Upload
vee-tra
View
228
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7/27/2019 Korosi Baja Tulangan Pada
1/10
Korosi baja tulangan pada beton
Kali ini aku ingin menuliskan sebagian apa yang sedang aku baca, pelajari dan pahami,
yaitu: korosi. Mengapa baja terkorosi pada beton? Atau pertanyaan yang lebih tepat
adalah mengapa baja tidak terkorosi di beton? Telah diketahui dari pengalaman bahwa
batang baja tulangan baja karbon terkorosi saat udara dan air hadir. Oleh karena beton
bersifat porus dan berisi kelembaban mengapa baja pada beton umumnya tidak terkorosi?
Jawabannya adalah karena beton bersifat alkali. Alkalinitas adalah kebalikan dari
keasaman. Logam terkorosi pada kondisi asam; sehingga logam tersebut terlindungi dari
korosi oleh alkalinitas. Hal ini merupakan kasus umum pada beton.
Saat dikatakan bahwa beton bersifat alkali artinya bahwa beton berisi pori-pori
mikroskopis yang berisi kalsium, oksida sodium, oksida potassium dalam konsentrasi
yang tinggi. Hal ini membetuk sebuah hidroksida saat bertemu dengan air, dimana
hidroksida tersebut sangat alkali, dengan kondisi pH antara 12-13. Komposisi air pori dan
pergerakan ion-ion dan gas-gas melalui pori-pori merupakan hal penting saat
menganalisis kemungkinan korosi pada struktur beton bertulang.
Kondisi alkali akan mengantarkan pada sebuah keadaan pembentukan lapisan/lembaran
pasif pada permukaan baja. Lapisan/lembaran pasif tersebut merupakan sebuah fim padat
yang susah untuk ditembus, dimana sangat mudah dibentuk dan dikelola, menghalangikorosi lebih lanjut pada baja. Lapisan/lembaran yang terbentuk pada baja di beton
kemungkinan merupakan bagian dari oksida logam atau hidroksida logam dan mineral
bagian dari semen. Lapisan/lembaran pasif yang sebenarnya sangatlah padat, lembaran
tipis oksida yang menyebabkan rerata oksidasi (korosi) yang sangat pelan. Terdapat
banyak diskusi yang membahas apakah lapisan/lembaran pada beton merupakan
lembaran/lapisan pasif sebagaimana yang terlihat tipis dibandingkan dengan lapisan-
lapisan pasif lainnya dan lapisan pasif tersebut berisi lebih daripada hanya sekedar oksida
metal ataukah lapisan/lembaran tersebut berperilaku seperti lapisan/lembaran pasif
sehingga ia disebut demikian.
Ahli dan ilmuwan korosi telah menghabiskan banyak waktunya mencoba untuk
menemukan cara-cara untuk menghentikan korosi baja dengan menggunakan lapisan-
lapisan pelindung. Logam-logam yang lain seperti zinc, polimer seperti akrilik atau
7/27/2019 Korosi Baja Tulangan Pada
2/10
epoksi digunakan untuk menghentikan kondisi korosif mencapai permukaan baja.
Lapisan/lembaran pasif merupakan lapisan impian ahli korosi karena hal tersebut
terbentuk dengan sendirinya dan akan mempertahankan dan memperbaiki dirinya sendiri
sejauh lingkungan pasif (alkali) ada untuk meregenerasi bila terjadi kerusakan. Apabila
lingkungan pasif dapat dipertahankan hal tersebut jauh lebih baik daripada lapisan buatan
lainnya seperti galvanisasi atau fusion bonded epoxy yang dapat rusak, menyebabkan
korosi terjadi pada daerah-daerah yang rusak.
Namun, lingkungan pasif tidak selalu dapat dipertahankan. Dua buah kondisi dapat
menghancurkan lingkungan pasif pada beton tanpa menyerang beton lebih dahulu.
Pertama adalah karbonasi dan yang kedua adalah klorida.
