1
Semreg BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah 2018 ISBN: 978-602-8916-34-9 Pembangunan Sektor Strategis Berbasis Pengembangan Wilayah Guna Mendukung Daya Saing Jawa Tengah 374 KOTA SALATIGA SEBAGAI KOTA HERITAGE KOTA SALATIGA AS HERITAGE CITY Dr. Wilson M.A. Therik, S.E.,M.Si 1* 1 Fakultas Interdisiplin-Universitas Kristen Satya Wacana, Kota Salatiga. * E-mail: [email protected] ABSTRAK Sebagai Heritage City (Kota Pusaka atau Kota Warisan Budaya/Sejarah), Salatiga tidak sepopuler kawasan Kota Tua di Jakarta atau kawasan Kota Lama di Semarang atau kawasan Kota Lama di Bandung (Bandung Heritage) atau kawasan Malioboro di Yogyakarta. Jika dilihat dari usia berdirinya, umur kota Salatiga tidaklah muda dan sudah tentu kota ini telah banyak mengukir peristiwa bersejarah serta meninggalkan banyak aset heritage (warisan sejarah) yang berangsur- angsur terancam punah. Kota Salatiga telah berdiri sejak era kolonial dimana pada mulanya Salatiga hanya dibentuk sebagai Kota Garnisun oleh VOC dan yang pertama kali dibangun adalah Benteng De Hersteller pada tahun 1746 yang keberadaannya kemudian tergantikan oleh Benteng Hock pada Tahun 1814 yang kini dimanfaatkan sebagai Kantor Satlantas Polres Salatiga, serta bangunan kuno lainnya yang sebagian besar masih dimanfaatkan sebagai kantor pemerintah. Sebagai Heritage City tentu Kota Salatiga membutuhkan revitalisasi agar pengelolaan aset heritage tetap berkelanjutan berbasis pada pariwisata (terutama wisata sejarah) dan ekonomi kreatif. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi/literatur terkait dan kemudian dianalisis dengan metode triangulasi dari berbagai sumber. Makalah ini lebih diberatkan sebagai sebuah policy paper/policy brief (makalah kebijakan) yang akan disampaikan kepada Pemerintah Kota Salatiga dengan harapan dapat dimanfaatkan untuk mempopulerkan image Kota Salatiga sebagai salah satu Heritage City di Indonesia. Kata kunci: Sejarah, Heritage, Budaya, Pariwisata, Kota Salatiga. ABSTRACT Kota Salatiga As Heritage City, Salatiga is not as popular as Old Town area in Jakarta or Old Town area in Semarang or Old Town area in Bandung (Bandung Heritage) or Malioboro area in Yogyakarta. If seen from the age of its establishment, the age of Salatiga city is not young and of course this city has many carved historic events as well as leaving a lot of heritage assets (heritage history) is gradually endangered. Salatiga city has been established since the colonial era where in the beginning Salatiga was formed only as a Garrison City by the VOC and the first built is the Fort De Hersteller in 1746 whose existence was later replaced by Benteng Hock in 1814 which is now used as the Office of Satlantas Polres Salatiga, other ancient buildings that are still largely used as government offices. As a Heritage City Salatiga certainly needs a revitalization for sustainable heritage asset management based on tourism (especially historical tourism) and creative economy. The method used in this research is qualitative method with data collection technique in the form of observation, interview and documentation study / related literature and then analyzed by triangulation method from various sources. This paper is more weighted as a policy paper / policy brief to be submitted to Salatiga City Government in the hope that it can be utilized to popularize the image of Kota Salatiga as one of the Heritage City in Indonesia. Keyword: History, Heritage, Culture, Tourism, Salatiga City .

KOTA SALATIGA SEBAGAI KOTA HERITAGE KOTA SALATIGA AS

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KOTA SALATIGA SEBAGAI KOTA HERITAGE KOTA SALATIGA AS

Semreg BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah 2018 ISBN: 978-602-8916-34-9

Pembangunan Sektor Strategis Berbasis Pengembangan

Wilayah Guna Mendukung Daya Saing Jawa Tengah 374

KOTA SALATIGA SEBAGAI KOTA HERITAGE

KOTA SALATIGA AS HERITAGE CITY

Dr. Wilson M.A. Therik, S.E.,M.Si

1*

1Fakultas Interdisiplin-Universitas Kristen Satya Wacana, Kota Salatiga.

*E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Sebagai Heritage City (Kota Pusaka atau Kota Warisan Budaya/Sejarah), Salatiga tidak sepopuler

kawasan Kota Tua di Jakarta atau kawasan Kota Lama di Semarang atau kawasan Kota Lama di

Bandung (Bandung Heritage) atau kawasan Malioboro di Yogyakarta. Jika dilihat dari usia

berdirinya, umur kota Salatiga tidaklah muda dan sudah tentu kota ini telah banyak mengukir

peristiwa bersejarah serta meninggalkan banyak aset heritage (warisan sejarah) yang berangsur-

angsur terancam punah. Kota Salatiga telah berdiri sejak era kolonial dimana pada mulanya

Salatiga hanya dibentuk sebagai Kota Garnisun oleh VOC dan yang pertama kali dibangun adalah

Benteng De Hersteller pada tahun 1746 yang keberadaannya kemudian tergantikan oleh Benteng

Hock pada Tahun 1814 yang kini dimanfaatkan sebagai Kantor Satlantas Polres Salatiga, serta

bangunan kuno lainnya yang sebagian besar masih dimanfaatkan sebagai kantor pemerintah.

Sebagai Heritage City tentu Kota Salatiga membutuhkan revitalisasi agar pengelolaan aset heritage

tetap berkelanjutan berbasis pada pariwisata (terutama wisata sejarah) dan ekonomi kreatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan

data berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi/literatur terkait dan kemudian dianalisis

dengan metode triangulasi dari berbagai sumber. Makalah ini lebih diberatkan sebagai sebuah

policy paper/policy brief (makalah kebijakan) yang akan disampaikan kepada Pemerintah Kota

Salatiga dengan harapan dapat dimanfaatkan untuk mempopulerkan image Kota Salatiga sebagai

salah satu Heritage City di Indonesia.

Kata kunci: Sejarah, Heritage, Budaya, Pariwisata, Kota Salatiga.

ABSTRACT

Kota Salatiga As Heritage City, Salatiga is not as popular as Old Town area in Jakarta

or Old Town area in Semarang or Old Town area in Bandung (Bandung Heritage) or

Malioboro area in Yogyakarta. If seen from the age of its establishment, the age of

Salatiga city is not young and of course this city has many carved historic events as well

as leaving a lot of heritage assets (heritage history) is gradually endangered. Salatiga

city has been established since the colonial era where in the beginning Salatiga was

formed only as a Garrison City by the VOC and the first built is the Fort De Hersteller in

1746 whose existence was later replaced by Benteng Hock in 1814 which is now used as

the Office of Satlantas Polres Salatiga, other ancient buildings that are still largely used

as government offices. As a Heritage City Salatiga certainly needs a revitalization for

sustainable heritage asset management based on tourism (especially historical tourism)

and creative economy. The method used in this research is qualitative method with data

collection technique in the form of observation, interview and documentation study /

related literature and then analyzed by triangulation method from various sources. This

paper is more weighted as a policy paper / policy brief to be submitted to Salatiga City

Government in the hope that it can be utilized to popularize the image of Kota Salatiga as

one of the Heritage City in Indonesia.

Keyword: History, Heritage, Culture, Tourism, Salatiga City

.