Upload
rizki-suhertini
View
274
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah bahasa indonesia
Citation preview
Bahasa Indonesia
Laporan Kata Berimbuhan dan Kata Ulang
Dosen Pengasuh : Dra. Rusnita, M.Pd
Disusun Oleh
Kelompok 3
1. Okvita Sugiarti ( 14222128)
2.Rizki Suhertini (14222153)
3. Sahdan (14222159)
Program Studi Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2014
1
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Menurut Ramlan ( 1978:19) morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa
yang membicarakan atau yang mempelajari seluk – beluk bentuk kata
serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan kata
dan arti kata atau dengan kata lain dapat di katakan bahwa morfologi
mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan
bentuk kata itu , baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Sering kali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan
untuk dapat digunakan di dalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah
makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata
lain yang fungsi nya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan
penggunaan nya di dalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu
sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah di beri
imbuhan d bubuhi pula dengan imbuhan lain. Imbuhan yang ada dalam
bahasa indonesia adalah :
1. akhiran : -kan, -i , -nya, -in, -at, - is , -isme, -man.
2. awalan : ber-, per- , me- , di-, ter-.
3. sisipan : -el, -em, dan –er
4. imbuhan gabung: ber- kan , ber-an, per-kan, per-i, me-kan, me-i
Proses pengulangan atau reduplikasi adalah pengulangan
satuan gramatikal , baik seluruh nya maupun sebagiannya, baik dengan
variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini di sebut kata
ulang,sedangkan satuan yang di ulang merupakan bentuk dasar misalnya
kata ulang rumah-rumah dari bentuk dasar rumah, perumahan-
perumahan dari bentuk dasar perumahan. Setiap kata ulang sudah tentu
memiliki bentuk dasar. Kata-kata seperti sia-sia, alun-alun, mondar-
mandir tidak semua kata ulang dapat dengan mudah di tentukan bentuk
2
dasarnya. Dari pengamatan dapatlah di kemukakan dua petunjuk dalam
menentukan bentuk dasar bagi kata ulang yaitu
1. pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata,
maksudnya bahwa bentuk dasar bagi kata ulang itu harus sesuai dengan
golongan kata tersebut. 2. bentuk dasar selalu berupa satuan yang
terdapat dalam penggunaan bahasa.
Dengan ringkas dapatlah di katakan bahwa proses pengulangan
atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal , baik seluruhnya
maupun sebagian nya. Baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil
pengulangan di sini di sebut kata ulang sedangkan satuan yang di ulang
merupakan bentuk dasar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tentang kata awalan(prefiks), kata sisipan(infiks) dan
kata akhiran(sufiks) ?
2. Apa saja contoh-contoh dari kata sisipan, kata berakhiran, dan kata
berimbuhan gabung?
3. Sebutkan fungsi dari imbuhan ?
4. Apa pengertian kata ulang dan barikan contohnya?
5. Apa saja makna dari kata ulang ?
6. Apa ciri-ciri kata ulang ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu kata berimbuhan, jenis-jenis kata imbuhan
dan fungsi kata imbuhan
2. Untuk mengetahui apa itu kata ulang, jenis, makna serta fungsinya
3
BAB 2 Pembahasan
2.1 Kata Berimbuhan
Pengertian Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan
unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation).Jenis-jenis Imbuhan Imbuhan menurut posisinya terbagi ke dalam empat bentuk
A. Awalan atau prefiks
Awalan (prefiks / prefix) adalah imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi (prefixation). Berdasarkan dan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Awalan terdiri dari me, di, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh.
