JENIS RUANG ZONIFIKASI
1. LOBBY PUBLIK
2. PARKIRAN PUBLIK
3. GAZEBO PUBLIK
4. TAMAN PUBLIK
5. ATM CENTER PUBLIK
6. AREA OLAHRAGA PUBLIK
7. AREA USAHA PUBLIK
2. ZONA PRIVAT
NO. JENIS RUANG ZONIFIKASI
1. R. TIDUR PRIVAT
2 R. ELEKTRIKAL PRIVAT
36
IIIARSITEKTUR
DESAIN
3. R. MEKANIKAL PRIVAT
4. GUDANG SEMI PRIVAT
5. KMD PRIVAT
6. CUCI JEMUR SEMI PRIVAT
7. R. PENGURUS RUSUNAWA PRIVAT
3. SEMI PUBLIK .
NO. JENIS RUANG ZONIFIKASI
1. DAPUR SEMI PUBLIK
2 MUSHALLA SEMI PUBLIK
3. POS SATPAM SEMI PUBLIK
4. RECEPTIONIS SEMI PUBLIK
5. KANTIN SEMI PUBLIK
1.2.6 KLASIFIKASI RUANG
37
PRIMER KANTOR PENGELOLA
RECEPTIONIS
IIIARSITEKTUR
DESAIN
1.2.7 HUBUNGAN RUANG MIKRO
38
SEKUNDER LOBBY
R.TIDUR
MUSHOLLA
CUCI/JEMUR
TERSIER PARKIRAN
TAMAN
GAZEBO
AREA OLAHRAGA
R. Mecanical
Gudang
Receptionis
R. Pengurus
R. Electrical
KM Pria
Lorong utamaLobbyMain Entrance
IIIARSITEKTUR
DESAIN
=Akses langsung
= Akses Tak Langsung
= Publik
= Semi Publik
= Privat
1.2.8 HUBUNGAN RUANG MAKRO
39
Gedung B
Aula
Parking
R. Luar
Main Entrance
Gedung A
IIIARSITEKTUR
DESAIN
= Akses Langsung
= Akses tak langsung
= Akses Jarang = Publik = Semi Publik = Privat
1.3 PROGRAM BENTUK DAN SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT
1.3.1 Tipologi Bangunan
40
Parking
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Tinjauan Tipologi didasari pada komparasi objek yang telah terbanguna sebelumnya, yaitu Rusunawa UNISMA dan
Rusunawa UI:
Rusunawa Unisma Rusunawa UI
41
DESAINARSITEKTUR III
Tabel.1.10 komprasi tipologi
Rusunawa Unisma memiliki bentukan kubus dengan permainan subtraktif dan atap menggunakan atap perisai.
Pada tampilan muka Rusunawa ini memiliki balkon pada setiap jendela ruangan yang menjorok kedepan.
Rusunawa UI dibangun dengan konsep yang simple dengan penggunaan geometris kubus yang sederhana. Rusunawa ini mengutamakan faktor keselamatan terhadap gempa dan kebakaran. Kesehatan bangunan terjaga dengan konversi cahaya alami dan penghawaan alami. Tampilan bangunan menggunakan jendela-jendela yang mampu mengantisipasi suara bising dari luar dengan adanya buffer pada jendela
42
No
.
Aspek yang dilihat Bentuk Langgam
1. UMM Bangunan-bangunan kampus UMM rata-rata bertingkat 5-8 lantai dengan bentuk kubus disertai subtraktif dan additive. Menggunakan atap perisai
Modern
2. Supermarket Revolusi Bangunan dua lantai dengan bentukan kubus additive dan subtraktif.
Modern
3. Jajaran Pertokoan Bentuk rumah-rumah toko didominasi oleh bentuk rumah sederhana dengan atap pelana. Ruko ini memiliki variasi tingkat ketinggian.
Modern
43
DESAINARSITEKTUR III
4. Kompleks Perkampungan Kompleks perkampungan merupakan bangunan yang memiliki tinggi bangunan satu lantai. Untuk yang kos-kosan memiliki tiga lantai.
Modern
44
DESAINARSITEKTUR III
Kesimpulan Tipologi Bangunan Komparasi
Rumah Susun Mahasiswa UI dijadikan tinjauan tipologi bangunan dari segi pemikiran sang arsitek dalam membentuk fasad
bangunan yaitu melihat guna dan manfaat dari penerapan selubung di fasad bangunan.
Bentuk dasar yang ada adalah bentuk geometris dengan pemakaian unsur garis lurus dan lengkung simetris pada tiap masanya.
Pemilihan bentuk massa yang mrupakan adaptasi dari bentukan geometri dipilih agar wujud bangunan menampilkan kesan yang
dinamis dan me njadi icon selain itu juga tetap seimbang pada lingkungan sekitarnya. Bentukan ini juga berdasarkan analisa arah
angin, view dan sinar matahari yang memalui tapak. Pemilihan bentuk ini nantinya dapat dharapkan memecah dan mengarahkan angin
yang melalui tapak.
45
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Berdasarkan Tijnauan Tipologi diatas didapatkan beberapa keputusan yang akan digunakan dalam proses desain Rumah Susun
Mahasiswa, Antara lain:
Tema : Modern
Sifat : Sederhana fungsional
Pangsa Pasar : Mahasiswa Strata -1 Non Maba dan S2
Massa Bangunan : 6 Massa Utama, 4 Massa bangunan Publik
Nama Rusun : “ Rumah Susun Mahasiswa Landungsari “, sebagaimana diperuntukkan untuk mahasiswa S1 dan S2yang
sedang
menempuh studi di malang khususnya di kawasan landungsari, target mahasiswa yang menetap di Ruumah
Susun Mahasiswa Landungsari ini dari Universitas yang berkawasan di daerah sekitarLandungsari.
46
IIIARSITEKTUR
DESAIN
1.3.2 Bentuk - Tampilan Bangunan
Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan, baik massa utama maupun massa penunjang yang akan digunakan dalam perancangan Rumah Susun Mahasiswa di Kota
Malang ini adalah geometri. Geometri yang digunakan adalah dominan segi empat dengan melakukan beberapa permainan aditif dan substraktif
pada bagian-bagian tertentu. Bentuk permainan aditif maupun substraktif tersebut dapat berbentuk segi empat atau unsur lengkung. Pemilihan
bentuk segi empat disesuaikan dengan bentuk bangunan di sekitarnya dan berguna untuk mewadahi fungsi sebagai rumah susun yang berprinsip
rumah di susun secara tipikal ke atas. Mengingat bahwa bentuk geometri segi empat dapat mewadahi ruang fungsional yang lebih luas
dibandingkan dengan bentuk geometri seperti segitiga maupun lingkaran. Selain itu, dengan bentuk yang demikian pula dapat menjanjikan susunan
struktur bangunan yang lebih mudah dan juga efisien dalam organisasi ruang dan sirkulasi ruangnya. Namun, tidak menutup kemungkinan
bangunan rusunawa akan di bangun dengan komposisi bentuk yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari bentuk dasar. Bangunan
diusahakan tidak terlalu panjang dan tidak terlalu tinggi. Sehingga unsur kesatuan, proporsi, dan keseimbangan tetap terjaga karena kesinambungan
ukuran, tampilan, dan geometris bangunan (Collage Paris, Prancis).
Warna
Warna bangunan, baik massa utama maupun massa penunjang yang akan digunakan dalam perancangan Rumah Susun Mahasiswa di Kota
Malang ini adalah warna-warna yang cenderung didominasi warna netral. Penggunaan warna netral ini sebagai salah satu cara untuk menyesuaikan
dengan bangunan sekitar. Bangunan sekitar tapak merupakan pemukiman dengan warna-warna lembut dan tidak terkesan mencolok satu sama lain.
47
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Maka dari itu, untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitar maka dipilih warna yang netral. Namun, untuk menanggapi fungsinya sebagai
hunian mahasiswa yang pada umumnya merupakan anak muda dan juga untuk menghindari kesan monoton muncul pada bangunan ini, maka dapat
digunakan pemakaian-pemakaian warna cerah sebagai ornament/hiasan tambahan. Warna cerah sebagai ornamen dirasa cocok dengan karakter
mahasiswa dan sebagai anak muda yang cenderung menginginkan sesuatu yang lebih terasa hidup dan ceria. Contoh karakter warna yang dapat
dipakai adalah :
MERAH :Warna yang terkuat dan menarik perhatian, bersifat agresif dan lambang primitif. Warna ini mencerminkan darah, marah,
berani, bahaya,
kekuatan, dan kebahagiaan.
UNGU :Berkarakter sejuk, hampir sama dengan biru tetapi lebih tenggelam. Warna ini mencerminkan dukacita, kontemplatis dan
agamis.
BIRU :Berkarakter sejuk, pasif, tenang dan damai. Biru warna yang mempesona, spiritual, monotheis. Lambang kesucian, harapan
dan kedamaian.
HIJAU :Bersifat netral dan pengaruh terhadap emosi hampir mendekati pasif, bersifat istirahat. Ungkapan kesegaran, muda, kesuburan
dan harapan
kelahiran kembali.
KUNING :Dilambangkan seperti matahari sebagai sumber kehidupan dan emas sebagai kekayaan alam mulia. Ungkapan keceriaan,
kelincahan dan
intelektual, memaknakan kemuliaan cinta serta pengertian yang mendalam antar manusia.
PUTIH :Berkarakter positif, cemerlang, ringan, dan sederhana. melambangkan kesucian, polos, jujur dan murni.
HITAM : Lambang kegelapan, misteri, warna mati. Sifat tegas, kukuh, formal, dan berkesan berstruktur kuat.
48
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Sedangkan warna dan pengaruhnya terhadap psikologis manusia adalah sebagai berikut:
a. Merah dan Jingga, berkesan membangkitkan dan menggembirakan.
b. Jingga muda dan Kuning,Berkesan keriangan, aktif dan semarak.
c. Biru, berkesan sejuk, segar, santai dan konsentrasi.
d. Hijau, merupakan warna yang disukai karena mengesankan kedekatan dengan alam serta dapat menciptakan ketenangan.
e. Coklat, memberikan kesan istirahat, hangat, gersang, alamiah, dan tenang.
f. Putih, memberikan kesan luas dan bosan.
g. Krem, memberikan kesan lembut dan akrab.
h. Hitam, berkesan gelap dan dukacita.
i. Abu-abu, kesan tenang dan damai.
