Laporan F7 RICCA

Embed Size (px)

Citation preview

USAHA KESEHATAN MASYARAKATMINI PROJECT

Tanggal :29 Januari 17 Februari 2014Kode Kegiatan :F7Uraian Kegiatan : Pelatihan Deteksi Dini Tumbuh Kembang untuk Guru PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2 Sebagai Upaya Meningkatkan Cakupan Balita dan Anak Prasekolah Paripurna Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahPertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan baik lingkungan prenatal maupun post natal. Faktor lingkungan ini yang akan memberikan segala macam kebutuhan yang merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang. Kebutuhan dasar awal tersebut terdiri dari asuh, asih dan asah. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna untuk mengembangkan potensi anak. Stimulasi sendiri merupakan bagian dari asah. Anak yang memperoleh stimulasi terarah akan lebih cepat berkembang dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulus. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah meliputi anak umur 1-6 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan baik dokter, bidan maupun perawat. Pemerintah telah mengadakan program berupa pelayanan deteksi dini tumbuh kembang pada anak balita dan anak pra sekolah sejak dini untuk merangsang perkembangan anak dikemudian hari dan dapat mendeteksi anak jika terdapat penyimpangan. Di Provinsi Jawa Timur cakupan bayi paripurna sudah mencapai target yang diharapkan tetapi masih ada sebagian kabupaten yang tertinggal. Hal ini dapat dinilai dari data pada tahun 2012 cakupan (kunjungan) bayi paripurna Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai 94,10%, dimana 12 kabupaten/kota belum mencapai target yang ditentukan, yakni 90% (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2012). Sedangkan untuk cakupan balita dan pra sekolah, provinsi Jawa timur belum mencapai target yang diharapkan. Dari 38 kabupaten/kota se Jawa Timur, hanya 6 (enam) kabupaten/kota yang mencapai target 83%. Kisaran cakupan antara yang terendah yakni sebesar 44,19% di Kabupaten Nganjuk dan yang tertinggi 91,86 % di Kabupaten Lamongan. Kabupaten Bondowoso sendiri masih belum mencapai target tersebut dengan hanya mencapai 72,79 %. (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2012). Kabupaten atau kota yang belum mencapai target perlu meningkatkan cakupan pelayanan anak balita dengan pelayanan paripurna, yakni salah satu pelayanannya adalah sudah di-Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang (SDIDTK) sebanyak 2 (dua) kali. Petugas diharapkan tetap memantau anak balita di Pendidikan Anak Usaha Dini (PAUD) dan mencatat di kohort anak balita.Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso menunjukkan hasil cakupan deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) balita dan apras di Dinas Kesehatan Kota Bondowoso pada tahun 2013 yaitu balita sebesar 79,59%, dan apras sebesar 80,87%. Hal ini belumlah mencapai target yang ditentukan karena masih di bawah 90%. Dari data Puskesmas Tegalampel, hasil cakupan DDTK bayi, balita dan pra sekolah di Desa Karanganyar di tahun 2013 yakni untuk bayi sebesar 97,1 %, untuk balita sebesar 55,7%, dan apras sebesar 68,7%. Dibandingkan desa lainnya di Tegalampel, desa Karanganyar termasuk yang memiliki cakupan balita dan apras yang rendah dan masih di bawah 90%, sedangkan untuk cakupan bayi paripurna sudah di atas 90%. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain tingkat pengetahuan guru PAUD mengenai screening untuk DDTK maupun hal-hal teknis berkenaan dengan pelaporan hasil kepada petugas kesehatan. Oleh karena itu perlu diadakan adanya pelatihan dan pemantauan DDTK untuk para guru PAUD di Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel agar cakupan pelayanan paripurna bayi, balita dan apras dapat ditingkatkan.

1.2 Rumusan MasalahPermasalahan yang diangkat dalam pembuatan penelitian ini adalah:1. Bagaimana tingkat pengetahuan dan kesadaran para guru PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2 Desa Karanganyar mengenai pentingnya DDTK dan cara melaksanakan DDTK bagi balita dan APRAS? 2. Bagaimana peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2 dalam melaksanakan DDTK bagi balita dan APRAS setelah dilaksanakannya pelatihan?3. Apa saja permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan DDTK bagi balita dan APRAS di PAUD Putra Harapan dan PAUD Bougenville 2?

