25
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA I PENETAPAN KADAR AIR TANAH Disusun Oleh : Nama : Sharyma Oktafia NIM : A1L012168 Rombongan : D1 (Satu) – Agroteknologi D Asisten : 1. Kristia D.A 2. Reza Rizky T 3. Wefindria Afifah 4. Nova Margareth

Laporan Dastan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dastan

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA IPENETAPAN KADAR AIR TANAH

Disusun Oleh :

Nama

: Sharyma OktafiaNIM

: A1L012168Rombongan: D1 (Satu) Agroteknologi DAsisten: 1. Kristia D.A

2. Reza Rizky T

3. Wefindria Afifah

4. Nova Margareth

LABORATORIUM ILMU TANAHFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2013BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Air merupakan substansi yang paling umum di atas bumi dan diperlukan untuk semua kehidupan. Penyediaan air tawar dalam jangka waktu lama selama terus - menerus sama dengan presipitasi (hujan) tahunan yang rata - ratanya 26 inci (650 mm) untuk permukaan lahan dunia. Tanah yang terletak di daerah peralihan atmosfer - litosfer memainkan peran penting dalam menentukan jumlah presipitasi yang mengaliri lahan dan jumlah yang meresap ke dalam tanah untuk disimpan serta digunakan di masa depan.Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi: air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah.

B. TujuanMenetapkan kadar air contoh tanah kering udara, kapasitas lapang dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Sebagian air yang diperlukan tumbuhan berasal dari tanah (disebut air tanah). Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, serta untuk menyangkut hasil-hasil fotosintesisnya. Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam tanah. Kadar dan komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah. Udara tanah yang terdiri dari campuran gas itu bergerak menuju ke pori-pori yang belum diduduki oleh air (Buckman, 1982).

Titik Laju Permanen, Pada kadar air tinggi, kekurangan udara mungkin dapat menjadi penghambat pertumbuhan tanaman. Kecepatan pertumbuhan tanaman mencapai maksimum pada keadaan kelembaban tanah berada disekitar kapasitas lapang, karena pada keadaan itu oksigen cukup tersedia dan tegangan air cukup rendah sehingga memudahkan absorpsi air. Begitu air diserap, lapisan air menjadi tipis dan tegangan air meningkat, mengakibatkan absorpsi air menurun. Hal ini berlangsung sampai kadar air mendekati titik layu. Pada keadaan titik layu, laju pertumbuhan dan foto sintesis umumnya menurun (Notohadiprawiro, 1998).

Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume tanah. Cara ini memberikan keuntungan karena dapat memberikan gambaran terhadap ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tertentu. Cara penentuan kadar air dapat digolongkan dalam cara Gravimetrik, tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan neutron. Cara Gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan cara ini tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu 100C-150C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena proses pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah. (Hakim,dkk, 1986).Kapasitas tanah untuk mengikat air berkaitan dengan luas permukaan dan volume ruangan pori. Oleh karena itu, kapasitas pengikatan air berhubungan baik dengan struktur maupun dengan tekstur. Tanah bertekstur halus mempunyai kapasitas pengikatan air total yang maksimum tetapi bahwa air yang tersedia maksimum terikat pada tanah bertekstur medium. Penelitian menunjukkan bahwa air yang tersedia pada banyak tanah berkaitan erat dengan kandungan endapan lumpur dan pasir yang sangat halus (Foth, 1994).Hubungan tanaman dengan air tanah yaitu berhubungan dengan adsorbsi air dan titik layu, kapasitas lapang relatif dapat diletakkan potensi metriknya tinggi.pada kapasitas lapang akar-akar dapat dengan mudah mengadsorbsi air dan osmosis air yang dekat dengan akar-akrnya akan bergerak perlahan-lahan searah dengan akar. apabila tanah kering, konduktivitas cepat berkurang dan pergerakan serta pengambilan air menjadi lebih lambat.Kemungkinan jika tidak ada air ditambahkan ke tanaman akan mengadsorbsi air lebih cepat daripada air yan hilang karena transpirIasi.Defisit air berkembang kebagian dalam tanh dan jika tidak terjadi kelayuan untuk menentukan titik layu,tekanan seperti bunga matahari atau gandum ditmbuhkan ditanah sampai tanaman layu dan tidak mampu mendapatkan turgornya bila diletakkan diatmosfir jenuh (Kartasapoetra,1991).BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu contoh tanah kering angin yang terdiri dari tanah kering angin entisol, andisol, vertisol, inseptisol, ultisol. Alat yang digunakan, yaitu timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2mm, bak perendam, serbet, kertas saring, oven, tang penjepit, tissue, dan eksikator.B. Prosedur Kerja1. Kadar air tanah kering angin (udara)

Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang (= a gram).

