Upload
doni-hidayat
View
232
Download
21
Embed Size (px)
Citation preview
PERKUATAN TANAH LUNAK ( KULIAH I)
I. PENGUJIAN UNTUK MENENTUKAN TANAH LUNAK
Untuk mengetahui tanah tersebut lunak maka diperlukan pengujian.
Untuk memperoleh data yang baik perlu diadakan pengujian sebanyak-
banyaknya. Semakin banyak pengujian yang dilakukan semakin baik
data yang diperoleh tetapi biaya yang dikeluarkan akan besar. Untuk itu
perlu diperhitungkan jarak titik penyelidikan tanah, kedalaman
penyelidikan tanah, jumlah sample yang akan diuji, macam dan jenis
pengujian yang diperlukan agar diperoleh data yang baik yang dapat
mewakili dilokasi tersebut.
a. PENENTUAN JARAK
Jarak pengeboran antara titik pengujian adalah seperti table
dibawah ini.
Tipe Proyek Jarak titik pengujian
(m)
Bangunan bertingkat 10 – 30
One story industrial plant 20 – 60
Jalan Raya 250 – 500
Komplek perumahan 250 – 500
Bendungan dan saluran 40 - 80
b. DALAM PENGEBORAN
Jumlah
tingkat
Dalam Pengeboran
Lebar bangunan (meter)
30.50 61 122
1 3.5 3.7 3.7
2 6.1 6.7 7.0
3 10.1 12.5 13.7
4 16.2 20.7 24.7
5 24.1 32.9 41.5
Untuk bangunan rumah sakit dan gedung perkantoran, Sowers and
Sowers (1970) menentukan kedalaman pengeboran adalah :
Db = 3S0.7 (bangunan baja ringan dan bangunan beton kecil)
Db = 6S0.7 (bangunan baja berat dan bangunan beton besar)
Menurut Amirican Society of Civil Eng, 1972, menentukan dalam
pengeboran adalah sebagai berikut :
1. Tentukan penambahan tegangan pada kedalaman D dari
gambar diatas.
2. Tentukan v’ pada kedalaman D dari gambar diatas.
3. Tentukan D = D1 dimana tegangan = 1/10 q. Dimana q = P/A.
A= luas telapak pondasi.
4. Tentukan D = D2 dimana = 0.05 v’.
5. Pilih yang terkecil dari D1 dan D2, itulah Dalam pengeboran (D)
minimum.
c. PENGUJIAN YANG DILAKUKAN.
Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian Lapangan dan
Laboratorium.
Pengujian lapangan, antara lain :
1. Pengujian Sondir. Yang didapat dari uji sondir adalah tahanan
ujung atau tahanan konos dan hambatan lekat. Untuk tanah
lempung jenuh dimana = 0o maka c = cu = qc/20. Hasil uji sondir
seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
v’
D
P
JEMBATAN SUNGAI TANDUI KAB. TAPIN
SONDIR 1
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
Depth ( m )
Conu
s ( k
g/cm
² )
0.00
700.00
1400.00
2100.00
2800.00
3500.00
JHP
(kg/
cm²)
qc (kg/cm2)
JHP ( kg/cm )
2. Pengeboran mesin dan uji SPT. Pengujian ini biasanya dilakukan
berbarengan dengan pengeboran mesin. Hasil pengujian di seperti
pada gambar dibawah ini.
3. Uji Vane Shear
Vane shear adalah salah satu uji lapangan untuk mendapatkan
nilai kuat geser kondisi jenuh Cu. Besar nilai kuat geser lempung
jenuh dilapangan adalah sebagai berikut :
T = Ms + Me + Me
Me = momen tahan pada ujung
Ms = Momen akibat gaya geser dipermukaan Vane.
Ms = h Cu d2/2
Me = h Cu d3/4
T = h Cu d2/2 + h Cu d3/4
42
32 dhd
TCu
Pengujian Laboratorium, antara lain :
1. Sifat Fisik meliputi :
- Uji Berat Volume, diperlukan untuk menghitung overburden
pressure, mengedintifikasi jenis tanah. Setiap jenis tanah
mempunyai rentang berat volume tertentu. Sehingga kita dapat
menentukan jenis tanah berdasarkan data tersebut. Semakin
besar berat volume tanah biasanya semakin baik tanah
tersebut.
