91
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA LAINNYA DALAM P3TB Februari, 2020

KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA LAINNYA

DALAM P3TB

Februari, 2020

Page 2: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 1

DAFTAR ISI Hal

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................................................... 2

B. MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................................................................... 2

C. KRITERIA ......................................................................................................................................... 2

D. RUANG LINGKUP SOP ..................................................................................................................... 3

E. PROSEDUR UNTUK PERIODE SEBELUM RIPT DITETAPKAN (TA 2018-2020) ................................... 3

E.1. Kontribusi APBN ...................................................................................................................... 3

E.2. Kontribusi APBD ...................................................................................................................... 3

F. PROSEDUR UNTUK PERIODE SESUDAH RIPT DITETAPKAN (TA 2021-2023) ................................... 4

F.1. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kab/Kota, Provinsi dan Nasional ........ 4

F.2. Penyiapan Dokumen Kesiapan Proyek (Readiness Criteria) ....................................................... 5

F.3. Penyusunan Annual Working Plan (AWP) .................................................................................. 5

F.4. Pemantauan Pelaksanaan .......................................................................................................... 6

G. PERAN PELAKU ............................................................................................................................... 6

G.1. CPMU ...................................................................................................................................... 6

G.2. PMU ........................................................................................................................................ 6

G.3. PIU .......................................................................................................................................... 7

G.4. Pokja Provinsi ......................................................................................................................... 7

G.5. Pokja Kabupaten/Kota ............................................................................................................. 7

G.6. PMS Pusat ............................................................................................................................... 8

G.7. PMS Regional .......................................................................................................................... 8

H. PEMANFAATAN IW-MIS ................................................................................................................... 8

I. PERHITUNGAN KONTRIBUSI APBN/APBD ....................................................................................... 9

Lampiran 1. Diagram Alir Sebeleum Sebelum RIPT Ditetapkan ............................................................... 11

Lampiran 2. Diagram Alir Penyusunan AWP (dari MPP) .......................................................................... 12

Lampiran 3. Diagram Alir Sebeleum Setelah RIPT Ditetapkan ................................................................. 13

Lampiran 4. Format CF-1 Daftar Usulan Sub Proyek Kontribusi APBN/ APBD/ Sumber Dana Lainnya .... 14

Lampiran 5. Format CF-2 Daftar Verifikasi Usulan Sub Proyek Kontribusi APBN/ APBD/ Sumber Dana

Lainnya .................................................................................................................................................. 16

Lampiran 6. Format CF-3 Pemantauan Sub Proyek Kontribusi APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya ....... 18

Lampiran 7. Kutipan Pedoman Umum P3TB terkait pemenuhan kriteria pada Form CF-1 dan CF-2 ......... 19

Lampiran 8. Ringkasan Mengenai Instrumen Lingkungan dan Sosial ..................................................... 34

Page 3: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 2

A. LATAR BELAKANG

P3TB (Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan) dilaksanakan dengan

menggunakan berbagai sumber pendanaan meliputi; PHLN Bank Dunia, APBN, APBD Provinsi, APBD

Kabupaten/Kota, dan Sumber Dana Lainnya (swasta dan masyarakat). Dalam 5 (lima) tahun pertama (TA

2019-2023), telah ditetapkan skenario pembiayaan sebesar USD 772.9 juta untuk 4 (empat) komponen

P3TB di 3 (tiga) destinasi pariwisata super prioritas, yaitu: Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat,

Borobudur-Yogyakarta-Prambanan Provinsi D.I. Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, serta Danau Toba

Provinsi Sumatera Utara. Sumber pembiayaan P3TB ini berasal dari Pinjaman Bank Dunia sebesar USD

300 juta, Hibah sebesar USD 2.1 juta, kontribusi pemerintah pusat (APBN) sekitar USD 367.9 juta dan

kontribusi pemerintah daerah (APBD provinsi dan kabupaten/kota) sekitar USD 102.9 juta.

Dalam rangka memenuhi kontribusi APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya dalam P3TB, diperlukan Standard

Operating Procedure (SOP) atau Prosedur Operasi Standar sebagai pedoman perencanaan, pelaksanaan,

dan perhitungan besaran APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya yang dapat diterima sebagai kontribusi

pendanaan sesuai Pedoman Umum (Pedum) P3TB.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

SOP dimaksudkan sebagai pedoman bagi pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota yang terlibat dalam P3TB dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan (sub-project) agar kegiatan tersebut dapat diterima sebagai kontribusi pendanaan P3TB. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman dalam: 1. Menyaring kegiatan (sub-project) APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya yang telah terlaksana di TA

2018, TA 2019, dan TA 2020 berdasarkan kriteria sesuai Pedum P3TB; 2. Merencanakan kegiatan (sub-project) kontribusi APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya di TA 2021, TA

2022, dan TA 2023 berdasarkan Rencana Induk Pariwisata Terpadu (RIPT); 3. Memantau hasil pelaksanaan kegiatan (sub-project) APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya periode TA

2018 – TA 2023 terhadap indikator dan sasaran keberhasilan P3TB; dan 4. Menghitung nilai kontribusi APBN/ APBD/ Sumber Dana Lainnya dalam P3TB.

C. KRITERIA

Kriteria yang digunakan untuk menilai suatu kegiatan (sub-project) dapat diterima sebagai kontribusi APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya dalam P3TB adalah: 1. Kesesuaian dengan kerangka P3TB yang meliputi:

a. Kesesuaian tujuan kegiatan (sub-project) dengan tujuan P3TB sebagaimana diatur dalam Pedum pada subbab 1.2 (terlampir);

b. Kesesuaian ruang lingkup kegiatan (sub-project) dengan ruang lingkup P3TB sebagaimana diatur dalam Pedum pada subbab 1.3 dan bab II (terlampir); dan

c. Berkontribusi terhadap pencapaian indikator keberhasilan P3TB sebagaiman diatur dalam Pedum pada bab III (terlampir).

2. Kesesuaian lokasi, yaitu: a. Berlokasi di Kecamatan KTA (Key Tourism Area) sebagaimana diatur dalam Pedum pada subbab

1.4 (terlampir); atau b. Apabila tidak berlokasi di KTA, kegiatan (sub-project) tersebut bertujuan untuk melayani KTA.

Page 4: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 3

3. Pelaksanaannya sesuai dengan Kerangka Kerja Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMF) P3TB, yaitu: a. Instrumen lingkungan dan sosial tersedia sebagaimana diatur dalam ESMF; dan b. Instrumen lingkungan dan sosial dilaksanakan sebagaimana diatur dalam ESMF. Ringkasan mengenai instrumen lingkungan dan sosial dalam P3TB terlampir.

Catatan:

• Untuk kegiatan (sub-project) yang telah tercantum dalam RIPT, maka kriteria nomor 1 dan 2 dianggap telah dipenuhi.

D. RUANG LINGKUP SOP

SOP ini berlaku untuk kegiatan (sub-project) yang dibiayai oleh APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota / Sumber Dana Lainnya yang memenuhi kriteria sebagaimana bagian C, yang mencakup: 1. Periode sebelum RIPT ditetapkan (TA 2018-2020); dan 2. Periode setelah RIPT ditetapkan (TA 2021-2023).

E. PROSEDUR UNTUK PERIODE SEBELUM RIPT DITETAPKAN (TA 2018-2020)

E.1. Kontribusi APBN

1. PMU bersama PMS Pusat mengumpulkan daftar kegiatan (sub-project) TA 2018, TA 2019, dan

TA 2020 yang dilaksanakan dengan sumber pembiayaan APBN/ Sumber Dana Lainnya;

2. PMU bersama PMS Pusat melakukan penapisan daftar kegiatan tersebut pada butir 1 dengan

menggunakan kriteria sebagaimana diatur dalam Bagian C;

3. Hasil penapisan dituangkan dalam FORMAT CF-1 dan selanjutnya dikirimkan oleh PMU kepada

CPMU;

4. CPMU melakukan verifikasi terhadap daftar sub-proyek yang diusulkan PMU;

5. Hasil verifikasi CPMU dituangkan ke dalam Daftar Sub-Proyek Kontribusi APBN/ Sumber Dana

Lainnya (FORMAT CF-2) dan ditandatangani oleh CPMU dan PMU;

6. Setelah penandatanganan, Daftar Sub-Proyek Kontribusi APBN/ Sumber Dana Lainnya dikirim ke

Bank Dunia untuk mendapatkan persetujuan;

7. Daftar Sub-Proyek Kontribusi APBN/ Sumber Dana Lainnya yang telah disetujui Bank Dunia,

menjadi acuan dalam perhitungan kontribusi APBN/ Sumber Dana Lainnya;

8. Berdasarkan Daftar Kegiatan (Sub-project) Kontribusi APBN/ Sumber Dana Lainnya yang telah

disetujui Bank Dunia, PMU bersama PMS Pusat melaksanakan pemantauan terhadap indikator

keberhasilan proyek (IKP) masing-masing sub-proyek dengan menggunakan FORMAT CF-3.

9. PMU bersama PMS Pusat melakukan input data kontribusi APBN/ Sumber Dana Lainnya dan

hasil pemantauan IKP ke dalam IW-MIS P3TB.

Diagram Alir Kontribusi APBN Periode Sebelum RIPT Ditetapkan dapat dilihat pada Lampiran-1.

E.2. Kontribusi APBD

1. Pokja Provinsi/Pokja Kab-Kota bersama PMS Regional mengumpulkan daftar kegiatan (sub-

project) TA 2018, TA 2019, dan TA 2020 yang dilaksanakan dengan sumber pembiayaan APBD/

Sumber Dana Lainnya;

2. Pokja Provinsi/Pokja Kab-Kota bersama PMS Regional melakukan penapisan daftar kegiatan

tersebut pada butir 1 dengan menggunakan kriteria sebagaimana diatur dalam Bagian C;

Page 5: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 4

3. Hasil penapisan dituangkan dalam FORMAT CF-1 dan selanjutnya dikirimkan oleh Pokja

Provinsi/Pokja Kab-Kota kepada CPMU;

4. CPMU P3TB melakukan verifikasi terhadap daftar kegiatan (sub-project) hasil penapisan yang

disampaikan oleh Pokja Provinsi/Pokja Kab-Kota;

5. Hasil verifikasi CPMU dituangkan ke dalam Daftar Kegiatan (Sub-project) Kontribusi APBD/

Sumber Dana Lainnya (FORMAT CF-2) dan ditandatangani oleh 2 (dua) pihak, yaitu:

i. CPMU dan Ketua Pokja Provinsi untuk kontribusi APBD Provinsi/ Sumber Dana Lainnya di

lingkup provinsi; serta

ii. CPMU dan Ketua Pokja Kab/Kota untuk kontribusi APBD Kab./Kota/ Sumber Dana Lainnya

di lingkup kabupaten/ kota.

6. Setelah penandatanganan, Daftar Kegiatan (Sub-project) Kontribusi APBD/ Sumber Dana

Lainnya dikirim ke Bank Dunia untuk mendapatkan persetujuan.

7. Daftar Kegiatan (Sub-project) Kontribusi APBD/ Sumber Dana Lainnya yang telah disetujui Bank

Dunia, menjadi acuan dalam perhitungan kontribusi APBD/ Sumber Dana Lainnya.

8. Berdasarkan Daftar Kegiatan (Sub-project) Kontribusi APBD/ Sumber Dana Lainnya yang telah

disetujui Bank Dunia, Pokja Provinsi/Kabupaten-Kota bersama PMS Regional melaksanakan

pemantauan terhadap indikator keberhasilan proyek (IKP) masing-masing sub-proyek dengan

menggunakan FORMAT CF-3.

9. Pokja Provinsi/Kabupaten-Kota bersama PMS Regional melakukan input data kontribusi APBD/

Sumber Dana Lainnya dan hasil pemantaun IKP ke dalam IW-MIS P3TB.

