81
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN ANALISIS ASPEK BIOLOGI (PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI) IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata) DAN IKAN TAGIH (Macrones nemurus) Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum mata kuliah Biologi Perikanan semester genap Disusun oleh : Dini Maliha 230110130036 Rayana Akbar Maulana 230110130047 Adli Muhammad Adzan 230110130052 Rury Ratnafuri 230110130228 Kelas: Perikanan C / Kelompok 1 UNIVERSITAS PADJADJARAN

Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Biologi Perairan Mengenai Kebiasaan Makan, Pertumbuhan, Regresi, Ikan Tagih dan Ikan Betutu

Citation preview

Page 1: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANANANALISIS ASPEK BIOLOGI (PERTUMBUHAN DAN

REPRODUKSI) IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata) DAN IKAN TAGIH (Macrones nemurus)

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum mata kuliah Biologi Perikanan semester genap

Disusun oleh :

Dini Maliha 230110130036

Rayana Akbar Maulana 230110130047

Adli Muhammad Adzan 230110130052

Rury Ratnafuri 230110130228

Kelas:

Perikanan C / Kelompok 1

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR

2015

Page 2: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun

laporan akhir praktikum ini tepat pada waktunya. laporan akhir praktikum ini

membahas tentang ”Analisis Aspek Biologi (Pertumbuhan dan Reproduksi)

Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) dan Ikan Tagih (Macrones nemurus)”.

Dalam penyusunan laporan akhir praktikum ini, penulis banyak mendapat

tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan

itu bisa teratasi. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga

bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa laporan akhir praktikum ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif

dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Jatinangor, April 2015

Penyusun

i

Page 3: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR LAMPIRAN vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 11.2 Tujuan 1

BAB II TNJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Tagih (Macrones nemurus) 22.1.1 Morfologi Ikan Tagih 32.2 Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorota) 42.3 Meristik dan Morfometrik 62.4 Hubungan Panjang Berat 82.5 Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 82.6 Indeks Kematangan Gonad (IKG) 102.7 Fekunditas 112.8 Diameter dan Posisi Inti Telur 12

BAB III METODOLOGI3.1 Waktu dan Tempat Praktikum 143.2 Alat dan Bahan 143.2.1 Alat 143.2.2 Bahan 143.3 Prosedur Kerja 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Pengamatan 164.1.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok 164.1.2 Hasil Angkatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Tagih 174.1.3 Hasil Angkatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Betutu 264.2 Pembahasan 394.2.1 Pembahasan Morfologi Ikan 394.2.2 Pembahasan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin 404.2.3 Pembahasan Reproduksi 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan 455.2 Saran 46

ii

Page 4: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

iii

DAFTAR PUSTKA 47

LAMPIRAN 48

Page 5: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1 Data Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok 1 16

2 Data Reproduksi Kelompok 16

3 Data Angkatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin 17

4 Data Interval Rasio Kelamin Ikan Tagih 19

5 Data Angkatan Regresi Pertumbuhan 20

6 Data Reproduksi Ikan Tagih 22

7 Data Kelas Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tagih Angkatan 22

8 Indeks Kematangan Gonad Ikan Tagih Angkatan 23

9 Data HSI Ikan Tagih Angkatan 24

10 Morfologi Ikan Tagih Angkatan 24

11 Data Angkatan Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin 27

12 Data Angkatan Regresi Pertumbuhan 30

13 Data Reproduksi Ikan Betutu 32

14 Data Kelas TKG Ikan Betutu Angkatan 34

15 Indek Kematangan Gonad Ikan Betutu Angkatan 34

16 Data HSI Ikan Betutu 35

17 Morfologi Ikan Betutu Angkatan 36

iv

Page 6: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1 Gambar Ikan Tagih 2

2 Gambar Ikan Betutu 4

3 Rasio Kelamin Ikan Tagih 19

4 Grafik Jumlah Ikan Tagih Per Skala 20

5 Garfik Hubungan Panjang dan Berat Pada Ikan Tagih 21

6 Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tagih Angkatan 23

7 Indeks Kematangan Gonad Ikan Tagih Angkatan 23

8 Indeks HSI Ikan Tagih Angkatan 24

9 Rasio Kelamin Ikan Betutu 30

10 Grafik Hubungan Panjang dan Berat Pada Ikan Betutu 32

11 Tingkat Kemantangan Gonad Ikan Betutu Angkatan 34

12 Indeks Kematangan Gonad Ikan Betutu Angkatan 35

13 Indeks HSI Ikan Betutu Angkatan 35

v

Page 7: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Ikan Tagih 48

2 Ikan Betutu 48

3 Penimbangan Ikan Tagih 48

4 Lubang Urogenital Ikan Tagih 48

5 Sirip Caudal Ikan Tagih 48

6 Sirip Dorsal II Ikan Tagih 48

7 Operkulum Ikan Tagih 49

8 Mulut dan Gigi ikan tagih 49

9 Insang Ikan Tagih 49

10 Pembedahan Ikan Tagih 49

11 Isi Perut Ikan Tagih 49

12 Pengambilan Hati 49

13 Gelembung Renang Ikan Tagih 50

14 Pengambilan Isi Perut 50

15 Gonad Ikan Tagih 50

16 Hati Ikan Tagih 50

17 Penimbangan Bobot Hati 50

18 Penimbangan Bobot Gonad 50

19 Pengukuran Panjang Gonad 51

20 Pengukuran Panjang Usus 51

Page 8: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biologi perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang

dapat dipanen oleh manusia. Melihat besarnya potensi sumberdaya perairan perlu

dilakukan suatu usaha untuk dapat mengetahui berbagai aspek biologi perikanan,

hal tersebut dapat dimulai dengan melakukan praktikum yang membahas

mengenai aspek biologi perikanan tersebut (melakukan penghitungan panjang dan

berat, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas dan posisi

inti telur).

-TAMBAHIN LATAR BELAKANG-

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui kelamin ikan berdasarkan morfologi tubuh.

2. Untuk mengetahui regresi pertumbuhan.

3. Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad (TKG).

4. Untuk mengetahui indeks kematangan gonad (IKG).

5. Untuk mengetahui fekunditas pada suatu ikan.

1

Page 9: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Tagih (Macrones nemurus)

Tagih atau yang biasa disebut ikan baung (Macrones nemurus) dikenal

sebagai salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki kandungan protein cukup

tinggi, tetapi rendah lemak. Tagih merupakan ikan asli perairam Indonesia. Ikan

ini hanya terdapat di perairan-perairan tertentu di pulau Sumatera, Jawa dan

Kalimantan. Ikan ini sebenarnya mampu bersaing dengan ikan-ikan ekonomis

penting lainnya. Namun, karena sulit didapat di luar daerah aslinya menjadikan

tagih belum sepopuler ikan konsumsi jenis lainnya.

Klasifikasi ikan tagih, yaitu:

Filum       : Cordhata

Kelas        : Pisces

Sub kelas : Telestoi

Ordo         : Ostariophysi

Family      : Bagridae

Genus       : Macrones

Spesies     : Macrones nemurus

Gambar 1. Ikan Tagih(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2

Page 10: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

3

2.1.1 Morfologi Ikan Tagih

Dilihat secara fisik sekilah warna tubuh ikan ini sangat mirip dengan ikan

patin, yaitu putih keperakan dengan punggung berwarna kecoklatan. Ada juga

jenis-jenis tertentu yang berwarna kehitaman, tetapi yang dominan adalah warna

kecokelatan.

Bentuk morfologi ikan dari Famili Bagridae dengan ciri-ciri bentuk tubuh

memanjang, agak pipih, kepala ikan kasar, sirip lemak dipunggung sama panjang

dengan sirip dubur, pingiran ruang mata bebas, bibir tidak bergigi yang dapat

digerakkan, daun-daun insang terpisah. Pada rahang terdapat 3-4 pasang sungut

peraba yang panjang, sirip punggung pendek, mempunyai satu patil dan

mempunyai sirip punggung tambahan atau sirip lemak, sirip ekor bercagak dan

tidak berhubungan dengan sirip punggung dan dubur, sirip dubur pendek, sirip

dada mempunyai jari-jari keras yang tajam dan sangat kuat serta bergerirgi.

(Kottelat et al. 1993).

Langit-langit bergerigi, lubang hidug berjauhan, yang di belakang dengan

satu sungut hidung. Sirip punggung berjari-jari keras tajam. Ikan ini tidak

bersisik,mulutnya tidak dapat disembulkan, biasanya tulang rahang atas bergerigi,

1- 4 pasang sungut dan umumnya berupa sirip tambahan. Di bagian sirip dadanya

terdapat tulang tajam dan bersengat yang berfungsi seperti patil, yaitu sebagai

senjata pembela diri. Selain itu, ikan ini juga memiliki sirip lemah yang biasa

disebut sebagai adiposefin yang panjangnya hampir sama dengan panjang sirip

duburnya. Sirip punggung mempunyai dua jari-jari keras,sedangkan jari-jari

lunaknya ada tujuh buah, sirip dubur mempunyai 12-13 jari-jari lunak, sirip perut

mempunyai 6 jari-jari lunak dan dua jari-jari keras yang menjadi patil serta

kepalanya besar. Bentuk tubuhnya sangat mirip dengan patin yaitu berwarna putih

perak pada bagian bawah perutnya dan kecoklatan di bagian punggungnya.

Perbedaan yang paling mencolok dengan ikan patin adalah perut ikan tagih jauh

lebih ramping dan memanjang.

Bentuk perutnya lebih mirip dengan lele. Selain itu yang paling jelas

membedakannya adalah adalah sungut rahang atasnya yang sangat panjang

sampai mencapai sirip dubur. Proporsi Ukuran panjang tubuhnya adalah 5 kali

Page 11: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

4

tinggi atau 3 -3,5 panjang kepalanya. Di bagian sirip dadanya terdapat tulang

tajam dan bersengat yang berfungsi seperti patil, yaitu sebagai senjata pembela

diri. Ikan tagih yang terdapat didaerah Riau mempunyai warna yang abu-abu

dengan pita tipis memanjang yang berawal dari tutup insang hingga pangkal sirip

ekor. Sungut hidung mencapai mata dan sungut rahang atas memanjang hampir

mencapai sirip ekor. Bagian atas kepala agak kasar, terdapat garis gelap

memanjang dan mempunyai titik hitam di ujung sirip lemah (Djuhanda 1981).