- Uji Berat jenis, kadang-kadang data ini kita perlukan untuk
mengetahui tipe tanah. Tabel dibawah ini memperlihatkan
beberapa nilai berat jenis Gs dangan tipe tanah.
Tipe Tanah Gs
h
d
Pasir kuarsa 2.64 – 2.66
Lanau 2.67 – 2.73
Lempung 2.70 – 2.90
Kapur 2.60 – 2.75
Gambut 1.30 – 1.90
- Uji Kadar air, hasil pengujian ini kadang-kadang dapat dipakai
untuk menentukan tipe tanah, seperti pada table dibawah ini.
Tipe Tanah Void Ratio
e
Kadar air
kondisi
jenuh
(%)
Berat Volume
kering
(ton/m3)
Pasir seragam gembur 0.8 30 1.45
Pasir seragam padat 0.45 16 1.80
Lempung kaku 0.60 21 1.70
Lempung lunak 0.90 – 1.40 30 – 50 1.15 – 1.45
Lempung organic lunak 2.50 – 3.20 90 – 120 0.60 – 0.80 Braja m. Das Principle of Pondation Eng, 1990
- Uji Analisa saringan dan uji Hidrometer. Uji ini dimaksudkan untuk
mengetahui distribusi ukuran butir tanah.
Analisa saringan dimaksudkan untuk mengetahui distribusi tanah
berbutir kasar. Dan uji hydrometer dimaksudkan untuk
mengetahui distribusi tanah ukuran halus yaitu untuk tanah yang
lolos 200.
Contoh hasil uji saringan :
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Proyek : Pemeriksa :
Lokasi : Tanggal :
Sampel No. :
Soil Sampel Weight : gr
Container No. : gr
Weight of Container + Dry Soil : gr
Weight of Container : gr
Weight of Dry Soil : 300 gr 300
0.00 0.00 0.00 100.00
0.00 0.00 0.00 100.00
0.00 0.00 0.00 100.00
0.00 0.00 0.00 100.00
0.00 0.00 0.00 100.00
0.00 0.00 0.00 100.00
0.00 0.00 0.00 100.00
0.00 0.00 0.00 100.00
149.00 149.00 49.67 50.33
30.10 179.10 59.70 40.30
29.10 208.20 69.40 30.60
2.00 210.20 70.07 29.93
31.50 241.70 80.57 19.43
2.30 244.00 81.33 18.67
56.00 300.00 100.00 0.00Pan 0.000
100 0.149
200 0.074
40 0.425
60 0.250
10 1.680
20 0.840
3 6.350
4 4.760
- 12.700
- 9.520
- 25.400
- 19.100
- 101.600
- 50.800
SIEVE ANALYSIS
US Bureau of Standard Weight of
Soil
Comulati
ve
Comulativ
e Retained
Percent
Finer Mosh Opening (mm)
Analisa Saringan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.000 0.001 0.010 0.100 1.000 10.000 100.000
Grain Size (mm)
Lolo
s (
%)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Ter
tah
an
(%
)
- Uji Atterberg Limit. Pengujian ini meliputi pemgujian : Batas cair
(LL), Batas Plastis (WL) dan batas Susut (SL).
Plastisitas Indeks = PI = LL – WL. Dari pengujian ini dapat
dilakukan klasifikasi tanah mengunakan Plasticity Chart dibawah
ini.
2. Sifat Fisik Teknis :
Pengujian ini meliputi :
- Uji Kuat Tekan Bebas. Dari hasil pengujian ini diperoleh nilai qu.
Untuk tanah lempung Kondisi jenuh c = cu = qu/2. Dimana :
c = Cu = kuat geser lempung jenuh
qu = Nilai maksimum uji kuat tekan bebas
- Uji Geser Langsung. Dari pengujian ini diperoleh kuat geser ( c )
dan sudut geser dalam tanah ( ).
