14
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN DIRI I. KOMPETENSI DASAR Mengetahui keadaan fisik seseorang melalui data golongan darah, tekanan darah, dan denyut. II. TUJUAN Menentukan golongan darah, rhesus, tekanan darah dan denyut. III. TEORI Darah terdiri dari dua komponen yaitu padat dan cair, komponen cair dalam darah disebut plasma darah. Dalam plasma darah dijumpai senyawa kimia yang disebut dengan agglutinin. Aglutinin disebut juga antibodi yaitu senyawa kimia yang berperan dalam menjalankan fungsi sistem kekebalan tubuh. Aglutinin berupa sekumpulan senyawa yang terbentuk di dalam darah akibat infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penggumpalan bersama bakteri itu. Sedangkan dalam sel darah merah terdapat senyawa yang disebut aglutinogen. Aglutinogen disebut juga antigen. Antigen sendiri diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat merangsang aktifnya sistem kekebalan tubuh. Antigen ada 2 macam yaitu antigen A dan antigen B. Sistem penggolongan darah yang umum dikenal adalah sistem A B O. Pada tahun 1900 dan 1901, Landstainer

Laporan Biologi Darah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

darah

Citation preview

Page 1: Laporan Biologi Darah

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN DIRI

I. KOMPETENSI DASAR

Mengetahui keadaan fisik seseorang melalui data golongan darah, tekanan

darah, dan denyut.

II. TUJUAN

Menentukan golongan darah, rhesus, tekanan darah dan denyut.

III. TEORI

Darah terdiri dari dua komponen yaitu padat dan cair, komponen cair dalam

darah disebut plasma darah. Dalam plasma darah dijumpai senyawa kimia yang

disebut dengan agglutinin. Aglutinin disebut juga antibodi yaitu senyawa kimia yang

berperan dalam menjalankan fungsi sistem kekebalan tubuh. Aglutinin berupa

sekumpulan senyawa yang terbentuk di dalam darah akibat infeksi bakteri yang

dapat menyebabkan penggumpalan bersama bakteri itu. Sedangkan dalam sel darah

merah terdapat senyawa yang disebut aglutinogen. Aglutinogen disebut juga antigen.

Antigen sendiri diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat merangsang aktifnya

sistem kekebalan tubuh. Antigen ada 2 macam yaitu antigen A dan antigen B.

Sistem penggolongan darah yang umum dikenal adalah sistem A B O.  Pada

tahun 1900 dan 1901, Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah

(aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan

serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak

mengakibatkan penggumpalan darah (Srikini, 2000).

Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi menjadi 4 golongan,

yaitu : A, B, AB dan O.  Di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, dalam

serumnya terdapat zat anti yang disebut antibodi/aglutinin.  Dikenal dua macam

antigen, yaitu a dan b, zat antinya dibedakan sebagai anti A dan zat anti B.  bila

antigen a bertemu dengan anti A dalam darah, maka akan terjadi penggumpalan

darah dan dapat menyebabkan kematian (Harris, 1980).

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi

yang terkandung dalam darahnya. Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria

yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900

Page 2: Laporan Biologi Darah

dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan

sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari

para donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B,

dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak

memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua

macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau

sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.

Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari

Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah

AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah

sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi. Golongan darah manusia

ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya,

sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen

A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap

antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah

A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-

negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel

darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum

darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat

menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif .

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan

antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A

maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat

menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut

resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak

dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi,

memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang

dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun,

orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari

Page 3: Laporan Biologi Darah

sesama O-negatif.

Golongan darah Rhesus

Sistem Rhesus merupakan suatu sistem yang sangat kompleks. Masih

banyak perdebatan baik mengenai aspek genetika, nomenklatur maupun

interaksi antigeniknya.

Rhesus positif (rh positif) adalah seseorang yang mempunyai rh-

antigen pada eritrositnya sedangkan rhesus negatif (rh negatif) adalah

seseorang yang tidak mempunyai rh-antigen pada eritrositnya. Antigen pada

manusia tersebut dinamakan antigen-D, dan merupakan antigen yang

berperan penting dalam transfusi. Tidak seperti pada ABO sistem dimana

seseorang yang tidak mempunyai antigen A/B akan mempunyai antibodi

yang berlawanan dalam plasmanya, maka pada sistem Rhesus pembentukan

antibodi hampir selalu oleh suatu eksposure apakah itu dari transfusi atau

kehamilan. Sistem golongan darah Rhesus merupakan antigen yang terkuat

bila dibandingkan dengan sistem golongan darah lainnya. Dengan pemberian

darah Rhesus positif (D+) satu kali saja sebanyak ± 0,1 ml secara parenteral

pada individu yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (D-), sudah

dapat menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) walaupun golongan darah

ABO nya sama.

