Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
xvi
LAMPIRAN A: SCRIPT REUNI
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xiv
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xiv
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xiv
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xiv
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xiv
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xv
LAMPIRAN B: Camera Report
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xvi
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xiv
LAMPIRAN C: Transkrip Wawancara
Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan BW Purba Negara, editor Vakansi
Yang Janggal dan Penyakit Lainnya, pada 20 November 2014.
Steven : Selamat malam Mas BW, saya ingin nanya” sebentar seputar
editing,
Mas Purba : Iya, apa?
Steven : Pertama saya ingin tanya lebih dulu mas, kenapa film Vakansi
Yang Janggal dan Penyakit Lainnya, dibikin tempo selambat itu?
Mas Purba : Hmm..karena waktu saya membaca naskah, saya berfikir tempo
lambat seperti itu cocok dengan filmnya.
Steven : Ada lagi ga mas?
Mas Purba : Itu aja sih..
Steven : Ohhh…Mas saya ingin nanya” tentang kontemplasi. Menurut mas
kontemplasi itu apa mas?
Mas Purba : Kalau menurut kamu apa?
Steven : Kalau yang saya temui kontemplasi artinya : berfikir yang dalam,
merenung, menggugah suasana hati seperti itu mas. Hmm.. jadi
filmnya tempo nya lambat – lambat gitu mas, karena merenung itu.
Mas Purba : Sebenernya cara berfikir arti kontemplasi itu adalah ada maknanya,
bermakna. Hanya itu. Apa yang penonton dapatkan ketika melihat
film tersebut. Kalo gambarnya pelan tapi tidak ada tawaran apapun,
tawaran bahan untuk direnungkan penonton, itu tentu saja tidak
kontemplatif.
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xv
Steveb : Ohhhh
Mas Purba : Gitu..
Steven : Kalau misalnya karakter dari filmnya adalah introvert, apakah bisa
dikatakan dia itu merenung ga mas?
Mas Purba : Hmm..engga. Introvert persoalan yang lain
Steven : Misalnya, setiap scenenya mempunyai maksud, setiap gerak
geriknya ada maksud, dengan dia ditambah dengan karakter
introvert. Apakah bisa dikatakan kontemplasi?
Mas Pubra : Belum tentu, belum tentu, karena kontemplasi dan introvert adalah
dua hal yang lain. Introvert itu sebuah kata untuk menunjukan
seseorang yang lebih hidup dalam dirinya sendiri, tapi bukan dalam
artian egois ya… Hidup dalam dunia dalam diri yang tertutup. Kalo
ekstrovert sebaliknya. Introvert orang yang membutuhkan waktu
lebih untuk sendiri gitu. Seperti itu.
Steven : Berarti kalo sama kontemplasi itu berbeda? Apa masi Menjurus
gitu?
Mas Purba : Yaa, barang kali ada irisannya, tapi itu dua kajian yang berbeda.
Introvert itu kan ciri seseorang, ciri seorang yang cenderung tidak
banyak berinteraksi dengan orang lain gitu, membutuhkan waktu
untuk sendiri. Itu introvert.
Steven : Tapi kalau dalam sisi editing misalnya mas, introvert itu menjadi
acuan untuk dibikin menjadi slow gitu?
Mas Purba : Maksudnya?
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xvi
Steven : Misalnya ada satu karakter gitu yang punya karakter introvert,
atau kalo dialog nya sedikit. Kalau menurut saya ceritanya cocok
untuk dijadiin slow, dan juga setiap gerak geriknya ada maksudnya
, trus ditambah dengan karakter yang introvert itu bisa dijadiin
acuan saya untuk dibuat slow ga?
Mas Purba : Karakter yang introvert kemudian kamu untuk menunjukan karakter
introvert itu kamu pilih bentuk tertentu, ya gpp, gpp. Nggak ada
soal untuk menunjukan situasi situasi alam pikiran dan alam batin
si orang introvert itu yang sepi, kemudian kamu menambelkan
ritme yang memunculkan ritme yang sepi dan lambat, itu gpp dan
bisa.
Steven : Kalau kontemplasi itu ada ciri khas nya untuk penggunaan wide
shot?
Mar Purba : Kontemplasi itu..
Steven : Ada hubungan ke situ ga?
Mas Purba : Karena yang lebih membuat sesuatu itu kontemplasi atau tidak itu
lebih ke makna yang dibawanya, bukan pada bentuknya. Bukan pada
bentuknya apakah wide, apakah close up, apakah gambar jenis
tertentu. Bukan pada itunya. Tapi lebih kepada makna yang
dibawanya. Nah kalau contoh kita nonton film yang kontemplatif,
kita nonton barakah, kita nonton samsara, atau kalau tadi di ulcifest
ada film halaman belakang.
Steven : Kalau film Nuri itu kontemplasi atau ga?