PROSES KOROSI
Sekali lapisan/lembaran pasif hancur, maka daerah/wilayah korosi kemudian akan mulai
muncul pada permukaan baja. Reaksi-reaksi kimia korosinya muncul entah karena
serangan klorida ataupun karena karbonasi. Saat baja pada beton terkorosi, maka baja
tersebut larut ke dalam air pori dan melepaskan elektron:
Reaksi anodik: (1)
Dua buah elektron (2e-) yang dihasilkan pada reaksi anodik haruslah di konsumsi di
tempat yang lain pada permukaan baja untuk memberikan kenetralan elektrik. Dengan
kata lain kita tidak bisa mendapatkan sejumlah besar muatan elektrik pada satu tempat
pada baja. Harus terdapat reaksi kimia lain yang mengkonsumsi elektron-elektron.
Berikut ini adalah reaksi yang mengkonsumsi air dan oksigen:
Reaksi katodik: (2)
Hal ini digambarkan pada gambar 1. Teramati bahwa dihasilkan ion-ion hidroksil pada
reaksi katodik. Ion-ion ini meningkatkan alkalinitas lokal dan dengan demikian
menguatkan lapisan/lembaran pasif, menangkal efek karbonasi dan ion-ion klorida pada
katoda. Perlu dicatat bahwa air dan oksigen diperlukan pada katoda agar korosi muncul.
http://pramudiyanto.files.wordpress.com/2010/09/image1.pnghttp://pramudiyanto.files.wordpress.com/2010/09/image.png7/27/2019 Korosi Baja Tulangan Pada
3/10
7/27/2019 Korosi Baja Tulangan Pada
4/10
korosi baja tulangan pada beton dan korosi merah/coklat yang rapuh dan mengeripik
yang terlihat pada tulangan dan noda korosi yang terlihat di retak pada beton.
Gambar 2. Volume relatif besi dan oksidanya diambil dari Mansfield Corrosion, 1981
(5): 301-307
Beberapa faktor pada penjelasan yang diberikan pada bagian ini penting dan akan
digunakan nantinya untuk menjelaskan bagaimana mengukur dan menghentikan korosi.
Aliran arus elektrik dan pengembangan dan konsumsi elektron pada reaksi anoda dan
katoda digunakan pada pengukuran potensialhalf-cell dan proteksi katodik. Pembentukan
ion hidroksil alkali protektif digunakan pada proteksi katodik, pembuangan klorida
elektrokimiawi dan re-alkalisasi. Fakta bahwa reaksi anodik dan katodik harus seimbang
satu sama lain agar proses korosi dapat berjalan digunakan dalam proteksi pelapisan
epoksi batang tulangan.
KOROSI HITAM (BLACK RUST)
Terdapat sebuah alternatif lain dalam pembentukan korosi merah normal yang
dijelaskan pada reaksi (3) hingga (5) di atas. Bila anoda dan katoda terpisah dengan baik
(beberapa ratus milimeter) dan anoda pada keadaan lapar oksigen (katakanlah padakondisi di bawah air) besi sebagai Fe2+ akan tetap di dalam larutan. Hal ini berarti bahwa
tidak akan terdapat gaya-gaya seperti yang dijelaskan sebelumnya untuk meretakkan
beton sehingga korosi bisa jadi tidak terdeteksi.
Tipe korosi ini (dikenal dengan korosi hitam atau hijau karena warna dari cairan
pertama kali yang terlihat di udara setelah kehancuran) ditemukan di bawah membran
http://pramudiyanto.files.wordpress.com/2010/09/clip_image004.gif7/27/2019 Korosi Baja Tulangan Pada
5/10
anti-air yang rusak dan beberapa di kondisi bawah air ataupun keadaan jenuh air. Korosi
hitam secara secara potensial sangat berbahaya disebabkan karena tidak terdapatnya
indikasi korosi dengan retak dan hancurnya beton dan batang baja tulangan mungkin
sama sekali dilemahkan sebelum korosi terdeteksi. Batang tulangan bisa jadi terlubangi
seperti pada kondisi deoxygenated khususnya dibawah membran-membran atau saat air
tergenang secara permanen pada permukaan.
