26
LAPORAN PRAKTIKUM APLIKASI BIOKIMIA PASCA PANEN DIFERENSIASI PADA PERKECAMBAHAN KELOMPOK : 6 (ENAM) NAMA : 1. HARIYATI 2. EVI KUMALASARI 3. TRI NOVIYANI 4. RESKY AFRIANI OETAMI 5. A.MUH.ROEM LATIF 6. AGUNG MAHARDIKA 7. RISKA VIVI ALFIRA SYAM ASISTEN : NUR AZIZAH AMIN MUKARRAMAH LUBIS MUHPIDAH LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN PENGAWASAN MUTU PANGAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

Laporan APBP Kecambah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kecambah

Citation preview

Page 1: Laporan APBP Kecambah

LAPORAN PRAKTIKUMAPLIKASI BIOKIMIA PASCA PANEN

DIFERENSIASI PADA PERKECAMBAHAN

KELOMPOK : 6 (ENAM)NAMA : 1. HARIYATI

2. EVI KUMALASARI 3. TRI NOVIYANI 4. RESKY AFRIANI OETAMI 5. A.MUH.ROEM LATIF 6. AGUNG MAHARDIKA 7. RISKA VIVI ALFIRA SYAM

ASISTEN : NUR AZIZAH AMIN MUKARRAMAH LUBIS MUHPIDAH

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN PENGAWASAN MUTU PANGANPROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2013

Page 2: Laporan APBP Kecambah

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana

makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami

pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat

dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang

bertambah banyak dan bertambah besar.dan bersifat tidak dapat balik

(irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan.

Perkembangan adalah peristiwa biologis menuju kedewasaan tidak dapat

dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh

(metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang

berjalan secara stimultan (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya

terletak pada faktor kuantitatif karena mudah diamati, yaitu perubahan jumlah

dan ukuran. Sebaliknya perkembangan dapat dinyatakan secara kualitatif

karena perubahannya bersifat fungsional. Tumbuhan yang masih kecil, belum

lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat

di dalam biji, yang dinamakan kecambah (plantula). Berbagai perubahan

metabolik akan terjadi seiring berkembangnya suatu kecambah salh satunya

yakni ekspresi biokimiawi selama perkembangan sel pada pertumbuhan

kecambag tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut

dilakukan praktikum mengenai difrensiasi pada perkecambahan.

Page 3: Laporan APBP Kecambah

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh

konsentrasi klorofil kecambah kacang hijau terhadap nilai absorbansi yang

dihasilkan dengan menggunakan spektrofotometer .

Page 4: Laporan APBP Kecambah

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkecambahan

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-

komponen benih yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal

menjadi tanaman baru. Tipe perkecambahan ada dua jenis dan yang

membedakannya adalah letak posisi keping benih (kotiledon) pada

permukaan tanah. Tipe pertama adalah epigeal (epygeal germination) dan

kedua adalah tipe hipogeal (hypogeal germination). Apabila keping benih

terangkat di atas permukaan tanah dinamakan tipe epigeal. Namun bila

keping benih tersebut tetap tinggal di dalam tanah disebut hipogeal. Biji durian

memiliki tipe perkecambahan epigeal. Salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan perkecambahan ialah faktor kedalaman tanam. Semakin dalam

kedalaman tanam maka benih yang ditanam akan semakin sulit tumbuh.

Sebaliknya apabila benih ditanam pada kedalaman tanam yang dangkal,

benih akan mudah tumbuh. Hal ini disebabkan oleh kadar oksigen yang

terdapat di dalam tanah. Kadar oksigen akan semakin menurun dengan

semakin dalam lapisan tanah (Ashari, 2006).

Pada saat proses perkecambahan berlangsung proses respirasi akan

meningkat disertai pula dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan

pelepasan karbondioksida, air dan energi. Terbatasnya oksigen yang dapat

dipakai akan mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan

benih (Sutopo, 2002).

