25
LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI ACARA: BENTUK BUTIR PASIR I. Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk melakukan identifikasi aspek-aspek morfologi butir pasir yang meliputi bentuk (form), derajat kebolaan (spherecity) dan derajat kebundaran (roundness). Sedangkan tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses-proses geologi yang berperanan terhadap mekanisme transportasi dan deposisi sedimen tersebut berdasarkan morfologi butir pasir. II. Dasar Teori Berdasarkan tucker (1991), aspek morfologi butir berupa bentuk (form), derajat kebolaan (spherecity) dan derajat kebundaran (roundness) sedangkan Pettijohn (1975) dan Boggs (1992) menyatakan aspek morfologi luar suatu butir meliputi bentuk (form), kebundaran (roundness) serta tekstur permukaan. Bentuk butir Bentuk butir merupakan kenampakan keseluruhan partikel secara tiga dimensi yang berkaitan dengan perbandingan ukuran panjang (a/sumbu terpanjang), lebar (b/sumbu medium) dan tinggi (c/sumbu terpendek). Dalam hal ini bentuk butir dinyatakan dengan perbendingan anatar nilai b/a serta nilai c/b. klasifikasinya berupa betuk tabular

Laporan Momon

Embed Size (px)

DESCRIPTION

n

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

ACARA: BENTUK BUTIR PASIR

I.Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk melakukan identifikasi aspek-aspek morfologi butir pasir yang meliputi bentuk (form), derajat kebolaan (spherecity) dan derajat kebundaran (roundness).Sedangkan tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses-proses geologi yang berperanan terhadap mekanisme transportasi dan deposisi sedimen tersebut berdasarkan morfologi butir pasir.

II.Dasar Teori

Berdasarkan tucker (1991), aspek morfologi butir berupa bentuk (form), derajat kebolaan (spherecity) dan derajat kebundaran (roundness) sedangkan Pettijohn (1975) dan Boggs (1992) menyatakan aspek morfologi luar suatu butir meliputi bentuk (form), kebundaran (roundness) serta tekstur permukaan.

Bentuk butir

Bentuk butir merupakan kenampakan keseluruhan partikel secara tiga dimensi yang berkaitan dengan perbandingan ukuran panjang (a/sumbu terpanjang), lebar (b/sumbu medium) dan tinggi (c/sumbu terpendek). Dalam hal ini bentuk butir dinyatakan dengan perbendingan anatar nilai b/a serta nilai c/b. klasifikasinya berupa betuk tabular (oblate/discoidal), bladed (triaxial), equant (equiaxial/spherical) dan prolate (rod-shaped). Bentuk butiran kerakal diklasifikasikan oleh Zingg (1935) sebagai berikut:

Spherecity

Spherecity diartikan sebagai ukuran bagaimana suatu butiran memiliki kenampakan mandekati bentuk bola. Nilai spherecity yang digunakan adalah berdasarkan klasifikasi Folk (1968):

Hitungan matematisKelas

0.60Very elongate

0.60-0.63elongate

0.63-0.66Subelongate

0.66-0.69Intermediate shape

0.69-0.72Subequant

0.72-0.75Equant

>0.75Very equant

Roundness

Roundness merupakan morfologi butir berupa ketajaman pinggir dan sudut suatu partikel sedimen klastik. Menurut Wadell (1932), roundness merupakan rata-rata aritmatik roundness masing-masing sudut butiran pada bidang pengukuran. Pengamatan bentuk butiran pasir dikorelasikan pada visual Powers (1953) sebagai berikut:

(kenampakan sketsa)

(kenampakan dengan foto)

Perhitungan Mean dan Ralat

Mean =

Ralat =

III.Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan:

MIkroskop BInokuler

Plate sample

Tusuk gigi

Tabel bentuk butir

Alat tulis

Bahan yang digunakan:

Lima sampel ukuran 60 mesh yang telah dipisahkan antara mineral berat dan mineral ringannnya.