Contoh-contoh batang-batang tulangan yang terserang dengan cara ini diperlihatkan pada
gambar 3. Batang-batang tulangan ini diambil dari bagian bawah membran-membran
anti-air yang rusak. Noda korosi pada permukaan beton mungkin merupakan indikasi tipe
serangan ini, tetapi sangat jelas bila air berada di bawah membran dan mengabaikan
oksigen sangatlah tidak mungkin bahwa besi dalam larutan akan mencapai permukaan
beton dimana ia kemudian akan merembes keluar untuk membentuk noda korosi.
Gambar 3. Batang baja tulangan yang diambil dari bagian bawah lapisan membran kedap
air
PITS, STRAY CURRENT DAN BACTERIAL CORROSION
Pembentukan Pit (lubang)
http://pramudiyanto.files.wordpress.com/2010/09/clip_image006.gif7/27/2019 Korosi Baja Tulangan Pada
6/10
Korosi baja pada beton umumnya dimulai dengan pembentukan lubang-lubang. Ia
meningkat dalam jumlah, meningkat dan bergabung jadi satu hingga menjadi korosi
umumnya terlihat pada batang-batang baja tulangan yang terekspose pada karbonasi atau
klorida. Pembentukan lubang-lubang tersebut digambarkan pada gambar 4.
Gambar 4. Model klasik serangan korosi dalam bentuk lubang (pit)
Pembentukan lubang secara kimiawi cukup kompleks dan dijelaskan pada kebanyakan
textbook kimia. Namun, prinsip-prinsipnya cukup sederhana, terutama disaat klorida
hadir. Pada beberapa daerah yang sesuai pada permukaan baja (seringkali terpikirkan
sebagai lubang pada pasta semen atau inklusi sulfida pada baja) lapisan/lembaran pasif
lebih rawan diserang dan perbedaan potensial elektrokimiawi muncul yang menarik ion-
ion klorida. Korosi kemudian terpicu dan asam terbentuk, sulfida hidrogen dari inklusi
MnS dan HCl dari klorida bila mereka hadir. Besi teruraikan (persamaan 1), besi dalam
larutan berreaksi dengan air:
(6)
(7)
Lubang terbentuk, korosi bisa jadi terbentuk di dalam lubang, mengkonsentrasikan asam
(H+), mengabaikan oksigen sehingga besi tetap dalam larutan menghalangi pembentukan
lapisan oksida proteksi dan mempercepat korosi.
Korosi bakteri
http://pramudiyanto.files.wordpress.com/2010/09/clip_image00223.gifhttp://pramudiyanto.files.wordpress.com/2010/09/clip_image00221.gifhttp://pramudiyanto.files.wordpress.com/2010/09/clip_image008.gif7/27/2019 Korosi Baja Tulangan Pada
7/10
Komplikasi lain datang dari korosi bakterial. Terdapat bakteri di tanah (thiobaccilli) yang
mengubah sulfur dan sulfida menjadi asam sulfida. Terdapat spesies lain (ferrobaccili)
yang menyerang sulfida pada baja (FeS). Hal ini seringkali dihubungkan dengan bau
sulfida hidrogen (telur busuk) dan produk lubang halus dengan korosi hitam saat batang
tulangan diangkat dari kondisi jenuh air. Pada kondisi anaerobik (lapar oksigen) bakteri
tersebut dapat berkontribusi dalam korosi lubang yang didiskusikan sebelumnya.
Korosi yang diinduksi oleh arus nyasar (stray current).