Apabila ditanam di tempat gelap, maka tanaman kecambah akan

tumbuh lebih panjang daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena

pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin

Page 5: Laporan APBP Kecambah

adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di

daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap

cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan

rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga

akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan

lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik

tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat

kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil

sehingga daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi (Anonim, 2011)

Kecamabah jika ditanam di tempat terang, maka kecambah akan

tumbuh lebih pendek daripada yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu

juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti

yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak

sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya,

batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang

sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau

serta memiliki cukup klorofil (Anonim, 2012)

B. Kacang Hijau

Phaeseolus radiates, Linn merupakan nama botani dari kacang hijau

Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama seperti mung bean, green bean,

dan mung termasuk dalam family Leguminoceae, sub family Papilionidaceae,

genus Phaseolus dan spesies radiates yang cukup penting di Indonesia.

Posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah.

Kacang hijau memiliki kandungan karbohidrat, protein dan serat yang baik.

Komponen karbohidrat merupakan bagian terbesar yang terdapat pada

Page 6: Laporan APBP Kecambah

kacang hijau yaitu sebesar 62-63%. Karbohidrat yang terdapat pada kacang

hijau terdiri dari pati, gula sederhana dan serat Kandungan pati pada kacang

hijau adalah sebesar 32-43%. Kandungan pati yang terdapat pada kacang

hijau terdiri dari amilum sebesar 28.8% dan amilopektin sebesar 71.2%. Gula

yang terdapat di dalamnya terdiri dari sukrosa, fruktosa, glukosa, rafinosa,

stakiosa, dan verbaskosa (Sutopo, 2002)

Biji kacang hijau berwarna hijau kusam atau mengkilap, ada juga

yang berwarna kuning, cokelat atau hitam. Bentuk kacang hijau bulat agak

lonjong, ukuran biji relatif lebih kecil dari kacang-kacangan lainnya. Pada biji

kacang hijau kadang-kadang dijumpai adanya sifat keras yang tidak dapat

lunak karena pemanasan, sehingga akan tetap keras walaupun sudah

direbus. Biji kacang hijau terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit, endosperma,

dan lembaga. Kulit biji berfungsi sebagai lapisan pelindung bagian yang lebih

dalam dari berbagai kerusakan. Endosperma merupakan bagian biji yang

mengandung cadangan makanan untuk menyokong pertumbuhan lembaga.

Lembaga akan tumbuh membesar selama pertumbuhan biji . Dari segi nilai

gizi , kacang hijau mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kacang-

kacangan lain, yaitu kandungan zat anti tripsin yang sangat rendah, paling

mudah dicerna, dan paling kecil memberikan pengaruh flatulensi. Flatulensi

adalah terbentuknya gas pada sistem pencernaan yang disebabkan adanya

oligosakarida. Flatulensi terutama disebabkan oleh adanya oligosakarida yang

terdapat dalam biji kacang-kacangan, seperti rafinosa, stakhiosa, dan

verbakosa (Andrianto dan Indarto 2004).

Page 7: Laporan APBP Kecambah

C. Spektrofotometer

Sperktrofotometer adalah metode analisis yang didasarkan pada

reaksi absorbsi radiasi elektromagnetik. Spektrofotometer adalah suatu

metode analisis yang berdasarkan pada serapan sinar monokromatis oleh

suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik. Semakin

besar konsentrasi larutan, semakin besar pula nilai absorbansinya. Hal ini

karena semakin besar konsentrasi larutan, semakin pekat warnanya

sehingga kekuatan untuk menembus warnanya semakin besar. Apabila

terjadi penyimpangan nilai absorbansi dengan larutan standar, maka dapat

menyebabkan kesalahan besar. Oleh karena itu, larutan yang memiliki

absorbansi lebih tinggi dari larutan standar harus diencerkan sampai

memenuhi konsentrasi larutan standar yang telah

ada (Darwindra, 2010).

