View
394
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JALUR AFRIKA
MARTUA F.SIBURIAN S.Pd
DEVI CHAIRUNNISA : 201141500112
SITI KOMARIYAH : 201141500113
MUHAMMMAD NURMUZAMIL : 201141500114
ERMITASARI DEWI : 201141500116
SITI HASANAH : 201141500117
RISKA LESTARI : 201141500118
VIVI IRYANTI : 201141500234
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2014
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI.................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................1
B. Tujuan ..................................................................................................1
C. Manfaat.................................................................................................3
BAB II KONDISI UMUM...............................................................................4
A. Letak dan luas wilayah PPKAB..........................................................4
B. Topografi..............................................................................................4
C. Iklim......................................................................................................5
D. Flora dan fauna.....................................................................................5
BAB III METODOLOGI OBSERVASI..........................................................6
A. Waktu dan tempat................................................................................6
B. Alat dan bahan......................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN ...............................................................................7
A. Teori umum zoologi vertebrata............................................................7
B. Teori kelas vertebrata...........................................................................9
C. Pembahasan jalur afrika........................................................................14
i
D. Pembahasan hewan yang ditemukan....................................................15
BAB V PENUTUP ..........................................................................................16
A. Kesimpulan ..........................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pusat pendidikan konservasi alam bodogol (PPKAB) merupakan
satu lokasi yang berperan sebagai salah satu tempat untuk
memperkenalakan kekayaan alam hutan hujan tropis kepada masyarakat
umum dan masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango (TNGGP). PPKAB sendiri terbentuk atas prakarsa tiga
lembaga, yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP),
Conservation International Indonesia (CII), dan Yayasan Alam Mitra
Indonesia (ALAMI). PPKAB mulai diperkenalkan secara umum kepada
masyarakat luas pada tahun 1998. Sebagai peran PPKAB memperkenalkan
Kekayaan alam hutan hujan tropis, penyadaran dan pelibatan masyarakan
dalam kaitannya dengan perlindungan kawasan hutan menjadi tonggak
dalam mempertahankan kawasan ini sebagai kawasan konservasi, pada
tahun 2008 konsorsium PPKAB berubah menjadi Konsorsium Konservasi
Alam Bodogol dengan beranggotakan Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango (TNGGP), Conservation International Indonesia (CII), dan
Yayasan Owa Jawa (YOJ).
Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol berada pada ketingian
800 dpl, merupakan salah satu zona pemanfaatan didalam kawasan
1
Tamana Nasional Gunung Gede Pangrango, perannya mampu menopang
keragaman hayati yang tinggi. Beberapa jenis tumbuhan berbunga,
tumbuhan obat, tanaman hias tidak sulit untuk ditemukan didalam
kawasan ini termasuk didalamnya satwa endemik jawa, Elang Jawa
(Spizaetus bartelsi) dan owa jawa (Hylobates moloch).
Selain sebagai lokasi pendidikan konservasi alam, PPKAB
memiliki peran sebagai kawasan penelitian dan ekowisata terbatas. Dalam
jalur-jalur ini terdapat serangkaian point of interests berupa fenomena-
fenomena hutan hujan tropis. Dibantu oleh pemandu, pengunjung diajak
untuk lebih memahami hutan hujan tropis. Di dalam jalur ini pula,
pemandu PPKAB akan membawakan permainan-permainan bernuansa
alam yang akan menambah khazanah pengetahuan bagi pengunjung.
PPKAB berusaha untuk memberikan penyadaran kepada khalayak bahwa
menjaga kelestarian alam itu sangat penting. PPKAB memiliki peran yang
cukup unik, karena selain sebagai tempat tujuan ekowisata, juga - sesuai
dengan namanya – berperan sebagai pusat pendidikan dan penelitian yang
terus berusaha untuk menjalankan misinya sesuai tema “MENYINGKAP
RAHASIA HUTAN HUJAN TROPIS”
B. TUJUAN
Praktik lapang ini bertujuan untuk mengetahui dan mengamati
kondisi kawasan konservasi secara langsung di lapangan dengan
mengidentifikasi hewan vertebrata.