- Uji Triaxial.
Tegangan
normal
Teg
an
ga
n
ge
ser
C
n1 n2
n3
1
2
3
Teg
ang
an
Regangan
qu
Dari uji triaxial ini diperoleh kohesi ( c ) dan sudut geser dalam .
Pengujian ini dapat disesuaikan dengan kondisi dilapangan.
Beberapa model pengujian yang dapat dilakukan adalah :
a. Uji Triaxial Unconsilidation Undrained, pengujian dengan
menyesuaikan kondisi lapangan dimana dilapangan tidak
terjadi konsolidasi dan air tidak mengalir.
b. Uji Triaxial Consilidation Undrained, pengujian dengan
menyesuaikan kondisi lapangan dimana dilapangan terjadi
konsolidasi dan air tidak mengalir.
c. Uji Triaxial Consilidation Drained pengujian dengan
menyesuaikan kondisi lapangan dimana dilapangan terjadi
konsolidasi dan air mengalir.
- Uji Konsolidasi. Pada pengujian ini diperoleh nilai Cc dan Cv,
sehingga kita dapat memperkirakan besar penurunan
konsolidasi dan lamanya konsolidasi. Pada tanah lempung lunak
penurunan tanah akan sangat besar dan waktunya cepat,
sehingga nilai Cc dan Cv akan besar.
- Uji Swelling, uji ini untuk menentukan kemnamg susut tanah
lempung. Untuk tanah lempung lunak kembeng susut tanah
sangat besar. Besar Swelling potensial = (H1 – Ho) / Ho x 100%.
Tegangan normal
Teg
an
ga
n
ge
ser
C
31 11 32
21 33
1
2
3
31
Contoh Soal Penentuan Dalam Pengeboran :
perhitungan untuk menentukan dalam pemancangan berdasarkan Amirican
Society of Civil Eng, 1972.
q = 2.20 x 1 = 2.20 t/m2. = 1/10 x 2.20 = 0.22 t/m2.
Lebar pondasi pada kedalaman D =D1
B’ = D + 10 + D1 = 10 + 2D1
L’ = D1 + 1 + D1 = 1 + 2D1
Luas penampang pada kedalaman D1 = A’ = B’ x A’
= q x A / A’. A = B x 1 = 10 x1
= 0.22 t/m2 = (2.20 x 10 x 1) / ((10 + 2D1) x ( 1 + 2D1)) = 22 / ( 10 + 20D1 + 4 D12)
Didapat D1 = 2.90 m.
Lebar pondasi pada kedalaman D =D2
B’ = D2 + 10 + D2 = 10 + 2D2
L’ = D2 + 1 + D2 = 1 + 2D2
Luas penampang pada kedalaman D2 = A’ = B’ x A’
Tegangan tanah pada kedalaman D = D2 = ’ x D2 = (1.9 – 1) x D2 = 0.9 x D2
= 0.05 x 0.9 x D2 = 0.0045 D2.
= 0.0045 D2 = (2.20 x 10 x 1) / ((10 + 2D2) x ( 1 + 2D2)) = 22 / ( 10 + 20D2 + 4 D22)
Didapat D2 = 9.20 m.
Karena D1 < D2, maka kedalaman pengeboran D = D1 = 2.90 m ( diambil yang
terkecil).
D
Timbunan badan jalan lebar 10
meter, tinggi timbunan 1.00
meter, t = 2.20t/m3. Tanah
dasar = 1.60t/m3. Tentukan
dalam pengeboran minimal D.
D 10 m D
45o
PERKUATAN TANAH LUNAK
( KULIAH II)
II. PENENTUAN TANAH LUNAK
Untuk menentukantanah lunak dapat dilakukan dengan pengujian yang
telah dijelaskan diatas. Untuk jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Berdasarkan uji lapangan.
1. Berdasarkan uji sondir.
Dari pengujian dengan sondir didapat nilai hambatan konus (qc)
dan hambatan lekat (f). berdasarkan nilai nilai tahanan konus (qc)
kita periksa pada table klasifikasi tanah dibawah ini maka dapat
diketahui jenis taah. Jika nilai tahanan konus (qc) < 10 kg/cm2 ,
maka tanah tersebut tanah lempung lunak.