D. Fungsi Penambahan Aseton

Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang

berbeda, dimana klorofil a di samping bias menyerap energi cahaya, klorofil

ini juga bias merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi

energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil

b ini tidak larut dalam etanol tai dapat larut dalam ester, dan kedua jenis

klorofil ini larut dalam senyawa aseton (Essy, 2012).

Page 8: Laporan APBP Kecambah

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Aplikasi Biokimia Pasca Panen ini dilaksanakan pada hari

Senin tanggal 22 April 2013 pukul 08.30 - 12.30 WITA. Praktikum ini

bertempat di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan,

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

- mortar

- baskom

- grinder

- labu erlenmeyer

- sentrifudge

- sendok

- spektrofotometer

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah

sebagai berikut:

- aquadest

- kapas

- kacang hijau

- aseton

- larutan KI/Iodin

- larutan pati

Page 9: Laporan APBP Kecambah

C. Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum yang dilakukan pada praktikum ini adalah

sebagai berikut :

a. Proses perkecambahan.

1. Kacang hijau sebanyak 600 g (sebelumnya telah dipisah-pisah

sebanyak 100 g menjadi enam tempat) direndam pada hari selasa

selama kurang lebih 24 jam.

2. Setelah direndam, pada hari rabu sampel selanjutnya ditaburkan pada

kapas lembab dan akan diberi perlakuan sesuai perlakuan berikut:

Perlakuan 1 : Dijemur pada hari rabu hingga hari minggu (5 hari)

Perlakuan 2 : Dijemur pada hari kamis hingga hari minggu

(4 hari), setelah sebelumnya disimpan pada media

gelap.

Perlakuan 3 : Dijemur pada hari jumat hingga hari minggu (3

hari), setelah sebelumnya disimpan pada media

gelap.

Perlakuan 4 : Dijemur pada hari sabtu hingga hari minggu (2

hari), setelah sebelumnya disimpan pada media

gelap.

Perlakuan 5 : Dijemur pada hari minggu (1 hari), setelah

sebelumnya disimpan pada media gelap.

Perlakuan 6 : Tidak dijemur (ditumbuhkan pada suasana gelap)

hingga hari minggu.

Page 10: Laporan APBP Kecambah

b. Pengukuran konsentrasi klorofil.

1. Masing-masing kacang hijau yang telah berkecambah (sebanyak 6

perlakuan) di kupas kulit kacang hijaunya yang masing tertinggal.

2. Setelah itu, kecambahnya dihaluskan dengan menggunakan

mortar dan jika sulit untuk halus, maka dihaluskan dengan

menggunakan mortar.

3. Masing-masing perlakuan ditambahkan aseton 80% hingga jernih.

4. Untuk memperoleh filtrat yang lebih jernih maka

masing-masing di-sentrifuge selama 5 menit pada 2000 rpm.

5. Setelah diperoleh filtrat, selanjutnya diukur konsentrasinya pada

panjang gelombang 625 nm.

6. Dicatat absorbansinya.

D. Perlakuan Praktikum

Perlakuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

Perlakuan 1 : Dijemur pada hari rabu hingga hari minggu (5 hari).

Perlakuan 2 : Dijemur pada hari kamis hingga hari minggu

(4 hari), setelah sebelumnya disimpan pada media

gelap.

Perlakuan 3 : Dijemur pada hari jumat hingga hari minggu

(3 hari), setelah sebelumnya disimpan pada media

gelap.

Perlakuan 4 : Dijemur pada hari sabtu hingga hari minggu

(2 hari), setelah sebelumnya disimpan pada media

gelap.

Page 11: Laporan APBP Kecambah

Perlakuan 5 : Dijemur pada hari minggu (1 hari), setelah

sebelumnya disimpan pada media gelap.

Perlakuan 6 : Tidak dijemur (ditumbuhkan pada suasana gelap)

hingga hari minggu.