49
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Bentuk dan Tampilan Ruang
Bentuk Ruang
Bentukan ruang mengikuti
bentuk bangunan utamanya, disini
bentukan ruang memakai bentuk
dasar persegi dengan berbagai
perubahan bentuk dengan estimasi
bentuk yang sesuai dengan penghuni
Rusun khususnya bagi para
mahasiswa. Perubahan bentuk dasar
bangunan dapat menggunakan
berbagai macam cara, sebagai
contoh dapat menggunakan
transformasi, adiktif dan subtraktif.
Bentuk ruang juga disesuaikan
dengan aktifitas para mahasiswa jaman sekarang ini. Sehingga para mahasiswa nyaman untuk menempati rusun tersebut. Sebuah ruangan
yang didesain untuk suatu fungsi tertentu, baik yang mempertimbangkan aspek akustik maupun yang tidak, seringkali dihadapkan pada
problem-problem berikut: Pemusatan Suara, pantulan berulang dan kuat, Resonansi, Bising dan Waktu dengung ganda
50
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Kesemuanya dapat diminimumkan apabila sudah dipertimbangkan dengan seksama pada saat ruangan tersebut didesain. Apabila
ruangan sudah telanjur jadi, maka solusi yang biasanya diambil adalah mengubah karakteristik permukaan dalam ruangan, misalnya dari
yang semula reflektif menjadi absorptif ataupun difusif.
Bentuk ruang juga dapat dibedakan dari jenis aktifitas pelaku dan penghuninya, misalnya untuk ruang public maka bentuknya
haruslah tegas dan formal. Sedangkan untuk ruang privat bentuknya dapat dipakai yang fleksibel atau santai sehingga pengguna dapat
merasa tenang dan nyaman
Warna Ruang
Pengalaman kita tentang warna selalu melibatkan tiga unsur, yaitu: cahaya, objek dan pengamat. Hal yang menarik adalah bahwa
ketiga unsur dari warna tersebut melibatkan tiga buah bidang ilmu yang berbeda, apabila kita berbicara tentang bagaimana cahaya
mempengaruhi warna maka kita akan membahas aspek fisika dari warna, bila kita membicarakan bagaimana sebuah benda dapat
mempengaruhi cahaya maka kita membicarakan aspek kimia dari molekul dan atom benda dalam menyerap cahaya sedangkan bila kita
membicarakan bagaimana pengamat melihat warna, kita menemukan diri kita membicarakan biologi karena hal tersebut maka warna
adalah hal yang cukup kompleks. Penglihatan kita terhadap warna dapat dimanipulasi dengan merubah ketiga unsur warna ini. Sebagai
bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari
sebuah karya desain. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Lebih lanjut
dikatakan oleh Henry Dreyfuss , bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol
tersebut . Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah
untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi
yang cepat dan kuat. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J.
Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sbb: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu
51
IIIARSITEKTUR
DESAIN
mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-
macam benda.
Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi
perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda. Berikut kami sajikan
potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang sbb :
1. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
2. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
3. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.
4. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).
5. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan
mengesankan sesuatu.
6. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu
memiliki sifat tantangan.
7. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.
Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang
ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi :
1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.
2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
3. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
52
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Teori Warna FengShui
no Warna Keterangan Pro
1 Merah
Merah adalah warna yang
menstimulasi suasana dominant.
Warna merah akan memberi
kesan memperbesar tampilan
suatu object, tetapi sebaliknya
memperkecil ukuran ruang
Merah adalah warna yang baik
untuk memberi aksen.
Warna ini sebaiknya digunakan di
ruang makan, ruang tidur anak,
dapur atau tempat kerja.
hangat dan kaya
2 Pink Pink diasosiasikan dengan
inosens, kemurnian dan susana
romantis.
Pink cocok untuk ruang tidur,
kurang cocok untuk kamar mandi
Kegembiraan, romantis
53
IIIARSITEKTUR
DESAIN
atau dapur.
3 Ungu
Ungu adalah warna yang impresif
dan spiritual.
Ungu dapat dipakai di ruang tidur
atau ruang meditasi. Sebaiknya,
warna ini tidak digunakan di
dapur atau kamar mandi
Gairah, energik dan memotivasi.
4 Biru
Biru dikaitkan dengan
spiritualitas, kedamaian, misteri,
kesabaran dan kontemplasi.
Warna biru cocok untuk ruang
tidur, ruang terapi dan ruang
meditasi. Sebaiknya tidak
digunakan untuk ruang makan
atau ruang kerja.
Kepercayaan, stabilitas
5 Hijau Hijau adalah simbol
pertumbuhan, kesuburan dan
optimisme, kebebasan dan
keseimbangan
54
DESAINARSITEKTUR III
harmoni. Warna hijau itu
menyegarkan dan meneduhkan.
Hijau cocok untuk kamar mandi,
ruang terapi dan conservatory.
Hijau seharusnya tidak dipakai di
ruang keluarga, ruang bermain
atau ruang belajar.
6 Kuning
Kuning diasosiasikan dengan
pencerahan.Kuning membantu
pencernaan dan menstimulasi
pikiran.
Kuning cocok untuk gang/koridor
dan dapur.
Kuning sebaiknya tidak dipakai
untuk kamar mandi atau ruang
meditasi
optimisme, akal dan ketegasan
7 Oranye Oranye adalah warna
kegemberiaan, dan kuat dalam
konsentrasi, intelek
55
mendorong komunikasi.
Oranye dapat dipakai di ruang
tidur, ruang makan dan
gang/koridor. Oranye sebaiknya
tidak dipakai di ruang tidur dan
ruangan-ruangan kecil
8 Coklat
Coklat adalah warna yang
berhubungan dengan stabilitas
dan elegant.
Coklat dapat dipakai di ruang
belajar.
Sebaiknya tidak dipakai di ruang
tidur.
keamanan, elegant
9 Putih Putih menyimbolkan permulaan
baru, innosens dan kemurnian.
Putih dapat dipakai di ruang tidur
dan dapur.
bersih, segar
56
DESAINARSITEKTUR III
Putih seharusnya tidak digunakan
di ruang makan dan ruang tidur
anak.
10 Hitam
Hitam adalah warna yang
independent dan misterius. Warna
hitam sering dipakai di ruang
anak remaja.
Warna hitam seharusnya tidak
dipakai di ruang tidur anak.
intrik, kekuatan menarik
Pengaplikasian Teori Warna Pada ruang
No Jenis Ruang Warna Efek warna
1 Hunian ( Ruang tidur )
Area Privat
Warna-warna netral (putih, beige,
dan keemasan) serta warna-warna
dingin / sejuk ( hijau , biru) dengan
monokromatik
Elegan, sejuk, tenang, dan
berkesan privat
Area Publik
1 Kantin Warna –warna panas/hangat Menggairahkan ,
57
DESAINARSITEKTUR III
(oranye ,merah dan kuning ) bersemangat,membangkitkan
selera makan
2 Warnet dan Wartel Warna –warna netral (Hitam,
putih, coklat , krem) atau warna-
warna modern (silver, metalik)
Tenang, mempunyai privasi,
bergaya, canggih
3 Mini Market Warna –warna panas/hangat
(merah ,kuning , oranye)
Menggairahkan
4 Stationery Warna –warna cerah (merah, pink) -
Area Servis
1 Pos Satpam Warna-warna netral
(hitam,putih ,krem)
Aman dan tenang
58
Contoh penggunaan warna pada bangunan :
Gambar 1.1. Contoh penggunaan warna pada bangunanSumber : -
Untuk mempermudah desain dan meminimalisir kesalahan warna maka lebih baik menggunakan teknik monokromatik dan analogus
59
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Posisi Bangunan
Dalam penentuan posisi bangunan dalam tapak tetap mempertimbangkan
jarak dari batas tapak paling tepi. Pemberian jarak ini untuk menjaga agar
pembayangan bangunan baik pada sore maupun siang hari tidak menggaanggu
bangunan rumah tinggal di sekitarnya.
Massa rusun diletakan pada bagian tapak yang tidak mengakibatkan
pembayangan dari penyinaran matahari sehingga tidak menghalangi pemukiman
penduduk sekitar. Selain itu peletakan posisi rusun juga mempertimbangkan
jatuhnya sinar matahari sehinga keduanya tidak saling membayangi satu sama
lain. Jarak antara rusun juga diusahakan tidak terlalu dekat karena dapat
mengakibatkan terjadinya lorong angin. Pada area jembatan disediakan hall agar
tidak terjadi penumpukan jumlah manusia yang akan melintasi jembatan.
Untuk posisi bangunan dalam tapak diputuskan membuat beberapa
alternatif karena memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing.
Alternatif-alternatif ini dibuat supaya
dalam satu kelompok terdapat variasi-
variasi desain.
Orientasi Bangunan
60
IIIARSITEKTUR
DESAIN
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Gambar 1.2 Studi massa bangunan
Orientasi bangunan mempertimbangkan bangunan sekitar kawasan yang rendah dan juga menyesuaikan dengan
sirkulasi sekitar tapak serta kontur tanah pada tapak. Dilihat dari masalah-masalah diatas, orientasi fasad bangunan terbaik
dihadapkan ke arah Sungai Brantas dengan bangunan utama membujur Utara-Selatan. Penentuan arah hadap ini lebih menitik
beratkan pada kemampuan bangunan menanggapi jenis kontur di DAS Brantas agar memiliki pondasi yang kuat. Disamping
itu letak yang strategis memudahkan dalam penzoningan bangunan-bangunan yang bersifat publik hingga privat. Orientasi juga
mempertimbangkan penyinaran matahari, diusahakan sesedikit sisi bangunan yang terkena terpaan sinar matahari langsung
serta tidak mengganggu bangunan eksisting tapak.
Bentuk Sirkulasi pada Tapak
Akses menuju tapak dibuat menjadi dua entrance. Entrance utama diakses dari Jalan Raya Tlogomas, sedangkan Side
Entrance diakses dari Jalan Raya Tlogomas melalui gang . Sirkulasi utama menampung dua buah alur sirkulasi yang berbeda,
yaitu sirkulasi menuju dalam tapak dan sirkulasi keluar tapak. Sedangkan entrance yang melalui gang digunakan sebagai jalur
alternative bagi pejalan kaki. Untuk sirkulasi di dalam tapak sendiri diolah menyesuaikan dengan bentuk tata massa bangunan
dengan olahan ruang luarnya. Alur sirkulasi dimulai dari luar tapak, kemudian ketika masuk dalam tapak langsung mengakses
area parking. Dari parking area tersebut langsung dapat mengakses ruang luar, tepatnya taman. Dari taman inilah segala akses
dimulai, baik menuju massa utama, massa penunjang maupun area olahan ruang luar lainnya.