1.3 Tujuan Umum Untuk meningkatkan cakupan balita dan anak pra sekolah paripurna di Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso

1.4 Tujuan Khusus1. Untuk meningkatkan kemampuan guru PAUD dalam melakukan dan melaporkan hasil DDTK secara mandiri 2. Untuk mendeteksi adanya kelainan tumbuh kembang bayi, balita, dan anak pra sekolah di Desa Karanganyar Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi1. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. (Soetjiningsih, 1995)2. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI, 2002)3. Perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran terhadap perkembangan emosi, social dan intelektual anak. (Whaley and Wong).Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak1. Faktor Intrinsik Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama berkaitan dengan terjadinya penyakit pada anak, yaitu: Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner) Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh. Anemia atau penyakit darah lainnya. Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi Menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik (instrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik). Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa / bahasa, gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain di akibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal.

2. Faktor Ekstrinsik Yang merupakan faktor ekstrinsik antara lain : Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan dari orang tua). Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika anak tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan kepada anak, tempat tinggal dan perilaku orang tua). Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit atau racun). Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-psiko-fisiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

3. Faktor Pendukung Faktor faktor pendukung perkembangan anak, antara lain : Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut Peran aktif orang tua Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak Peran aktif anak Pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 1998).

2.3 Aspek Perkembangan Anaka. Perkembangan FisikPerkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasarKemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya. Perkembangan motorik halusAdapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.

b. Perkembangan EmosiPerkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai; merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.

c. Perkembangan KognitifPada aspek koginitif, perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif berkaitan dengan perkembangan berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat), memahami kata, dan berbicara.

d. Perkembangan PsikososialAspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-teman sebayanya. Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang. Rangsangan atau latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya, rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memerhatikan kesiapan anak, bukan dengan paksaan.

2.4 Tahapan Perkembangan Anak Menurut UsiaUsia 0-3 bulan: Mengangkat kepala setinggi 45 Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah Melihat dan menatap wajah anda Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh Suka tertawa keras Bereaksi terkejut terhadap suara keras Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum. Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontakUsia 3-6 bulan: Berbalik dari telungkup ke telentang Mengangkat kepala setinggi 90 Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil Menggenggam pensil Meraih benda yang ada dalam jangkauannya Memegang tangannya sendiri Berusaha memperluas pandangan Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiriUsia 6-9 bulan: Duduk sendiri (dalam sikap bersila) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan Merangkak dan meraih mainan atau mendekati seseorang Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya Memungut dua benda, masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang bersamaan Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup Bersuara tanpa arti seperti: mamama, bababa, dadada, tatata Mencari mainan/benda yang dijatuhkan Bermain tepuk tangan/cilukba Bergembira dengan melempar benda Makan kue sendiriUsia 9-12 bulan: Mengangkat badannya ke posisi berdiri Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi Dapat berjalan dengan dituntun Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan Mengenggam erat pensil Memasukkan benda ke mulut Mengulang menirukan bunyi yang didengar Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja Bereaksi terhadap suara bisikan (perlahan) Senang diajak bermain "CILUK BA" Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal

Usia 12-18 bulan: Berdiri sendiri tanpa berpegangan Membungkuk untuk memungut mainan kemudian berdiri kembali Berjalan mundur 5 langkah Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan kata "mama". Menumpuk dua buah kubus Memasukkan kubus di kotak Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing

Usia 18-24 bulan: Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik Berjalan tanpa terhuyung-huyung Bertepuk tangan, melambai-lambai Menumpuk empat buah kubus Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk Menggelindingkan bola kearah sasaran Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiriUsia 24-36 bulan: Jalan menaiki tangga sendiri Dapat bermain dan menendang bola kecil Mencoret-coret pensil pada kertas Bicara dengan baik, menggunakan dua kata Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama dua benda atau lebih Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu membawa suatu benda jika diminta Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah Melepas pakaiannya sendiriUsia 36-48 bulan: Berdiri pada satu kaki selama 2 detik Melompat dengan kedua kaki diangkat Mengayuh sepeda roda tiga Menggambar garis lurus Menumpuk 8 buah kubus Mengenal 2-4 warna Menyebut nama, umur, tempat. Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan Mendengarkan cerita Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri Bermain bersama ternan, mengikuti aturan permainan Mengenakan sepatu sendiri Mengenakan celana panjang, kemeja, bajuUsia 48-60 bulan: Berdiri pada satu kaki selama 6 detik Melompat dengan kedua kaki diangkat Mengayuh sepeda roda tiga Menggambar garis lurus Menumpuk 8 buah kubus Mengenal 2-4 warna Menyebut nama, Usia, tempat Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan Mendengarkan cerita Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan Mengenakan sepatu sendiri Mengenakan celana panjang, kemeja, bajuUsia 60-72 bulan: Berjalan lurus Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik Menggambar 6 bagian tubuh, menggambar orang lengkap Menangkap bola kecil dengan kedua tangan Menggambar segi empat Mengerti arti lawan kata Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10 Mengenal warna-warni Mengungkapkan simpati Mengikuti aturan permainan Berpakaian sendiri tanpa dibantu

2.5 Penilaian Perkembangan AnakTujuan Penilaian Perkembangan AnakTujuan dari penilaian perkembangan anak adalah agar para tenaga kesehatan :1. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal hal yang merupakan resiko terjadinya kelainan perkembangan tersebut.2. Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan konseling genetik.3. Mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke senter yang lebih tinggi.

Tahap Penilaian Perkembangan Anak1. AnamnesisTahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti maka salah satu penyebabnya akan dapat diketahui.Ditanyakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada anak saat masa prenatal, natal dan postnatal.Prenatal:a) Genetikab) Gizi ibuc) Anemiad) Diabates Melituse) Alkoholikf) Narkotikg) TORCHh) Perdarahan antepartumNatal:a) Hipoglikemib) Infeksic) Bayi berat lahir rendahd) Asfiksia Neonatale) Tindakan partusPostnatal:a) Infeksi (intrakranial)b) Kejang demamc) Trauma Kapitisd) Tumor otake) Hiperbilirubinemia

2. Skrining Gangguan Perkembangan AnakPada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen instrumen untuk skrining guna mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmental Screening Test), tes IQ, atau tes psikologik lainnya.

3. Evaluasi Lingkungan AnakTumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan biopsikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini kita juga harus melakukan evaluasi terhadap lingkungan anak tersebut, misalnya dapat digunakan HSQ (Home Screening Questionnaire).

4. Evaluasi Penglihatan dan Pendengaran AnakTes penglihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi; umur 2 tahun 3 tahun dengan kartu gambar dari Allen; dan diatas umur 3 tahun dengan huruf E. Juga diperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya periksa kornea dan retinanya.Sedangkan skrining pendengaran anak, melalui anamnesis atau menggunakan audiometer kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung dan tenggorok.

5. Evaluasi Bicara dan Bahasa AnakTujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih dalam batas batas normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan SSP, endokrin, ada/tidaknya kelainan bawaan pada hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi yang diberikan, emosi anak, dan sebagainya.

6. Pemeriksaan FisikUntuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik agar diketahui apabila terdapat kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, tanda penyakit defisiensi dan lain lain.

7. Pemeriksaan NeurologiDimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat dan sebagainya. Kemudian dilakukan tes/pemeriksaan neurologi yang teliti maka dapat membantu dalam diagnosis suatu kelainan, misalnya jika ada lesi intrakranial, palsi serebralis, neuropati perifer, penyakit degeneratif dan sebagainya.

8. Integrasi hasil penemuanBerdasar anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas dibuat suatu kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan penatalaksanaannya, perencanaan konsultasi dan prognosisnya.

2.6 KPSP sebagai Salah Satu Metode Penilaian Perkembangan AnakAda banyak jenis tes perkembangan dan psikologi untuk menilai tahap perkembangan anak. Berikut beberapa jenis tes penilaian perkembangan anak yang sering digunakan antara lain :1. KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan)2. Tes Daya Lihat dan Tes Kesehatan Mata Anak3. Tes Daya Dengar Anak4. DDST (Denver Developmental Screening Test)Pada mini project ini, metode yang penulis libatkan adalah KPSP. Untuk itu, berikut penjabaran lebih lanjut mengenai KPSP: Definisi KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10 nomor yang harus dijawab oleh orang tuaatau pengasuh yang mengetahui keadaan perkembangan anak.