Page 12: Laporan APBP Kecambah

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil dari praktikum yang telah dilakukan yakni sebagai berikut :

0 1 2 3 4 5 6 70

0.050.1

0.150.2

0.250.3

0.350.4

0.45

Grafik Hubungan antara Perlakuan dan Absorbansi

Perlakuan Terkait Penumbuhan Kecambah kacang hijau

Abs

orba

nsi

Gambar 02. Grafik Hubungan antara Perlakuan dan Absorbansi

Keterangan:

Perlakuan 1 : Dijemur 5 hari (setelah sebelumnya ditumbuhkan pada

suasana gelap).

Perlakuan 2 : Dijemur 4 hari (setelah sebelumnya ditumbuhkan pada

suasana gelap).

Perlakuan 3 : Dijemur 4 hari (setelah sebelumnya ditumbuhkan pada

suasana gelap).

Perlakuan 4 : Dijemur 2 hari (setelah sebelumnya ditumbuhkan pada

suasana gelap).

Perlakuan 5 : Dijemur 1 hari (setelah sebelumnya ditumbuhkan pada

suasana gelap).

Perlakuan 6 : Tidak dijemur (ditumbuhkan pada suasana gelap).

Page 13: Laporan APBP Kecambah

B. Pembahasan

Grafik hasil pengamatan absorbansi dari berbagai perlakuan

menunjukkan bahwa terjadinya perbedaan absorbansi dari tiap-tiap perlakuan

yang diberikan pada biji kecambah kacang hijau. Dilihat dari perlakuan 1 yakni

(perlakuan kacang hijau dijemur selama 5 hari yang sebelumnya telah

ditumbuhkan pada suasana gelap) memiliki nilai absorbansi

sebesar 0,391 sedangkan pada perlakuan 2 yakni (sampel dijemur

selama 4 hari dan sebelumnya telah ditumbuhkan pada suasana gelap)

memiliki nilai absorbansi sebesar 0,077. Sampel kacang hijau pada perlakuan

ke 3 (sampel dijemur selama 4 hari yang sebelumnya ditumbuhkan pada

suasana gelap) memiliki nilai absorbansi sebesar 0,234 sedangkan sampel ke

4 (kacang hijau dijemur selama 2 hari yang sebelumnya ditumbuhkan pada

suasana gelap). Sampel 6 (perlakuan kacang hijau tidak dijemur dan

sebelumnya ditumbuhkan pada susasana gelap) memiliki nilai absorbansi

sebesar 0,159. Pada Sampel kacang hijau dengan perlakuan ke 5 ( perlakuan

dijemur selama 1 hari yang sebelumnya ditumbuhkan ditempat yang gelap)

memiliki nilai absorbansi yakni sebesar 0,047. Nilai absorbansi tertinggi

terdapat pada perlakuan 1(perlakuan kacang hijau dijemur selama 5 hari yang

sebelumnya telah ditumbuhkan pada suasana gelap) yakni sebesar 0,391 hal

ini dikarenakan sampel kacang hijau disimpan pada kondisi yang mendapat

cahaya matahari yang cukup untuk melangsungkan proses sehingga memiliki

banyak kandungan klorofil yang menyebabkan larutan menjadi pekat dan nilai

absorbansi yang dihasilkan juga tinggi. Sedangkan kecambah yang tidak

dijemur , proses fotosintesis tidak berlangsung sehingga klorofil yang dimiliki

rendah, selain itu nilai absorbansinya tidak sebesar kacang hijau perlakuan

Page 14: Laporan APBP Kecambah

pertama Hal ini sesuai dengan Darwindra (2010) bahwa semakin besar

konsentrasi larutan, semakin besar pula nilai absorbansinya. Hal ini karena

semakin besar konsentrasi larutan klorofil, semakin pekat warnanya sehingga

kekuatan untuk menembus warnanya semakin besar.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kacang hijau.