61
1.3.3 SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT RENDAH – SEDANG
Pengertian Sistem Bangunan
Sistem –sistem BangunanPersyaratan ruang yang harus dipenuhi dalam
bangunan harus diwujudkan ke dalam sistem - sistem
bangunan atau utilitas.
Sistem-sistem meliputi antara lain
1. Pengudaraan
2. Pencahayaan
3. Distribusi air bersih dan sanitasinya
Semua itu menuntut bentukan – bentukan dan fasilitas struktur dan konstruksi tertentu untuk dapa tterjaminnya proses kerja
sistem tersebut. Oleh karena itu bentukan struktur dan konstruksi beserta ruang yang terbentuk didalamnya akan sangat
ditentukan oleh pencapaian sistem tertentu dalam bangunan .Strategi pencapaian ini tentu saja tidak akan sama untuk setiap
bangunan karena pada bangunan yang berbeda banyak aspek berbeda pula yang saling mempengaruhi sehingga disain sistem dan
kaitannya dengan struktur dan konstruksi ini dalam perancangan bangunan memang harus dilihat secara spesifik.
62
Gambar 1-3. AspekBangunanyangLain
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari satu
lantai secara vertikal. Bangunan bertingkat pada umumnya dibagi menjadi dua,
bangunan bertingkat rendah dan bangunan bertingkat tinggi.
Pembagian ini dibedakan berdasarkan persyaratan teknis struktur
bangunan. Bangunan dengan ketinggian diatas 40 meter digolongkan kedalam
bangunan tinggi karena perhitungan strukturnya lebih kompleks. Berdasarkan
jumlah lantai, bangunan bertingkat digolongkan menjadi bangunan bertingkat
rendah ( 2 – 4 lantai ) dan bangunan berlantai banyak ( 5 –10 lantai ) dan
bangunan pencakar langit. Pembagian ini disamping didasarkan pada sistem
struktur juga persyaratan sistem lain yang harus dipenuhi dalam bangunan.
63
Gambar 1-4. Jenis Bangunan berdasarkan Ketinggian dan Jumlah Lantai
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Jenis Sistem Bangunan
1.1Sistem Bangunan Bertingkat Rendah - Sedang
Perancangan Bangunan Bertingkat 2 - 4 Lantai
Rumah Sususn Mahasiswa Landungsari disini termasuk bangunan bertingkat, bangunan berlantai yang dirancang disini
berlantai 5 relatif dapat dilakukan dengan cara yang tidak terlalu rumit. Persyaratan Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ) untuk jenis
bangunan ini bisa mudah dimana jelas akan fungsi dan peruntukannya bagi lingkungan dan malang nantinya. . Namun demikian ,
karena bangunan ini sudah tidak sesederhana bangunan tunggal satu lantai, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
merencana ,yaitu; kesesuaian ruang dan fungsi, kekuatan struktur , keamanan dan keselamatan bangunan, kenyamanan bangunan
dan sebagainya. Sehingga ketika proses kepengurusan IMB, dokumen tatagambar harus menunjukkan aspek - aspek tersebut diatas
secara benar, yang macam dan jenisnya relatif tergantung dari kebijakan peraturan masing-masing daerah dimana bangunan akan
didirikan. Dengan demikian, perancangan Rumah Susun Mahasiswa ini bagi seorang arsitek tidak hanya berkaitan dengan masalah
keindahan dan bentuk bangunan semata, tetapi juga bagaimana bangunan selain bentuknya indah juga berfungsi dengan optimal
dapat memberikan keamanan dan kenyamanan pada penggunanya dan lingkungan di sekitarnya.
1.2 Merancangan Struktur dan Konstruksi dalam Rumah Susun Mahasiswa
Perancangan struktur dan konstruksi dalam Rumah Susun harus diperhitungkan dengan matang karena nantinya akan
berdampak pada kuat atau kokohnya bangunan kita. Bertahan Lamanya bangunan ini yaitu Rumah susun dalam kondisi baik
64
IIIARSITEKTUR
DESAIN
berpengaruh pada konstruksi dan struktur yang dipergunakan. Penerapan struktur dan konstruksi disini harus sesuaidenganfungsi,
keamanan dankenyamananbangunandanlingkungannya serta bentuk kontur dan dimana bangunan khususnya Rumah Susun ini
diletakkan dan dibangun. Dalam rancangan ini tapak dan daerah yang dibangun Rumah Susun khususnya mahasiswa berada pada
Pinggiran DAS Brantas tepatnya pinggiran DAS Brantas di landungsari UMM.Me rancangan strukturditujukan kepadadisainsistem
strukturdanaspekyangterkait,sedangkanperancangankonstruksi ditujukanpadabagaimanamemenuhioptimalisasi sistem itudengan
bagian-bagianserta hubungan elemen-elemen bangunan. Sehingga perancangan strukturdan konstruksi disini pastinya sesuai
dengan de
Gambar 1-5. LingkupPerancanganStrukturdalam Arsitektur
65
IIIARSITEKTUR
DESAIN
1.3 Aspek - aspek Perencanaan dan Perancangan Struktur dan Konstruksi
Untuk mendapatkan hasil perancangan yang ideal, perencana struktur dan konstruksi harus dapat mengidentifikasi aspek –aspek
yang terkait dalam perancangan. Aspek - aspek tersebut meliputi:
1.3.1 Struktur
Aspek struktur adalah aspek yang membahas kekuatan dan stabilitas bangunan.
Struktur meliputi pemilihan jenis sistem struktur dan konfigurasinya, serta bagaimana
sistem ini dapat membentuk ruang , karena didalam bangunan gedung struktur bertugas
mewadahi fungsi ruang. Sistem struktur dalam pembahasan ini dibagi menjadi bagian-
bagian lebih keci l yang disebut dengan elemen struktur misal ;elemen rangka
atap,rangka utama, dan pondasi. Seluruh bagian atau elemen dari berbagai sistem
struktur akan mempunyai tanggung jawab utama sebagai pemikul beban bangunan.
Karena fungsinya tersebut , sistem struktur tidak dapat dihilangkan namun dapat
digantikan satu jenis struktur dengan struktur yang lain.
Ketersediaan ragam struktur dan elemennya serta kemungkinan pemilihannya adalah bahasan pokok dalam perancangan
struktur. Apapun pilihan yang diajukan akan selalu benar jika sesuai dengan maksud-maksud atau aspek-aspek lain dalam
66
Gambar 1-6. AspekSistemStruktur
IIIARSITEKTUR
DESAIN
bangunan.
1.3.2 Konstruksi
Konstruksi adalah bentuk rangkaian atau kedudukan baik dari antar atau inter
elemen struktur. Konstruksi ini memperjelas perancangan bangunan. Wujud
perancangan konstruksi dalam bangunan gedung adalah gambar-gambar detail yang
menunjukkan secara teknis bagian-bagian dan kedudukannya serta keterangan-
keterangannya. Karena bersifat menjelaskan dari solusi disain, maka rancangan
konstruksi sebuah bangunan akan terikat dengan bangunan secara khusus dan tidak
dapat disamakan dengan bangunan lain. Satu konstruksi dalam perancangan
struktur akan menjelaskan bagaimana pertimbangan- pertimbangan
terhadap aspek lain juga diperhatikan, misalnya penggunaan bahan, ukuran,
kedudukan, cara pengerjaan, finishing dan sebagainya. Tanpa gambar konstruksi yang
jelas bangunan tidak dapat didirikan dengan benar dari berbagai aspek.
67
Gambar 1-7. Aspek Konstruksi danBahan Bangunan
IIIARSITEKTUR
DESAIN
KESIMPULAN YANG DIDAPAT
Sistem Bangunan Rumah Susun Mahasiswa
1. Sistem Struktur
Struktur dan kosntruksi bangunan Rumah Susun yang merupakan bangunan baru yang terletak di sekitar kawasan rumah
penduduk dan pinggiran DAS Brantas Malang harus mempertimbangkan struktur dan konstruksi bangunan – bangunan di
sekitarnya. Namun struktur dan konstruksi bangunan Rumah Susun ini selain melihat dari konteks sekitarnya, juga harus
mempertimbangkan fungsi dari bangunan itu sendiri. Pada umumnya, konstruksinya menggunakan konstruksi beton bertulang
dengan batu bata sebagai pengisi dinding luar. Dinding luarnya menggunakan konstruksi ½bata.
Untuk mempermudah penataan ruang, digunakan modul – modul yang disesuaikan dengan fungsi dan aktifitas ruang.
Tidak menutup kemungkinan juga digunakannya struktur dan konstruksi lain, selama tidak keluar dari prinsip pertimbangan
fungsi bangunan.
Pemilihan struktur yang digunakan dalam Rumah Susuun Mahasiswa Landungsari mempertimbangkan beberapa hal yaitu :
a. Fungsi bangunan yang menampung berbagai kegiatan menuntut adanya fleksibilitas dalam penataan ruang dan daya
integrasi ruang
b. Pengaruh keadaan fisik setempat seperti jenis dan daya dukung tanah, perbedaan suhu, kecepatan angin dan sebagainya.
c. Faktor biaya yang meliputi biaya pelaksanaan dan pemeliharaan.
d. Faktor teknis bangunan meliputi kekokohan, kestabilan,dan keamanan terhadap kebakaran.
68
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Fungsi bangunan sebagai hunian yang digunakan secara terus menerus dengan aktifitas yang padat menuntut ketahanan
sertafaktor keamanan.
Struktur Bangunan yang digunakan untuk Rumah Susun Mahasiswa antara lain :
Rangka Kaku ( Rigid Frame )
Struktur rangka kaku adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen horizontal(lateral) dari pelat, balok dan kolom
yang disusun saling tegak lurus dengan memberikan hubungan yang menggunakan titik hubung (joints) yang dapat mencegah
terjadinya perputaran pada titik hubung tersebut.
Struktur rangka kaku terbuat dari kolom – kolom dan balok – balok yang di sambung secara kaku satu sama lain.