Diagram Alir Kontribusi APBN Periode Sebelum RIPT Ditetapkan dapat dilihat pada Lampiran-1.

F. PROSEDUR UNTUK PERIODE SESUDAH RIPT DITETAPKAN (TA 2021-2023)

F.1. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kab/Kota, Provinsi dan

Nasional;

1. Musrenbang merupakan forum bagi para pemangku kepentingan untuk membahas prioritas

pembangunan di daerah yang akan menjadi bahan bagi penyusunan kontribusi APBN/APBD/

Sumber Dana Lainnya.

2. Musrenbang Kabupaten/Kota merupakan forum konsultasi publik dokumen Rancangan Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD). Rancangan RKPD disiapkan oleh Bappeda dengan

mengakomodasi hasil Musrenbang Kecamatan dan RIPT setiap kecamatan yang termasuk

dalam Key Tourism Area. Dalam pelaksanaan Musrenbang Kabupaten/Kota, Pokja

Kabupaten/Kota mengawal kegiatan (sub-project) dalam RIPT yang direncanakan menjadi

kontribusi APBD/ Sumber Dana Lainnya;

3. Dokumen hasil Musrenbang Kabupaten/Kota berupa kesepakatan:

i. Daftar prioritas program dan kegiatan pembangunan dan alokasi anggaran indikatif,

termasuk di dalamnya kegiatan (sub-project) yang tercantum dalam RIPT ;

ii. Daftar prioritas program dan kegiatan pembangunan yang sudah dipilih berdasarkan

sumber pembiayaan dari APBD kabupaten/kota, APBD provinsi, APBN, dan sumber

pendanaan lainnya;

iii. Daftar usulan kebijakan atau regulasi yang diperlukan pada tingkat pemerintah kabupaten,

provinsi, dan pusat.

4. Hasil pembahasan Musrenbang Kabupaten/Kota menjadi dasar bagi Bappeda untuk menyusun

finalisasi dokumen RKPD yang akan ditetapkan melalui Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD

yang menjadi dasar penyusunan APBD.

Page 6: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 5

5. Daftar kegiatan (sub-project) yang harus didanai oleh APBD Provinsi (sebagai keluaran dari

Musrenbang Kabupaten/Kota) diteruskan ke Musrenbang Provinsi dan dikawal oleh Pokja

Provinsi.

6. Daftar kegiatan (sub-project) yang harus didanai oleh APBN (sebagai keluaran dari Musrenbang

Provinsi) diteruskan ke Musrenbang Nasional untuk dilakukan penetapan RKP.

F.2. Penyiapan Dokumen Kesiapan Proyek (Readiness Criteria)

Yang dimaksud dokumen kesiapan proyek adalah mencakup antara lain:

1. Studi Kelayakan (Feasibility Study – FS), jika diperlukan;

2. Rancangan Teknis (Detailed Engineering Design – DED);

3. Instrumen pengelolaan lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, atau SPPL/SOP);

4. Instrumen pengelolaan sosial:

4.1 LARAP – Land Acquisition and Resettlement Action Plan, jika memerlukan pengadaan tanah;

4.2 IPP – Indigeneous People Plan, jika Masyarakat Adat (MA) terkena dampak; dan

4.3 Rencana Pengelolaan Benda Cagar Budaya (BCB), jika berdampak pada BCB.

5. Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu dilaksanakan:

1. Pokja Provinsi/Kabupaten/Kota memastikan OPD terkait telah menyiapkan dokumen kesiapan

proyek kontribusi APBD;

a. KAK, FS, dan DED disiapkan oleh OPD pelaksana teknis kegiatan (misalnya untuk sub proyek

pembangunan/rehabilitasi jalan disiapkan oleh dinas PUPR);

b. Instrument pengelolaan lingkungan disiapkan oleh OPD pelaksana teknis kegiatan bersama

OPD yang membidangi lingkungan hidup;

c. Instrumen pengelolaan sosial disiapkan oleh OPD pelaksana teknis kegiatan bersama OPD

yang membidangi pertanahan, sosial dan budaya.

2. PMU bersama PIU memastikan ketersediaan dokumen kesiapan proyek kontribusi APBN;

3. Pokja Provinsi/Kabupaten/Kota dan PMU menyampaikan seluruh dokumen kesiapan proyek

sebagai bagian kelengkapan Annual Working Plan (AWP).

F.3. Penyusunan Annual Working Plan (AWP)

Annual Working Plan (AWP) adalah dokumen perencanaan yang menggambarkan: sasaran, tujuan,

indikator kinerja, dan prioritas kegiatan untuk setiap komponen yang didukung oleh P3TB. Tahapan

penyusunan AWP adalah sebagai berikut:

1. Usulan AWP disusun oleh semua PIU di bawah koordinasi PMU di masing-masing unit kerja untuk

kemudian dikonsolidasikan oleh CPMU.

2. CPMU menyampaikan Consolidated AWP ke Bank Dunia untuk mendapatkan NOL selambat-

lambatnya pada bulan Oktober.

3. Setelah consolidated AWP mendapatkan NOL dari Bank Dunia, dokumen tersebut disampaikan

oleh CPMU kepada seluruh PMU di masing-masing kementerian/lembaga teknis guna diteruskan

kepada KPA di masing-masing unit kerjanya sebagai dasar pengusulan rencana kerja dan

anggaran (RKA) untuk ditetapkan sebagai DIPA.

Proses penyusunan AWP ini diharapkan sejalan dengan proses/siklus penyusunan anggaran melalui

proses DIPA, namun di dalam pelaksanaannya jadwal penyusunan dan penetapan AWP dapat

berbeda dengan proses penganggaran Pinjaman/DIPA.

AWP mencakup daftar kegiatan (sub-project) kontribusi APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya.

Prosedur dan diagram alir penyusunan AWP dapat dilihat pada Lampiran-2

Page 7: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 6

F.4. Pemantauan Pelaksanaan

Setelah AWP disetujui oleh Bank Dunia: 1. PMU/Pokja Provinsi/Kabupaten-Kota bersama PMS Pusat/Regional melaksanakan pemantauan

kegiatan (sub-project) kontribusi APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya terhadap indikator

keberhasilan proyek (IKP) dengan menggunakan Format CF-3; dan

2. PMU/Pokja Provinsi/Kabupaten-Kota bersama PMS Pusat/Regional melakukan input data

kontribusi APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya dan hasil pemantauan IKP ke dalam IW-MIS

P3TB.

Diagram Alir Kontribusi APBN Periode Setelah RIPT Ditetapkan dapat dilihat pada Lampiran-3.

G. PERAN PELAKU

G.1. CPMU

a. Periode sebelum RIPT ditetapkan

- Melakukan verifikasi terhadap daftar kegiatan (sub-project) yang diusulkan PMU/Pokja Provinsi/Pokja Kabupaten-Kota sebagai kontribusi APBN/APBD;

- Menandatangani daftar kegiatan (sub-project) kontribusi APBN/APBD yang telah

diverifikasi dengan PMU/ Pokja Provinsi/Pokja Kabupaten-Kota;

- Menyampaikan daftar kegiatan (sub-project) kontrbusi APBN yang telah ditandatangani

oleh berbagai pihak kepada Bank Dunia untuk memperoleh persetujuan;

b. Periode setelah RIPT ditetapkan

- Melakukan konsolidasi usulan Annual Working Plan (AWP) dari PIU atas koordinasi PMU

sebagai kontribusi APBN; dan

- Menyampaikan Consolidated AWP kepada Bank Dunia untuk memperoleh persetujuan.

c. Menyampaikan dokumen daftar kegiatan (sub-project) dan consolidated AWP yang telah

disetujui oleh Bank Dunia sebagai kontribusi APBN kepada PMU dimasing-masing

kementerian/lembaga teknis dan daftar kegiatan (sub-project) kepada Pokja Provinsi/

Kabupaten-Kota.

G.2. PMU

a. Periode sebelum RIPT ditetapkan

- Bersama PMS Pusat mengumpulkan dan melakukan penapisan daftar kegiatan (sub-project) TA 2018, TA 2019, dan TA 2020 yang dilaksanakan dengan sumber pembiayaan APBN;

- Memastikan kelengkapan dokumen daftar kegiatan (sub-project) kontribusi APBN untuk disampaikan kepada CPMU;

- Menandatangani daftar kegiatan (sub-project) sebagai kontribusi APBN dalam P3TB yang telah diverifikasi dengan CPMU untuk disampaikan ke Bank Dunia guna memperoleh persetujuan;

b. Periode setelah RIPT ditetapkan

- Membantu dalam penyusunan AWP;

- Menyampaikan dokumen AWP yang telah memperoleh persetujuan Bank Dunia kepada KPA di masing-masing unit kerja sebagai dasar pengusulan rencana kerja dan anggaran (RKA) untuk ditetapkan sebagai DIPA;

c. Melakukan pemantauan pencapaian sasaran kegiatan (sub-project) dalam P3TB yang telah

ditetapkan sebagai kontribusi APBN; dan

Page 8: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 7

d. Membuat laporan berkala terkait pelaksanaan kegiatan (sub-project) sebagai kontribusi APBN

dalam P3TB, khususnya laporan keuangan serta melakukan entry data ke dalam IW-SIM P3TB.

G.3. PIU

a. Memastikan kelengkapan dokumen daftar kegiatan (sub-project) kontribusi APBN untuk

disampaikan kepada CPMU melalui PMU sebelum RIPT ditetapkan ; dan

b. Menyusun AWP di bawah koordinasi PMU setelah RIPT ditetapkan.

G.4. Pokja Provinsi

a. Periode sebelum RIPT ditetapkan

- Bersama PMS Regional mengumpulkan dan melakukan penapisan daftar kegiatan (sub-project) yang disampaikan oleh OPD TA 2018, TA 2019, dan TA 2020 yang dilaksanakan dengan sumber pembiayaan APBD Provinsi;

- Memastikan kelengkapan daftar dokumen kegiatan (sub-project) kontribusi APBD Provinsi untuk disampaikan kepada CPMU;

- Menandatangani daftar kegiatan (sub-project) sebagai kontribusi APBD Provinsi dalam P3TB yang telah diverifikasi CPMU untuk disampaikan ke Bank Dunia guna memperoleh persetujuan;

b. Periode setelah RIPT ditetapkan

- Menyampaikan seluruh dokumen kesiapan proyek sebagai bagian kelengkapan Annual Working Plan (AWP)

c. Melakukan pemantauan pencapaian sasaran kegiatan (sub-project) dalam P3TB yang telah

ditetapkan sebagai kontribusi APBD Provinsi;

d. Membuat laporan berkala terkait pelaksanaan kegiatan (sub-project) sebagai kontribusi APBD

Provinsi dalam P3TB, khususnya pencapaian hasil dan laporan keuangan kepada Gubernur

dan Tim Koordinasi Pusat; dan

e. Bersama PMS Pusat melakukan entry data ke dalam IW-SIM P3TB.

G.5. Pokja Kabupaten/Kota

a. Periode sebelum RIPT ditetapkan

- Bersama PMS Regional mengumpulkan dan melakukan penapisan daftar kegiatan (sub-project) yang disampaikan oleh OPD TA 2018, TA 2019, dan TA 2020 yang dilaksanakan dengan sumber pembiayaan APBD Kabupaten/ Kota;

- Memastikan kelengkapan daftar dokumen kegiatan (sub-project) kontribusi APBD Kabupaten/Kota untuk disampaikan kepada CPMU;

- Menandatangani daftar kegiatan (sub-project) sebagai kontribusi APBD Kabupaten/Kota dalam P3TB yang telah diverifikasi CPMU untuk disampaikan ke Bank Dunia guna memperoleh persetujuan;

b. Periode setelah RIPT ditetapkan

- Menyampaikan seluruh dokumen kesiapan proyek sebagai bagian kelengkapan Annual Working Plan (AWP);

c. Melakukan pemantauan pencapaian sasaran kegiatan (sub-project) dalam P3TB yang telah

ditetapkan sebagai kontribusi APBD Kabupaten/Kota;

d. Membuat laporan berkala terkait pelaksanaan kegiatan (sub-project) sebagai kontribusi APBD

Kabupaten/Kota dalam P3TB, khususnya pencapaian hasil dan laporan keuangan kepada

Walikota/Bupati dan Pokja Destinasi Wisata Provinsi; dan

e. Bersama PMS Regional melakukan entry data ke dalam IW-SIM P3TB.