Arus nyasar (stray current) pada awalnya menjadi tumpuan kesalahan untuk setiap korosi
pada beton di Amerika Serikat hingga masalah serangan klorida teridentifikasi pada
1950an. Penyebab utama korosi yang diinduksikan oleh arus nyasar yaitu arus langsung
dari sistem DC trek tram (kereta jalan), saat arus mengalir melalui baja yang terbenam
atau tertanam. Saat mencari jalan tahanan (resistansi) terendah hingga ke tanah, arus akan
melompat dari satu logam konduktor ke logam konduktor lainnya melalui media ionik
saat logam tidak bersentuhan. Hal ini mungkin dari sebuah wadah penulangan kepada
yang lainnya melalui air pori beton. Salah satu ujung wadah penulangan akan menjadi
negatif (katoda), dan tidak akan berkarat. Ujung yang lain akan menjadi positif dan
secara aktif akan terkorosi.
Saat ini, korosi karena arus nyasar pada jembatan, bangunan dan struktur di atas tanah
merupakan sebuah permasalah khusus yang berhubungan langsung dengan teknik desain
dan pemeliharaan sistem rel ringan. Permasalahan di bawah tanah juga muncul pada
sistem proteksi katodik untuk jaringan pipa dan struktur lainnya. Sistem proteksi katodik
pada jaringan pipa yang terkubur dapat berhubungan dengan fasiltas yang bersebelahan
ataupun yang bersilangan. Pastilah ada alur ionik antara sumber arus dan logam beresiko
yang pastilah pada alur resistansi rendah. Untuk alasan ini korosi yang terinduksi oleh
arus nyasar sangatlah tidak mungkin terjadi pada struktur di atas tanah dimana sumber
arus DC berada di bawah tanah.
Terdapat beberapa diskusi pada literatur tentang induksi arus nyasar AC. Umumnya hal
ini jauh di bawah efek arus DC meskipun literatur terbaru menyarankan bahwa untuk
beberapa kasus hal tersebut menjadi signifikan. Salah satu kasus dimana arus AC
signifikan yaitu pada sebuah struktur yang dipasangi proteksi katodik. Pada kondisi
7/27/2019 Korosi Baja Tulangan Pada
8/10
demikian, arus AC dapat menggeser potensial baja menjadi daerah spektrum elektrokimia
terkorosi aktif yang menyebabkan korosi.
Korosi lokal vs korosi umum (macrocell vs microcell)
Korosi seringkali terjadi secara lokal, dengan korosi beberapa sentimeter dan kemudian
menjadi beberapa meter batang tulangan pasif bersih, khususnya untuk korosi yang
terinduksi oleh klorida. Hal ini mengindikasikan pemisahan reaksi anodik dan reaksi
katodik untuk membentuk sebuah sel makro (macrocell). Sebagian hal ini disebabkan
karena mekanisme serangan klorida, dengan pembentukan lubang dan dengan anoda-
anoda kecil terkonsentrasi yang disuapi oleh katoda-katoda yang besar. Hal ini juga
disebabkan serangan klorida umumnya berhubungan dengan tingkat kelembaban tinggi
yang memberikan resistansi elektrik rendah pada beton dan transport ion-ion yang mudah
sehingga anoda-anoda dan katoda-katoda dapat berpisah dengan mudah. Di Amerika
Utara hal ini digunakan sebagai sebuah cara untuk mengukur korosi dengan mengukur
arus sel makro (macrocell current).
ELEKTROKIMIA, CELL DAN HALF-CELL
Dua buah reaksi yang pertama kali ditampilkan di atas merupakan reaksi anodik dan
katodik baja pada beton. Istilah anoda dan katoda diambil dari istilah elektrokimia yang
mempelajari kimiawi sel elektrik. Gambar 2.5 merupakan sel dasar Daniel yang
digunakan pada sekolah menengah untuk menggambarkan bagaimana reaksi-reaksi kimia
menghasilkan listrik. Sel tersebut tersusun atas dua buah sel setengah (half cells),
tembaga di tembaga sulfat (copper sulphate) dan seng di seng sulfat (zinc sulphate).