2.2 Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata)

Menurut klasifikasi berdasarkan taksonomi yang dikemukakan ahli ikan

Singapura, Foey (1968), Ikan Betutu digolongkan sebagai berikut :

Kingdom : AnimaliaFylum : ChordataSuper-class : PiscesOrdo : PerciformesSub-ordo : GobioideaFamily : EleotridaeGenus : OxyeleotrisSpecies : Oxyeleotris marmorata

Gambar 2. Ikan Betutu(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Ciri-ciri morfologi spesifik yang dimiliki oleh ikan betutu (Oxyeleotris

marmorata) adalah sebagai berikut :

1. Bentuk badan memanjang, bagian depan silindris dan bagian belakang pipih,

Page 12: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

5

2. Kepala rendah, mata besar yang dapat bergerak dan mulut lebar,

3. Sisik sangat kecil-kecil, halus dan lembut sehingga tampak hampir tidak

bersisik,

4. Warna badan kecoklatan sampai gelap dengan bercak-bercak hitam (seperti

batik) menyebar ke seluruh tubuh,

5. Bagian ventral berwarna putih/terang,

6. Tubuh ikan betina umunmnya lebih gelap dari pada jantan,

7. Panjang maksimum 50 cm dan dapat mencapai berat 7kg/ekor,

8. Tubuh memanjang bagian depan silindris dan bagian belakang pipih,

9. Panjang total 5 – 6 kali tinggi badan,

10. Kepala gepeng, panjang ¼ - 1/3 dari panjang total; moncong meruncing,

11. Rahang bawah lebih kedepan daripada rahang atas,

12. Gigi terdiri dari beberapab deret, pada deret terluar ukurannya lebih besar,

beberapa gigi menyerupai taring (tidak Memiliki taring yang jelas),

13. Sisiknya kecil – kecil dan teratur rapi,

14. Sebagian besar tubuhnya diselimuti sisik ctenoid, sedangkan bagian kepala,

tengkuk, dan dada ditutupi sisik cycloid,

15. Sisik kepala terdapat di atas moncong, pipi dan tutup insang,

16. Ukuran sisik pada tutup insang sedikit lebaih lebar dibandingkan sisi pada

bagian lainnya,

17. Betutu memiliki dua buah sirip punggung yang bentuknya melebar,

18. Sirip punggung kedua sedikit lebih tinggi atau lebih panjang dari yang depan,

19. Jari – jari kedua dan ketiga pada sirip punggung pertama lebih panjang dari

yang alinnya,

20. Sirip anal lebih pendek dan ukurannya paling kecil di bandingkan sirip

lainnya, sementara sirip dada bentuknya membundar, menandakan ikan ini

bisa bergerak secara tiba – tiba,

21. Sirip ekor demikian juga merupakan ciri ikan buas, suka memangsa hewan

lain,

22. Warna betutu berwarna kecoklatan sampai gelap dengan bercak – bercak

hitam menyebar,

Page 13: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

6

23. Bagian atas tubuh lebih gelap, sementara bagian bawahnya terang,

24. Pada bagian bawah kepala terdapat tanda berwarana merah muda dan

25. Tubuh bagian belakang ditandai oleh tiga garis melintang tak beraturan

berwarna merah. Pola warna ini sering digunkan untuk membedakan jenis

kelamin.

2.2.1 Habitat dan Penyebaran

Habitat betutu tersebar luas, meliputi perairan-perairan tawar didaerah

beriklim tropis/subtropis. Betutu menyukai tempat yang arusnya tenang dan agak

berlumpur seperti rawa, danau atau muara sungai. Ikan ini gemar ikan ini hidup

didasar perairan, hanya sekali-kali saja menyembul ke permukaan. Tempat agak

gelap, terlindung dibalik batu-batuan atau tumbuhan air sangat disukainya sebagai

tempat berlindung dan tempat mengintip mangsa serta melangsungkan proses

pemijahan. Jika hari menjelang malam, betutu sering terlihat menyembulkan

moncongnya di atas permukaan air, disekitar tempat persembunyiannya.

Jenis makanan yang disantapnya berubah dengan bertambahnya umur.

Ikan dewasa biasanya memangsa ikan lain, udang-udangan (crustacea) dan

serangga air (insekta), sementara juvenilnya yang masih muda memakan kutu air

(daphnia, cladocera dan copepoda), jentik-jentik serangga dan rotifera. Pada stadia

larva, betutu juga memakan plankton nabati (ganggang) dan plankton hewani

berukuran renik.

2.3 Meristik dan Morfometrik

Bentuk, ukuran, dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan

tersebut. Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang

subterminal sedangkan ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai

bentuk mulut yang terminal. Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil

dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke luar. Pada rongga mulut bagian dalam

biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapi insang yang panjang dan lemas untuk

menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak mempunyai

gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-

Page 14: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

7

ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan

moncong atau bibir yang panjang. Ikan dengan mangsa berukuran besar

mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel. (Learman 1986).

Morfometrik adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan

perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi

pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu organisme. Studi morfometri

didasarkan pada sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan

ukuran ikan. Dalam biologi perikanan pengukuran morfologi (analisis

morfometri) digunakan untuk mengukur ciri-ciri khusus dan hubungan variasi

dalam suatu taksonomi suatu stok populasi ikan.

Tingkah laku dan kebiasaan hidup dalam suatu habitat akan berpengaruh

pada bentuk tubuh ikan. Habitat suatu ikan akan mempengaruhi bentuk tubuh dan

macam-macam alat tubuh yang berkembang. Sedangkan cara gerak dan tingkah

laku tiap spesies ikan akan berbeda tiap habitat (Effendie 1997).

Morfometrik merupakan pengukuran ikan dan bagian-bagian tertentu yang

dapat menjadi karakter taksonomi. Karena ukuran ikan berbeda-beda akibat

pengaruh umur dan lingkungannya, maka tidak mungkin memberikan ukuran

untuk identifikasi secara mutlak. Pada umumnya, yang digunakan untuk

identifikasi adalah ukuran perbandingan yang diolah dari hasil pengukuran secara

langsung.

Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga erat

kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya

terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air

tersebut. Morfologi adalah bentuk tubuh (termasuk warna) yang kelihatan dari

luar. Pada dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekat

kekerabatanya mempunyai kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi

udang, kepiting dan lobster hampir mirip. Hal yang sama juga akan kita dapati

pada berbagai jenis ikan serta pada berbagai jenis hewan lainya (Effendi 1979).

Page 15: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

8

2.4 Hubungan Panjang Berat

Menghitung Hubungan panjang dan berat (Length-weight

relationship /LWR) dilakukan selama proses budidaya ikan agar kenormalan

pertumbuhan ikan dapat diketahui sedini mungkin.karena hal ini memberikan

informasi parameter-parameter populasi. Pertama, sebuah perubahan berat dan

panjang memperlihatkan umur dan kelas kelompok tahun ikan, hal ini sangat

penting dalam perikanan. Kedua, data panjang berat tersebut dapat digunakan

untuk menaksirkan daya dukung stock perikanan tangkap. Selain itu, data panjang

dan berat dapat juga menggambarkan petunjuk penting tentang perubahan iklim

dan lingkungan. Tingkat pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh ketersediaan

makanan dilingkungan hidupnya (Poernomo 2002 ).

2.5 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Tingkat kematangan gonad merupakan pengelompokan kematangan gonad

ikan berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada gonad. Dasar yang

dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi

adalah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang

dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan

daripada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam

gonad lebih mudah dilihat dari pada sperma di dalam testis (Effendie 2002).

Keterangan tentang kematangan gonad ikan diperlukan untuk mengetahui

perbandingan ikan yang matang gonad dan yang belum matang dari suatu stok

ikan, ukuran atau umur ikan pertama kali memijah, apakah ikan sudah memijah

atau belum, kapan terjadi pemijahan, berapa lama saat pemijahan, berapa kali

memijah dalam satu tahun dan sebagainya. Perubahan gonad ikan berupa

meningkatnya ukuran gonad dan diameter telur dinyatakan dengan tingkat

kematangan gonad (TKG) (Kordi 2010).

Perkembangan gonad pada ikan pada umumnya selain dengan

pertambahan umur ikan, yaitu semakin dewasa seekor ikan maka perkembangan

gonadnya akan semakin sempurna untuk mengadakan pembentukan dan

pemasakan telur. Tiap-tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya

Page 16: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

9

menjadi masak tidak sama ukurannya. Demikian pula ikan yang sama spesiesnya.

Lebih-lebih bila ikan yang sama spesiesnya itu tersebar pada lintang yang

perbedaannya lebih dari lima derajat, maka terdapat perbedaan ukuran dan umur

ketika mencapai kematangan gonad untuk pertama kalinya.

Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven (Bagenal dan Braum 1968)

yaitu:

1. Dara, organ seksual masih sangat kecil dan berada di bawah tulang punggung,

testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna abu-abu.

Telur tidak bisa dilihat dengan mata biasa.

2. Dara Berkembang, testes dan ovarium jernih, abu-abu merah, panjangnya

setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur sudah dapat

dilihat dengan menggunakan kaca pembesar.

3. Perkembangan I, testes dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna kemerah-

merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi kira-kira setengah ruang

kebagian bawah. Telur dapat dilihat seperti serbuk putih.

4. Perkembangan II, testes berwarna putih kemerah-merahan. Tidak ada sperma

kalu perut ditekan. Ovarium berwarna orange kemerah-merahan. Telur jelas

dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisi kira-kira 2/3 ruang

bawah.

5. Bunting, organ seksual mengisi ruang bawah. Testes berwarna putih, keluar

tetesan sperma jika ditekan perutnya. Telur berbentuk bulat, beberapa

diantaranya jernih dan masak.

6. Mijah, telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan ke perut. Kebanyakan

telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal di

dalam ovarium.

7. Mijah/Salin, gonad belum kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat telur.

8. Salin, testes dan ovarium kosong dan berwara merah. Beberapa telur sedang

dalam keadaan dihisap kembali.

9. Pulih Salin, testes dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah.

Perkembangan gonad ikan secara garis besar dibagi atas dua tahap

perkembangan utama, yaitu tahap perkembangan pertumbuhan gonad hingga ikan

Page 17: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

10

mencapai tingkat dewasa kelamin (sexually mature) dan tahap pematangan produk

seksual (gamet). Tahap pertama berlangsung sejak telur menetas atau lahir hingga

mencapai dewasa kelamin dan tahap kedua berlangsung setelah ikan dewasa.

Proses kedua akan terus berlangsung dan berkesinambungan selama fungsi

reproduksi berjalan normal (Kordi 2010).

Semakin tinggi tingkat kematangan gonad, semakin besar diameter telur,

di dalam ovarium. Berdasarkan penelitian pada setiap tingkat kematangan gonad

(dari TKG I sampai TKG V) tertentu, diameter telur didalam ovarium mempunyai

kisaran ukuran tertentu dan ada ukuran diameter yang paling banyak frekuensinya

(Kordi 2010).

