Upload
sapna-andyani
View
223
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tgyt
Citation preview
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Sejarah Singkat Perusahaan
ASIAN TEC INDONESIA telah berdiri di Jakarta sejak tahun 2006.
Dengan para ahli yang berpengalaman sejak tahun 1990 ahli di bidang. Steam
Power & Water Treatment Plant .ASIAN TEC INDONESIA dengan perusahaan
induk, ASIAN TEC LIMITED terdaftar di Hong Kong, GUANGZHOU ASIAN
TEC WATER TREATMENT LIMITED adalah 100% sepenuhnya dimiliki anak
perusahaan di Cina, sebagai manufaktur dan pelayanan, dengan dukungan
jaringan yang luas mereka atas Cina& South East Asia daerah di bidang water
treatment. Kami juga telah bekerjasama sejak tahun 1991, dengan Shandong
MACHINERY I & E GROUP CORPORATION (SDMIEC) yang berfokus pada
bidang steam power plant, yang terutama terlibat untuk membangun,
mengoperasikan dan pemeliharaan pembangkit listrik termal di Indonesia,
Malaysia & Thailand. Dengan demikian, dengan keahlian mereka yang kaya dan
reputasi di PLTU akan menjadi ahli yang paling dapat diandalkan dan mitra untuk
perencanaan, membangun dan menjalankan Steam Power Plant.
ASIAN TEC INDONESIA berfokus pada teknik, instalasi, layanan purna
jual, menyesuaikan desain, pelayanan, trouble shooting, dan pelatihan sebagai
penghargaan kami kepada seluruh pelanggan kami. Kami menyediakan system
untuk pelanggan yang meminta peralatan berkualitas tinggi dengan harga yang
kompetitif. Pada Steam Power Plant, tenaga kami menyediakan system lengkap
PLTU termasuk: merancang, penyediaan peralatan, instalasi, pengujian dan
commissioning.
I.2. Visi dan Misi Perusahaan
Untuk diakui sebagai World Class Company Uap Power & Water
Treatment Plant yang berfokus pada kebutuhan pelanggan dan persyaratan, terus
meningkatkan baik After Sales Service dengan pengiriman cepat peralatan kami
dan suku cadang dengan kualitas produk yang baik.
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 12015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
I.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Team Work adalah komitmen kami untuk bekerja dan mengkoordinasikan
upaya-upaya kita pada apa kebutuhan pelanggan, dengan menyesuaikan lapangan
serta tanggung jawab individu yang masing-masing terkait dengan tujuan
kepuasan konsumen.
a. Direktur : Santos
b. Marketing Manager : Siau Supirman
c. Operatinal Manager : Adrian Patrick
d. Engineer : a. Zulkarnain
b. Edi Junaedi
c. Frank S
e. Inner Marketing : Diana
f. Warehouse Logistic / Purchasing : Dwi Habibudin
g. Finance : a. Fifie
b. Dewi
h. Accounting : Melly
I.4. Ruang Lingkup Kerja Praktik
Kerja praktik yang dilakukan di PT. ASIAN TEC INDONESIA selama 30
Maret – 30 April 2015 ini memiliki ruang lingkup untuk menangani sistem
instalasi Reverse Osmosis.
I.5. Profil PT. ASIAN TEC INDONESIA
PT. ASIAN TEC INDONESIA membangun & mengembangkan
pelanggan dari nol untuk hadir dengan kerja keras, usaha dan jasa baik sebelum
kebutuhan mereka. PT. ASIAN TEC INDONESIA tumbuh mirip dengan
pelanggan dan mendengarkan dengan seksama apa yang mereka masalah dan
kebutuhan.Itulah sebabnya mengapa kita selalu membangun kemitraan dipercaya
dengan semua pelanggan kami dan memberikan mereka solusi terbaik dan
layanan.
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 22015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Kepuasan pelanggan terus menjadi salah satu prioritas tertinggi
perusahaan kami, Kepuasan Pelanggan adalah bagian integral dari membangun
loyalitas pelanggan, dan memberikan mitra metode untukmenilai hubungan
pelanggan terhadap mitra dan secara aktif mengatasi masalah pelanggan.
Gambar 1. Peta client PT ASIAN TEC INDOESIA
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 32015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
BAB II
PROSES PENGOLAHAN AIR
II.1. TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1. Bahan Baku Proses Pengolahan Air
Pada proses produksi di PT. ASIAN TEC INDONESIA terdapat berbagai
bahan baku yang digunakan diantaranya, sumber air permukaan dan sumber air
tanah. Dari sumber air tersebut terdapat faktor pengotor air, yaitu:
1. Pengotor dari alam
Contohnya yaitu air yang mengalir dari pegunungan, karena pada saat air
mengalir melewati bebatuan yang banyak mengandung berbagai macam
bakteri, mineral dan pengotor-pengotor lainnya.
2. Pengotor dari manusia
Contohnya yaitu limbah industri dan limbah rumah tangga.
Selain itu, secara umum terdapat zat pengotor air. Zat pengotor air
terbagi menjadi tiga:
1. Zat terlarut
2. Zat tidak terlarut
3. Koloid
II.1.2. Air Tanah
Air tanah sering disebut air tawar karena tidak berasa asin. Berdasarkan
lokasi air, maka air tanah dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu air permukaan
tanah dan air jauh dari permukaan tanah.
a. Air permukaan tanah Air permukaan tanah sangat tergantung pada air hujan.