Botol timbang diisi dengan tanah vertisol yang berdiameter 2mm, kurang lebih setengahnya, ditutup, lalu ditimbang kembali (= b gram).

Botol timbang yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu 105 110C selam minimal 4 jam.

Setelah wakyu pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang penjepit.

Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit.

Setelah itu, botol timbang diambil satu persatu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan timbangan yang sama (= c gram).

Perhitungan :

Ket : (b c ) = massa air , (c a ) = massa tanah kering mutlak (massa padatan)

2. Kadar air Kapasitas Lapang (metode pendekatan).

Keranjang kuningan dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang (= a gram).

Keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan didalam bejana seng.

Tanah Vertisol 2mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa ditekan.

Diteteskan air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa bersinggungan (1 titik = 0,67 ml), kemudian bejana seng ditutup, ditempatkan ditempat yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit.

Keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati-hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang (= b gram).

Perhitungan :

Kapasitas Lapang = 3. Kadar air maksimum tanah

Cawan tembaga porus dan petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya.

Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam petridis kemudian ditimbang (= a gram).

Cawan tembaga porus dikeluarkan dari petridis, di isi dengan tanah vertisol ( 0,5 mm) kurang lebih 1/3-nya, Cawan diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata, Contoh tanah halus ditambahkan lagi 1/3-nya dengan jalan yang sama sampai cawan tembaga porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan diratakan dengan colet.

Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu batu dibawahnayaagar air bebas masuk ke dalam cawan tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12-16 jam.

Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam cawan petridis yang digunakan pada waktu penimbangan pertama,lalu ditimbang (= b gram).

Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105 - 110C.

Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu kemudian diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (= c gram).

Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (= d gram).Perhitungan :

Kadar air maksimum = BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

TANAH VERTISOL1. Tanah Kering UdaraUlanganBotol timbang kosong (a) gram(a)+contoh tanah (b) gram(b)setelah dioven (c) gramKadar air tanah kering udara (%)

Ka 122,85 g34,21 g30,27 g53,09 %

Ka 222,98 g33,51 g31,46 g24,40 %

Rata-rata (X)38,745 %

2. Kapasitas LapangUlanganKeranjang kuningan kosong (a) gram(a)+ gumpalan tanah basah (b) gramKadar air kapasitas lapang (%)

KL-132,82 g43,65 g75,74 %

KL-230,02 g41,62 g45,25 %

Rata-rata (X)60,49 %

3. Kadar air maksimum

UlanganCawan + kertas saring jenuh + petridish (a) gram(a) + tanah basah jenuh air (b) gram(b) setelah dioven 24 jam (c) gramPetridis + kertas saring setelah dioven (d) gramKadar air maksimum (%)