Klasifikasi tanah berdasarkan data sondir adalah sebagai berikut :
CPT datas Classification
qc (kg/cm2) Fs(kg/cm2)
6 0.15 – 0.40 Very soft clay
6 – 10 0.20 Silty sand loose or sand loose
0.20 – 0.60 Soft clay or Soft Silty clay
10 – 30
0.10 Gravel loose
0.10 – 0.40 Sand loose
0.40 – 0.80 Clay or Silty clay
0.80 – 2.00 Clay medium stiff
30 – 60 1.50 Silty sand, Sand medium dense
1.00 – 3.00 Stiff clay or Stiff Silty clay
60 – 150
1.00 Sandy gravel loose
1.00 – 3.00 Sand dense, Silty sand or Clay dense or Silty Gravel
3.00 Stiff Gravel clay
150 – 300 1.00 – 2.00
Sand dense, Sandy gravel dense, coarse sand dense, Silty sand very dense
Teknik Sipil
2. Berdasarkan uji SPT
Uji ini kita dapat menentukan jenis tanah. Berdasarkan tabel
dibawah ini kita dapat menentukan jenis tanah.
SPT, N60 Consistency Unconfined Comp Stregth
(ton/m2)
0 - 2 Sangat lunak 0 – 2.50
2 – 4 Lunak 2.5 – 5.0
4 – 8 Medium Kaku 5 – 10
8 – 16 Kaku 10 – 20
16 – 32 Sangat Kaku 20 – 40
> 32 Keras > 40 Braja M. Das, principle of Geothechnical Eng.,2007
Jika hasil pengujian diperoleh nilai SPT, N60 < 4, maka tanah
tersebut adalah lempung lunak.
3. Berdasarkan uji Vane Shear.
Nilai kuat geser kondisi jenuh Cu pengujian tersebut dibandingkan
dengan nilai cu pada table dibawah ini.
Consistensi Undrained Shear Strenght, Cu
(ton/m2)
Very Soft 0 – 2.4
Soft 2.4 – 4.8
Medium 4.8 – 9.6
Stiff 9.6 – 19.2
very Stiff 19.2 – 38.3
Hard > 38.3 Braja M. Das, principle of Geothechnical Eng.,2007
Jika nilai Cu < 4.8 ton/m2, maka tanah tersebut tanah lunak.
b. Berdasarkan uji Laboratorium.
Penentuan tanah lunak dapat didasarkan pada data laboratorium.
Berikut ini cara penentuannya.
1. Berdasarkan uji sifat fisik.
Tanah lunak dapat diketahui dari data sifat fisik tanah. Adapun
beberapa pengujian yang dapat memperkirakan bahwa tanah itu
lunak adalah sebagai berikut:
a. Uji berat Volume.
Beberapa pengujian menyebutkan bahwa berat volume tanah
liat berkisar 1.10 ton/m3 – 1.70 ton/m3. Untuk tanah liat lunak
biasanya berat volumenya 1.5 ton/m3 .
b. Berdasarkan uji Analisa saringan dan uji Atterberg.
Berdasarkan analisa saringan dapat diketahui komposisi tanah.
Menurut klasifikasi USCS tanah > 50% lolos saringan 200 adalah
tanah berbutir halus (Lempung dan Lanau). Menurut klasifikasi
AASHTO tanah > 30% lolos saringan 200 adalah tanah berbutir
halus (Lempung dan Lanau).
Sistem
Klasifikasi
Tipe Tanah Ukuran butir
(mm)
MIT
Kerikil 2 – 100
Pasir 0.06 – 2
Lanau 0.002 – 0.06
Lempung < 0.002
USCS
Kerikil 4.75 – 75
Pasir 0.075 – 4.75
Lempung dan Lanau < 0.075
AASHTO
Kerikil 2 – 75
Pasir 0.05 – 2
Lanau 0.002 – 0.05
Lempung < 0.002
Braja m. Das Principle of Pondation Eng, 1990
Berdasarkan system klasifikasi tersebut kita mengetahui jenis
tanah.