IV.Langkah Kerja

V.Analisa Data1. Tabel dan kurva frekuensi kumulatif bentuk butir

Sampel 1

Form / Bentuk

BentukKuarsaFeldsparMineral BeratLithik

ffkffkffkffk

Oblate77667777

Equant101710161219916

Bladed219117221319

Prolate625825425625

Total25252525

Sampel 2Form / Bentuk

BentukKuarsaFeldsparMineral BeratLithik

ffkffkffkffk

Oblate88888866

Equant132115231018814

Bladed2123220519

Prolate425225525625

Total25252525

Sampel 3

Form / Bentuk

BentukKuarsaFeldsparMineral BeratLithik

ffkffkffkffk

Oblate99886655

Equant11201119915712

Bladed121221318517

Prolate425425725825

Total25252525

Sampel 4Form / Bentuk

BentukKuarsaFeldsparMineral BeratLithik

ffkffkffkffk

Oblate77557777

Equant91613181017815

Bladed218220320318

Prolate725525525725

Total25252525

Sampel 5

Form / Bentuk

BentukKuarsaFeldsparMineral BeratLithik

ffkffkffkffk

Oblate1010776655

Equant1020101710161015

Bladed20118218318

Prolate525725725725

Total25252525

VI.Perhitungan Mean dan Ralat

Perhitungan Mean

Perhitungan mean roundness dan spherecity sampel 1

Roundness

Mean kuarsa = = = 0,268 (subangular)

Mean feldspar = = = 0,42 (subrounded)

Mean mineral berat = = = 0,432 (subrounded)

Mean litik = = = 0,38 (subrounded)

Spherecity

Mean kuarsa = = = 0,776 (very equent)

Mean feldspar = = = 0,704 (subequent)

Mean mineral berat = = = 0,72 (subequent)

Mean litik = = = 0,788 (very equent)

Perhitungan mean roundness dan spherecity sampel 2

Roundness

Mean kuarsa = = = 0,248 (angular)

Mean feldspar = = = 0,474 (subrounded)

Mean mineral berat = = = 0,436 (subrounded)

Mean litik = = = 0,424 (subrounded)

Spherecity

Mean kuarsa = = = 0,736 (equent)

Mean feldspar = = = 0,74 (subequent)

Mean mineral berat = = = 0,708 (subequent)

Mean litik = = = 0.728 (equent)

Perhitungan mean roundness dan spherecity sampel 3

Roundness

Mean kuarsa = = = 0,424(subrounded)

Mean feldspar = = = 0,436 (subrounded)

Mean mineral berat = = = 0,396 (subrounded)

Mean litik = = = 0,394 (subrounded)

Spherecity

Mean kuarsa = = = 0,748(very equent)

Mean feldspar = = = 0,716 (subequent)

Mean mineral berat = = = 0,72 (subequent)

Mean litik = = = 0,704 (subequent)

Perhitungan mean roundness dan spherecity sampel 4

Roundness

Mean kuarsa = = = 0,536 (rounded)

Mean feldspar = = = 0,41 (subrounded)

Mean mineral berat = = = 0,42 (subrounded)

Mean litik = = = 0,482 (subrounded)

Spherecity

Mean kuarsa = = = 0,744 (equent)

Mean feldspar = = = 0,74 (equent)

Mean mineral berat = = = 0,74 (equent)

Mean litik = = = 0,748 (equent) Perhitungan mean roundness dan spherecity sampel 5

Roundness

Mean kuarsa = = = 0,552 (rounded)

Mean feldspar = = = 0,508 (rounded)

Mean mineral berat = = = 0,528 (rounded)

Mean litik = = = 0,548 (rounded)Spherecity

Mean kuarsa = = = 0,732 (equent)

Mean feldspar = = = 0,752 (very equent)

Mean mineral berat = = = 0,752 (very equent)

Mean litik = = = 0,712 (subequent)

Perhitungan Ralat Perhitungan ralat roundness dan spherecity sampel 1

Ralat =

Roundness

Ralat kuarsa = = 0.12 Ralat feldspar = = 0,11

Ralat mineral berat = = 0,11 Ralat litik = = 0,11Spherecity

Ralat kuarsa = = 0,06

Ralat feldspar = = 0,078 Ralat mineral berat = = 0,099

Ralat litik = = 0,06 Perhitungan ralat roundness dan spherecity sampel 2

Ralat =

Roundness

Ralat kuarsa = = 0,11 Ralat feldspar = = 0,1

Ralat mineral berat = = 0,1

Ralat litik = = 0,11Spherecity

Ralat kuarsa = = 0,069 Ralat feldspar = = 0,07 Ralat mineral berat = = 0,093 Ralat litik == 0,072 Perhitungan ralat roundness dan spherecity sampel 3