2.6 Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Menurut Nikolsky (1969), tanda utama digunakan untuk membedakan

kematangan gonad berdasarkan beratnya dan secara alamiah hal ini berhubungan

dengan ukuran dan berat tubuh ikan. Dengan penentuan berat gonad dibandingkan

dengan berat tubuh ikan akan didapatkan “Indeks Kematangan Gonad” yang

dinyatakan dalam persen. Percobaan kondisi gonad ini dapat dinyatakan sebagai

berat gonad dibagi berat tubuh ikan (termasuk gonad) dikalikan 100 % (Effendie

2002).

Keterangan:

IKG = Indeks Kematangan Gonad (%)Bg = Berat Gonad Ikan (gram)Bt = Berat tubuh Ikan (gram)

Ikan yang siap memijah mempunyai kisaran IKG mulai dari 19 % keatas

sudah yang sanggup mengeluarkan telurnya dan dianggap matang, kemudian

sesudah memijah indeknya turun menjadi 3 – 4 %.

IG = BgBt

x 100 %

Page 18: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

11

2.7 Fekunditas

Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang

telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Pengetahuan

tentang fekunditas dibidang budidaya perikanan sangatlah penting artinya untuk

memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh

individu ikan pada waktu mijah sedangkan dibidang biologi perikanan untuk

memprediksikan berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam lingkungan

perairan (Heriyanto 2011).

Banyaknya telur yang belum dikeluarkan sesaat sebelum ikan memijah

atau biasa disebut dengan fekunditas memiliki nilai yang bervariasi sesuai dengan

spesies. Jumlah telur yang dihasilkan merupakan hasil dari pemijahan yang

tingkat kelangsungan hidupnya di alam sampai menetas dan ukuran dewasa sangat

ditentukan oleh faktor lingkungan. Dalam pendugaan stok ikan dapat diketahui

dengan tingkat fekunditasnya. Tingkat fekunditas ikan air laut biasanya relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar. Secara sederhana Fekunditas

dapat diartikan oleh jumlah telur yang dikeluarkan oleh ikan. Terdapat beberapa

jenis Fekunditas diantaranya:

1. Fekunditas individu adalah jumlah telur yang dikeluarkan dari generasi tahun

itu dan akan dikeluarkan pada tahun itu pula.

2. Fekuindita relatif adalah jumlah telur per atuan panjang dan berat.

3. Fekunditas total adalah jumlah jumlah telur yang dihasilkan ikan selama

hidupnya.

Fekunditas secara langsung dapat memberi penaksiran jumlah anak ikan

yang akan dihasilkan dan kan menentukan jumlah ikan dalam suatu kelas umur.

Fekunditas merupakan suatu subyek yang dapat menyesuaikan terhadap beberapa

macam kondisi terutama respon terhadap makanan (Effendie 1997).

Nikolsky selanjutnya menyatakan bahwa fekunditas individu adalah

jumlah telur dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula. Dalam

ovari biasanya ada dua macam ukuran telur, yang besar dan yang kecil. Telur

yang besar akan dikeluarkan pada tahun itu dan yang kecil akan dikeluarkan pada

Page 19: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

12

tahun berikutnya. Namun apabila kondisi baik, telur yang kecilpun akan

dikeluarkan menyusul telur yang besar.

Dalam analisis fekunditas metode yang digunakan adalah metode

gabungandari beberapa metode yang ada yaitu :

1. Mengitung langsung satu persatu telur ikan

2. Metode volumetrik yaitu dengan pengenceran telur X : x = V : v

Keterangan :

X : Jumlah telur yang akan dicari

X : Jumlah telur contoh

V : Volume seluruh gonad

V : Volume gonad contoh

3. Metode gravimetrik, prinsipnya sama dengan volumetrik, bedanya hanya pada

ukuran volume diganti dengan ukuran berat.

4. Metode gabungan (hitung gravimetrik dan volumetrik).

Royce (1972) menyatakan bahwa fekunditas total ialah jumlah telur yang

dihasilkan ikan selama hidupnya. Fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan

berat atau panjang. Fekunditas inipun sebenarnya mewakili fekunditas individu

kalau tidak diperhatikan berat atau panjang ikan. Penggunaan fekunditas relatif

dengan satuan berat lebih mendekati kepada kondisi ikan itu sendiri dari pada

dengan panjang. Bahkan menurut Nikolsky (1969) lebih mencerminkan status

ikan betina dan kualitas dari telur kalau berat yang dipakai tanpa berat alat-alat

pencernaan makanannya. Ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai

fekunditas relatif lebih kecil. Umumnya fekunditas relatif lebih tinggi dibanding

dengan fekunditas individu. Fekunditas relatif akan menjadi maksimum pada

golongan ikan yang masih muda (Heriyanto 2011).

2.8 Diameter dan Posisi Inti Telur

Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur

yang diukur dengan mikrometer berskala yang sudah ditera. Semakin meningkat

tingkat kematangan gonad garis tengah telur yang ada dalam ovarium semakin

besar. Masa pemijahan setiap spesies ikan berbeda-beda, ada pemijahan yang

Page 20: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

13

berlangsung singkat (total leptolepisawner), tetapi banyak pula pemijahan dalam

waktu yang panjang (partial leptolepisawner) ada pada ikan yang berlangsung

beberapa hari. Semakin meningkat tingkat kematangan, garis tengah telur yang

ada dalam ovarium semakin besar pula (Arief 2009).

Diameter telur ada hubungannya dengan fekunditas. Makin banyak telur

yang dipijahkan (fekunditas), maka ukuran diameter telurnya makin kecil,

demikian pula sebaliknya (Tang dan Affandi 2001). Ikan yang memiliki diameter

telur lebih kecil biasanya mempunyai fekunditas yang lebih banyak, sedangkan

yang memiliki diameter telur yang besar cenderung memiliki fekunditas rendah.

Semakin besar ukuran diameter telur akan semakin baik, karena dalam telur

tersebut tersedia makanan cadangan sehingga larva ikan akan dapat bertahan lebih

lama.

Page 21: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Biologi Perikanan dengan judul ”Analisis Aspek Biologi

(Pertumbuhan dan Reproduksi) Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) dan Ikan

Tagih (Macrones nemurus)” dilakukan pada hari Selasa, 14 April 2015. Berlokasi

di Laboratorium Fisiologi Hewan Air (FHA) Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Adapun alat-alat yang digunakan saat praktikum sebagai berikut:

1. Wadah plastik, sebagai tempat untuk menyimpan ikan.

2. Cawan petri, sebagai tempat untuk menyimpan isi perut ikan.

3. Mikroskop, sebagai alat untuk melihat dan mengamati gonad ikan.

4. Gunting, sebagai alat untuk membedah ikan.

5. Penggaris, sebagai alat untuk mengukur SL, TL, dan FL.

6. Pinset, sebagai penjepit.

7. Timbangan, sebagai alat untuk menghitung bobot tubuh, gonad dan hati ikan.

3.2.2 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan saat praktikum sebagai berikut:

1. Ikan Betutu, sebagai sampel ikan yang akan diuji.

2. Ikan Tagih, sebagai sampel ikan yang akan diuji.

3. Larutan sera, sebagai larutan untuk memperjelas letak inti telur.

4. Asetokarmin, sebagai larutan untuk memperjelas gonad.

14

Page 22: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

15

3.3 Prosedur Kerja

Mengamati morfologi ikan

Matikan Ikan

Ukur panjang ikan, baik TL ( Total Lenght ), SL ( Standard Lenght )dengan menggunakan penggaris, satuan yang

digunakan adalah millimeter.

Ambil ikan

Catat dalam tabel pengamatan. (Lakukan perhitungan pola pertumbuhan berdasarkan teknik Lagler ( 1961 )).

Ukur bobot ikan dengan menggunakan timbangan, satuan yang digunakan adalah gram.

Lakukan pembedahan pada ikan, lalu cari organ gonad yang terletak pada rongga perut.

Timbang Hati

Ambil hati yang ada perut, hingga terpisah dari organ lain

Lakukan pengamatan mengenai isi usus tersebut menggunakan mikroskop dan catat hasilnya

Timbang Gonad

Ambil gonad yang ada perut, hingga terpisah dari organ lain

Page 23: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Kelompok

Kelompok : 1 (Satu)

Hari, Tanggal : Selasa, 14 April 2015

Asal Ikan : Waduk Cirata

Spesies Ikan : Ikan Tagih (Macrones nemurus)

Tabel 1. Data Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok 1

Kel-Nama

PraktikanJenis Ikan

Pertumbuhan Kelamin

Panjang (mm)Berat Jantan Betina

SL FL TL

1

Dini Maliha

Tagih 300 315 380 512 1 0Rayana

Adli M.

Rury Ratnafuri

Tabel 2. Data Pengamatan Reproduksi Kelompok

Kel- TKG Bw BGd IKG BHt HSI Fekunditas DiameterLetak Inti

T MK M

1 Salin 512 1,170,23%

7,491,48%

- - - - -

Perhitungan:

a. Indeks Kematangan Gonad (IKG) = BG

BT−BGx100 %

= 1,17

512−1,17x 100 %

= 1,17

510,83x100 %

= 0,23%

16

Page 24: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

17

b. Hepato Somatic Index (HSI) = BH

BT−BH×100 %

= 7,49

512−7,49x 100 %

= 7,49

504,51x100 %

= 1,48%

4.1.2 Hasil Pengamatan Angkatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin

Kelompok : 1 (Satu)

Hari, Tanggal : Selasa, 14 April 2015

Asal Ikan : Waduk Cirata

Spesies Ikan : Ikan Tagih (Macrones nemurus)

Tabel 3. Data Angkatan Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin

Kel-Nama

PraktikanJenis Ikan

Pertumbuhan Kelamin

Panjang (mm)Berat Jantan Betina

SL FL TL

1Ichfar JaffarSilfi Nur AuliaJason TriAnnisa Nur

Tagih 310 330 375 512 1 0

2 Tagih 310 330 375 512 1 0Desi Triyani

M. Rizky

10

Rionaldhie

Tagih 300 310 340 423 1 0Desinta

Rian Nur.