Tekanan darah dan denyut nadi.

Pada saat bekerja terjadi peningkatan metabolisme sel–sel otot

sehingga aliran darah meningkat untuk memindahkan zat–zat makanan dari

darah yang dibutuhkan jaringan otot. Semakin tinggi aktivitas maka

semakin meningkat metabolisme otot sehingga curah jantung akan

meningkat untuk mensuplai kebutuhan zat makanan melalui peningkatan

aliran darah. Peningkatan curah jantung akan meningkatkan frekuensi

denyut jantung yang akan meningkatkan denyut nadi pada akhirnya. Selain

itu iklim kerja yang panas juga meningkatkan kinerja jantung untuk untuk

mengalirkan darah ke kulit untuk meningkatkan penguapan keringat dalam

rangka mempertahankan suhu tubuh. Tekanan darah dalam kehidupan

seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal

Page 4: Laporan Biologi Darah

memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan

darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada

saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan

darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan

paling rendah pada saat tidur malam hari.

IV. ALAT DAN BAHAN

AlAT :

Blood lancet              

Timer

Stetoskop       

Tusuk gigi

Gelas objek        

Kapas

tensi tekanan darah digital OMROM HEM-7111  dan

sphymomanometer

Kertas tes darah                

V. CARA KERJA

A. Tekanan darah

1. Memasang manset sphygmomanometer/tensi digital OMRON di

bagian lengan objek kemudian memompa sambil mengamati angka

yang ditunjukkan pada sphygmomanometer/tensi digital.

   2. Mencatat hasil pengamatan.

   3. Melakukan aktivitas hingga merasa kelelahan lalu mengulangi

prosedur di atas.

 B. Denyut jantung dan nadi

1. Menyiapkan stopwatch untuk menghitung denyut nadi.

2. Meraba pergelangan tangan untuk mendeteksi bagian yang

menimbulkan denyut nadi.

3. Menghitung jumlah denyut nadi selama 1 menit dengan alat tensi

digital lalu mencatat hasilnya.

4. Melakukan aktivitas hingga merasa kelelahan lalu mengulangi

BAHAN : Serum anti A dan anti B,

dan anti AB dan anti D untuk rhesus.

Alkohol 70%

Page 5: Laporan Biologi Darah

prosedur di atas.

   

  C. Penentuan Golongan darah dan Rhesus

1. Bersihkan jari manis tangan kiri dengan kapas yang telah dibasahi

dengan alkohol 70%

2. Tusuk dengan lanset satu kali tusukkan dan teteskan darah pada

objek glass dan kertas tes darah

3. Teteskan serum anti A, anti B, anti AB, dan anti D pada masing-

masing sampel darah di objek glass dan di kertas darah.

4. Aduk dengan tusuk gigi dan amati reaksi aglutinasi yang tejadi.

VI. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan di bawah ini merupakan hasil pengamatan

gabungan antara objek I dan II karena pemeriksaan golongan darah ABO

dan Rhesus berhubungan.

Nama Kit anti A Kit anti B Kit anti ABKit anti D Golongan

darah

Rhesus

Louiza (-) (+) (+) (+) B +

Keterangan :

(-) = Tidak terjadi aglutinasi ( penggumpalan )

(+) = Terjadi aglutinasi ( penggumpalan )

Nama Umur Tinggi

badan

Berat

badan

Tekanan darah Denyut nadi

Sebelum

aktivitas

Sesudah

aktivitas

Sebelum

aktivitas

Sesudah

aktivitas

Louiza 16

tahun

157 cm 54 kg 108/73 126/82 82 98

Hasil pengamatan tinggi badan, berat badan, tekanan darah, dan denyut

nadi.

VII. ANALISIS DATA

Page 6: Laporan Biologi Darah

1. Pengukuran denyut nadi dan jantung

        Pada pengamatan pertama yang dilakukan adalah pengukuran denyut

nadi dan jantung tiap 1 menit. Pengamatan ini dibagi menjadi dua bagian

yaitu pertama dilakukan pengukuran denyut nadi dan jantung dalam

keadaan normal dan kedua dilakukan pengukuran setelah melakukan

aktivitas. Adapun hasil dari pengukuran denyut nadi dan jantung pada

keadaan normal ialah 82/menit. Sedangkan pada keadaan setelah

melakukan aktivitas pengukuran denyut nadi dan jantung adalah 98/menit.

Perbedaan denyut nadi dan jantung tiap individu terjadi karena pengaruh

aktivitas, jenis kelamin dan usia individu tersebut. Semakin lelah individu

maka semakin cepat denyut nadi dan jantungnya, begitupun sebaliknya.