Prosedur Pelaksanaan Tentukan usia anak yang akan dilakukan skrining. Pertanyaan dalam KPSP dikelompokan sesuai usia anak saat dilakukan pemeriksaan, mulai kelompok usia 3-6-9-12-15-18-21-24-30-36-42-48-54-60-66-72 bulan. Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak. Untuk usia ditetapkan menurut bulan dengan kelebihan 16 hri dibulatkan menjadi 1 bulan. Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu : Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : dapatkah bayi makan kue sendiri? Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan. Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu. Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK. Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.

Penilaian Hasil Kuisioner Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab oleh orang tua. Setelah semua pertanyaan dijawab, selanjutnya hasil KPSP dinilai. Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang) Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah) Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S) Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M) Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P). Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.1. Untuk Anak dengan Perkembangan Sesuai (S)1. Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.1. Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.1. Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah.1. Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.2. Untuk Anak dengan Perkembangan Meragukan (M)1. Konsultasikan nomor jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering .1. Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak.1. Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya.1. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama dinilai.1. Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.3. Untuk Anak dengan Kemungkinan Penyimpangan Perkembangan (P) Lakukan tes lanjutan dengan menggunakan tes DDST lengkap

2.7 Gangguan Perkembangan dan IntervensinyaMeskipun beberapa keterlambatan perkembangan pada perkembangan milestone bahasa, motorik, atau sosial adaptif dapat bersifat sementara, keterlambatan perkembangan pada usia dini sangat erat hubungannya dengan diagnosis dari disabilitas perkembangan seperti retardasi mental, serebral palsi, gangguan bicara, autis dan kesulitan belajar pada perkembangan anak lebih lanjut. Terlebih lagi, adanya bukti bahwa identifikasi dini dan penanganan anak dengan kondisi perkembangan yang terganggu dapat meningkatkan hasil akhir secara fungsional dan menurunkan resiko dari masalah tingkah laku sekunder.Kemampuan berbicara dan berbahasa telah dipertimbangkan oleh para ahli sebagai indikator yang baik terhadap perkembangan anak secara keseluruhan dan kemampuan kognitif yang berhubungan dengan keberhasilan pendidikan. Identifikasi anak dengan keterlambatan perkembangan atau masalah yang berkaitan dapat mengarahkan kepada intervensi ketika usia dini dimana kemungkinan untuk perbaikan paling baik.Penilaian perkembangan anak meliputi identifikasi masalah-masalah perkembangan anak dengan screening (skrining/penapisan/penjaringan) dan surveillance ukuran standart atau non standart, yang juga digabungkan dengan informasi tentang perkembangan sosial, riwayat keluarga, riwayat medik dan hasil pemeriksaan mediknya.Tolak ukur perkembangan meliputi motorik kasar, motorik halus, berbahasa, dan prilaku sosial. Dikatakan terdapat penyimpangan apabila kemampuan anak tidak sesuai dengan tolak ukur (milestone) anak normal. Dalam survei diperoleh informasi kepedulian orang tua terhadap perkembangan dan prilaku anaknya. Kategori kepedulian orang tua dalam deteksi penyimpangan perkembangan anak :1. emosi dan perilaku2. berbicara dan berbahasa3. keterampilan sosial dan menolong diri sendiri4. motorik kasar5. motorik halus6. membandingkan dengan lingkungan7. masalah anak yang orang tuanya tidak mengeluh

Beberapa Gangguan Perkembangan Anak Yang Sering Ditemukan1. Gangguan bicara dan bahasaKemampuan bahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab kemampuan ini melibatkan kemampuan kognitif, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.2. Cerebral PalsyMerupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.3. Sindrom DownAnak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia berat, masalah biologis, atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.4. Gangguan AutismeMerupakan gangguan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat yang dapat mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.5. Retardasi MentalMerupakan suat kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