Yang termasuk air permukaan tanah adalah sungai, rawa-rawa, danau, waduk
(buatan). Air permukaan tanah sering dicemari oleh sampah keluarga, kotoran
hewan, limbah industri dan limbah domestik. Berdasarkan hasil
penelitian/analisis, elemen/mineral yang terkandung di dalam air permukaan
adalah : Hardness (120mg/l sebagai CaCO3), Calsium (80 Mg/L sebagai
CaCO3), Magnesium (40 Mg/L sebagai CaCO3), Sodium dan Potasium (19
Mg/L sebagai Na), Bicarbonat (106 Mg/L sebagai CaCO3), Chlorida (23
Mg/L sebagai Cl), Sulfat (38 Mg/L sebagai SO4), Nitrate (0,44 Mg/L sebagai Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 42015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
N), Besi (0,3 Mg/L sebagai Fe), Silica (13 Mg/L sebagai SiO2) Karbon
dioksida (4 Mg/L sebagai CaCO3).
b. Air bawah tanah dan pH 7,8 (Gabriel, 2001). Air bawah tanah sering disebut
dengan air tekanan yaitu air yang tersimpan dalam lapisan tanah. Air bawah
tanah adalah air sumur gali dan air sumur bor (Gabriel, 2001)
c. Mata air adalah tempat dimana air tanah keluar kepemukaan tanah, keluarnya
air tanah tersebut secara alami dan biasanya terletak di lereng- lereng gunung
atau sepanjang tepi sungai. Berdasarkan munculnya kepermukaan air tanah
terbagi atas 2 (dua) yaitu :
1. Mata air mengalir (gravity spring) yaitu air mengalir dengan gaya berat
sendiri. Pada lapisan tanah yang permukaan tanah yang tipis, air tanah tersebut
menembus lalu keluar sebagai mata air.
2. Mata air artesis berasal dari lapisan air yang dalam posisi tertekan. Air
artesis berusaha untuk menembus lapisan rapat air dan keluar ke permukaan
bumi.
Ditinjau dari sudut kesehatan, ketiga macam air ini tidaklah selalu
memenuhi syarat kesehatan, karena ketiga-tiganya mempunyai kemungkinan
untuk tercemar. Embun, air hujan dan atau salju misalnya, yang berasal dari air
angkasa, ketika turun ke bumi dapat menyerap abu, gas, ataupun meteri-materi
yang berbahaya lainnya. Demikian pula air permukaan, karena dapat
terkontaminasi dengan pelbagai zat-zat mineral ataupun kimia yang mungkin
membahayakan kesehatan (Gabriel, 2001).
II.1.3. Karakteristik Air dan Standar Air
Menurut Mawardi (2012) sumur gali menyediakan air yang berasal dari
lapisan air tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah, yang mudah
terkontaminasi oleh rembesan, sehingga berpotensi mengalami penurunan kualitas
air. Kontaminasi paling umum adalah karena limpasan air dari sarana
pembuangan kotoran manusia atau hewan, yang berasal dari sepsitank WC yang
kurang permanen. Pada Wilayah Puskesmas I Denpasar Selatan menunjukkan
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 52015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
bahwa pada bulan pebruari BOD, Fe dan total Coliform melampaui baku mutu,
dan bulan April 2008 DO, BOD, Fe dan total Coliform melampaui baku mutu air
kelas I juga baku mutu air minum.
Hal ini disebabkan karena kondisi sumur yang tidak sesuai dengan baku
mutu yang telah ditetapkan. Untuk memperbaiki kualitas air sumur masyarakat
diharapkan memperbaiki kondisi lingkungan fisik sumur seperti menutup kembali
sumur setelah mengambil air, menghindarkan air tergenang disekitar sumur,
menjaga lantai dan dinding sumur tetap kedap air dan meningkatkan perilaku
hidup sehat, agar kualitas air sumur aman untuk air bersih dan air baku air minum.
Mawardi (2012) menyatakan kualitas air sumur di Wilayah Kartasura
secara fisik hasilnya baik, tetapi kualitas unsur Mangan (Mn) dan Besi (Fe)
melebihi ambang batas. Kualitas air yang sehat harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan yang meliputi syarat fisik, kimia dan mikrobiologis. Berdasarkan
penelitian warna air sumur berwarna jernih biru kehitaman. Warna dalam air ini
disebabkan oleh adanya zat-zat yang terkandung di dalamnya, seperti
pembuangan limbah industri, material, humus. Selain warna bau pada air sumur
ini juga beraoma amis. Bau ini disebabkan oleh kadar Besi (Fe). Temperatur air
yang tinggi juga menyebabkan meningkatnya daya atau tingkat toksisitas bahan
kimia atau bahan pencemar dalam air dan pertumbuhan mikroba.
Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang mendasar bagi
kehidupan manusia dan mendapatkan prioritas yang utama untuk pemenuhannya.
Kebutuhan air tidak hanya menyangkut kuantitas atau jumlah, tetapi juga kualitas
atau mutunya. Kualitas air yang baik merupakan salah satu alasan sebagian
penduduk kota membeli air kemasan untuk konsumsi (minum dan masak)
(Soemarwoto, 2001).