Suci F

11

Cyntia K

Tagih 300 310 340 423 1 0Guntur H

Indri

Roury A

14

Bella M

Tagih 340 360 455 683 1 0Rifki

Jamil

15

Dony

Tagih 300 310 375 395 0 1Dwiki

Tanti K

Page 25: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

18

Kel-Nama

PraktikanJenis Ikan

Pertumbuhan Kelamin

Panjang (mm)Berat Jantan Betina

SL FL TL

18EifaEka Hana Rahmat

Tagih 340 360 455 683 1 0

20 Tagih 250 260 30 330 1 0Annisa

Firhan

21

Leni M

Tagih 250 260 30 330 1 0Jian

Angga

22

Iqbal

Tagih 330 340 430 583 1 0Nielam

Abduyana

23

Ganisa

Tagih 330 340 430 583 1 0Dea F

Refky

26

Zais

Tagih 320 340 380 562 1 0Zelikha

Rifki GP

27

Teguh

Tagih 320 340 380 562 1 0Dyah

Wahyu

32

Anggi

Tagih 300 315 370 433 1 0Nawang

Rocela

33

Sarimanah

Tagih 300 315 370 433 1 0Reka

Novitasari

36

Detrik

Tagih 330 345 430 535 1 0Cleovanya

Gulam

37

Aliyah

Tagih 330 345 430 535 1 0Aldwin

Arisca

38

Yuliana

Tagih 320 340 420 647 0 1Candra

Nurul

39Ayu TElisaAgung Rio

Tagih 320 340 420 647 0 1

Page 26: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

19

Kel-Nama

PraktikanJenis Ikan

Pertumbuhan Kelamin

Panjang (mm)Berat Jantan Betina

SL FL TL

46

Dini MalihaRayanaAdli M.Rury Ratnafuri

Tagih 300 315 380 512 1 0

47

Fahri . F

Ikan Tagih 300 315 380 512 1 0Risa Mawadatu

M. Musa DZ

48

Dita Tania

Ikan Tagih 275 295 310 444 0 1Windi A.

Rizal Firdaus

49

Aisyah Dwi

Ikan Tagih 275 295 310 444 0 1Syarifudin

Fathin A.

64

Kelana Putra

Ikan Tagih 300 310 375 395 0 1Takbir S.

Silmi Fitriani

72%

28%

Rasio Kelamin Ikan Tagih

%Jantan %Betina

Gambar 3. Rasio Kelamin Ikan Tagih

Tabel 4. Data Interval Rasio Kelamin Ikan Tagih

Kelas Ke

Batas Bawah

Batas atas

frekuensi Jantan Betina %Jantan %Betina

1 250 265 2 2 0 8% 0%2 266 281 2 0 2 0% 8%

Page 27: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

20

Kelas Ke

Batas Bawah

Batas atas

frekuensi Jantan Betina %Jantan %Betina

3 282 297 0 0 0 0% 0%4 298 313 10 8 2 32% 8%5 314 329 5 2 3 8% 12%6 330 345 6 6 0 24% 0%

Jumlah 25 18 7 72% 28%

250 - 265 266 - 281 282 - 297 298 - 313 314 - 329 330 - 3450

2

4

6

8

10

12

2 2

0

10

56

Grafik Ikan Tagih Per Skala

Interval Kelas

Frek

uens

i

Gambar 4. Grafik Jumlah Ikan Tagih Per Skala

Tabel 5. Data Angkatan Regresi PertumbuhanKel- SL Bobot Log L (X) Log W(Y) (Log L)2 Log L.Log W

1 310 512 2,4914 2,7093 6,2069 6,74982 310 512 2,4914 2,7093 6,2069 6,749810 300 423 2,4771 2,6263 6,1361 6,505811 300 423 2,4771 2,6263 6,1361 6,505814 340 683 2,5315 2,8344 6,4084 7,175315 300 395 2,4771 2,5966 6,1361 6,432118 340 683 2,5315 2,8344 6,4084 7,175320 250 330 2,3979 2,5185 5,7501 6,039221 250 330 2,3979 2,5185 5,7501 6,039222 330 583 2,5185 2,7657 6,3429 6,965423 330 583 2,5185 2,7657 6,3429 6,965426 320 562 2,5051 2,7497 6,2758 6,888527 320 562 2,5051 2,7497 6,2758 6,888532 315 433 2,4983 2,6365 6,2416 6,5868

Page 28: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

21

Kel- SL Bobot Log L (X) Log W(Y) (Log L)2 Log L.Log W

33 315 433 2,4983 2,6365 6,2416 6,586836 330 535 2,5185 2,7284 6,3429 6,871437 330 535 2,5185 2,7284 6,3429 6,871438 320 647 2,5051 2,8109 6,2758 7,041739 320 647 2,5051 2,8109 6,2758 7,041746 300 512 2,4771 2,7093 6,1361 6,711247 300 512 2,4771 2,7093 6,1361 6,711248 275 444 2,4393 2,6474 5,9503 6,457849 275 444 2,4393 2,6474 5,9503 6,457864 300 395 2,4771 2,5966 6,1361 6,4321∑     59,6742 64,6659 148,4061 160,8499

Dengan cara regresi linier menggunakan MS Excel sehingga didapat :

log a=∑ logW ×∑ ¿¿¿¿

log a=64,6659× 148,4061−59,6742 x (160,8499)

24 × 148,4061−3561,01

log a=¿ -1,76 : 0,74 = - 2,4

b=∑ logW −¿¿

b=64,6659−(24 x (−2,4 ))

59,6742

b=¿ 2,06

2.3500

2.4000

2.4500

2.5000

2.55002.4500

2.5500

2.6500

2.7500

2.8500

f(x) = 2.06183337145226 x − 2.43218454593559R² = 0.693126316396405

Korelasi Panjang dan Berat Ikan

Log L (X) Log W(Y)Linear (Log L (X) Log W(Y))Linear (Log L (X) Log W(Y))

Panjang

Berat

Gambar 5. Grafik Hubungan Panjang dan Berat pada Ikan Tagih

Page 29: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

22

Tabel 6. Data Angkatan Reproduksi Ikan Tagih

Kel- TKG Bw BGd IKG BHt HSI

1 Bunting 512 1,3 0,25% 51 11,06%2 Bunting 512 1,3 0,25% 51 11,06%10 Perkembangan 2 423 1,11 0,26% 2,8 0,67%11 Perkembangan 2 423 1,11 0,26% 2,8 0,67%14 Perkembangan 2 683 4,99 0,74% 8,2 1,22%15 Bunting 395 30 8,22% 4 1,02%18 Perkembangan 2 683 4,99 0,74% 8,2 1,22%20 Bunting 330 13 4,10% 2,6 0,79%21 Bunting 330 13 4,10% 2,6 0,79%22 perkembangan II 583 10,03 1,75% 6,57 1,14%23 perkembangan II 583 10,03 1,75% 6,57 1,14%26 Perkembangan I 562 2,92 0,52% 5,19 0,93%27 Perkembangan I 562 2,92 0,52% 5,19 0,93%32 Dara berkembang 433 1,7 0,39% 3,03 0,70%33 Dara berkembang 433 1,7 0,39% 3,03 0,70%36 Perkembangan I 535 7 1,33% 5 0,94%37 Perkembangan I 535 7 1,33% 5 0,94%38 Perkembangan II 647 14,09 2,23% 7,27 1,14%39 Perkembangan II 647 14,09 2,23% 7,27 1,14%46 Salin 512 1,17 0,23% 7,49 1,48%47 Salin 512 1,17 0,23% 7,49 1,48%48 Perkembangan I 444 10,19 2,35% 1,34 0,30%49 Perkembangan I 444 10,19 2,35% 1,34 0,30%

64 Bunting 395 30 8,22% 4 1,02%

Tabel 7. Data Kelas TKG Ikan Tagih Angkatan

TKG JantanPersen Jantan

BetinaPersen Betina

Dara 0 0 0 0Dara B 2 11.1 0 0Perkembangan I 4 22.2 2 33.3Perkembangan II 6 33.3 2 33.3Bunting 4 22.2 2 33.3Mijah 0 0.0 0 0Salin 2 11.1 0 0Pulih Salin 0 0 0 0Jumlah 18  100 6 100 

Page 30: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

23

Dara

Dara Berk

emban

g

Perkem

banga

n I

Perkem

banga

n II

BuntingMija

hSa

lin

Pulih Sa

lin02468

10

Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tagih Angkatan

Gambar 6. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tagih Angkatan

Tabel 8. Indeks Kematangan Gonad Ikan Tagih Angkatan

IKGFrekuensi

JantanBetin

a0,225-1,565 14 01,565-2,905 2 42,905-4,245 0 04,245-5,585 0 05,585-6,925 2 06,925-8,265 0 2

Jumlah 18 6

0,225-1,565

1,565-2,905

2,905-4,245

4,245-5,585

5,585-6,925

6,925-8,265

02468

10121416

IKG Ikan Tagih

Gambar 7. Indeks kematangan Gonad Ikan Tagih

Page 31: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

24

Tabel 9. Data HSI Ikan Tagih Angkatan

HSIFrekuensi

Jantan Betina0,295-2,095 16 62,095-3,895 0 03,895-5,695 0 05,695-7,495 0 07,495-9,295 0 09,295-11,095 2 0

Jumlah 18 6

0,295-2,095

2,095-3,895

3,895-5,695

5,695-7,495

7,495-9,295

9,295-11,095

02468

1012141618

Indeks HSI Ikan Tagih Angkatan

Gambar 8. Indeks HSI Ikan Tagih Angkatan

Tabel 10 . Morfologi Ikan Tagih Angkatan

Kel-

Bentuk SisikSirip Ikan

Mulut

Mata (mm)

Panjang

Usus (mm)

Insang

(pasang)

Gelembung

Renang

Dekat

Kepala

Linea Lateralis

LetakUkur

an (mm\)

Lapisan

GigiD1 D2 P V A C

1Sikloid

- I.vii 1II.x.

6XII II.x

IV.viii.5

Inferior

60 2 10 - 3 1

2Sikloid

- I.vii 1II.x.

6XII II.x

IV.viii.5

Inferior

60 2 10 - 3 1

10Sikloid

-I.

iv.31

II.iv.14

VI.xii.11

xi xxi xxi 40 4 9 300 2 1

Page 32: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

25

Kel-

Bentuk SisikSirip Ikan

MulutMata (mm)

Panjang

Usus (mm)

Insang

(pasang)

Gelembung

RenangDekat

Kep

Linea Lateralis

LetakUkur

an (mm\)

Lapisan

GigiD1 D2 P V A C

11siklo

id-

I.iv.3

1II.iv.14

VI.xii.11

xi xxi xxi 40 4 9 300 2 1

14Sikloid

- I.vii 1 vi VI.i

xxii 17

Inferior

40 4 10 395 2 1

15Sikloid

- I.6 - I.ii.5V.i.5

I.ii.9vi.1

0Inferio

r40 2 14 395 2 1

18Sikloid

- I.vii 1 vi VI.i

xxii 17

Inferior

40 4 10 395 2 1

20Sikloid

- I.vii I.i iv.2I.viii

.6v.4 x.6

Inferior

- 3 8 160 4 1

21Sikloid

- I.vii I.i iv.2I.viii

.6v.4 x.6

Inferior

- 3 8 160 4 1

22 - -I.vi.