KAM-170,01 g122,589 g94,062 g69,57 g114,65 %

KAM-267,98 g116,302 g89,729 g67,59 g118,34 %

Rata-rata (X)116,495 %

Perhitungan:1. Tanah kering udaraa. Ka-1=

=

= 18,5 %b. Ka-2=

=

= 19,4 %2. Kapasitas lapanga. KL-1=

= 36,906715 %b. KL-2=

= 28,4668788 %

3. Kadar air maksimuma. KAM-1 =

= 113,17 %

b. KAM-2 =

= 115,15 %B. Pembahasan Air merupakan substansi yang paling umum diatas bumi dan diperlukan untuk semua kehidupan. Tanah terletak di daerah atmosfer. Ligosfer memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah presiitasi yang mengaliri lahan dan jumlah yang meresap ke dalam tanah untuk disimpan serta digunakan dimasa mendatang kadar air tanah ialah perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut. Kadar air tanah dapat digunakan untuk menghitung parameter sifat-sifat tanah (Foth, 1994).Secara fisik air tanah (lengas tanah) dibagi menjadi air grafitasi, air kapiler dan air higroskopis.1. Air HigroskopisAir higroskopis adalah adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah (Hardjowigeno, 1992).2. Air Kapiler Air kapiler adalah bagian air tanah yang ditahan oleh tanah, yang terletak diantara kapasitas lapang dan koefisien higroskopis. Air kapiler ini mengisi pori-pori tanah. Air kapiler dapat berasal dari hasil infiltrasi air dari permukaan tanah kemudian meresap kedalam tanah dan tertahan diatara butir tanah karena pengaruhgayakapiler tanah atau bisa juga berasal dari air dalam tanah (dari zona jenuh) yang naik ke atas melalui pori-pori tanah akibat pengaruhgayakapiler tanah. Besarnya air kapiler dalam tanah akan sangat tergantung pada sifat fisik tanah (Hasan, 2011).

Air kapiler dibedakan menjadi:

a. Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jamsehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman,karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54.

b. Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan mak tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.3. Air GravitasiAir gravitasi adalah bagian dari air tanah yang tidak dapat ditahan oleh tanah dan mengalir secara bebas karena pengaruhgayagravitasi.Jumlah air yang ditahan oleh tanah setelah air gravitasi habis disebut air kapasitas lapang, dengan besarnya tekanan sekitar 1/3 atmosfer (Hasan, 2011).

Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada saat daun tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air secara permanen sebagai akibat pengurangan persediaan kelembaban tanah (Buckman, 1982).Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume tanah.Cara ini memberikan keuntungan karena dapat memberikan gambaran terhadap ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tertentu. Cara penentuan kadar air dapat digolongkan dalam cara Gravimetrik, tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan neutron. Cara Gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan cara ini tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu 100C-150C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena proses pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah (Hakim,dkk, 1986).

Kadar air yang tersedia dalam tanah didasarkan pada kenyataan bahwa jumlah air maksimum yang dapat disimpan dalam tanah adalah air yang ditahan pada saat kapasitas lapang dimana tanaman hanya dapat menurunkan kandungan air tanah sampai batas titik layu permanen. Atas dasar itu maka jumlah air yang dapat ditahan antar kapasitas lapang dan titik layu permanen serta kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapang tidak menguntungkan lagi bagi tanaman tingkat tinggi (Pairunan, A. K. dkk, 1997).

Kapasitas lapang (field capacity) adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antara air-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi, air gravitasi (pori-pori makro) habis dan air tersedia (pada pori-pori meso dan makro) bagi tanaman dalam keadaan optimum, kondisi ini terjadi pada tegangan permukaan lapisan air sekitar 1/3 atm atau pF 2,54 (Hanafiah K. A, 2004).Kapasitas lapang adalah kandungan lengas maksimum yang terseia untuk pertumbuhan tanaman. Pengukuran dapat dilaksanakan dengan membasahi tanah sampai lewat jenuh kemudian dibiarkan air mengatur bebas karena gravitasi selama 48 jam. Pada kondisi ini tanah mengandung lengas maksimum yang tersedia untuk tanaman. Pori makro terisi udara, sedangkan pori mikro sebagian terisi air yang tersedia. Pada umumnya harkat kandungan lengas kapasitas lapang meningkat berdasarkan urutan-urutan : pasir < debuan < geluhan < lempung < gambut. Air tersedia merupakan selisih antara kapasitas lapang dan titik layu yang besarnya dipengaruhi tekstur, tetapi berbeda dengan kapasitas lapang (Sambroek, 1967).Kapasitas kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh tanah setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua pori-pori tanah baik makro maupun mikro, dalam keadaan terisi oleh angin sehingga tanah menjadi jenuh dengan air. Jika terjadi penambahan air lebih lanjut, maka akan terjadi penurunan air gravitasi yang bergerak lurus terus kebawah. Pada keadaan ini air tanah ditahan oleh tanah dengan kandunga atau kekuatan Pf=0 atau 0 atm (Notohadiprawiro, 1998).Untuk pertumbuhan yang baik atau optimum bagi tanaman diperluakn suatu keadaan taat air yang baik dan seimbang sehingga akar tanaman dengan mudah akan menyerap unsure hara. Tata air dan udara yang baik ini adalah jika pori terisi air minimum 10% dan pori terisi udara minimal 10% atau lebih. Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun pada tanaman. Air tanah hamper seluruhnya berada pada udara atau atmotsfer. Tanah mempunyai kapilaritas yang berbeda-beda untuk menyerap dan mempertahankan kelembapannya tergantung kepada struktur, tekstur, dan kandungan bahan organic yang terdapat di dalam tanah (Hanafiah, 2007).Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003).

Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorpsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakukan akan ketahanan pada kekeringan, keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas tanah yang berpengaruh pada air tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan dan kelembaban, kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah. Daya pengikat butir-butir tanah Inceptisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuh - tumbuhan (Buckman, 1982).Berdasarkan teori diatas, maka diadakan praktikum yang menerapkan kadar air seperti tanah kering udara, kapasitas lapang dan kadar air maksimum dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan massa padatan tanah) atau berdasarkan % berat.

Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa kandungan air tanah di dalam tanah Andisol pada ulangan pertaman dan kedua terbilang rendah yaitu rata-ratanya 18,9%. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah dan kedalaman solum di dalam ring sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2007) yang menyatakan bahwa kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga semakin tinggi.Kadar air kapasitas lapang pada tanah Andisol sebesar 36,925038 % pada ulangan pertama dan 28,4668788 % pada ulangan kedua, sehingga diperoleh rata-ratanya adalah 32,6867969 %. Pada ulangan pertama kapasitas air lapang lebih besar karena dipengaruhi oleh besar kecilnya pemberian air pada permukaan tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Bukman and Brady (1982) yang menyatakan bahwa jika pemberian air pada permukaan tanah dihentikan, air akan turun ke bawah lebih cepat.Berdasarkan percobaan yang ketiga yaitu kadar air maksimum pada tanah Andisol dapat diperoleh data yaitu pada KAM-1 sebesar 113,17 %, KAM-2 sebesar 117,13 %, sehingga rata-rata dari keudanya yaitu 115,15 %. Menurut Raes (1988). Kandungan air antara kapasitas lapang dan titik kritis disebut RAW (Readily Available Water). Perbandingan antara RAW dengan total air tanah yang tersedia dipengaruhi oleh iklim, evapotranspirasi, tanah, jenis tanaman dan tingkat pertumbuhan tanaman. Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986).BAB VKESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan mengenai pentepana kadar air tanah terutama pada tanah jenis Andisol, maka dapat diambil kesimpulan :1. Diperoleh rata-rata dari kadar air tanah kering udara adalah 18,9%.2. Diperoleh rata-rata dari kadar air kapasitas lapang adalah 32,6867969 %.

3. Diperoleh rata-rata dari kadar air maksimum tanah adalah 115,15 %.

Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya kadar air dalam tanah adalah banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah.Kadar dan komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah. Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.Tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang pori-pori total pada setiap jenis tanah berbeda. Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula tergantung jenis tanah tersebut.DAFTAR PUSTAKA

Buckman, H. O. dan N, C Brady. 1982.Ilmu Tanah.Bharata Karya Aksara: Jakarta.Foth, Henry. 1988. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA: Lampung.

Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Press: Jakarta.Hardjowigeno, S. 1993. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo : Jakarta.

Hasan, 2011. HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN. http://hasanagroteknos09.wordpress.com/2011/11/18/hubungan-air-tanah-dan-tanaman/. Diakses tanggal 27 April 2012.

Kartasapoetra,G, dkk. (1991). HUKUM TANAH Jaminan UUPA bagi Keberhasilan Pendayagunaan Tanah. Rineka Cipta: Jakarta.Notohadiprawiro, T. 1986. Pengantar Ilmu Tanah. Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian. Universitas gadjah mada: Yogyakarta

Pairunan A.K, dkk, 1997.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Bagian Timur, Makassar.Sambroek. 1967. Amazon Soils. Centre for Agricultural Publivatins and Documentation .

Raes, D. dkk. 1987. Irrigation Schedulling Information Sistem. Katholike Universiteit Leuven: Leuven.