2
C. MANFAAT
Untuk mengetahui keanekaragaman baik tumbuhan maupun hewan
yang terdapat di Pusat Penelitian Konservasi Alam Bodogol (PPKAB).
3
BAB II
KONDISI UMUM
A. LETAK DAN LUAS WILAYAH PPKAB
Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) merupakan
wilayah konservasi yang terletak di kaki gunung bagian selatan
gunung gede pangrango. wilayah ini memiliki luas lebih dari 300 ha
dan ketinggiannya berkisar antara 700-800 meter di atas permukaan
laut. PPKAB didirikan pada tahun 1998, melalui konsorsium yang
diprakarsai oleh Conservation International Indonesia, Balai Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango dan Yayasan Alam Mitra
Indonesia. Kawasan ini merupakan salah satu zona pemanfaatan
kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang
diupayakan dapat berperan serta dalam konservasi keanekaragaman
hayati dan memperkenalkan kekayaan alam hutan hujan tropis kepada
masyarakat umum dan masyarakat sekitar kawasan TNGGP (Ario, et
al., 2011). Meskipun wilayah ini tidak terlalu luas, namun memiliki
beberapa tipe habitat dan kondisi fisik yang mendukung sebagai
habitat berbagai jenis flora dan fauna.
B. TOPOGRAFI
Wilayah PPKAB memiliki luas ± 300ha dan berada pada koordinat
6o31’788” LS dan 106o49’727”BT (Arrijani, 2008). Ketinggian
4
berkisar antara 700 -1.500 m dpl dan memiliki topografi berupa
perbukitan yang berjajar memanjang dari Timur ke Barat.
C. IKLIM
Di studi area Bodogol, curah hujan rata-rata setiap bulan yaitu
berkisar 312,2 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember
yaitu 733 mm dengan suhu minimum rata-rata 180C dan suhu
maksimum rata-rata 320C.
D. FLORA DAN FAUNA
Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol terletak di dalam
kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Terletak di lereng
G. Pangrango, dengan ketinggian sekitar 800 m dari permukaan laut
memberikan nuansa yang sejuk dan nyaman. Berkat letaknya dan
curah hujan yang tinggi, maka wilayah ini mampu menopang
keanekaragaman hayati yang tinggi. Berbagai jenis pohon, tanaman
peramban dan epifit menyediakan tempat tinggal berbagai jenis satwa.
Beberapa jenis satwa yang dilindungi yang ada di sekitar PPKAB
adalah Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), surili (Presbytis comata) dan
owa jawa (Hylobates moloch) dan macan tutul jawa (Panthera pardus
melas).
5
BAB III
METODOLOGI OBSERVASI
A. TEMPAT DAN WAKTU OBSERVASI
Observasi ini dilaksanakan pada tanggal, 2-4 Juni 2014 di Pusat
Penelitian Konservasi Alam Bodogol (PPKAB), Bogor . Jalur yang
ditelusuri yaitu jalur Afrika, Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol.
Secara administratif pemerintahan Resort Bodogol masuk wilayah
Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Secarageografis Resort
Bodogol terletak pada 106º 58’ BT dan 5º 46’ LS dengan ketinggian 700-
1.500 m dpl.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada observasi ini yaitu kamera, papan jalan,
alat tulis dan bahan nya yang terdapat disana.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. TEORI UMUM ZOOLOGI VERTEBRATA
a. Pengertian
Zoologi adalah cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi,
perilaku, serta evolusi hewan. Ilmu ini antara lain meliputi anatomi
perbandingan, psikologi hewan, biologi molekular, etologi, ekologi
perilaku, biologi evolusioner, taksonomi, dan paleontologi. Kajian ilmiah
zoologi dimulai sejak sekitar abad ke-16.
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang
belakang. Hewan vertebrata dibagi menjadi limakelas, yaitu: pisces (ikan),
amphibian (amfibi), reptilian (reptil), aves (burung), dan mamalia (hewan
menyusui).Masing-masing mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Peranannya
di dalam kehidupan ada yang menguntungkan ada pula yang merugikan.