Tegangan total sel tersebut ditentukan dengan logam yang digunakan dan oleh sifat alami
dan komposisi larutan. Apa yang terjadi adalah bahwa di setiap half cell logam
terlarutkan dan ion-ion mengendap, yaitu:
Tembaga lebih tahan terhadap reaksi ini daripada seng sehingga saat kedua larutan
tersebut dihubungkan dengan membran semi permeabel dan menghubungkan dua logam
tersebut dengan kabel, maka seng bergerak menuju larutan dan sulfat tembaga keluar
sebagai tembaga murni pada elektroda tembaga.
http://pramudiyanto.files.wordpress.com/2010/09/clip_image00225.gif7/27/2019 Korosi Baja Tulangan Pada
9/10
Tegangan dari setiap half cell dapat dicatat dan dibandingkan elektroda hidrogen standar
(half cell atau elektroda referensi). Tabel 2.1 memberikan potensial-potensial elektroda
referensi standar atau half cell yang menarik saat mengevaluasi masalah korosi.
Tabel 1. Potensial (tegangan) elektroda referensi standar
Potensial elektroda referensi adalah fungsi konsentrasi larutan seperti halnya pada tipe
logam dan tipe larutan. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi (umumnya) lebih korosif
dari pada larutan dengan konsentrasi rendah sehingga arus akan mengalir dalam sebuah
sel yang tersusun atas satu buah logam pada dua konsentrasi yang berbeda dalam satu
larutan yang sama. Sehingga dapat dianggap bahwa korosi baja di beton sebagai
konsentrasi sel.
Resiko korosi dalam sebuah sel dapat diukur dengan mendekatkannya dengan elektroda
referensi eksternal. Hal ini secara mudah digambarkan dengan elektroda referensi
tembaga/sulfat tembaga jenuh yang digerakkan sepanjang permukaan beton yang terdapat
batang tulangan baja di dalamnya dimana terdapat daerah anodik (terkorosi) dan daerah
katodik (pasif).
Seperti terlihat pada gambar di bawah ini, dengan menempatkan elektroda referensi pada
permukaan beton dan menghubungkannya dengan sebuah pengukur tegangan listrik
(voltmeter) pada baja, akan diperoleh sebuah sel yang mirip dengan sel Daniel.
Perbedaan potensial listrik akan merupakan sebuah fungsi dari besi pada lingkungan air
porinya. Apabila selnya digerakkan sepanjang baja akan diperoleh perbedaan potensial
yang disebabkan karena besi dalam lingkungan yang berbeda. Pada bagian anoda dapat
berpindah ke larutan seperti seng (zinc) dalam sel Daniel. Pada bagian katoda,
lapisan/lembaran pasif masih kuat dan akan diperkuat lebih lanjut dengan reaksi katodik
sehingga baja akan menolak proses pelarutan.
Sebagai hasilnya akan didapatkan potensial tegangan yang lebih tinggi pada pembacaan
voltmeter pada bagian anodik, daerah yang terkorosi dan tegangan yang lebih rendah
pada bagian katodik, daerah pasif.
http://pramudiyanto.files.wordpress.com/2010/09/clip_image010.gif7/27/2019 Korosi Baja Tulangan Pada
10/10
Pada pemakaian teori dan elektrokimia perlulah bersifat hati-hati untuk menjelaskan apa
yang sedang terjadi pada sel elektrokimia. Teori elektrokimia umumnya dapat digunakan
pada kondisi kesetimbangan dan larutan yang dapat dijelaskan dengan baik. Korosi
merupakan sebuah ketidakseimbangan namun merupakan situasi dinamik. Sehingga
pemakaian teori dan persamaan elektrokimia merupakan sebuah pendekatan dan dapat
mengantarkan pada kesalahan-kesalahan bila modelnya terlalu berbeda.
Gambar 5. Pengukuran tingkat korosi dengan metode Half-Cell
sumber : John P. Broomfield, Corrosion of Steel in Concrete: Understanding,
Investigation and Repair 2nd Edition.
http://pramudiyanto.files.wordpress.com/2010/09/clip_image012.gif