Awalan me- pada sebuah kata dasar berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif. Awalan pe- pada suatu kata dasar dapat berfungsi menjadi kata benda. Perubahan awalan me- menjadi meng-, pe- menjadi peng- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /a/, /e/, /g/, /h/,/i/, /u/, /o/, /k/
Contoh: ambil – mengambil, hancur – penghancur
Perubahan awalan me- menjadi men-, pe- menjadi pen- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /c/, /d/, /j/
Contoh: coba – mencoba, dorong – pendorong
Perubahan awalan me- menjadi mem-, pe- menjadi pem- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /b/, /f/, /v/
Contoh: beli – membeli, pembeli
Perubahan awalan me menjadi meny-, pe- menjadi peny- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /s/
Contoh: siksa – menyiksa, penyiksa
Kata dasar yang memiliki bunyi /p/, /t/, /k/ diubah menjadi /m/ dan /n/
Contoh: pakai – memakai, pemakai
Kata dasar yang tidak mengalami perubahan bunyi awalan adalah: /l/, /m/, /n/, /r/.
Contoh: lamar – melamar, pelamar4
Awalan ber- dan per- berfungsi membentuk kata kerja aktif.
Untuk kata dasar yang diawali dengan r, maka awalan ber- menjadi be-, per- menjadi pe-.
Contoh: Renang – berenang, perenang
Awalan di- dan ter- berfungsi membentuk kata kerja dan membawa arti yang pasif. Penempatan obyek di depan sebagai subyek dalam kalimat dan pemindahan pelaku menjadi obyek dalam kalimat dapat diterapkan untuk kedua awalan ini.
Contoh: Kotoran itu diinjak oleh temanku. (membawa arti pasif)
Kotoran itu terinjak oleh temanku. (membawa arti pasif)
Awalan se- berfungsi untuk membentuk kata benda.
Contoh: Ikat – seikat, Indah – seindah
Awalan ke- berfungsi membentuk kata kerja intransitif ( tidak membutuhkan obyek).
Contoh: Luar – keluar (Ia sedang keluar .)
B. Sisipan atau infiks
Sisipan (infiks/ infix) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, artinya pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infixation. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
Sisipan ( infiks/ infix) dapat mempunyai makna, antara lain:
a) Menyatakan banyak dan bermacam-macam. Contohnya: tali→ temali, artinya terdapat bermacam-macam tali. gigi→gerigi, artinya terdapat bermacam gigi. sabut→serabut, artinya terdapat bermacam-macam sabut. kelut→kemelut, gunung→gemunung, artinya terdapat bermacam-macam gunung.
b) Menyatakan intensitas frekuentif, artinya menyatakan banyaknya waktu. Contoh: getar→gemetar, artinya menunjukan banyaknya waktu getar atau gerak suatu benda. guruh→gemuruh, artinya menunjukan banyaknya waktu guruh. gertak→gemertak, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi gertak. cicit→cericit, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi cicit.
c) Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang di sebut pada kata dasarnya. Contoh: kata kerja→kinerja, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan kerja atau sesuatu sifat kegigihan. kuning→kemuning, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan warna kuning. gilang→gemilang, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan cerah. turun→temurun, artinya sesuatu yang mempunyai sifat terus-menerus. tunjuk→telunjuk, artinya sesuatu yang mempunyai sifat seperti tunjuk.
5
Ada juga sisipan (infiks) yang di pengaruhi oleh bahasa jawa. Contoh: kata kesinambungan, yang merupakan kata dasar dari kata sinambung yang di sebut kata dasar sekunder. Sedangkan kata dasar primernya sambung mendapat sisipan –in- yang artinya menyatakan sifat terus-menerus. Sama halnya dengan istilah yang terdapat dalam bidang ekonomi, dalam proses imbuhan kata dasar juga terdapat istilah yang sama, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Istilah itu adalah kata dasar primer, kata dasar sekunder, dan kata dasar tersier.
C. Akhiran atau sufiks
Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation). Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, wan, asi, isme, in, wi, dan lainnya dalam contoh. Contoh: -an + pikir→pikiran, -in + hadir→hadirin, -wan + karya→karyawan, -wati+karya→kryawati, -wi+ manusia→manusiawi. Semua akhiran ini di sebut sebagai akhiran untuk kata benda.
Sedangkan akhiran yang berupa kata sifat, seperti: -if→aktif, sportif. -ik→magnetik, elektronik. -is→praktis, anarkis. -er→komplementer, parlementer. -wi→manusiawi, surgawi, duniwi.