Kekakuan bangunan oleh batang – batang menerus diperlukan untuk menahan gaya – gaya lateral dan aksi gaya vertical
asimetris. Karena tingkat ketaktentuan yang tinggi dari bangunan rangka kaku maka akan sangat berguna untuk metode taksiran
analisis yang akan sangat membantu untuk perkiraan ukuran – ukuran batang pada tahap rancangan awal. Penaksiran lainnya
akan dikembangkan untuk aksi beban vertical dan horizontal karena respons rangka kaku akan berbeda terhadap masing –
masing beban.
Rangka kaku ini memiliki beberapa karakteristik yaitu :
Apabila diberi beban vertical yang didistribusikan secara merata maka rangka kaku ini akan mengalami deformasi.
Rangka kaku ini sangat tak tentu
Untuk mendapatkan derajat tak tentu maka harus harus menggunakan statis tentu.
69
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri dari balok horizontal dan kolom vertikal yang
dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan sambungan kaku ( rigid ). Rangka ini bisa satu bidang dengan dinding
interior bangunan atau sebidang dengan fasade bangunan.
2. Bahan Sturktur
A. Untuk spesifikasi bahan bangunan yang digunakan yaitu :
Beton
Dalam penerapannya beton memiliki keuntungan spesial pada stuktur seperti struktur parkir yang material strukturnya dapat
juga memperlihatkan sama seperti hasil akhirnya. Ketika, digunakan pada bangunan komersial, kebutuhan biaya konstruksi
beton menyediakan tambahan keuntungan pelaksanaan tanpa menambah kebutuhan perawatan. Dengan menggunakan
pembuatan beton di tempat maka pekerjaan segera dimulai setelah pekerjaan pondasi, meskipun waktu pemasangan untuk
lantai struktur lantai banyak akan lebih lama dibandingkan dengan baja atau beton precast.
B. Untuk spesifikasi atap yang akan digunakan :
Untuk rangka atap menggunakan bahan Baja atau kayu karena untuk Rumah Susun khususnya Rumah Susun Mahasiswa
menggunakan atap kuda – kuda / joglo. Dan hal ini disebabkan karena di lingkungan sekitar tapak rata – rata penduduk
menggunakan atap yang sederhana yaitu atap kuda – kuda. Rumah Susun berusaha menyesuiakan dengan keadaan
masyarakat sekitar agar tidak terjadi masalah di dalam kehidupan sehari – hari.
70
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Baja struktural dapat juga digunakan sebagai rangka atap miring dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Balok atap miring menopang gording interval balok = bentang gording
b. Balok induk menopang balok atap pada bubungan tepi sisi miring.
Rangka baja dapat dibiarkan terekspos dalam konstruksi tahan api.
3. Utilitas
A. Pengadaan air bersih
Air yang digunakan pada bangunan bertingkat dapat berasal dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumur dalam, sumber, dan lln
Pengadaan air bersih untuk bangunan bertingkat dapat dilakukan dengan:
1. Sistem Tangki Atap
Untuk bangunan berlantai 2-6 dapat dibuat sistem tangki atap,
yaitu tangki air diletakkan di atas atap. Apabila atap tidak dibuat dari beton
bertulang misalnya dari atap, genteng, seng, asbes, sirap, maka tangki
dapat diletakkan di atas langit-langit yang dasarnya cukup kuat.
Sistem ini adalah bahwa air dari PDAM ditampung lebih dahulu
pada bak atau tangki atau reservoir bawah tanah, basement atau di atas
71
IIIARSITEKTUR
DESAIN
permukaan tanah. Dari sini air dipompa ke atas atap yang bekerja secara otomatis. Untuk mengetahui muka air dalam tangki
penuh dapat dipasang pelampung.
Dari tangki yang
terletak di atas atap, air dapat
langsung dialirkan
(didistribusikan) ke tiap lantai
bangunan yang membutuhkan,
dari lantai paling atas ke lantai
paling bawah. Apabila air
hanya digunakan untuk mandi,
cuci, dan lain-lain air dingin,
maka letak muka air rendah
tangki atas minimum 3,50 m di
atas kran ruangan lantai paling
atas. Tetapi apabila air
digunakan untuk pengglontoran
WC yang memerlukan tekanan keras membersihkan kloset atau pemanas air gas, maka letak muka air dapat dipertinggi
72
Gambar 1.8 . Sistem tangki atap
Sumber : Widomoko, 2004`
IIIARSITEKTUR
DESAIN
menjadi 10 m. Tekanan air pengglontoran pada WC dan pemanas air bahan bakar gas di lantai bawahnya otomatis lebih
keras daripada lantai paling atas.
Untuk menghitung kebutuhan air pads bangunan bertingkat, terlebih dahulu harus diketahui pemakaian air per orang per
hari sesuai dengan jenis penggunaan bangunan yang besarnya dapat dilihat pada tabel berikut. (Widomoko, 2004)
Tabel 1.11 Pemakaian Air Per Orang Per Hari
(jangka waktu pemakaian air rata-rata diperhitungkan 8 jam sehari)
Penggunaan Bangunan Pemakaian air rata-rata (dalam
liter)
Persentase perbandingan luas lantai bangunan efektif/total rata-
rata (dalam %)
Kantor 80 - 100 60Sekolah (bergantung jenjangnya) 50 - 100 60
Hotel 250 - 300 50Apartemen 200 - 250 50Rumah susun 100- 200 50Asrama 100 - 400 50Rumah sakit (bergantung
kemewahannya)
300 - 1000 48
73
IIIARSITEKTUR
DESAIN
1.3.4 Sistem selubung Bangunan
Selubung bangunan adalah bagia dari struktur bangunan yang menentukan bentuk atau rupa dari wajah bangunan. Terdapat
banyak variasi selubung bangunan tergantung dengan jenis dan tema bangunan tersebut. Bangunan gedung sebagai bagian dari
lingkungan yang bertujuan menciptakan ruang-ruang nyaman untuk taraf kehidupan yang lebih baik juga menyebabkan
permasalahan yang sama. Meskipun bukan merupakan satu-satunya pemakai energi, tetapi bangunan gedung dengan seluruh
peralatan penun-jangnya mengkonsumsi energi dalam jumlah cukup besar, sehingga teknologi hemat energi perlu diupayakan
untuk membatasi penggunaan energi dalam gedung.
Selubung bangunan tersebut adalah :
Dinding
- Menggunakan sirip penangkap angin untuk mendinginkan bangunan dari panas matahari dan juga mencegah penyinaran
matahari secara langsung dalam ruang pada waktu radiasi matahari tinggi.
- Menggunakan vegetasi sebagai penyerap panas matahari, menyaring debu, pereduksi bising dan secara estetika member kesan
sejuk pada bangunan.
Atap
74
IIIARSITEKTUR
DESAIN
- Atap didesain agar dapat dipasang sel surya untuk Hemat energi
- Memberikan sedikit sentuhan hijau pada atap yang berfungsi untuk mereduksi panas, menyaring debu dan polusi udara,
pereduksibising dan sebagai elemen estesis pada bangunan.
- Bagian atap menggunakan Genteng pada umumnya yang dapat mereduksi panas, hujan, dan sebagainya, tidak hanya dibagian
selubung bangunan, bagian atap juga didesain memiliki estetika agar menyatu dengan selubungnya.
1.3.5 Bahan Bangunan
Bahan Bangunan Struktural
- Dalam segala hal, perancangan bangunan (desain dan analisis) harus memperhatikan pedoman dan peraturan yang ditetapkan
oleh pemerintah antara lain :
1. Peraturan Bangunan Nasional
2. Peraturan pembebanan Indonesia untuk rumah dan gedung
3. Perencanaan bangunan tahan gempa dan peraturan-peraturan yang lain yang menyangkut pemakaian bahan bangunan
(beton,baja,kayu).
- Untuk dapat merancang bangunan secara fisik dengan baik dan benar, makaharus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengetahuan bahan, diperlukan untuk mengetahui sifat dan kekuatan bahan bangunan yang akan dipakai.
75
IIIARSITEKTUR
DESAIN
2. Faktor beban, diperlukan untuk mengadaptasi beban kerja sehingga dapat diketahui besar gaya dan pengaruhnya pada
bangunan.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan dalam merancang bangunan, sehingga dapat diperoleh suatu
system kerja yang efisien, tepat dan ekonomis.
- Adapun bahan struktur bangunan bertingkat, paling banyak digunakan adalah kayu, beton, baja dan komposit. Hal ini dapat kita
uraikan dari struktur pondasi, kolom, balok, lantai dan atap,
1. Pondasi
o Pondasi dangkal : Foot Plate (beton bertulang)
o Pondasi sedang : Sumuran (beton bertulang dengan material lain)
o Pondasi dalam : Pancang (beton betulang,kayu dll) dan boorpile
2. Kolom Struktur
Bahan : Beton bertulang, baja, komposit, kombinasi dan lain-lain.
Komposit adalah gabungan dari dua macam bahan yang dapat memikul gaya secara bersama-sama. Contoh : Baja profil
dengan beton
3. Balok
Bahan : beton bertulang, kayu dan baja.
4. Lantai
Bahan : Keramik, Kayu/papan, multiplek dan lain-lain
5. Atap
76
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Bahan : kayu, beton bertulang, baja ringan dan lain-lain
Bahan Bangunan Finishing
Material finishing merupakan material terakhir untuk menghasilkan produk yang diharapkan.
Bahan bangunan merupakan unsur fisik pembentuk dan pelapis bangunan. Sedangkan finishing diartikan sebagai pengolahan bahan
bangunan yang bertujuan untuk meningkatkan keindahan, kekuatan dan keawetan rancngan fasilitasnya, meliputi;
Bahan bangunan sebagai pembentuk struktur ( baja , beton , kayu , batu kali , dsb ) .- Bahan bangunan sebagai pelapis ( keramik, klinker,
kaca, marmer, granit, dsb).-
Finishing bahan bangunan untuk keindahan dan keawetan bisa berupa : penggunaan cat (kayu, tembok, besi), politur, cat meni, lapisan
water proofing,dsb.
Material Finishing lebih sering bersentuhan langsung dengan segala kegiatan penghuni dan perubahan lingkungan. Material finishing
juga memberi tampilan pada sebuah bangunan. Selain itu, juga melindungi elemen-elemen vital bangunan
seperti dinding dan kolom.