11 vi.4

I.vii.7

iv.5 xi.7 - - 2 - 390 2 1

23 - -I.vi.

11 vi.4

I.vii.7

iv.5 xi.7 - - 2 - 390 2 1

26 - - I.7 - I.8 24 10 18Inferio

r- 3 - - 4 1

27 - - I.7 - I.8 24 10 18Inferio

r- 3 - - 4 1

32 - - I.vii - I.v.3 xii x.2 xxSuperi

or- 6 10 220 4 1

33 - - I.vii - I.v.3 xii x.2 xxSuperi

or- 6 10 220 4 1

36 - - I.vii - - I.vii - xxivSuperi

or- 22 10 365 4 1

Page 33: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

26

Kel-

Bentuk SisikSirip Ikan

MulutMata (mm)

Panjang

Usus (mm)

Insang

(pasang)

Gelembung

RenangDekat

Kep

Linea Lateralis

LetakUkur

an (mm\)

Lapisan

GigiD1 D2 P V A C

37 - - I.vii - - I.vii - xxivSuperi

or- 22 10 365 4 1

38Sikloid

-I.vi.

1- I.8 6 v.5 i.6

Inferior

- 2 - 385 4 1

39Sikloid

-I.vi.

1- I.8 6 v.5 i.6

Inferior

- 2 - 385 4 1

46Sikloid

18,5 i.7 - I.8 6 11 32Termi

nal45 - 10 430 4 1

47Sikloid

18,5 i.7 - I.8 6 11 32Termi

nal45 - 10 430 4 1

48Sikloid

22 I.i.6 1 I.v.5I.viii

.2i.6

iii.14

Terminal

- 2 10 340 4 1

49Sikloid

22 I.i.6 1 I.v.5I.viii

.2i.6

iii.14

Terminal

- 2 10 340 4 1

64Sikloid

- I.6 - I.ii.5V.i.5

I.ii.9vi.1

0Inferio

r40 2 14 395 2 1

4.1.3 Hasil Pengamatan Angkatan Pertumbuhan dan Ratio Kelamin Ikan Betutu

Kelompok : 1 (Satu)

Hari, Tanggal : Selasa, 14 April 2015

Asal Ikan : Waduk Cirata

Spesies Ikan : Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata)

Tabel 11 . Data Angkatan Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin

Page 34: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

27

Kel-Nama

PraktikanJenis Ikan

Pertumbuhan Kelamin

Panjang (mm)Berat Jantan Betina

SL FL TL

3

Nurma W

Betutu 115 - 234 186 1 0M. Yogi A.

Rian R.

4

Sheila A.

Betutu 115 - 234 186 1 0Riani A.

Rambo

5

Safira A

Betutu 185 - 235 166 0 1Ira S.

Susetyo

6

Rizka Dwi

Betutu 185 - 235 166 0 1Raka

Gilang N

7

Jihan Refli

Betutu 180 200 225 156 0 1Debora H

Andi M

8

Yulida

Betutu 185 205 225 147 0 1Endah

Ilham

9

Syafarudin

Betutu 185 205 225 147 0 1Elisah F

Jamaludin

12

Ai Siti

Betutu 175 200 220 150 1 0Aida

Asep S

13Alan A.Setyo WAdinda

Betutu 175 200 220 150 1 0

16MiaSiti SRahmat D

Betutu 159 162 182 64 1 0

17

Fikri K

Betutu 159 162 182 64 1 0T Alwie

Elsa

19

Ade

Betutu 180 200 225 156 1 0Tia

Yuyun Y

24

Fauziah

Betutu 185 0 240 149 1 0Erik

Luthfan

Page 35: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

28

Kel-Nama

PraktikanJenis Ikan

Pertumbuhan Kelamin

Panjang (mm)Berat Jantan Betina

SL FL TL

25

Taufiq

Betutu 185 0 240 149 1 0Puty

Fevi

28RikaEsti MutiaMuammar

Betutu 190 0 225 131 0 1

29RahmanR. NadyaAnggaRidwan

Betutu 190 0 225 131 0 1

30 Betutu 180 0 220 135 0 1Sofie

Fadhil

31

Ina

Betutu 180 0 220 135 0 1Raka

Indah

34

Bastian

Betutu 180 0 230 175 1 0Sheillawati

Satria

35

Adhar

Betutu 180 0 230 175 1 0Nuraya

Demas

40

Widi

Betutu 195 0 240 163 0 1Eki

Mediana

41NabilaHasbiDehan

Betutu 195 0 240 163 0 1

42

Santi

Betutu 200 0 245 186 1 0Riza

Fauzi

43

Dea Hari

Betutu 200 0 245 186 1 0Satrio

Gun Gun

44

SintiaThesarM. AdityaAyu Nfs

Betutu 230 0 285 283 1 0

Page 36: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

29

Kel-Nama

PraktikanJenis Ikan

Pertumbuhan Kelamin

Panjang (mm)Berat Jantan Betina

SL FL TL

45DzakiZulfikarMelinda

Betutu 230 0 285 283 1 0

50Dhita HapsariSyifa ZahidahDicky D.

Betutu 180 0 220 126 0 1

51Riana FaosaHilman H.Ardiansyah

Betutu 180 0 220 126 0 1

52

Zahra Imma R.

Betutu 145 0 185 68 0 1Dyah Hafizha

Bagus Renaldo

53

Rahmahwati R.

Betutu 161 0 195 81 0 1M. Aulia R. S.

M. Galdio N. A.

54

Ali Aji Adi N.

Betutu 161 0 195 81 0 1M. Rakhman

Ruth Maria

55

Hanna Maryam

Betutu 176 0 228 103 1 0Bayu . R

M. Ryan K.

56

Choki S. D.

Betutu 155 0 195 92 1 0Ayu Mardhiana

Deni Sihabudin

57Aisyah A. M.M. SalsabilFachri A. M.

Betutu 175 0 220 108 1 0

58Resna Ajeng A.Raden RahmadiChristoper R.

Betutu 175 0 220 108 1 0

59

Kalysta F.

Betutu 162 0 206 94 0 1Jumaidi Effendi

Yuki Aditya R.

60

Dwi Muthiah

Betutu 162 0 206 94 0 1Fadhillah A.

Agung Fuadi

61Kartika Irta D.Rosa H.Taufik Ikhsan

Betutu 170 0 225 129 0 1

Page 37: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

30

Kel-Nama

PraktikanJenis Ikan

Pertumbuhan Kelamin

Panjang (mm)Berat Jantan Betina

SL FL TL

62

M. Fahmi Ikmal

Betutu 170 0 225 129 0 1Logica I. B.

Ruth Mawar

63Gilang T.Geugeuh G.Dina Arifiah

Betutu 145 0 185 68 0 1

65

Sona Y. D.

Betutu 175 0 225 133 1 0Reyhan Alif

Eva Amalia

66

Shafwan Hariz

Betutu 175 0 225 133 1 0Fahira Nur A.

Chervin

55%

45%

Rasio Kelamin Ikan Betutu

%Jantan %Betina

Gambar 9. Rasio Kelamin Ikan Betutu

Tabel 12. Data Angkatan Regresi PertumbuhanKel- SL Bobot Log L (X) Log W(Y) (Log L)2 Log L.Log W

3 115 186 2,0607 2,2695 4,2465 4,67684 115 186 2,0607 2,2695 4,2465 4,67685 185 166 2,2672 2,2201 5,1401 5,03346 185 166 2,2672 2,2201 5,1401 5,03347 180 156 2,2553 2,1931 5,0863 4,94618 185 147 2,2672 2,1673 5,1401 4,91379 185 147 2,2672 2,1673 5,1401 4,913712 175 150 2,2430 2,1761 5,0312 4,881113 175 150 2,2430 2,1761 5,0312 4,8811

Page 38: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

31

Kel- SL Bobot Log L (X) Log W(Y) (Log L)2 Log L.Log W

16 159 64 2,2014 1,8062 4,8461 3,976117 159 64 2,2014 1,8062 4,8461 3,976119 180 156 2,2553 2,1931 5,0863 4,946124 185 139 2,2672 2,1430 5,1401 4,858625 185 139 2,2672 2,1430 5,1401 4,858628 190 131 2,2788 2,1173 5,1927 4,824729 190 131 2,2788 2,1173 5,1927 4,824730 180 135 2,2553 2,1303 5,0863 4,804531 180 135 2,2553 2,1303 5,0863 4,804534 180 175 2,2553 2,2430 5,0863 5,058735 180 175 2,2553 2,2430 5,0863 5,058740 195 163 2,2900 2,2122 5,2443 5,066041 195 163 2,2900 2,2122 5,2443 5,066042 200 186 2,3010 2,2695 5,2947 5,222243 200 186 2,3010 2,2695 5,2947 5,222244 230 283 2,3617 2,4518 5,5778 5,790545 230 283 2,3617 2,4518 5,5778 5,790550 180 126 2,2553 2,1004 5,0863 4,736951 180 126 2,2553 2,1004 5,0863 4,736952 145 68 2,1614 1,8325 4,6715 3,960753 161 81 2,2068 1,9085 4,8701 4,211754 161 81 2,2068 1,9085 4,8701 4,211755 155 92 2,1903 1,9638 4,7976 4,301356 155 92 2,1903 1,9638 4,7976 4,301357 175 108 2,2430 2,0334 5,0312 4,561058 175 108 2,2430 2,0334 5,0312 4,561059 162 94 2,2095 1,9731 4,8820 4,359760 162 94 2,2095 1,9731 4,8820 4,359761 170 129 2,2304 2,1106 4,9749 4,707662 170 129 2,2304 2,1106 4,9749 4,707663 145 68 2,1614 1,8325 4,6715 3,960765 175 133 2,2430 2,1239 5,0312 4,763966 175 133 2,2430 2,1239 5,0312 4,7639

∑ 

  94,0877 88,8912 210,9140 199,3101

Dengan cara regresi linier menggunakan MS Excel sehingga didapat :

log a=∑ logW ×∑ ¿¿¿¿

Page 39: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

32

log a=89,0147 ×210,9140−94,0877 x (199,5913)

42× 210,9140−8852,5

log a=¿ -4,7 : 5,89 = -0,8

b=∑ logW −¿¿

b=89,0147−(42 x (−0,8 ))