2. Pengukuran tekanan darah

Pengamatan kedua ialah pengukuran tekanan  darah dengan

menggunakan tensi darah digital, dimana hasil yang didapatkan dari

pengukuran tersebut pada keadaan normal adalah 108/73 mmHg.

Sedangkan tekanan darah setelah melakukan aktivitas adalah 126/82. Hal

ini menunjukan tekanan darah seseorang dipengaruhi. aktivitas, jenis

kelamin dan usia individu.

3. Pengukuran berat dan tinggi badan.

Pengukuran berat dan tinggi badan dilakukan dengan timbangan berat

badan dan alat pengukur tinggi badan/ stature meter yang diletakkan pada

ketinggian kurang lebih 2 meter dan ditarik ke atas kepala untuk

menentukan tinggi badan. Berdasarkan hasil pengamatan tinggi badan

Louiza adalah 157 cm dan berat badan 54 kg.

4. Penggolongan darah

Sistem penggolongan darah ABO ditentukan oleh ada tidaknya

antigen-A dan antigen-B dalam permukaan eritrosit seseorang. Antigen-

antigen ini akan bereaksi dengan antibodi yang sesuai sehingga dapat

terjadi penggumpalan (aglutinasi). Antigen-A akan bereaksi dengan anti-

A dan antigen-B akan bereaksi dengan anti-B.

Antibodi yang menyebabkan penggumpalan (aglutinasi) disebut

Page 7: Laporan Biologi Darah

aglutinin sedangkan antigennya biasa disebut aglutinogen. Seseorang

dapat membentuk salah satu atau kedua antigen maupun antibodi tersebut.

Berdasarkan hal ini maka golongan darah seseorang dengan sistem ABO

digolongkan atas golongan A, B, AB dan O. Data berikut ini

menggambarkan macam antigen dan antibodi dalam darah seseorang yang

bergolongan A, B, AB, dan O. Antigen dan antibodi dalam darah

seseorang dapat ditunjukkan berikut ini:

1. Golongan darah A mempunyai antigen A dan antibodi anti-B

2.  Golongan darah B mempunyai antigen B dan antibodi anti-A

3. Golongan darah AB mempunyai antigen A dan antigen B tetapi tidak

mempunyai antibodi anti-A dan anti-B

4. Golongan darah O tidak mempunyai antigen A dan dan anti gen B

tetapi mempunyai antibodi anti-A dan anti-B.

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa golongan darah Louiza yang

saya amati adalah B. Ini disebabkan karena terjadi penggumpalan pada

saat pencampuran darah dengan aglutinin B dan AB. Golongan darah B

memiliki antigen b dan antibody A sehingga darah tidak menggumpal

saat ditetesi anti-A dan menggumpal saat ditetesi serum anti-B

Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan,

dapat diketahui bahwa pada objek glass yang terdapat darah terlihat,

setelah darah tersebut ditetesi anti A maka darah tidak mengalami

penggumpalan dan setelah ditetesi anti B maka darah tersebut mengalami

penggumpalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa darah yang diamati

bergolongan B.

Pada analisis untuk menentukan rhesus, darah yang diamati adalah

rhesus(+) karena darah yang teramati mengalami aglutinasi saat ditetesi

anti D yakni tampak bintik-bintik meskipun kurang terlalu jelas.

VIII. KESIMPULAN

- Denyut nadi dan tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh aktivitas,

jenis kelamin dan usia individu

- Jika serum anti- A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka

individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A)

- Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki

Page 8: Laporan Biologi Darah

aglutinogen tipe B (golongan darah B)

- Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi individu

tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan darah AB)

- Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan aglutinasi,

maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen (golongan darah O)

- Aglutinogen D (antigen D) pada eritrosit golongan Rh+, tidak punya

Aglutinogen D berarti memiliki golongan Rh-

IX. DAFTAR PUSTAKA

Rachmawati, Anis. dkk. Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia, Golongan

Darah. FMIPA Universitas Negeri Jakarta. 2008

Cunningham FG, MacDonald PC, et al. Williams Obstetrics. 18th edition 1995.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995: 706-721.

Pratiwi, D.A. dkk. 2007. BIOLOGI SMA jilid 2 untuk Kelas XI. Jakarta : Erlangga.

www.wikipedia.com

X. LAMPIRAN

Terlihat darah B dan AB menggumpal di kertas darah dan objek glas. Rhesus juga terlihat menggumpal.

Page 9: Laporan Biologi Darah

Tekanan darah dan denyut nadi sesudah beraktivitas.

Tekanan darah, denyut nadi sebelum melakukan aktivitas.