Kadang-kadang akhiran yang berupa kata sifat, ada yang berasal dari bahasa inggris dan ada yang berasal dari bahasa arab. Contoh: -al→formal, nasional. -iah→alamiah, batiniah. -i→abadi, alami, hewani, rohani. -nya→melihatnya, mendengarnya, mengalaminya. -in→muslimin, mu’minin. -at→muslimat, mu’minat. -us→politikus. -or→koruptor. -if→produktif, sportif. Untuk lebih lengkap, simak selanjutnya.
Pada kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia kita jumpai akhiran-akhiran seperti berikut:
1. –al misalnya pada actual, structural, emosional, intelektual. Kata-kata yang berakhiran –al ini tergolong kata sifat.
2. –asi/isasi misalnya pada afiksasi, konfirmasi, nasionalisasi, kaderisasi, komputerisasi. Akhiran tersebut menyatakan ‘proses menjadikan’ atau ‘penambahan’.
3. –asme misalnya pada pleonasme, aktualisme, sarkasme, antusiasme. Akhiran ini menyatakan kata benda.
4. –er seperti pada primer, sekunder, arbitrer, elementer. Akhiran ini menyatakan sifat.5. –et seperti pada operet, mayoret, sigaret, novelete. Akhiran ini menyatakan pengertian
‘kecil’. Jadi operet itu ‘opera kecil’, novelet itu ‘novel kecil’.6. .–i/wi/iah misalnya pada hakiki, maknawi, asasi, asali, duniawi, gerejani, insani,
harfiah, unsuriyah, wujudiyah. Akhiran-akhiran ini menyatakan sifat.7. –if misalnya pada aktif, transitif, obyektif, agentif, naratif. Akhiran ini menyatakan
sifat.8. –ik (1) seperti pada linguistik, statistik, semantic, dedaktik. Akhiran ini menyatakan
‘benda’ dalam arti ‘bidang ilmu’
Imbuhan yang diserap dalam bahasa asing.Imbuhan tersebut di antaranya sebagai berikut: a. Dari bahasa Arab:-ah, -i.Fungsinya sebagai penbentuk atau penanda kata sifat. Contohnya; manusiawi, alamiah, alami
6
b. Dari bahasa Sansekerta: -man, -wan, -wati,.Fungsinya sebagai pembentuk kata benda. Contohnya, budiman, wartawan, pragawati.
c. Dari bahasa Inggris: -is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat. Contohnya, egois, deskriptif, formal
D. Imbuhan Gabungan atau konflik
Yang dimaksud dengan imbuhan gabung memper-kan adalah awalan me-
awalan per- dan akhiran –kan yang digunakan bersama-sama pada sebuah
katadasar atau pada sebuah bentuk dasar atau bentuk dasar. Pengimbuhannya
dilakukan secara bertahap. Mula-mula pada sebuah kata dasar atau bentuk dasar
berimbuhan awalan per- dan akhiran –kan contoh pada kata dasar tunjuk mula-
mula diimbuhkan awalan per- dan akhiran –kan secara bersamaan sehingga
menjadi pertunjukandan di tambahkan lagi kata awalan me- sehingga menjadi
mempertunjukan.
Fungsi imbuhan gabung pemper-kan
1. menjadikan bahan
2. menjadikan supaya
3. menjadikan per-an
4. menjadikan dapat- di
Fungsi Imbuhan a. Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an, pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
b. Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan di-i.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki. c. Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi, ilmiah, agamis
d. Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
7
Penggunaan Imbuhan secara benar Awalan peN- Imbuhan peN- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat produktif. Makna yang dikandung awalan peN- bermacam- macam antara lain: 1) Menyatakan yang melakukan perbuatan. Contoh: penulis, & pembaca. 2) Menyatakan pekerjaan. Contoh: pengusaha, pedagang. 3) Menyatakan alat. Contoh: pengerat, penggaris 4) Menyatakan memiliki sifat. Contoh: pemaklum, penggembira. 5) Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutih.