Kemudian berdasarkan uji Atterberg Limit kita dapat
menentukan Batas Cair (LL), Batas Plastis (PL) dan Batas Susut
(SL). Dari data tersebut dapat ditentukan Plastisitas Indeks (PI).
Dimana PI = LL – PL.
Dari data hasil uji Analisa saringan dan uji Atterberg diplot
kedalam Plasticity Chat seperti pada gambar dibawah ini maka
dapat ditentukan Klasifikasi Tanah.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
LIQUID LIMIT
PL
AS
TIC
IN
DE
X
A
C
H
or
U LineCL
or
ML
MH or
OH
CL or
Jika Batas Cair LL > 50% Maka tanah tersebut adalah tanah
lunak.
Jika klasifikasi USCS termasuk dalam CH maka tanah tersebut
tanah lunak.
Jika klasifikasi AASTHO termasuk dalam A7 maka tanah tersebut
tanah lunak.
1. Berdasarkan uji sifat Mekanik.
a. Kuat geser kecil.
Kuat geser tanah dapat diperoleh dari pengujian laboratorium dan uji
lapangan. Parameter kuat geser tanah adalah kohesi ( c ) dan sudut
geser dalam .
Pengujian Untuk menetukan kuat geser tanah di laboratorium adalah
sebagaiberikut:
1. Uji geser langsung (Direct shear test), uji ini dapat dilakukan pada
tanah lempung dan pasir. Untuk tanah lempung lunak biasanya
nilai c cu dan 0o. Dengan menggunakan table dibawah ini
maka kita dapat mengetahui tanah itu lunak atau tidak.
Consistensi Undrained Shear Strenght, Cu
(ton/m2)
Very Soft 0 – 2.4
Soft 2.4 – 4.8
Medium 4.8 – 9.6
Stiff 9.6 – 19.2
very Stiff 19.2 – 38.3
Hard > 38.3 Braja M. Das, principle of Geothechnical Eng.,2007
b. Uji kuat tekan bebas ( Unconfined compression test). Untuk uji ini jika
dilakukan pada tanah lempung jenuh dimana = 0o maka
diperoleh c = cu = qu/2
Dimana :
c = Cu = kuat geser lempung jenuh
qu = Nilai maksimum uji kuat tekan bebas
Menurut K.H. Head konsistensi tanah liat dapat dihubungkan nilai
kuat geser tanah lempung jenuh seperti dibawah ini.
Consistensi Undrained Shear Strenght, Cu
(ton/m2)
Very Soft 0 – 2.4
Soft 2.4 – 4.8
Medium 4.8 – 9.6
Stiff 9.6 – 19.2
very Stiff 19.2 – 38.3
Hard > 38.3 Braja M. Das, principle of Geothechnical Eng.,2007
Tanah dimasukan kedalam kelompok Tanah lunak nilai Cu < 4.8
ton/m2.
c. Uji Triaxial.
Dari uji triaxial ini diperoleh kohesi ( c ) dan sudut geser dalam .
Untuk tanah lempung lunak biasanya nilai c cu dan 0o.
Dengan menggunakan table dibawah ini maka kita dapat
mengetahui tanah itu lunak atau tidak.
Consistensi Undrained Shear Strenght, Cu
(ton/m2)
Very Soft 0 – 2.4
Soft 2.4 – 4.8
Medium 4.8 – 9.6
Stiff 9.6 – 19.2
very Stiff 19.2 – 38.3
Hard > 38.3 Braja M. Das, principle of Geothechnical Eng.,2007
Tanah dimasukan kedalam kelompok Tanah lunak nilai Cu < 4.8
ton/m2.
d. Penurunan konsolidasi besar. Pengujian yang dilakukan untuk
memperkirakan besar penurunan adalah dengan uji konsolidasi.
Dari uji tersebut diperoleh nilai Cc dan Cv.
e. Kembang susut besar.
