5
PENGEMBANGAN KOTA KECIL DAN MENENGAH (GPW 3205) TUGAS FUNGSI DAN CONTOH KOTA KECIL DAN MENENGAH DISUSUN OLEH : Nama : Lilik Andriyani NIM : 13/348106/GE/07576 DOSEN PENGAMPU : Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T. PEMBANGUNAN WILAYAH FAKULTAS GEOGRAFI

kota

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kota

Citation preview

Page 1: kota

PENGEMBANGAN KOTA KECIL DAN MENENGAH

(GPW 3205)

TUGAS

FUNGSI DAN CONTOH KOTA KECIL DAN MENENGAH

DISUSUN OLEH :

Nama : Lilik Andriyani

NIM : 13/348106/GE/07576

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T.

PEMBANGUNAN WILAYAH

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: kota

1. Apakah peran dan fungsi kota kecil dan menengah?Pembangunan kota-kota kecil dan menengah merupakan salah satu cara dalam

memecah konsentrasi di perkotaan. Kota-kota kecil dan menengah pun kemudian menjalankan fungsinya untuk mengembangkan pusat-pusat baru. Hal tersebut juga bertujuan untuk memicu terjadinya pemerataan perkembangan di seluruh daerah. Kota kecil dan menengah bertugas untuk menguatkan sektor ekonomi di daerahnya agar pertumbuhan pusat-pusat baru tercapai. Penguatan sektor ekonomi dapat dilaksanakan dengan menarik para investor untuk tidak takut berinvestasi di kota kecil dan menengah. Pemerintah setempat pun dapat mendukung penguatan sektor ekonomi dengan memberikan insentif pada perusahaan yang berada di kota kecil dan menengah. Insentif yang diberikan dapat berbentuk bebas pajak.

Fungsi yang harus dilakukan kota kecil dan menengah dalam mendorong pembangunan wilayah di perdesaan diantaranya (Randinelli 1979, de Jong 1998, dalam Pribadi, 2005):

a. Sebagai jembatan yang menghubungkan antara kota besar dengan daerah belakangnya, dan bertolak dari kedudukannya ini maka kota-kota ini sekaligus akan mempunyai kedudukan sebagai pusat pelayanan tingkat menengah,

b. Sebagai pusat untuk menyediakan barang-barang tahan lama dan tidak tahan lama,

c. Sebagai pusat jasa publik dan jasa privat,d. Sebagai penghubung ke pasar yang lebih besar bagi produk-produk

perdesaan,e. Sebagai pusat suplai faktor-faktor produksif. Sebagai pusat agro-processing dan resource-processing, dan g. Sebagai pusat pengetahuan dan informasi.

Pola spasial yang dapat mendorong pemerataan pembangunan baik di desa ataupun kota adalah pola spasial yang berhirarki dari wilayah perdesaan kota kecil kota menengah kota besar. Pola spasial tersebut membutuhkan jaringan jalan yang menghubungkan wilayah berhirarki rendah dengan wilayah berhirarki lebih tinggi. Hal tersebut menjadikan wilayah perdesaan di hirarki rendah dapat memilih untuk melakukan transaksi dengan wilayah berhiraki lebih tinggi yang menawarkan harga kompetitif. Kota kecil dan menengah pun pada akhirnya harus mampu menciptakan spread effect yang memberikan dorongan yang positif bagi pengembangan daerah hinterland.

2. Berikan satu contoh kota kecil dan menengah di Indonesia, jelaskan!Kota Magelang terbagi atas tiga kecamatan dan 17 kelurahan. Jumlah

penduduk Kota Magelang menurut Badan Pusat Statistik Kota Magelang tahun 2013 mencapai 120.207 jiwa. Dinas Kependudukan dan Catatatan Sipil Kota Magelang tahun 2013 mencatat jumlah penduduk Kota Magelang mencapai 130.836 jiwa. Kota magelang berbatasan dengan Kecamatan Secang di bagian utaram Kecamatan Tegalrejo di bagian timur, Kecamatan Mertoyudan di bagian selatan, dan Kecamatan

Page 3: kota

Bandongan di bagian barat. Kota Magelang berada di ketinggian 380 meter di atas permukaan laut.

Kota Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah dengan posisi startegis tepat di tengah Pulau Jawa dan di persilangan jalur transportasi utama Semarang – Yogyakarta. Kota magelang juga terletak pada jalur ekonomi Semarang – Yogyakarta – Purworejo dan jalur wisata Yogyakarta – Borobudur – Kopeng dan dataran tinggi Dieng. Karakteristik secara umum kota-kota tersebut masih mengandalkan basis perekonomian di sektor pertanian walaupun sebagian sudah bergeser ke sektor industri, perdagangan dan jasa.

BPS pada tahun 2013 mencatat luas lahan yang digunakan untuk usaha pertanian sebesar 329,99 hektar atau 18,2% dari seluruh luas tanah di Kota Magelang. Tanah yang digunakan sebagai sawah sebesar 210,7 hektar (63,85% dari luas lahan pertanian), perkebunan 99,56 hektar (30,17%), tegal/kebun 13,43 hektar dan 6,30 hektar. Rata-rata produksi tanaman padi pada tahun 2013 pun mencapai 5.850 kw/ha.

Jumlah industri kecil di Kota Magelang yang tercatat di Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan pada tahun 2013 mencapai 537 industri kecil dengan tenaga kerja 4.207 orang. Industri menengah tercatat sejumlah 12 unit dengan 1.518 pekerja. Investasi terbesar dari industri kecil di Kota Magelang adalah industri hasil pertanian dan kehutanan dengan kelompok industri tahu dengan investasi sebesar Rp 1.745.707.000,-

Kota Magelang pada tahun 2015 pun meraih penghargaan sebagai Peringkat 1 Kota Cerdas kategori kota kecil dengan penduduk 200.000 jiwa. Kota cerdas sendiri merupakan kota yang menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan performance kota, mengurangi biaya, pemakaian konsumsi, dan terlibat aktif dan efektif dengan warganya. Tiga indikator kota cerdas sendiri, yaitu cerdas ekonomi, cerdas sosial, dan cerdas lingkungan.

Kota Magelang sangat cerdas secara ekonomi karena ditopang oleh perekonomian yang baik dan mampu memaksimalkan sumber daya atau potensi kota seperti potensi pertanian, perkebunan, serta layanan teknologi informasi komunikasi (website Kota Magelang). Kota Magelang juga cerdas secara sosial karena memiliki kemanan, kemudahan, dan kenyamanan dalam melakukan interaksi sosial dengan sesama masyarakat ataupun pemerintah. Terakhir, Kota Magelang pun cerdas secara lingkungan karena warga kotanya memiliki tempat tinggal yang layak huni, sehat, dan hemat dalam penggunaan energi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Kota Magelang Dalam Angka 2014. Kota Magelang: BPSPribadi, Didit Okta. 2005. Pembangunan Kawasan Agropolitan Melalui Pengembangan Kota-

kota Kecil Menengah, Peningkatan Efisiensi Pasar Perdesaan dan Penguatan Akses Masyarakat Terhadap Lahan. Thesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.