Jadi zoologi vertebrata adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang hewan yang bertulang belakang.
b. Ciri-Ciri Vertebrata
Vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki rangka tulang
belakang. Tulang belakang adalah ruas-ruas tulang yang berderet
sepanjang punggung mulai dari leher sampai ekor. Tulang belakang
berfungsi sebagai penyokong tubuh dan melindungi system saraf.
7
Anggota kelompok vertebrata telah memiliki system alat tubuh yang
lengkap, antara lain:
Tubuh terdiri dari kepala, badan, dan 2 pasang alat gerak. Beberapa
species mempunyai ekor.
1) Sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga anus,
dilengkapi dengan kelenjar pencernaan.
2) Sistem peredaran darah tertutup.
3) Alat ekskresi berupa ginjal.
4) Alat pernafasan berupa paru-paru, kulit, atau insang.
5) Sepasang alat reproduksi (gonad) di kanan dan di kiri.
6) Sistem endokrin berfungsi menghasilkan hormon.
7) Sistem saraf terdiri dari system saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang) dan system saraf tepi (serabut saraf).
8) Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, dan sel-sel darah.
9) Sistem gerak terdiri dari rangka sebagai alat gerak pasif dan otot
sebagai alat gerak.
c. Klasifikasi Vertebrata
Vertebrata dapat dikelompokkan secara sederhana menjadi 5.
Pengelompokkan tersebut berdasarkan penutup tubuh, alat gerak, dan
cara perkembangbiakannya, yaitu:
a) Ikan (pisces)
b) Burung (aves)
c) Amphibi (amphibia)
8
d) Reptil (reptilia)
e) Hewan menyusui (mammalia)
d. Peranan Vertebrata dalam Kehidupan
Vertebrata banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai hal,
diantaranya untuk:
o Bahan makanan, misalnya daging kambing, telur ayam, dan susu
sapi.
o Bahan baku industri tekstil, misalnya pemanfaatan rambut domba
untuk dijadikan wol.
o Objek penelitian, misalnya hewan mammalia.
o Hewan peliharaan, misalnya anjing, kucing, kelinci, atau burung.
o Alat transportasi, misalnya kuda, kerbau, dan sapi
Beberapa species vertebrata ada yang merugikan manusia misalnya
tikus, dan babi hutan. Tikus dan babi hutan dapat menjadi hama
karena merusak dan memakan tanaman pertanian.
B. TEORI HEWAN KELAS VERTEBRATA
1. PISCES
Ciri utama Pisces sebagai berikut:
Hewan berdarah dingin yang hidup di dalam air.
Bernapas dengan insang (operculum) dan di bantu oleh kulit .
Tubuh terdiri atas Kepala.
9
Rangka tersusun atas tulang sejati.
Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik.
Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk
menentukan arah dan posisi berenang.
Pisces dapat di bagi menjadi beberapa ordo antara lain: Ordo
Apodes, Ordo Acthopterygi, Ordo Ostariophysi, Ordo Masacop
Terygii, Ordo Labysinthici.
2. AMFHIBI
Amfibi adalah kelompok vertebrata darat yang paling primitif,
menduduki tempat peralihan dari kehidupan akuatik ke kehidupan
darat. Perubahan tempat kehidupan ini menyebabkan seakan-akan
kelompok ini masih mencari-cari pola yang sesuai, sehingga terlihat
adanya model-model kehidupan, wujud dan ciri-ciri kelompok yang
beragam. Di samping adanya model dan wujud yang beragam, juga
terjadi perubahan alat-alat tubuh yang disesuaikan dengan cara hidup
di darat, misalnya perlu paru-paru, tungkai, choana, dan lain-lain.
Untuk klasifikasi Amphibia diperlukan kombinasi berbagai ciri.
