32
JALUR AFRIKA MARTUA F.SIBURIAN S.Pd DEVI CHAIRUNNISA : 201141500112 SITI KOMARIYAH : 201141500113 MUHAMMMAD NURMUZAMIL : 201141500114 ERMITASARI DEWI : 201141500116 SITI HASANAH : 201141500117 RISKA LESTARI : 201141500118 VIVI IRYANTI : 201141500234

Laporan bodogol

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan bodogol

JALUR AFRIKA

MARTUA F.SIBURIAN S.Pd

DEVI CHAIRUNNISA : 201141500112

SITI KOMARIYAH : 201141500113

MUHAMMMAD NURMUZAMIL : 201141500114

ERMITASARI DEWI : 201141500116

SITI HASANAH : 201141500117

RISKA LESTARI : 201141500118

VIVI IRYANTI : 201141500234

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2014

Page 2: Laporan bodogol

DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI.................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar belakang......................................................................................1

B. Tujuan ..................................................................................................1

C. Manfaat.................................................................................................3

BAB II KONDISI UMUM...............................................................................4

A. Letak dan luas wilayah PPKAB..........................................................4

B. Topografi..............................................................................................4

C. Iklim......................................................................................................5

D. Flora dan fauna.....................................................................................5

BAB III METODOLOGI OBSERVASI..........................................................6

A. Waktu dan tempat................................................................................6

B. Alat dan bahan......................................................................................6

BAB IV PEMBAHASAN ...............................................................................7

A. Teori umum zoologi vertebrata............................................................7

B. Teori kelas vertebrata...........................................................................9

C. Pembahasan jalur afrika........................................................................14

i

Page 3: Laporan bodogol

D. Pembahasan hewan yang ditemukan....................................................15

BAB V PENUTUP ..........................................................................................16

A. Kesimpulan ..........................................................................................16

B. Saran.....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii

Page 4: Laporan bodogol

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pusat pendidikan konservasi alam bodogol (PPKAB) merupakan

satu lokasi yang berperan sebagai salah satu tempat untuk

memperkenalakan kekayaan alam hutan hujan tropis kepada masyarakat

umum dan masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango (TNGGP). PPKAB sendiri terbentuk atas prakarsa tiga

lembaga, yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP),

Conservation International Indonesia (CII), dan Yayasan Alam Mitra

Indonesia (ALAMI). PPKAB mulai diperkenalkan secara umum kepada

masyarakat luas pada tahun 1998. Sebagai peran PPKAB memperkenalkan

Kekayaan alam hutan hujan tropis, penyadaran dan pelibatan masyarakan

dalam kaitannya dengan perlindungan kawasan hutan menjadi tonggak

dalam mempertahankan kawasan ini sebagai kawasan konservasi, pada

tahun 2008 konsorsium PPKAB berubah menjadi Konsorsium Konservasi

Alam Bodogol dengan beranggotakan Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango (TNGGP), Conservation International Indonesia (CII), dan

Yayasan Owa Jawa (YOJ).

Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol berada pada ketingian

800 dpl, merupakan salah satu zona pemanfaatan didalam kawasan

1

Page 5: Laporan bodogol

Tamana Nasional Gunung Gede Pangrango, perannya mampu menopang

keragaman hayati yang tinggi. Beberapa jenis tumbuhan berbunga,

tumbuhan obat, tanaman hias tidak sulit untuk ditemukan didalam

kawasan ini termasuk didalamnya satwa endemik jawa, Elang Jawa

(Spizaetus bartelsi) dan owa jawa (Hylobates moloch).

Selain sebagai lokasi pendidikan konservasi alam, PPKAB

memiliki peran sebagai kawasan penelitian dan ekowisata terbatas. Dalam

jalur-jalur ini terdapat serangkaian point of interests berupa fenomena-

fenomena hutan hujan tropis. Dibantu oleh pemandu, pengunjung diajak

untuk lebih memahami hutan hujan tropis. Di dalam jalur ini pula,

pemandu PPKAB akan membawakan permainan-permainan bernuansa

alam yang akan menambah khazanah pengetahuan bagi pengunjung.

