11
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II Judul : Pengeringan Benda Padat Hari/Tanggal : Senin, 11 Mei 2015 Kelompok : VIII Anggota : 1. Crisvan H 2. M. Zaqi 3. Bernadetha CP 4. Dian Novita Data Pengamatan W b = 50,43 gram T = 110 O w C = 48,29 gram 1. Tray I W T = 349,61 T P = 0,9 cm A = 513,36 cm 2 W m = 600 gram T g = 85 o T w = 35 o

LAPORAN lanjjutan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kl

Citation preview

LAPORAN SEMENTARAPRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II

Judul : Pengeringan Benda PadatHari/Tanggal : Senin, 11 Mei 2015Kelompok : VIIIAnggota : 1. Crisvan H 2. M. Zaqi 3. Bernadetha CP 4. Dian Novita

Data PengamatanWb = 50,43 gramT = 110OwC = 48,29 gram

1. Tray IWT = 349,61TP = 0,9 cm A = 513,36 cm2Wm = 600 gramTg = 85oTw = 35oU1 = 0,5 m/s

2. Tray IIWT = 348,59 gramTP = 0,5 cm A = 513,36 cm2Wm = 600 gramTg = 90oTw = 35oU1 = 0,5 m/s

Tabel Pengamatan : Tabel Pengamatan Tray I

NoWaktu (menit)Massa Tray + Pasir (gram)

1.10962,51

2.20955,76

3.30950,48

4.40945,94

5.50941,13

6.60937,82

7.70935,05

8.80933,5

9.90930,19

10100928,68

11110927,86

12120927,63

Tabel Pengamatan Tray II

NoWaktu (menit)Massa Tray + Pasir (gram)

1.10981,69

2.20976,32

3.30970,35

4.40962,26

5.50954,66

6.60948,21

7.70941,44

8.80935,97

9.90931,10

10100926,75

11110923,46

12120921,21

13130920,13

14140919,53

Pekanbaru, 11 Mei 2015 Asisten

Dedy Wahyudi

DAFTAR PUSTAKA

Bernasconi, G, dkk. 1995. Teknologi Kimia Bagian 2. Jakarta: Erlangga

Hardjono, Ir. 1989. Operasi Teknik Kimia II. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik. Universitas Gajah Mada.

Tim Laboratorium Dasar Proses dan Operasi Pabrik Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau. 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Proses I. Pekanbaru : Laboratorium Dasar Proses dan Operasi Pabrik Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Hubungan laju pengeringan dengan kadar air pada setting laju alir udara 0.5 m/s, Tg = 85 oC dan Tw = 35 oC

CEBAGambar 3.1 Kurva karakteristik pengeringan pada laju udara pengering 0,5 m/s, Tg = 85 oC dan Tw = 35 oCGambar 3.1 memperlihatkan kurva karakteristik pengeringan pada setting laju alir udara 0,5 m/s, Tg = 85 oC dan Tw = 35 oC. Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa hasil yang didapat tidak sesuai dengan kurva karakteristik pengeringan secara literatur. Hal ini karena laju pengeringan yang fluktasi. Kurva karakteristik hasil percobaan pada setting laju alir udara 0,5 m/s, Tg = 80 oC dan Tw = 40 oC, NC percobaan yang di dapat yaitu sebesar 0,6650 kg air/m2 jam sedangkan Nc teoritis yang diperoleh yaitu sebesar kg air/m2jam (lihat Lampiran A). Nilai Nc percobaan jauh berbeda dengan Nc teoritis, yaitu dengan persentase kesalahan sebesar 99,3%. Kesalahan ini disebabkan karena ketidaktelitian dalam penimbangan sampel pasir + tray dan percobaan dihentikan saat berat konstan bukan pada saat pasir sudah dalam keadaan kering. 3.2 Hubungan laju pengeringan dengan kadar air pada setting laju alir udara 0,5 m/s, Tg = 90 oC dan Tw = 35 oC

BA Gambar 3.2 Kurva karakteristik pengeringan pada laju udara 0,5 m/s, Tg = 90 oC dan Tw = 35 oCGambar 3.2 memperlihatkan kurva karakteristik pengeringan pada setting laju alirudara 0,5 m/s, Tg = 90 oCdan Tw = 35 oC. Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa AB merupakan periode penyesuaian awal, CD merupakan periode laju pengeringan menurun I sedangkan DE merupakan periode laju pengeringan menurun II. Kurva karakteristik hasil percobaan pada setting laju alir udara 0,5 m/s, Tg = 90 oC dan Tw = 35 oC tidak memperlihatkan adanya periode laju pengeringan konstan. Selama periode BC terjadi kenaikan laju pengeringan. Kesalahan ini terjadi karena ketidakakuratan praktikan dalam mengukur massa pasir + tray selama percobaan. NC percobaan yang di dapat yaitu sebesar kg/m2 jam, sedangkan Nc teoritis yang diperoleh yaitu sebesar kg/m2 jam (lihat Lampiran B). Nilai Nc percobaan jauh berbedadengan Nc teoritis, yaitu dengan persentase kesalahan sebesar 99,4%. Gambar 3.1 dan 3.2 memberikan gambaran mengenai pengaruh variabel pengeringan terhadap laju pengeringan pada periode laju pengeringan konstan. Dimana laju pengering cenderung fluktuatif yang awalnya meningkat dan kemudian menurun kembali hingga mencapai kondisi kesetimbangan. Namun, kurva karakteristik pengeringan tidak menunjukkan laju pengeringan konsan. .Kesalahan pada percobaan disebabkan oleh 2 faktor utama yaitu yang berasal dari medium pengering dan bahan yang dikeringkan. Kesalahan pada percobaan ini umumnya berasal dari medium pengering. Dari medium pengering kesalahan disebabkan oleh laju udara pengering yang berfluktuasi, suhu tray yang berubah-ubah dan kelembaban udara yang berubah akibat laju udara pengering yang berubah-ubah.Akibat dari laju udara, suhu dan kelembaban udara yang tidak konsisten menyebabkan laju pengeringan menjadi berfluktuasi danperiode-periode pengeringan hasil percobaan menjadi tidak sesuai dengan periode pengeringan teoritis.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Kecepatan udara berpengaruh terhadap kecepatan pengeringan pengringan, semakin tinggi kecepatan udara, maka kecepatan pengeringan akan semakin besar, sehingga operasi pengeringan lebih cepat2. Dari percobaan yang telah dilakukan didapat persen kesalahan sangat besar yang dikarenakan oleh ketidaktelitian dalam penimbangan sampel pasir + tray dan percobaan dihentikan saat berat konstan bukan pada saat pasir sudah dalam keadaan kering.3. Dari data yang telah didapat kurva karakteristik pengeringan belum menunjukkan kadar air kesetimbangan pengeringan terjadi empat periode laju pengeringan. 4. Nc percobaan berbeda dengan Nc teoritis, kesalahan ini terjadi karena ketidakakuratan praktikan dalam mengukur suhu bola basah, suhu bola kering, laju alir udara dan massa pasir + tray selama percobaan.

4.2SaranPraktikan dalam mengukur suhu bola basah, suhu bola kering dan massa pasir + tray selama percobaan harus teliti karena akan mempengaruhi hasil perhitungan. Laboratorium harus mempunyai ventilasi yang baik sehingga udara yang mengandung uap panas yang keluar dari dryer tidak mempengaruhi kondisi udara masuk dryer selama percobaan. Pencatatan berat pasir secara periodik sebaiknya dilakukan dengan tepat waktu karena berat pasir yang terukur perbedaannya sedikit (1-2 gram) tiap waktunya.