Dengan demikian Amphibia dapat dibagi menjadi 4 ordo: Apoda,
Trachystomata, Caudata dan Anura. Apoda dan Trachystomata
merupakan ordo yang anggota-anggotanya sedikit, sedangkan Caudata
dan Anura merupakan ordo-ordo yang anggota-anggotanya banyak.
Pembahasan kedua ordo ini dibatasi hanya yang berkaitan dengan
contoh-contoh yang ada di alam Indonesia.
10
3. REPTIL
Reptilia adalah kelompok hewan darat yang sebenarnya karena
mereka bernapas dengan paru-paru sepanjang hidupnya. Sebagai
hewan darat yang hidup di lingkungan kering, kulitnya memiliki
lapisan bahan tanduk yang tebal. Lapisan ini mengalami modifikasi
menjadi sisik-sisik. Kulit sedikit sekali mengandung kelenjar kulit.
Ada di antaranya yang selain mempunyai sisik epidermis juga
mempunyai sisik dermis, misalnya buaya. Pada anggota Lacertilia
pengelupasan kulit terjadi sedikit demi sedikit, sedangkan pada ular
terjadi sekaligus. Reptil termasuk Tetrapoda sehingga memiliki 4 buah
tungkai atau kaki, tetapi ada pula di antara anggota-anggotanya yang
tungkainya mereduksi atau menghilang sama sekali. Menghilangnya
tungkai-tungkai itu merupakan ciri sekunder, atau wujud adaptasi
terhadap lingkungan. Hewan reptil berkloaka dengan celah berbentuk
transversal atau longitudinal. Sebagai hewan darat reptil telah memiliki
langit-langit sekunder, dan pada buaya perkembangannya telah
sempurna. Semua reptil bergigi kecuali kura-kura. Perlekatan gigi-gigi
itu ada yang acrodont, pleurodont, thecodont. Pada anggota Lacertilia,
lidah berkembang baik dan dapat digunakan sebagai ciri penting untuk
klasifikasi. Alat pendengar, ada yang dilengkapi dengan telinga luar
dan ada yang tidak. Mata ada yang berkelopak dan dapat bergerak, ada
pula yang kelopaknya tidak dapat bergerak serta berubah menjadi
bangunan transparan. Reptil jantan memiliki alat kelamin luar berupa
11
sebuah penis atau satu pasang hemipenis. Embrio memiliki gigi telur
untuk merobek cangkang telur pada waktu menetas. Klasifikasi reptil,
pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya. Formulasi ini
dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan
adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid).
Sekarang klasifikasi reptil tersebut telah banyak berubah, dan dibagi
menjadi 4 ordo: Testudinata, Rhynchocephalia, Squamata dan
Crocodilia.
4. AVES
Setiap burung tubuhnya ditutupi bulu, sehingga bulu merupakan
ciri spesifik burung, yang tidak dimiliki oleh kelompok Tetrapoda
lainnya. Pada hakikatnya bulu berfungsi sebagai alat untuk terbang,
karena burung merupakan perkembangan filogenetik dari reptil yang
tak terbang. Bulu diduga berasal dari modifikasi sisik-sisik reptil yang
menjadi moyang burung. Selain itu bulu juga berfungsi untuk menjaga
suhu tubuh burung agar tetap tinggi. Sebelum burung benar-benar
dapat terbang ada suatu bentuk makhluk yang sebagian ciri-cirinya
menyerupai burung dan sebagian yang lain menyerupai reptil. Bentuk
ini dipandang atau dianggap sebagai bentuk perkembangan reptil
menuju burung. Makhluk yang fosilnya ditemukan di Jerman ini diberi
nama Archaeopteryx lithographica. Berdasarkan atas kemampuan
terbangnya, burung dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu Ratitae
yang anggota-anggotanya tidak dapat terbang karena alat-alat
12
terbangnya tidak memadai. Kelompok kedua adalah Carinatae yang
mencakup burung-burung yang mampu terbang, bahkan ada yang
sangat pandai terbang. Lebih lanjut masing-masing kelompok itu
dibagi-bagi menjadi ordo-ordo yang jumlahnya tidak kurang dari 30.
