12
KURIKULUM PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT PKBM LUHUR PEKERTI Paket B SETARA SMP Desa Sukahaji Kecamatan Patrol Indramayu Tahun 2012 / 2013 1 LEMBAR PENGESAHAN KURIKULUM PKBM LUHUR PEKERTI PAKET B KEC. PATROL KAB. INDRAMAYU JAWA BARAT Telah diteliti dan disyahkan penggunaannya pada tanggal, Juli 2011 Dan dinyatakan berlaku mulai tahun pelajaran 2011/2012 Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, PKBM LUHUR PEKERTI untuk Paket B telah dapat menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan Kurikulum ini merupakan salah satu upaya mengimplementasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan menjadi kegiatan pembelajaran yang operasional, siap dilaksanakan oleh PKBM, sesuai dengan karakteristik PKBM, dan berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Kurikulum PKBM LUHUR PEKERTI untuk Paket B disusun dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP dan model-model pembelajaran atau program yang dihasilkan oleh Pusat Kurikulum. Namun demikian, kami menyadari bahwa kurikulum ini masih belum sempurna. Penyempurnaan secara berkelanjutan akan terus dilakukan seiring dengan terbitnya standar-standar lainnya, yaitu: standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan yang merupakan sumber acuan lainnya dalam menyusun kurikulum. Kurikulum ini mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2011/2012. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh staf PKBM yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk menyusun kurikulum ini, dan juga kepada Tim pengembang kurikulum dari Pusat Kurikulum.

Kurikulum pkbm

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kurikulum pkbm

KURIKULUM PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT PKBM

LUHUR PEKERTI Paket B SETARA SMP

Desa Sukahaji Kecamatan Patrol – Indramayu Tahun 2012 / 2013

1

LEMBAR PENGESAHAN KURIKULUM PKBM LUHUR PEKERTI PAKET B

KEC. PATROL KAB. INDRAMAYU JAWA BARAT

Telah diteliti dan disyahkan penggunaannya pada tanggal, Juli 2011

Dan dinyatakan berlaku mulai tahun pelajaran 2011/2012

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya, PKBM LUHUR PEKERTI untuk Paket B telah dapat menyusun Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan Kurikulum ini merupakan salah satu

upaya mengimplementasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan menjadi

kegiatan pembelajaran yang operasional, siap dilaksanakan oleh PKBM, sesuai dengan

karakteristik PKBM, dan berorientasi pada kebutuhan peserta didik.

Kurikulum PKBM LUHUR PEKERTI untuk Paket B disusun dengan mengacu pada Standar

Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP dan model-model

pembelajaran atau program yang dihasilkan oleh Pusat Kurikulum. Namun demikian,

kami menyadari bahwa kurikulum ini masih belum sempurna. Penyempurnaan secara

berkelanjutan akan terus dilakukan seiring dengan terbitnya standar-standar lainnya,

yaitu: standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian

pendidikan yang merupakan sumber acuan lainnya dalam menyusun kurikulum.

Kurikulum ini mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2011/2012. Kami mengucapkan

terima kasih dan penghargaan kepada seluruh staf PKBM yang telah meluangkan waktu

dan tenaganya untuk menyusun kurikulum ini, dan juga kepada Tim pengembang

kurikulum dari Pusat Kurikulum.

Page 2: Kurikulum pkbm

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasional/Latar Belakang

Program Paket B adalah program pendidikan dasar 9 tahun pada jalur pendidikan

nonformal yang dapat diikuti oleh peserta didik yang ingin menyelesaikan pendidikan

setara SMP/MTs. Lulusan Program Paket B berhak mendapat ijazah dan diakui setara

dengan ijazah SMP/MTs. Kurikulum Paket B dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa

peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut

pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Penyusunan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada Standar Isi (SI) dan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk

menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Penyusunan KTSP berpedoman

pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan Pendidikan (BSNP)

dan ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.

Penyusunan KTSP sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua potensi yang ada di

daerah dan untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan dalam bidang akademis

maupun non akademis, memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan iptek

yang dilandasi oleh iman dan takwa. PKBM LUHUR PEKERTI terletak di Kecamatan

Patrol, Kabupaten Indramayu yang berjarak kurang lebih 20 km dari Kota Indramayu.