Pemakaian Awalan ber- Awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut: 1) Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa kata dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi be-. Contoh: beramal, bekerja
2) Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-. Contoh: bel + ajar = belajar
3) Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka ber- tetap tanpa perubahan. Contoh: ber + balik = belik:
1. Mempunyai, contoh: beratap, beranak, berhasil. 2. Menggunakan contoh: bersepeda, bersepatu 3. Mengeluarkan contoh: bertelur, berbau, berkata. 4. Menyatakan sikap mental, contoh: berbahagia, berhati-hati, 5. Dalam jumlah, contoh berdua, bertiga.
Dalam beberapa tulisan atau berbagai percakapan sering dijumpai pelesapan-pelesapan imbuhan ber-. Perhatikan kalimat berikut: 1. Usahanya belum hasil. 2. Pendapat kita memang beda 3. Murid-murid sudah kumpul di muka kelas.
Bentuk-bentuk tanpa ber- seperti pada contoh di atas merupakan pemakaian kalimat yang tidak baku. Hal tersebut antara lain merupkan unsur pengaruh dari bahasa daerah. Kalimat-kalimat tersebut seharusnya diucapkan: 4. Usahanya belum berhasil 5. Pendapat kita memang berbeda 6. Murid-murid sudah berkumpul di muka kelas
Awalan meN- Apabila awalan me- dihubungkan dengan kata dasar, terjadi variasi bentuk, yakni me, mem-, men, meng-, dan meny-. Makna awalan meN- adalah sebagai berikut: 1. Melakukan perbuatan, tindakan; Contoh: mengambil, menjual 2. Melakukan perbuatan dengan alat: Contoh: mengambil, menyabit
8
3. Menjadi atau dalam keadaan; contoh: menurun, meluap 4. Membuat kesan; contoh: mengalah, membisu 5. Menuju ke; contoh;mendarat, menepi 6. Mencari;contoh: mendamar
Awalan di- Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari awalan (me-(N)) yang bermakna aktif. Contoh: di- + baca = dibaca ; ambil = diambil ; jual = dijual Awalan ter- Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut: 1. Sudah di- atau dapat di-; contoh: tertutup, terbuka. 2. Ketidaksengajaan; contoh: terbawa, terambil. 3. Tiba-tiba; contoh: teringat, terjatuh 4. Paling/superlatif; contoh: terindah, terbagus
Awalan se- Awalan se- mengalami variasi-variasi makna, yakni sebagai berikut: 1. Satu; contoh: seeekor, sebutir 2. Seluruh, seisi; contoh: serumah, sekampung. 3. Sama-sama; contoh: sepermainan, seperjuangan. 4. Sama dengan, seperti; contoh: setinggi, selebar, seenaknya, semaumu. 5. Menyatakan waktu; contoh: sesudah, selagi
9
Awalan –an Pada umumnya akhiran –an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan, satuan, ratusan. Makna akhiran –an adalah sebagi berikut; 1. Menyatakan tempat: contoh: pangkalan, kubangan 2. Menyatakan alat; contoh: timbangan, ayunan 3. Menyatakan hal atau cara: contoh: didikan, pimpinan. 4. Menyatakan akibat, hasil perbuatan: contoh: hukuman, balasan. 5. Menyatakan sesuatu yang di; contoh: catatan,suruhan. 6. Menyatakan seluruh, kumpulan; contoh: lautan, sayuran.