Ralat =

Roundness

Ralat kuarsa = = 0,1 Ralat feldspar = = 0.11 Ralat mineral berat = = 0,095 Ralat litik = = 0,1Spherecity

Ralat kuarsa = = 0,073 Ralat feldspar = = 0,104 Ralat mineral berat = = 0,071 Ralat litik = = 0,0707 Perhitungan ralat roundness dan spherecity sampel 4

Ralat =

Roundness

Ralat kuarsa = = 0,106 Ralat feldspar = = 0,12

Ralat mineral berat = = 0.1 Ralat litik = = 0,115Spherecity

Ralat kuarsa = = 0,075 Ralat feldspar = = 0,072 Ralat mineral berat = = 0,072 Ralat litik = = 0,074 Perhitungan ralat roundness dan spherecity sampel 5

Ralat =

Roundness

Ralat kuarsa = = 0,094 Ralat feldspar = = 0,119 Ralat mineral berat = = 0,114 Ralat litik = = 0,115Spherecity

Ralat kuarsa = = 0,07 Ralat feldspar = = 0,065 Ralat mineral berat = = 0,073 Ralat litik = = 0,081 Tabel mean dan ralat roundness dan spherecityseluruh sampel

roundnessspherecity

meanralatmeanralat

Sampel 1KuarsaSubangular0,12Very equent0,06

FeldsparSubangular0,11Subequent0,078

Mineral beratsubrounded0,11Subequent0,099

Litiksubrounded0,11Very equent0,06

Sampel 2Kuarsaangular0,11equent0,069

Feldsparsubrounded0,1Subequent0,07

Mineral beratsubrounded0,1Subequent0,093

Litiksubrounded0,11equent0,072

Sampel 3Kuarsasubrounded0,1Very equent0,073

Feldsparsubrounded0,11subequent0,104

Mineral beratsubrounded0,095Subequent0,071

Litiksubrounded0,1Subequent0,0707

Sampel 4Kuarsarounded0,106equent0,075

FeldsparSubrounded0,12equent0,072

Mineral beratsubrounded0,1equent0,072

Litiksubrounded0,115equent0,074

Sampel 5Kuarsarounded0,094equent0 07

Feldsparrounded0,119Very equent0,065

Mineral beratrounded0,114Very equent0,073

Litikrounded0,115Subequent0,081

VII. Pembahasan

Prediksi awala.Bentuk ButirBentuk butiran sedimen menurut Zingg (1935) terbagi menjadi bentuk oblate, bladed, equant dan prolate. Pembagian bentuk butir ini didasarkan oleh perbandingan ukuran panjang, ukuran menengah dan ukuran pendek dari butiran tersebut. Secara umum, bentuk butir dipengaruhi oleh provenance. Misalnya kuarsa yang berbentuk equent dipengaruhi dari bentuk asal kuarsa yang memiliki bentuk kristal bipiramida.

b.RoundnessRoundness atau derajat kebundaran berkaitan mengenai ketajaman pinggir dan sudut suatu partikel sedimen. Menentukan derajat kebundaran dari butiran pasir dilakukan dengan mengkorelasikan kenampakan butiran tersebut dengan visual powers (1953). Dari derajat kebundaran ini dapat dilihat mengenai jarak transportasi sedimen. Secara umu, sedimen yang terendapkan pada daerah hulu memiliki roundness yang lebih kecil atau lebih angular sedangkan sedimen yang terendapkan pada daerah hilir memiliki roundness yang lebih besar atau lebih rounded. Hal ini terjadi karena selama transportasi terjadi abrasi dimana permukaan partikel akan tergerus sedikit demi sedikit dan memberikan kenampakan yang halus dan membundar pada endapan sedimen yang berada di daerah hilir. Selain dari jarak transportasi, roundness juga ditentukan oleh komposisi partikel. Butiran kurasa cenderung memiliki derajat kebundaran yang kecil karena resistensinya tinggi sedengkan feldspar memiliki roundness yang besar karena feldspar mudah mengalami abrasi ataupun pelapukan..

