67
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN Oleh: Arie Nizar Sidqi NIM : P 17433210026 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN 2011 Arie Nizar Sidqi

Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

Oleh:

Arie Nizar Sidqi NIM : P 17433210026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN

2011

Arie Nizar Sidqi

Page 2: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK UJI SANITASI ALAT MAKAN METODE

USAP (SWAB)

A. Alat:

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Lampu Bunsen

4. Lidi kapas/swab steril

5. Pipet ukur steril

6. Pipet filler

7. Cawan petri steril

8. Inkubator

9. Colony counter

10. Sarung tangan steril

11. Spidol

12. Formulir untuk pemeriksaan laboratorium

13. Gunting

14. Termos es / tas pembawa sampel

B. Bahan:

1. Larutan buffer phosphat steril

2. Media PCA (Plate Count Agar)

3. Kertas cellotape

4. Alkohol

5. Kapas

6. Karet

7. Label

8. Kertas aluminium foil

9. Korek api

10. Sampel alat makan atau alat masak

Page 3: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

C. Cara Kerja:

1. Pengambilan sampel

a. Persiapkan sarung tangan yang steril untuk mengambil sampel alat

makan atau alat masak.

b. Ambil alat makan atau alat masak yang akan diperiksa masing-masing

diambil 4 – 5 buah tiap jenis yang diambil acak dari tempat

penyimpanan.

c. Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat makan

dan alat masak dalam kelompok-kelompok.

d. Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka tutup tabung reaksi dan

masukkan lidi kapas steril kedalamnya.

e. Lidi kapas steril dalam tabung reaksi di tekan ke dinding untuk

membuang airnya baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat makan

atau alat masak.

f. Permukaan alat makan atau alat masak yang diusap, cara melakukan :

1) Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam bagian bibir

setinggi 6 mm.

2) Sendok : permukaan bagian luar dan dalam seluruh mangkok

sendok.

3) Garpu : permukaan bagian luar dan dalam alat penusuk.

4) Piring : Permukaan dalam tempat makanan diletakkan dengan

menyilang siku-siku antara garis usapan yang satu dengan garis

usapan kedua.

g. Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3 (tiga) kali berturut-

turut.

h. Setiap satu alat menggunakan satu swab yang diusapkan dengan cara

seperti pada butir 6.

i. Setelah melakukan usapan, lidi kapas dimasukkan ke dalam tabung

reaksi, batang lidi kapas yang terkena tangan dipatahkan/diguntung,

bibir tabung reaksi di panaskan, kemudian ditutup.

Page 4: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

j. Tempelkan kertas label, tulis etiket dengan spidol yang menyatakan

nama alat makan atau alat masak dan tempat diambilnya sampel.

k. Kirim segera ke laboratorium untuk diperiksa.

2. Pemeriksaan sampel

a. Aseptiskan tangan, meja dan alat kerja.

b. Ambil suspensi sebanyak 1 ml dan 0,1 ml masing-masing masukkan

ke dalam cawan petri steril dan beri label.

c. Tuangkan media PCA sebanyak ± 15 ml atau 1/3 tinggi cawan.

d. Homogenkan membentuk angka 0 atau 8, tunggu sampai

padat/membeku, bungkus dengan kertas pembungkus.

e. Inkubasi piaran dengan suhu 370C selama 2 x 24 jam.

f. Lihat koloni yang ada di media PCA dengan coloni counter dan hitung

dengan rumus:

D. Hasil Pemeriksaan:

a. Alat makan yang diperiksa : Piring

b. Hasil :

koloni sampel 1 ml = 22

koloni sampel 0,1 ml = 56

= 98 koloni/cm2

E. Pembahasan:

- Baku mutu:

Berdasarkan bakumutu kepmenkes No:1204/MENKES/SK/X/2004

bahwa kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman

sebanyak-banyaknya 100/cm2 permukaan dan tidak ada kuman E. Coli.

Page 5: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

Dari hasil pemeriksaan uji usap alat (piring) diketahui angka total kuman

sebanyak 98 koloni/cm2, sehingga piring tersebut masih memenuhi

persyaratan kebersihan alat.

- Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan:

Dengan tingginya angka total kuman, mengindikasikan bahwa peralatan

tersebut tidak memenuhi syarat kebersihan peralatan sehingga bila

peralatan makan tersebut masih digunakan akan mengakibatkan

kontaminasi terhadap makanan dan penyakit yang dapat ditimbulkan

yaitu diare, tipus, dan penyakit pencernaan lainnya.

- Solusi:

Solusi yang dapat digunakan untuk menurunkan angka total kuman di

peralatan makanan yaitu dengan metode pencucian peralatan makanan

yang baik dan benar, menggunakan air bersih yang mengalir, dll.

Page 6: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PENGAMATAN PLASMODIUM MALARIA

A. Alat:

Mikroskop

B. Bahan:

Preparat

C. Cara kerja:

1. Siapkan Preparat

2. Siapkan mikroskop

3. Letakkan preparat di mikroskop

4. Amati ada tidaknya Plasmosium

D. Hasil Pengamatan:

Dari hasil pemeriksaan terhadap preparat, jenis plasmodium yang diamatai

adalah Plasmodium falciparum.

Page 7: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

E. Pembahasan :

ST. TROPOZOID MUDA / RING (FALCIPARUM)

• Sering di jumpai• Cincin berukuran kecil

dan halus• Sitoplasma sangat

halus bewarna biru pucat, bersifat padat dan kompak

ST. TROPOZOID MATANG/DEWASA(FALCIPARUM)

Sitoplasma lebih tebal bentuknya berupa huruf koma/ tanda seru

• Sering di jumpai

Page 8: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

ST. SCIZONT (FALCIPARUM)

• ST. ini jarang terlihat, kecuali pada kasus serius

• Terdiri dari merozoid-merozoid kecil di antara pigmen yang sangat gelap

ST. GAMETOSIT (FALCIPARUM)• Hampir sering di jumpai• Bentuknya seperti pisang

/ bulan sabit dan isi kacang

• Pigmen berupa bintang dan kasar mengumpul serta menyebar pada sitoplasma

• Warna pigmen sering hitam (gelap), coklat tua di sertai kekuning-kuningan

• Pigmen ini merupakan tanda pertama yang harus dapat dilihat

• Pada gametosit muda kadang dapat ditemukan balon merah di luar dinding sel

Page 9: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

ST. TROPOZOID MUDA / RING (VIVAK)

• Sering di jumpai• Sitoplasma berbentuk

cincin biru dan tebal, mempunyai variasi dalam bentuk yang tidak teratur

Page 10: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

“PEMERIKSAAN SANITASI TANAH”

Oleh:

Arie Nizar Sidqi NIM : P 17433210026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN

2011

Page 11: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

A. PENDAHULUAN

Petunjuk pemeriksaan sampel tanah ini dibatasi pada pemeriksaan

adanya telur dan larva cacing usus pada tanah permukaan. Metoda yang

dipilih adalah metoda yang sudah ada dan dipakai secara meluas di Indonesia.

Adanya telur atau larva cacing usus pada tanah permukaan dapat

diperkirakan bahwa tanah tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia. Ini

berarti pula bahwa penggunaan jamban di daerah tersebut masih merupakan

masalah. Oleh karena itu maka hasil dari pemeriksaan ini akan bermanfaat

untuk penyuluhan kesehatan.