Jumlah kebutuhan air bersih meningkat seiring dengan meningkatnya
status sosial ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Semakin meningkat kondisi
sosial ekonomi masyarakat dan kualitas hidup seseorang, maka semakin
meningkat pula aktivitasnya sehingga kebutuhan air bersih yang diperlukan untuk
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 62015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
kehidupannya juga meningkat. Kualitas atau mutu yang disyaratkan untuk air
bersih adalah berdasarkan syarat fisik, kimia dan bakteriologik sesuai standart
atau baku mutu yang berlaku (Permenkes RI No. 416/Menkes/PER/XI/1990).
Untuk mengetahui kualitas air dapat dilakukan dengan uji laboraturium,
sedangkan syarat fisik dapat dilakukan pengamatan langsung yang meliputi:
- Tidak berwarna
- Tidak berasa
- Tidak berbau
- Jernih
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan air bawah tanah secara
teoritis, meningkatnya jumlah dan aktivitas penduduk akan meningkatkan jumlah
kebutuhan air bersih (demand). Kebutuhan air bersih tersebut harus diimbangi
dengan persediaan (supply) yang cukup. Ditinjau dari sisi kualitas, kuantitas dan
biaya air bawah tanah merupakan alternatif yang banyak dipilih. Mengingat air
bawah tanah memiliki karakteristik yang baik serta mudah diperoleh dan murah
biaya memanfaatkannya, maka masyarakat lebih cenderung memanfaatkan air
bawah tanah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Soemarwoto, 2001).
Menurut Pratowo (2001) pemakaian air tanah yang melebihi potensi akan
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan yang berakibat pada berkurangnya
cadangan bagi generasi mendatang serta terjadinya kerusakan lingkungan yang
akan sangat berpengaruh pada perkembangan kota dan penduduk kota itu sendiri.
Untuk itu diperlukan peran pemerintah di dalam pemanfaatan air bawah tanah,
khususnya untuk keperluan rumah tangga, utamanya dalam melaksanakan fungsi
pengawasan dan pengendalian.
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 72015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan air bawah tanah adalah:
1. Pemanfaatan air bersih.
2.Ketersediaan air bawah tanah yang meliputi kuantitas,
kualitas,biayapemanfaatan serta cara memperoleh air bawah tanah.
3. Kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan air bawah tanah.
II.2. Macam – macam Proses Pengolahan Air
II.2.1. Gravity System (pengendapan)
Gravity system adalah sistem pengendapan lumpur dengan
menggunakan gaya gravitasi. Gravity system dibagi menjadi tiga bagian :
II.2.1.1. Clarifier
Clarifier merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengendapkan kotoran dalam suatu cairan dalam tangki bejana
(clarifier).Clarifier berfungsi sebagai tempat pengolahan air, tahap
pertama yang dilakukan yaitu proses penjernihan air untuk menghilangkan
zat padat yang ada dalam bentuk suspensi yang dapat menyebabkan
kekeruhan pada air. Raw water (air baku) yang berasal dari sungai
dipompakan dengan tekanan 1 - 3 Kg/cm2, kekeruhan (turbidity) air baku
yang masuk keclarifiersekitar 10 - 40 ppm, pada saat keadaan normal
operasi clarifier ketika hujan turbiditynya mengalami kenaikan yang lebih
besar menjadi 100 ppm.
Clarifiermempunyai kapasitas 1.330 ton/jam sedangkan kebutuhan
air baku masuk clarifier adalah 600 – 800 ton/jam pada keadaan normal.
Pada daerah masuk clarifier; diinjeksikan bahan-bahan kimia yaitu alum
sulfat, chlorine, caustic soda, sedangkan coagulant air ditambahkan ke
dalam clarifier.
Clarifier dilengkapi dengan agitator dan rake yang berfungsi
sebagai pengaduk, keduanya bekerja secara continue. Agitator befungsi
untuk mempercepat terjadinya flok-flok (gumpalan lumpur) dan bekerja
dengan kecepatan 1,05 – 4,2 rpm. Sedangkan rake berfungsi untuk
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 82015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
mencegah agar flok-flok (gumpalan lumpur) tidak pekat di dasar
clarifierdan bekerja dengan kecepatan 0,033 rpm. Kotoran – kotoran yang
mengendap bersama sludge (lumpur) dikeluarkan dari bawah clarifier
sebagai blow down, sedangan air jernih dari clarifier keluar lewat over
flow untuk dibersihkan lagi dalam gravity sand filter.
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 92015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Gambar 2. Clarifier
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 102015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Gambar 3. Bagian dalam clarifier
Cara kerja clarifier:
Cairan masuk melalui pipa yang di letakkan pada bagian tengah
dari tangki besar, cairan yang masuk pada pipa akan turun kebawah.
Cairan yang bening pada clarifier akan naik keatas permukaan dan keluar
melalui over flow, sedangkan cairan yang kotoran atau keruh akan
mengendap pada dasar clarifier. Kecepatan cairan keatas harus lebih
rendah daripada kecepatan pengendapan partikel-partikel padatan. Maka
dengan demikian, kapasitas clarifier di tentukan oleh ukuran diameter
( luas permukaan ). Kedalaman clarifier juga sangat mempengaruhi
pengendapan lumpur yang terkumpul. Kandungan padatan yang terlarut
akan terikut dengan cairan yang keatas dan harus dapat terkontrol dengan
baik untuk mengatur kecepatan pengendapan.