77
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Penyelesaian mulai dari lantai, dinding, pintu, jendela, lubang angin, skylight, plafon, hingga atap, dengan kombinasi pemakaian bahan
secara konsisten. Rangka (beton, baja), dinding (kaca, kayu, beton polos/ekspos, baja, batu kali, batu bata, hebel, batako), pintu dan jendela
(kayu, metal), tangga (beton, baja, kayu, fiberglass), skylight (fiberglass), lantai (semen, teraso, keramik, marmer, parquet), plafon
(tripleks, gipsum) atau tanpa plafon (beton ekspos, ekspos rangka atap baja, kayu) dan atap (genteng, sirap, baja).
Pada Saat ini banyak dikembangkan bahan-bahan finishing berbahan air, yang lebih ramah lingkungan karena kandungan bahan kimia
organic yang mudah menguap lebih rendah. Bahan material ini biasanya langsung berasal dari alam dan tidak melalui industri yang
melibatkan bahan kimia berbahaya.
78
IIIARSITEKTUR
DESAIN
BAB II
PROGRAM TAPAK MELALUI PENDEKATAN TAUTAN LINGKUNGAN - KAWASAN
2.1Aspek Lingkungan dan Tapak
a. Lokasi Kawasan dan Tapak
Lokasi Kawasan : Malang, Kecamatan Lowokwaru, Tlogomas, DAS Brantas
Tapak : jalan Tlogomas RT 05/ RW 07 ( sebelah selatan GKB II UMM )
79
RUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARI DA 3
Gambar 2.1 Lokasi Tapak Kajian yang berada pada pinggiran DAS Brantas
RUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARI
Tinjauan Kawasan Tapak
Kawasan dipinggir DAS Brantas ini jugalah menjadi salah satu alasan memilik lokasi ini. Lokasi
tapak yang cukup strategis dimana terletak hanya diseberang sungai dari Kampus II UMM,
menjadikan dekatnya akses menuju kekampus.Tapak disini dekat dengan segala kebutuhan
mahasiswa yang nantinya akan tinggal disini.Akses dalam mencapainya cukup cepat hanya
dengan berjalan kaki.
Garis Sepadan Bangunan
Dalam peraturan yang telah ditetapkan pemerintah, garis sempadan DAS Brantas yaitu 20 meter
dari bibir sungai.Tetapi melihat kenyataan yang ada, bangunan disekitar tapak ada yang
melanggar akan peraturan batas sepadan sungai itu.
Oleh sebab itu, nantinya diajukan untuk garis sepadan sungai diolah dengan penyelesian bukan
bangunan permanen yang dibangun melaikan bangunan ataupun space terbuka untuk menjaga
agar pinggir sungai tidak erosi dan juga untuk menjadikan DAS Brantas sebagai daerah resapan air
hujan serta memungkinkan menghasilkan O2 berupa hutan kota bagi malang.
Kerapatan dan Ketinggian Bangunan Sekitar Tapak
Kerapatan dan jarak – jarak dari bangunan sekitar hampir tidak ada dimana
pemisah antar bangunan hanya tembok rumah dan adanya gang – gang
80
IIIARSITEKTUR
DESAIN
beserta anak gang yang memberi space / jarak untuk kendaraan bermotor serta pejalan kaki yang
ingin lewat.
2.1.1Pertimbangan Pemilihan Tapak
A. Analisa Lokasi Tapak
Lokasi yang dipilih berada di Daerah Aliran Sungai Brantas
Lokasi dapat dicapai dari berbagai arah dan dengan beberapa alternatif(kendaraan umum ( motor), pribadi, pejalan kaki)
Lokasi memiliki area pelayanan ± 1 km dari berbagai fasilitas seperti bank, tempat ibadah, pasar, kantor,sekolah, rumah
sakit yang dapat memudahkan penghuni dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari.
Lokasi memiliki tingkat keamanan yang cukup memadahi kenyamanan para penggunanya dan dapat digunakan sebagai
hunian Rusun Mahasiswa. Lokasi merupakan tanah yang masih kosong sesuai dengan acuan tugas yang diberikan.
Perlunya merevitalisasi Kawasan DAS Brantas
Memiliki Potensi lebih untuk bisa dikembangkan dan diolah
81
Gambar 2.2 Salah satu gang utama menuju
tapak
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Karena DAS BRANTAS merupakan salah satu tempat yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Di DAS BRANTAS dapat diolah menjadi hutan kota disamping banyaknya bangunan yang berdiri di sekitar daerah aliran
sungai, sehingga dapat menjadi pasokan udara bersih yang akan 02 bagi kota, adanya hutan kota juga dapat berfungsi
sebagai resapan air yang didapat oleh akar-akar tumbuhan.
B. Sintesa Lokasi Tapak
Lokasi yang setrategis berada di sekitar lingkungan kampus daerah Landungsari, di wilayah pendidikan, di kawasan
yang jauh da ri polusi industri yaitu di jalan Tlogo Mas RT.V RW VII, Landungsari, Malang. Lokasi dekat dengan fasilitas
kota, dapat ditempuh dengan kendaraan umum maupun pribadi. Adanya terminal Landungsari di dekat tapak mempermudah
akses bagi para pengguna angkutan umum untuk menuju tapak. Lokasi tapak yang terletak di Jl. Tlogo Mas yang merupakan
jalan arteri. Lokasi dapat dicapai dengan waktu 20 menit dari pusat kota malang yakni daerah Tugu, Malang.
82
IIIARSITEKTUR
DESAIN
2.1.2 Analisa dan Sintesa Pengaruh Lingkungan di Sekitar Tapak
A. Analisa Kondisi Pengaruh Lingkungan Sekitar Tapak Terhadap Perancangan Tapak
Lingkungan Sekitar Tapak
Lokasi tapak terletak di kawasan kampus UNMUH, berikut batasan – batasan tapak yang kami pilih :
U tara = Lingkungan kampus UMM
Timur = Rumah warga dengan kepadatan rendah
Selatan = Rumah warga dengan kepadatan tinggi
Barat = Lingkungan kampus UMM
Batas Timur dan selatan tapak merupakan warga / penduduk yang asli malang dan ada juga yang bersal dari luar
malang.Kebanyakan warga asli malang yang mempunyai profesi dan usaha di depan / dijalan utama Tlogomas. Ada juga keluarga
serta mahasiswa UMM yang kos atau mengontrak di lingkungan tersebut.Bisa dikatakan lingkungan sekitar tapak masih bersih dari
kotoran rumah tangga dan lahan disekitarnya masih alami.Ditumbuhi oleh vegetasi pohon perdu. Adanya masyarakat yang
menggarap / mengolah lahan menjadi ladang sayur – sayuran.
Disebelah Timur diolahnya sebagian lahan menjadi lahan observasi oleh kampus sebagai pelestarian dan pemberdayaan macam –
macam bunga.Sudah tersedianya jembatan gantung di sungai Brantas tersebut yang memudahkan mahasiswa pejalan kaki yang
tinggal disekitar tapak untuk dapat mengakses kampus UMM lebih cepat dan singkat ( tidak memutar )
83
IIIARSITEKTUR
DESAIN
> Karakteristik Tapak
1. Lokasi Strategis sebagai peruntukkanya untuk Rumah Susun Mahasiswa
2. Berkontur ( tidak terjal < 350)
3. Lahannya Subur
4. Banyaknya Vegetasi ( Tanaman Perdu )
5. Terkena Sinar Matahari Langsung
6. Lahannya Menarik Untuk Diolah
7. Lahannya masih kosong ( belum Terbangun )
8. Sudah tersedianya akses atau jalan untuk para mahasiswa menuju daerah tersebut.
84
Gambar 2.3 sudah adanya akses jalan berupa ram untuk
mempersingkat perjalanan menuju area
kampus UMM
85
Gambar 2.4 masih banyaknya vegetasi yang
tumbuh alami pada tapak
Batas – Batas Tapak
86
Gambar 2.7 Bagian tapak sebelah barat di batasi oleh vegetasi seperti bambu dan beberapa
tanaman perdu yang tumbuh di tebing sungai yang curam, aliran
sungai cukup derasGambar 2.8 Daerah pemukiman menyebar pada tengah tapak, umumnya bangunan >2 lantai dan
sebagai kos-kosan
Gambar 2.6 Batas tapak sebelah timur dibatasi oleh plengsengan
yang yang memagari tebing sungai, aliran sungainya tidak deras
Gambar 2.5 Tapak dibatasi oleh sungai Brantas yang arusnya tidak terlalu deras, dan tepi
lahannya sedikit curam dengan bibir sungai
UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
View Tapak
Dari Dalam ke Luar
87
Gambar 2.10 bagian barat laut, view-nya berupa kampus UMM dengan backgroun
gunung Arjuna
Gambar 2.12 Pemandangan tapak sebelah selatan dan
tenggara di dominasi oleh bangunan
penduduk sekitar
Gambar 2.9 Bagian utara dan timur laut tapak
dapat dilihat kampus UMM yang tertutupi
beberapa existing vegetasi di tapak
bagian utara
Gambar 2.11 Pemandangan tapak bagian barat daya lebih didominasi tumbuhan karena berbatasan dengan tebing sungai yang curam dan rimbun
UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
Dari Luar ke Dalam
88
Gambar 2.15 Pada tapak sebelah barat daya terlihat tebing yang terkena abrasi air sungai dan area konservasi tanaman
Gambar 2.13 Pemandangan ke dalam tapak bagian utara terlihat tebing sungai yang
longsor dan terlihat rerimbunan pohon yang menghalangi pandangan
langsung ke tapakGambar 2.14 Pemandangan tapak
sebelah barat sangat didominasi vegetasi bambu dan beberapa pohon, sehingga
tapak tidak terlalu jelas terlihat
UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
Sirkulasi disekitar Tapak
89
Gambar 2.16 Dari bagian selatan tapak terlihat konturnya menurun
dan lebih terlihat jelas, untuk bagian tapak yang lain terhalang oleh
bangunan penduduk
Gambar 2.18 Bagian utara tapak terdapat jembatan gantung yang menghubungkan
tapak dengan kampus.
Gambar 2.17 terdapat jalan setapak berupa Trap yang digunakan mahasiswa untuk ke kampus
Aksesbilitas
90
Gambar 2.19 Adanya jalan pintas yang bisa menghubungkan langsung ke area tapak.
Gambar 2.21 Tapak juga bisa dilewati melalui
gang kecil rumah warga sebelah timur
gapura.