Page 9: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 8

G.6. PMS Pusat

a. Periode sebelum RIPT ditetapkan

- Membantu PMU dalam mengumpulkan dan melakukan penapisan daftar kegiatan (sub-project) TA 2018, TA 2019, dan TA 2020 yang dilaksanakan dengan sumber pembiayaan APBN.

b. Periode sebelum RIPT ditetapkan

- Melakukan pemantauan kegiatan (sub-project) kontribusi APBN terhadap indikator keberhasilan proyek (IKP).

c. Bersama PMU melakukan input data kontribusi APBN dan IKP ke dalam IW-MIS P3TB; dan

d. Memastikan seluruh kelangkapan data dan informasi terkait kegiatan (sub projects) sebagai

kontribusi APBN sudah berada di IW-MIS.

G.7. PMS Regional

a. Periode sebelum RIPT ditetapkan

- Membantu Pokja Provinsi dan Pokja Kabupaten/Kota dalam mengumpulkan dan melakukan penapisan daftar kegiatan (sub-project) TA 2018, TA 2019, dan TA 2020 yang dilaksanakan dengan sumber pembiayaan APBD.

b. Periode sebelum RIPT ditetapkan

- Membantu Pokja Provinsi dan Pokja Kabupaten/Kota dalam menyelaraskan usulan kegiatan (sub projects) di daerah dengan RIPT, serta memastikan terpenuhinya persyaratan pengelolaan lingkungan dan sosial (ESMF); dan

- Melakukan pemantauan kegiatan (sub-project) kontribusi APBN/APBD terhadap indikator keberhasilan proyek (IKP) ).

c. Bersama Pokja Provinsi/Kabupaten-Kota melakukan input data kontribusi APBD dan IKP ke

dalam IW-MIS P3TB; dan

d. Memastikan seluruh kelangkapan data dan informasi terkait kegiatan (sub projects) sebagai

kontribusi APBD sudah berada di IW-MIS.

H. PEMANFAATAN IW-MIS

CPMU telah mengembangkan Integrated Website-Management Information System (IW-MIS) sebagai alat

bantu kolaborasi para pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan P3TB.

Fungsi IW-MIS adalah :

(1) Sosialisasi dan publikasi program kepada seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat;

(2) Sarana pertukaran informasi antar pemangku kepentingan;

(3) Alat bantu pelaporan program;

(4) Alat bantu monitoring dan evaluasi, termasuk pelaksanaan ESMF;

(5) Sarana pengelolaan pengaduan masyarakat; dan

(6) Pengelolaan database untuk mendukung proses pengambilan keputusan.

Seluruh kegiatan (sub-project) kontribusi APBN/ APBD wajib diinput ke dalam IW-MIS oleh PMS Pusat/

Regional, termasuk informasi spasial (peta) kegiatan (sub-project) apabila tersedia. Para pemangku

kepentingan wajib menggunakan IW-MIS untuk pengelolaan P3TB.

Page 10: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 9

I. PERHITUNGAN KONTRIBUSI APBN/APBD

Nilai kontribusi APBN/APBD dalam P3TB dihitung sebagai berikut:

1. Merupakan rekapitulasi dari seluruh kegiatan (sub-project) yang masuk dalam FORMAT CF-3 mulai TA

2018 sampai dengan TA-2023

2. Nilai yang dipakai adalah realisasi keuangan dari setiap kegiatan (sub-project).

Page 11: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 10

L A M P I R A N

Page 12: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 11

Lampiran 1. Diagram Alir Sebeleum Sebelum RIPT Ditetapkan

PROSES DOKUMEN KET/PIC

Daftar Sub-Proyek

PMU/Pokja

Prov/Pokja Kab-

Kota kepada CPMU

Kriteria Penapisan:

1. Sesuai dengan kerangka P3TB

2. Kesesuaian lokasi 3. Mengikuti ketentuan ESMF

CPMU

Daftar sub-proyek yang sudah ditandatangani oleh CPMU dan PMU/ Pokja Prov/ Pokja Kab-Kota

CPMU dan PMU/

Pokja Prov/ Pokja

Kab-Kota,

Daftar sub-proyek yang sudah ditandatangani oleh CPMU dan PMU/ Pokja Prov/ Pokja Kab-Kota

CPMU

Daftar Sub-Proyek Kontribusi

APBN/APBD yang disetujui Bank

Dunia

WB

Memantau terhadap indikator

keberhasilan proyek (IKP) dan

entry data ke dalam IW-MIS

PMS/ PMU/ Pokja

Prov/ Pokja Kab-

Kota

Mulai

Daftar sub-proyek yang diusulkan sebagai

kontribusi APBN/APBD/ Sumber Dana

Lainnya

Penapisan sesuai

kriteria P3TB

Tidak

Ya

Drop

Daftar Sub-Proyek Kontribusi

APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya

Menyampaikan Daftar Sub-

Proyek Kontribusi

APBN/APBD/ Sumber Dana

Lainnya ke WB

Persetujuan WB

Tidak

Ya

Selesai

Entry Data Daftar Sub-Proyek

Kontribusi APBN/APBD/ Sumber

Dana Lainnya ke dalam IW-MIS

Page 13: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 12

Lampiran 2. Diagram Alir Penyusunan AWP (dari MPP)

PROSES DOKUMEN KET/PIC DURASI

(Hari)

PIU dimasing-masing

Kementerian/Lembaga

teknis terkait.

Periode Juni-

Juli

PIU dimasing-masing

Kementerian/Lembaga

teknis terkait.

Minggu ke-1

Bulan Agustus

PMU nelakukan review

berdasarkan: POM, Loan

Agreement dan RIPT

Minggu ke-2

Bulan Agustus

CPMU

Minggu ke-4

Bulan

September

CPMU

Minggu ke-1

Bulan Oktober

(Deadline: 15

Oktober)

Bank Dunia

Minggu ke-3

Bulan Oktober

(5 Hari Kerja

Setelah

diterima oleh

Bank Dunia)

Bank Dunia

Minggu ke-3

Bulan Oktober

CPMU

Minggu ke-4

Bulan Oktober

Mulai

PIU menyusun usulan kegiatan dan kebutuhan

alokasi anggaran (Annual Work Plan) pada tahun Draft Usulan

AWP

PIU menyampaikan kepada PMU

dimasing-masing unit kerjanya

Draft Usulan

AWP

usulan

AWP

diterima?

Tidak

Ya

POM

Loan

Agreement

RIPT

consolidated

AWP diterima?

Ya

Loan

Agreement

PAD POM

Mengirimkan Consolidated AWP

ke Bank Dunia

consolidated

AWP diterima?

Loan

Agreement

PAD

POM

Ya

Tidak

Menyampaikan NOL dan

Approved AWP

Approved

AWP

Menyampaikan Approved AWP kepada

DitJen Anggaran, KemenKeu serta seluruh

PMU

Approved

AWP

Selesai

Page 14: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 13

Lampiran 3. Diagram Alir Sebeleum Setelah RIPT Ditetapkan

PROSES DOKUMEN KET/PIC

Mengacu pada dokumen ITMP yang telah

ditetapkan

1. Daftar prioritas program dan alokasi

anggaran indikatif;

2. Daftar prioritas program dan alokasi

anggaran indikatif bersadarkan sumber

pembiayaan

3. Daftar usulan kebijakan atau regulasi yang

diperlukan

Pokja Nasional,

Pokja Provinsi dan

Pokja Kabupaten/

Kota

1. Dokumen kesiapan proyek kontribusi

APBN/APBD;

2. Dokumen kesiapan proyek sebagai bagian

kelengkapan Annual Working Plan (AWP)

PMU/PIU/ Pokja

Prov/ Pokja Kab-Kota

Dokumen AWP

PMU/PIU/ Pokja

Prov/ Pokja Kab-Kota

Consolidated AWP

CPMU

Consolidated AWP yang disetujui

Bank Dunia

Dokumen RKA, DIPA/DIPDA

CPMU, PMU, dan

KPA

Dokumen AWP sebagai kontribusi dalam P3TB

CPMU

Memantau terhadap indikator keberhasilan

proyek (IKP) dan entry data ke dalam IW-

MIS

PMS/ PMU/ Pokja

Prov/ Pokja Kab-Kota

Mulai

Penyusunan AWP

Consolidated AWP

Persetujuan Bank Dunia

Tidak

Ya

Distribusi dokumen rencana kerja dan

anggaran (RKA) untuk ditetapkan

sebagai DIPA/DIPDA

AWP yang dianggap sebagai

dasar kontribusi dalam P3TB

Musrenbang (Kabupaten/Kota, Provinsi

dan Nasional)

Readiness Criteria

Selesai

Entry Data Daftar Sub-Proyek Kontribusi

APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya ke

dalam IW-MIS

Page 15: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 14

Lampiran 4. Format CF-1 Daftar Usulan Sub Proyek Kontribusi APBN/ APBD/ Sumber Dana Lainnya

No Komponen/ Sub-Komponen/ Program/ Sub-project

Lingkup Kerja

Volume Unit

Pendanaan Proyek Pemenuhan Kriteria (√)

Uraian Lokasi Jumlah

(USD/IDR) Sumber

Kerangka P3TB Lokasi ESMF

A B C A B A B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

…………, ……………..2020 PMU/ Pokja …………........, ………………………………. NIP.

Page 16: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 15

Keterangan Format CF-1:

1. Nomor, harus disusun berdasarkan Komponen dan Sub-Komponen ITDP, lihat Tabel 1.2 Pedoman Umum 2. Nama Komponen, Sub Komponen, Program dan Subproyek. Program didefinisikan sebagai kelompok rencana tindakan yang dapat mencakup beberapa sub proyek 3. Deskripsi Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh setiap program / sub proyek 4. Lokasi program / sub proyek. Harap sebutkan setidaknya hingga tingkat Kecamatan 5. Volume untuk setiap program/ sub proyek 6. Satuan dari volume berupa: meter (m), kilometer (km), meter persegi (m2), paket, sambungan rumah (SR), ltr/dtk, dok, KK, dll 7. Anggaran program / sub proyek dalam USD atau IDR 8. Sumber dana yang direncanakan untuk program / sub proyek (Pinjaman, APBN, APBD I, APBD II, Sumber Dana Lainnya) 9. Kesesuaian tujuan kegiatan (sub-project) dengan tujuan P3TB sebagaimana diatur dalam Pedum pada subbab 1.2 10. Kesesuaian ruang lingkup kegiatan (sub-project) dengan ruang lingkup P3TB sebagaimana diatur dalam Pedum pada subbab 1.3 dan bab II 11. Berkontribusi terhadap pencapaian indikator keberhasilan P3TB sebagaimana diatur dalam Pedum pada bab III 12. Berlokasi di Kecamatan KTA (Key Tourism Area) sebagaimana diatur dalam Pedum pada subbab 1.4 13. Apabila tidak berlokasi di KTA, kegiatan (sub-project) tersebut bertujuan untuk melayani KTA 14. Instrumen lingkungan dan sosial tersedia sebagaimana diatur dalam ESMF 15. Instrumen lingkungan dan sosial dilaksanakan sebagaimana diatur dalam ESMF

Page 17: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 16

Lampiran 5. Format CF-2 Daftar Verifikasi Usulan Sub Proyek Kontribusi APBN/ APBD/ Sumber Dana Lainnya

No Komponen/ Sub-Komponen/ Program/ Sub-project

Lingkup Kerja

Volume Unit

Pendanaan Proyek Pemenuhan Kriteria (√) Telah

diverifikasi (√) Uraian Lokasi

Jumlah (USD/IDR)

Sumber

Kerangka P3TB

Lokasi ESMF

A B C A B A B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

…………, ……………..2020

Ketua CPMU, PMU/Pokja Prov/Pokja Kab-Kota......., ………………………………. ………………………………. NIP. NIP.