Kacang hijau adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki kecambah yang

sangat peka terhadap faktor internal dan faktor eksternal. Selain itu kacang

hijau juga memiliki kandungan zat yang sangat penting bagi kesehatan. Hal

ini sesuai dengan (Andrianto dan Indarto 2004) bahwa dari segi nilai gizi ,

kacang hijau mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kacang-kacangan

lain, yaitu kandungan zat anti tripsin yang sangat rendah, paling mudah

dicerna, dan paling kecil memberikan pengaruh flatulensi. Flatulensi adalah

terbentuknya gas pada sistem pencernaan yang disebabkan adanya

oligosakarida. Flatulensi terutama disebabkan oleh adanya oligosakarida yang

terdapat dalam biji kacang-kacangan, seperti rafinosa, stakhiosa, dan

verbakosa.

Perkecambahan merupakan salah satu proses fisiologi yang terjadi

pada tumbuhan. Kecambah yang ditanam pada suasana gelap cenderung

lebih panjang dibandingkan dengan kecambah yang dijemur dibawah sinar

matahari. Hal ini karena tidak adanya cahaya yang mendukung

berlangsungnya proses fotosintesis pada kecambah tersebut. Hal ini sesuai

dengan Anonim (2012) bahwa pada keadaan yang gelap, hormon auksin tidak

terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang

tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan

Page 15: Laporan APBP Kecambah

kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang

terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan

klorofil sehingga daun berwarna kuning.

Fungsi penambahan aseton pada praktikum ini adalah untuk

melarutkan klorofil yang terdapat pada kecambah kacang hijau sehingga akan

mudah diukur absorbansinya pada alat spektrofotometer. Hal ini sesuai

dengan Essy (2012) bahwa Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur

dan fungsi yang berbeda, dimana klorofil a di samping bias menyerap energi

cahaya, klorofil ini juga bias merubah energi cahaya dan tidak bisa

merubahnya menjadi energi kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b

ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut dalam etanol tai dapat larut dalam ester,

dan kedua jenis klorofil ini larut dalam senyawa aseton.

Page 16: Laporan APBP Kecambah

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah

Konsentrasi klorofil pada sampel kacang hijau berpengaruh pada nilai

absorbansi sampel dengan berbagai macam perlakuan yakni semakin besar

konsentrasi klorofil maka semakin besar pula nilai absorbansi yang

dihasilkan.

B. Saran

Sebaiknya kegiatan praktikum selanjutnya lebih berlangsung secara

efisien dan tertib agar tidak ada kegaduhan selama proses praktikum

berlangsung.

Page 17: Laporan APBP Kecambah

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Pengaruh Cahaya Matahari TerhadapPerkecambahan.http://alfiyanfaqih.blogspot.com/2011/08/pengaruhcahayamatahariterhadap.html . Diakses pada tanggal 1 mei 2013. Makassar.

Anonim, 2012. Pengaruh Faktor Luar Terhadap Kecambah. http://texbuk.blogspot.com/2012/01/pengaruhfaktorluareksternal-terhadap.html. Diakses pada tanggal 1 mei 2013. Makassar.

Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. UI press. Jakarta. 490 pp.

Darwindra, Haris Dianto. 2010. Spektrofotometri. http://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/spektofotometri1. pdf. Diakses pada tanggal 2 Mei 2013. Makassar.

Essy. 2012. Laporan Kadar Klorofil. http://essysyalala.blogspot.com/2012/04/laporan-kadar-klorofil. html. Diakses pada tanggal 2 Mei 2013. Makassar.

Rismunandar. 1984. Air Fungsi dan Kegunaanya Bagi Pertanian. Bandung : Sinar Baru.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. CV. Rajawali. Jakarta. 237pp.

Page 18: Laporan APBP Kecambah

LAMPIRAN

Tabel 08. Tabel Hasil Pengukuran Absorbansi Kecambah Kacang Hijau

PerlakuanAbsorbansi

Blanko Sampel1 0,000 0,3912 0,000 0,0773 0,000 0,2344 0,000 0,0795 0,000 0,0476 0,000 0,159

Sumber: Data Primer Praktikum Aplikasi Biokimia Pasca Panen, 2013.