B. TUJUAN

Buku petunjuk ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi petugas

kesehatan lingkungan dan petugas laboratorium tentang cara-cara

pengambilan sampel, pemeriksaan laboratorium dan interpretasi hasil

pemeriksaan.

C. PENETAPAN LOKASI

Lokasi pengambilan sampel tanah adalah di halaman rumah-rumah

penduduk misalnya di desa percontohan kesehatan lingkungan, P2LDT,

daerah kumuh, desa nelayan, daerah transmigrasi dan lain-lain.

Lokasi pengambilan sampel adalah di lokasi yang ada program jambu.

Prioritas lokasi adalah di halaman rumah penduduk yang diperkirakan belum

semua anggota keluarganya menggunakan jamban.

Titik lokasi pengambilan sampel di tempat-tempat sebagai berikut :

a. Di dalam rumah, yang berlantai tanah perlu di ambil sampel tanah,

seperti pada tempat-tempat yang dipakai pada ruang keluarga sekitar

dapur dan kamar mandi.

b. Di halaman rumah, seperti sekitar tempat bermain anak-anak, sekitar

jamban, halaman yang lembab atau di halaman rumah yang diperkirakan

tercemar kotoran manusia.

Page 12: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

D. PENGAMBILAN SAMPEL

Sampel tanah yang dimaksud adalah tanah permukaan. Tanah

permukaan adalah bagian dari tanah yang berada pada permukaan. Bagian

tanah ini diambil dengan mudah dengan cara pengerokan dengan sendok

semen. Hal ini penting diketahui karena telur/larva cacing usus yang tersebar

pada tanah adalah berada pada permukaan tanah.

1. Peralatan

Alat-alat yang dipergunakan untuk mengambil sampel adalah :

a. Garpu tanah

b. Sendok semen

c. Kantong plastik

d. Spidol

2. Cara Pengambilan

Setelah titik lokasi ditentukan lakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Bersihkan titik lokasi tersebut dengan farpu tanah dari dahan-dahan,

rumput-rumput kering dan kerikil.

b. Siapkan kantong plastik kemudian diberi kode lokasi dan tanggal

pengambilan sampel dengan spidol permanen.

c. Keroklah tanah permukaan pada lokasi tersebut seluas 40 x 40 cm2

dengan menggunakan sendok semen sebanyak 100 gram.

d. Ikatlah kantong-kantong plastik yang telah terisi dengan baik, untuk

dikirim ke laboratorium. Jadi tiap rumah diperoleh 4 kantong sampel

tanah.

E. PENGIRIMAN SAMPEL

Pengiriman sampel ke laboratorium hendaknya tidak lebih dari 7 hari.

Dalam perjalanan hendaknya tidak terlalu panas.

Bila laboratorium puskesmas belum dapat melakukan pemeriksaan, dapat

dikirim ke laboratorium Rumah Sakit, atau ke laboratorium lain yang terdekat.

F. PEMERIKSAAN SAMPEL

Page 13: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

1. Sasaran

Sasaran pemeriksaan adalah telur dan larva cacing usus yaitu :

a. Telur untuk cacing : Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, cacing

tambang

b. Larva untuk cacing : Strongiloides

2. Reagensia

Reagensi yang diperlukan :

a. Larutan hipoklorid 30%

b. Larutan Magnesium Sulfat (282 gr/liter)

c. Eosin

d. Aquadest

3. Peralatan

Alat-alat yang digunakan adalah :

a. Sendok tanah

b. Sentrifuse lengkap dengan tabung

c. Tabung reaksi dengan rak

d. Obyek glass (kaca benda)

e. Deck glass (kaca tutup)

f. Gelas ukur 1.000 ml

g. Steering rod (kaca pengaduk)

h. Hydrometer (pengukur BD)

i. Mikroskop

j. Kain kasa (5 cm x 5 cm)

k. Kaos kecil

l. Aplikator

m. Corong

n. Timbangan

4. Prosedur

a. Timbang sampel tanah yang telah dibersihkan dari kerikil dan daun-

daunan (rumput-rumput kering) sebanyak 5 gram.

b. Masukkan tanah ini ke dalam tabung-tabung setrifuse.

Page 14: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

c. Tambahkan 20 ml larutan hipokhlorit ke dalam tabung yang berisi

tanah.

d. Aduk dengan steering rod hingga merata dan diamkan selama 1 jam.

e. Setelah semua rumah tabung dalam sentrifuse terisi semua, hidupkan

sentrifuse dengan kecepatan 2000 rpm selama kurang lebih 2 menit.

Lakukan kegiatan ini sampai 2 kali.

f. Setelah diputar selama 2 menit, buang cairan supernatant.

g. Endapan tanah yang ada ditambah dengan larutan MgSO4 yang telah

disiapkan sampai mencapai lebih kurang ¾ volume tabung.

h. Putar lagi dengan sentrifuse dengan kecepatan 2500 rpm selama 5

menit.

i. Sentrifuse dihentikan, ambil tabung-tabung sentrifuse ini, tempatkan

dalam rak yang telah tersedia.

j. Tambahkan larutan MgSO4 dengan BD 1.260 ke dalam tabung-tabung

sentrifuse sehingga mencapai permukaan tabung dan permukaannya

sedikit mengembung. Diamkan beberapa menit.

k. Pengaturan BD MgSO4 dapat dilakukan dengan penambahan air bila

BD-nya tinggi sedangkan bila BD MgSO4 rendah (H.1.260) ditambah

dengan larutan MgSO4.

l. Tutupkan deck glass kepada tiap-tiap tabung ini dan tunggu selama 30

menit. Jika ada telur dan larva cacing dalam tanah tersebut maka telur

dan larva tersebut sudah mengapung dan menempel pada deckglass.

m. Pindahkan deck glass ini ke atas sebuah kaca benda (object glass). Jika

perlu tambahkan eosin sebagai pewarna, maka sediaan telah siap.

n. Periksa sediaan ini di bawah mikroskop dan identifikasi telur/larva

cacing usus yang ada.

o. Lakukan pemeriksaan terhadap semua sampel yang diterima.

F. INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan hasilnya adalah negatif tidak

ditemukan telur/larva cacing usus.

Page 15: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

G. PEMBAHASAN :

Dengan tidak ditemukannya telur cacing usus pada tanah tersebut

dapat memberikan indikasi bahwa tanah tersebut tidak tercemar oleh kotoran

manusia dan telur cacing seperti Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan

cacing tambang.

Page 16: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

Oleh:

Arie Nizar Sidqi NIM : P 17433210026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN

2011

Page 17: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK SEEDING PARAMECIUM Sp.

A. Alat:

1. Becker glass

2. Pipet tetes

3. Fiber glass

4. Mikroskop

B. Bahan:

1. Jerami

2. Air comberan

3. Air bersih

C. Cara Kerja:

1. Membuat Infusion

a. Cacah jerami ± 2 cm.

b. Masukkan kedalam becker glass.

c. Isi air secukupnya (± 2 lt)

d. Didihkan dan kemudian dinginkan selama 1 x 24 jam.

2. INOKULASI

a. Teteskan 5-20 tetes air comberan domestik pada infusion (biang

paramecium)

b. Kemudian diamkan selama 3 x 24 jam.

c. Periksa keberadaan Paramecium Sp. dengan mikroskop perbesaran

100 x.

d. Bandingkan kepadatan perlapangan pandang.(bisa dengan

Haemacytometer atau dengan kepadatan plangkton).