Page 18: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 17

Keterangan Format CF-2:

1. Nomor, harus disusun berdasarkan Komponen dan Sub-Komponen ITDP, lihat Tabel 1.2 Pedoman Umum 2. Nama Komponen, Sub Komponen, Program dan Subproyek. Program didefinisikan sebagai kelompok rencana tindakan yang dapat mencakup beberapa sub proyek 3. Deskripsi Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh setiap program / sub proyek 4. Lokasi program / sub proyek. Harap sebutkan setidaknya hingga tingkat Kecamatan 5. Volume untuk setiap program/ sub proyek 6. Satuan dari volume berupa: meter (m), kilometer (km), meter persegi (m2), paket, sambungan rumah (SR), ltr/dtk, dok, KK, dll 7. Anggaran program / sub proyek dalam USD atau IDR 8. Sumber dana yang direncanakan untuk program / sub proyek (Pinjaman, APBN, APBD I, APBD II, Sumber Dana Lainnya) 9. Kesesuaian tujuan kegiatan (sub-project) dengan tujuan P3TB sebagaimana diatur dalam Pedum pada subbab 1.2 10. Kesesuaian ruang lingkup kegiatan (sub-project) dengan ruang lingkup P3TB sebagaimana diatur dalam Pedum pada subbab 1.3 dan bab II 11. Berkontribusi terhadap pencapaian indikator keberhasilan P3TB sebagaimana diatur dalam Pedum pada bab III 12. Berlokasi di Kecamatan KTA (Key Tourism Area) sebagaimana diatur dalam Pedum pada subbab 1.4 13. Apabila tidak berlokasi di KTA, kegiatan (sub-project) tersebut bertujuan untuk melayani KTA 14. Instrumen lingkungan dan sosial tersedia sebagaimana diatur dalam ESMF 15. Instrumen lingkungan dan sosial dilaksanakan sebagaimana diatur dalam ESMF 16. Telah diverifikasi oleh pejabat yang berwenang atau menandatangani

Page 19: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 18

Lampiran 6. Format CF-3 Pemantauan Sub Proyek Kontribusi APBN/APBD/ Sumber Dana Lainnya [ ] Seluruh TDA (Lintas KTA)

[ ] Spesifik KTA

No Komponen/ Sub-

Komponen/ Program/ Sub-project

Tujuan Lingkup Kerja Spesifikasi Teknis

Unit

Pendanaan Proyek Jadwal Pelaksanaan

Uraian Kontribusi

ke PDO Uraian Lokasi Uraian Volume

Jumlah (USD/IDR)

Sumber Mulai Akhir PIU/ OPD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1

Rencana

Realisasi

2

Rencana

Realisasi

3

Rencana

Realisasi

Keterangan: 1. Nomor, harus disusun berdasarkan Komponen dan Sub-Komponen ITDP, lihat Tabel 1.2 Pedoman Umum 2. Nama Komponen, Sub Komponen, Program dan Subproyek. Program didefinisikan sebagai kelompok rencana tindakan yang dapat mencakup beberapa sub proyek 3. Deskripsi Tujuan Program / Subproyek yang harus terkait dengan masalah atau masalah dalam TDA keseluruhan 4. Kontribusi untuk Tujuan Pengembangan Proyek, lihat Tabel III.1 (Program Indikator Keberhasilan) dan Tabel III.2 (Indikator Capaian Antara). Silakan tentukan indikator

mana dan perkiraan jumlah kontribusi 5. Deskripsi Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh setiap program / sub proyek 6. Lokasi program / sub proyek. Harap sebutkan setidaknya hingga tingkat Kecamatan 7. Deskripsi spesifikasi teknis program / sub proyek 8. Volume program / sub proyek yang dapat dihubungkan dengan anggaran 9. Satuan dari volume berupa: meter (m), kilometer (km), meter persegi (m2), paket, sambungan rumah (SR), ltr/dtk, dok, KK, dll 10. Anggaran program / sub proyek dalam USD atau IDR 11. Sumber dana yang direncanakan untuk program / sub proyek (Pinjaman, APBN, APBD I, APBD II, Sumber Dana Lainnya) 12. Tanggal mulai / bulan / tahun untuk implementasi 13. Tanggal akhir / bulan / tahun implementasi 14. PIU/ OPD yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan sub proyek (unit implementasi proyek)

Page 20: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 19

Lampiran 7. Kutipan Pedoman Umum P3TB terkait pemenuhan kriteria pada Form CF-1 dan CF-2

I.2 Tujuan

P3TB bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta akses terhadap pelayanan dan

infrastruktur dasar yang berkaitan dengan pariwisata; memperkuat keterkaitan

perekonomian lokal dengan pariwisata; dan mendorong investasi swasta di wilayah

destinasi wisata prioritas.

I.3 Ruang Lingkup

P3TB terdiri atas 4 (empat) komponen, yaitu:

2. Komponen-1: Meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memfasilitasi pembangunan

pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan;

3. Komponen-2: Meningkatkan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar yang terkait

dengan pariwisata;

4. Komponen-3: Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha lokal di sektor

pariwisata; dan

5. Komponen-4: Meningkatkan iklim usaha yang kondusif untuk investasi swasta ke sektor

pariwisata.

I.4 Cakupan Wilayah

P3TB akan dilaksanakan di 3 (tiga) destinasi wisata prioritas, yaitu:

a. Wilayah di sekitar Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara;

b. Wilayah di sekitar Borobudur-Yogyakarta-Prambanan di Provinsi Jawa Tengah dan

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; dan

c. Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Di masing-masing destinasi wisata prioritas (selected tourism destinations) terdapat beberapa

kawasan inti pariwisata (selected key tourism areas) yang akan menjadi fokus perencanaan dan

pengembangan infrastruktur pariwisata. Identifikasi awal batasan administratif dari

destinasi wisata prioritas dan kawasan inti pariwisata di 3 (tiga) destinasi wisata prioritas

disajikan pada Tabel I.2. Masing-masing destinasi wisata prioritas tersebut akan disusun

Penyusunan Rencana Induk Pariwisata Terpadu (RIPT). RIPT terdiri dari rencana 25 tahun

yang mencakup satu destinasi sebagai satu wilayah perencanaan dan rencana detail 5 tahun

untuk masing-masing kawasan inti pariwisata. Peta destinasi wisata prioritas dan kawasan

intinya dapat dilihat pada Gambar 1.1, 1.2, dan 1.3. Gambaran Umum 3 (tiga) destinasi

wisata prioritas

Page 21: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 20

Batasan Destinasi Wisata Prioritas dan Kawasan Inti Pariwisata Destinasi Wisata Prioritas Kawasan Inti Pariwisata

Deskripsi Batas administratif Deskripsi Batas Administratif Lombok

Pulau Lombok Kepulauan Gili dan Kawasan Senggigi serta Pengembangan pesisir kea rah utara

Kecamatan Batu Layar (Lombok Barat);

Kecamatan Pemenang (Lombok Utara)

Kecamatan Tanjung (Lombok Utara)

Pantai Selatan Kecamatan Pujut (Lombok tengah)

Kecamatan Praya Barat (Lombok Tengah)

Kecamatan Sekotong (Lombok Barat)

Kecamatan Jerowaru (Lombok Timur) Borobudur-Yogyakarta-Prambanan

Kecamatan Tempuran; Kecamatan Mertoyudan; Kecamatan Muntilan; Kecamatan Borobudur; Kecamatan Mungkid (Kab. Magelang); Kecamatan Prambanan (Kab. Sleman);

Kecamatan Prambanan (Kab. Klaten); Kota Yogyakarta.

Borobudur Kecamatan Borobudur (Magelang)

Kecamatan Mungkid (Magelang)

Prambanan

Kecamatan Prambanan (Sleman);

Kecamatan Prambanan (Klaten);

Yogyakarta Kecamatan Kraton (Kota Yogyakarta)

Kecamatan Gedongtengen (Kota Yogyakarta)

Kecamatan Danurejan (Kota Yogyakarta)

Kecamatan Ngampilan (Kota Yogyakarta)

Kecamatan Kotagede (Kota Yogyakarta)

Kecamatan Gondomanan (Kota Yogyakarta)

Danau Toba Sesuai Peraturan Presiden No. 81 No 2014 tentang Rencana Tata Ruang Danau Toba dan Kawasan sekitarnya

Parapat dan sekitarnya

Kecamatan Girsang Sipangan Bolon (Simalungun)

Pulau Samosir (sebagian)

Kecamatan Simanindo (Samosir)

Kecamatan Pangururan (Samosir)

Balige Kecamatan Balige (Toba Samosir)

Tambahan 27 kecamatan untuk program sanitasi dan limbah padat untuk mengatasi polusi air danau dan masalah kebersihan

Kecamatan Silahisabungan, Merek, Muara, Baktiraja, Lintongnihuta, Paranginan, Pematang Silimahuta, Silimakuta, Purba, Haranggaol Horison, Dolok Pardamean, Pematang Sidamanik, Ajibata, Lumban Julu, Uluan, Porsea, Siantar Narumonda, Sigumpar, Laguboti, Tampahan, Sianjur Mulamula, Harian, Sitiotio, Balige, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi and Ronggur Nihut.

Sumber: Project Appraisal Document, May 8, 2018

Mengacu pada definisi batasan administratif “Destinasi Wisata Prioritas” dan “Kawasan inti

pariwisata” pada Tabel I.2, provinsi dan kota/kabupaten berikut ini memenuhi persyaratan

(eligible) untuk dapat berpartisipasi (participating province/ kota/ kabupaten) di dalam P3TB.

Provinsi dan Kota/Kabupaten yang memenuhi persyaratan (eligible) dan dapat berpartisipasi (participating province/ kota/ kabupaten) di dalam P3TB.

Lanjutan Tabel I.2

Page 22: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 21

Deskripsi Destinasi Wisata Prioritas: Batas

Administratif

Provinsi/Kab/Kabupaten yang memenuhi persyaratan dan

dapat berpartisipasi

Lombok Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat

Kabupaten Lombok Barat

Kabupaten Lombok Utara

Kabupaten Lombok Tengah

Kabupaten Lombok Timur

Kota Mataram

Borobudur-Yogyakarta-Prambanan

Kecamatan Tempuran (Kab. Magelang)

Kecamatan Mertoyudan (Kab. Magelang)

Kecamatan Muntilan (Kab. Magelang)

Kecamatan Borobudur (Kab. Magelang)

Kecamatan Mungkid (Kab. Magelang)

Kecamatan Prambanan (Kab. Sleman);

Kecamatan Prambanan (Kab. Klaten);

Kota Yogyakarta.

Provinsi Jawa Tengah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Kabupaten Magelang

Kabupaten Sleman

Kabupaten Klaten

Kota Yogyakarta

Danau Toba Sesuai Peraturan Presiden No. 81 No 2014 tentang Rencana Tata Ruang Danau Toba dan Kawasan sekitarnya

Provinsi Sumatera Utara

Kabupaten Karo

Kabupaten Simalungun

Kabupaten Toba Samosir

Kabupaten Tapanuli Utara

Kabupaten Humbang Hasundutan

Kabupaten Samosir

Kabupaten Dairi

Kabupaten Pakpak Bharat2

Sumber: Project Appraisal Document, May 8, 2018

2 Berdasarkan Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2014, Danau Toba dan sekitarnya terdiri dari Badan Danau,

Daerah Tangkapan Air (DTA), Cekungan Air Tanah (CAT) dan jaringan infrastruktur diluar Badan Danau, DTA dan CAT tetapi berkaitan dengan perairan Danau Toba dan mendukung pembangunan Danau Toba. Kabupaten Pakpak Bharat merupakan bagian dari Cekungan Air Tanah, yang sebagian besar tidak berhubungan dengan kegiatan P3TB. Berdasarkan Market Analysis and Demand Assessment for Lake Toba, Kabupaten Pakpak Bharat tidak termasuk ke dalam batasan Destinasi Wisata Prioritas. Kabupaten ini juga tidak menjadi bagian dari Badan Danau berdasarkan Perpres di atas dan tidak termasuk ke dalam pengertian “destinasi” dari segi pariwisata.

