4
LAGU KEMATIAN KAPITALISME oleh; amtpb/TFR dalam buku 'Kamu Fikir kamu Berfikir' Edward J. O’Boyle, Ph.D. dalam tulisan penutup artikelnya 'Requiem for Homo Economicus' menuliskan : Declaring a requiem for homo economicus is more than just clever rhetoric. It is based on more than just terms and expressions borrowed from other disciplines and is grounded in an understanding of human nature that surfaced with the development of the electronic stage of human communication which altered our awareness of others and of ourselves and gave birth to the philosophy of personalism. Burying homo economicus and substituting homo socioeconomicus bring the basic unit of economic analysis out of the individualism of the 17th and 18th centuries into the personalism of the 20th century. Maka saya mengirimkan email untuk merespon artikel tersebut: Anda berkata sebelumnya, bahwa manusia homo economicus secara sosial adalah cenderung mengikuti mainstream konsumsi umum ( sosial being ) tapi juga unik mempunyai individual being. Jadi anda berkata bahwa adalah kelayakan manusia berkepribadian ganda. Bahwa kemudian anda tambahkan bahwa secara personal bebas untuk memaksimalkan utilitas dan memuaskan utilitas. Dengan begitu dibutuhkan jejaring sosial untuk memenuhi kebutuhan pemuasan dan maksimalisasi utilitas. Bangunan jejaring yang dapat memberikan peluang untuk mengatasi kelangkaan input, kekurangan input. Bahwa ekonomi dalam transaksi perdagangan adalah hubungan antara penawaran dengan permintaan. Lalu, sebagai homo economicus yang berperilaku konsumsi adalah untuk memaksimalkan utilitas yang terhubung kepada fakta bahwa - ia sebagai makhluk

Lagu Kematian Kapitalisme dikutip dari buku 'Kamu Fikir kamu Berfikir' oleh amtpb / TFR

  • Upload
    amtpb

  • View
    87

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lagu Kematian KapitalismeDikutip dari buku 'Kamu Fikir kamu Berfikir' oleh amtpb / TFR.Dilarang keras mengutip, meng-copy, memperbanyak dan men-distribusikan tanpa izin.

Citation preview

Page 1: Lagu Kematian Kapitalisme dikutip dari buku 'Kamu Fikir kamu Berfikir'  oleh amtpb / TFR

LAGU KEMATIAN KAPITALISME

oleh; amtpb/TFR dalam buku 'Kamu Fikir kamu Berfikir'

Edward J. O’Boyle, Ph.D. dalam tulisan penutup artikelnya 'Requiem for Homo

Economicus' menuliskan :

Declaring a requiem for homo economicus is more than just clever rhetoric. It is based on

more than just terms and expressions borrowed from other disciplines and is grounded in

an understanding of human nature that surfaced with the development of the electronic

stage of human communication which altered our awareness of others and of ourselves

and gave birth to the philosophy of personalism. Burying homo economicus and

substituting homo socioeconomicus bring the basic unit of economic analysis out of the

individualism of the 17th and 18th centuries into the personalism of the 20th century.

Maka saya mengirimkan email untuk merespon artikel tersebut:

Anda berkata sebelumnya, bahwa manusia homo economicus secara sosial adalah

cenderung mengikuti mainstream konsumsi umum ( sosial being ) tapi juga unik

mempunyai individual being. Jadi anda berkata bahwa adalah kelayakan manusia

berkepribadian ganda. Bahwa kemudian anda tambahkan bahwa secara personal bebas

untuk memaksimalkan utilitas dan memuaskan utilitas. Dengan begitu dibutuhkan

jejaring sosial untuk memenuhi kebutuhan pemuasan dan maksimalisasi utilitas.

Bangunan jejaring yang dapat memberikan peluang untuk mengatasi kelangkaan input,

kekurangan input. Bahwa ekonomi dalam transaksi perdagangan adalah hubungan

antara penawaran dengan permintaan.

Lalu, sebagai homo economicus yang berperilaku konsumsi adalah untuk

memaksimalkan utilitas yang terhubung kepada fakta bahwa - ia sebagai makhluk

Page 2: Lagu Kematian Kapitalisme dikutip dari buku 'Kamu Fikir kamu Berfikir'  oleh amtpb / TFR

konsumsi, yang mana ia bekerja atas dasar untuk barang - barang yang ia beli dengan

upah yang terbatas.