Page 18: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

3. Aplikasi

Uji keberadaan racun dalam air limbah.

Paramecium Sp. sangat tahan terhadap limbah domestik sehingga

bila keberadaannya tidak ada di air limbah maka dicurigai ada zat

racun/kimia yang berbahaya di dalam air limbah.

Page 19: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK DESAINFEKSI AIR

Desinfeksi dapat dilakukan secara fisik, yaitu dapat dengan menggunakan:

1. Pemanasan suhu tinggi (dimasak)

2. Pemanasan dengan matahari (SODIS = Solar Desinfektion)

3. UV

4. Ozon

5. RO

Page 20: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

Oleh:

Arie Nizar Sidqi NIM : P 17433210026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN

2011

Page 21: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN AMMONIA

A. Alat:

1. Comparator Wagtech international

2. Cakram warna (Colour disc) Ammonia (Wag-WE10204)

3. Tabung segi empat 13,5 mm, volume 10 ml Wag-WE10197

B. Bahan:

1. Tablet No.1 Wagtech Ammonia

2. Tablet No.2 Wagtech Ammonia

3. Sampel air

4. Tisue pembersih

C. Cara Kerja:

1. Siapkan comparator sebagaimana diatur pada petunjuk umum.

2. Isilah tabung periksa dengan 10 ml air sampeltepat pada tanda garis.

3. Masukkan Tablet No. 1 dan No.2, hancurkan dan aduk supaya larut.

4. Biarkan 10 menit untuk proses pembentukan warna. Pada suhu 20oC butuh

waktu hingga 15 menit.

5. Masukkan tabung periksa yang berisi air perlakuan pada tempat sebelah

kanan.

6. Masukkan tabung periksa yang berisi air sampel saja (blanko) pada tempat

sebelah kiri.

7. Bacalah hasil pemeriksaan, dengan cara memutar dan mencocokan warna

pada cakram.

8. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar Ammonia dalam satuan mg/L

sebagai N. Selanjutnya dapat dikonversikan sebagai NH4 dengan

mengalikan 1,3 atau sebagai NH3 dengan mengalikan 1,2.

9. Pemeriksaan menggunakan prosedur ini mampu mendeteksi kadar

Ammonia pada kisaran 0-1,0 mg/L.

Page 22: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

D. Hasil Pemeriksaan:

1. Sampel air = Air kran

2. Kadar Ammonia = 0,8 mg/L sebagai N

= 1,04 mg/L sebagai NH4

= 0,96 mg/L sebagai NH3

E. Pembahasan:

- Baku mutu : Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990

tidak memperbolehkan Ammonia terdapat pada air bersih. Hasil kegiatan

praktikum menunjukan bahwa kualitas air bersih sebesar 0,8 mg/L sebagai

N, 1,04 mg/L sebagai NH4, 0,96 mg/L sebagai NH3, yang berarti kadar

ammonia tidak memenuhi standar baku mutu untuk kualitas air bersih.

- Potensi gangguan kesehatan/lingkungan : Dengan adanya ammonia, air

tersebut jika dikonsumsi akan menimbulkan keracunan

- Solusi : Untuk menurunkan/ mengurangi kadar ammonia, cara yang dapat

dilakukan adalah klorinasi dan aerasi pada air.

Page 23: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN NITRAT

A. Alat:

1. Comparator Wagtech international

2. Cakram warna (Colour disc) Nitrate (WE10238)

3. Tabung segi empat 13,5 mm, volume 10 ml Wag-WE10197

4. Tabung nitratest

5. Pipet ukur/spuit 1 mL

B. Bahan:

1. Wagtech Nitratest powder

2. Tablet Wagtech Nitratest

3. Tablet Wagtech Nitricol

4. Aquadest (deionised water)

5. Sampel air

6. Tisue pembersih

C. Cara Kerja:

1. Siapkan Comparator sebagaimana diatur pada petunjuk umum.

2. Ambil satu tabung nitratest yang bersih tambahkan 1 ml air sampel.

Gunakan pipet ukur. Isikan 20 ml aquadest kedalam tabung nittratest tepat

pada tanda garis.

3. Tambahkan 1 takaran penuh tepung nitratest (nitratest powder) dan satu

tablet nitratest. Tablet jangan dihancurkan. Pasang tutup tabung nitratest

dan kemudian kocok dengan kuat selama satu menit.

4. Letakkan tabung nitratest dan diamkan ± 1 menit, kemudian balik

perlahan-lahan 2 atau 3 kali untuk pembentukan gumpalan (floc).

5. Selanjutnya tabung nitratest didiamkan kembali selama ± 2 menit untuk

mendapatkan flok secara sempurna.

Page 24: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

6. Buka tutup tabung nitratest dan bersihkan sekeliling mulut tabung dengan

tisue. Secara hati-hati tuangkan cairan yang bening kedalam tabung uji

(tabung comparator) sebanyak 10 ml tepat pada garis.

7. Tambahkan 1 Tablet Nitricol, hancurkan dan aduk supaya larut.

8. Biarkan 10 menit untuk proses pembentukan warna.

9. Masukkan tabng periksa yang berisi air perlakukan pada tempat sebelah

kanan

10. Masukkan tabng periksa yang berisi air sampel saja (blanko) pada tempat

sebelah kiri.

11. Baca hasil pemeriksaan dengan cara memutar dan mencocokan warna

pada cakram.

12. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar Nitrate Nitrogen dalam satuan

mg/L sebagai N. Selanjutnya Nitrate Nitrogen (N) dapat dikonversikan

sebagai Nitrate (NO3) dengan mengalikan 4,4.

13. Pemeriksaan menggunakan prosedur ini mampu mendeteksi kadar nitrate

pada kisaran 0-20 mg/L.

D. Hasil Pemeriksaan:

- Contoh Air = air A (air yang mengandung Nitrat)

- Kadar Nitrat = 0.2 mg/lt sebagai N

= 4.4 mg/lt sebagai NO3

E. Pembahasan:

- Baku Mutu : Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990

kadar nitrat sebagai N = 10 mg/lt. Hasil kegiatan praktek menunjukan

kadar nitrat sebagai N = 0,2 mg/lt, yang berarti kadar nitrat sebagai N

masih memenuhi standar baku mutu.

- Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : Menyebabkan turunnya

kadar hemoglobin dalam darah.

- Solusi : Untuk menurunkan/ mengurangi kadar nitrat, cara yang dapat

dilakukan adalah dengan pengenceran air (menambahkan air ke dalam

air yang mengandung nitrat).

Page 25: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN NITRIT

A. Alat:

1. Comparator Wagtech international

2. Cakram warna (Colour disc) Nitrate (WE10238)

3. Tabung segi empat 13,5 mm, volume 10 ml Wag-WE10197

4. Pipet ukur/spuit 1 mL

B. Bahan:

1. Tablet Wagtech Nitracol

2. Sampel air

3. Tisue pembersih

C. Cara Kerja:

1. Siapkan comparator sebagaimana diatur pada petunjuk umum.

2. Isilah tabung periksa dengan 10 ml air sampel tepat pada garis.

3. Asukkan 1 Tablet Nitricol, hancurkan dan aduk supaya larut.

4. Biarkan 10 menit untuk proses pembentukan warna secara sempurna.

5. Masukkan tabung periksa yang berisi air perlakuan pada tempat sebelah

kanan.