Page 23: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 22

BAB II. KOMPONEN PROGRAM

P3TB terdiri dari 4 (empat) komponen yang saling terkait untuk mengatasi permasalahan

utama industri pariwisata Indonesia dan mengoptimalkan potensi yang belum tergarap.

Secara bersama-sama, empat komponen P3TB diharapkan dapat memberi dampak yang

positif pada: (i) peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara; (ii) peningkatan

jumlah rata-rata belanja harian per wisatawan; dan (iii) peningkatan jumlah lapangan kerja

sektor pariwisata. Dampak lanjutan yang diharapkan adalah meningkatnya kontribusi

sektor pariwisata dalam perekonomian nasional dan daya saing pariwisata Indonesia. Selain

itu, secara keseluruhan program ini juga berfungsi sebagai kerangka kelembagaan yang

ditargetkan untuk menyelesaikan permasalahan koordinasi antara pemerintah pusat,

provinsi, kota/kabupaten, dan juga memobilisasi sumber daya di setiap tingkat

pemerintahan agar dapat memaksimalkan usaha pencapaian tujuan bersama di destinasi

wisata prioritas. Tujuan bersama ini tertuang dalam RIPT yang akan disiapkan untuk setiap

destinasi pariwisata prioritas, termasuk di dalamnya pengaturan kelembagaan untuk

meningkatkan koordinasi antar-Lembaga/Institusi.

II.1 Komponen-1: Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan untuk

Memfasilitasi Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan

Tujuan utama Komponen-1 adalah untuk mendukung penguatan kelembagaan di pusat dan

daerah dalam sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan program. Komponen-1 juga

bertujuan untuk mendukung peningkatan keterlibatan para pemangku kepentingan

termasuk swasta dan masyarakat lokal dalam pembangunan pariwisata. Komponen-1 juga

diharapkan mampu menjaga kelestarian alam dan keberagaman budaya di destinasi wisata.

Secara lebih rinci, kegiatan Komponen 1 mencakup:

a. Penyusunan RIPT atau Integrated Tourism Master Plans (ITMP) di 3 (tiga) destinasi wisata

prioritas, termasuk rencana aksi turunannya, penguatan kelembagaan dan kapasitasnya

dalam perencanaan destinasi wisata secara terintegrasi, serta perlindungan dan

pengelolaan Situs Warisan Dunia, dan/atau Global Geopark dan Cagar Biosfer.

Penyiapan RIPT ini menjadi tanggung jawab Badan Pengembangan Infrastruktur

Wilayah (BPIW), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai

Executing Agency bersama-sama dengan Tim Koordinasi P3TB. Setiap RIPT mencakup

rencana pembangunan untuk seluruh wilayah destinasi wisata (dengan masa

perencanaan 25 tahun yang di mulai tahun 2019) dan rencana pembangunan rinci

(dengan masa perencanaan 5 tahun) untuk setiap kawasan inti pariwisata (key tourism

areas) yang sudah ada maupun kawasan baru yang akan dikembangkan. RIPT akan

mensinkronkan rencana pengembangan pariwisata nasional dan rencana pengembangan

pariwisata daerah dengan didasarkan pada kajian permintaan dan analisis ekonomi di

Page 24: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 23

setiap wilayah destinasi wisata prioritas.3 RIPT akan disusun melalui proses partisipatif

yang melibatkan konsultasi intensif dan inklusif dengan semua pemangku kepentingan,

terutama dengan K/L, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat setempat. RIPT akan

menjadi dasar pembangunan fasilitas pariwisata, infrastruktur pendukung dan kegiatan

komponen lainnya dalam rangka: (i) menindaklanjuti peluang dan hambatan

lingkungan, sosial dan budaya dari destinasi wisata; dan (ii) menghindari kerusakan

kekayaan alam dan keragaman budaya.

b. Program Management Support (PMS), yaitu jasa konsultan yang menyediakan dukungan

manajemen program kepada BPIW selaku executing agency dan K/L terkait. PMS

bertanggungjawab dalam mendukung perencanaan, penganggaran, pengendalian mutu,

pengawasan, pemantauan, pelaporan, dan koordinasi pelaksanaan P3TB. Tim PMS yang

ditempatkan di setiap destinasi wisata prioritas akan memberi dukungan bagi

pemerintah daerah dalam manajemen program serta memfasilitasi Kelompok Kerja

(Pokja) Destinasi Wisata di provinsi dan kabupaten/kota.

c. Dukungan terhadap pemantauan dan pelestarian aset kekayaan alam, budaya dan sosial,

termasuk pembentukan dan/atau penguatan lembaga Observatorium Pariwisata

Berkelanjutan (Sustainable Tourism Observatories – STO) sebagai bagian dari jaringan

United Nation World Tourism Organization (UNWTO), International Network of Sustainable

Tourism Observatories (INSTO) dan/atau Wonderful Indonesia Sustainable Tourism

Observatories (WINSTO) yang dikelola oleh Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata

di Kementerian Pariwisata. Lembaga tersebut akan memantau indikator pariwisata

berkelanjutan di 3 (tiga) destinasi wisata prioritas dan spesifik pada kawasan inti

pariwisata. Hasil monitoringnya akan dilaporkan kepada Menteri Pariwisata dan Tim

Teknis, Kelompok Kerja (Pokja) Destinasi Wisata Provinsi dan Kelompok Kerja (Pokja)

Destinasi Wisata Kabupaten/Kota (diatur melalui Surat Keputusan (SK) Menteri

Bappenas Nomor Kep. 9/M.PPN/HK/01/2019) sebagai Tim Koordinasi Program serta

kepada Pemerintah Daerah. Pusat Monitoring untuk Observatorium Pariwisata

Berkelanjutan Terkait dengan program telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri

Pariwisata Nomor KM.73/PW.001/MP/2016, berada di Universitas Gadjah Mada,

Universitas Mataram, dan Universitas Sumatera Utara dengan tugas sebagai berikut:

1. Melakukan kegiatan peningkatan kesadaran, pembentukan sistem pendukung dan

kelompok kerja lokal di bidang pariwisata berkelanjutan;

2. Melakukan penilaian, monitoring, pembinaan dan pendampingan terhadap penerapan

standar, indikator dan kriteria pariwisata berkelanjutan;

3. Menyelenggarakan program kegiatan berdasarkan isu strategis pariwisata berkelanjutan

dengan melibatkan pemangku kepentingan sebagai tindak lanjut hasil penelitian yang

mendukung pengembangan destinasi wisata berkelanjutan;

3 Market Analysis and Demand Assessment for Lombok:

http://bpiw.pu.go.id/uploads/20170302_Lombok_Market_and_Demand_Assessment.pdf; Market Analysis and Demand Assessment for Borobudur: http://bpiw.pu.go.id/uploads/20170302_Borobudur_Market_and_Demand_Assessment.pdf; Market Analysis and Demand Assessment for Lake Toba: http://bpiw.pu.go.id/uploads/20170302_Lake_Toba_Market_and_Demand_Assessment.pdf

Page 25: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 24

4. Melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penelitian di bidang

pariwisata sesuai dengan wilayah kerja;

5. Melakukan diseminasi dan berbagi metode penerapan pariwisata berkelanjutan secara

nasional dan internasional; dan

6. Menyampaikan laporan dan rekomendasi hasil penilaian dan monitoring secara berkala

kepada Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Daerah.

II.2 Komponen-2: Meningkatkan Kualitas Jalan dan Akses Pelayanan Dasar

yang terkait dengan Pariwisata

Komponen-2 bertujuan untuk meningkatkan kualitas jaringan jalan, menyediakan sarana

transportasi umum dan sarana untuk kendaraan tidak bermotor di lokasi program, serta

memperbaiki akses terhadap pelayanan dasar dan infrastruktur yang penting bagi kepuasan

wisatawan untuk menikmati pengalaman berwisata. Komponen-2 juga bertujuan

meningkatkan infrastuktur yang diperlukan untuk pelestarian kekayaan alam dan budaya.

Komponen-2 akan dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi dan APBD kabupaten/kota.

Sebagian dana APBN akan bersumber dari pinjaman Bank Dunia. Kegiatan Komponen-2

yang dibiayai oleh APBN akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM)

dan Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) Kementerian PUPR, dan Direktorat

Jenderal/Badan lainnya di Kementerian PUPR. Sedangkan kegiatan Komponen-2 yang

dibiayai oleh APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota akan dilaksanakan oleh OPD

(Organisasi Perangkat Daerah) sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Kegiatan dari Komponen-2 terdiri dari:

a. Pembiayaan transportasi jalan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi jalan yang

terkait dengan pariwisata, termasuk jembatan, melalui konstruksi, pelebaran, perbaikan,

rekonstruksi, rehabilitasi, dan perawatan, untuk memenuhi standar dan target nasional

kondisi jalan mantap dengan International Roughness Index (IRI) kurang dari 6;

b. Infrastruktur dan layanan pariwisata, seperti sarana pejalan kaki dan kendaraan tidak

bermotor, pembangunan taman dan ruang terbuka hijau, pembangunan dan

peningkatan fasilitas angkutan umum daerah seperti pemberhentian bus dan terminal,

dermaga, tempat sandar kapal, terminal feri, serta tempat pemberhentian taksi dan truk;

c. Pelayanan infrastruktur dasar, seperti penyediaan air minum, pengelolaan sampah,

pengelolaan air limbah dan sanitasi di kawasan inti pariwisata. Khusus untuk destinasi

Danau Toba, terdapat beberapa tambahan kecamatan untuk program sanitasi dan

persampahan (rincian kecamatan dapat dilihat pada Tabel I.2)

d. Studi kelayakan, rancangan teknis (Detailed Engineering Design - DED), dan jasa konsultan

manajemen konstruksi dan supervisi untuk kegiatan fisik, termasuk untuk memastikan

pelaksanaan dari ketentuan Kerangka Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (Environmental

and Social Management Framework – ESMF).

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kegiatan dalam komponen 2 antara lain batas

administratif yang relevan dengan pariwisata dan permasalahan yang terkait dengan daya

Page 26: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 25

saing pariwisata di destinasi wisata prioritas. Dalam Studi Demand Assessment (selengkapnya

dapat dilihat di LAMPIRAN-2) telah diidentifikasi kawasan inti prioritas serta kesenjangan

akses layanan dasar yang mempengaruhi daya saing pariwisata (termasuk kesehatan,

kebersihan, kelestarian lingkungan). RIPT akan menjadi acuan perencanaan dan tahapan

Investasi yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan tersebut. P3TB yang berjangka

waktu lima tahun akan: (1) memprioritaskan kegiatan yang mampu mengatasi kesenjangan

infrastruktur dan akses layanan dasar serta pencegahan untuk penurunan aset lingkungan

yang semakin buruk (seperti pantai, terumbu karang, dan danau), (2) memfokuskan pada

kawasan inti pariwisata di destinasi wisata prioritas, dan (3) mengeluarkan kegiatan skala

besar yang tujuan utamanya tidak terkait langsung dengan pariwisata.