Selain itu, ada metode untuk flokulasi agar bahan tidak mengapung
dan menjadi berat seperti penggunaan bahan aktif antara lain perekat,
gamping, alumina, atau natriumsilikat yang berfungsi untuk menyaring
partikel-partikel yang tersuspensi agar jatuh kebawah (mengendap) karena
adanya gaya beratdari bahan aktif tersebut. Pada proses pengendapan
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 112015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
bahan-bahan yang berupa koloid yang memiliki ukuran bahan antara 0,1 –
0,001 mikron sangat sukar sekali untuk diendapkandengan cara gravitasi.
II.2.1.2. Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan
atau mengendapkan zat-zata atau suspensi non-koloid dalam air.
Pengendapan dapat dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 122015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Gambar 4. Sedimentasi
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 132015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Gambar 5. Sedimentasi
Cara sedimentasi yang sederhana:
Dengan cara membiarkan padatan mengendap dengans endirinya.
Setelah partikel-partikel mengendap, maka air yang jernih dapat
dipisahkan dari padatan yang semula tersuspensi didalamnya.
Caras edimentasi yang lebih cepat:
Dengan melewatkan air pada sebuah bak dengan kecepatan tertentu
sehingga padatannya terpisah dari aliran air dan jatuh kedalam bak
pengendap tersebut. Kecepatan pengendapan yang terdapat didalam air
bergantung pada berat jenis, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan
kecepatan aliran dalam bak pengendap.
Jenis sedimentasi:
Kontinyu
Intermittent (selang-seling)
Sedimentasi/ settling secara intermittent banyak dipakai dalam
water treatment, Efisiensi sedimentasi tergantung:
Jumlah padatan dalam air
Kekasaran partikelt erlarut
Waktu pengendapan
II.2.1.3. Gravity Sand Filter
Merupakan air yang jernih dariclarifier dialirkan ke gravity
sandfiltersecara gravitasi. Gravity sand filter terdiri dari 6 unit yaitu lima
service dan satustand by/back wash unit. Komponen utama dari gravity Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 142015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
sand filter adalah pasir yang ukurannya berbeda-beda. Sand filter bekerja
secara continue, maka kotoran-kotoran yang akan menggumpal difilter
untuk dilakukan back wash secara berkala.
Filter Water Reservoir
Pada saat pabrik beroperasi, air dari gravity sand filter akan
ditampung di filter water reservoir lalu dialirkan pada ketiga tempat
yaitu:
a. Potable Water Tank
Pada Potable Water Tank ditambahkan chlorine (Cl2)
dengan tujuan untuk mematikan mikroorganisme yang ada dalam
air, sehingga memenuhi persyaratan air minum yang akan di
produksi. Kemudian air ini didistribusikan keperumahan, kantor,
kapal, dan emergency.
b. Filter Water Tank
Filter Water Tank digunakan sebagai fire water, make up
cooling water dan back wash pada Filter.
c. Recycle Water Tank
Recycle Water Tank digunakan sebagai umpan demin. Air
ini diproses lagi untuk menghasilkan air yang bebas mineral dan
akan digunakan sebagai air umpan boiler.
Activated Carbon Filter
Activated Carbon Filter digunakan untuk menampung air
dari recycle water tank kemudian dimasukkan ke dalam activated
carbon filter untuk dikontakkan dengan karbon aktif, sehingga CO2
terlarut dalam air dan zat-zat organik yang ada dalam filter water
akan diserap oleh karbon aktif tersebut. Activated carbon filter ini
berfungsi untuk menyerap dan menghilangkan zat-zat organik, dan
chlorine residual dari air yang tersaring sebelum masuk ke
deionosasi (demineralizer)system.Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 152015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Demineralizer
Demineralizer berfungsi untuk membebaskan air dari
unsur-unsur silikat, sulfat, klorida dan karbonat dengan
menggunakan resin.
II.2.2. Normal Filtration
Normal filtratin memiliki cirri khusus yaitu aliran air umpan
(feed flow ) sama dengan aliran air produk (product flow).
II.2.2.1. Sand Filter
Sand filter digunakan untuk pemurnian air. Ada tiga jenis utama:
Rapid (Gravity) Sand Filters
Upflow Sand Filters (RSF)
Kelebihannyaa adalah debit air lebih banyak, kekurangannya
adalah kurang efektif. RSF memiliki ukuran media 0.5 sampai
2.0 mm. Laju aliran dalam RSF adalah 5-15 m/jam dan waktu
operasi dari RSF 1-3 hari.
Slow Sand Filters (SSF)
Gambar 6. Slow Sand Filter
II.2.2.2. Dual Media Filter
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 162015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Dual media filter adalah dua lapisan yang terpisah dari media
penggabungan dan filtrasi. Lapisan media atas memberikan
penghapusan organik ke 2 ppm sedangkan lapisan media yang kedua
menyediakan filtrasi elektrolit ke 10 mikron.
Gambar 7. Dual
media filter
II.2.2.3. Disc filter
Disc filter adalah alat yang digunakan untuk menyaring
kotoran pada air secara gravitasi dengan menggunakan cake
(kepingan-kepingan) yang elastis
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 172015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Gambar 8. Kepingan-kepingandisc filter
cara kerja disc filter:
Gambar 9. Cara kerja disc filter
II.2.3. Cross filtration
II.2.3.1. Ultrafiltration (UF)
Spesifikasi Ultrafiltration
Ultrafiltration atau biasa disingkat UF adalah salah satu tipe
Cross Flow Filtration.
UF di gunakan untuk menyaring : Suspended Solid, Bacteria,
Virus.