6. Masukkan tabung periksa yang berisi air sampel (blank) pada tempat

sebelah kiri.

7. Bacalah hasil pemeriksaan, dengan cara memutar dan mencocokan warna

pada cakram.

8. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar Nitrite Nitrogen dalam satuan

mg/L sebagai N. Selanjutnya Nitrite Nitrogen (N) dapat dikonversikan

sebagai Ion Nitrite (NO2-).

9. Pemeriksaan menggunakan prosedur ini mampu mendeteksi kadar Nitrite

pada kisaran 0-0,4 mg/L.

Page 26: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

D. Hasil Pemeriksaan:

- Contoh Air = air B (air yang mengandung Nitrite)

- Kadar Nitrite = 4,0 mg/lt sebagai N

= 3,3 mg/lt sebagai NO2-

E. Pembahasan:

- Baku Mutu : Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990

kadar nitrite sebagai N = 1,0 mg/lt. Hasil kegiatan praktek menunjukan

kadar nitrite sebagai N = 4,0 mg/lt, yang berarti kadar nitrite sebagai N

melebihi standar baku mutu.

- Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : Menyebabkan turunnya kadar

hemoglobin dalam darah.

- Solusi : Untuk menurunkan/ mengurangi kadar nitrite, cara yang dapat

dilakukan adalah dengan pengenceran air (menambahkan air ke dalam air

yang mengandung nitrite).

Page 27: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN FLOURIDE

A. Alat:

1. Comparator Wagtech international

2. Cakram warna (Colour disc) Flouride (WE10224)

3. Tabung segi empat 13,5 mm, volume 10 ml Wag-WE10197

B. Bahan:

1. Tablet No.1 Wagtech Flouride

2. Tablet No.2 Wagtech Flouride

3. Sampel air

4. Tisue pembersih

C. Cara Kerja:

1. Siapkan comparator sebagaimana diatur pada petunjuk umum.

2. Isilah tabung periksa dengan 10 ml air sampeltepat pada tanda garis.

3. Masukkan Tablet No. 1, hancurkan dan aduk supaya larut

4. Masukkan Tablet No.2, hancurkan dan aduk supaya larut.

5. Biarkan 5 menit untuk proses pembentukan warna secara sempurna.

6. Masukkan tabung periksa yang berisi air perlakuan pada tempat sebelah

kanan.

7. Masukkan tabung periksa yang berisi air sampel saja (blanko) pada tempat

sebelah kiri.

8. Bacalah hasil pemeriksaan, dengan cara memutar dan mencocokan warna

pada cakram.

9. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar Flouride dalam satuan mg/L

sebagai F.

10. Pemeriksaan menggunakan prosedur ini mampu mendeteksi kadar F pada

kisaran 0-1,5 mg/L.

Page 28: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

D. Hasil pemeriksaan:

Sampel air = sampel air A

Kadar Flouride = 1,5 mg/L

E. Pembahasan:

Baku Mutu : Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990

standar kualitas air bersih yang diperbolehkan untuk parameter Flourida

yaitu 1,5 mg/L. Dari hasil pemeriksaan sampel air diperoleh kadar

Flourida sebanyak 1,5 mg/L sehingga masih memenuhi standar kualitas

air bersih.

Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : Flourida dalam jumlah kecil 0,6

mg/l air dibutuhkan sebagai pencegahan terhadap carries gigi yang paling

efektif tanpa merusak kesehatan. Kosentrasi yang lebih besar 1,0 mg/l

dapat menyebabkan fluoresis pada gigi yaitu terbentuknya noda-noda

coklat yang tidak mudah hilang pada gigi. Menghalangi melarutnya

email gigi pada kondisi asam. Menimbulkan lumpuh karena fluoritis

tulang, perubahan patologis pada pencernaan, radang pinggang serta

kerusakan hati dan otot.

Solusi : Solusi yang dapat digunakan untuk menurunkan/ mengurangi

kadar flourida, cara yang dapat dilakukan adalah Sistem Pengendapan

(Presipitasi) , Sistem absorbsi dan ion exchange , Sistem Blending, Sistem

Elektro Dialisis, Sistem Roverse Osmosis.

Page 29: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN KLORIDA

A. Alat:

1. Gelas ukur

2. Labu erlenmeyer

3. Pipet tetes

4. Buret dan statip

5. Corong kaca

B. Bahan:

1. Sampel air

2. Larutan AgNO3

3. Larutan HNO3 pekat

4. Larutan K2CrO4

5. Bubuk MgO

C. Cara Kerja:

1. Ambil sampel air sebanyak 100 ml.

2. Tirasikan dengan Larutan AgNO3 sampai berubah warna menjadi warna

merah bata (misal a ml).

3. Tambahkan Larutan HNO3 pekat sebanyak 3 tetes.

4. Tambahkan Larutan K2CrO4 sebanyak 2 tetes

5. Tambahkan Bubuk MgO sebanyak 1 pucuk sendok.

6. Kemudian homogenkan. Lalu hitung dengan rumus:

D. Hasil pemeriksaan:

Page 30: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

= 369,768 mg/L sebagai Cl

E. Pembahasan:

Baku Mutu : Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990

standar kualitas air bersih yang diperbolehkan untuk parameter klorida

yaitu 600 mg/L. Dari hasil pemeriksaan sampel air diperoleh kadar klorida

sebanyak 369,768 mg/L sehingga masih memenuhi standar kualitas air

bersih.

Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : Air bersih dengan kadar klorida

tinggi dapat menyebabkan korosi pada pipa, menyebabkan iritasi pada

mata, hidung serta gangguan saluran pencernaan.

Solusi : Solusi yang dapat digunakan untuk untuk menurunkan/

mengurangi kadar Klorida, cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara

system Elektro Dialisis, system Roverse Osmosis, Filtrasi, Destilasi,

Evaporasi, Resin Anion.

Page 31: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN BAU

A. Alat:

Gelas kimia 250 ml

B. Bahan:

Sampel air A dan B

C. Cara Kerja:

1. Siapkan lima orang pengukur sebagai pemeriksa.

2. Masukkan air sampel kedalam gelas kimia, masing-masing sampel diberi

label(misal A/B).

3. Berikan gelas kimia yang berisi air sampel tersebut kepada pembau I

untuk dilakukan pembauan.

4. Lakukan hal yang sama untuk pemeriksa II, III, IV, dan V.

5. Catat hasil pemeriksaan.

D. Hasil pengukuran:

Berdasarkan hasil pemeriksaan, diperoleh hasil:

Jenis sampel Bau

Sampel A

Sampel B

E. Pembahasan:

Baku Mutu : Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990

standar kualitas air bersih yang diperbolehkan untuk parameter bau yaitu

tidak berbau. Dari hasil pengukuran menunjukan:

Sampel A berbau (melebihi standar bakumutu)

Sampel B tidak berbau (tidak melebihi standar baku mutu).

Page 32: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : Air bersih dengan kualitas fisik

(bau) dapat menyebabkan dampak kesehatan yang merugikan jika

digunakan. Menimbulkan kekhawatiran bahwa air yang tidak terolah

secara tidak sempurna masih mengandung bahan kimia yang bersifat

toksik.