Gambar 2.20 Gang menuju tapak dapat
dilalui dari depan Terminal Landung
sari.Disini juga digunakan untuk
warga untuk berjualan pada
malam hari
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Iklim.
91
Angin
Angin pada tapak mengalir ke segala arah dan dimana cukup kencang pada pagi hari dan kencang pada siang hari. Untuk malam hari angin cukupkencang juga dimana suhu meningkat menjadi dingin.
Secara umum angin berhembus dari utara – timur laut menuju selatan – barat daya dan sebaliknya
Matahari
Penyinaran akan sinar matahari pada tapak langsung mengenai tapak.Dimana tapak terhalang dengan adanya rumah warga di timur dan selatan tapak pada jam tertentu karena rumah warga disebelah timur dan selatan berlantai 3.
Secara umum sinar matahari menyinari tapak secara penuh U
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Kebisingan
92
Gambar 2.22 Sumber suara disekitar tapak berasal dari Gemuruh sungai yang mengalir
setiap hari.
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Drainase
93
Aliran air ditanah langsung menyerap ke tanah dan menuju sungai Brantas.namun pada beberapa titik di tapak terdapat aliran air alami berupa tanah yang dikeruk sehingga tanah berlumpur.
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Vegetasi
94
Gambar 2.26 permukaan tanah di tumbuhi rumput yang subur, dan
existing pohon kapuk
Gambar 2.27 pada tapak bagian selatan terdapat pohon mangga dan semak belukar serta pohon
kopi, pohon pepaya dan beberapa tumbuhan perdu
Gambar 2.24 vegetasi dalam site, di tumbuhi pohon waru dan beberapa tanaman seperti ketela pohon dan
konservasi bunga
Gambar 2.23 vegetasi bagian utara di dominasi pohon bambu dan semak, dan sebagian pohon kapas yang tumbuh di
tebing
Gambar 2.25 masih banyaknya vegetasi yang tumbuh alami pada
tapak
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Fasilitas.
95
Gambar 2.29 adanya sirkulasi jalan yang melintang ditengah
tapak yang menghubungkannya dengan kampus UMM
Gambar 2.31 Warung makan semipermanen yang berada pada tapak dan pedagang tahu berjualan untuk para mahasiswa yang lewat
Gambar 2.32 jembatan gantung yang menghubungkan
area pemukiman dan tapak dengan area kampus UMM
Gambar 2.30 Ruang terbuka hijau yang digunakan sebagai lahan konservasi sebagai
objek penelitian oleh mahasiswa
Gambar 2.28 pada sirkulasi sudah di lengkapi dengan perkerasan dan
naungan
IIIARSITEKTUR
DESAIN
96
Gambar 2.33 lokasi tapak dekat dengan terminal landungsari, di sekitar terminal merupakan pusat
pertokoan dan bangunan konvesional, selain itu fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa juga banyak
tersebar pada sekitar area ini,
Gambar 2.34 fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan
jasadiyah juga banyak tersebar di
sekitar permukiman
warga, seperti warung nasi,
warnet dan fasilitas kemahasiswaan
lainnya di daerah tersebut
IIIARSITEKTUR
DESAIN
B. Sintesa Kondisi Pengaruh Lingkungan Sekitar Tapak Terhadap Perancangan Tapak
Batas-batas tapak merupakan view keluar tapak, baik pada bangunan sebelum terbangun ataupun sudah terbangun, sehingga
view ini cukup mempengaruhi bukaan bangunan agar mendapatkan view yang bagus.
Batas u tara adalah lingkungan kampus UMM . View ini dianggap cukup menarik karena kampus UMM mempunyai tata masa
yang baik. Sebelah Timur adalah rumah warga dengan kepadatan rendah. View ini dianggap kurang menarik karena perumahan tersebut
tidak terlalu baik dari segi penataan dan perawatannya. Batas selatan = Rumah warga dengan kepadatan tinggi. Barat = Lingkungan
kampus UMM, yang memiliki penataan masa yang bagus. Selain tempat-tempat tersebut terdapat pemandangan yang bagus dari
pegunungan yang mengelilingi kota malang.
Sintesa pengaruh Klimatolog
97
KLIMATOLOGI
MATAHARIANGIN HUJAN
MEMPENGARUHI:1. Tata letak yang sesuai dengan persyaratan
bangunan2. Jenis penahan dan peletakannya3. Penyelesaian sistem drainase4. Penyelesaian fisik bangunan
IIIARSITEKTUR
DESAIN
98
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Bagi bangunan bertingkat sedang sampai tinggi angin merupakan pengaruh yang besar. Orientasi dari bangunan juga harus disesuaikan dengan arah datangnya angin, sehingga arah hadap bangunan dapat dihindarkan dari pengaruh angin yang paling kencang . Tatanan massa dan bentuk dasar massa juga mempengaruhi kecepatan dan arah angin, sehingga tata massa dan bentuk massa dapat diatur sedimikian sehingga, agar angin yang menuju ke bangunan tidak terlalu kencang.Bentuk massa yang digunakan adalah bentukan dinamis agar angin mudah melewati. Bentukan bangunan yang dapat memecah angin dapat dipergunakan untuk mengoptimalkan penghawaan alami sehingga memperlancar sirkulasi udara yang masuk ke bangunan.
Untuk meredam angin dapat juga digunakan vegetasi yang berfungsi sebagai filter udara.
Seperti yang telah diketahui, sinar matahari yang paling dihindari adalah yang berasal dari arah barat, sehingga bangunan diusahakan tidak mengahadap arah barat, namun dapat juga dengan cara memberi shading devise dan tirai pada bukaaan dan memberi vegetasi sebagai filter. Selain itu, sebisa mungkin bukaan- bukaan tidak dihadapkan langsung ke arah terbit dan terbenamnya matahari sehingga yang masuk ke dalam bangunan hanya terang matahari saja. Shading device yang digunakan bisa berupa kanopi maupun balkon ataupun bentukan lain yang berfungsi sebagai penghalang sinar langsung matahari terhadap bukaan nantinya.
Bahan bukaan juga mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk ke dalam bangunan sehingga dipilih bahan bukaan yang dapat menyaringsinar matahari. Kaca yang diberi pelapis film dapat menjadi alternatif utama.
Tanggapan untuk masalah hujan nantinya akan dibuatnya saluran air di sekeliling tapak yang diberi perlakuan seperti resapan sebelum dialirkan ke sungai Brantas agar tidak langsung membebani debit air ketika terjadi hujan deras, selain itu bentuk fasad bangunan juga diberi tritisan yang penjang mengingat curah hujan yang cukup tinggi pada tapak.
Untuk penampunngan air hujan, sebagian ada juga yang dapat dimanfaatkan sebagai kolam penampungan air yang nantinya bisa digunakan untuk menyiram tanaman dan sumber air jika terjadi musibah kebakaran.
Bentuk lahan yang berkontur juga memberi kelebihan untuk arah aliran air hujan yang tidak mengalir pada saluran air resapan tapi langsung mengenai lahan hijau dapat diantisipasi agar tidak longsor dengan memberi vegetasi konservasi maupun filter sebagai penahan erosi dari air hujan.
IIIARSITEKTUR
DESAIN
2.1.3 Analisa dan Sintesa Pengaruh Faktor – Faktor Alam
1. Geologi
Keadaan tanah di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mlng :
- Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk industri
- Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian
- Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang subur
- Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah pendidikan
JENIS TANAH
Jenis tanah di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang ada 4 macam, antara lain :
- Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.
- Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.
- Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.
- Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha
99
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Struktur tanah m a l a n g pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis
tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif
kemiringan sekitar 15 %.Menjadikan dalam pemilihan struktur perlu diperhatikan dengan baik.
2. Topografi
Tapak terpilih yaitu di pinggiran DAS Brantas landungsari UMM memiliki topografi yang berkontur dengan kemiringan 15-20 derajat.
Dengan topografi seperti ini dapat menjadi pertimbangan pemilihan struktur pondasi yang digunakan. Seperti struktur pondasi p lat dengan
tiang pancang agar bangunan Rumah Susun dapat berdiri tegak dan kokoh.
3. Hidrologi
Pola pengaliran air hujan dalam curah hujan kota malang, pada kondisi eksisting tapak ini air mengalir langsung ke sungai DAS Brantas
melalui jalur yang ada yang tercipta secara alami. Namun nantinya masih memerlukan penanganan khusus serta pengelolaan yang t eratur
dan baik ketika Rumah Ssusun Mahasiswa Landungsari nantinya jika terealisasikan.
100
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Keterangan :: Arah liran Air
Gamabr 2. 35 Analisa Saluran Tapak4. Tanah
101
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Keadaan tanah yang ada pada tapak merupakan tanah aluvial karena terletak di pinggiran DAS Brantas yang mana
merupakan tanah yang cukup gembur dan membutuhkan pondasi yang kuat apabila ada bangunan yang dibangun
diatasnya.
5. Tanaman / Vegetasi
Vegetasi yang ada pada tapak dapat dikatakan sangat banyak .Pada tapak ada berbagai macam vegetasi baik yang
tumbuh secara alami atau ditanam oleh pengelola, masyarakat sekitar tapak. Vegetasi Tertata pada bagian barat tapak
imana meruapakan Konservasi unga Jawa yang dikelola oleh UMM sendiri.Vegetasi didalam tapak berbagai macam
seperti : bambu, tanaman perdu besar dan Pohon waru. Bentuk dan ukuran vegetasi besar dan bisa digunakan sebagai
peneduh dan penghalang akan angin yang kencang di dalam tapak. Vegetasi tapak disarankan dapatdipertahankan karena
berguna dan bermanfaat bagi tapak dan kedepannya pada pinggiran DAS Brantas sebagai area resapan dan penghijauan
( Hutan kota ).