Awalan –kan dan -i Berfungsi :a. Membentuk kata kerja. Semua kata yang berakhiran –kan dan –i dengan atau tanpa awalan merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran –kan dan –i itu merupakan kata kerja bentuk imperatif. Contoh: panas (kata sifat) → panaskan (kata kerja) → panasi (kata kerja)
b. Menjadikan kata kerja taktransitif menjadi kata kerja transitif. Contoh: Didi duduk di kursi (traktransitif) Didi menduduki kursi (transitif) Didi mendudukkan Adik di kursi (transitif)
c. Mengintensifkan arti. Contoh: Polisi menangkap penjahat Polisi menangkapi penjahat (pekerjaan itu dilakukan berulng-ulang karena objeknya lebih dari satu)
Perbedaan-perbedaan a. Objek yang mengikkuti kata kerja berakhiran –kan berpindah tempatnya dan objek itu merupakan alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –i tetap tempatnya, tak berpindah, dan objek itu merupakan tempat berlakunya pekerjaan itu: Contoh: Petani itu menanamkan benih di sawahnya. Petani itu menanami sawahnya.
b. Kata kerja berakhiran –kan diikuti oleh objek penderita, sedangkan kata kerja berakhiran –i diikuti objek penyerta. Contoh: Dia menawarkan pekerjaan kepada saya. Dia menawari saya pekerjaan.
c. Adakalanya perbedaan kedua akhiran itu kurang jelas sehingga pemakaiannya seolah-olah sama saja dan dapat saling menggantikan. Contoh: Dia menamai anaknya Alam (menamai = memberi nama) Dia menamakan anaknya Alam (menamakan = menyebabkan bernama)
Konfiks ke-an Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya, kepandaian, kecepatan, keindahan, kesehatan. Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut:
10
1. Menyatakan keadaaan: contoh; kedinginan, kesakitan 2. Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau); contoh: kebesaran, kemahalan. 3. Menyatakan agak, menyerupai: contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan.
Konfiks pe(N)-an Konfiks pe(N) –an mempunyai variasi bentuk pe-an, pem-an, peng-an, peny-an. Makna konfiks pe(N)-an adalah sebagai berikut: 1. Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penanaman, pendidikan. 2. Menyatakan proses/perbuatan. Contoh pemberontakan, pendaftaran.
3. Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan. 4. Menyatakan alat. Contoh: penciuman. 5. Menyatakan tempat. Contoh: penampungan, pemandian.
Konfiks per-an Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut: 1. Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan 2. Menyatakan daerah. Contoh: perkebunan. 3. Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pernyataan, pertahanan 4. Menyatakan perihal. Contoh: peristilahan, perhukuman 5. Menyatakan banyak, bermacam-bermacam. Contoh; peralatan, persyaratan.
Konfiks se-nya Konfiks se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk kata keterangan. Contoh: Se-nya +putih = seputih-putihnya ; pintar = sepintar-pintarnya Konfiks se-nya menyatakan superlative atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai. Contoh: Seputih-putihnya = seputih mungkin ; sepintar-pintarnya = sepintar mungkin Klitika –ku, -mu, nya Fungsi 1. Sebagai penunjuk kepunyaan. Contoh: rumahku, rumahmu, rumahnya
2. Sebagai alat pembentuk kata benda. Contoh: salah (kata sifat) = salahmu (kata benda); duduk (kata benda) = duduknya(kata benda)
3. Sebagai objek penderita Contoh: Sudah beberapa kali ia membujukku. Ia memandangnya tajam-tajam.
4. Sebagai objek penyerta Contoh: Surat itu telah kukirimkan kepadanya. Barang-barang ini sengaja dia bel untukmu. Khusus untuk –nya, selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi sebagai imbuhan.
Fungsi imbuhan –nya adalah sebagai berikut; 1. Sebagai pembentuk kata keterangan Contoh:
11
Agaknya akan turun hujan hari ini. Tidak selamanya orang menderita.
2. Sebagai penunjuk Contoh: Penyakit seperti ini sukar dicari obatnya. Rumah kami besar, kamar-kamarnya luas.
3. Bersama-sama dengan awalan se- menyatakan superlative Contoh: Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali gagal juga. Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah. Pemakaian –nya pada kata rumah & sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya sudah dinyatakan langsung. Perhatikan kalimat di bawah ini: 1. a) Rumah paman bertingkat dua. b) Rumahnya bertingkat dua. 2. a) Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah b) Sepedanya bercat merah.