Kembang susut tanah dapat diperoleh dari uji Swelling.
Berdasarkan penelitian Chen (1983) hubungan Swelling potensial
dengan Indeks Plastisitas seperti table dibawah ini.
Swelling Potensial Indeks plastisitas
Low 0 – 15
Medium 10 – 35
High 25 – 35
Very High > 35
Jika tanah mempunyai kembang susut > 25% maka termasuk tanah
lunak.
Contoh Soal : 1. Hasil penyelidikan tanah dengan sondir seperti dibawah ini. Tentukan
ketebalan tanah lunak.
JEMBATAN SUNGAI TANDUI KAB. TAPIN
SONDIR 1
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
Depth ( m )
Co
nu
s (
kg
/cm
² )
0.00
700.00
1400.00
2100.00
2800.00
3500.00
JH
P (
kg
/cm
²)
qc (kg/cm2)
JHP ( kg/cm )
Jawab :
Keriteria tanah lunak adalah jika nilai qc< 10 kg/cm2. Dari kreteria diatas
maka tebal tanah lunak 13 meter.
2. Hasil Pengujian seperti padata table dibawah ini.
No Pengujian Satuan Nilai
1 Uji Atterberg Limit :
13 m
- Liquit Limit
- Plastis Limit
- Shara imit
%
%
%
60
20
15
2
Lolos Saringan :
- # 10
- # 40
- # 100
- # 200
%
%
%
%
5
23
12
60
Tentukan apakah tanah tersebut termasuk tanah lunak.
Jawab.
Lolos saringan 200 = 60% > 50%, berdasarkan klasifikasi USCS maka tanah
tersebut termasuk kelompok tanah berbutir halus.
PI = LL – PL = 60-20 = 40%, dengan menggunakan Casagrande Chart sepeti
dibawah ini maka klasifikasi tanah adalah CH
LIQUID AND PLASTIC INDEX DETERMINATION
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
LIQUID LIMIT
PL
AS
TIC
IN
DE
X
A Line
CH
or
OH U Line
CL or
ML
MH or OHCL or ML
Karena klasifikasi CH maka tanah tersebut tanah lunak.
3. Berdasarkan hasil tanah adalah sebagi berikut :
Pengujian Satuan Nilai
Kadar air , wn % 17.50
Berat jenis, GS 2.6
Berat Volume, kg/cm3 2.10
Unconf Comp Strength kg/cm2 0.74
Jawab :
Berat isi tanah kering = dry = t/(1+w) = 2.1/(1+22/100)= 1.72 kg/cm2
Berat isi tanah kering = dry = Gs x w/(1+e) = 1.787 kg/cm3
(1 + e ) x 1.787 =Gs x w = ( 1 + e ) x 1.787 = 2.6 x 1===> (1 + e ) = 2.6/1.787
Angka pori e = 2.6/1.787 – 1 = 0.455.
Derajat kejenuhan = S = w x Gs / e = 0.22 x 2.6/ 0.455 = 1.00.
Berarti tanah tersebut jenuh, sehingga qu/2 = Cu = 0.74/2 = 0.37 kg/cm2 =
3.70 ton/m2 < 4.80 ton/m2. Berdasarkan table dibawah ini termasuk tanah
lunak
Consistensi Undrained Shear Strenght, Cu
(ton/m2)
Very Soft 0 – 2.4
Soft 2.4 – 4.8
Medium 4.8 – 9.6
Stiff 9.6 – 19.2
very Stiff 19.2 – 38.3
Hard > 38.3 Braja M. Das, principle of Geothechnical Eng.,2007
PERKUATAN TANAH LUNAK
( KULIAH III)
III. Teori Perkuatan Tanah.
Perkuatan tanah adalah salah satu cara metoda perbaikan tanah.
Perbaikan tanah dimaksudkan untuk :
1. Meningkatkan kuat geser tanah
2. Mengurangai compresibilitas.
3. Mengurai Swelling.
4. Mengurangi permeabilitas.
Metoda perbaikan tanah yang kita kenal adalah :
1. Perbaikan tanah cara mekanis yaitu dengan uji pemadatan.
2. Perbaikan tanah cara dewatering yaitu pengeringan.
3. Perbaikan tanah cara kimia yaitu stabilisasi tanah dengan bahan kimia
seperti semen, kapur, dll.
4. Perbaikan tanah cara menambah bahan perkuatan.
Perkuatan tanah lebih disukai dilaksanakan karena konstruksi perkuatan
akan langsung berfungsi begitu dibuat. Sehingga selesai konstruksi maka
konsruksi tersebut dapat digunakan. Hal lain yang juga menjadi
pertumbangan karena penambahan kuat geser tanah akibat
penambahan perkuatan sangat besar. Berbeda dengan pemadatan,
dewatering dan stabilisasi tanah penambahan kuat geser tanah tidak
terlalu besar.
Maksud dilakukan perkuatan tanah adalah :
a. Meningkatkan Daya Dukung Tanah.
Pondasi dangkal seperti pondsi telapak, timbunan jika dianalisa maka
bentuk keruntuhan seperti gambar dibawah ini. Terzaghi membagi ada
tiga macam keruntuhan yaitu :
1. Keruntuhan Umum (General Shear Failure). Keruntuhan ini terjadi pada
tanah lempung kenyal.
NBNqNcq qcu **2
1**
Jika beban pondasi sangat besar maka tanah tidak mampu memikul
beban. Untuk meningkatkan daya dukung tanah kita dapat memakai
cerucuk.
Tambahan daya dukung tanah terjadi karena adanya tambahan
tanahan geser dari cerucuk.
Sehingga daya dukung menjadi :
ndNBNqNcq cqcu
2*4
*****
2. Keruntuhan Lokal (Lokal Shear Failure). Keruntuhan ini terjadi pada
tanah lempung agak kenyal. Pada kondisi seperti ini factor daya
Pondasi di lempung Kenyal –
keras, terjadi keruntuhan
General Shear Failure
2.5B B 2.5 B
lempung Kenyal – keras
P
lempung Kenyal – keras
Pada perkuatan
dengan cerucuk
akan menambah
gaya geser.
dukung Terzaghi tidak dapat digunakan. Untuk itu maka factor daya
dukung harus dikoreksi.
*** **** NBNqNcq qu c
Jika beban pondasi sangat besar maka tanah tidak mampu memikul
beban. Untuk meningkatkan daya dukung tanah kita dapat memakai
cerucuk. Tambahan daya dukung tanah terjadi karena adanya
tambahan tanahan geser dari cerucuk.
Sehingga daya dukung menjadi :
ndNBNqNcq cu qc
2*** *4
*****
3. Keruntuhan Punching (Punching Shear Failure). Keruntuhan ini terjadi
pada tanah lempung lunak. Pada kondisi seperti ini dukung Terzaghi
Pondasi di lempung Kenyal –
keras, terjadi keruntuhan
Lokal Shear Failure
lempung agak Kenyal – kenyal
P
lempung agak Kenyal – kenyal
Pada perkuatan
dengan cerucuk
akan menambah
gaya geser.
dan daya dukung yang dikoreksi seperti diatas tidak berlaku, karena
daya dukung yang didapat akan sangat kecil. Besar daya dukung
tergantung dari daya dukung cerucuk yang digunakan sebagai tiang
pancang. Besar daya dukung adalah sebagai berikut :
Daya dukung tanpa perkuatan tanah :
0uq
Tambahan daya dukung tanah terjadi karena adanya tambahan
cerucuk berupa daya dukung tiang pancang adalah sebagai berikut :
fupuu ndLCACq *******9 ,
Dimana :
Ap = Luas Penanmpang tiang pancang
L = Panjang tiang pancang
n = jumlah tiang pancang
f = Effesiensi tiang pancang.
b. Mengurangi Penurunan.
c. Mengurangi deformasi lateral.
Pondasi di lempung Kenyal –
keras, terjadi keruntuhan
Punching Shear Failure
lempung lunak
P
lempung lunak
Pada perkuatan
dengan cerucuk
akan menambah
gaya geser.
Perkuatan tanah dapat dilakukan pada lereng. Dapat dilakukan perkuatan
tanah pada lereng misalnya dengan memasang arah horizontal seperti
memasang geotextile, geogrid atau bahan perkuatan dari metal.
Lereng tanpa perkuatan maka factor keamanan terhadap longsor adalah :
R
T
M
MSF
Dimana :
Bidang Longsor
Tanah tidak stabil
Tanah tidak stabil
Tanah tidak stabil
Lereng dengan
perkuatan tanah
SF = Faktor keamanan
MT = Momen tahanan
MR = Momen runruh
Pada kondisi dipasang perkuatan tanah arah horizontal maka untuk
meruntuhkan lereng harus menarik perkuatan tanah , sehingga factor
keamanan terhadap longsor adalah :
ip
R
T haM
MSF **
Dimana :
= gaya geser pada permukaan perkuatan tanah
ap = Luas permukaan perkuatan tanah
hi = jarak vertical kepusat kelongsoran.
Pada kondisi dipasang perkuatan tanah dengan tiang pancang maka untuk
runtuh harus memutus tiang pancang. Dengan demikian maka factor
keamanan terhadap longsor adalah :
iip
R
T RdM
MSF **
4* 2
Dimana :
p = Tahanan geser tiang pancang
di = diameter penampang tiang pancang
R = Jari-jari kebidang longsor.
Perkuatan tanah biasanya digunakan pada pondasi, pembangunan jalan,
perkuatan lereng, bendungan dll. Biaya untuk pembanguan dengan
menggunakan perkuatan tanah akan terara ekonomis jika pekerjaannya
besar. Tetapi jika pekerjaannya kecil maka akan terjadi pemborosan. Untuk
dinding penahan tanah dengan ketingian > 5.00 meter, akan menghemat
biaya 20% - 60%. Tetapi untuk dinding penahan tanah yang kecil maka akan
menjadi mahal.
Bahan perkuatan tanah yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
a. Bahan dari metal
b. Bahan dari geotextile
Perkuatan tanah dengan memasukan bahan perkuatan kedalam tanah
harus memenuhi syarat antara lain :
1. Tahan terhadap korosi terutama untuk metal. Material dari metal akan
mudah berkarat jika kena air. Unutk air untuk itu maka bahan perkuatan
harus diberi antikarat.
2. Tahan terhadap degradasi bahan kimia. Bahan perkuatan tanah dari
metal maupun diri polimer akan mudah bereaksi jika kena bahan kimia.
Untuk itu maka bahan perkuatan perlu dipilih yang sesuai kondisi tanah.
3. Tahan terhadap degradasi biologokal. Bahan perkuatan terutamah dari
bahan polimer akan terjadi degradasi jika kena biologi yang ada
ditanah.
4. Tahan terhadap pengaruh yang lainnya. Dilihat spesifikasi perkuatan
yang dipakai.
Untuk bahan metal, pengurangan ketebalan akibat korosi adalah sebagai
berikut :
Minimum pengurangan ketebalan mxYt 66.0 105.5
Maximum pengurangan ketebalan mxYt 66.0 1050
Dimana :
t = pengurangan ketebalan.
Y = waktu dalam tahun.
Kekuatan tarik sisa setelah sekian tahun adalah :
o
hotarikt
tK1
Dimana :
tarik = tegangan tarik.
o = tegangan awal (rencana)
Kh = 1.2 – 2.8, diambil 2
To = tebal awal
t = kehilangan ketebalan.
Contoh soal :
Perkuatan tanah menggunakan perkuatan tanah bentuk strip dari
metal dengan ukuran 200 mm x 5 mm. Jika tegangan tarik awal o =
928 kg/cm2. Berapa tegangan yang terjadi setelah 50 tahun.
Jawab :
Pengurangan ketebalan mxYt 66.0 1050 = 0.052 cm.
Kekuatan tarik sisa setelah 50 tahun adalah :
o
hotarikt
tK1 =928 x (1-2*0.052/0.5) = 733.93 kg/cm2.