Pore size UF bervariasi mulai dari 0.005 μ – 0.05 μ.
Karakteristik UF yang sekarang digunakan adalah :
- Pore size (ukuran pori-pori) : 0.02 μ
- Working Pressure : 5 – 30 psi ( 0.34 – 2.1 bar ),
Recomendasi < 1 bar.
- Backwash Pressure : 1 bar
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 182015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
- Max Delta Pressure : 1.0 Bar
- Flow direction : inside – outside
- pH Range : 1 - 13
- Oxsidant tolerance : limited
- Turbidity Feed water : < 5 NTU, Rekomendasi < 1 NTU
- Feed Residual Free Chlorine Max : 150 ppm.
Feed Water quality sangat mempengaruhi performance UF
baik secara Pressure, Flow rate product, dan Product
quality.Feed water yang baik direkomendasikan turbiditynya
dibawah < 1 NTU, dengan demikian Pressure yang dibutuhkan
bisa seminimal mungkin (< 1 bar) dan SDI product nya pun
bisa < 1. Juga akan mengurangi frekwensi backwash UF itu
sendiri.
Gambar 10. Ultrafiltration
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 192015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Gambar 11. Ultrafiltration bagian dalam
Gambar 12. Ultrafiltration dari bagian luar
Prinsip Kerja Ultrafiltration
SERVICE :
Serviceadalah istilah untuk UF saat beroperasi untuk
menghasilkan air bersih / produk, air umpan / feed water
masuk melalui sisi dalam hollow fiber, sedangkan produknya
merembes melalui sekeliling pori-pori hollow fiber, dan air
rejectnya keluar melalui ujung hollow fiber lainnya.
BACKWASH :
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 202015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Backwash Adalah cara untuk membersihkan kotoran yang
menempel / menutupi pori-pori hollow fiber dengan sequence
sebagai berikut :
- 1stFlushing :Valve Feed dan Valve Reject terbuka
penuh.
- Backwash : Valve Feed, Valve Drain Atas terbuka.
Valve Feed, Valve Drain Bawah terbuka.
- 2ndFlushing : Valve Feed dan Valve Reject terbuka penuh
FLUSHING :
1st Flushing dilakukan untuk membuang kotoran yang
kemungkinan menutupi sepanjang hollow fiber, yang mana
akan membuat backwash lebih efektif.
2nd Flushing dilakukan untuk melepaskan sisa-sisa kotoran
yang tertinggal setelah backwash.
II.2.3.2. Nano Filtration
Nanofiltration adalah proses filtrasi membran yang relatif baru
yang sering digunakan pada air yang mengandung total padatan
terlarut rendah seperti air permukaan dan air tanah yang segar,
bertujuan untuk pelunakan (penghilangan kation polivalen) dan
penghilangan disinfeksi oleh produk prekursor seperti bahan organik
alami dan bahan organik sintetik. Nanofiltrasi juga semakin banyak
digunakan dalam aplikasi pengolah makanan seperti susu, untuk
konsentrasi simultan dan parsial (ion monovalen) demineralisasi.
PRINSIP
Nanofiltrasi (NF) adalah lintas aliran teknologi filtrasi yang
berkisar antara ultrafiltrasi (UF) dan reverse osmosis (RO). Ukuran
pori membran biasanya sekitar 1 nanometer. Membran Nanofilter
biasanya diukur dari berat molekul cut-off (MWCO) daripada ukuran
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 212015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
pori nominal. MWCO ini biasanya kurang dari 1000 unit massa atom
(dalton). Tekanan transmembran (penurunan tekanan di seluruh
membran) yang diperlukan lebih rendah (sampai dengan 3 Mpa)
daripada yang digunakan pada RO, mengurangi biaya operasional
secara signifikan. Namun, membran NF masih tergantung pada skala
dan pengotor, dan sering mengubah seperti anti-scalant yang
diperlukan untuk digunakan.
Metode mekanik atau kimia dapat digunakan untuk efektivitas
teknik filtrasi. Satu kelas teknik filtrasi didasarkan pada penggunaan
membran dengan ukuran lubang yang sesuai, dimana cairan ditekan
melalui membran. Membran nanoporous yang cocok untuk filtrasi
mekanis dengan pori-pori sangat kecil lebih kecil dari 10 nm (inilah
yang mendasari pemberian nama nanofiltrasi) dan dapat terdiri dari
nanotube. Nanofiltrasi terutama digunakan untuk menghilangkan ion
atau pemisahan cairan yang berbeda. Pada skala yang lebih besar,
teknik filtrasi membran bernama ultrafiltrasi, yang bekerja antara
10nm dan 100 nm. Salah satu bidang penting dari aplikasi untuk
ultrafiltrasi adalah tujuan medis seperti dapat ditemukan dalam dialisis
ginjal.
Nanopartikel magnetik dapat memberikan suatu metode yang
efektif dan dapat diandalkan untuk menghilangkan kontaminan logam
berat dari air limbah dengan memanfaatkan teknik pemisahan
magnetik. Menggunakan partikel nano meningkatkan efisiensi untuk
menyerap kontaminan dan relatif murah dibandingkan dengan metode
presipitasi dan penyaringan tradisional.
Beberapa perangkat pengolahan air menggabungkan
nanoteknologi sudah ada di pasar, dengan pengembangan yang lebih
luas. Rendahnya biaya pemisahan membran berstruktur nano metode
telah terbukti efektif dalam memproduksi air minum dalam sebuah
studi baru-baru ini.