2.2 Kata Ulang
Pengertian / Definisi Kata Ulang atau Kata Reduplikasi
Kata Ulang atau Reduplikasi adalah Kata jadian yang terbentuk dengan
pengulangan kata.
Bentuk kata ulang
(1) Kata ulang utuh atau murni
Kata ulang utuh atau murni merupakan kata ulang yang bagian perulangannya sama
dengan kata dasar yang diulangnya. Dengan kata lain, kata ulang utuh atau murni terjadi
apabila sebuah bentuk dasar mengalami pengulangan seutuhnya. Misalnya pada kata rumah-
rumah, pohon-pohon, pencuri-pencuri dan anak-anak.
(2) Kata ulang berubah bunyi
Kata ulang berubah bunyi merupakan kata ulang yang bagian perulangannya
mengalami perubahan bunyi, baik itu perubahan bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Kata
ulang jenis ini terjadi apabila ada pengulangan pada seluruh bentuk dasar, namun terjadi
12
perubahan bunyi. Kata ulang berubah bunyi yang mengalami perubahan bunyi vokal misalnya
pada kata bolak-balik, gerak-gerik, dan kelap-kelip. Sedangkan kata ulang berubah bunyi
yang mengalami perubahan bunyi konsonan misalnya pada kata sayur-mayur, lauk-pauk,
gerak gerik, kelap kelip dan ramah tamah.
(3) Kata ulang sebagian
Kata ulang sebagian merupakan pengulangan yang dilakukan atas suku kata pertama
dari sebuah kata. Dalam pengulangan jenis ini, vokal suku kata pertama diganti dengan vokal
e. Kata-kata yang mengalami pengulangan sebagian antara lain lelaki, leluhur, pepohonan dan
tetangga.
(4) Kata ulang berimbuhan
Kata ulang berimbuhan merupakan bentuk pengulangan yang disertai dengan
pemberian imbuhan. Chaer (2006:287) membagi kata ulang berimbuhan berdasarkan proses
pembentukannya menjadi tiga, yaitu (1) sebuah kata dasar mula-mula diberi imbuhan
kemudian baru diulang, umpamanya kata aturan-aturan; (2) Sebuah kata dasar mula-mula
diulang kemudian baru diberi imbuhan, misalnya kata lari yang mula-mula diulang sehingga
menjadi lari-lari kemudian diberi awalan ber- sehingga menjadi berlari-lari; (3) sebuah kata
diulang sekaligus diberi imbuhan, umpamanya kata meter yang sekaligus diulang dan diberi
awalan ber- sehingga menjadi bentuk bermeter-meter.
Fungsi kata ulang
1. Menyatakan banyak tak tentu.
Contoh : gunung-gunung
2. Menyatakan sangat.
Contoh : rajin-rajin
3. Menyatakan saling, berbalasan atau pekerjaan dilakukan oleh dua pihak.
Contoh : kunjung-mengunjung
4. Menyatakan paling atau intensitas.13
Contoh : sebaik-baiknya
5. Menyatakan tiruan atau menyerupai.
Contoh : orang-orangan
6. Menyatakan bersenang-senang atau santai.
Contoh : duduk-duduk
7. Menyatakan dikenai sifat atau agak.
Contoh : kebarat-baratan
8. Menyatakan himpunan pada kata bilangan.
Contoh : dua-dua
9. Menyatakan agak….(melemahkan arti).
Contoh : Kepala pening-pening.
10. Menyatakan beberapa.
Contoh : bertahun-tahun ia menunggu.
11. Menyatakan terus-menerus.
Contoh : bertanya-tanya
12. Menyatakan waktu.
Contoh :Pagi-pagi minum es.
13. Menyatakan makin atau bertambah.
Contoh : Lama-lama ia pingsan..
14. Menyatakan berusaha … atau penyebab.
Contoh : menyabar-nyabarkan diri.