94,0877

b=¿ 1,3

2.0000

2.1000

2.2000

2.3000

2.40001.70001.80001.90002.00002.10002.20002.30002.40002.5000

f(x) = 1.26463043751455 x − 0.716545718421707R² = 0.233969025385829

Korelasi Panjang dan Berat Ikan

Log L (X) Log W(Y)Linear (Log L (X) Log W(Y))Linear (Log L (X) Log W(Y))

Panjang

Berat

Gambar 10. Grafik Hubungan Panjang dan Berat pada Ikan Betutu

Tabel 13. Data Angkatan Reproduksi Ikan Betutu

Kel-

TKG Bw BGd IKG BHt HSI

3 Perkembangan 1 186 0,6 0,32% 2,5 1,36%4 Perkembangan 1 186 0,6 0,32% 2,5 1,36%5 Dara 166 0,1 0,06% 2,2 1,34%6 Dara 166 0,1 0,06% 2,2 1,34%7 Perkembangan 2 156 0,35 0,22% 4 2,63%8 Dara 147 0,54 0,37% 0,7 0,48%9 Dara 147 0,54 0,37% 0,7 0,48%12 Dara 150 0,12 0,08% 2 1,35%13 Dara 150 0,12 0,08% 2 1,35%16 Dara Berkembang 64 1 1,59% 0,03 0,05%17 Dara Berkembang 64 1 1,59% 0,03 0,05%

Page 40: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

33

Kel-

TKG Bw BGd IKG BHt HSI

19 Perkembangan 2 156 0,35 0,22% 4 2,63%24 Dara berkembang 149 0,03 0,02% 0,48 0,32%25 Dara berkembang 149 0,03 0,02% 0,48 0,32%28 perkembangan II 131 0,59 0,45% 2,27 1,76%29 perkembangan II 131 0,59 0,45% 2,27 1,76%30 perkembangan II 135 1,84 1,38% 3 2,27%31 perkembangan II 135 1,84 1,38% 3 2,27%34 Dara 175 0,22 0,13% 2,08 1,20%35 Dara 175 0,22 0,13% 2,08 1,20%40 perkembangan II 163 0,43 0,26% 3,36 2,10%41 perkembangan II 163 0,43 0,26% 3,36 2,10%42 perkembangan II 186 0,49 0,26% 3,79 2,08%43 perkembangan II 186 0,49 0,26% 3,79 2,08%44 Putih salin 283 0,18 0,06% 52,25 22,64%45 Putih salin 283 0,18 0,06% 52,25 22,64%50 Perkembangan II 126 1,35 1,08% 1,98 1,60%51 Perkembangan II 126 1,35 1,08% 1,98 1,60%52 Dara Berkembang 68 0,24 0,35% 0,8 1,19%53 Perkembangan 2 81 1,54 1,94% 0,95 1,19%54 Perkembangan 2 81 1,54 1,94% 0,95 1,19%55 Perkembangan 1 103 0,17 0,17% 1,07 1,05%56 Perkembangan 1 103 0,17 0,17% 1,07 1,05%57 Perkembangan 1 108 0,4 0,37% 1,43 1,34%58 Perkembangan 1 108 0,4 0,37% 1,43 1,34%59 Perkembangan 1 94 0,87 0,93% 1,62 1,75%60 Perkembangan 1 94 0,87 0,93% 1,62 1,75%61 Perkembangan 2 129 1,16 0,91% 2,47 1,95%62 Perkembangan 2 129 1,16 0,91% 2,47 1,95%

63 Dara Berkembang 68 0,24 0,35% 0,8 1,19%65 Perkembangan II 133 0,17 0,13% 2,99 2,30%66 Perkembangan II 133 0,17 0,13% 2,99 2,30%

Tabel 14. Data Kelas TKG Ikan Betutu Angkatan

TKGJanta

nPersen Jantan

BetinaPersen Betina

Dara 4 17.4 4 21.1

Dara Berkembang 6 26.1 4 21.1

Perkembangan I 6 26.1 2 10.5

Page 41: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

34

TKGJanta

nPersen Jantan

BetinaPersen Betina

Perkembangan II 5 21.7 9 47.4

Bunting 0 0 0 0

Mijah 0 0 0 0

Salin 0 0 0 0

Pulih Salin 2 8.7 0 0

Jumlah 23 100 19 100

Dara

Dara Berk

emban

g

Perkem

banga

n I

Perkem

banga

n II

BuntingMija

hSa

lin

Pulih Sa

lin02468

10

TKG Ikan Betutu Angkatan

Gambar 11. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Betutu Angkatan

Tabel 15. Indeks Kematangan Gonad Ikan Betutu Angkatan

IKGFrekuensi

JantanBetin

a0,015-0,295 15 50,295-0,575 6 40,575-0,855 0 00,855-1,135 0 61,135-1,415 0 21,415-1,695 2 01,695-1,975 0 2

Jumlah 23 19

Page 42: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

35

0,015-0,295

0,295-0,575

0,575-0,855

0,855-1,135

1,135-1,415

1,415-1,695

1,695-1,975

02468

10121416

IKG Ikan Betutu

Gambar 12. Indeks kematangan Gonad Ikan Betutu

Tabel 16. Data HSI Ikan Betutu Angkatan

HSIFrekuensi

Jantan Betina0,045-3,275 21 193,275-6,505 0 06,505-9,735 0 09,735-12,965 0 012,965-16,195 0 016,195-19,425 0 019,425-22,655 2 0

Jumlah 23 19

0,045-3,275

3,275-6,505

6,505-9,735

9,735-12,965

12,965-16,195

16,195-19,425

19,425-22,655

0

5

10

15

20

25

Indeks HSI Ikan Betutu Angkatan

Gambar 13. Indeks HSI Ikan Betutu Angkatan

Page 43: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

36

Tabel 17. Morfologi Ikan Betutu Angkatan

Kel-

Bentuk SisikSirip Ikan

MulutMata (mm)

Panjang Usus (mm)

InsangGelembung

RenangDekat Kepala

BadanLinea

LateralisLetak

Ukuran (mm)

Lapisan Gigi

D1 D2 P V A C

3 SikloidStenoi

dStenoid

IV.ii

IX.ii

X.iv

IV.ii

X.i xiiSuper

ior30 2 9 150 4 Ada Labirin

4 SikloidStenoi

dStenoid

IV.ii

IX.ii

X.iv

IV.ii

X.i xiiSuper

ior30 2 9 150 4 Ada Labirin

5 SikloidStenoi

dStenoid VI v xvi v ix 13

Superior

30 4 7 - 4 Ada

6 SikloidStenoi

dStenoid VI v xvi v ix 13

Superior

30 4 7 - 4 Ada

7 Stenoid Sikloid Sikloid VI XIviii.7

v xiixii.2

Superior

23 2 7 184 3 Ada Labirin

8 SikloidStenoi

dSikloid I.iv

V.vi

30II.viii

vii xvSuper

ior15 2 8 150 4 ada

9 SikloidStenoi

dSikloid I.iv

V.vi

30II.viii

vii xvSuper

ior15 2 8 150 4 Ada

12 Sikloid Sikloid SikloidII.iv

IV.v.2

16 I.4vi.2

15Subtermina

l27 2 5 - 4 Ada Labirin

13 Sikloid Sikloid SikloidII.iv

IV.v.2

16 I.4vi.2

15Subtermina

l27 2 5 - 4 Ada Labirin

16 SikloidStenoi

dSikloid X IV xv v.5 ix 15

Subtermina

l23 2 5 - 4 Ada Labirin

17 SikloidStenoi

dSikloid X IV xv v.5 ix 15

Subtermina

l23 2 5 - 4 Ada Labirin

19 Stenoid Sikloid Sikloid VI XIviii.7

v xiixii.2

Superior

23 2 7 184 3 Ada Labirin

24 Sikloid Stenoi   v.i i.1 I.v 25 I.xi X.v Super   1 4   3 Ada

Page 44: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

37

Kel-

Bentuk SisikSirip Ikan

MulutMata (mm)

Panjang Usus (mm)

InsangGelembung

RenangDekat Kepala

BadanLinea

LateralisLetak

Ukuran (mm)

Lapisan Gigi

D1 D2 P V A C

d 0 x i ior

25 SikloidStenoi

d  v.i

i.10

I.v 25I.xix

X.vi

Superior

  1 4   3 Ada

28 SikloidStenoi

d  I.5 xi 14 5 viii xiii

Superior

  3 12   4 Ada

29 SikloidStenoi

d  I.5 xi 14 5 viii xiii

Superior

  3 12   4 Ada

30 SikloidStenoi

d  vi I.x xvi v

II.vii

xviInferi

or  2 7 120 4 Ada

31 SikloidStenoi

d  vi I.x xvi v

II.vii

xviInferi

or  2 7 120 4 Ada

34 SikloidStenoi

d  I.v I.x

III.xi.6

II.vii

II.viii

V.vii

Superior

  2 7 210 4 Ada

35 SikloidStenoi

d  I.v I.x

III.xi.6

II.vii

II.viii

V.vii

Superior

  2 7 210 4 Ada

40 SikloidStenoi

II.iv

I.x 17 vii ix xivSuper

ior  2   140 3 Ada

41 SikloidStenoi

II.iv

I.x 17 vii ix xivSuper

ior  2   140 3 Ada

42 SikloidStenoi

d  6

1.VI.iv

X.vii

II.iv

VII.ii

II.xiii

Superior

30 3     4 Ada

43 SikloidStenoi

d  6

1.VI.iv

X.vii

II.iv

VII.ii

II.xiii

Superior

30 3     4 Ada

44 Stenoid Sikloid   I.vi II.xxvii

iv x xiiiSuper

ior35 3 5 0 4 Ada

45 Stenoid Sikloid   I.vi II.xxvii

iv x xiiiSuper

ior35 3 5 0 4 Ada

Page 45: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

38

Kel-

Bentuk SisikSirip Ikan

MulutMata (mm)

Panjang Usus (mm)

InsangGelembung

RenangDekat Kepala

BadanLinea

LateralisLetak

Ukuran (mm)