102
IIIARSITEKTUR
DESAIN
B. Sintesa Pengaruh Faktor – Faktor Alam Terhadap Perancangan Tapak
103
Pohon Bambu jika ditatarapi akan menjadi suatu vegetasi yang dapat mencegah erosi
Poho Waru yang memang sudah ada pada tapak mejadi pohon peneduh pada tapak
Pengaruh faktor – faktor alam terhadap perancangan tapak
Geologi Topografi Hidrologi Tanah Tanaman Vegetasi
Geologi ini akan mempengaruhi tata
letak bangunan sehubungan dengan
kebutuhan bangunan terhadap penyelesaian
Topografi ini akan mempengaruhi tata letak bangunan dan
sirkulasi sehubungan dengan
kebutuhan bangunan terhadap
Tata Letak bangunan dan sirkulasi
sehubungan dengan area- area drainase ( SPAB dan SPAK )serta
penentuan system
Pengaruh terhadap pertimbangan untuk
membuat detail. Seperti pemilihan
tanaman, pembuatan saluran – saluran , bak
Mempengaruhi penempatan jenis
tanaman yang potensial, baik yang
dipertahankan keberadaanya maupun
untuk penanaman
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Gambar 2.36 Vegetasi
2.1.4 Analisa dan Sintesa Kebisingan
A. Analisa Kebisingan
Kebisingan pada tapak sebelum bangunan direalisasikan berasal dari beberapa aktivitas yang berada pada sekitar tapak, yang berupa
perkampungan dan sebagian besar difungsikan sebagai tempat tinggal sementara mahasisa atau umum disebut kos-kosan dan sebagian
berfungsi sebagai wadah kemahasiswaan. Sedangkan kebisingan yang didapat ketika bangunan sudah direalisasikan berasal dari dalam
gedung sendiri pada saat-saat aktivitas yang melibatkan sebagian besar penghuni bangunan. Kebisingan lain berasal dari jalan raya yang
dekat dengan terminal Landungsari namun kebisingannya masih dalam taraf rendah karena letaknya cukup jauh dari tapak. Kebisingan lain
berasal dari lapangan yang berada pada sebelah timur tapak, yang fungsinya memang menampung beberapa aktivitas dari mahasiswa dan
104
Geologi ini akan mempengaruhi tata
letak bangunan sehubungan dengan
kebutuhan bangunan terhadap penyelesaian
Topografi ini akan mempengaruhi tata letak bangunan dan
sirkulasi sehubungan dengan
kebutuhan bangunan terhadap
Tata Letak bangunan dan sirkulasi
sehubungan dengan area- area drainase ( SPAB dan SPAK )serta
penentuan system
Pengaruh terhadap pertimbangan untuk
membuat detail. Seperti pemilihan
tanaman, pembuatan saluran – saluran , bak
Mempengaruhi penempatan jenis
tanaman yang potensial, baik yang
dipertahankan keberadaanya maupun
untuk penanaman
IIIARSITEKTUR
DESAIN
bukan mahasiswa, tapi kebisingan dari lapangan ini bersifat temporal, hanya pada waktu difungsikan untuk beraktivitas yang melibatkan
banyak manusia.
B Sintesa Kebisingan
Untuk mengatasi kebisaingan yang nantinya berpengaruh dari luar bangunan yang akan direalisasikan yakni kebisingan yang bersumber dari
pemukiman bisa digunakan material yang bisa menyerap bunyi dengan baik dan bisa diaplikasikan secara fungsional dan efektif pada bangunan
namun jika orientasi bukaan mengarah pada permukiman dapat digunakan material penghalang berupa gorden dan tirai, juga bisa menggunakan
shading berupa tanaman rambat atau sulur. Untuk mengatasi kebisingan saat bangunan sudah direalisasikan bisa memanfaatkan semaksimal
mungkin fungsi material pada hunian. Sedangkan untuk mengatasi kebisingan taraf rendah yang berasal dari lalu lintas dapat menggunakan
eksisting dari permukiman dan vegetasi pada tapak yang cukup baik untuk menyaring kebisingan dari jalan raya
105
IIIARSITEKTUR
DESAINGambar 2.37 ebisingan pada tapak
2.1.5Analisaa dan Sintesa Pencapaian
A.Analisa Pencapaian
Dari segi pengenalan dan pencapaian terhadap lokasi memang cukup sulit dikenali karena aksesibilitas pada tapak dicapai melalui jalan
perkampungan yang cukup sempit dan bisa pula dicapai melalui pedestrian dari arah jalan raya dan dari arah kampus melalui jembatan.
Dari jalan raya( melalui gang-gang perkampungan)
Jalan raya
Pedestrian
106
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Jalan menuju tapak melalui akses ini merupakan jalan menuju kampus
yang dihubungkan oleh jembatan, fungsinya digunakan oleh pedestrian
baik mahasiswa maupun warga sekitar
Sirkulasi dari gang-gang perkampunagn
Sirkulasi ini bisa dilalui oleh kendaraan berupa motor dan kendaraan
beroda empat karena lebar jalan sekitar 4m
B. Sintesis Pencapaian
Karena akses menuju tapak tidak mudah dicapai karena aksesibilitas pada tapak masih terbatas dari pedestrian dan jalan permukiman,
sehingga dibutuhkan tanda dan aksesibilitas yang mudah ke dalam tapak yakni dengan membuka jalan baru yang tidak merubah eksisting
dari vegetasi namun dilakukan relokasi pada eksisting pertokoan yang berada dekat jalan, dan sebagai gantinya toko-toko tersebut
dipindahkan pada lingkungan bangunan dan tetap menjalankan fungsi pada awalnya sekaligus menambah fasilitas penghuni bangunan
nantinya.
107
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Gambar 2.38 Pencapaian pada tapak
Pembukaan jalan baru ini juga sebagai langkah menjaga keamanan bangunan dari musibah kebakaran, karna nantinya bisa digunakan
sebagai akses mobil yang cukup besar seperti mobil pemadam. Pada penanda gerbang masuk bangunan juga diberi instalasi supaya mudah
dikenali karena nantinya terdapat fasilitas berupa perpustakaan yang bisa diakses oleh setiap orang. Eksisting jalan pada permukiman warga
dapat dimaksimalkan sebagai akses menuju tapak pada wahana publik yang nantinya disdiakan bagi publik, seperti jogging trak, lapangan
olah raga ataupun balai warga.
2.2 Zonasi Fungsi Tapak
Alternatif penzoningan 1
108
Penzoningan di dominasi oleh ruang publik. Dengan urutan yang secara umum
kita ketahui. Yaitu, publik—semi-publik—privat.
IIIARSITEKTUR
DESAIN
= Publik
= Semi-publik
= Privat
Alternatif penzoningan 2
109
Penzoningan di dominasi oleh ruang publik. Dengan urutan yang secara umum
kita ketahui. Yaitu, publik—semi-publik—privat.
keuntungan = kenyamanan penghuni terjamin, karena jarak antara publik dan privat cukup renggang
kekurangan = karena antara ruang publik dan privat jauh, akan ada indikasi kurangnya sosialisasi antara penghuni dan masyarakat sekitar
IIIARSITEKTUR
DESAIN
= Publik
= Semi-publik
= Privat
Alternatif penzoningan 3
110
Penzoningan di dominasi oleh ruang publik. Untuk menuju ruang privat tetap melewati ruang semi-publik. Hanya saja di sini ruang semi-publik mengelilingi ruang
privat.
Keuntungan = ruang semi-publik yang mengelilingi ruang privat menjadi area transisi antar ruang publik dan privat
Kekurangan = kurangnya pengawasan jika seandainya ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang memasuki area rusun.
IIIARSITEKTUR
DESAIN
= Publik
= Semi-publik
= Privat
2.3 Tata Masa dan Ruang Luar pada Tapak Berkontur
111
Pada penzoningan ini masih di dominasi oleh ruang publik. Perbedaannya sekarang adalah ruang semi-publik yang di kelilingi
oleh ruang privat. Di sini maksudnya adalah bahwa ruang semi-publik berada dalam satu bangunan dalam ruang privat
tapi berbeda ketinggian
Keuntungan = ruang semi-publik yang dekat dengan penghuni akan memudahkan akses penghuni untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kekurangan = sosialisasi antara masyarakat sekitar bekurang.IIIARSITEKTUR
DESAIN
2.3.1 Tata Masa Bangunan
Bangunan Rumah Susun Mahasiswa Landungsari terdiri dari 10 Massa ,dimana adanya 6 Massa Utama sebagai Rumah
Susun dan 4 Massa pendukung sebagai bangunan pablik. Tata ruang luar bangunan menggunakan konsep radial, ruang luar
didesain sebagai ruang bersama sehingga banyaknya yang akan digunakan vegetasi sebagai peneduh, pengarah, bunga –
bunga dan unsur air serta sesuia dengan ilmu fengsui dimana tanah yang baik adalah tanah yang memiliki ketinggian berf
ariasi sehingga terdapat permainan ketinggian bidang tertentu.
Keenam massa utama Rumah Susun Mahasiswa Landungsari memliki perbedaan ketinggian bangunan. Namun dengan
adanya kesatuan baik dari bentuk maupun warna serta penataan massa yang integratif , perbedaan antar bangunan tidak
akan merusak
kesinambungan visual didalam tapak.
Dari beberapa gambar diatas, dapat digunakan sebagai acuan desain pengolahan fasad yang dapat mnjadikan daya tarik “Rumah
112
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Susun Mahasiswa Landungsari “. Hal ini juga akan mempengaruhi tatanan ruang luar dan landscape pada Lingkungan Rumah
Susun Mahasiswa Landungsari.
a. Posisi
Peletakan Massa disesuikan dengan zona yang telah ditetapkan. Area parkir diletakkan pada ruang luar di zona publik.
Sedangka n fasilitas penghuni terletak di zona semipublik. Dan Bangunan yang berfungsi sebagai hunian terletak di zona private.
b. Orientasi
View Keluar tapak baik kesegala arah, karena banyak menunjukkan view keindahan alam sekitar yang ada berupa swah, jajaran
pegunungan dan lln. Bangunan nantinya diarahkan untuk memiliki bukaan – bukaan pada arah yang mempunyai view bagus sehingga
penghuni nantinya dapat menikmati view tersebut.
2.3.2 Pola Sirkulasi
113
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Pola sirkulasi yang digunakan adalah Linier . Organisasi ini memadukan unsur – unsur baik organisasi terpusat maupun linier.
Disini organisasi linier diterapkan pada sirkulasi tapak maupun sirkulasi dalam Bangunan itu sendiri khususnya Rumah Susun
Mahasiswa yang akan dirancang.
2.3.3 Kesinambungan Gerak dan Visual
Perbedaan ketinggian bangunan terhadap lingkungan sekitar tidk terlalu mencolok karena disekitarnya terdapat bangunan
tinggi yakni bangunan kampus UMM. Skyline yang terbentuk nntinya akan seimbang karena bangunan utama masing – masing Rumah
Susun memiliki lantai yang berbeda. Sedangkan untuk kesinambungan gerak dan visual dalam tapak, desain landscape yang baik d
iperlukan sebagai ruang transisi antara bangunan satu dengan bangunan ynag lainnya.Lancpae ini juga berfungsi sebagai transisi antara
ruang publik, s emipublik dan
privat.