c.Spherecity Spherecity atau derajat kebolaan menekankan kecenderungan suatu butiran sedimen menyerupai bentuk bola. Semakain menyerupai bola, nilai spherecitynya semakin tinggi. Derajat kebolaan atau spherecity suatu butiran pasir akan berpengaruh terhadap kecepatan pengendapan seperti halnya pada bentuk butiran pasir. Bentuk yang lebih spheris memiliki kecepatan pengendapan yang lebih tinggi.Dari ketiga parameter (bentuk, roundness, dan spherecity) tersebut selain dipengaruhi oleh aspek transportasi sedimen juga dipengaruhi oleh morfologi sebelumnya yang mana misalnya kuarsa yang asalnya berbentuk bipiramid, sehingga dapat disimpulkan bahwa morfologi butir pasir ditentukan oleh mekanisme transportasi, jarak transportasi, dan bentuk asal partikel.

Hasil Analisa Data dan InterpretasiBerdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data berikut ini:

Bentuk

Kuarsa = equant - oblateFeldspar = equant

Mineral berat = equant oblate - prolateLitik = equant oblate Secara umum, bentuk butir dipengaruhi oleh bentuk asal masing-masing mineral. Misalnya kuarsa yang berbentuk equent dipengaruhi dari bentuk asal kuarsa yang memiliki bentuk kristal bipiramida. Feldspar yang bentuk asalnya prismatik bisa menjadi equent karena feldspar memang kurang resisten. Mineral berat memiliki bentuk equent, oblate, prolate karena mineral berat berbeda-beda bentuk asalnya. Ada piroksen yang bentuk asalnya prismatik maka akan berbentuk prolate, ada yang asalnya pipih maka akan berbentuk oblate. Litik memiliki bentuk asal yang berbeda, tergentung dari batuan asalnya.Dari bentuk butiran pasir ini menunjukkan bahwa kuarsa, feldspar lebih mudah tertransport dan kecepatan pengendapannya lebih tinggi dibandingkan litik dan mineral berat. Mineral berat misalnya piroksen memiliki bentuk prolate menunjukkan bahwa pengendapan sedimen berukuran pasir ini masih cukup dekat dengan provenancenya.

Roundness

Kuarsa = subangular - rounded

Feldspar = subangular-rounded

Mineral berat = subrounded-rounded

Litik = subrounded-rounded Dari hasil pengamatan pada kelima sampel, menunjukkan adanya perbedaan morfologi yang berangsur-angsur misalnya pada hulu (sampel 1) bentuk butirnya subangular sedangkan semakin ke hilir (sampel 5) bentuknya semakin rounded. Berdasarkan derajat kebundaran dari kuarsa, feldspar, mineral berat dan litik menunjukkan bahwa jarak transportasi sedimen tersebut sudah cukup jauh dari asal material tersebut. Derajat kebundaran berupa subrounded ini menunjukkan bahwa lokasi pengendapannya berada di daerah tengah sungai. Munculnya nilai rounded pada mineral berat dan litik menunjukkan bahwa kedua komponen tersebut tidak resisten terhadap abrasi maupun pelapukan selama terjadinya transportasi. Sphericity

Kuarsa = equent - very equent

Feldspar = subequent- very equent

Mineral berat = subequent - very equent

Litik = subequent-very equentSphericity identik dengan bentuk butir. Bentuk butir dipengaruhi oleh provenance. Kuarsa yang memiliki sphericity equent - very equent dipengaruhi dari bentuk asal kuarsa yang memiliki bentuk kristal bipiramida. Feldspar yang bentuk asalnya prismatik bisa memiliki sphericity subequent - very equent karena feldspar memang kurang resisten. Mineral berat memiliki sphericity subequent very equent karena mineral berat berbeda-beda bentuk asalnya. Ada piroksen yang bentuk asalnya prismatik maka akan berbentuk subequent, ada yang asalnya bipiramida maka akan berbentuk equent. Litik memiliki bentuk asal yang berbeda, tergantung dari batuan asalnya sehingga memiliki sphericity subequent very equent..Analisa bentuk butir pasir cenderung memberikan hasil yang kurang signifikan karena pengamatan dilakukan secara kualitatif dimana dalam mengkorelasikan morfologi butir pasir dengan klasifikasi yang tersedia untuk tiap orang berbeda-beda sehingga hasil yang diperoleh untuk tiap orang dapat berbeda-beda. Hal seperti ini dapat mempengaruhi dalam interpretasi mengenai mekanisme sedimentasinya. Selain itu, analisa bentuk butir pasir ini harus dilakukan dengan menggunakan mikroskop sehingga untuk mendapatkan hasil yang baik maka dibutuhkan pula mikroskop dengan kondisi yang baik serta dengan penerangan yang baik pula. Ketelitian dan kecermatan juga sangat diperlukan dalam analisa ini.