Lapisan Gigi

D1 D2 P V A C

50 Stenoid Sikloid 67II.ii.2

viii.3

xxiii.4

II.viii

III.iv.3

xivSuper

ior50 3 6 45 3 Ada

51 Stenoid Sikloid 68II.ii.2

viii.3

xxiii.4

II.viii

III.iv.3

xivSuper

ior50 3 6 45 3 Ada

52 SikloidStenoi

d63

II.iii

V.vxvii

II.iii

V.iv

xivSuper

ior23 4 6 55 4 Ada

53 SikloidStenoi

d76 iv xii xvi

xvii

xxvii

Superior

22 1 18 70 4 Ada

54 SikloidStenoi

d76 iv xii xvi

xvii

xxvii

Superior

22 1 18 70 4 Ada

55 SikloidStenoi

d62 vi v.6

viii.6

I.ivII.v

i

II.viii.5

Superior

30 3 6 120 4 Ada

56 SikloidStenoi

d62 vi v.6

viii.6

I.ivII.v

i

II.viii.5

Superior

30 3 6 120 4 Ada

57 SikloidStenoi

d66 II.v

II.ix

IV.xi

II.iv

I.ixIV.xiii

Superior

30 1 8 55 4 Ada

58 SikloidStenoi

d66 II.v

II.ix

IV.ix

II.iv

I.ixIV.xiii

Superior

30 1 8 55 4 Ada

59 SikloidStenoi

d65 VI

II.ix

XIII

I.5 ix xvSuper

ior27 4 5 96 2 Ada

60 SikloidStenoi

d65 VI

II.ix

XIII

I.5 ix xvSuper

ior27 4 5 96 2 Ada

61 SikloidStenoi

d63

II.iv

X xiii I.iv II.ii VISuper

ior25 2 8 70 3 Ada

62 SikloidStenoi

d63

II.iv

X xiii I.iv II.ii VISuper

ior25 2 8 70 3 Ada

63 Sikloid Stenoi 63 II.ii V.v xvi II.ii V.i xiv Super 23 4 6 55 4 Ada

Page 46: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

39

Kel-

Bentuk SisikSirip Ikan

MulutMata (mm)

Panjang Usus (mm)

InsangGelembung

RenangDekat Kepala

BadanLinea

LateralisLetak

Ukuran (mm)

Lapisan Gigi

D1 D2 P V A C

d i i i v ior

65 SikloidStenoi

d69 VI I.9

18-19

6-7 10 16Super

ior35 3 5 45 4 Ada

66 SikloidStenoi

d69 VI

I.10

18-20

6-7 10 16Super

ior35 3 5 45 4 Ada

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan Morfologi Ikan

Pengamatan yang telah dilakukan, kelompok kami mengamati ikan tagih

(Macrones nemurus). Dilakukan pengamatan morfologi ikan yang meliputi

pengamatan meristik dan pengamatan morfometrik. Pengamatan morfometrik

meliputi pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu organisme. Sedangkan

pengamatan meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh dari

ikan, misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan lemah

pada sirip punggung (Affandi, et al 1992). Bentuk tubuh pada mahluk hidup,

termasuk pada hewan air juga erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada

baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh

atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut.

Dilakukan pengukuran meristik dan dengan menghitung jumlah sirip,

identifikasi letak mulut, identifikasi sirip caudal, identifikasi sisik. Didapatkan

hasil sebagai berikut: Ikan tagih memiliki letak mulut terminal. Bentuk, ukuran,

dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan tersebut. Sehingga dilihat

dari letak mulutnya yang terminal, ikan tagih termasuk kedalam ikan pelagik atau

ikan yang hidup di permukaan air. Memiliki 6 sungut (3 pasang), 2 terletak

dibagian atas dan 4 lainnya terletak dibagian bawah. Pada sirip dorsal I (bagian

anterior) terdiri dari 1 jari-jari lunak mengeras dan 7 jari-jari lunak. Sedangkan

Page 47: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

40

pada sirip dorsal II (bagian posterior) tidak ada jari-jari, karena sirip dorsal II

teksturnya seperti gumpalan daging. Pada sirip anal terdiri atas 11 jari-jari lunak.

Sirip ventral terdiri dari 6 jari-jari lunak. Sirip caudal terdiri dari 32jari-jari lunak,

dan sirip pectoral terdiri dari 1 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak. Hasil

pengamatan ini sesuai dengan pernyataan dari hasil penelitian oleh Kotellat 1993.

Di bagian sirip dadanya (ventral) terdapat tulang tajam dan bersengat yang

berfungsi seperti patil, yaitu sebagai senjata pembela diri.

Warna tubuh ikan tagih ini hitam kecoklatan. Memiliki 4 pasang insang,

dengan 16 tapis insang pada setiap insangnya. Bukaan mulutnya sebesar 4,5 m.

Sisik ikan tagih merupakan sisik sikloid. Tipe sirip caudalnya adalah homocercal,

yaitu sirip atau ekor yang terbagia menjadi dua bagian dengan besar yang sama.

Memiliki 1 gelembung renang.

4.2.2 Pembahasan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin

Ada beberapa indikator yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor

jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut, kualitas air,

umur dan ukuran oksigen serta kematangan gonad. Selanjutnya dikatakan pula

bahwa ikan-ikan yang berumur mudah lebih cepat pertumbuhan panjangnya dari

ikan-ikan yang berumur tua (Effendie 1997).

Pendugaan pertumbuhan ikan dapat diduga dengan menganalisis data

frekuensi panjang atau bobot, dimana pertumbuhan ikan pada setiap umur

berbeda. Ikan muda memiliki pertumbuhan yang cepat, sedangkan akan terhenti

pada saat mencapai panjang asimptotnya (Nikolsky 1963).

Ikan yang pertumbuhannya lambat dari satu kelas umur lebih tinggi, akan

bertumpuk atau mempunyai ukuran yang sama dengan ikan yang pertumbuhannya

lebih cepat pada umur yang lebih rendah (Sparre et al 1999).

Everthart et al 1975 mengemukakan bahwa terdapat beberapa metode yang

mengestimasi komposisi umur berdasarkan frekuensi panjang. Diantaranya adalah

metode Bhattachrya, dimana dasar dari metode ini yaitu pemisahan kelompok

umur yang mempunyai distribusi normal, dan masingmasing kelompok umur

tersebut mempunyai kohor. Cara lain untuk mengetahui umur ikan dengan

Page 48: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

41

menggunakan metode Petersen, yaitu dengan menggunakan frekuensi panjang

ikan.

Telah dilakukan pengamatan mengenai pertumbuhan dan rasio ikan dari

ikan tagih (Macrones nemurus) dan ikan betutu (oxyyeleotris marmorata) yang

berasal dari waduk cirata. Ikan yang telah diamati sebanyak 12 ikan tagih dan 21

ikan betutu yang diamati oleh 66 kelompok. Berikut uraian hasil pengamatan

yang telah dilakukan. Pengukuran laju pertumbuhan ikan dilakukan berdasarkan

pertambahan (besarnya) bobot tubuh ikan. Dari hasil pengamatan kelompok 1

yaitu ikan yang kami amati, ikan tagih (Macrones nemurus) memiliki bobot tubuh

sebesar 512 gram. Dilihat dari data angkatan dari 12 ikan tagih yang diamati,

bobot ikan terbesar yaitu 683 gram dan bobot ikan tawes terkecil adalah 330

gram. Pada ikan betutu, bobot terbesarnya yaitu 283 gram dan bobot terkecilnya

adalah 64 gram.

Pada dasarnya penentuan jenis kelamin ikan dapat diperoleh berdasarkan

karakter seksual primer dan sekunder. Pemeriksaan gonad ikan dilakukan dengan

diamatinnya perbedaan ciri-ciri morfologi, tetapi hal ini hanya dapat dilakukan

pada ikan dewasa berumur lebih dari 6 bulan. Oleh sebab itu pengamatan kelamin

ikan yang dilakukan kami dengan cara histologis, yaitu dibedahnya tubuh ikan

untuk memperoleh gonad dan selanjutnya akan diidentifikasi (Secara seksual

primer). Dari hasil pengamatan kelompok, ikan yang kami amati, ikan tagih

(Macrones nemurus) merupakan ikan jantan. Selain itu dari data hasil

pengamatan angkatan didapatkan hasil bahwa dari 12 ekor ikan Tagih yang

diamati, ada 9 ekor ikan jantan dan 3 ekor ikan betina. Maka rasio nya adalah 1 :

3. Ikan Tagih jantan lebih mendominasi pada perairan waduk cirata ini. Pada ikan

betutu, data dari hasil pengamatan angkatan didapatkan hasil bahwa dari 21 ikan

betutu, terdapat 12 ikan betutu jantan dan 9 ikan betutu betina. Maka rasio nya

adalah 1 : 1. Ikan betutu jantan lebih dominan pada periran waduk cirata tersebut.

Pengukuran perubahan berat dan panjang dapat digunakan dengan

menggunakan dengan model allometric linear dengan menggunakan parameter a

dan b. Koreksi biar pada perubahan berat rata-rata dari unit logaritma digunakan

Page 49: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

42

untuk memprediksi berat pada parameter panjang sesuai dengan persamaan

logaritma allometric berikut, (DeRobertis dan William 2008):

W = a Lb

Dimana W adalah berat dari ikan (g) dan L adalah panjang total ikan (mm)

sedangkan nilai a dan b merupakan parameter. Berat dapat dianggap sebagai suatu

fungsi dari panjang. Hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum

kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi

hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan

panjang ikan berbeda-beda.

Untuk mengatahui tipe pertumbuhan apa yang dimiliki oleh ikan-ikan

yang diamati ini, dapat dilambangkan dengan huruf (b). Mengatahui hasilnya

dapat dihitung manual dengan cara penghitungan rumus pertumbuhan (W), atau

dapat juga menggunakan Microsoft Excel dengan cara penghitungan regresi dari

data yang diamati terlebih dahulu. Dari hasil penghitungan menggunakan Ms.

Excel didapatkan hasil bahwa ikan-ikan yang berasal dari waduk cirata memiliki

pertumbuhan Allometrik. Dibuktikan dengan hasil nilai b ≠ 3 . Pengamatan yang

dilakukan pada ikan tagih menghasilkan nilai b = 2.0618 dan pengamatan pada

ikan betutu yaitu nilai b = 1.2986. Itu artinya b <3 atau allometrik negatif, yaitu

pertumbuhan berat ikan lebih besar dibandingkan pertumbuhan panjang ikan.

Oleh sebab itu, dapat dilihat di tabel 4, bahwa bobot-bobot ikan tersebut lebih

besar daripada total panjang (TL) ikan-ikan itu.

4.2.3 Pembahasan Reproduksi

Dari pengamatan yang telah dilakukan untuk mendapatkan atau

mengetahui mengenai data reproduksi ikan perlu dilakukan beberapa perhitungan.

Dilakukan perhitungan Standard Length (SL) yaitu pengukuran ikan mulai dari

posterior operkulum hingga pakal ekor. Dengan mendapatkan hitungan SL

tersebut, maka dapat dihitung tingkat kematangan gonad (TKG), Indeks

kematangan gonad (IKG), dan Hepato Somatic Index (HSI). Jika didapatkan ikan

betina maka dihitung fekunditas dan letak inti telur.