114
2.3.4 Sistem Akse Penyandang Cacat
a. Lajur Melereng untuk penyandang cacat
Untuk lajur melereng yang pendek, sudut kemiringan tidak boleh lebih dari 8,5% ( 1 :20 ) . Untuk lajur jalan yang panjangnya lebih
dari 6000. Suatu tempat yang datar sepanjang 1800 sebaiknya disediakan dibagian atasnya. Dan pada jalur melereng yang panjang akan
memerlukan tempat – tempat datar untuk istirahat terutama pada tempat – tempat membelok. Tidak diperkenankan adanya perbedaan
kemiringan disepanjang jalur yang sama.
115
IIIARSITEKTUR
DESAIN
2.4 SISTEM UTILITAS BANGUNAN
2.4.1 SPAB (Sistem Penyediaan Air Bersih)
Penyediaan Air bersih Rusunawa Landungsari menggunakan system pasokan kebawah (down feed) dengan menggunakan tangki
penampung air baik tangki atas maupun tangki bawah. Pada system ini air bersih ditampung terlebih dahulu ditangki bawah (Ground
Reservoir) kemudian dialirkan dengan menggunakan tekanan pompa ketangki penampungan atas yang berada pada roof top. Untuk
pendistribusian air kesetiap lantainya air dialirkan melalui pipa vertikal menggunakansistem gravitasi (dialirkan secara langsung) namun
pada setiap jarak 9 meter dari tangki digunakan alat bantu untuk menjaga tekanan air agar tetap pada tekanan yang diinginkan menggunakan
pompa tekan (boosterpump).
2.4.2 SPAK (Sistem Pembuangan Air Kotor)
Air kotor atau air bekas dalam hal ini adalah air bekas cucian, bekas kamar mandi, wastafel, maupun dari kitchen zink. Untuk
membuang dan mengalirkan air kotor ini menggunakan pipa PVC dengan diameter 4”. Air kotor dari tiap-tiap lantai sebelum dibuang ke rial
kota, air bekas ini dialirkan terlebih dahulu ke bak perangkap lemak setelah itu dialirkan kesumur peresapan dan kemudian dibuang ke riol
kota. Untuk endapan pada bak penampung lemak akan dibuang setiap tahun sekali.
116
IIIARSITEKTUR
DESAIN
2.4.3 SPK (Sistem Pembuangan Kotoran)
Sistem Pembuangan Kotoran pada Rusunawa ini menggunakan Sewage Treatment Plan (STP). Sistem ini terdiri dari dua proses
yaitu mekanik yang berupa penyaringan, pemisahan, dan pengendapan serta proses biologi/ kimia yaitu dengan pemberian bakteri aerob dan
proses aerasi dengan menggunakan molekul O2, proses pengolahan endapan aktif dan pemusnahan kuman dengan menggunakan chlorine.
2.4.4 Sistem pembuangan Sampah
Untuk mengatasi masalah pembuangan sampah, Rusunawa ini menggunakan bak penampungan sementara berupa kotak-kotak
sampah yang dpisah antara kering dan basah. Kotak-kotak tersebut ditempatkan didepan tiap kamar dan area servis umumnya. Setelah itu,
sampah disalurkan melalui shaf – shaf yang ada di setiap lantai dibagian pojok bangunan yang nantinya akan menyallurkan sampah menuju
lantai dasar.. Untuk alternative lain yaitu setelah ditampung pada gudang sampah lantai dasar, sampah kemudian dibawa ketempat
pembuangan akhir dengan menggunakan kendaraan pengangkut sampah.
117
IIIARSITEKTUR
DESAIN
2.5 Sistem Transportasi
2.5.1 Tangga Darurat
Tangga darurat pada apartemen ini berfugnsi sebagai alat evakuasi ketika
terjadi musibah termasuk juga terjadi kebakaran. Oleh karena itu, tangga kebakaran
juga dibuat dengan material tahan api. Untuk menjaga tekanan udara ditangga
darurat ketika terjadi kebakaran digunakan pressure fan sehingga api dan asap tidak
bisa masuk kedalam tangga darurat.
Gambar.2.39 Tipikal tangga darurat
118
IIIARSITEKTUR
DESAIN
2.6 Sistem Penerangan dan Pengendalian Udara
2.6.1 Sistem Penerangan
Sistem Penerangan Alami
Sinar dan Cahaya Matahari adalah potensi alam yang sangat berguna untuk bangunan. Oleh karena itu, dalam merencanakan
tata letak ruangan didalam bangunan perlu direncanakan sedemikian rupa sehingga setiap ruangan memperoleh pencahayaan alami
dari luar. Pada banguna hemat energi, diusahakan semua ruangan memperoleh cahaya matahari alami melalui bukaan-bukaan pada
dinding bangunan.
Banyaknya sinar matahari dari langit yang masuk ruangan dapat diatur dengan ukuran (Panjang, lebar, tinggi-rendahnya)
jendela kaca yaitu tinggi ambang atas jendela 2,10-2,50m dan ambang bawah 0,80-1,00m dari atas lantai. Jendela penerangan untuk
rumah dapat dibuat 10-20% luas lantai dan untuk bangunan umum(sekolah, kantor, hotel, toko) dapat dibuat 20-50%luas lantai.
Untuk membatasi intensitas matahari yang masuk kedalam ruangan melalui jendela samping dapat diatur dengan membuat
tritis atau sosoran, atap kanopi yang menonjol keluar dinding minimum 1,00m.
Apabila tidak memungkinkan sinar matahari masuk ruangan dari arah samping disebabkan daerah padat bangunan, maka
sinar matahari dapat masuk dari atas, pada bangunan bertingkat dapat dibuat sinar matahari tidak langsung melalui atrium.
119
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Pembuatan atrium ini selain dapat menambah sinar matahari, juga bermanfaat untuk ruang terbuka menambah ruang sirkulasi udara
ditengah bangunan.
Sistem Penerangan Buatan
Pada bangunan umum yang besar seperti hotel, apartemen, kantor dan pertokoan terdapat ruangan-ruangan yang
membutuhkan penerangan cahaya lampu listrik. Ada bangunan yang ruangannya sudah mendapatkan sinar matahari, tetapi belum
cukup dapat menerangi seluruh ruangan yang luas sehingga amsih ditambah dengan cahaya lampu listrik
Cara penerangan lampu listrik untuk menerangi ruangan dapat dipasang diatas ruangan (langit-langit) atau disamping
(dinding) namun yang baik adalah sinar yang berasal dari langit-langit karena cahaya itu dapat menyinari langsung secara merata
diseluruh lantai ruangan yang digunakan untuk kegiatan manusia.
Sedangkan cahaya tidak langsung dapat dipasang pada ruang tidur dan kamar pribadi. Cara pemasangan lampu dapat
dilakukan dengan member penghalang pada titik lampu sehingga sinar tidak langsung ke pandangan mata.
Dalam pemasangan lampu ruangan diupayakan agar tidak menyebabkan silau baik silau langsung ke mata orang yang ada
didalam ruangan maupun akibat pantulan sinar pada lantai dinding atau perabot perlengkapan ruangan. Silau lampu juga diakibatkan
ketajaman cahaya yang berlebihan pada batas pandangan yang dapat terjadi pada dinding, lantai, dan meja dalam ruangan.
120
IIIARSITEKTUR
DESAIN
2.7 Sistem Kelistrikan
Kebutuhan tenaga listrik bangunan tinggi tidak hanya untuk
penerangan dan juga untuk berbagai keperluan bangunan seperti pompa air,
dapur, dll. Karena itu sulit untuk memperkirakan kebutuhan listrik selain
tingkat sifatnya yaitu bangunan hemat energi atau tidak hemat energi. Untuk
memperkirakan kebutuhan tenaga listrik bangunan tinggi dapat diambil
standar umum yaitu:
Untuk ruangan digunakan ±50 watt per m2 dimana secara efektif
diperhitungkan maksimum 85% x luas total bangunan.
Untuk koridor selasar digunakan ± 5 watt per m2 dimana secara efektif
luasnya diperhitungkan 15% x luas total bangunan.tanaga listrik dibuat sentral
yang dapat dibuat diluar atau di basement bangunan. Pada bangunan umum
dapat dibuat bangunan khusus sentral listrik.
121
IIIARSITEKTUR
DESAIN
2.8 Sistem Keselamatan Bangunan
2.8.1 Fire Protection
o Bangunan ini masuk klasifikasi kelas A, yaitu struktur utama harus
tahan api sekurang-kurangnya 3 jam
o Mempunyaibahan struktur utama dan finishing yang tahan api
o Mempunyai jarak bebas dengan bangunan dan lingkungan sekitar
o Untuk tangga darurat menggunakan bahan yang kuat dan tahan
terhadap api.
o Mempunyai pencegahan terhadap system elektrikal
o Mempunyai system pendeteksian dengan sistem alam.
2.8.2 Sistem Penangkal Petir
122
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Gambar 2.40 alur kelistrikan
Gambar 2.41 alur keselamatan bangunan
Menggunakan sistem radio aktif atau semi radio aktif. Sistem ini baik sekali unuk bangunan tinggi dan besar.pemasang
N tidak perlu dibuat tinggi karena sistem paying yang digunakan dapat melindunginya Bentangan perlindungan cukup besar sehingga
dalam suatu bangunan cukup menggunakan satu tempat penangkal petir. Aplikasinya adalah titik puncak/kepala dari alat penangkal
petir dihubungkan dengan pipa tembaga menuju kedasar tempat sebagai prertahanan yaitu pipa tembaga tersebut harus
mencapaitanah yang berair.
123
IIIARSITEKTUR
DESAIN
Gambar. 2 42 Jenis Penangkal Petir
2.8.3 Sistem Keamanan Ruangan
1. Dengan anak kunci
Secara umum penanganan dilakukan dengan memasang kunci pada setiap pintu yang dibuka dengan menggunakan
anak kunci tertentu.pada prinsipnya terdapat dua sistem perkuncian, yaitu dengan sistem master key dan sistem penguncian
yang dipusatkan.
124
IIIARSITEKTUR
DESAIN