Jika RIPT mengindikasikan perlunya penyesuaian terhadap ruang lingkup geografis

maupun jenis kegiatan/sub-proyek baru yang belum terdefinisikan dalam Pedum ini maka

perlu dilakukan revisi Pedum dengan persetujuan Bank Dunia. Kegiatan/sub-proyek baru

tersebut misalnya kegiatan dengan skala yang lebih besar dari kegiatan pada Tabel II.1.

RIPT akan menjadi acuan bagi penentuan kegiatan prioritas dan sinkronisasi antar-kegiatan

yang didanai oleh APBN, APBD provinsi, dan APBD kabupaten/kota. RIPT akan menjadi

kerangka kerja bagi Komponen-2. Namun demikian, sambil menunggu proses penyusunan

RIPT, Komponen-2 dapat dimulai untuk kegiatan tertentu yang tidak perlu menunggu RIPT

sebagaimana dijelaskan dalam Tabel II.1.

Tabel II.1 Kegiatan Yang Perlu/Tidak Perlu Menunggu RIPT

1. KEGIATAN 2. MENUNGGU

RIPT

I SEKTOR JALAN

1.1 Pemeliharaan rutin jalan; pemeliharaan preventif jalan Tidak

3. 1.2 4. Pemeliharaan berkala/ rehabilitasi jalan Tidak

5. 1.3 6. Rekonstruksi/ peningkatan jalan Tidak

7. 1.4 8. Perbaikan jalan (termasuk pelebaran minor) Tidak

9. 1.5 10. Pelebaran jalan (menambah jalur) Ya

1.6 Pembangunan jalan*) Ya

1.7 Pemeliharaan rutin, perawatan berkala, rehabilitasi jembatan Tidak

1.8 Pelebaran jembatan (menambah jalur)*) Ya

1.9 Pembangunan jembatan*) Ya

1.10 Dukungan jalan daerah Tidak

1.11 Layanan perencanaan, pengendalian dan pengawasan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional

Tidak

II INFRASTRUKTUR DAN PELAYANAN PARIWISATA

2.1

Pembangunan infrastruktur baru untuk pejalan kaki, sepeda, dan transportasi tidak bermotor, seperti trotoar, jalan setapak, jalur sepeda, penyeberangan jalan, jembatan penyeberangan orang, dan lain-lain

Ya

2.2 Perbaikan infrastruktur untuk pejalan kaki, sepeda, dan transportasi tidak bermotor, seperti trotoar, jalan setapak, jalur sepeda, penyeberangan jalan, jembatan penyeberangan orang, dan lain-lain

Tidak

2.3 Taman kota dan kegiatan perbaikan taman dan ruang terbuka hijau untuk memperindah kota

Tidak

2.4 Taman kota dan proyek pembangunan taman dan ruang terbuka hijau untuk memperindah kota

Ya

2.5 Pembangunan atau peningkatan fasilitas untuk angkutan umum di daerah, seperti pemberhentian bus dan terminal serta terminal feri, taksi dan truk. Pemeliharaan dan perbaikan berkala pada terminal dan dermaga feri di pelabuhan-pelabuhan daerah yang ada

Ya

Page 27: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 26

Lanjutan Tabel II.1

1. KEGIATAN 2. MENUNGGU

RIPT

III PENYEDIAAN AIR BERSIH

3.1 Perluasan jaringan pasokan air yang sudah ada dan pembangunan jaringan pasokan air baru Tidak

3.2 Perluasan fasilitas pengolahan air perkotaan yang sudah ada atau pembangunan fasilitas baru (< 100 l/s)

Tidak

3.3 Perluasan fasilitas pengolahan air perkotaan yang sudah ada atau pembangunan fasilitas baru (> 100 l/s)

Ya

3.4 Perbaikan atau pergantian fasilitas penyimpanan air yang sudah ada (atau yang rusak) Tidak

IV SANITASI

4.1 Pembangunan dan peningkatan instalasi pengolahan lumpur limbah tinja Ya

4.2 Pembangunan dan peningkatan sistem perpipaan air limbah Ya

4.3 Pembangunan dan peningkatan instalasi pengolahan air limbah Ya

4.4 Fasilitas WC umum dan sanitasi (misalnya fasilitas MCK di daerah hunian masyarakat setempat/taman)

Tidak

4.5 Truk penyedot tanki septik Tidak

V PERSAMPAHAN

5.1 Fasilitas pengolahan sampah skala kecil Tidak

5.2 Truk pengumpul sampah dan peralatan pengumpul sampah lainnya Tidak

5.3 Fasilitas biogas dan pengomposan berskala kecil Tidak

5.4 Tempat Pembuangan Sementara Tidak

5.5 Perluasan/rehabilitasi/peningkatan Tempat Pembuangan Akhir dengan cara lahan urug terkendali/ lahan urug saniter, termasuk fasilitas pendukungnya

Ya

5.6 Pembentukan organisasi 3R atau layanan masyarakat (misalnya, program bank sampah) Tidak

VI FS dan DED

6.1 FS dan DED untuk investasi fisik yang tercantum di atas Tergantung

pada subproyek

Keterangan: *) Berdasarkan Laporan Demand Assessment, kegiatan ini tidak diidentifikasi sebagai kebutuhan, sehingga harus menunggu RIPT.

Sumber: Project Appraisal Document, May 8, 2018

II.3 Komponen-3: Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dan Dunia Usaha

Lokal di Sektor Pariwisata

Komponen-3 akan dikelola oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha lokal dalam kegiatan ekonomi di

sektor pariwisata. Hasil utama yang diharapkan dari komponen-3 adalah:

a. Jaminan keberlanjutan pasokan tenaga kerja terampil bagi sektor pariwisata;

b. Dukungan bagi perusahaan lokal untuk memanfaatkan peluang ekonomi di sektor

pariwisata yang semakin mengandalkan teknologi digital;

c. Peningkatan standar kualitas pelayanan dari para penyedia jasa pariwisata lokal; dan

d. Peningkatan keterlibatan dan kesadaran (Sadar Wisata) masyarakat setempat di dalam

pembangunan sektor pariwisata di daerahnya.

Kegiatan Komponen-3, dalam rangka menjamin keberlanjutan pasokan tenaga kerja terampil

bagi sektor pariwisata, mencakup:

a. Pengembangan pelatihan kepariwisataan berbasis kompetensi (Competency Based Training

- CBT) meliputi standar kompetensi, kerangka kualifikasi dan paket kurikulum,

termasuk penyelenggaraan konsultasi pemerintah dengan industri pariwisata (sektor

swasta);

Page 28: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 27

b. Pelatihan untuk pelatih, pengajar/guru dan asesor untuk meningkatkan proses CBT

yang lebih baik dan pengembangan bahan panduan terkait;

c. Pemberian bantuan teknis untuk lembaga Pendidikan dan Pelatihan Teknik dan

Kejuruan (Teachers and Technical and Vocational Education and Training – TVET) untuk

diselaraskan dengan tuntutan sektor swasta termasuk penyediaan peralatan yang

diperlukan TVET;

d. Sertifikasi peserta pelatihan dan para tenaga kerja bidang pariwisata, termasuk jasa

konsultasi untuk pengembangan program peningkatan keterampilan berkelanjutan

(upskilling) bagi para pekerja sektor pariwisata; dan

e. Penyelenggaraan forum pengembangan keterampilan pariwisata sebanyak dua kali

dalam setahun di setiap lokasi program.

Kegiatan Komponen-3, dalam rangka dukungan bagi perusahaan lokal untuk memanfaatkan

peluang ekonomi di sektor pariwisata yang semakin mengandalkan teknologi digital,

mencakup; (i) kerjasama dengan perusahaan pengelola situs perjalanan wisata untuk

mengidentifikasi perusahaan yang saat ini belum terhubung dan/atau belum aktif dalam

sistem pemasaran online; dan (ii) menyelenggarakan serangkaian lokakarya untuk

meningkatkan kapasitas dan keterlibatan perusahaan pariwisata lokal untuk memasarkan

jasanya secara online. Kegiatan tersebut dilakukan agar perusahaan pariwisata lokal dapat

lebih kompetitif dan mengoptimalkan peluang pasar secara online.

Kegiatan Komponen-3, dalam rangka peningkatan standar kualitas pelayanan para penyedia

jasa pariwisata lokal, mencakup:

a. Pelatihan bagi para penyedia jasa pariwisata lokal untuk menangkap peluang pasar

online melalui perbaikan visibilitas profil perusahaan baik yang terdapat di website

perusahaan perjalanan wisata atau di website perusahaan masing-masing.

b. Peningkatan standar layanan dari para penyedia jasa pariwisata lokal.

Kegiatan Komponen-3, dalam rangka peningkatan keterlibatan dan kesadaran (Sadar

Wisata) masyarakat setempat di dalam pembangunan sektor pariwisata di daerahnya,

mencakup:

a. Penguatan program Sadar Wisata Kementerian Pariwisata;

b. Perancangan ulang (revitalisasi) program Sadar Wisata, dengan mempertimbangkan

pengalaman internasional, agar lebih fokus pada pemberdayaan masyarakat dalam

pembangunan sektor pariwisata, misalnya dalam proses pengambilan keputusan terkait

manfaat ekonomi dan sosial; dan

c. Survei kepuasan masyarakat terhadap manfaat pariwisata dalam perubahan kondisi

sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan. Hasil survei ini digunakan sebagai umpan

balik bagi proses perencanaan dan penganggaran program periode berikutnya.

Dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha lokal di sektor pariwisata,

aspek kesetaraan gender harus menjadi perhatian, terutama kegiatan sertifikasi pekerja dan

pemberdayaan masyarakat Sebagai bagian dari inklusi sosial, masyarakat penyandang

disabilitas juga harus dilibatkan secara aktif dalam kegiatan Komponen-3.

Page 29: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 28

II.4 Komponen 4: Meningkatkan Iklim Usaha yang Kondusif Untuk

Investasi Swasta ke Sektor Pariwisata

Komponen-4 dikelola oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Deputi Bidang

Perencanaan Penanaman Modal untuk memberi bantuan teknis bagi penyiapan dan

pelaksanaan investasi swasta pada destinasi wisata, termasuk: (1) penyiapan dan pembaruan

dokumen proyek investasi yang siap ditawarkan (Investment Project Ready to Offer – I-PRO);

(2) penawaran I-PRO ke calon investor (market sounding); dan (3) pemantauan proyek

investasi. Dalam melaksanakan komponen ini, BKPM akan bekerja sama dengan K/L dan

pemerintah daerah.

Dokumen I-PRO akan disiapkan oleh BKPM dengan mengacu pada RIPT. I-PRO memuat

penjelasan secara lengkap dan terperinci mengenai peluang proyek investasi yang

teridentifikasi dalam RIPT. BKPM menggunakan I-PRO untuk menawarkan proyek investasi

kepada para calon investor baik dari dalam maupun luar negeri.

Market sounding adalah kegiatan mempromosikan I-PRO kepada para calon investor. Selain

ketersediaan I-PRO, kegiatan market sounding membutuhkan identifikasi investor potensial

untuk memastikan kehadiran investor yang memiliki minat, permodalan, pengalaman dan

keahlian di bidang usaha yang ditawarkan. BKPM akan melakukan koordinasi dengan K/L

dalam menyusun daftar investor potensial yang tepat sasaran, antara lain Kementerian

Pariwisata, Indonesian Tourism Development Corporation, Badan Otorita Destinasi Pariwisata

seperti Danau Toba dan Borobudur, Kedutaan Besar Republik Indonesia, Indonesia

Investment Promotion Center yang tersebar di kota-kota utama di Eropa, Amerika dan Asia.

Informasi yang diberikan oleh asosiasi pengusaha dan perbankan dari negara target juga

sangat membantu dalam penyusunan daftar investor potensial.

