Laporan Pendahuluan Dan Observasi Imunisasi

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN OBSERVASI / TINDAKAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan : Imunisasi HB 0A. Konsep Dasar1. Pengertian Imunisasi :Imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. (Depkes RI 2004).2. Tujuan Imunisasi :Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/ anak-anak pra sekolah. (Depkes RI 2001).

3. Anatomi Fisiologi :Tulang paha atau femur adalah bagian tubuh terbesar dan tulang terkuat pada tubuh manusia yang menghubungkan tubuh bagian pinggul dan lutut. Tulang paha terdiri dari bagian kepala dan leher pada bagian proksimal dan dua condylus pada bagian distal. Kepala tulang paha akan membentuk sendi pada pinggul. Bagian proksimal lainnya yaitu trochanter major dan trochanter minor menjadi tempat perlekatan otot. Pada bagian proksimal posterior terdapat tuberositas glutea yakni permukaan kasar tempat melekatnya otot gluteus maximus. Di dekatnya terdapat bagian linea aspera, tempat melekatnya otot biceps femoris.Salah satu fungsi penting kepala tulang paha adalah tempat produksi sel darah merah pada sumsum tulangnya. Pada ujung distal tulang paha terdapat condylus yang akan membuat sendi condylar bersama lutut.Terdapat dua condylus yakni condylus medialis dan condylus lateralis. Di antara kedua condylus terdapat jeda yang disebut fossa intercondylaris4. Faktor faktor yang mempengaruhi imunisasi pada bayi :a. Hepatitis BVaksin Hepatitis B Rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasi dan bersifat non-infectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan. Vaksin ini merupakan suspensi berwarna putih yang diproduksi dari jaringan sel ragi yang mengandung gene HBsAg,yang dimurnikan dan diinaktivasi melalui beberapa tahap proses fisiko kimia seperti ultrasentrifuse, kromatografi kolom, dan perlakuan dengan formaldehid.b. IndikasiUntuk Imunisasi aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B, tidak dapat mencegah infeksi yang disebabkan oleh virus lain seperti virus Hepatitis A, Hepatitis C atau virus lain yang diketahui dapat menginfeksi hati. Dapat diberikan pada semua usia dan direkomendasikan terutama untuk orang-orang yang mempunyai resiko tinggi terinfeksi virus Hepatitis B.

c. KomposisiSetiap 1 ml vaksin mengandung HBsAg 20 mcg yang teradsorbsi pada Aluminium hidroksida 0,5 mg. Setiap 0,5 ml vaksin mengandung HBsAg 10 mcg yang teradsorbsi pada Aluminium hidroksida 0,25 mg. Seluruh formulasi mengandung Thimerosal 0,01 w/v% sebagai pengawet.

d. Dosis dan Cara PemberianVaksin Hepatitis B disuntikkan secara intramuskuler, jangan disuntikkan secara intravena atau intradermal. Dosis untuk Dewasa (> 10 tahun) 1,0 ml, sedangkan dosis untuk bayi/anak (< 10 tahun) 0,5 ml. Pada Anak/Dewasa > 1 tahun sebaiknya disuntikkan pada otot deltoid, sedangkan pada bayi sebaiknya pada anterolateral paha. Vaksin Hepatitis B rekombinan dapat diberikan secara subkutan khusus pada pasien yang mempunyai kecenderungan perdarahan berat (seperti hemofili).

Vaksin harus dikocok dahulu sebelum digunakan. Vaksinasi dasar terdiri dari 3 dosis intramuskuler dengan jadual 0-1-6 bulan. Vaksinasi ulang diperlukan setiap 5 tahun setelah vaksinasi dasar. Vaksin Hepatitis B rekombinan dapat diberikan serempak dengan Hepatitis B immunoglobulin pada tempat penyuntikan terpisah. Dan juga dapat diberikan bersama-sama dengan vaksin DTP, OPV dengan menggunakan jarum suntik dan lokasi penyuntikan yang terpisah, dan tidak akan mengganggu respon imun terhadap vaksin-vaksin tersebut.e. Efek sampingReaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari. Keluhan sistemik seperti demam, sakit kepala, mual, pusing dan rasa lelah belum dapat dibuktikan disebabkan oleh pemberian vaksin.

f. Kontra indikasiHipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin Hepatitis B Rekombinan tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang. Tetapi vaksinasi dapat diberikan kepada penderita infeksi ringan.

g. Prinsip : steril

h. Perencanaan

I PERSIAPAN:

1. Baki berisi:

Obat / vaksin Hepatitis B

Spuit sesuai ukuran yang diperlukan

Lidi kapas steril pada tempatnya

Air masak pada tempatnya

Bak tempat spuit

Sarung tangan

2. Bengkok

3. Yas dan masker

4. Buku KIA/ KMS5. Alat tulis

II.TAHAP PRAINTERAKSI1. Verifikasi order2. Persiapan diri perawat3. Siapkan alat4. Siapkan lingkungan (Jaga privacy klien)

III.TAHAP ORIENTASI

1. Berikan salam terapeutik2. Klarifikasi kontrak waktu, tempat dan topik

3. Jelaskan tujuan & prosedur imunisasi

4. Beri kesempatan klien/ orang tua untuk bertanya

5. Alat-alat didekatkan pada klien

IV. TAHAP KERJA

1. Perawat mencuci tangan

2. Kenakan yas dan masker

3. Tentukan tempat injeksi dipaha kanan sebelah luar )1/3 bagian paha atas, diukur dari trohanetr mayor sampai condylus lateralis), atau lengan bagian atas, bebaskan lokasi penyuntikan dari pakaian klien.

4. Atur posisi klien senyaman mungkin (digendong/ dipangku atau tiduran diatas kasur), paha atau lengan sedikit fleksi

5. Pakai sarung tangan

6. Larutkan vaksin dengan pelarut yang tersedia7. Ambil obat sesuai dosis (0,5cc), sisa obat dalam vial dikembalikan pada pendingin8. Bersihkan lokasi yang akan disuntik dengan kapas lidi dan air matang, keringkan dengan kapas lidi steril.9. Buang kapas lidi yang sudah dipakai kedalam bengkok10. menyuntik secara IM11. lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger, bila tidak ada darah, dorong plunger pelan-pelan sampai obat habis. Bila ada darah , cabut spuit lalu ganti spuit dan obat.

12. Bila obat sudah habis, letakkan kapas lidi steril dekat tempat penusukan , kemudian cabut jarum dengan posisi tetap.

13. Rapikan klien dengan dan bereskan alat-alat14. Buka sarung tangan dan cuci tangan15. Buka masker dan yas

V.TAHAP TERMINASI

1. Evaluasi respon klien

2. Simpulkan kegiatan

3. Pemberian pesan

4. Kontrak selanjutnya (waktu, imunisasi yang akan datang)

VI.DOKUMENTASI

1. Imunisasi yang diberikan

2. Waktu pemberian

3. Dosis yang diberikan4. Respon klien

VII.SIKAP

1. Teliti2. Hati-hati

3. Ramah

4. Sabar

5. Sopan