PPKAB berusaha untuk memberikan penyadaran kepada khalayak bahwa

menjaga kelestarian alam itu sangat penting. PPKAB memiliki peran yang

cukup unik, karena selain sebagai tempat tujuan ekowisata, juga - sesuai

dengan namanya – berperan sebagai pusat pendidikan dan penelitian yang

terus berusaha untuk menjalankan misinya sesuai tema “MENYINGKAP

RAHASIA HUTAN HUJAN TROPIS”

B. TUJUAN

Praktik lapang ini bertujuan untuk mengetahui dan mengamati

kondisi kawasan konservasi secara langsung di lapangan dengan

mengidentifikasi hewan vertebrata.

2

Page 6: Laporan bodogol

C. MANFAAT

Untuk mengetahui keanekaragaman baik tumbuhan maupun hewan

yang terdapat di Pusat Penelitian Konservasi Alam Bodogol (PPKAB).

3

Page 7: Laporan bodogol

BAB II

KONDISI UMUM

A. LETAK DAN LUAS WILAYAH PPKAB

Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) merupakan

wilayah konservasi yang terletak di kaki gunung bagian selatan

gunung gede pangrango. wilayah ini memiliki luas lebih dari 300 ha

dan ketinggiannya berkisar antara 700-800 meter di atas permukaan

laut. PPKAB didirikan pada tahun 1998, melalui konsorsium yang

diprakarsai oleh Conservation International Indonesia, Balai Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango dan Yayasan Alam Mitra

Indonesia. Kawasan ini merupakan salah satu zona pemanfaatan

kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang

diupayakan dapat berperan serta dalam konservasi keanekaragaman

hayati dan memperkenalkan kekayaan alam hutan hujan tropis kepada

masyarakat umum dan masyarakat sekitar kawasan TNGGP (Ario, et

al., 2011). Meskipun wilayah ini tidak terlalu luas, namun memiliki

beberapa tipe habitat dan kondisi fisik yang mendukung sebagai

habitat berbagai jenis flora dan fauna.

B. TOPOGRAFI

Wilayah PPKAB memiliki luas ± 300ha dan berada pada koordinat

6o31’788” LS dan 106o49’727”BT (Arrijani, 2008). Ketinggian

4

Page 8: Laporan bodogol

berkisar antara 700 -1.500 m dpl dan memiliki topografi berupa

perbukitan yang berjajar memanjang dari Timur ke Barat.

C. IKLIM

Di studi area Bodogol, curah hujan rata-rata setiap bulan yaitu

berkisar 312,2 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember

yaitu 733 mm dengan suhu minimum rata-rata 180C dan suhu

maksimum rata-rata 320C.

D. FLORA DAN FAUNA

Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol terletak di dalam

kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Terletak di lereng

G. Pangrango, dengan ketinggian sekitar 800 m dari permukaan laut

memberikan nuansa yang sejuk dan nyaman. Berkat letaknya dan

curah hujan yang tinggi, maka wilayah ini mampu menopang

keanekaragaman hayati yang tinggi. Berbagai jenis pohon, tanaman

peramban dan epifit menyediakan tempat tinggal berbagai jenis satwa.

Beberapa jenis satwa yang dilindungi yang ada di sekitar PPKAB

adalah Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), surili (Presbytis comata) dan

owa jawa (Hylobates moloch) dan macan tutul jawa (Panthera pardus

melas).

5

Page 9: Laporan bodogol

BAB III

METODOLOGI OBSERVASI

A. TEMPAT DAN WAKTU OBSERVASI

Observasi ini dilaksanakan pada tanggal, 2-4 Juni 2014 di Pusat

Penelitian Konservasi Alam Bodogol (PPKAB), Bogor . Jalur yang

ditelusuri yaitu jalur Afrika, Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol.

Secara administratif pemerintahan Resort Bodogol masuk wilayah

Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Secarageografis Resort

Bodogol terletak pada 106º 58’ BT dan 5º 46’ LS dengan ketinggian 700-

1.500 m dpl.

B. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan pada observasi ini yaitu kamera, papan jalan,

alat tulis dan bahan nya yang terdapat disana.

6

Page 10: Laporan bodogol

BAB IV

PEMBAHASAN

A. TEORI UMUM ZOOLOGI VERTEBRATA

a. Pengertian

Zoologi adalah cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi,

perilaku, serta evolusi hewan. Ilmu ini antara lain meliputi anatomi

perbandingan, psikologi hewan, biologi molekular, etologi, ekologi

perilaku, biologi evolusioner, taksonomi, dan paleontologi. Kajian ilmiah

zoologi dimulai sejak sekitar abad ke-16.

Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang

belakang. Hewan vertebrata dibagi menjadi limakelas, yaitu: pisces (ikan),

amphibian (amfibi), reptilian (reptil), aves (burung), dan mamalia (hewan

menyusui).Masing-masing mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Peranannya

di dalam kehidupan ada yang menguntungkan ada pula yang merugikan.

Jadi zoologi vertebrata adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari

tentang hewan yang bertulang belakang.

b. Ciri-Ciri Vertebrata

Vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki rangka tulang

belakang. Tulang belakang adalah ruas-ruas tulang yang berderet

sepanjang punggung mulai dari leher sampai ekor. Tulang belakang

berfungsi sebagai penyokong tubuh dan melindungi system saraf.

7

Page 11: Laporan bodogol

Anggota kelompok vertebrata telah memiliki system alat tubuh yang

lengkap, antara lain:

Tubuh terdiri dari kepala, badan, dan 2 pasang alat gerak. Beberapa

species mempunyai ekor.

1) Sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga anus,

dilengkapi dengan kelenjar pencernaan.

2) Sistem peredaran darah tertutup.

3) Alat ekskresi berupa ginjal.

4) Alat pernafasan berupa paru-paru, kulit, atau insang.

5) Sepasang alat reproduksi (gonad) di kanan dan di kiri.

6) Sistem endokrin berfungsi menghasilkan hormon.

7) Sistem saraf terdiri dari system saraf pusat (otak dan sumsum

tulang belakang) dan system saraf tepi (serabut saraf).

8) Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, dan sel-sel darah.

9) Sistem gerak terdiri dari rangka sebagai alat gerak pasif dan otot

sebagai alat gerak.

c. Klasifikasi Vertebrata

Vertebrata dapat dikelompokkan secara sederhana menjadi 5.

Pengelompokkan tersebut berdasarkan penutup tubuh, alat gerak, dan

cara perkembangbiakannya, yaitu:

a) Ikan (pisces)

b) Burung (aves)

c) Amphibi (amphibia)

8

Page 12: Laporan bodogol

d) Reptil (reptilia)

e) Hewan menyusui (mammalia)

d. Peranan Vertebrata dalam Kehidupan

Vertebrata banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai hal,

diantaranya untuk:

o Bahan makanan, misalnya daging kambing, telur ayam, dan susu

sapi.

o Bahan baku industri tekstil, misalnya pemanfaatan rambut domba

untuk dijadikan wol.

o Objek penelitian, misalnya hewan mammalia.

o Hewan peliharaan, misalnya anjing, kucing, kelinci, atau burung.

o Alat transportasi, misalnya kuda, kerbau, dan sapi

Beberapa species vertebrata ada yang merugikan manusia misalnya

tikus, dan babi hutan. Tikus dan babi hutan dapat menjadi hama

karena merusak dan memakan tanaman pertanian.

B. TEORI HEWAN KELAS VERTEBRATA

1. PISCES

Ciri utama Pisces sebagai berikut:

Hewan berdarah dingin yang hidup di dalam air.

Bernapas dengan insang (operculum) dan di bantu oleh kulit .

Tubuh terdiri atas Kepala.

9

Page 13: Laporan bodogol

Rangka tersusun atas tulang sejati.

Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik.

Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk

menentukan arah dan posisi berenang.

Pisces dapat di bagi menjadi beberapa ordo antara lain: Ordo

Apodes, Ordo Acthopterygi, Ordo Ostariophysi, Ordo Masacop

Terygii, Ordo Labysinthici.

2. AMFHIBI

Amfibi adalah kelompok vertebrata darat yang paling primitif,

menduduki tempat peralihan dari kehidupan akuatik ke kehidupan

darat. Perubahan tempat kehidupan ini menyebabkan seakan-akan

kelompok ini masih mencari-cari pola yang sesuai, sehingga terlihat

adanya model-model kehidupan, wujud dan ciri-ciri kelompok yang

beragam. Di samping adanya model dan wujud yang beragam, juga

terjadi perubahan alat-alat tubuh yang disesuaikan dengan cara hidup

di darat, misalnya perlu paru-paru, tungkai, choana, dan lain-lain.