Kegiatan pemantauan proyek investasi merupakan tindak lanjut dari kegiatan market

sounding. BKPM bertanggung jawab untuk menjalin komunikasi dengan calon investor yang

telah menghadiri acara market sounding. Komunikasi tersebut bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor yang menghambat calon investor untuk segera mengambil

keputusan dan mendaftarkan rencana investasinya. Faktor tersebut kemungkinan terkait

kebutuhan informasi yang lebih spesifik dan operasional, hambatan terkait perizinan

investasi serta permasalahan lainnya. Kegiatan pemantauan proyek investasi membutuhkan

nara-hubung (liaison officer) yang memiliki kapasitas dan kompetensi untuk memberikan

respon secara cepat, jelas dan efektif terhadap keluhan dan pertanyaan dari investor. Nara-

hubung juga harus berinteraksi secara efektif dengan K/L yang terlibat dalam proses

perizinan maupun pelaksanaan kegiatan investasi di sektor pariwisata.

Page 30: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 29

BAB III. KERANGKA DAN INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM

Kerangka P3TB mencakup empat kelompok indikator hasil (outcome) yang mewakili setiap

komponen program dan akan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan program yang lebih

luas, termasuk dampak ekonomi dan sosial di destinasi wisata prioritas. Seluruh komponen

saling terkait dan mempengaruhi pencapaian indikator outcome komponen lain. Misalnya,

investasi swasta dapat dipengaruhi oleh ketersediaan dan akses infrastruktur dasar, kondisi

tenaga kerja lokal, dan kebijakan pemerintah dalam mendukung keterlibatan sektor swasta

dalam pengembangan pariwisata. Dengan demikian, secara komulatif, 4 (empat) komponen

program diharapkan mampu menghasilkan dampak ekonomi yang signifikan, yaitu: (i)

meningkatnya jumlah wisatawan; (ii) meningkatnya belanja rata-rata wisatawan di lokasi

wisata; dan (iii) terciptanya lapangan kerja pada sektor pariwisata di wilayah destinasi

wisata prioritas. Kerangka program secara umum dapat dilihat pada Gambar III.1.

Berdasarkan Kerangka P3TB, telah ditetapkan indikator keberhasilan dan angka target yang

diharapkan tercapai selama jangka waktu pelaksanaan sebagaimana tersaji dalam Tabel III.1.

Hubungan masing-masing komponen dengan indikator keberhasilan tidak selalu linier

karena seluruh komponen pada prinsipnya saling terkait dan mempengaruhi. Sebagai

jembatan untuk mencapai indikator keberhasilan program, telah ditetapkan indikator

capaian antara (intermediate results) sebagaimana tersaji dalam Tabel III.2.

Dikarenakan setiap komponen program bersifat saling terkait dan mempengaruhi,

keberhasilan program sangat tergantung pada kolaborasi para pemangku kepentingan,

yaitu: K/L terkait, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, universitas/lembaga

pendidikan kepariwisataan, penyedia jasa kosultan dan konstruksi, pengusaha dan investor

sektor pariwisata termasuk usaha mikro dan kecil menengah (UMKM), para pekerja sektor

pariwisata, serta masyarakat di lokasi program.

Page 31: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 30

Sumber: Project Appraisal Document, May 8, 2018

Lingkup hasil yang diukur dalam rentang waktu P3TB (5 tahun)

Komponen Keluaran PDO Target Akhir

Komponen 1:

Meningkatkan Kapasitas

Kelembagaan Untuk

Memfasilitasi

Pembangunan

Pariwisata Terintegrasi

dan Berkelanjutan

Peningkatan kinerja pada

indikator pariwisata

berkelanjutan

Peningkatan jumlah

wisatawan

mancanegara dan

lokal ke destinasi

wisata prioritas

Peningkatan jumlah

rata-rata pengeluaran

per hari wisatawan di

destinasi wisata

prioritas

Jumlah lapangan kerja

yang tercipta secara

langsung pada sektor

pariwisata di

destinasi wisata

prioritas

Komponen 2:

Meningkatkan kualitas

jalan dan akses

pelayanan dasar yang

terkait dengan

pariwisata

Jumlah penerima manfaat

dari peningkatan kualitas

jalan dan akses pelayanan

dasar

Komponen 3:

Meningkatkan

partisipasi masyarakat

dan dunia usaha lokal di

sektor pariwisata

Peningkatan kepuasan

masyarakat terhadap

kegiatan penguatan

keterkaitan perekonomian

lokal dengan pariwisata

Komponen 4:

Meningkatkan iklim

usaha yang kondusif

untuk investasi swasta ke

sektor pariwisata

Peningkatan nilai investasi

swasta di sektor

pariwisata

Outcome (Hasil) Dampak Komponen

Gambar III.1 Kerangka Program : Komponen, Hasil dan Dampak

Page 32: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 31

Tabel III.2 Indikator Keberhasilan Program

No Indikator Keberhasilan Program Unit Data Awal Target Antara Target

Akhir 1 2 3 4

Meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memfasilitasi pembangunan pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan

1 Peningkatan kinerja pada indikator

pariwisata berkelanjutan

Peningkatan

Persentase 0 20 40 60 80 100

Meningkatkan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar yang terkait dengan pariwisata

2 Jumlah penerima manfaat dari

peningkatan kualitas jalan dan akses

pelayanan dasar untuk pariwisata

Jumlah (orang) 0 352,300 922,400 1,686,400 2,450,100 2,849,500

Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha lokal di sektor pariwisata

3 Peningkatan kepuasan masyarakat

terhadap kegiatan penguatan keterkaitan

perekonomian lokal dengan pariwisata

Peningkatan

Persentase 0 8 20

Meningkatkan iklim usaha yang kondusif untuk investasi swasta ke sektor pariwisata

4 Nilai investasi swasta di sektor pariwisata

(kumulatif) Jumlah (USD) 32,400,000 82,000,000 167,500,000 256,500,000 349,200,000 421,200,000

Sumber: Project Appraisal Document, May 8, 2018

Page 33: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 32

Tabel III.3 Indikator Capaian Antara (Intermediate Results) berdasarkan Komponen

No

Indikator Capaian Antara

(Intermediate results)

berdasarkan Komponen

Unit Data Dasar

Target Antara Target

Akhir 1 2 3 4

I Meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memfasilitasi pembangunan pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan

1.1 Jumlah laporan pemantauan periodik

STO (Sustainable Tourism Observatory, atau

yang setara) yang dipublikasikan

Jumlah 0 3 6 9 12 15

1.2 Persentase rencana tata ruang atau

rencana induk sektoral yang diadopsi

atau direvisi selaras dengan RIPT

Persentase 0 0 10 20 30 40

II Meningkatkan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar yang terkait dengan pariwisata

2.1 Persentase jalan yang terkait dengan

pariwisata yang terpelihara dalam

kondisi mantap dengan IRI < 6

Persentase 40 52 64 76 88 100

2.2 Lajur khusus baru untuk lalu lintas tidak

bermotor

Meterpersegi

(m2) 0 60,000 120,000 180,000 240,000 300,000

2.3 Masyarakat dengan akses terhadap

sumber air minum layak (improved water

sources)

Jumlah (orang) 0 60,060 163,800 327,600 485,940 546,000

2.4 Masyarakat dengan akses terhadap

pengelolaan sampah berkelanjutan Jumlah (orang) 0 77,220 257,400 506,220 763,620 858,000

2.5 Masyarakat dengan akses terhadap

layanan sanitasi yang lebih baik (improved

sanitation)

Jumlah (orang) 0 56,160 180,960 368,160 549,120 624,000

2.6 Penambahan kamar hotel baru Jumlah (kamar) 0 1,608 3,282 5,027 6,843 8,255

III Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha lokal di sektor pariwisata

3.1 Jumlah peserta pelatihan dan para pekerja

pariwisata yang menyelesaikan sertifikasi

berbasis kompetensi

Jumlah 21,132 30,132 39,132 48,132 57,132 66,132

Page 34: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 33

No

Indikator Capaian Antara

(Intermediate results)

berdasarkan Komponen

Unit Data Dasar

Target Antara Target

Akhir 1 2 3 4

3.2 Partisipasi perempuan dalam sertifikasi Persentase 33 35 38 42 46 50

3.3 Jumlah bisnis pariwisata yang

menerapkan layanan online (kumulatif) Jumlah 4,099 4,756 5,626 6,379 7,172 7,354

3.4 Jumlah bisnis pariwisata yang sudah ada

(eksisting) dengan peningkatan pada

peringkat kualitas dan pelayanan

Jumlah 0 0 265 502 899 1,183

3.5 Jumlah peserta pada program

peningkatan kesadaran pariwisata (Sadar

Wisata)

Jumlah 600 3400 6500 9100 11350 13600

3.6 Partisipasi perempuan pada program

Sadar Wisata Persentase 27 30 35 40 45 50

IV Meningkatkan iklim usaha yang kondusif untuk investasi swasta ke sektor pariwisata

4.1 Adopsi rencana investasi swasta di

destinasi wisata prioritas dan pembaruan

tahunan

Jumlah 0 3 baru 3

pembaruan

3

pembaruan

3

pembaruan

3

pembaruan

Sumber: Project Appraisal Document, May 8, 2018

Lanjutan Tabel III.2

Page 35: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

SOP Kontribusi APBN/APBD Dalam P3TB 34

Lampiran 8. Ringkasan Mengenai Instrumen Lingkungan dan Sosial

Page 36: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

INDONESIA TOURISM DEVELOPMENT PROJECT (ITDP) /

Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB)

RINGKASAN ESMF (ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT FRAMEWORK)

Page 37: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

REPUBLIK

INDONESIA

Komponen Hasil Dampak

Komponen 1: Meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memfasilitasi pengembangan pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan

Peningkatan kinerja pada indikator Pariwisata Berkelanjutan Peningkatan jumlah wisatawan

mancanegara dan nusantara

Tercapainya target penerima manfaat dari kegiatan peningkatan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar

Komponen 2: Meningkatkan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar yang terkait pariwisata Peningkatan pengeluaran rata-

rata per hari per pengunjung

Komponen 3: Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha lokal di sektor pariwisata

Peningkatan kepuasan masyarakat yang berpartisipasi dalam sektor pariwisata

Jumlah lapangan kerja baru yang terkait langsung sektor

pariwisata

Komponen 4: Meningkatkan iklim usaha yang kondusif untuk investasi swasta ke sektor pariwisata

Peningkatan nilai investasi swasta di wilayah destinasi wisata prioritas

2

PENDAHULUAN PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN (P3TB)

Tujuan Program: (1) Meningkatkan kualitas serta akses pelayanan dan infrastruktur dasar pariwisata;

(2) Memperkuat keterkaitan perekonomian lokaldengan pariwisata, dan

(3) Mendorong investasi swasta di wilayah destinasi wisata prioritas.