Solusi : Solusi yang dapat digunakan untuk mnghilangkan bau yaitu dapat

dengan cara klorinasi, karbon aktif, aerasi, filtrasi, dll.

Page 33: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN RASA

A. Alat:

Gelas kimia 250 ml

B. Bahan:

Sampel air A dan B

C. Cara Kerja:

1. Siapkan lima orang pengukur sebagai pemeriksa.

2. Masukkan air sampel kedalam gelas kimia, masing-masing sampel diberi

label(misal A/B).

3. Berikan gelas kimia yang berisi air sampel tersebut kepada pembau I

untuk dilakukan pemeriksaan fisik berupa rasa sampel air.

4. Lakukan hal yang sama untuk pemeriksa II, III, IV, dan V.

5. Catat hasil pemeriksaan.

D. Hasil pengukuran:

Berdasarkan hasil pemeriksaan, diperoleh hasil:

Jenis sampel Rasa

Sampel A

Sampel B

E. Pembahasan:

Baku Mutu : Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990

standar kualitas air bersih yang diperbolehkan untuk parameter rasa yaitu

tidak berasa. Dari hasil pengukuran menunjukan:

Sampel A berasa (melebihi standar bakumutu)

Sampel B berasa (melebihi standar bakumutu)

Page 34: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

Sehingga kedua sampel air tersebut sama-sama tidak memenuhi standar

kualitas air bersih

Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : Air bersih dengan kualitas fisik

(rasa) dapat menyebabkan dampak kesehatan yang merugikan jika

digunakan. Menimbulkan kekhawatiran bahwa air yang tidak terolah

secara tidak sempurna masih mengandung bahan kimia yang bersifat

toksik.

Solusi : Solusi yang dapat digunakan untuk mnghilangkan rasa yaitu dapat

dengan cara klorinasi, karbon aktif, aerasi, filtrasi, dll.

Page 35: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN WARNA

A. Alat:

Gelas kimia 250 ml

B. Bahan:

Sampel air A dan B

C. Cara Kerja:

1. Siapkan lima orang pengukur sebagai pemeriksa.

2. Masukkan air sampel kedalam gelas kimia, masing-masing sampel diberi

label(misal A/B).

3. Berikan gelas kimia yang berisi air sampel tersebut kepada pembau I

untuk dilakukan pemeriksaan fisik berupa warna sampel air.

4. Lakukan hal yang sama untuk pemeriksa II, III, IV, dan V.

5. Catat hasil pemeriksaan.

D. Hasil pengukuran:

Berdasarkan hasil pemeriksaan, diperoleh hasil:

Jenis sampel Warna

Sampel A

Sampel B

E. Pembahasan:

Baku Mutu : Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990

standar kualitas air bersih yang diperbolehkan untuk parameter warna

yaitu tidak berwarna. Dari hasil pengukuran menunjukan:

sampel A berwarna (melebihi standar baku mutu)

Sampel B tidak berwarna (tidak melebihi standar baku mutu)

Page 36: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : Air bersih dengan kualitas fisik

(warna) dapat menyebabkan dampak kesehatan yang merugikan jika

digunakan. Menimbulkan kekhawatiran bahwa air yang tidak terolah

secara tidak sempurna masih mengandung bahan kimia yang bersifat

toksik.

Solusi : Solusi yang dapat digunakan untuk mnghilangkan warna yaitu

dapat dengan cara klorinasi, karbon aktif, aerasi, filtrasi, dll.

Page 37: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN DAYA HANTAR LISTRIK

(DHL)

A. Alat:

1. Pocket Conductivity Meter Wagtech WAG-WE30055

2. Beacker glass

B. Bahan:

1. Bateray

2. Sampel air

C. Cara Kerja:

1. Masukkan sampel ke dalam beacker glass

2. Ukur dengan alat Pocket Conductivity Meter Wagtech WAG-WE30055,

diamkan hingga muncul digit angka.

3. Kemudian tulis hasil pengukuran tersebut.

D. Hasil Pengukuran:

dengan suhu 26,1oC

Sampel Cl = 1209 dengan suhu 26,1oC

E. Pembahasan:

- Baku Mutu : Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990

Dari hasil pengukuran menunjukan

DHL untuk sampel A dan sampel Cl ,

sehingga kedua sampel tersebut tidak memenuhi standar kualitas air

bersih.

- Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : DHL yang terlalu tinggi dapat

menyebabkan air tersebut sangat rentan untuk digunakan oleh manusia,

karena dalam air tersebut terdapat ion-ion yang sangat merugikan

Page 38: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

kesehatan manusia. Efek kesehatan yang ditimbulkan adalah gangguan

pada proses reproduksi dan gangguan syaraf, klorin dapat menyebabkan

penyakit ginjal dan bila bereaksi dengan bahan organik membentuk

senyawa trihalomethane (THM) yang dapat menyebabkan penyakit

kanker.

- Solusi : Solusi yang dapat digunakan untuk menurunkan/ mengurangi

kadar DHL, cara yang dapat dilakukan adalah Filtrasi dan RO.

Page 39: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN KEKERUHAN

A. Alat:

1. Tabung hollow transparan

2. Tabung turbiditymeter

3. Meteran

4. Tabel konversi kekeruhan

5. Gayung

6. Pipet

B. Bahan:

Sampel air

C. Cara Kerja:

1. Siapkan tabung hollow transparan atau tabung turbiditymeter.

2. Tempatkan tabung di area yang terang dalam posisi tegak. Hati-hati jangan

sampai roboh, tempatkan pada statif apabila diperlukan.

3. Masukkan sampel air, sedikit demi sedikit kedalam tabung sampai dengan

objek dasar tabung tidak dapat terbaca.

4. Kurangi sampel air dalam tabung sampai dengan tepat objek dasar tabung

dapat terbaca/terlihat secara utuh dan jelas.

5. Ukur tinggi permukaan (kedalaman) air dalam tabung, kemudian

dikonvrsikan kedalam satuan kekeruhan JTU (Jackson Turbidity Unit)

atau NTU (Nephelic Turbidity Unit).

6. Aapabila menggunakan tabung tubiditymeter yang dilengkapi skala NTU

atau JTU, maka tidak perlu dikonversikan. Angka kekeruhan dapat

langsung diaca pada skala dimaksud. Apabila permukaan air tidak tepat

pada garis skala, maka angka kekeruhan dapat

diperkirakan/diperhitungkan menggunakan pendekatan interpolasi.

Page 40: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

D. Hasil Pengukuran:

- Air Sampel = A, B, C

- Angka Kekeruhan = Sampel A 250

NTU

= Sampel B 5 NTU

= Sampel C 54 NTU

E. Pembahasan:

- Baku Mutu : Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990

kadar kekeruhan yang diperbolehkan yaitu 5 NTU. Dari hasil pengukuran

menunjukan kadar kekruhan untuk sampel A dan C melebihi standar

bakumutu yaitu 250 NTU dan 54 NTU. Sedangkan sampel B kadar

kekeruhannya sama dengan standar baku mutu kualitas air bersih, yaitu

sebesar 5 NTU.

- Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : Kekruhan yang tinggi dapat

mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misalnya pernafasan

dan daya lihat organisme akuatik, serta dapat menghambat penetrasi

cahaya ke dalam air, mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi

efektifitas desinfeksi pada proses penjernihan air

- Solusi : Solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

kekeruhan ini yaitu dapat dengan cara aerasi, filtrasi, penambahan bahan

kimia (tawas/PAC), dll.