Makna Kata Ulang
1. Perulangan kata bendaMakna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata benda.
1. Menyatakan benda itu bermacam-macam. Misalnya: buah-buahan, sayur-sayuran.
2. Menyatakan benda yang menyerupai bentuk dasar itu. Misalnya: anak-anakan, orang-orangan.
2. Perulangan kata kerjaMakna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata kerja.
1. Menyatakan bahwa pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang atau beberapa kali.Misalnya: meloncat-loncat, menyebut-nyebut.
2. Menyatakan aspek duratif, yaitu proses pekerjaan, pembuatan, atau keadaan yang berlangsung lama.Misalnya: berenang-renang, duduk-duduk.
14
3. Menyatakan bermacam-macam pekerjaan.Misalnya: cetak-mencetak, karang-mengarang.
4. menyatakan pekerjaan yang dilakukan oleh dua belah pikak atau berbalasan.Misalnya: tembak-menembak, tuduh-menuduh
3. Perulangan kata sifatMakna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata sifat.
1. Menyatakan makna lebih (intensitas).Misalnya: Berjalan cepat-cepat! Kerjakan baik-baik!
2. Menyatakan makna sampai atau pernah.Misalnya: Tak sembuh-sembuh sakitnya walaupun ia sudah berobat ke luar negeri (tak pernah sembuh). Habis-habisan ia berbelanja (sampai habis).
3. Digabungkan dengan awalan se- dan akhiran -nya mengandung makna superlatif (paling).Misalnya: Kerjakan sebaik-baiknya agar hasilnya memuaskan. Terbangkan layang-layangmu setinggi-tingginya.
4. Berlawanan dengan makna nomor satu atau melemahkan arti kata sifat itu.Misalnya: Badanku sakit-sakit saja rasanya. (sakit di sana-sini, tapi tidak terlalu sakit) Kalau kepalamu pening-pening, bawalah tidur. (agak pening; pening sedikit)
5. Bentuk yang seolah-olah sudah mejadi ungkapan dalam bahasa Indonesia, makna perulangannya kurang jelas.Misalnya: Jangan menakut-nakuti anak-anak karena akan memengaruhi jiwanya kelak.
4. Perulangan kata bilangan 1. Perulangan kata satu menjadi satu-satu memberi makna "satu demi satu".
Misalnya: Peserta ujian masuk ruangan itu satu-satu. 2. Perulangan kata satu dengan tambahan akhiran -nya memberi makna "hanya
satu itu".Misalnya: Ini anak saya satu-satunya.
3. Perulangan kata dua-dua, tiga-tiga, dst. memberi pengertian "sekaligus dua, tiga, dst.".Misalnya: Jangan masuk dua-dua karena pintu itu tidak lebar.
4. Bentuk perulangan berpuluh-puluh, beratus-ratus, beribu-ribu, dst. menyatakan makna "kelipatan sepuluh, seratus, seribu, dst..Misalnya: Beribu-ribu orang yang mati dalam peperangan itu.Bentuk perulangan kata bilangan dengan awalan ber-, saat ini sering diganti dengan bentukan dengan akhiran -an. Misalnya: berpuluh-puluh menjadi puluhan.
Ciri-ciri kata ulang adalah : 1. Ada bentuk dasar yang diulang
2. Kelas kata ulang sama dengan kelas kata bentuk dasar
3. Makna bentuk ulang berhubungan dengan makna bentuk dasar
15
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16
Daftar Pustaka
Anonim, 2014. Imbuhan (Afeks): http://www.humbud.uin-malang.ac.id/
Anonim,2014:jidut08chayank.files.wordpress.com/2012/03/kata-
berimbuhan.pdf
Wahyu. Pembentukan Kata: http://t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id/
Anonim, 2010. Dasar-Dasar Tata Bahasa Indonesia:
Anonim,2014.Diakses:http://edukasi.kompasiana.com/
Anonim.2014.Diakses:http://thefuturisticlovers.wordpress.com/
2011/05/28/bahasa-indonesia-awalan-akhiran-dan-sisipan/
Anonim.2014.Diakses:http://rizardian.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-
kata-ulang.html
Anonim.2014.Diakses:http://pelitaku.sabda.org/kata_ulang
17