VIII. Kesimpulan

Secara umum, bentuk butir dipengaruhi oleh bentuk asal masing-masing mineral. Sehingga Kuarsa = equant oblate, Feldspar = equant, Mineral berat = equant oblate prolate, Litik = equant oblate

Dari hasil pengamatan pada kelima sampel, menunjukkan adanya perbedaan morfologi yang berangsur-angsur misalnya pada hulu (sampel 1) bentuk butirnya subangular sedangkan semakin ke hilir (sampel 5) bentuknya semakin rounded. Sphericity bergantung pada bentuk asal dari masing-masing mineral sehingga Kuarsa = equent - very equent, Feldspar = subequent- very equent, Mineral berat = subequent - very equent, Litik = subequent-very equentIX.Daftar Pustaka

Suryono, S Sugeng.Dr.,Amijaya, Hendra.D.Dr.,Winardi, Sarju.MT.,2008, Panduan Praktikum Sedimentologi,Laboratorium Sedimentografi Jurusan Teknik Geologi FT-UGM,Yogyakarta.

Tucker,Maurice e,2001,An Introduction to the Origin of Sedimentary Rocks 3rd edition. Blackwell publishing.UK.

Amati aspek bentuk, roundness, dan spherecity dari tiap mineral dengan menggunakan mikroskop

Untuk tiap-tiap sampel, ambil butiran kuarsa, feldspar, litik dan mineral berat masing-masing sebanyak 25 butir

Catat hasil pengamatan pada tabel yang dibutuhkan kemudian masukkan butiran-butiran pasir pada plate sample.

Analisa data dari hasil pencatatan pada tabel.

_1334298460.unknown

_1334298959.unknown

_1334299209.unknown

_1334299954.unknown

_1334300207.unknown

_1334300290.unknown

_1334300337.unknown

_1334300374.unknown

_1334300397.unknown

_1334300356.unknown

_1334300302.unknown

_1334300252.unknown

_1334300268.unknown

_1334300223.unknown

_1334300072.unknown

_1334300126.unknown

_1334300151.unknown

_1334300095.unknown

_1334300030.unknown

_1334300053.unknown

_1334299971.unknown

_1334299321.unknown

_1334299674.unknown

_1334299712.unknown

_1334299774.unknown

_1334299928.unknown

_1334299826.unknown

_1334299750.unknown

_1334299771.unknown

_1334299689.unknown

_1334299363.unknown

_1334299652.unknown

_1334299339.unknown

_1334299251.unknown

_1334299302.unknown

_1334299231.unknown

_1334299074.unknown

_1334299111.unknown

_1334299147.unknown

_1334299090.unknown

_1334298995.unknown

_1334299036.unknown

_1334298984.unknown

_1334298704.unknown

_1334298851.unknown

_1334298900.unknown

_1334298932.unknown

_1334298875.unknown

_1334298790.unknown

_1334298823.unknown

_1334298726.unknown

_1334298578.unknown

_1334298639.unknown

_1334298672.unknown

_1334298600.unknown

_1334298511.unknown

_1334298553.unknown

_1334298491.unknown

_1334295044.unknown

_1334295474.unknown

_1334295659.unknown

_1334295838.unknown

_1334295954.unknown

_1334296009.unknown

_1334298303.unknown

_1334295986.unknown

_1334295927.unknown

_1334295785.unknown

_1334295812.unknown

_1334295759.unknown

_1334295609.unknown

_1334295634.unknown

_1334295580.unknown

_1334295269.unknown

_1334295380.unknown

_1334295473.unknown

_1334295357.unknown

_1334295173.unknown

_1334295223.unknown

_1303656247.unknown

_1303656317.unknown

_976666549.unknown