Page 41: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN KECERAHAN

A. Alat:

Sechii disk (cakram sechii)

B. Bahan:

Sampel air pada badan air

C. Cara Kerja:

1. Lakukan pengukuran pada cuaca cerah (tidak hujan, tidak mendung-

gelap).

2. Pilih lokasi yang representatip pada badan air yang akan diukur

kecerahannya.

3. Celupkan Sechii disk kedalam sampel air dengan tepat tidak terlihat (catat

kedalamannya, misal A cm).

4. Angkat Sechii disk dimaksud sampai dengan tepat terlihat kembali (catat

kedalamannya, misal B cm).

5. Hitung angka kecerahan (C), dengan rumus:

D. Hasil Pengukuran:

- Badan Air Sampel = kolam depan asramaB

- Kedalaman tak terlihat = 65 cm

- Kedalaman terlihat = 55 cm

- Angka Kekeruhan =

= 60 cm

Page 42: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

E. Pembahasan:

- Baku Mutu = 5 NTU

Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990 kadar kekeruhan

= 5 NTU. Hasil kegiatan praktek menunjukan kadar kekruhan lebih dari 5

NTU, yang berarti kadar kekruhan melebihi standar baku mutu.

- Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan = kekruhan yang tinggi dapat

mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misalnya pernafasan

dan daya lihat organisme akuatik, serta dapat menghambat penetrasi

cahaya ke dalam air, mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi

efektifitas desinfeksi pada proses penjernihan air

- Solusi = dengan cara aerasi dan filtrasi.

Page 43: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

Oleh:

Arie Nizar Sidqi NIM : P 17433210026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN

2011

Page 44: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN TUNGAU DEBU

A. Alat:

1. Mikroskop

2. Preparat kaca

B. Bahan:

Sampel debu dari karpet

C. Cara kerja:

Sampel debu yang berasal dari karpet diletakkan dalam preparat, kemudian

dilihat di mikroskop. Lihat dan amati sampel debu tersebut dengan

mikroskop.

D. Hasil Pemeriksaan:

Sampel debu = Debu Karpet

Jumlah Tungau = 1 ekor

E. Pembahasan:

- Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : Potensi gangguan kesehatan

yang dapat terjadi karena tungau debu ini antara lain batuk, sesak dan

mengi (asma).

- Solusi : Membersihkan karpet setiap hari (dijemur), tidak menumpuk

buku, mengganti sprey secara rutin, tidak banyak menggunakan bahan

kapas untuk tempat tidur, tidak mengoleksi boneka secara berlebih.

Page 45: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN SCHISTOSOMIASI

ATAU SIPUT AIR

A. Alat:

1. Mikroskop

2. Preparat kaca

B. Bahan:

Sampel siput air dari sawah

C. Cara kerja:

1. Ambil satu siput air yang sudah dipersiapkan.

2. Kemudian pecahkan bagian belakang siput (bagian ekor), dan tuangkan isi

yang ada didalamnya tersebut ke dalam preparat.

3. Lihat dan amati sampel sipul tersebut dengan mikroskop.

D. Hasil Pemeriksaan:

Sampel : Siput Air dari sawah

Jumlah Cercaria Distoma : tidak ditemukan

E. Pembahasan:

- Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : Ketika schistosomes pertama

kali memasuki kulit, ruam yang gatal bisa terjadi (gatal perenang).

Sekitar 4 sampai 8 minggu kemudian (ketika cacing pita dewasa mulai

meletakkan telur), demam, panas-dingin, nyeri otot, lelah, rasa tidak

nyaman yang samar (malaise), mual, dan nyeri perut bisa terjadi. Batang

getah bening bisa membesar untuk sementara waktu, kemudian kembali

normal. kelompok gejala-gejala terakhir ini disebut demam katayama.

- Solusi:

1. Menghindari berenang, mandi, atau menyeberang di air alam di

daerah yang diketahui mengandung schistosomes.

Page 46: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

2. Memberi penyuluhan kepada masyarakat di daerah endemis tentang

cara-cara penularan dan cara pemberantasan penyakit ini.

3. Buang air besar dam buang air kecil dijamban yang saniter agar telur

cacing tidak mencapai badan-badan air tawar yang mengandung

keong sebagai inang antara. Pengawasan terhadap hewan yang

terinfeksi S. japonicum perlu dilakukan tetapi biasanya tidak praktis.

4. Memperbaiki cara-cara irigasi dan pertanian; mengurangi habitat

keong dengan membersihkan badan-badan air dari vegetasi atau

dengan mengeringkan dan mengalirkan air

5. Memberantas tempat perindukan keong dengan moluskisida (biaya

yang tersedia mungkin terbatas untuk penggunaan moluskisida ini)

6. Untuk mencegah pemajanan dengan air yang terkontaminasi

(contoh:gunakan sepatu bot karet). Untuk mengurangi penetrasi

serkaria setelah terpajan dengan air yang terkontaminsai dalam

waktu singkat atau secara tidak sengaja yaitu kulit yang basah

dengan air yang diduga terinfeksi dikeringkan segera dengan

handuk. Bisa juga dengan mengoleskan alkohol 70% segera pada

kulit untuk membunuh serkaria.

7. Persediaan air minum, air untuk mandi dan mencuci pakaian

hendaknya diambil dari sumber yang bebas serkaria atau air yang

sudah diberi obat untuk membunuh serkariannya. Cara yang efektif

untuk membunuh serkaria yaitu air diberi iodine atau chlorine atau

dengan menggunakan kertas saring. Membiarkan air selama 48 -72

jam sebelum digunakan juga dianggap efektif.

Page 47: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN LUMPUR

A. Alat:

1. Mikroskop

2. Preparat kaca

3. Pipet tetes

B. Bahan:

Sampel lumpur dari lumpur aktif rumah sakit

C. Cara kerja:

1. Ambil satu tetes lumpur yang sudah dipersiapkan.

2. Lihat dan amati sampel lumpur tersebut dengan mikroskop.

D. Hasil Pemeriksaan:

Sampel : lumpur aktif rumah sakit

Jumlah mikroba : tidak ditemukan

E. Pembahasan:

- Potensi gangguan kesehatan/ lingkungan : Dengan keberadaan

mikroorganisme yang ada di lumpu, mengindikasikan bahwa lumpur

tersebut tercemar dan bersifat toksik terhadap manusia.

Selain itu mikroorganisme ini dapat masuk ke jaringan tubuh manusia

melalui sel-sel kulit, misalnya telapak kaki bagi petani yang sering di

sawah dan tidak mengenakan alas kaki/sandal.

- Solusi : Untuk para petani yang sering di sawah dan tidak mengenakan

alas kaki, hendaknya dalam melakukan aktifitasnya di sawah

menggunakan alas kaki (memakai sepatu boat). Selain itu sebelum

mengkonsumsi makanan, hendaknya mencuci tangan terlebih dahulu

dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.

Page 48: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

Oleh:

Arie Nizar Sidqi NIM : P 17433210026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN

2011

Page 49: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN LOGAM BERAT

A. Alat:

Gelas ukur

B. Bahan:

1. Sampel makanan yang diduga mengandung logam

berat

2. Stik indikator logam berat

C. Cara Kerja:

1. Masukkan sampel makanan kedalam cawan

porselin, tumbuk dan lumatkan hingga halus.