Lembaga pendidikan tersebut berdiri tahun 2007. Saat ini jumlah wargabelajar yang

mengikuti program Paket B berjumlah 25 peserta didik. PKBM ini memiliki 2 ruang

kelas. Tingkat kehidupan mayoritas masyarakat sekitar pada umumnya menengah ke

bawah, dengan mata pencaharian bertani dan berladang. Masyarakat lingkungan

sangat berpotensi dalam bidang Pertanian dan Perdagangan, keagamaan dan olahra

B. Landasan Hukum 1. Instruksi Presiden:

a. No. 1 tahun 1994 tentang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9

tahun. b. Instruksi Presiden No.5 Tahun 2006, tanggal 9 Juni 2006 Gerakan Nasional

Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.

Page 3: Kurikulum pkbm

2. Keputusan Mendikbud No. 0131/U/1994 tentang Program Paket A dan Paket B.

3. Kep. Mendiknas No. 86/U/2003 tentang penghapusan UPERS 4. UU RI NO 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

a. Bab II Pasal 3 dan pasal 4 ayat 6 b. Bab IX Pasal 35

5. PP RI no 19 tahun 2005 Bab VIII tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Pasal 49 ayat (1).

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI no 22,23 dan 24 tahun 2006

7. Panduan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan dari BSNP.

B. Tujuan penyusunan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Paket B LUHUR PEKERTI Kec.Patrol Kab.

Indramayu disusun untuk dijadikan pedoman oleh seluruh warga belajar dalam

pelaksanaan pembelajaran agar dapat mencapai hasil yang optimal mengingat

kurikulum ini selain merupakan tuntutan undang-undang juga sangat tepat diterpkan

di lembaga pendidikan forman, non formal terutama di daerah yang pernah

mengalami konflik sosial seperti didaerah Kota Waringin Timur, Kalimantan Selatan.

Page 4: Kurikulum pkbm

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. VISI

Visi Lembaga adalah terwujudnya masyarakat pendidikan yang bertaqwa, berkualitas,

cerdas, terampil, bermoral serta berbudi pekerti luhur dalam tatanan kehidupan yang

kondusif

B. MISI :

Dalam rangka mewujudkan visi di atas, misi yang akan diemban oleh

PKBM LUHUR PEKERTI adalah :

- Revitalisasi Fungsi Tenaga Lapangan Dikmas (TLD) dalam

Pendataan awal warga belajar

- Mensinergikan Kinerja antara Penyelenggara Program dan

Pengelola PKBM melalui Pembagian tugas antara Pengelola dan

Penyelenggara Pokjar.

- Peningkatan profesionalisme tutor paket B melalui TOT (Training of Trainer) tutor.

- Peningkatan kualitas lulusan pokjar melalui pelatihan magang tutor sebaya pokjar

untuk kegiatan life skill (ukiran kayu ,kerajinan rotan, membatik kayu dan menjahit

di sentral industri yang sudah maju)

Motto PKBM LUHUR PEKERTI : ”KREATIF, INOVATIF, EFEKTIF“

C. Tujuan Pendidikan

1. Tujuan Umum

1.1. Tujuan Pendidikan dasar yang tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 sebagai berikut :

Meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

1.2. Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing warga belajar.

2. Tujuan Khusus

Upaya untuk mencapai keberhasilan visi dan misi PKBM LUHUR PEKERTI,

Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit),

maka tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas tutor; Meningkatkan intensitas pelatihan tutor

b. Meningkatkan kualitas peserta didik:

Page 5: Kurikulum pkbm

Menjalin kemitraan dengan dunia usaha sejenis yang sudah maju untuk tempat

magang warga belajar. Mewajibkan warga belajar untuk membaca terutama

bukubuku yang berhubungan dengan Keterampilan dan seni.

c. Peningkatan mutu berhitung Pemberian tugas terstruktur tentang berhitung

d. Peningkatan mutu pelajaran IPA Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber

belajar. Meningkatkan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA.

e. Peningkatan mutu Pengetahuan Sosial Memperbanyak contoh-contoh kongkrit

dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Meningkatkan pemahaman tentang

keragaman suku, budaya adat istiadat di Indonesia. Pembiasaan nilai rela

berkorban, persatuan, kerja sama, harga menghargai, toleransi antar, budaya

dan adat istiadat antar suku/etnis.

g. Peningkatan mutu IMTAQ Peningkatan, pemanfaatan sarana peribadatan untuk

praktek program Keagamaan. Meningkatkan prekwensi praktek mata pelajaran

Agama dalam kehidupan sehari hari. Meningkatkan akhlaq dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 6: Kurikulum pkbm

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Kurikulum

Kurikulum tingkat satuan Pendidikan PKBM LUHUR PEKERTI disusun secara induktif,

terpadu dan berbasis kecakapan hidup, serta sesuai dengan konteks lokal dan global.

Penyusunan struktur kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan dan

memperhatikan kebutuhan dan potensi lokal maupun global serta memperhatikan

karakteristik daerah, ciri khas Pendidikan Kesetaraan, dan peserta didik. Muatan

kurikulum PKBM LUHUR PEKERTI mengacu pada standar nasional pendidikan yang

meliputi mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.

Kedalaman muatan kurikulum disajikan per tingkat pencapaian kompetensi. Muatan

kurikulum disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi lokal maupun global

serta memperhatikan karakteristik daerah, ciri khas Pendidikan Kesetaraan, dan

peserta didik. Pengaturan beban belajar diatur dengan menggunakan dua system Jam

belajar :

a) pertemuan sistem tatap muka (reguler), dan

b) sistem satuan kredit kesetaraan (SKK).

Kedua model pengaturan beban belajar dilakukan agar lebih cocok dengan ciri

Pendidikan Kesetaraan yang menekankan program pembelajaran secara mandiri dan

moduler, serta dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan

kesiapan peserta didik.

B. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran PKBM LUHUR PEKERTI menggunakan pendekatan induktif,

terpadu, partisipatif (andragogis), konstruktif dan lingkungan. a) Induktif; adalah pendekatan yang membangun pengetahuan

melalui kejadian atau fenomena empirik dengan menekankan pada belajar pada pengalaman langsung.

b) Terpadu; adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual

maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan

menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Pembelajaran ini

merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995:615).

c) Konstruktif; adalah pendekatan yang menumbuhkan pengakuan bahwa setiap peserta didik mempunyai pandangan

sendiri terhadap “dunia” dan alam sekitarnya

berdasarkan pengalaman individu dalam menghadapi dan menyelesaikan situasi yang tidak tentu.

Pembelajaran konstruktif dilaksanakan melalui pandangan individual peserta didik untuk membangun

makna. d) Partisipatif andragogis; adalah pendekatan yang membantu menumbuhkan

kerjasama dalam menemukan dan menggunakan

hasilhasil temuannya yang berkaitan dengan lingkungan sosial, situasi pendidikan yang dapat

Page 7: Kurikulum pkbm

merangsang pertumbuhan dan kesehatan individu,

maupun masyarakat. e) Berbasis lingkungan; adalah pendekatan yang meningkatkan relevansi dan

kebermanfaatan pembelajaran bagi peserta didik sesuai potensi dan kebutuhan lokal.

C. Metode Pembelajaran Dengan tetap memperhatikan aspek psikologi dan sosial kelompok masyarakat yang berbeda-beda, dan berdasarkan pendekatan-pendekatan tersebut di atas, secara garis

besar proses pembelajaran dilakukan melalui beberapa metode berikut:

a. Metode Kooperatif; menggalakkan peserta didik yang mempunyai berbagai kebolehan berinteraksi dan

bekerja sama untuk menguasai sesuatu konsep atau keterampilan bukan saja untuk diri sendiri tetapi juga untuk rekan-rekan yang lain, serta memotivasi semua

peserta didik.

b. Metode Interaktif; suatu kaidah yang melibatkan interaksi antara tutor dan

peserta didik, antar peserta didik, peserta didik dengan komputer, atau peserta didik dengan lingkungannya.

c. Metode Eksperimen; proses pembelajaran dengan menjalankan kajian atau penyiasatan tentang suatu fenomena yang berlaku dalam

alam sekitar.

d. Tutorial; tenaga kependidikan menerangkan pelajaran secara interaktif dengan membuka peluang kepada peserta didik

untuk bertanya. e. Diskusi; tenaga kependidikan menugaskan peserta didik untuk

mendiskusikan, isu tertentu yang berkaitan dengan tema pelajaran dan dalam waktu yang sama tenaga

kependidikan membimbing dan memberikan kata putus.

f. Penugasan; tenaga kependidikan memberikan tugas kepada peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, tugas-

tugas yang berkaitan dengan pelajaran. g. Praktek; tenaga kependidikan menerangkan dan memberikan

contoh tentang cara-cara membuat keterampilan tertentu, kemudian diikuti dan diterapkan oleh peserta didik.

h. Belajar mandiri; proses belajar di luar jam pelajaran formal di mana

peserta didik mempelajari pelajaran atau mempraktekkan suatu keterampilan dengan bantuan kawan ataupun orang

lain. i. Demonstrasi; proses belajar dengan menggunakan peragaan.

j. Observasi; proses belajar dengan memperhatikan dan menganalisa

objek pembelajaran. k. Simulasi; proses belajar dengan bermain peran atau menggunakan

alat peraga/ bukan alat sesungguhnya. l. Studi kasus; proses belajar untuk mengembangkan kemampuan

memecahkan masalah. Selain menggunakan metode-metode di atas, untuk sasaran yang beragam diperlukan

juga beberapa metode yang lebih sesuai yang lebih

realistik (berdasarkan pengalaman di lapangan), kemitraan, interaktif, eksploratif (terhadap potensi),

pemberian sangsi, dan metode-metode lain yang dapat memberikan suasana kondusif secara psikologis, dan yang

dapat memberi motivasi.

Page 8: Kurikulum pkbm

C. Pembelajaran Dengan Modul

Pembelajaran dengan modul adalah satu pendekatan pembelajaran mandiri yang

berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta

didik dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Fungsi

pembelajaran modul adalah untuk memastikan semua peserta didik menguasai

kompetensi yang diharapkan dalam suatu materi ajar sebelum pindah ke materi

ajar selanjutnya melalui pembelajaran mandiri. Sementara tujuan pembelajaran

modul adalah untuk mengurangi keragaman kecepatan belajar dari peserta didik

agar mencapai suatu tingkat pencapaian kompetensi tertentu sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang telah disusun secara sistematis dan terstruktur

Pembelajaran modul bermanfaat untuk:

a. meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa harus melalui tatap muka

secara teratur karena kondisi geografis, sosial ekonomi, dan situasi

masyarakat,

b. menentukan dan menetapkan waktu belajar yang lebih sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan belajar peserta didik,

c. secara tegas mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik secara

bertahap melalui kriteria yang telah ditetapkan dalam modul,

d. mengetahui kelemahan atau kompetensi yang belum dicapai peserta didik

berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam modul sehingga tutor dapat

memutuskan dan membantu peserta didik untuk memperbaiki belajarnya

dan melakukan pengulangan.

D. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1. Pendidik pada PKBM LUHUR PEKERTI memiliki :

a. kompetensi professional yang berupa penguasaan materi pembelajaran,

pedagogik dan andragogik (mengelola pembelajaran nonformal), dan

pengalaman mengajar dalam bidang pendidikan nonformal.

b. memiliki kompetensi personal yang berupa kepribadian yang menjadi

teladan, berakhlak mulia, sabar, ikhlas, dan

c. memiliki kompetensi sosial dalam berkomunikasi dan bergaul secara

efektif.

2. Kualifikasi Akademik

Syarat kualifikasi akademik yang dimiliki pendidik pada PKBM LUHUR PEKERTI

adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan minimal SPG/ SGO/ Diploma III

b. Guru SD/MI untuk Paket A, guru SMP/ MTs untuk Paket B dan guru SMA/M

Aliyah untuk Paket C.

Page 9: Kurikulum pkbm

c. Tenaga lapangan Dikmas untuk latar belakang jurusan pendidikan yang

sesuai dengan mata pelajaran.

d. Nara sumber teknis (NST) , PKBM LUHUR PEKERTI berencana

mendatangkan instruktur khusus Seni Ukiran kayu dan Rotan

berkoordinasi dengan Ka.Subdin. PLS Kab.Indramayu.

E. Peserta Didik

1. Peserta didik program Paket B Setara SMP/ MTs adalah warga masyarakat

yang;

a. lulus Paket A/ SD/MI,

b. belum menempuh pendidikan di SMP/MTs dengan prioritas kelompok usia

15-44 tahun.

c. putus SMP/MTs,

d. tidak menempuh sekolah formal setara SMP karena pilihan sendiri,

e. Kebanyakan tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (potensi,

waktu, geografi, ekonomi, sosial dan hukum, dan keyakinan), yang

terbesar umumnya Drop Out karena terjadi konflik.

2. Penerimaan warga belajar

PKBM LUHUR PEKERTI menerima warga belajar dengan cara:

a. Verifikasi hasil pendidikan terakhir yang diperoleh (dibuktikan dengan

raport dan/atau ijazah).

b. Seleksi melalui wawancara atau tes tertulis yang dilakukan oleh tutor

atau petugas yang ditunjuk oleh penyelenggara.

c. Apabila syarat pertama dapat dibuktikan secara sah, maka peserta didik

dapat langsung ditempatkan.

d. Tes penerimaan digunakan untuk menentukan kelas sesuai dengan

kemampuan yang tidak dapat dibuktikan syarat pada (a) dan (b).

F. Struktur Program Kurikulum

Penyusunan struktur kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan dan

memperhatikan kebutuhan dan potensi lokal maupun global serta

memperhatikan karakteristik daerah, ciri khas Pendidikan Kesetaraan, dan

peserta didik.

G. Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan PKBM LUHUR PEKERTI disusun

dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi lokal maupun global serta

memperhatikan karakteristik daerah, ciri khas Pendidikan Kesetaraan, dan

peserta didik. Serta mengacu pada standar nasional pendidikan yang meliputi

lima kelompok mata pelajaran, yaitu:

(1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

Page 10: Kurikulum pkbm

(2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,

(3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi,

(4) kelompok mata pelajaran estetika, dan

(5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

H. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu

kompetensi dasar berkisar antara 0- 100%. Kriteria ketuntasan untuk masing-

masing kompetensi

dasar minimal 65% dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata

peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran. Peningkatan kriteria ketuntasan belajar dilakukan secara terus

menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Kriteria setiap mata

pelajaran ditetapkan secara berbeda-beda, akan tetapi harus lebih atau sama

dengan criteria minimal.

I. Kriteria Kelulusan dan Kenaikan Kelas

1) Sesuai dengan ketentuan PP. 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik

dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah

setelah:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan

kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;

c. Kriteria Kelulusan Ujian Sekolah

Mengikuti ujian seluruh mata pelajaran yang diujikan Memiliki rata-rata

nilai 6,00 Berkepribadian dan berakhlak mulia, Kehadiran 75 %, kecuali

sakit dengan keterangan dokter/surat dari Orang Tua warga belajar.

2) Kriteria Kenaikan Kelas

a) Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.

b) Warga belajar dinyatakan naik kelas apabila yang bersangkutan telah

mencapai kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator,

Kompetensi Dasar (KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada semua mata

pelajaran. 1 Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran

dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

c) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang

Page 11: Kurikulum pkbm

bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan

potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara

dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara

dengan satu jam tatap muka.

3) Kegiatan Kecakapan hidup yang

diselenggarakan di PKBM LUHUR PEKERTI Kab.Indramayu meliputi :

a) Kecakapan pribadi : Kesadaran bahwa pada diri seseorang memiliki kelebihan

dan kekurangan, contoh:

- menghormati diri sendiri

- menghormati orang yang lebih tua

- mendisiplinkan diri dalam pergaulan yang berbeda etnis

- memilih teman yang baik dari semua etnis

b) Kecakapan Sosial : Kesadaran bahwa seseorang merupakan bagian dari

mahluk sosial, contoh:

- mampu berkomunikasi dengan orang dari berbagai etnis lain

- menghargai pendapat orang dari berbagai etnis lain

- dapat bersosialisasi dengan berbagai etnis, agama

- mampu bekerja sama dengan berbagai etnis.

c) Kecakapan akademik : Kesadaran bahwa seseorang memiliki kecakapan

akademik, contoh:

- mampu bersaing dibidang akademik

- mampu meningkatkan prestasi secara optimal

Page 12: Kurikulum pkbm

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik

selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun pelajaran,

minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Setiap permulaan tahun

pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun kalender pendidikan untuk mengatur

waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun

pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan

waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan

kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,

serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah. Beberapa aspek penting yang menjadi

pertimbangan dalam menyusun kalender pendidikan sebagai berikut:

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal

tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah

ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni

tahun berikutnya.

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun

pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar

sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu, meliputi

jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah

jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran

terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri

Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya

keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara

pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir

tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar

nasional, dan hari libur khusus.

Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, dan libur akhir tahun pelajaran

digunakan untuk menyiapkan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.

Sekolah/madrasah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih

panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu

efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.

Bagi sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu

secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran

efektif.

Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis

pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.