Page 50: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

43

Untuk mengetahui reproduksi ikan, dapat dilakukan identifikasi morfologi

pada tubuh juga dilakukan identifikasi morfologi gonad. Setelah ikan dimatikan

dengan cara ditusuk kepalanya, diamati morfologi tubuh ikannya. Ikan yang kami

amati merupakan ikan tagih. Ikan tagih berukuran lebih besar dan panjang.

Hipotesa kami ikan yang diamati adalah ikan betina. Untuk lebih yakinnya lagi

perlu dilakukan pembedahan dan identifikasi gonad ikan.

Ikan dibedah, untuk mengetahui Indeks Kematangan Gonad (IKG) maka

dihitung gonad ikan tagih tersebut. Ikan tagih kami memiliki berat gonad sebesar

1,17 gram dengan bobot ikan sebesar 512 gram. Maka didapatkan IKG sebesar

0,23%. Lalu dilakukan penghitungan berat hati, didapatkan berat hati sebesar 7,49

gram sehingga nilai Hepato Somatic Index (HSI) nya sebesar 1,48%. Setelah itu

diamati gonad ikan tersebut, diidentifikasi morfologi gonadnya. Gonad yang kami

amati berwarna merah agak muda. Dari hasil pengamatan gonad didapatkan hasil

bahwa ternyata ikan tagih yang kami amati berjenis kelamin jantan, dan Tingkat

Kematangan Gonad (TKG) berada pada fase salin.

Dari hasil data angkatan, dari 12 ikan tagih yang diamati, ikan yang

memiliki tingkat kematangan gonad (TKG) pada fase salin hanya 1 ekor saja,

sedangkan pada fase bunting hanya 3 ekor ikan saja. Sisanya memiliki tingkat

kematangan gonad (TKG) pada fase dara, dara berkembang, ataupun

perkembangan II. Fekunditas yang paling tinggi dari 3 ikan tagih tersebut sebesar

dan TKG nya pada fase perkembangan II.

Adapun dari 12 ekor ikan sampel yang diamati, kelompok 15 dan 64

memiliki nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG) yang tinggi, yaitu sebesar 8,22 %

berada pada tingkat kematangan gonad (TKG) fase bunting. Dari data diatas dapat

dilihat bahwa ikan betina memiliki IKG yang relatif lebih besar dibandingkan

dengan ikan jantan. Menurut Effendi (1987) bahwa nilai indeks ini akan sejalan

dengan perkembangan gonad dan akan mencapai batas maksimum pada saat ikan

mengalami pemijahan. Ikan betina memiliki IKG lebih tinggi dibandingkan ikan

jantan sebab ikan betina memiliki gonad yang lebih besar dibandingkan dengan

gonad jantan jadi meskipun ada pada tahap dibawah jantan tapi bobot gonadnya

akan relatif lebih besar.

Page 51: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

44

Sedangkan pada ikan betutu, dari hasil data angkatan, dari 21 ikan betutu

yang diamati, ikan yang memiliki tingkat kematangan gonad (TKG) pada fase

putih salin hanya 1 ekor saja, sedangkan pada fase bunting tidak ada sama sekali.

Sisanya memiliki tingkat kematangan gonad (TKG) pada fase dara, dara

berkembang, perkembangan I, ataupun perkembangan II. Fekunditas yang paling

tinggi dari 20 ikan tagih tersebut sebesar dan TKG nya pada fase perkembangan

II.

Adapun dari 12 ekor ikan sampel yang diamati, kelompok 15 dan 64

memiliki nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG) yang tinggi, yaitu sebesar 1,94 %

berada pada tingkat kematanga gonad (TKG) fase perkembangan II. Dari data

diatas dapat dilihat bahwa ikan betina memiliki IKG yang relatif lebih besar

dibandingkan dengan ikan jantan. Menurut Effendi (1987) bahwa nilai indeks ini

akan sejalan dengan perkembangan gonad dan akan mencapai batas maksimum

pada saat ikan mengalami pemijahan. Ikan betina memiliki IKG lebih tinggi

dibandingkan ikan jantan sebab ikan betina memiliki gonad yang lebih besar

dibandingkan dengan gonad jantan jadi meskipun ada pada tahap dibawah jantan

tapi bobot gonadnya akan relatif lebih besar.

Page 52: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil praktikum yang dilakukan adalah:

Ikan Tagih (Macrones nemurus) dan ikan betutu (oxyyeleotris

marmorata) termasuk jenis ikan air tawar.

Bentuk, ukuran, dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan

Morfometrik adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan

perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi

pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu organisme.

Meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh dari ikan,

misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan lemah

pada sirip punggung.

Tingkah laku dan kebiasaan hidup dalam suatu habitat akan berpengaruh

pada bentuk tubuh ikan.

Bobot yang dimiliki ikan dan panjang yang dimiliki ikan saling berkaitan.

Karena perubahan berat dan panjang memperlihatkan umur dan kelas

kelompok tahun ikan.

Tingkat pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan

dilingkungan hidupnya.

Panjang dan berat diketahui dengan cara pengukuran secara manual. Lalu

dilakukan perhitungan dengan rumus tertentu.

Pertumbuhan ikan yang diamati termasuk kedalam pertumbuhan

allometric dimana pertumbuhan antara panjang dan berat tidak seimbang.

Pengamatan rasio kelamin ikan yang dilakukan secara primer, karena

dengan cara membedah ikan dan mengamati gonad ikan.

Ciri seksual primer ditandai dengan adanya testis pada ikan jantan dan

ovarium pada ikan betina.

45

Page 53: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

46

Pertumbuhan bobot ikan dipengaruhi pula oleh tingkat kematangan gonad

ikan, dimana semakin tinggi tingkat kematangan gonad (sampai fase

bunting) maka ikan tersebut akan memiliki bobot yang relatif lebih besar.

Bobot yang semakin besar dikarenakan adanya proses vitelogenesis yang

terjadi di hati.

Semakin sempuran proses vitelogenesis maka nilai hepato somatic indexs

(HSI) maka akan semakin tinggi.

Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang

telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah.

5.2 Saran

Melalui praktikum yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran yang akan

menunjang praktikan untuk melakukan praktikum dengan lebih baik lagi, berikut

beberapa saran yang diberikan:

Pengamatan yang dilakukan praktikan harus lebih cermat lagi agar

meminimalisir kesalahan.

Pembedahan ikan harus baik, agar organ-organ dalam pada ikan tidak

mengalami kerusakan sehingga lebih mudah untuk diidentifikasi.

Pengamatan gonad ikan harus lebih cermat menentukan rasio kelamin, dan

tingkat kematangan gonad ikan dalam di fase apa.

Pengukuran panjang usus ikan, harus dilakukan dengan hati-hati agar usus

tidak putusa dan memudahkan dalam pengukuran.

Pengamatan kebiasaan makan ikan dengan melakukan pengamatan dari

organ penernaan harus diencerkan secara pas agar organisme yang

dimakan ikan lebih mudah diidentifikasi.

Page 54: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, I. dan Liviawati, E. (1998) Beberapa Metode Budidaya Ikan.

Yogyakarta

: Kanisesis (Anggota IKAPI).

Arief, F. A., 2009. Aspek Biologi Pertumbuhan, Reproduksi, Dan Kebiasaan

Makan Ikan Selar Kuning.

Effendie, I.M., 1979. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan IPB, Bogor.

Effendi. 1997. Metode Biologi Perikanan, Bagian Perikanan, Bagian I. Yayasan

Dwi Sri Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Effendi, M,I. 2002. Biologi perikanan. Edisi revisi, Yayasan Pustaka Nusantara

163 hal

Effendi, I. 2004. Biologi Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Everhart,W. H. A. W. Eipper And W. D. Youngs. 1975. Principle Of Fishery

Science Coemell Univ. Press.

Fujaya, Y., 1999. Fisiologi ikan. Rineka Cipta; Jakarta.

Herawati, Titin. 2014. Modul Praktikum Biologi Perikanan. Universitas

Padjajaran. Bandung

Kottelat, M., Whitten, A. J., et al. (1993). "Freshwater fishes of Western

Indonesia

and Sulawesi" Hong Kong: Periplus.

Kusrini,E et al .2007. Peranan Faktor Lingkungan dalam Pemuliaan Ikan. Bogor,

Pusat Riset Perikanan Budidaya vol 2:1.

Learman, M. 1986, Ikhtiologi Sistematika (Ichtyologi I). PPM. PT. ITB. Bogor.

Mulyono, D. 2001. Budidaya Ikan Betutu. Kanasius.Yogyakarta

Nikolsky, G. V. 1963 The Ecology of Fishes. Academic Press. London

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta.

Jakarta.

Sparre, P. E S C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku

IManual. FAO Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan

Bangsabangsa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Badan

47

Page 55: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jakarta. Hal 438Suminto, et al.

2010. Prosentase Perbedaan Pengaruh Tingkat Kematangan Gonad

Terhadap Fertilitas dan Daya Tetas Telur Dalam Pembenahan Buatan

Abalone (Haliotis asinina).

Susanto, R. D., A. L. Gordon, J. Sprintall and B. Herunadi, 2000: Intraseasonal

variability and tides in Makassar Strait. Geophysical Research

Letters, 27(10): 1499-1502.

Wahyuningsih, H dan Barus. 2006. Buku Ajar Ikhtiologi. Universitas Sumatera

Utara : Medan

48

Page 56: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

LAMPIRAN

Gambar 1. Ikan Tagih(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 2. Ikan Betutu(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. Penimbangan Ikan Tagih(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4. Lubang Urogenital Ikan Tagih

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 5. Sirip Caudal Ikan Tagih(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 6. Sirip Dorsal II Ikan Tagih

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

49

Page 57: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

Gambar 7. Operkulum Ikan Tagih(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 8. Mulut dan Gigi ikan tagih

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 9. Insang Ikan Tagih

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 10. Pembedahan Ikan Tagih

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 11. Isi Perut Ikan Tagih(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 12. Pengambilan Hati (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

50

Page 58: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

Gambar 13. Gelembung Renang Ikan Tagih

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 14. Pengambilan Isi Perut(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 15. Gonad Ikan Tagih(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 16. Hati Ikan Tagih(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 17. Penimbangan Bobot Hati(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 18. Penimbangan Bobot Gonad

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

51

Page 59: Lapak Bioper Ikan Tagih Betutu.docx

Gambar 19. Pengukuran Panjang Gonad(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 20. Pengukuran Panjang Usus

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

52