Untuk klasifikasi Amphibia diperlukan kombinasi berbagai ciri.

Dengan demikian Amphibia dapat dibagi menjadi 4 ordo: Apoda,

Trachystomata, Caudata dan Anura. Apoda dan Trachystomata

merupakan ordo yang anggota-anggotanya sedikit, sedangkan Caudata

dan Anura merupakan ordo-ordo yang anggota-anggotanya banyak.

Pembahasan kedua ordo ini dibatasi hanya yang berkaitan dengan

contoh-contoh yang ada di alam Indonesia.

10

Page 14: Laporan bodogol

3. REPTIL

Reptilia adalah kelompok hewan darat yang sebenarnya karena

mereka bernapas dengan paru-paru sepanjang hidupnya. Sebagai

hewan darat yang hidup di lingkungan kering, kulitnya memiliki

lapisan bahan tanduk yang tebal. Lapisan ini mengalami modifikasi

menjadi sisik-sisik. Kulit sedikit sekali mengandung kelenjar kulit.

Ada di antaranya yang selain mempunyai sisik epidermis juga

mempunyai sisik dermis, misalnya buaya. Pada anggota Lacertilia

pengelupasan kulit terjadi sedikit demi sedikit, sedangkan pada ular

terjadi sekaligus. Reptil termasuk Tetrapoda sehingga memiliki 4 buah

tungkai atau kaki, tetapi ada pula di antara anggota-anggotanya yang

tungkainya mereduksi atau menghilang sama sekali. Menghilangnya

tungkai-tungkai itu merupakan ciri sekunder, atau wujud adaptasi

terhadap lingkungan. Hewan reptil berkloaka dengan celah berbentuk

transversal atau longitudinal. Sebagai hewan darat reptil telah memiliki

langit-langit sekunder, dan pada buaya perkembangannya telah

sempurna. Semua reptil bergigi kecuali kura-kura. Perlekatan gigi-gigi

itu ada yang acrodont, pleurodont, thecodont. Pada anggota Lacertilia,

lidah berkembang baik dan dapat digunakan sebagai ciri penting untuk

klasifikasi. Alat pendengar, ada yang dilengkapi dengan telinga luar

dan ada yang tidak. Mata ada yang berkelopak dan dapat bergerak, ada

pula yang kelopaknya tidak dapat bergerak serta berubah menjadi

bangunan transparan. Reptil jantan memiliki alat kelamin luar berupa

11

Page 15: Laporan bodogol

sebuah penis atau satu pasang hemipenis. Embrio memiliki gigi telur

untuk merobek cangkang telur pada waktu menetas. Klasifikasi reptil,

pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya. Formulasi ini

dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan

adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid).

Sekarang klasifikasi reptil tersebut telah banyak berubah, dan dibagi

menjadi 4 ordo: Testudinata, Rhynchocephalia, Squamata dan

Crocodilia.

4. AVES

Setiap burung tubuhnya ditutupi bulu, sehingga bulu merupakan

ciri spesifik burung, yang tidak dimiliki oleh kelompok Tetrapoda

lainnya. Pada hakikatnya bulu berfungsi sebagai alat untuk terbang,

karena burung merupakan perkembangan filogenetik dari reptil yang

tak terbang. Bulu diduga berasal dari modifikasi sisik-sisik reptil yang

menjadi moyang burung. Selain itu bulu juga berfungsi untuk menjaga

suhu tubuh burung agar tetap tinggi. Sebelum burung benar-benar

dapat terbang ada suatu bentuk makhluk yang sebagian ciri-cirinya

menyerupai burung dan sebagian yang lain menyerupai reptil. Bentuk

ini dipandang atau dianggap sebagai bentuk perkembangan reptil

menuju burung. Makhluk yang fosilnya ditemukan di Jerman ini diberi

nama Archaeopteryx lithographica. Berdasarkan atas kemampuan

terbangnya, burung dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu Ratitae

yang anggota-anggotanya tidak dapat terbang karena alat-alat

12

Page 16: Laporan bodogol

terbangnya tidak memadai. Kelompok kedua adalah Carinatae yang

mencakup burung-burung yang mampu terbang, bahkan ada yang

sangat pandai terbang. Lebih lanjut masing-masing kelompok itu

dibagi-bagi menjadi ordo-ordo yang jumlahnya tidak kurang dari 30.

