20
Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk Babi yang Diovulasi Ganda dengan PMSG dan hCG Sebelum Pengawinan Abstrak Penelitian ini telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh ovulasi ganda pada induk babi dara sebelum dikawinkan terhadap kualitas karkas anaknya. Penelitian menggunakan 36 ekor babi pengakhiran yang kelompokkan ke dalam rancangan acak lengkap dengan pola faktorial ukuran 2 x 3. Faktor pertama ialah status ovulasi ganda induk sebelum pengawinan yang terdiri atas 2 level, yaitu 1) babi dara kontrol tanpa ovulasi ganda dan 2) babi dara dengan ovulasi ganda. Faktor kedua ialah litter size lahir yang terdiri atas tiga level, yaitu litter size rendah (6-8 ekor), sedang (9-11 ekor), dan tinggi (12-14 ekor). Setiap unit percobaan menggunakan 3 ekor induk dan dari setiap induk dipilih dua ekor anak, satu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi periode pertumbuhan sampai pengakhiran. Selama perode pertumbuhan, ternak babi percobaan yang diberi makan pakan komersial. Babi percobaan dipotong pada kisaran bobot 92.5-94 kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak babi yang dilahirkan oleh induk babi yang diovulasi ganda mencapai bobot potong yang lebih cepat sekitar 2 minggu, yaitu 185 hari, dibandingkan dengan 200 hari pada babi yang dilahirkan oleh induk babi tanpa ovulasi ganda. Anak babi yang lahir dari induk babi yang diovulasi ganda memiliki rataan bobot karkas (70.25 ± 2.70 kg) dan persentase karkas (74.73 ± 3.09%) yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak babi yang dilahirkan oleh induk tanpa ovulasi ganda sebelum pengawinan (bobot karkas 64.18 ± 3.58 kg dan persentase karkas 68.28 ± 3.90%). Panjang karkas dan tebal lemak punggung tidak dipengaruhi oleh ovulasi ganda induk sebelum pengawinan. Babi yang dilahirkan oleh induk yang diovulasi ganda sebelum pengawinan memiliki panjang karkas 74.56 ± 4.72 cm dan tebal lemak punggung 3.07 ± 0.35 cm, sementara babi dari induk babi tanpa ovulasi ganda adalah 74.00 ± 2.81 cm dan 3.20 ± 0.35 cm. Babi yang dilahirkan oleh induk yang diovulasi ganda sebelum pengawinan menghasilkan loin eye area yang lebih tinggi (44.81±3.55 cm²) dibandingkan dengan babi yang dilahirkan induk tanpa ovulasi ganda (39.97 ± 4.29 cm²). Disimpulkan bahwa ovulasi ganda induk babi sebelum pengawinan dapat menghasilkan anak dengan kualitas karkas yang lebih baik. __________________________________________________________________ Kata Kunci : Ovulasi ganda, Kualitas Karkas, Babi dara

Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

  • Upload
    vutram

  • View
    271

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk Babi

yang Diovulasi Ganda dengan PMSG dan hCG Sebelum

Pengawinan

Abstrak

Penelitian ini telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh ovulasi ganda

pada induk babi dara sebelum dikawinkan terhadap kualitas karkas anaknya.

Penelitian menggunakan 36 ekor babi pengakhiran yang kelompokkan ke dalam

rancangan acak lengkap dengan pola faktorial ukuran 2 x 3. Faktor pertama ialah

status ovulasi ganda induk sebelum pengawinan yang terdiri atas 2 level, yaitu 1)

babi dara kontrol tanpa ovulasi ganda dan 2) babi dara dengan ovulasi ganda.

Faktor kedua ialah litter size lahir yang terdiri atas tiga level, yaitu litter size

rendah (6-8 ekor), sedang (9-11 ekor), dan tinggi (12-14 ekor). Setiap unit

percobaan menggunakan 3 ekor induk dan dari setiap induk dipilih dua ekor anak,

satu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi

periode pertumbuhan sampai pengakhiran. Selama perode pertumbuhan, ternak

babi percobaan yang diberi makan pakan komersial. Babi percobaan dipotong

pada kisaran bobot 92.5-94 kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak babi

yang dilahirkan oleh induk babi yang diovulasi ganda mencapai bobot potong

yang lebih cepat sekitar 2 minggu, yaitu 185 hari, dibandingkan dengan 200 hari

pada babi yang dilahirkan oleh induk babi tanpa ovulasi ganda. Anak babi yang

lahir dari induk babi yang diovulasi ganda memiliki rataan bobot karkas (70.25 ±

2.70 kg) dan persentase karkas (74.73 ± 3.09%) yang lebih tinggi dibandingkan

dengan anak babi yang dilahirkan oleh induk tanpa ovulasi ganda sebelum

pengawinan (bobot karkas 64.18 ± 3.58 kg dan persentase karkas 68.28 ± 3.90%).

Panjang karkas dan tebal lemak punggung tidak dipengaruhi oleh ovulasi ganda

induk sebelum pengawinan. Babi yang dilahirkan oleh induk yang diovulasi

ganda sebelum pengawinan memiliki panjang karkas 74.56 ± 4.72 cm dan tebal

lemak punggung 3.07 ± 0.35 cm, sementara babi dari induk babi tanpa ovulasi

ganda adalah 74.00 ± 2.81 cm dan 3.20 ± 0.35 cm. Babi yang dilahirkan oleh

induk yang diovulasi ganda sebelum pengawinan menghasilkan loin eye area

yang lebih tinggi (44.81±3.55 cm²) dibandingkan dengan babi yang dilahirkan

induk tanpa ovulasi ganda (39.97 ± 4.29 cm²). Disimpulkan bahwa ovulasi ganda

induk babi sebelum pengawinan dapat menghasilkan anak dengan kualitas karkas

yang lebih baik.

__________________________________________________________________

Kata Kunci : Ovulasi ganda, Kualitas Karkas, Babi dara

Page 2: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

92

Carcass Qualities of Finisher Pigs Born to Superovulated Sows

with PMSG and hCG before Mating

Abstract

An experiment was conducted to study the effect of superovulation of the

gilts before mating on the carcass quality of the finishing pigs. Thirty six piglets

were assigned into a completely randomized design with 2 x 3 factorial

arrangement. The first factor was the superovulation status of the gilts consisted

of two levels i.e., 1) nonsuperovulate gilts prior to mating and 2) superovulate

gilts prior to mating. The second factor was litter size at birth consisted of three

levels i.e., low (6-8 pigs) , medium (9-11 pigs), and high (12-14 pigs). Each

experimental unit was replicated with three sows. From each sow, the offspring

was represented by two piglets, one castrate male and one female. Therefore, the

total samples were 36 piglets. During growing to finishing periods, the

experimental piglets were fed commercial feed. The experimental piglets were

slaughtered at average weight of 92,5-94 kg. The results showed that pigs born to

superovulated sows reached the slaughter weight at 185 days as compared to 200

days in control piglets. Pigs born to superovulated sows had higher carcass

weight (70,25 ± 2,70 kg) and carcass percentage (74,73 ± 3,09%) as compared to

control pigs (64,18 ± 3,58 kg carcass weight and 68,28 ± 3,90% carcass

percentage, respectively). Carcass length and backfat thickness were not affected

by superovulation of the sows. Pigs born to superovulated sows had 74,56 ± 4,72

cm carcass length and 3,07 ± 0.35 cm backfat thickness, while control pigs had

74,00 ± 2,81 cm carcass length and 3.20 ± 0.35 cm backfat thickness. Piglets

born to superovulated sows had higher loin eye area (44,81 ± 3,55 cm²) as

compared to control (39,97 ± 4,29 cm²). It was concluded that superovulation of

gilts prior to mating could produce faster growing piglets with better carcass

qualities.

__________________________________________________________________

Key Words : Superovulation, Carcass Quality, Gilt

Page 3: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

93

Pendahuluan

Produksi ternak babi sangat bergantung pada keberhasilan reproduksi.

Kemampuan reproduksi sangat ditentukan oleh keberhasilan induk untuk

menghasilkan anak babi yang sehat dan kuat pada saat lahir sehingga periode

hidup berikutnya lebih baik. Bobot anak pada saat lahir ditentukan oleh

pertumbuhan prenatal selama kebuntingan yang merupakan akumulasi

pertumbuhan sejak zigot berkembang menjadi embrio dan fetus sampai

dilahirkan. Pertumbuhan dan perkembangan fetus yang baik sampai akhir

kebuntingan diharapkan akan menghasilkan anak babi lahir yang lebih berat,

walaupun dengan jumlah anak sekelahiran yang lebih tinggi dan pada akhirnya

menghasilkan penampilan produksi yang lebih baik pula. Pertumbuhan anak babi

ditentukan oleh produksi air susu induk. Peningkatan produksi air susu induk

sampai akhir laktasi dipengaruhi oleh peningkatan sekresi endogen hormon

kebuntingan, yang dapat meningkatkan baik sel sekretoris kelenjar ambing yang

terbentuk maupun peningkatan aktivitas sintesis susu (Manalu et al. 1999; Manalu

et al. 2000; Adriani et al. 2005; Andriyanto dan Manalu 2011). Melalui

peningkatan produksi air susu induk, pertumbuhan dan perkembangan anak babi

dapat ditingkatkan, angka mortalitas ditekan, dan bobot sapihan dapat

ditingkatkan. Penampilan anak babi lepas sapih yang baik selanjutnya dapat

mempengaruhi kualitas bakalan, dalam hal ini pertumbuhan dan kualitas karkas

pada saat dipotong.

Masalah rendahnya produksi tidak saja dipengaruhi oleh rendahnya

produktivitas selama kebuntingan dan rendahnya bobot anak lahir sampai lepas

sapih, tetapi merupakan akumulasi dari rendahnya pertumbuhan dan

perkembangan embrio dan fetus selama kebuntingan dan jumlah anak yang dapat

bertahan hidup selama prasapih, terutama pada minggu pertama setelah lahir

(Bennett dan Leymaster 1989). Peningkatan sekresi endogen hormon-hormon

kebuntingan, seperti estradiol dan progesteron selama kebuntingan dapat

dilakukan dengan cara meningkatkan jumlah ovulasi (Manalu dan Sumaryadi

1998; Manalu et al. 1999; Sumaryadi dan Manalu 2001), baik melalui perbaikan

pakan maupun dengan penggunaan hormon, seperti follicle stimulating hormone

Page 4: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

94

(FSH) dan luteinizing hormone (LH) atau melalui tiruannya, seperti pregnant

mare’s serum gonadotropin (PMSG) dan human chorionic gonadotropin (hCG),

serta kombinasi hormon gonadotropin lainnya.

Kualitas karkas sangat dipengaruhi oleh bobot lahir ternak babi. Anak babi

yang mempunyai bobot lahir rendah akan menghasilkan kualitas karkas yang

rendah pula. Rehfeldt et al. (2008) melaporkan bahwa anak babi yang lahir

dengan bobot tubuh rendah akan berdampak pada pertumbuhan sesudah lahir.

Secara rinci dinyatakan bahwa anak babi yang dilahirkan dengan bobot rendah

menyebabkan deposisi lemak tinggi dan loin eye area (LEA) yang rendah (Bee

2004). Rendahnya bobot lahir anak babi diketahui merupakan akibat dari

terganggunya pertumbuhan selama periode kebuntingan (Rehfeldt et al. 2008).

Pertumbuhan mulai dari fetus sampai jumlah anak lahir hidup dan peningkatan

bobot sapih dapat dilakukan melalui ovulasi ganda menggunakan PMSG dan

hCG. Penggunaan kedua hormon tersebut berfungsi untuk merangsang sekresi

endogen hormon kebuntingan dalam darah induk yang berperan meningkatkan

pertumbuhan uterus, embrio, fetus, plasenta, dan kelenjar ambing (Adriani et al.

2005; Mege et al. 2007). Secara keseluruhan, PMSG dan hCG menentukan

keberhasilan induk dalam proses reproduksi dan produksi yang dalam hal ini

faktor kualitas bakalan ternak.

Hormon PMSG dan hCG atau dikenal sebagai hormon-hormon ovulasi

ganda telah terbukti dapat meningkatkan sekresi hormon-hormon kebuntingan,

yang berfungsi memperbaiki sistem reproduksi ternak dan diharapkan pula dapat

memperbaiki produksi ternak melalui perbaikan pertumbuhan prenatal selama

kebuntingan dan produksi air susu induk selama laktasi. Dengan demikian,

penampilan reproduksi akan meningkatkan produktivitas ternak dan, sebaliknya,

penampilan reproduksi yang buruk akan menurunkan produktivitas ternak.

Penampilan produksi anak babi erat hubungannya dengan produksi air susu induk

selama laktasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh ovulasi ganda

pada induk babi sebelum pengawinan pada kualitas kaskas anak yang

dihasilkannya.

Page 5: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

95

Bahan dan Metode

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Potong Babi berlokasi di Sario, Kota

Manado mulai dari September hingga Oktober 2011.

Materi Penelitian

Pada penelitian tahap III (Gambar 5) digunakan 36 ekor babi yang sudah

mencapai bobot potong (hasil penelitian dari tahap II ) dari induk babi yang

tanpa dan dengan ovulasi ganda, dengan jumlah anak sekelahiran atau litter size

mulai dari rendah sampai tinggi dengan kisaran 6-8 ekor (rendah), 9-11 ekor

(sedang), dan 12-14 ekor (tinggi). Ternak babi ditempatkan dalam kandang

percobaan yang berukuran 1 x 1.25 x 1 meter masing-masing satu ekor babi per

kandang yang merupakan satu satuan unit percobaan. Ransum yang digunakan

dalam penelitian mulai disapih sampai dipotong terdiri atas tiga macam ransum,

dan pada waktu anak babi dipindahkan ke kandang sapihan diberikan butiran

selama satu bulan dan sesudahnya campuran butiran dengan jagung selama satu

bulan, dan terakhir ransum untuk penggemukan sampai mencapai bobot potong.

Komposisi bahan dan zat-zat makanan ransum yang digunakan selama percobaan

dapat dilihat pada Tabel 4.

Metode

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola

faktorial 2 x 3 yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama ialah status ovulasi

ganda induk yang terdiri atas 2 level, yaitu kontrol tanpa ovulasi ganda dan induk

yang diovulasi ganda sebelum pengawinan dengan hormon PMSG+ hCG. Faktor

kedua adalah jumlah anak sekelahiran atau litter size yang terdiri atas tiga level,

yaitu litter size rendah (6-8 ekor), sedang (9-11 ekor), dan tinggi (12-14 ekor).

Masing-masing unit percobaan terdiri atas 3 induk, dan dari setiap induk dipilih

dua ekor anak yang terdiri dari satu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina.

Data dianalisis mengikuti prosedur model matematika (Steel dan Torrie, 1993)

sebagai berikut: Yij = µ + αi +βj + (αβ)ij + εijk

Page 6: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

96

Semua data diolah dengan menggunakan analisa sidik ragam atau analysis

of variance (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila pengaruh

perlakuan nyata (P<0.050) atau sangat nyata (P<0.01), analisis dilanjutkan

dengan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan antarperlakuan (Steel dan Torrie

1989).

Prosedur Penelitian

Babi yang digunakan pada penelitian ini adalah babi yang telah mencapai

bobot potong 92,5-95 kg dan setelah dilakukan pemuasaan selama 24 jam,

langsung dipotong kemudian dilakukan pengamatan pada peubah-peubah yang

berkaitan dengan karkas.

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Umur Potong (UP) (hari) adalah waktu yang diperlukan sejak babi lahir

sampai dengan babi akan dipotong pada kisaran bobot 92.5–95.0 kg.

2. Bobot Potong (BP) (kg) adalah bobot yang ditargetkan dalam penelitian

ini, yaitu 92.5–95 kg dan dilakukan penimbangan saat akan dipotong

setelah dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam (Swatland 1984).

3. Bobot Karkas (BK) (kg/ekor), diperoleh setelah bulu dihilangkan, isi

rongga dada dan perut, kepala, dan kedua kaki dikeluarkan (Lawrie 2003).

Bobot karkas dalam hal ini adalah karkas yang belum mengalami

pelayuan.

4. Persentase Karkas (PK) (%), dihitung dari bobot karkas (kg) dibagi

dengan bobot potong (kg) dikalikan dengan 100%.

5. Panjang Karkas (PjK) (cm), diukur dari ujung depan tulang rusuk pertama

sampai dengan bagian ujung depan pangkal tulang ekor (aitch bone) pada

karkas yang sudah dibelah (Gambar 12) (Thrasher et al. 1970). Alat ukur

yang digunakan adalah meteran biasa.

6. Tebal Lemak Punggung (TLP) (cm), diukur di tiga tempat di atas pung-

gung babi, yaitu tepat di atas tulang rusuk pertama, di atas tulang rusuk

terakhir,

7. dan di atas tulang belakang terakhir (Gambar 13). Alat yang digunakan

adalah mistar biasa (Thrasher et al. 1970).

Page 7: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

97

8. Loin eye area (LEA) (cm2), diukur pada permukaan potongan melintang

otot longisimus dorsii yang terletak antara tulang rusuk kesepuluh dan

sebelas (Gambar 14), dipotong tegak lurus dengan tulang belakang (Fahey

et al. 1977). Pengukuran luas penampang loin eye area dilakukan dengan

menggunakan lembaran plastik transparan untuk menggambar dengan

spidol bentuk dan ukuran dari loin eye area kemudian diukur dengan

menggunakan alat planimeter.

Gambar 12 Lokasi Pengukuran Panjang Karkas.

Gambar 13 Lokasi Pengukuran Tebal Lemak Punggung.

Page 8: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

98

Gambar 14 Lokasi Pengukuran Loin Eye Area.

Page 9: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

99

Hasil dan Pembahasan

Karkas adalah bagian dari tubuh ternak setelah dilakukan pengeluaran

darah, pemisahan bulu, kuku, kepala, isi rongga perut, dan rongga dada

(Whittemore 1980). Lebih lanjut Lawrie (2003) menyatakan bahwa karkas terdiri

atas urat daging dan jaringan lemak, tulang residu yang terdiri atas tendon dan

jaringan pengikat lainnya, dan pembuluh darah besar. Hasil pengamatan umur

potong, bobot potong, bobot karkas, perentase karkas, panjang karkas, tebal lemak

pungggung, dan loin eye area selengkapnya disajikan pada Tabel 6.

Umur Potong

Rataan umum umur potong adalah 192.56 ± 10.04 hari dengan kisaran

173–209 hari (25–30 minggu). Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dari

pendapat Whittemore (1980) yang menyatakan pada umur 28 minggu bobot badan

mencapai 95 kg. Secara rinci, rataan umur ternak babi untuk mencapai bobot

potong menurut perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil analisis keragaman

menunjukkan bahwa perlakuan ovulasi ganda, litter size, dan interaksi keduanya

sangat nyata (P <0,01) mempersingkat umur potong ternak babi. Rataan umur

potong babi dari hasil induk ovulasi ganda adalah 184.89 ± 5.70 hari (dengan

KK=4.42%), sedangkan babi dari induk yang tidak diovulasi ganda adalah 200.22

± 7.10 hari (dengan KK=4.92%).

Ovulasi ganda babi dara sebelum pengawinan dapat mempersingkat umur

atau waktu hari pencapaian bobot potong anaknya. Hal ini disebabkan ovulasi

ganda dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan anak babi terutama

karena perbaikan bobot lahir dan peingkatan produksi air susu induk. Peningkatan

produksi air susu induk sampai akhir laktasi dipengaruhi oleh pertumbuhan dan

perkembangan kelenjar susu yang merupakan efek dari peningkatan sekresi

endogen hormon kebuntingan. Melalui peningkatan produksi air susu induk,

pertumbuhan dan perkembangan anak babi, angka mortalitas ditekan, dan bobot

sapihan lebih baik.

Page 10: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

100

Tabel 6 Umur Potong, Bobot Potong, Bobot Karkas, Persentase Karkas, Tebal

Lemak Punggung, dan Loin Eye Area Babi yang Dilahirkan oleh Induk

Kontrol Tanpa Ovulasi Ganda dan yang Diovulasi Ganda Sebelum

Pengawinan pada Litter Size Rendah, Sedang, dan Tinggi

Parameter

Perlakuan

Litter size Rataan

Rendah

(6-8 ekor)

Sedang

(9-11 ekor)

Tinggi

(12-14 ekor)

UMP (Hari) TSO 205.00±0.82C 191.83±4.62

B 203.50±4.55

CD 200.22±7.10

B

SO 185.00±8.60A 184.33±5.05

A 185.33±3.20

A 184.89±5.70

A

Rataan 195.17±2.11B 188.08±6.05

A 194.42±10.20

B 192.56±10.04

BP (Kg) TSO 93.38±1.16 94.33±0.61 94.33±0.61 94.07±091

SO 94.08±0.74 94.47±0.70 93.50±0.55 94.02±0.75

Rataan 93.82±1.00 94.40±0.63 93.92±0.70 94.02±0.82

BK

(Kg) TSO 64.57±3.09 69.98±0.97 62.13±0.85 64.19±3,5A

SO 69.68±3.34 65.88±3.21 71.10±1.41 70.25±2,70B

Rataan 67.27±4.17 65.91±5.61 66.48±2.95 67.22±4.38

PK (%) TSO 69.16±3.51 74.39±5.26 65.87±0.94 68.28±3.90A

SO 73.77±3.75 69.83±3.63 76.04±1.36 74.73±3.08B

Rataan 71.77±4.41 69.82±5.97 72.93±3.43 71.51±4.77

Pj K (Cm) TSO 74.67±2.34 72.83±2.64 74.83±3.21 74.00±2.81

SO 73.83±5.64 72.50±3.55 77.00±4.47 74.56±4.72

Rataan 73.75±4.22 74.33±3.03 74.75±4.39 74.28±3.84

TLP (Cm) TSO 3.22±0.23 3.17±0.41 3.04±0.38 3.20±0.35

SO 2.97±0.45 3.33±0.34 3.04±0.29 3.07±0.35

Rataan 3.20±0.34 3.01±0.36 3.21±0.35 3.14±0.35

LEA (Cm²) TSO 43.09±4.33 38.11±1.94 36.71±4.73 39.97±4.29A

SO 45.40±4.98 45.15±3.89 43.87±1.95 44.81±3.55B

Rataan 44.24±4.61 41.63±4.70 41.29±4.38 42.39±4.63

Keterangan: Superskrip huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan

hasil berbeda nyata (P<0,05), UMP = umur potong, BP= bobot potong, BK = bobot

karkas, PK = persentase karkas, PjK = panjang karkas, TLP = tebal lemak punggung,

LEA = loin eye area

Page 11: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

101

Berdasarkan hasil pada Tabel 6 disimpulkan bahwa babi yang paling

singkat mencapai umur potong adalah babi yang dilahirkan oleh induk yang

diovulasi ganda sebelum pengawinan dengan liter size lahir sedang (184.33 ± 5.05

h) diikuti dengan litter size lahir rendah (185±8.60 h) dan tinggi (185.33±3.20 h),

namun ketiganya tidak berbeda nyata. Sebaliknya, umur mencapai bobot potong

yang paling lambat ditemukan pada babi yang dilahirkan oleh induk tanpa ovulasi

ganda sebelum pengawinan baik pada litter size rendah (205 ± 0.82 hari), sedang

(191.83 ± 4.62 hari), dan tinggi (203.50 ± 4.55 hari). Perlakuan ovulasi ganda

tanpa memperhitungkan litter size lahir menghasilkan anak yang mencapai umur

bobot potong yang lebih singkat waktunya dibanding dengan perlakuan tanpa

ovulasi ganda dengan taraf semua litter size lahir. Hal ini dapat dijelaskan karena

akibat dari induk yang diovulasi ganda sebelum pengawinan, secara fisiologis

kebuntingan sudah dipersiapkan, dimana dengan sekresi endogen hormon-hormon

kebuntingan yang lebih baik akan memperbaiki integrasi fungsi-fungsi uterus dan

plasenta sehingga proses yang terjadi pada waktu pertumbuhan dan perkembangan

mulai dari zigot, embrio, festus, sampai lahir menjadi optimal. Estradiol dan

progesteron yang dihasilkan pada awal kebuntingan merupakan sinyal pembuka

kunci bagi proses diferensiasi embrio dalam kandungan, yang mempunyai efek

pada program pertumbuhan dan perkembangan prenatal dalam kandungan

(Ashworth 1992; Mege et al. 2007), yang akhirnya permanen sebagai sifat yang

diwarisi pada anak sampai periode berikutnya (dewasa) (Dziuk 1992; Gill et al.

1998).

Bobot Potong

Rataan umum bobot potong yang diperoleh adalah 94.02 ± 0.82 kg/ekor.

Rataan umum bobot potong ini masih dalam kisaran bobot potong optimal 90-100

kg (Whittemore 1980). Secara rinci, rataan bobot potong babi hasil penelitian

menurut perlakuan tertera pada Tabel 6. Bobot potong untuk babi yang dilahirkan

oleh induk yang diovulasi ganda sebelum pengawinan adalah 94.07 ± 0.75

kg/ekor dan yang dilahirkan oleh induk yang tidak diovulasi ganda sebelum

pengawinan adalah 94.07 ± 0.91 kg/ekor, namun dengan umur potong yang sangat

berbeda masing-masing 200.22 ± 7.10 dan 184.89 ± 5.70 hari. Hasil analisis

Page 12: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

102

keragaman menunjukkan bahwa ovulasi ganda induk sebelum pengawinan dan

taraf litter size serta interaksi keduanya tidak mempengaruhi bobot potong karena

bobot potong pada babi penelitian sudah ditetapkan 92.5–95.0 kg.

Penentuan bobot potong babi pada penelitian ini adalah kisaran 92.5–95

kg, mengikuti menajemen perusahan peternakan tempat penelitian ini dilakukan.

Bobot potong lebih daripada 90 kg akan menyebabkan penampilan lemak yang

berlebihan, yang mengakibatkan menurunnya kualitas karkas (Figueroa 2001).

Bobot dan Persentase Karkas

Rataan umum bobot dan persentase karkas yang diperoleh masing-masing

adalah 67.22 ± 4.38 kg dan 71.51 ± 4.77%. Bobot karkas sangat dipengaruhi oleh

bobot potong ternak tersebut, akan tetapi dengan bobot potong yang tinggi tidak selalu

menghasilkan bobot karkas yang tinggi pula (Whittemore 1980). Hal ini dapat

disebabkan adanya perbedaan bobot kepala, darah, bulu, isi rongga perut, dan isi

rongga dada. Rataan umum persentase karkas berada pada kelas satu berdasarkan

patokan karkas menurut USDA berkisar 68-72% dan termasuk kelas satu menurut

Forrest et al. (1975). Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa ovulasi ganda

induk sebelum pengawinan sangat nyata (P< 0,01) memperbaiki bobot dan persentase

karkas sedangkan taraf litter size dan interaksi keduanya tidak mepengaruhi bobot

karkas maupun persentase karkas.

Tabel 6. memperlihatkan bahwa perlakuan ovulasi ganda menghasilkan bobot

karkas dan persentase karkas yang lebih tinggi (P<0.01) (masing-masing 70.25 ± 2.70

kg dan 74.73± 3.09%) dibandingkan dengan babi yang dilahirkan oleh induk kontrol

yang tidak diovulasi ganda (masing-masing 64.19 ± 3.58 kg dan 68.28±3.90%). Bobot

karkas bergantung pada bobot potong dan persentase karkas pada bobot karkas.

Apabila bobot potong tinggi maka bobot dan persentase karkas akan meningkat. Tidak

demikian halnya dengan hasil penelitian ini, walaupun bobot potong babi sama, bobot

dan persentase karkas berbeda. Hal ini membuktikan bahwa bobot karkas dan

persentase karkas ternak babi yang dilahirkan oleh yang diovulasi ganda sebelum

pengawinan lebih tinggi daripada babi dari induk yang tidak diovulasi ganda, meskipun

dengan bobot potong yang relatif sama. Dapat disimpulkan bahwa ovulasi ganda dapat

meningkatkan bobot dan persentase karkas. Bobot karkas dari hasil induk babi yang

Page 13: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

103

diovulasi ganda sesuai dengan pernyataan Whittemore (1980) bahwa kisaran bobot

karkas babi sekitar 75% dari bobot potong.

Walaupun hasil analisis ragam untuk litter size lahir tidak berbeda nyata, dapat

dilihat bahwa bobot karkas yang tertinggi terjadi pada perlakuan litter size yang rendah

dengan rataan (67.27 ± 4,17 kg) dan diikuti oleh litter size tinggi (66.48 ± 2.95 kg)

dan yang paling rendah bobot karkasnya adalah pada litter size sedang dengan rataan

(65.91 ± 5.61 kg). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa litter size lahir rendah

dapat memberikan bobot karkas yang tinggi. Hal ini disebabkan pada litter size lahir

rendah secara fisiologis persaingan kurang terjadi mulai dari embrio sampai fetus dan

lahir . Induk yang baru pertama kali beranak atau sering disebut paritas satu

menghasilkan litter size yang lebih rendah daripada induk babi yang sudah beberapa

kali beranak. Menurut Marois et al. (2000), induk yang pertama kali beranak

memperoleh litter size lahir berkisar 9.59 sampai 9.81 ekor anak, yang mana hasil

penelitian ini hampir sama litter size lahirnya, yaitu 9.69 ekor. Hal ini yang

menyebabkan pada litter size lahir rendah dapat memberikan bobot karkas yang tinggi,

namun tidak selalu diikuti dengan persentase karkas yang tinggi.

Rataan umum persentase karkas yang diperoleh adalah 71.51 ± 4.77%.

Rataan persentase karkas ini berada pada kelas satu berdasarkan patokan karkas

menurut USDA bahwa kelas satu adalah 68–72% (Forrest et al. 1975). Hasil analisis

keragaman menunjukkan bahwa ovulasi ganda induk sebelum pengawinan sangat

nyata (P< 0,01) meningkatkan persentase karkas, sedangkan taraf litter size dan

interaksinya tidak mempengaruhi persentase karkas. Persentase karkas adalah 74.73

± 3.09% untuk babi yang dilahirkan oleh induk yang diovulasi ganda, sedangkan

pada babi yang dilahirkan oleh induk yang tidak diovulasi ganda adalah 68.28 ±

3.90%. Perbedaan persentase karkas yang sangat nyata (P<0.01) ini dapat dipahami

karena terdapat hubungan yang erat dengan bobot karkas. Persentase karkas yang

tinggi untuk babi yang dilahirkan oleh induk yang diovulasi ganda disebabkan bobot

karkas yang tinggi juga.

Panjang Karkas

Rataan umum panjang karkas yang diperoleh adalah 74.28 ± 3.84 cm. Hasil

analisis keragaman menunjukkan bahwa ovulasi ganda induk sebelum pengawinan,

Page 14: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

104

litter size lahir, dan interaksi keduanya tidak mempengaruhi panjang karkas. Tabel 6.

memperlihatkan bahwa panjang karkas babi yang berasal dari induk yang diovulasi

ganda adalah 74.56 ± 4.72 cm dan pada babi yang berasal dari induk yang tidak

diovulasi ganda adalah 74.00 ± 2.81 cm .

Panjang karkas berhubungan erat dengan bobot potong (Soeparno 2009).

Penelitian ini juga sejalan dengan hasil bobot potong yang diperoleh, yaitu bobot

potong ternak babi hasil penelitian adalah sama. Dengan demikian, panjang karkas

yang dihasilkan juga relatif hampir sama. Panjang karkas dipengaruhi oleh

pertumbuhan ruas-ruas tulang belakang (columna vertebralis) yang berada pada

batas-batas depan (tulang rusuk pertama) dan belakang (os coxae) dari pengukuran

panjang karkas yang terdiri atas vertebrae thoracalis dan vertebrae lumbalis.

Jaringan ini tumbuh dan berkembang dini sehingga ukuran linearnya lebih sulit untuk

dipengaruhi oleh sesuatu perlakuan apapun selama pertumbuhan postnatal hewan

(Tony et al. 2000).

Tebal Lemak Punggung

Rataan umum tebal lemak punggung (TLP) hasil pengamatan adalah 3.14 ±

0.35 cm. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa ovulasi ganda induk

sebelum pengawinan, litter size lahir, dan interaksi keduanya tidak mempengaruhi

tebal lemak punggung (Tabel 6). Rataan tebal lemak punggung pada babi yang

dilahirkan oleh induk yang diovulasi ganda adalah 3.07 ± 0.35 cm dan untuk babi

yang dilahirkan oleh induk yang tidak diovulasi ganda ialah 3.20 ± 0.35 cm. Rataan

TLP dari yang paling tipis hingga tebal menurut litter size berturut-turut adalah litter

size sedang (3.01 ± 0.36 cm ), litter size rendah (3.20 ± 0.34 cm) , dan litter size

tinggi (3.21 ± 0.35 cm). Ukuran litter size tidak mempengaruhi TLP. Tebal lemak

punggung karkas sangat mempengaruhi grade karkas. Hasil TLP yang didapat pada

penelitian ini adalah termasuk grade satu sesuai dengan yang direkomendasikan

oleh USDA (1985). Untuk babi dengan bobot badan 90 kg, TLP < 3.56 cm

termasuk US nomor satu, 3.56–4.32 cm US nomor dua, 4.32–5.08 cm adalah US

nomor tiga, dan > 5.08 cm adalah US nomor empat.

Page 15: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

105

Loin Eye Area

Rataan umum loin eye area (LEA) adalah 42.39 ± 4.63 cm² (Tabel 6).

Hasil penelitian ini didukung oleh Figueroa (2001) yang meneliti tentang

pengaruh performans babi pertumbuhan sampai finisher yang diberikan pakan

rendah protein, rendah energi, tepung biji sorghum-kedelai memperoleh nilai

rataan luas urat daging mata rusuk sebesar 42.97 cm2. Hasil analisis keragaman

menunjukkan bahwa ovulasi ganda babi dara sebelum pengawinan sangat nyata (P

< 0.01) meningkatkan LEA, sedangkan litter size dan interaksi keduanya tidak

mempengaruhi LEA. Loin eye area babi yang berasal dari induk yang diovulasi

ganda adalah 44.81 ± 3.55 cm² dan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan LEA

babi yang dilahirkan oleh induk yang tidak diovulasi ganda, yaitu 39.97 ± 4.29

cm². Loin eye area yang diperoleh untuk induk yang diovulasi ganda lebih luas

4.84 cm². Loin eye area sering dipakai untuk memprediksi perdagingan karkas.

Semakin luas LEA semakin besar juga proporsi daging pada karkas (Figueroa

2001). Lebih lanjut dinyatakan oleh Johnson (1996) LEA mempengaruhi

perdagingan, tapi tidak dapat digunakan sebagai indikator tunggal, tapi sebagai

indikator pelengkap.

Ovulasi ganda induk babi sebelum pengawinan ternyata dapat

meningkatkan LEA babi hasil turunannya, karena bobot karkas anak babi yang

lahir dari induk yang diovulasi ganda sebelum pengawinan lebih berat dari bobot

karkas babi yang dilahirkan oleh induk yang tidak diovulasi ganda, masing-

masing 70.25 ± 3.08 dan 64.19 ± 3.58 kg. Ovulasi ganda menstimulus sekresi

endogen hormon-hormon kebuntingan sehingga menyebabkan peningkatan

estrogen merangsang hiperplasia dan hipertropi endometrium dan miometrium

akibat dari bertambahnya uterus. Juga terjadi peningkatan jumlah sel akibat

hiperplasia sehingga induk yang diovulasi ganda mempunyai LEA yang lebih

luas. Dengan penampilan anak sapihan yang lebih baik maka akan menyebabkan

penampilan bakalan, dalam hal ini LEA, yang lebih baik juga. Soeparno (1998)

menyatakan bahwa LEA dipengaruhi juga oleh bobot potong. Bobot potong yang

tinggi akan menghasilkan daging mata rusuk yang lebih luas. Tidak demikian

Page 16: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

106

halnya dengan hasil penelitian ini, walaupun bobot potong sama, LEA yang

dihasilkan tetap lebih tinggi pada babi yang dilahirkan oleh induk yang diovulasi

ganda.

Page 17: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

107

Simpulan

Kualitas karkas babi potong yang dilahirkan oleh induk babi yang

diovulasi ganda sebelum pengawinan lebih baik yang digambarkan dengan waktu

pencapaian bobot potong yang lebih singkat, bobot karkas, persentase karkas, dan

loin eye area yang meningkat, sedangkan panjang karkas dan tebal lemak

punggung dapat dipertahankan.

Page 18: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

108

Daftar Pustaka

Adriani IK, Sutama K, Sudono A, Sutardi dan Manalu W. 2005. Pengaruh

superovulasi sebelum perkawinan dan suplementasi seng terhadap

produksi susu kambing peranakan etawa. J Anim Prod 6:86-94.

Andriyanto, Manalu W. 2011. Increasing goat productivity through the

improvement of endogenous secretion of pregnant hormones using follicle

stimulating hormone. J Anim Prod 13:89-93.

Ashworth CJ. 1992. Synchrony embryo-uterus. Anim Reprod Sci 28:259-267

Bee G. 2004. Effect of early gestation feeding, birth weight, and gender of

progeny on muscle fiber characteristics of pigs at slaughter. J Anim Sci

82:826-836.

Bennett GL, Leymaster A. 1989. Integration of ovulation rate, potential

embryonic viability and uterine capacity into a model of litter size in

swine. J Anim Science 67:1230-1241.

Dziuk PJ. 1992. Embryonic development and fetal growth. Anim Reprod Sci

28:299-308.

Fahey TJ, Sehaefer DM, Kaukkman RG, Epley RJ, Gould PF, Romas JR, Smith

GL and Topel DG. 1977. A comparison of practical methods to estimate

pork carcass composition. J Anim Sci 30 (3):197-202.

Figueroa JL. 2001. Growth performance of growing finishing pig fed low-protein

low-energy, Ggrain sorghum-soybean meal diets. J Anim Sci 81, Suppl.1.

Forrest CJ, Elton DA, Harold BA, Robert AM. 1975. Priciple of meat Science.

San Fransisco, W.H. Freeman and Company.

Gill JW, Hosking BJ, Egan AR. 1998. Prenatal programming of mammalian

growth. A review of the role of steroid. Livestock Prod Science 54:251-

267.

Johnson BJ, Anderson PT, Meiske JC, Dayton WR. 1996. Effect of combined

trebolen acetate and estradiol Implantation of feedlot performance, carcass

characteristics and carcass composition of feedlot steers. J Anim Sci

74:363-371.

Lawrie RA. 2003. Meat Science. Second edition. Pergamon Press. Oxford, New

York, Toronto, Sydney, Braunschweig.

Page 19: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

109

Manalu W, Sumaryadi MY. 1998. Correlations of litter size and maternal serum

progesterone concentration during pregnancy with mammary gland growth

and development indices at parturition in Javanese thin-tail sheep. Asian-

Austr. J Anim Sci 11:300-306.

Manalu W, Sumaryadi MY, Sudjatmogo, Satyaningtijas AS. 1999. Mammary

gland differential growth during pregnancy in superovulated Javanese

thin-tail ewes. Small Rumin Res.33:279-284.

Manalu W, Sumaryadi MY, Sudjatmogo, Satyaningtijas AS. 2000. Effect of

superovulation prior to mating on milk production performance during

lactation in ewes. J Dairy Sci 83:477-483.

Marois D, Brisbane JR, Laforest JP.2000. Acounting for lactation length on

weaning to conception interval in genetic evaluation for litter size in

swine. J Anim Sci 78:1796-1810.

Mege RA, Manalu W, Nasution SH, Kusumorini N, 2007. Pertumbuhan dan

Perkembangan Uterus dan Plasenta Babi dengan Superovulasi. J Hayati

14:1- 6.

Rehfeldt, C.A, Tuchscherer, M. Hartung, and G. Kuhn. 2008. A second look at

the influence of birth weight on carcass and meat quality of pigs. Meat

Science 78:170-175.

Soeparno. 2009. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan 5. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Sumaryadi MY and W Manalu. 2001. The profiles of weeky progesterone and

estradiol of ewes during luteal phase of estrous cycle and pregnancy.

Bulletin of Anim Sci Ed :231-235.

Steel RGD, Torrie JH, 1989. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan B,

Sumantri, Cetakan ke-2 Jakarta. PT Gramedia.

Swatland HJ. 1984. Structure and Development of Meat Animals. Prentice Hall

Inc. Englewood Cliffs New Yersey.

Thrasher GW, Shively JE, Askelon CE, WE Babcock and RR Chaquest. 1970.

Effects of carbadox on performance and carcass traits of growing swine.

J Anim Sci 1:333-338.

Tony S, Todd M, Bill D, Pete, Larry H. 2000. The Effect of Virginiamicin on

Performance and Carcass Characteristics of Finishing Cattle Fed Corn

and Corn By-product Finishing Diets. University of Nebraska Cooperative

Extention.

Page 20: Kualitas Karkas Babi Potong yang Dilahirkan oleh Induk ... filesatu ekor jantan kastrasi dan satu ekor betina. Total sampel adalah 36 ekor babi ... pada babi yang dilahirkan oleh induk

110

[USDA]. 1985. United States Standards for Grades of Pork Carcasses. United

States Department of Agriculture.

Whittemore CT. 1980. Pig Production. The Scientific and Practical Priciples.

New York. Logman Handbooks in Agriculture