2. Masukkan dalam gelas ukur kemudian periksa

dengan Stik indikator logam berat dengan cara mencelupkan stik tersebut.

D. Hasil:

Tidak dilakukan pemeriksaan logam berat

E. Pembahasan:

Makanan yang diduga mengandung logamberat biasanya di jual di

sekitar tempat pendidikan sekitar SD, karena para pembelinya adalah anak

kecil yang belum tahu akan bahayanya penggunaan logam berat yang

dicampurkan pada makanan.

Page 50: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK UJI LIPOFILIK

A. Alat:

1. Tabung reaksi

2. Pipet ukur

B. Bahan:

1. Minyak goreng/mentega

2. Sampel pestisida : sunligth (A), alkohol 95% (B), dan bensin(C)

C. Cara kerja:

1. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering

2. Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1 ml minyak goreng,

kemudian dicampurkan dengan bahan masing-masing sampel pestisida A,

B, dan C sebanyak 1 ml.

3. Aduk-aduk sampai homogen. Diamkan beberapa menit dan amati serta

catat perubahan yang terjadi.

D. Hasil :

Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa pestisida

A dan B larut dalam lemak (lipofilik) dan pestisida C tidak larut dalam lemak

(lipofobik).

E. Pembahasan:

Dari hasil pemeriksaan, kandungan dari sampel pestisida A dan B

(terjadi emulsi) berarti apabila zat tersebut masuk ke dalam tubuh akan terjadi

emulsi di dalam tubuh.

Page 51: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK UJI EFEKTIFITAS REPPELEN

A. Alat:

Cage

B. Bahan:

1. Serangga (nyamuk) yang sama

2. Repelan (diduga bersifat repelan)

C. Cara Kerja:

1. Oleskan repelan pada kulit tangan sebelah kiri dan tangan sebelah kanan

dibiarkan saja.

2. Masukkan kedua tangan ke dalam cage.

3. Sejumlah nyamuk yang sama diamsukan kedalam cage.

4. Amati jumlah nyamuk yang menggigit tangan.

D. Hasil:

Tidak dilakukan Uji Efektifitas Repplent

E. Pembahasan:

Jumlah nyamuk yang dilepaskan = ……

Jumlah nyamuk yang menggigit = ….

Page 52: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK UJI ANTI ATRACTANSI

A. Alat:

Cawan petri

B. Bahan:

1. Termisida

2. Tanah

3. Kertas saring

4. Rayap pekerja

C. Cara Kerja:

1. Buat larutan termitisida sesuai dengan konsentrasi yang akan diuji.

Pelarut menggunakan air.

2. Ambil kertas saring bundar, kemudian di paruh (menjadi 2 buah

setengah lingkaran).

3. Masing–masing kertas diletakan di dasar cawan petri. Buatlah celah

diantara kertas tersebut dengan lebar 5 mm.

4. Kertas yang satu dilapisi tanah yang dicampur larutan termitisi dan

kertas yang lain dilapisi tanah yang tidak dicampur termitisida.

5. Atur sedemikian, agar terdapat celah 5 mm dan ketebalan permukaan

tanahnya sama. Ketebalan tanah tersebut mencapai ± 0,5 cm.

6. Lepaskan 20 ekor rayap pada celah dimaksud. Amati dan catat jumlah

rayap yang berada pada tanah yang tidak dicampur termitisida

(menghindar dari tanah yang dicampur termitisida). Hitung pula

prosentasenya.

D. Hasil:

Tidak dilakukan Uji Anti Atractansi

Page 53: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

E. Pembahasan:

Konsentrasi termitisida yang diuji = …. %

Jumlah rayap yang dilepaskan = ……

Jumlah rayap yang menghindar = ….

Prosentase rayap yang menghindar = ….

Page 54: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

F.

LEMBAR KERJA PRAKTEK UJI DAYA RUSAK TERMIT

A. Bahan:

1. Kayu

2. Antrek

B. Cara Kerja:

1. Potonglah kayu dengan ukuran (10 x 5 x 3) cm3 sebanyak 2 buah.

2. Kemudia 1 kayu yang sudah dipotong dimasukan ke antrek selama 1 x 24

jam. Kayu yang satunya tidak dimasukkan/dibiarkan saja.

3. Kemudian kedua kayu tersebut ditanam didalam tanah yang telah

terdeteksi keberadaan rayapnya. Biarkan ditanam selama 1 tahun.

C. Hasil:

Tidak dilakukan Uji Daya Rusak Termit

D. Pembahasan:

Kayu mana yang disukai rayap

Page 55: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN CAHAYA DENGAN

METODE “SATCS”

A. Alat:

AVOmeter yang dipatri dengan LDR

B. Bahan:

Cahaya ruangan laboratorium

C. Cara kerja:

1. Tekan tombon ON pada AVOmeter, kemudian kalibrasikan hingga jarum

ke angka 0.

2. Kemudian AVOmeter diseting sesuai dengan keinginan kita.

3. Diamkan beberapa menit hingga jarum pada AVOmeter stabil.

4. Catat hasil pengukuran AVOmeter tersebut dengan satuan Ohm (

D. Hasil:

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui pengukuran

pencahayaan dengan metode “SATCS” sebesar 8 x 100

dikonversi kesatuan Lux dengan menggunakan tabel “SATCS”. Dari tabel,

diketahui bahwa 8 x 100

Lux.

E. Pembahasan:

Berdasarkan hasil praktikum, pengukuran pencahayaan dengan

metode “SATCS” sebesar 900 Lux. Pencahayaan tersebut sudah memenuhi

standar pencahayaan untuk laboratorium.

Page 56: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

Oleh:

Arie Nizar Sidqi NIM : P 17433210026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN

2011

Page 57: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN POROSITAS TANAH

A. Alat

Pipet ukur

Gelas ukur

B. Bahan

Kuarsa kasar

Kuarsa halus

Zeolit

Air jernih

C. Cara kerja

1. Siapkan tanah yang sudah dikeringkan

2. Masukkan kedalam gelas ukur dengan volume tertentu. (catat

volumenya, misal: X)

3. Masukkan / teteskan air sedikit demi sedikit hingga permukaan air rata

denganpermukaan tanah. (catat volume air yang digunakan, misal: Y)

4. Hitung porositas tanah (P) dengan rumus :

Y

P = ------ x 100%

X

D. HASIL

1. Lokasi praktek : Laboratorium Poltekes

2. Waktu : Jumat, 8 April 2011

3. Sampel : Kuarsa kasar, Kuarsa halus, Zeolit

4. Hasil :

Page 58: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

Sampel kuarsa kasar Volume awal (X) = 36 ml

Volume air yang digunakan (Y) = 100 ml

Porositas tanah =

= 36 %

Sampel kuarsa halus Volume awal = 37 ml

Volume air yang digunakan = 100 ml

Porositas tanah =

= 37 %

Sampel Pasir Kuarsa Volume awal = 50 ml

Volume air yang digunakan = 100 ml

Porositas tanah =

= 50 %

E. Pembahasan

Dari hasil praktikum tersebut diketahui bahwa tiap-tiap pasir

mempunyai tingkat porositas yang yang berbeda-beda. Porositas kuarsa kasar

sebesar 36%, porositas kuarsa halus sebesar 37%, dan porositas zeolit sebesar

50%.