Masing-masing ordo diuraikan ciri-ciri utamanya dan diberikan

contohnya.

5. MAMMALIA

Nama Mamalia berasal dari ciri utama anggota-anggota (hewan) yang

memiliki glandula mammae. Selain itu ciri lainnya adalah memiliki

rambut-rambut, yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh

panas maupun dingin. Suhu tubuh mamalia relatif tetap dan keadaan

ini disebut homoioterm. Di dalam kulit mamalia terdapat kelenjar air

susu, kelenjar peluh (keringat) dan kelenjar minyak. Beberapa jenis

mamalia mempunyai kelenjar lain misalnya kelenjar bau dan kelenjar

pipi. Berdasarkan sifatnya gigi-gigi mamalia adalah heterodont,

thecodont, dan diphyodont. Dipandang dari cara menapakkan kakinya,

mamalia ada yang bersifat plantigrad, digitigrad, dan unguligrad.

Mamalia juga memiliki diafragma yang memisahkan rongga dada dari

rongga perut. Dipandang dari aktivitasnya, ada mamalia yang

nocturnal dan ada yang diurnal. Secara umum, ada mamalia yang

bermanfaat, ada yang merugikan dan ada yang membahayakan bagi

kehidupan manusia. Jumlah spesies mamalia yang telah dikenal

13

Page 17: Laporan bodogol

mamalia tidak kurang 4.000 dan dikelompokkan ke dalam sejumlah

ordo.

C. JALUR AFRIKA

PPKA memiliki beberapa jalur penelitian yang mencakup hampir

seluruh tipe habitat di kawasan tersebut. Tujuan pembuatan jalur-jalur ini

adalah sebagai sarana untuk memudahkan kegiatan penelitian, meskipun

beberapa jalur lebih difokuskan untuk jalur studi wisata. Adapun jalar-

jalur penelitian tersebut antara lain: Cipadaranteun, Afrika, Cikaweni,

Rasamala, Tangkil, Cipanyairan I dan Cipanyairan II. Walaupun jalur-

jalur tersebut memang difungsikan untuk kegiatan penelitian, namun ada

beberapa jalur yang jarang dilalui yaitu Tangkil, Cipanyairan I dan

Cipanyairan II. Ketiga jalur ini jarang digunakan untuk penelitian karena

jaraknya yang jauh dan kondisi jalur yang terjal, tertutup oleh herba dan

perdu sehingga sulit untuk dilalui (Ario, et al., 2011).

Penelitian ini menggunakan jalur Afrika. Dinamakan jalur Afrika

karena banyak terdapat pohon afrika dan pohon ini adalah sebagai tempat

tinggal owa jawa dan pakannya.sering ditemukan banyak curug dan aliran

air.

14

Page 18: Laporan bodogol

D. PEMBAHASAN HEWAN YANG DI TEMUKAN

NO JENIS JUMLAH KLASIFIKASI HEWAN

WAKTU

DITEMU

KAN

1.

KODOK MERAH 1

Kerajaan: Animalia;

Filum : Chordata;

Kelas : Amphibia;

Ordo : Anura;

Famili : Bufonidae;

Genus : Leptophryne;

Spesies  Leptophryne

cruentata.

09.30

2. JEJAK BABI - - 09.00

3.

OWA JAWA 1

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Ordo : Primata

Superfamili: Hominoidea

Famili : Hylobatidae

Genus : Hylobates

Spesies : Hylobates moloch

11.48

15

Page 19: Laporan bodogol

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

16

Page 20: Laporan bodogol

DAFTAR PUSTAKA

http://winarnaisyahf.wordpress.com/

Yuniar , Debby . 2011. Jenis-jenis hewan di Pusat Pendidikan dan Konservasi

Alam Bodogol, Bogor, Jawa Barat : tidak diterbitkan

http://ppkab.blogspot.com/search/label/Profil%20PPKAB

http://biologi-sman2sekampung.blogspot.com/2012/09/vertebrata.html

http://ellenrahayu.blogspot.com/2013/03/taksonomi-vertebrata-umum.html

http://alamendah.org/2011/04/06/kodok-merah-atau-leptophryne-cruentata-kodok-

endemik-langka/

Page 21: Laporan bodogol

LAMPIRAN-LAMPIRAN