Pemurnian Air AplikasiProgram Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 222015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Di banyak negara berkembang, air minum bersih sulit didapat,
dan nanoteknologi menyediakan satu solusi. Sementara nanofiltrasi
digunakan untuk menghilangkan kontaminan dari sumber air, juga
sering digunakan untuk desalinasi. Dalam sebuah penelitian di Afrika
Selatan, tes dijalankan menggunakan nanofiltrasi polimer dalam
hubungannya dengan proses reverse osmosis untuk mengolah air
tanah payau. Tes ini menghasilkan air minum, tetapi sebagai harapan
peneliti, reverse osmosis menghilangkan sebagian besar zat terlarut.
Ini menyebabkan kekosongan air dari setiap nutrisi penting (ion
kalsium, magnesium, dll), menempatkan tingkat gizi di bawah dari
standar Organisasi Kesehatan Dunia yang diperlukan. Proses ini
mungkin sedikit terlalu banyak untuk produksi air minum, sebagai
peneliti harus mengembalikan dan menambahkan nutrisi untuk
membawa tingkat terlarut ke tingkat standar untuk konsumsi air
minum.
Menyediakan metode nanofiltrasi ke negara-negara
berkembang, untuk meningkatkan pasokan air bersih mereka, adalah
metode yang sangat murah dibandingkan dengan sistem pengolahan
konvensional. Namun, masih ada isu-isu tentang bagaimana negara-
negara berkembang akan dapat menggabungkan teknologi baru ke
dalam perekonomian mereka tanpa menciptakan ketergantungan pada
bantuanasing.
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 232015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Gambar 13. Nanofiltration
II.2.3.3. Reverse Osmosis
DEFINISI REVERSE OSMOSIS
RO atau Reverse Osmosis adalah sebuah sistem pemurnian Air,
dengan menggunakan membran semi permiable. Jika dilihat secara
sederhana, sebenarnya proses penyaringan pada sistem RO mirip seperti
proses filtrasi, hanya saja menggunakan membrane yang memiliki pori-
pori sangat kecil, sekitar 0,1 nano meter. Prinispnya adalah dengan
memindahkan larutan dari tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat
konsentrasi lebih rendah (Osmosis Terbalik)
CARA KERJA REVERSE OSMOSIS
Sebuah membran semi-permeable, seperti halnya membran
yang tersusun dari dinding-dinding sel atau seperti susunan sel
pada kantung kemih, bersifat selektif terhadap benda-benda yang
akan melaluinya. Umumnya membrane ini sangat mudah untuk
dilalui oleh air karena ukuran molekulnya yang kecil; tapi juga
mencegah kontaminan-kontaminan lain yang mencoba melaluinya.
Sebagai percobaan, air diisikan di kedua sisi membran, dimana air
di salah satu sisinya memiliki perbedaan konsentrasi mineral-
mineral terlarut, karena air memiliki sifat berpindah dari larutan
berkonsentrasi rendah menuju larutan berkonsentrasi lebih tinggi,
maka air akan berpindah (berdifusi) melalui membrane dari sisi
konsentrasi rendah kesisi konsentrasi yang lebih tinggi. Sehingga,
tekanan osmotic akan melawan proses difusi, dan akan terbentuk
kesetimbangan.
II.2.4. Ion Exchanger
Ion Exchanger adalah sebuah proses untuk memisahkan molekul
ion suatu senyawa berdasarkan perbedaan nilai muatan permukaan antar
senyawa. Ion-ion tertententu dalam larutan diadsorbsi oleh ion exchanger Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 242015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
padatan, dan dalam rangka menjaga elektronetrality, maka padatan
melepaskan ion penukar kedalam larutan. Contohnya pada proses
pelunakan air (water softening), ion Ca2+ dan Mg2+ diambil dari larutan dan
padatan exchanger melepaskan kation Na+ untuk menggantikan tempat
Ca2+ dan Mg2+ reaksinya stokiometri dan reversible.
Ion exchanger digunakan pula dalam proses pengeluaran kation
dan anion dari dalam air, disebut proses demineralisasi. Ion exchanger
dapat digunakan juga untuk memindahkan ion-ion logam dari waste water,
dan ion-ion itu kemudian dikeluarkan bersama-sama pada saat regenerasi
seperti pada industri metal platting dengan ion-ionnya: Zn, Cd, Cu, Ni, Cr.
Ada 2 jenis ion exchanger, yaitu:
II.2.4.1. Mix bed
Mixed Bed adalah normal filtration yang menggunakan resin
sebagai medianya.Dinamakan Mixed Bed karena terjadinya
pencampuran / mixing antara dua type resin yaitu Anion dan Cation
Resin yang menghasilkan hasil petukaran ion yang lebih sempurna
(kemurnian air yang dihasilkan lebih baik) dibandingkan Teknik
Pendahulunya CATION – ANION.