Berdasarkan hasil tersebut, tingkat porositas yang baik berada pada

pasir zeolit.yaitu sebanyak 50%. Hal ini dikarenakan jika semakin kasar

tanah, semakinbesar porositasnya.

Page 59: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN KEKERASAN PASIR

A. Alat:

1. Pipet ukur

2. Gelas ukur

3. Oven / incubator

4. Pengayak dengan diameter tertentu

B. Bahan:

1. Zeolit

2. Asam sulfat pekat (H2SO4)

3. Air jernih

C. Cara Kerja:

1. Pilih pasir yang akan diuji

2. Pilih diameter tertentu dengan cara diayak

3. Cuci dengan air hingga besih (air bekas cucian betul-betul jernih)

4. Keringkan dalam oven (105oC)

5. Masukkan pasir dengan volume tertentu kedalam gelas ukur (Catat

volumenya, misal : A ml).

6. Masukkan secara hati-hati larutan asam sulfat pekat kedalam gelas

ukur hingga semua pasir terendam.

7. Diamkan selama 24 jam

8. Setelah 24 jam, kemudian asam sulfat dituang / isatkan.

9. Pasir dicuci dengan air hingga bersih (air bekas cucian betul-betul

jernih)

10. Amati volume pasir yang tersisa (catat volume sisa, misal : B ml)

11. Hitung persentasi volume pasir yang keras, dengan rumus sbb. :

A - B

K = ----------- x 100%

Page 60: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

A

D. HASIL

1. Lokasi praktek : Laboratorium Poltekes

2. Waktu : Jumat, 8 April 2011

3. Sampel : zeolit

4. Hasil :

Volume sebelum direndam (A) = 50 ml

Volume sesudah direndam (B) = 30 ml

Kekerasan Pasir =

= 40 %

E. Pembahasan:

Dari hasil uji kekerasan pasir terhadap sampel pasir diketahui

kekerasannya sebesar 40% maka dapat disimpulkan bahwa kualitas kekerasan

pasir tidak cukup bagus untuk digunakan (tidak efisien) karena akan terjadi

pemecahan/penyusutan pasir pada saat dilakukan back wash.

Page 61: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN PERMEABILITAS TANAH

A. Alat:

1. Pipet ukur

2. Gelas ukur

3. Tabung uji permeabilitas

4. Timer

B. Bahan:

1. Pasir / Tanah

2. Air jernih

C. Cara Kerja:

1. Siapkan tanah yang sudah dikeringkan

2. Pasangkan kain tile (kain kasa/filter) pada alas tabung uji.

3. Masukkan tanah kering kedalam tabung uji setebal minimal 40 Cm.

4. Tutup kran pematus pada tabung uji

5. Masukkan air jernih kedalam tabung uji sampai tanah dimaksud menjadi

jenuh (Moisture / kelembaban 100%).

6. Tambahkan air jernih sampai dengan volume tertentu (catat volumenya,

misal: J ml)

7. Buka kran pematus, kemudian tampung airnya. Catat lama pembukaan

kran (misal: K menit). Catat pula volume air yang tertampung

(misal: L ml).

8. Catat sisa air jernih pada tabung uji (misal: S ml)

9. Catat luas tabung uji (misal: A cm2)

10. Hitung permiabilitas tanah (Pm) sbb.

Pm = L/K/A ml/menit/cm2

Page 62: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

D. Hasil:

Jari-jari tabung (r) : 3 cm

Tinggi tabung (t) : 6 cm

Waktu (T) : 11 detik

Permeabilitas pasir:

Hitung Volume tabung

= 3,14 x 32 x 6

= 169,56 cm3

Hitung debit

= 15,45 cm3/detik

Hitung luas tabung

= 3,14 x 32

= 28,26 cm2

permeabilitas pasir

= 0,54 cm3/ cm2/detik

= 0,54 cm/detik

E. Pembahasan:

Page 63: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

Permeabilitas pasir merupakan kemampuan tanah untuk melarutkan

air/mengasatkan air. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil

permeabilitas pasir sebanyak 0,54 cm/detik.

Page 64: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

Oleh:

Arie Nizar Sidqi NIM : P 17433210026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN

2011

Page 65: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN FORMALIN

A. Alat:

Formaldehi test kit

B. Bahan:

Sampel makanan

C. Cara kerja :

1. Pemeriksaan Konsentrasi tinggi (0 – 10%)

a) Ambil sampel makanan rendam dalam aquadest selama ± 60 ml,

selanjutny dengan spet ambil sampel sebanyak 0,5 ml.

b) Masukkan dalam botol proteksi (botol plastic berskala) dan tambah ke

dalam reaksi dalam botol reaksi tersebut air yang telah disaring

dengan filter khusus.

c) Tambah 2 tetes indikatir Alizarin R dan kocok

1) Jika larutan berwarna merah-orange lanjutkan ke langkah 4.

2) Jika larutan berwarna kuning, tambahkan 2 sendok takar bubuk

Natrium Sulfat dan aduk sampai larut, jika terdapat formaldehid

cairan akan berwarna merah-orange dan lanjutkan ke langkah 4.

d) Siapkan spet sampel, awas (ganti ujung penyambungnya dengan yang

baru) ambil reagen HI 3838-0 ( hidrclorid acid ) sampai tanda batas

pada skala 0.

e) Teteskan sedikit demi sedikit reagen HI 3838 dari warna merah-

orange menjadi kuning.

f) Hentikan titrasi ketika terbentuk warna kuning pertama kali dan lihat

serta catat pemakaiannya pada spet (skala) kalikan dengan 10, maka

akan diperoleh % formalin sampel tersebut.

Page 66: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

2. Pemeriksaan konsentrasi rendah (0-1%)

Jika pemeriksaan mendapatkan hasil < 1 % maka :

a) Cuci wadah tersebut dengan sampel air yang akan didapatkan

b) Isikan lagi ke dalam wadah tersebut sampel air sampai tanda batas 5

ml.

c) Tambahkan 2 tetes indikator Alizarin R dan kocok

1) Jika larutan berwarna merah-orange, lanjutkan langkah 4

2) Jika llarutan berwarna kuning tambahkan 2 sendok takar bubuk

Natrium Sulfit dan asuk sampai larut, jika terjadi formaldehid

cairan akan berwarna merah-orange dan lanjutkan ke langkah 4,

d) Sedot reagen HI 3838-0 sampai tandabatas 0.

e) Titrasi dengan reagen HI 3838-0 ke dalam wadah reaksi sampai terjadi

perubahan warna dari warna asal menjadi kuning.

f) Hentikan titrasi ketika terbentuk wanra kuning pertama dan lihat serta

catat pemakaiannya pada jarum penyedot, maka akan diperoleh %

formalin cairan sampel tersebut.

D. Hasil:

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui hasilnya positif

mengandung formalin sebanyak 0,07%.

E. Pembahasan:

Sampel makanan yang kami periksa adalah mengandung Formalin,

dan sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh yang dapat meracuni organ tubuh

manusia apalagi bila dikonsumsi secara berlebihan ataupun secara terus

menerus yang berakibat akan mengakumulasi didalam tubuh kita.

Page 67: Lap Laboratorium Kesehatan Lingk

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN PENCEMARAN UDARA

A. Alat:

1. Gelas Inpinger

2. Flowmeter/Manometr

B. Bahan:

Gas yang mengandung sulfur

C. Cara Kerja: