KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/19/2018 KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

    1/11

    KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013

    Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif,

    inovatif, dan berkarakter. Dengan kreatifitas, anak-anak bangsa mampu berinovasi secara

    produktif untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks. Meskipun

    demikian, keberhasilan Kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif dan

    inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan

    peradapan bangsa yang bermatabat sangat ditentukan oleh berbagai faktor ( Kunci sukses ).

    Kunci sukses tersebut antara lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreatifitas

    guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif

    akademik dan partisipasi warga sekolah.

    A. Kepemimpinan Kepala Sekolah

    Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013

    adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengkoordinasikan, menggerakkan dan

    menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah

    merupakan salah satu factor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah

    untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang

    dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, dalam menyukseskan implementasi

    Kurikulum 2013 diperlukan kepala sekolah yang mandiri dan professional dengan kemampuan

    manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa

    untuk meningkatkan mutu sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah diperlukan, terutama untuk

    memobilisasi sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program

    sekolah, pembelajran pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan

    siswa, serta hubungan sekolah dengan masyarakat.

    Keberhasilan Kurikulum 2013, menurut kepala sekolah yang demokratis professional,

    sehingga mampu menumbuhkan iklim demokratis di sekolah, yang akan mendorong terciptanya

  • 5/19/2018 KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

    2/11

    iklim yang kondusif bagi terciptanya kualitas pendidikan dan pembelajran yang optimal untuk

    mengembangkan seluruh potensi peserta didik.

    Kepala sekolah yang mandiri, demokratis dan professional harus berusaha menanamkan,

    memajukan dan meningkatkan sediktnya empat macam nilai, yakni pembinaan mental, moral,

    fisik dan artistik.

    1. Pembinaan mental ; yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang

    berkaitan dengan sikap batin dan watak. Dalam hal ini, kepala sekolah harus

    menciptakan iklim yang kondusif agar setiap tenga kependidikan dapat melaksanakan

    tugas yang baik, secara professional dan proposional. Untuk itu, kepala sekolah harus

    berusaha melengkapi sarana, prasarana dan sumber belajar agar dapat member

    kemudahan kepada para guru dalam melaksanakan tugas utamanaya mengajar. Untuk

    kepentingan tersebut, kepala sekolah bias bekerja sama dengan komite sekolah dalam

    menggandeng masyarakat untuk ikut memikirkan pendidikan di sekolah, terutama

    yang menyangkut masalah pendanaan ( dana ).

    2. Pembinaan moral ; yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang

    berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban

    sesuai dengan tugas masing-masing tenga kependidkan. Kepala sekolah harus

    berusaha memberikan nasihat kepada seluruh warga sekolah, misalnya pada setiap

    upacara bendera atau pertemuan rutin.3. Pembinaan fisik ; yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang

    berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan mereka

    secara lahiriah. Kepala sekolah harus mampu memberikan dorongan agar para tenag

    kependidikan terlibat secara aktif dan kreatif dalam berbagai kegiatan olah raga, baik

    yang diprogramkan di sekolah maupun yang diselenggarakan oleh masyarakat sekitar

    sekolah.

    4. Pembinaan artistik ; yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang

    berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan. Hal ini biasanya

    dilakukan melalui kegiatan karya wisata yang bias dilaksanakan setiap akhir tahun

    ajaran. Dalam hal ini, kepala sekolah dibantu oleh para pembantunya harus

    merencanakan berbagai program pembinaan artistic, seperti karyawisata, agar dalam

    pelaksanaannya tidak mengganggu kegiatan pembelajaran. Lebih dari itu, pembinaan

  • 5/19/2018 KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

    3/11

    artistik harus terkait atau merupakan pengayaan dari pembelajaran yang telah

    dilaksanakan.

    Untuk mepersiapkan diri menjadi kepala sekolah professional, Anda bias membaca buku

    Menjadi Kepala Sekolah Profesional atau Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.

    B. Kreativitas Guru

    Kunci sukses kedua yang menentukan kebehasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah

    kreatifitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat

    menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Kurikulum 2013 akan sulit

    dilaksanakan di berbagai daerah karena sebagian besar guru belum siap. Ketidaksiapan guru itu

    tidak hanya terkait dengan urusan kompetensinya, tetapi berkaitan dengan masalah

    kreativitasnya, yang juga disebabkan oleh rumusan kurikulum yang lambat disosialisasikan oleh

    Pemerintah. Dalam hal ini, guru-guru yang bertugas di daerah dan di pedalaman akan sulit

    mengikuti hal-hal baru dalam waktu singkat, apalagi dengan pendekatan tematik integrative yang

    memerlukan waktu untuk memahaminya.

    Kurikulum 2013 karakter dan kompetensi , antara lain ingin mengubah pola pendidikan

    dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatantematikintegratif dengan dengan contextual teaching and learning ( CTL ). Oleh karena itu,

    pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik agar mampu bereksplorasi untuk

    membentuk kompetensi dengan menggali berbgai potensi dan kebenaran secara ilmiah. Dalam

    rangka inilah perlunya kreatifitas guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator dan mitra belajar

    bagi peserta didik. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi

    harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar ( facilitate learning ) kepada seluruh

    peserta didik, agar dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat,

    tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa gembira, penuh semangat,

    tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat merupakan modal dasar bagi peserta didik

    untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai

    kemungkinan dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai tantangan.

  • 5/19/2018 KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

    4/11

    Guru sebabgai fasilitator sedikitnya harus memiliki 7 ( tujuh ) sikap seperti yang

    diidentifikasikan Rogers ( dalam Mulyasa, 2002 ) sebagai berikut :

    1.Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya.

    2.Dapat mendengarkan aspirasi dan perasaan peserta didik.

    3.Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif dan kreatif.

    4.Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik.

    5.Dapat menerima balikan ( feedback ), baik yang sifatnya positif maupun negative.

    6.Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran.

    7.Menghargai prestasi peserta didik.

    Adapun karakteristik guru yang berhasil mengmbangkan pembelajaran secara efektif dapat

    diidentifikasikan sebagai berikut :

    1.Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya.

    2.Antusias dan begairah terhadap bahan, kelas dan seluruh kegiatan pembelajaran.

    3.Bebicara dengan jelas dan komunikatif.

    4.Memperhatikan perbedaan individual peserta didik.

    5.Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif dan banyak akal.

    Dalam rangka menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 dan menyiapkan guru yang

    siap menjadi fasilitator pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas, hendaknya diadakanmusyawarah antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, pengawas sekolah dan komite

    sekolah. Musyawarah tersebut diperlukan, terutama untuk menganalisis, mendiskusikan dan

    memahami buku pedoman dan berbagai hal yang terkait dengan implementasi Kurikulum 2013,

    antara lain sebagai berikut :

    1.Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

    2.Pedoman Implementasi Kurikulum 2013.

    3.Pedoman Pengelolaan

    4.

    Pedoman Evaluasi Kurikulum.

    5.Standart kompetensi Kelulusan

    6.Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

    7.Buku Guru

    8.Buku Siswa

  • 5/19/2018 KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

    5/11

    9.Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    10.Standart Proses dan Model Pembelajaran

    11.Dokumen Standart Penilaian

    12.Pedoman Penilaian dan Rapor

    13.Buku Pedoman Bimbingan dan Konseling

    Buku pedoman dan dokumen-dokumen tersebut, bagi guru yang sudah ikut pelatihan

    (diklat ), mungkin tidak terlalu masalah, karena sudah ada sedikit pencerahan, tetapi bagi guru

    yang belum ikut diklat merupakan masalah besar dan akan menjadi batu sandungan dalam

    implementasi Kurikulum 2013. Oleh karena itu, alangkah bijaknya seandainya guru-guru yang

    sudah mengikuti diklat, berinisiatif secara kreatif untuk memahamkan guru-guru lain di

    sekolahnya, sehingga semuanya siap mendukung keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.

    C. Aktifitas Peserta Didik

    Kunci sukses ketiga yang menetukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah

    aktifitas peserta didik. Dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktifitas peserta didik,

    guru harus mendisiplinkan peserta didik, terutama disiplin diri ( self-disciplin ). Guru harus

    mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya, meningkatkan standar

    perilakunya dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin dalam setiap

    aktifitasnya. Untuk mendisiplinkan peserta didik perlu dimulai dengan prinsip yang sesuai

    dengan tujuan pendidikan nasional, yakni sikap demokratis, sehingga peraturan disiplin perlu

    berpedoman pada hal tersebut yakni dari, oleh dan untuk peserta didik sedangkan guru tut wuri

    handayani. Dalam hal ini, guru harus mampu memerankan diri sebagai pengemban ketertiban,

    yang patut digugu, ditiru dan diteladani, tetapi tidak bersikap otoriter.

    Memperhatikan pendapat Reisman and Payne ( 1987: 239-241 ), dapat dikemukakan 9( Sembilan ) strategi untuk mendisiplinkan peserta didik, sebagai berikut :

    1.Konsep diri ( self-concept) ; strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri masing-

    masing individu merupakan factor penting dari perilaku.

  • 5/19/2018 KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

    6/11

    2.Keterampilan berkomunikasi ( communication skills) ; guru harus memiliki keterampilan

    komunikasi yang efektif agar mampu menerima semua perasaan dan mendorong

    timbulnya kepatutan peserta didik.

    3.Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami ( natural and logical consequences) ; perilaku-

    perilaku yang salah karena peserta didik telah mengmbangkan kepercayaan yang salah

    terhadap dirinya.

    4.Klarifikasi nilai ( values clarification ) ; strategi ini dilakukan untuk membantu peserta

    didik dalam menjawab pertanyaan sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem

    nilainya sendiri.

    5.Analisis transaksional ( transactional analysis ) ; disarankan agar guru belajar sebagai

    orang dewasa, terutama apabila berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi

    masalah.

    6.Terapi realitas ( reality therapy ) ; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan

    meningkatkan keterlibatan. Dalam hal ini guru harus bersikap positif dan bertanggung

    jawab.

    7.Disiplin yang terintegrasi ( assertive discipline ) ; metode ini menekankan penegendalian

    penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.

    8.Modifikasi perilaku ( behavior modification ) ; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan,

    sebagai tindakan remidiasi. Sehubungan dengan hal ini, dalam pembelajaran perludiciptakan lingkungan yang kondusif.

    9.Tantangan bagi disiplin ( dare to discipline ) ; guru diharapkan cekatan, sangat

    terorganisasi dan dalam pengendalian yang tegas.

    Untuk mendisiplinkan peserta didik dengan 9 ( sembilan ) strategi tersebut, harus

    mempertimbangkan berbagai situasi dan memahami factor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh

    karena itu, disarankan kepada guru untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

    1.

    Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung.

    2.Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak bertele-tele.

    3.Menyiapkan kegitan sehari-hari secara efektif dan maksimal.

    4.Bergairah dan semagat dalam melakukan pembelajaran.

    5.Berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi.

  • 5/19/2018 KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

    7/11

    Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan tercipta iklim yang kondusif bagi

    implementasi Kurikulum 2013, sehingga peserta didik dapat menguasai berbagai kompetensi

    sesuai dengan tujuan.

    D. Sosialisasi Kurukulum 2013

    Kunci sukses yang yang keempat ialah Sosialisasi. Sosialisasi dalam implementasi

    kurikulum sangat penting dilakukan, agar semua pihak yang terlibat dalam implementasi di

    lapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan

    fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberikan dukungan terhadap perubahan

    kurikulum yang dilakukan.

    Sosialisasi kurikulum perlu dilakukan terhadap berbagi pihak yang terkait dalam

    implementasinya, serta terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang

    tua peserta didik. Sosialisasi ini penting, terutama agar seluruh warga sekolah mengenal dan

    memahami visi dan misi sekolah, serta kurikulum yang akan diimplementasikan. Sosialisasi bias

    dilakukan oleh jajaran pendidikan di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang bergerak

    dalam bidang pendidikan ( Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ) secara proposional dan

    professional.

    Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar kurikulum baru

    yang ditawarkan dapat dipahami dan diterapkan secara optimal, karena sosialisasi merupakan

    langkah penting akan menunjang dan menentukan keberhasilan perubahan kurikulum. Setelah

    sosialisasi, kemudian mengadakan musyawarah antara kepala sekolah, guru, tenaga

    kependidikan dan komite sekolah untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari berbagai

    pihak dalam rangka menyuseskan implementasi Kurikulum 2013.

    E. Fasilitas dan Sumber Belajar

    Kunci sukses kelima adalah fasilitas dan sumber belajar yang memadai, agar kurikulum

    yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal. Fasilitas dan sumber belajar yang perlu

  • 5/19/2018 KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

    8/11

    dikembangkan dalam mendukung suksesnya implementasi kurikulum antara lain : laboratorium,

    pusat sumber belajar dan perpustakaan serta tenaga pengelola dan peningkatan kemampuan

    pengelolaannya yang dilakukan secara optimal dan maksimal serta dipelihara dan disimpan

    sebaik-baiknya. Dalam hal ini guru juga dituntut agar memiliki kreatifitas, improvisasi, inisiatif,

    dan inovatif yang dimilikinya.

    Dalam pengembangan fasilitas dan sumber belajar, guru disamping harus mampu

    membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinisiatif mendayagunakan

    lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar, misalnya memanfaatkan batu-batuan, tanah,

    tumbuh-tumbuhan, keadaan alam, pasar, kondisi social, ekonomi dan budaya kehidupan yang

    berkembang dimasyarakat.

    Secara umum fasilitas dan sumber belajar terdiri dari dua kelompok besar, yakni fasilitas

    dan sumber belajar yang direncanakan ( by design ) dan yang dimanfaatkan ( by utilization ).

    Kedua jenis fasilitas dan sumber belajar tersebut dapat didayagunakan secara efektif dalam

    menyukseskan implementasi Kurikulum 2013.

    Pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar perlu dikaitkan dengan kompetensi yang

    ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, fasilitas dan sumber belajar dipilih

    dan digunakan dalam proses belajar apabila sesuai dan menunjang tercapainya kompetensi.

    Dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 , fasilitas dan sumber belajar memiliki

    kegunaan sebagai berikut : Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap

    proses pembelajaran yang akan ditempuh, Merupakan pemandu secara teknis dan langkah-

    langkah operasional, Memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh yang berkaitan

    dengan kompetensi dasar yang akan dikembangkan, dan Menginformasikan sejumlah penemuan

    baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan mata pelajaran tertentu.

    Fasilitas dan sumber belajar sudah sewajarnya dikembangkan oleh sekolah sesuai dengan

    apa yang digariskan dalam Standar Nasional Pendidikan ( SNP/PP.19?2005 ), mulai dari

    pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan. Hal ini didasarkan oleh kenyataan bahwa sekolahlah

    yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas dan sumber belajar, baik kecukupan, kesesuaian

    maupun kemutakhirannnya, terutama sumber-sumber belajar yang dirancang ( by design) secara

    khusus untuk kepentingan pembelajaran.

  • 5/19/2018 KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

    9/11

    F. Lingkungan yang Kondusif Akademik

    Kunci sukses keenam yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013

    adalah lingkungan yang kundusif-akademik, baik secara fisik maupun non fisik. Lingkungan

    sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimism dan harapan yang tinggi dari seluruh warga

    sekolah, kesehatan sekolah serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik ( student-

    centered activities ) merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsuh, gairah dan semangat

    belajar. Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang

    dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya iklim belajar yang kurang

    menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.

    Iklim belajar yang kondusif-akademik harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang

    menyenangkan : seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap

    guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik itu sendiri, serta penantaan organisasi dan

    bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuandan perkembangan peserta didik.

    Iklim belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktifitas

    serta kreatifitas peserta didik. Hal ini diakui oleh Soedomo ( dalam mulyasa 2004 ).

    Semakin menyenangkan tatanan lingkungan fisik, akan memberikan dampak positif bagi

    proses belajar. Para pakar psikologis aliran ekologik telah mendapatkan temuan-temuan

    penelitian bahwa tata warna secara langsung mempengaruhi suasana jiwa, warna-warna

    cerah scenderung menyiratkan kecerian dan suasana jiwa yang optimistic, sedangkan

    penggunaan warna-warna suram akan menberikan pengaruh yang sebaliknya.

    Kutipan tersebut menunjukkan betapa pentingnya menciptakan suasana serta iklim belajar

    dan pembelajaran yang kondusif. Implementasi Kurikulum 2013 memerlukan ruangan yang

    fleksibel, serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan guru dalam berkreasi.Luas ruangan dengan jumlah dengan jumlah peserta didik juga perlu diperhatikan, bila

    pembelajaran dilakukan di ruang tertutup, sedangkan di tempat terbuka perlu diperhatikan

    gangguan-gangguan yang datang dari lingkungan sekitar. Sarana dan media pembelajaran juga

    perlu diatur dan ditata sedemikian rupa, demikian halnya dengan penerangan jangan sampai

    mengganggu pandangan peserta didik. Penciptaan dan pengkodisian iklim sekolah merupakan

  • 5/19/2018 KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

    10/11

    kewenangan sekolah dan kepala sekolah bertanggung jawab untuk melakukan berbagai upaya

    yang lebih intensif dan ekstentif.

    Dengan pelayanan yang demikian, diharapkan tercipta iklim belajar dan pembelajaran

    yang nyaman, aman, tenang dan menyenangkan ( joyfull teaching and learning ), yang mampu

    menumbuhkan semangat, gairah dan nafsu belajar peserta didik, sehingga dapat mengembangkan

    dirinya secara optimal.

    G. Partisipasi Warga Sekolah

    Kunci sukses ketujuh yang turut menentukan keberhasilan Kurikulum 2013 adalah

    partisipasi warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah

    sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam memperdayakan seluruh warga

    sekolah, khususnya tenaga kependidikan yang tersedia. Dalam hal ini, peningkatan produktifitas

    dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku tenaga kependidikan di

    sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik mananjemen personalia modern.

    Manajemen tenaga kependidikan di sekolah harus ditunjukkan untuk memperdayakan

    tenaga-tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil optimal, namun tetap

    dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi manajemen tenaga

    kependidikan di sekolah yang harus dilaksanakan kepala sekolah adalah menarik,

    mengembangkan, menggaji dan memotivasi tenaga kependidikan guna mencapai tujuan

    pendidikan secara optimal, membantu tenaga kependidkan mencapai posisi dan standar perilaku,

    memaksimalkan perkembangan karier serta menyelaraskan tujuan individu, kelompok dan

    lembaga. Pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan di Indonesia sedikitnya mencakup tujuh

    kegiatan utama yaitu perencanaan tenaga kependidikan, pengadaan tenaga kependidikan,

    pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan, promosi dan mutasi, pemberhentian tenagakependidikan, kompensasi dan penilaian tenaga kependidikan. Semua itu perlu dilakukan dengan

    baik dan benar agar yang apa diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga-tenaga kependidikan

    yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai, serta dapat melaksanakan

    pekerjaan dengan baik dan berkuailitas.

  • 5/19/2018 KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013 (1).docx

    11/11

    Dalam rangka menyukseskan implementasi kurikulum 2013 secara utuh dan menyeluruh,

    hendaknya setiap sekolah mampu mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara

    optimal, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan karakter, akhlak dan moral peserta

    didik. Dalam hal ini, Mendikbud mengungkapkan tiga hal yang tidak boleh lepas dari Kurikulum

    2013, yakni pengembangan skill, attitude dan knowledge. Lebih lanjut dikatakan bahwa desain

    Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada aspek ilmiah saja. Justru kurikulum baru ini akan

    lebih kaya dengan nilai-nilai seni budaya dan moral. Hal ini penting karena There is no

    excellent performance without high morale. No Morale, no excellence. Excellence can be

    experienced at every level and in every serios kind of education ( Gardener ).