CARA KERJA MIXED BED
Cara kerja mix bed yaitu terjadinya pertukaran ion pada resin cation
- anion. Cation resin hanya bereaksi pada Ion positif (+) Anion
resinhanya bereaksi pada Ion negatif (-)
a. Kation – Anion
Pada proses kolom ganda, air mentah mula-mula masuk ke
dalam kolom penukar kation. Di sini sernua kation yang
terkandung dalam air (terutama ion kalsium, magnesium dan
natrium) ditukar dengan ion hidrogen. Dalarn kolom berikutnya
yang berisi penukar anion, maka anion (terutama ion khlorida,
sulfat dan bikarbonat) ditukar dengan ion hidroksil. Ion hidrogen
yang berasal dari penukar kation dan ion hidroksil dari penukar
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 252015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
anion akan membentuk ikatan dan menghasilkan air. Setelah air
terbentuk maka resin penukar ion harus diregenerasi. Pelaksanaan
regenerasi pada proses kolorn ganda sangat sederhana. Ke dalam
kolom penukar kation dialirkan asarn khlorida encer dan ke dalam
kolom penukar anion dialirkan larutan natrium hidroksida encer.
Regeneran yang berlebihan selanjutnya dibilas dengan air.
Pada proses unggun campuran – kolom tunggal, resin
penukar kation dan penukar anion dicampur menjadi satu dalam
sebuah kolom tunggal. Dengan proses unggun campuran dapat
dicapai tingkat kemurnian air yang jauh lebih tinggi daripada
dengan proses kolom ganda. Sebaliknya, pada proses unggun
campuran regenerasi resin penukar lebih kompleks.
Gambar
14. Pengoperasian alat penukar ion
LANGKAH-LANGKAH KERJA PADA REGENERASI
UNGGUN CAMPURAN:
Pernisahan resin penukar kation dan penukar anion dengan
cara klasifikasi menggunakan air (pencucian kembali dari bawah
ke atas). Dalam hal ini resin penukar anion yang lebih ringan
(kebanyakan berwarna lebih terang) akan berada di atas resin 349
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 262015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
penukar kation yang lebih berat (kebanyakan berwarna lebih
gelap). Pencucian kembali harus dilangsungkan terus sampai di
antara kedua resin terlihat suatu lapisan pemisah yang tajam.
1. Untuk regenerasi, regeneran bersama dengan air dialirkan
melewati kedua lapisan resin asam khlorida encer dialirkan
dari bawah ke atas melewati resin penukar kation, dan
dikeluarkan dari kolom pada ketinggian lapisan pernisah.
Larutan natrium hidroksida encer dialirkan dari atas ke bawah
melewati resin penukar anion, juga dikeluarkan pada keting
gian lapisan pemisah.
2. Kelebihan kedua regeneran kemudian dicuci dengan air.
3. Ketinggian permukaan air dalam kolom diturunkan dan kedua
resin penukar dicampur dengan cara memasukkan udara tekan
dari ujung bawah kolom.
4. Pencucian ulang unggun campuran dengan air dari atas ke
bawah, sampai alat ukur konduktivitas menunjukkan kondisi
kemurnian air yang diinginkan.
Sekarang instalasi siap untuk dioperasikan lagi. Baik
pada instalasi pelunakan maupun pada instalasi demineralisasi
air, maka pengalihan dari kondisi operasi ke proses regenerasi,
pelaksanaan regenerasinya sendiri, dan pengalilian kembah ke
kondisi 350 operasi dapat dilakukan baik secara manual
maupun secara otomatik.
Untuk mencapai kualitas air atau performansi yang
optimal dan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada resin
penukar, maka petunjuk kerja yang diberikan oleh pabrik
pembuat instalasi (misalnya mengenai urutan pelaksanaan
operasi, kuantitas dan konsentrasi regeneran, waktu regenerasi
dan waktu pencucian) harus diikuti dengan seksama.
Perhatian: Pada saat bekerja dengan asam dain basa
yang diperlukan untuk regenerasi, perlengkapan keselamatan Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 272015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
perorangan yang sesuai harus digunakan. Air buangan yang
keluar pada regenerasi dapat bersifat asam, basa atau
mengandung garam. dan karena itu dalam hubungannya
dengan pelestarian lingkungan harus ditangani seperti air
limbah kimia.
Ukuran performansi sebuah instalasi penukar ion adalah
kuantitas cairan yang diproduksi per jam (atau selang waktu di
antara dua regenerasi). Performansi tergantung pada besarnya
alat atau kuantitas penukar, pada kuantitas ion yang akan
dipisahkan (dengan syarat kemurnian air yang diinginkan telah
tertentu) dan pada tingkat kemurnian yang diminta. Untuk
operasi yang semi kontinu (bila pengolahan air tidak boleh
berhenti di tengah-tengah) diperlukan dua buah unit yang
dihubungkan secara paralel. Karena proses pertukaran dan
proses regenerasi tidak dapat berlangsung pada saat yang
bersamaan, kedua unit tersebut bekerja secara bergantian, yang
satu sebagai penukar ketika yang lain sedang regenerasi.
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 282015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Gambar 15. Diagram Proses
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 292015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
BAB IIITUGAS KHUSUS
III.1. Judul Tugas Khusus
Proses pengolahan air pada BWRO ( Bottom Water Reverse Osmosis )
III.2. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup.
Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi
mempertahankan hidupnya. Air yang digunakan untuk konsumsi sehari -
hari harus memenuhi standar kualitas air bersih. Kualitas air bersih dapat
ditinjau dari segi fisik,kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Namun kualitas
air yang baik ini tidak selamanya tersedia di alam sehingga diperlukan
upaya perbaikan, baik itu secara sederhana maupun modern. Jika air yang
digunakan belum memenuhi standar kualitas air bersih, akibatnya akan
menimbulkan masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi
penggunanya.
Belakangan ini timbul masalah yang sangat krusial yaitu sulit
untuk mendapatkan air bersih. Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak
sebagus dulu lagi. Penyebab susahnya mendapat air bersih adalah adanya
pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga, limbah
pertanian, dan limbah industry.Selain itu, adanya pembangunan dan
penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata air dari
pegunungan karena banyak bercampur dengan lumpur yang terkikis
terbawa aliran sungai.
Ada beragam cara untuk memecahkan masalah tersebut, salah
satunya dengan aplikasi teknologi yang tepat guna dimana yang dapat
menghasilkan air dengan kuaitas baik, menguntungkan dan mudah
digunakan. Teknologi yang digunakan meliputi pengolahan air yang
menggunakan pengolahan secara Reverse Osmosis.
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 302015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
III.3. Proses BWRO (Bottom Water Reverse Osmosis)
Dengan memakai pompa tekanan tinggi, aliran air yang mengandung
garam dipompakan secara terus menerus pada system modul, terdiri dari tekanan
dan elemen membrane, aliran air akan terpisah menajadi produk air berkadar
garam rendah, dinamakan permeate dan air yang sangat asin, dinamakan
concentrateatau reject, katup pengatur aliran, dinamakan katupkonsentrat,
mengendalikanpersentase aliran air yang melalui aliran concentratedan permeate
yang dapat diperoleh dari aliran.
Dalam hal modul putaran spiral yang terdiri dari tekanan vessel dan
beberapa elemen putaran spiral, air yang diberi tekanan mengalir kedalam vessel
dan beberapa elemen putaran spiral, air yang diberi tekanan mengalir ke dalam
vessel dan melalui saluran antara putaran spiral dan elemen.Tujuhelemen
dipakaibersama dalam satu vessel yangdiberi tekanan. Aliran air menjadi lebih
terkonsentrasi dan akan memasuki elemen berikutnya, dan akhirnya keluar dari
elemen terakhir pada katup konsentrat dimana tekanan yang dipakai akan dilepas.
Penyulingan setiap elemen akan dikumpulkan dalam tabung penyulingan yang
dipasang di tengah setiap elemen putaran spiral dan mengalir ke pipa pengumpul
penyulingan dari vessel yang diberi tekanan.
III.4. Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui proses daribottom water reverse osmosis (BWRO)
dalam water treatmentplant dari PT. ASIAN TEC INDONESIA.
III.5. Batasan Masalah
Tugas khusus ini mencakup seluruh proses yang berlangsung pada section
BWRO (Bottom Water Reverse Osmosis).
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 312015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
III.6. Metodologi
III.6.1. Pengumpulan Data
Langkah awal untuk mencapai tujuan dari tugas khusus ini adalah
dengan mengumpulkan data primer maupun sekunder.
III.6.1.1. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data pokok
yang diperoleh langsung dari lapangan dan tanya jawab serta diskusi
dengan berbagai pihak yang dipercaya yang dititikberatkan pada bottom
water reverse osmosis.
III.6.1.2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data pendukung yang didapat dari
literatur dan arsip perusahaan yang meliputi sejarah pabrik dan
perkembangannya.
III.6.2. Pengolahan Data
BOTTOM WATER REVERSE OSMOSIS
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 322015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Untuk menghitung TDS concentrate, salt reject, salt passage, diketahui
TDS feed 400 ppm, flow concentrate 10 m3/h, flow permeate 40 m3/h, TDS
permeate 12 ppm adalah
Rejection = 100 – 80 %
= 20 %
Flow feed = flow permeate + flow concentrate
= 40 m3/h + 10 m3/h
= 50 m3/h
Menentukan K-factor
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 332015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Menghitung TDS Concentrate
TDS Concentrate = K-factor x TDS feed (ppm)
= 1.25 x 400 ppm
= 500 ppm
Menghitung TDS rata-rata
Menghitung Salt Passage
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 342015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
Menghitung Salt Rejection
Salt Rejection = 100 – Salt Passage (%)
= 100 – 2.67 %
= 97.33 %
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 352015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
III.7. Hasil Dan Pembahasan
III.7.1. Pembahasan
Pada kerja praktek dengan tugas khusus untuk treatment bottom water
reverse osmosis di PT. ASIAN TEC INDONESIA ini, telah dilakukan
perhitungan secara teoritis dan didapatkan hasil baku mutu air yang sangat baik.
Dari beberapa teknik pengujian yang dilakukan hanya berdasarkan pada
perhitungan secara teoritis contohnya seperti, menghitung kualitas air secara
BWRO (Bottom Water Reverse Osmosis).
Adanya kendala saat kerja praktek yang mengakibatkan pengambilan dan
pengolahan data sekunder yang ada dilapangan menjadi terkendala. Hal ini
disebabkan karena adanya trouble pada system pabrik yang sedang off, sehingga
hanya tenaga kerja tertentu saja yang dapat masuk kelingkup pabrik tersebut.
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 362015
Makalah Kerja Praktek PT. ASIAN TEC INDONESIA
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Pada tugas khusus ini dilakukan perhitungan secara teoritis, untuk
menghitug TDS Concentrate, Salt Rejection, Salt Passage, untuk mengetahui
kualitas air yang dihasilkan dari water treatment yang dilakukan, yang mana
kemudian hasilnya adalah sebagai berikut:
TDS Concentrate : 500 ppm
Salt Rejection : 97.33 %
Salt Passage : 2.67 %
Program Studi Teknik Kimia D3Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 372015