Masing-masing ordo diuraikan ciri-ciri utamanya dan diberikan
contohnya.
5. MAMMALIA
Nama Mamalia berasal dari ciri utama anggota-anggota (hewan) yang
memiliki glandula mammae. Selain itu ciri lainnya adalah memiliki
rambut-rambut, yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh
panas maupun dingin. Suhu tubuh mamalia relatif tetap dan keadaan
ini disebut homoioterm. Di dalam kulit mamalia terdapat kelenjar air
susu, kelenjar peluh (keringat) dan kelenjar minyak. Beberapa jenis
mamalia mempunyai kelenjar lain misalnya kelenjar bau dan kelenjar
pipi. Berdasarkan sifatnya gigi-gigi mamalia adalah heterodont,
thecodont, dan diphyodont. Dipandang dari cara menapakkan kakinya,
mamalia ada yang bersifat plantigrad, digitigrad, dan unguligrad.
Mamalia juga memiliki diafragma yang memisahkan rongga dada dari
rongga perut. Dipandang dari aktivitasnya, ada mamalia yang
nocturnal dan ada yang diurnal. Secara umum, ada mamalia yang
bermanfaat, ada yang merugikan dan ada yang membahayakan bagi
kehidupan manusia. Jumlah spesies mamalia yang telah dikenal
13
mamalia tidak kurang 4.000 dan dikelompokkan ke dalam sejumlah
ordo.
C. JALUR AFRIKA
PPKA memiliki beberapa jalur penelitian yang mencakup hampir
seluruh tipe habitat di kawasan tersebut. Tujuan pembuatan jalur-jalur ini
adalah sebagai sarana untuk memudahkan kegiatan penelitian, meskipun
beberapa jalur lebih difokuskan untuk jalur studi wisata. Adapun jalar-
jalur penelitian tersebut antara lain: Cipadaranteun, Afrika, Cikaweni,
Rasamala, Tangkil, Cipanyairan I dan Cipanyairan II. Walaupun jalur-
jalur tersebut memang difungsikan untuk kegiatan penelitian, namun ada
beberapa jalur yang jarang dilalui yaitu Tangkil, Cipanyairan I dan
Cipanyairan II. Ketiga jalur ini jarang digunakan untuk penelitian karena
jaraknya yang jauh dan kondisi jalur yang terjal, tertutup oleh herba dan
perdu sehingga sulit untuk dilalui (Ario, et al., 2011).
Penelitian ini menggunakan jalur Afrika. Dinamakan jalur Afrika
karena banyak terdapat pohon afrika dan pohon ini adalah sebagai tempat
tinggal owa jawa dan pakannya.sering ditemukan banyak curug dan aliran
air.
14
D. PEMBAHASAN HEWAN YANG DI TEMUKAN
NO JENIS JUMLAH KLASIFIKASI HEWAN
WAKTU
DITEMU
KAN
1.
KODOK MERAH 1
Kerajaan: Animalia;
Filum : Chordata;
Kelas : Amphibia;
Ordo : Anura;
Famili : Bufonidae;
Genus : Leptophryne;
Spesies Leptophryne
cruentata.
09.30
2. JEJAK BABI - - 09.00
3.
OWA JAWA 1
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Superfamili: Hominoidea
Famili : Hylobatidae
Genus : Hylobates
Spesies : Hylobates moloch
11.48
15
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
http://winarnaisyahf.wordpress.com/
Yuniar , Debby . 2011. Jenis-jenis hewan di Pusat Pendidikan dan Konservasi
Alam Bodogol, Bogor, Jawa Barat : tidak diterbitkan
http://ppkab.blogspot.com/search/label/Profil%20PPKAB
http://biologi-sman2sekampung.blogspot.com/2012/09/vertebrata.html
http://ellenrahayu.blogspot.com/2013/03/taksonomi-vertebrata-umum.html
http://alamendah.org/2011/04/06/kodok-merah-atau-leptophryne-cruentata-kodok-
endemik-langka/
LAMPIRAN-LAMPIRAN