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xvii
Mas Purba : Saya gak liat. Itu kan lebih kepada satu makna yang di tawarkan
kepada penonton, dengan menghadirkan sesuatu, dengan melihat
sesuatu, sesuatu yang dihadirkan diatas layar. Orang diajak masuk
kepada situasi kontemplatif. Situasi yang membuat kita merenung
tentang hal hal yang lebih dalam, dalam hidup.
Steven : Dalam hidup?
Mas Purba : Dalam hidup, iya.
Steven : Hidup karakter atau?
Mas Purba : Hidup kita, dalam hidup ini. Dalam hidup secara luas
Steven : Jadi penggunaan pacing cepat atau lambat tidak ngaruh ya mas?
Mas Purba : Kenapa?
Steven : Jadi bentuknya ga ngaruh sama sekali tentang kontemplasi?
Mas Purba : Dikatakan tidak ngaruh sama sekali juga barangkali kurang tepat
ya, tapi pacing bisa di…barangkali bisa dijadiin sebuah cara. Tapi
yang kita harus hati – hati adalah pacing lambat sama dengan
kontemplatif. Nah itu keliru saya piker.
Steven : Tapi kontemplasi diwujudkan dengan pacing lambat?
Mas Purba : Belum tentu
Steven : Di dukung
Mas Purba : Belum tentu… pacing lambat bisa mendukung kontemplasi
Steven : Bisa mendukung lebih tepatnya
Mas Purba : Iya… Tapi dalam situasi tertentu barangkali pacing cepat juga bisa
mendukung kontemplasi. Sekarang bukan pada bentuknya, tapi apa
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xviii
yang di bawa, apa yang dihadirkan, makna apa yang dibawa oleh
film itu.
Steven : Makna nya itu misalnya? Makna dari film itu nya atau?
Mas Purba : Makna dari film itu. Atau kalaupun tidak satu film utuh, makna dari
satu adegan tertentu.
Steven : Makna yang…
Mas Purba : Makna yang dibawa
Steven : Bisa dikasih contoh makna itu ga mas?
Mas Purba : Oke… Kamu bayangkan sebuah mawar warna merah. Mawar itu,
Oke kita tau mawar itu hanya bunga, tapi ketika ada seseorang
gitu….. Nah mawar itu harganya 5000 rupiah satu tangkai. Ada
seseorang datang ke kamu kasih kamu bunga mawar gitu, terus
apakah kamu berfikir dia hanya sama dengan memberi 5000 rupiah
ke kamu karena harga bunga mawar nya itu 5000? Atau lebih dari
itu?
Steven : Lebih
Mas Purba : Apa yang membuat itu lebih? Apa kelebihan bunga mawar dengan
5000?
Steven : Rasanya… apanya ya… kaya sesuatu yan diberikan usaha
Mas Purba : Sesuatu yang nonton materi yang diluat bunga mawar itu tapi ada
didalamnya. Nah itu makna. Nah dibalik satu benda yang namanya
bunga mawar itu, yang sebelumnya beli 5000. Kita punya uang 5000
dan kita beli bunga mawar. Dengan kita memberi bunga mawr itu,
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xix
ada sesuatu yang lebih dari sekedar uang 5000, ada makna yang lain
dari 5000, karen dengan kamu memberi bunga mawar ada perasaan
yang bisa muncul, ada hal hal yang lain. Itu artinya mawar itu
membwa makna, tidak sekedar bentuk dan benda bunga mawar, tapi
mawar itu membawa makna. Nah makna itu ya itu.
Steven : Misalnya adegannya makan mie, bapak anak makan mie saja gitu
tapi disitu ingin menimbulkan kehangatan bapak dan anak
Mas Purba : Nah kalo adegan tertentu, adegan dua orang makan bersama, kalau
hanya ingin sekedar membuat orang tau “Ohhh…oh mereka makan
bersama”. Oke, yasudah, berarti tidak membawa makna lebih. Tapi
kalo dengan kamu menghadirkan dua orang makan bersama,
kemudian penonton merasakan betapa hangatnya keluarga ini, Nah
berarti gambar itu sudah membawa makna.
Steven : Ohh, berarti saya tidak bisa memasakan setiap orang penonton
mengerti dong ya mas?
Mas Purba : Kenapa?
Steven : Tidak bisa memasakan setiap penonton, ini loh artinya adegan ini
Mas Purba : Kayanya ini bukan sebuah pemaksaan atau…
Steven : Misalnya saya kasih adegan ini, hubungan bapak dan anak tadi.
Tapi beberapa orang tidak mengalami rasa makna itu sendiri.
Misalnya ada beberapa penonton yang berfikir kaya gitu. Itu ga
masalah dong ya?
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xx
Mas Purba : Ya gamasalah… Tapi bahwa ketika seseorang memberi bunga
mawar, dalam contoh kasus tadi, si pemberi bungga mawar sudah
tau bahwa di dalam bunga mawar ada makna. Kalau ada seseorang
yang tidak tau dari mana bunga mawar, barangkali keterlaluan.
Kalau kita sudah menghadirkan makna pada sesuatu, dan makna itu
kuat, yaa, yakin saja makna itu akan tersampaikan kepada penonton,
tapi kalo belum ya kita tidak bisa memaksakan. Kalau kita belum
bisa menghadirkan makna pada sesuatu, kita tidak bisa memaksakan
penonton untuk menangkap itu.
Steven : Kontemplasi itu mas, dia harus keseluruhan film atau boleh di
beberapa bagian?
Mas Purba : Kenapa?
Steven : Kontemplasi itu
Mas Purba : Di bagian juga bisa, diseluruh juga bisa.
Steven : Ada bacaan yang perlu saya baca ga mas?
Mas Purba : Kalau buku…..kamu perlu latian untuk lebih mengasah perasaan,
pemaknaan atas sesuatu. Kalau ada buku yang dibaca, ada tapi bukan
bersifat definisi. Kontemplasi adalah….
Nah itu diluar, ini diluar teknis pembuatan film. Kita itu punya
keyakinan bahwa kita itu tidak bisa mengajak orang berkontemplasi
lewat karya kita, kalau kita tidak pernah berkontemplasi. Tidak akan
bisa kita.
Steven : Harus dari kita ya mas..
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xxi
Mas Purba : ya harus dari diri kita. Ya kita tidak bisa memberi tau orang lain
bahwa gula rasanya manis kalau kita tidak tau rasanya gula dan gak
pernah mencobanya. Susah menjelaskan.. ya itu..
Steven : Berarti kalau di tahap pembuatan film mas, berarti kontemplasi itu
dibangunnya oeh sutradara dong mas?
Mas Purba : enggak hanya sutradara, semua terlibat dalam menciptakan itu.
Semua bisa terlibat ya sutradara tentu perannya besar sekali, actor
bisa juga, kamera bisa juga dan semua bekerja sama.
Steven : Dan biasanya kontemplasi aktingnya harus realis ga mas?
Mas Purba : Engga harus. Kontemplasi bukan persoalan bentuk. Ya gitu hahaha.
Kalau kamu sekarang suka film apa?
Steven : Belum kearah kontemplasi sih mas.
Mas Purba : Yang kamu suka apa?
Steven : Sebenrneya saya suka mas, tapi terkadang saya suka ga ngerti, yang
pada akhirnya saya sering googling kali abis nonton, ternyata
reviewnya banyak yang ga kepikirin waktu nonton, dan saya jadi
suka, tapi lebih tertarik sih mas.
Mas Purba : Sekarang buat film apa?
Steven : Reuni
Mas Purba : Itu yang mana ya?
Steven : Yang tentang bapak anak ditinggal istri mas, yang tentang ikan.
Mas Purba : Ohh iyaiya.
Steven : Mas dapet maknanya gak>
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xxii
Mas Purba : Apa?
Steven : Mas dapet maknanya ga?
Mas Purba : Ada, makna yang dibawa bahwa ikan bukan hanya sekedar
makhluk ikan di dalam akuarium tetapi membawa sesuatu hal yang
lain dan benda benda yang lain juga bisa membawa sesuatu seperti
yang kita omongin bunga mawar. Ada diisitu
Steven : Oke deh mas, ngerti saya
Mas Purba : Tapi sekali lagi kontemplasi bukan hanya sekedar dari bentuknya
kalau shot yang lama atau wide, ya oke…
Steven : Mendukung gitu ya…
Mas Purba : Itu cara. Kalau kita ingin mengajak penonton berkontemplasi
dengan melihat langit karena melihat langit malam misalnya itu
kontemplasi misalnya, oke berarti untuk membawa pada situasi
kontemplasi, kita butuh gambar yang wide, untuk bisa
berkontemplasi kita membutuhkan gambar gunung yang luas, oke
untuk bisa berkontemplasi dengan cara itu kita membutuhkan
gambar wide, tapi ada kalanya barangkali kita perlu berkontemplasi
bahwa manusia ini terbentuk dari hanya dari satu sel awalnya yang
sangat kecil, ada sel sel laki laki yang berenang renang banyak sekali
kemudian hanya satu yang bertemu dengan sel telur yang kemudian
menjadi manusia, nah itu tkita tidak butuh lensa yang sangat lebar,
justru kita butuh mikroskop. Itu sangat close. Nah kontemplatif atau
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015
xxiii
apa tergantung, bukan tergantung pada bentuknya, tapi apa yang
ingin ditawarkan kepada penonton, makna apa gitu
Steven : Jadi beberapa adegan bisa ya mas?
Mas Purba : Yaa ya bisa, bisa apapun
Steven : Oke makasih mas
Mas Purba : Oke semoga membantu
Steven : Membantu banget mas
Mas Purba : Saya terkadang kesulitan membahasakan, tapi semoga bisa
dimengerti.
Peranan Editing..., Steven Junius, FSD UMN, 2015