Masyarakat berarti Homo socio Economicus. Ia bekerja untuk mencapai kebutuhan yang

diinginkan dalam hal utilitas dan kemudian kebebasan memperluasnya dengan cara -

cara sosialiasi. Anda menyatakan bahkan, bahwa orang hanya dapat memperluas ini

dengan cara mengetahui - karena tanpa mengetahui 'sesuatu' yang diasumsikan

sebagai kualitas konsumsi atau pertumbuhan pemuasan Konsumsi - maksimal utilitas,

maka ia tidak dapat memperluasnya karena tidak tahu.

Lalu, untuk apakah media promosi dan periklanan ?

konsumen yang memperluas keinginan dengan pengetahuan atau Produsen yang

memperluas keinginan konsumen ?

Bukankah adalah jelas bahwa - perluasan area untuk mempermudah pemuasan dan

pemaksimalan utilitas berarti meletakkan identitas sosial > kemudian inilah pertarungan

menuju kepada 'Kelas Sosial' - sebagaimana Logich Materialisme yang ditawarkan

'Marx'. Bahwa di sini kita butuh dialektika, kita butuh mempertentangkan,

mempertanyakan 'kebenaran' atas keinginan - keinginan. Dan berarti pengakuan

perlunya pertarungan kelas bukan ?

Atau apakah keinginan - keinginan bebas sebatas asumsi secara retorika tentang

keinginan yang baik, yang tidak dapat dipertanyakan benar - salahnya.

Requiem adalah lagu kematian, bahwa lagu kematian Homo Economicus bukan

didendangkan oleh orang yang meng-kritisi Kapitalisme tapi didendangkan oleh

Kapitalisme sendiri bahkan untuk kapitalisme sendiri.

Page 3: Lagu Kematian Kapitalisme dikutip dari buku 'Kamu Fikir kamu Berfikir'  oleh amtpb / TFR

Semakin cepat memperluas utilitas maksimal – akselerasi maksimal utilitas, maka

dengan postulat yang dipahami Kapitalisme sendiri bahwa input terbatas - dan output

sedemikian luas maka - manusia akan berperang atau bersekutu bukan untuk

memperebutkan utilitas tapi memperebutkan input produksi.

Ini sudah terjadi - dan bahwa masyarakat sudah sedemikian terang akalnya akibat

konflik sosial dan gap sosial yang terus meluas yang tidak dapat ditutup oleh jaring -

jaring sosial Kapitalisme dengan tagline - Kemanusiaan. Bahwa peningkatan kemajuan

teknologi yang semakin memperluas komunikas social dan percepatan transfer

kemajuan sipil dalam pertukaran pengetahuan produk tidak dapat mengantikan

terbatasnya input.

Input akal dan input yang dibutuhkan untuk dikonsumsi perut yang lapar berbeda. Dan

bila sumberdaya untuk menjadi input bagi pemenuhan kebutuhan perut yang lapar

tidak dapat digantikan input untuk pemenuhan kebutuhan alam fikiran. Bahwa pada

akhirnya adalah semuanya akan kembali kepada logika dan hukum fisik di alam

semesta.

Atas nama itu setiap manusia berhak untuk ber-perang. Kapitalisme yang

memberikan legalitasnya.

Postulat Homo Economicus dengan Homo reciprocan adalah jelas sesuatu yang tidak

dapat dipertemukan serta merta. Keduanya jelas berbeda.

Homo economicus yang memiliki kebebasan penuh atas justifikasi nilai tujuan yang

memuaskan dirinya versus Homo Reciprocan yang beraksi atas dasar melakukan

aktivitas dalam rangka mengembangkan dan memperbaiki lingkungan. Koorporasi

secara bersama dan sadar tanpa manipulasi.

Saya dengan yakin meletakkan kaki dalam posisi Homo reciprocan dan anda memili

posisi apakah ?

Page 4: Lagu Kematian Kapitalisme dikutip dari buku 'Kamu Fikir kamu Berfikir'  oleh amtpb / TFR

Di Larang –copy, kutip,

perbanyak dan distribusi

tanpa izin.

Dilindungi oleh Undang -

Undang