KERANGKA P3TB

Page 38: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

KEPUTUSAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS NOMOR: KEP. 183/M.PPN/HK/09/2019

Tentang Tim Koordinasi Program Pengembangan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan

TIM PENGARAH

TIM PELAKSANA

TIM TEKNIS

TIM DUKUNGAN SUBSTANSI BAPENAS CPMU

POKJA I

PERENCANAAN

DESTINASI WISATA

YANG TERINTERGRASI

DAN BERKELANJUTAN

POKJA II

PENGEMBANGAN

INFRASTRUKUTR

DASAR DAN

AKSESIBILITAS DI DESTINASI WISATA

POKJA III PENINGKATAN SDM,

INDUSTRI DAN

KELEMBAGAAN

PARIWISATA

POKJA IV

PENINGKATAN IKLIM

USAHA UNTUK

INVESTASI PARIWISATA

REPUBLIK

INDONESIA

PENDAHULUAN PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN (P3TB) TATA KELOLA

Page 39: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

WAKIL KETUA : 1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif *

KETUA : Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

9. Menteri Keuangan 10. Menteri Kesehatan

11. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

12. Menteri Kelautan dan Perikanan

13. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

ANGGOTA : 1. Menteri Perhubungan 2. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan

Pertanahan Nasional

3. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

4. Menteri Dalam Negeri

5. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

6. Menteri Badan Usaha Milik Negara

REPUBLIK

INDONESIA

PENDAHULUAN PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN (P3TB) TIM PENGARAH

Page 40: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

6

Komponen Proyek Biaya

Proyek

Sumber Pendanaan

Bank Dunia (IBRD)

Trust Funds DFAT

Pemerintah Indonesia

Rincian Pendanaan dari Pemerintah

APBN APBD

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memfasilitasi

pengembangan pariwisata terpadu dan berkelanjutan 24.7 22.0 2.1 0.6 0.6 0.0

Perencanaan dan Koordinasi terpadu 22.1 20.0 2.1 0.0 0.0 0.0

Monitoring pariwisata berkelanjutan 2.6 2.0 0.6 0.6 0.0

2. Meningkatkan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar yang

terkait dengan pariwisata 680.0 239.6 440.4 337.5 102.9

Jalan: Perawatan rutin dan berkala 96.6 0.0 96.6 58.6 38.0

Jalan: Perbaikan dan rehabilitasi 244.3 90.0 154.3 154.3 0.0

Fasilitas untuk lalu lintas tidak bermotor 11.3 7.0 4.3 4.3 0.0

Infrastruktur spesifik untuk pariwisata 50.0 18.0 32.0 32.0 0.0

Perpipaan untuk suplai air 105.6 35.0 70.6 41.2 29.4

Pengelolaan sampah padat 20.5 13.0 7.5 0.1 7.4

Pengelolaan air limbah dan sanitasi 119.3 65.0 54.3 30.5 23.8

Rancangan Rinci (DED), Studi Kelayakan (FS), termasuk

instrumen safeguard 32.4 11.6 20.8 16.5 4.3

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha lokal di

sektor pariwisata 66.9 37.1 29.8 29.8 0.0

Pengembangan skill SDM kepariwisataan 55.4 28.3 27.1 27.1 0.0

Pengembangan usaha kepariwisataan 6.3 4.2 2.0 2.0 0.0

Perlibatan Masyarakat 5.2 4.6 0.7 0.7 0.0

4. Meningkatkan iklim usaha yang kondusif untuk investasi swasta

ke sektor pariwisata 1.3 1.3 0.0 0.0 0.0

Perencanaan investasi swasta 1.3 1.3 0.0 0.0 0.0

Total biaya proyek 772.9 300.0 2.1 470.8 367.9 102.9

REPUBLIK

INDONESIA

PENDAHULUAN PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN (P3TB) PEMBIAYAAN

Page 41: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

6

Sebagai panduan teknis bagi pemangku kepentingan di tingkat pusat, provinsi maupun daerah dalam pengelolaan lingkungan dan sosial mulai dari perencanaan (penapisan, pengkajian dan penyusunan dokumen) sampai pelaksanaan (pemantauan, evaluasi, penanganan keluhan dan pelaporan).

REPUBLIK

INDONESIA

PENDAHULUAN PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN (P3TB) FUNGSI ESMF

Page 42: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

6

A Mengidentifikasi, mencegah, menghindari, dan mengurangi risiko potensi dampak lingkungan dan sosial yang dapat timbul dari kegiatan yang direkomendasikan oleh Rencana Induk Pariwisata Terpadu (RIPT)

REPUBLIK

INDONESIA

PENDAHULUAN PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA TERINTEGRASI DAN BERKELANJUTAN (P3TB) CAKUPAN ESMF

ESMF berlaku untuk seluruh kegiatan pada proyek yang berlangsung di daerah target pelaksanaan dari manapun sumber pembiayaannya.

B

Page 43: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

8

Page 44: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

9

DAFTAR ISI

GAMBARAN ESMF

KRONOLOGI

TUJUAN ESMF

CAKUPAN PENERAPAN ESMF

PRINSIP DASAR PENERAPAN ESMF

PRINSIP PENGELOLAAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB)

PRINSIP PENGADAAN TANAH DAN PEMUKIMAN KEMBALI

PRINSIP PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT

PRINSIP PENGELOLAAN RISIKO BENCANA

2

3

4

5

6

7

8

9

1

Page 45: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

GAMBARAN ESMF

10

P3TB

Aspek Lingkungan

Aspek Sosial

Aspek Budaya

Aspek Ekonomi

- Keanekaragaman

Hayati

- Habitat Alami

- Risiko Bencana

Benda Cagar Budaya

Pengadaan Tanah

Permukiman Kembali

Masyarakat Adat PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN

INSTRUMEN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN DAN SOSIAL

(ESMF)

PERATURAN BANK

DUNIA

Page 46: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

KRONOLOGI

• Dokumen ESMF diterbitkan pada Januari 2018 berdasarkan kesepakatan Kementerian PUPR sebagai Executing Agency dengan Bank Dunia

• ESMF Edisi Januari 2018 tersebut mencakup 3 Destinasi Wisata Prioritas yaitu: a) Danau Toba; b) Lombok; c) Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (BYP)

• Saat ini Dokumen ESMF sedang direvisi karena :

1. Ada rencana tambahan lokasi P3TB yaitu : a) Wakatobi; b) Labuan Bajo; c) Bromo-Tengger-Semeru

2. Ada rencana perluasan Wilayah Perencanaan BYP mencakup : KSPN Semarang-Karimunjawa dsk, KSPN Solo-Sangiran dsk, KSPN Pantai Selatan Yogyakarta dsk, dan KSPN Dieng dsk

3. Disesuaikan dengan Pedoman Umum dan Manual Pengelolaan Proyek P3TB

11

Page 47: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

A. Memasukkan kebijakan pengamanan lingkungan dan sosial

dari Bank Dunia dan Pemerintah Indonesia ke setiap

kegiatan P3TB.

B. Memastikan instrumen pengamanan lingkungan dan sosial

telah dimasukkan ke setiap kegiatan P3TB, sehingga dapat

memenuhi persyaratan Pemerintah Indonesia dan Bank

Dunia,

C. Memberikan panduan kegiatan pelatihan dan peningkatan

kapasitas lainnya dalam rangka memperkuat pelaksana

proyek di tingkat pusat dan daerah

12

TUJUAN ESMF

Page 48: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

1. Prosedur penapisan (screening) kegiatan;

2. Tata cara identifikasi potensi dampak lingkungan dan sosial

dari setiap kegiatan;

3. Prosedur dan tata cara penyusunan serta persetujuan

instrumen pengelolaan dampak lingkungan dan sosial;

4. Pengelolaan dan mitigasi potensi dampak negatif yang timbul

pada aspek lingkungan dan sosial; dan

5. Penyusunan Rencana Induk Pariwisata Terpadu dan

implementasinya

13

CAKUPAN PENERAPAN ESMF

Page 49: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

1. Harus menghindari atau meminimalkan potensi dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial (termasuk Masyarakat Adat);

2. Harus memberikan manfaat, kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi warga yang terlibat dan terkena dampak.

3. Pengelolaan lingkungan dan sosial harus dilakukan berdasarkan prinsip keadilan, transparansi, partisipasi dan konsultasi bermakna (melibatkan pemerintah pusat dan daerah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga akademik, para pemerhati dan masyarakat umum).

4. P3TB tidak akan mendanai kegiatan yang termasuk ke dalam Daftar Pengecualian (Negative List).

14

PRINSIP DASAR PENERAPAN ESMF

Page 50: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

1. Kegiatan yang mengakibatkan konversi atau degradasi habitat alami secara signifikan;

2. Kegiatan penambangan karang (baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati);

3. Kegiatan konstruksi skala besar yang akan mengakibatkan dampak negatif lingkungan dan sosial yang signifikan;

4. Kegiatan apapun yang mungkin akan menciptakan dampak negatif yang signifikan terhadap suku atau Masyarakat Adat;

5. Kegiatan yang dapat menghilangkan atau merusak aset budaya;

6. Kegiatan yang tidak menghormati pengetahuan tradisional, nilai-nilai budaya asli, dan hak Masyarakat Adat;

7. Kegiatan yang melanggar hak asasi manusia termasuk diskriminasi gender, penyandang disabilitas dan pekerja anak-anak; dan

8. Kegiatan yang menghasilkan/ menggunakan bahan-bahan atau komoditas yang secara langsung/ tidak langsung merusak kesehatan masyarakat.

15

DAFTAR PENGECUALIAN (NEGATIVE LIST)

Page 51: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

1. Upaya pengelolaan BCB dilaksanakan sesuai UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang bertujuan melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan BCB melalui kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat;

2. P3TB mendukung upaya pelestarian cagar budaya;

3. Inventarisasi BCB harus dilakukan melalui pengumpulan data dan fakta BCB untuk perencanaan pelestarian yang meliputi Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan.

4. Perlu diidentifikasi kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak (positif maupun negatif) pada BCB agar tidak mengancam kelestariannya. Jika teridentifikasi, harus disusun Physical Cultural Resources Management Plan - PCRMP.

5. Prosedur yang dilakukan jika BCB ditemukan: (i) menghentikan kegiatan fisik di lokasi tersebut; (ii) delineasi dan pengamanan/pemagaran BCB; (iii) menghubungi instansi yang berwenang; (iv) meneliti BCB yang ditemukan, dan (v) mengaplikasikan prosedur ESMF terkait temuan baru BCB.

16

PRINSIP PENGELOLAAN BENDA CAGAR BUDAYA (BCB)

Page 52: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

1. Kegiatan yang berdampak terhadap pengadaan tanah dan pemukiman kembali harus dihindari atau diminimalkan dengan melakukan pencarian alternatif desain investasi fisik dan pendekatan teknis;

2. Jika hal itu tidak memungkinkan, maka kegiatannya harus dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan, dengan menyediakan sumber daya yang cukup agar Warga Terdampak Proyek (WTP) memperoleh manfaat dari pembangunan.

3. WTP harus diajak dalam konsultasi bermakna dengan memberi kesempatan dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan pelaksanaan program;

4. WTP harus dibantu dalam upaya untuk meningkatkan mata pencaharian dan standar hidupnya atau setidaknya untuk mengembalikan mata pencaharian dan tingkat kehidupannya seperti sebelumnya;

5. WTP harus diberikan ganti kerugian atas semua aset yang terkena dampak kegiatan mengacu kepada ESMF;

6. Jika kegiatan pengadaan tanah dan/atau pemukiman kembali diperlukan, perlu menyiapkan Rencana Tindak Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali (LARAP); dan

7. Pelaksanaan pengadaan tanah dan pemukiman kembali dipantau dan dievaluasi dengan melibatkan WTP di setiap tahapan kegiatan sampai ke tahap program pemulihan mata pencaharian.

17

PRINSIP PENGADAAN TANAH DAN PEMUKIMAN KEMBALI

Page 53: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

1. Tujuan umum perlindungan Masyarakat Adat (MA): memastikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan mengakomodasikan kebutuhan dan kepentingan MA serta menghormati identitas, martabat, hak asasi manusia, sistem mata pencaharian MA, dan keunikan sosial budaya MA, seperti yang didefinisikan oleh MA itu sendiri;

2. Tujuan khusus perlindungan MA: (i) memastikan MA mendapatkan manfaat sosial dan ekonomi dari kegiatan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan MA berdasarkan karakteristik sosial dan budayanya; (ii) mencegah atau meminimalkan dampak negatif terhadap MA, dan jika tidak dapat dicegah, mengembangkan dan menerapkan langkah-langkah mitigasi berdasarkan proses konsultasi bermakna, yang menghasilkan dukungan luas dari MA terkena dampak tanpa paksaan; dan (iii) memaksimalkan potensi dampak positif kegiatan bagi MA;

3. Setiap kegiatan harus melindungi hak-hak MA untuk berpartisipasi dan secara adil menerima manfaat dari kegiatan yang sesuai dengan karakteristik sosial budayanya; dan

4. Rencana Perlindungan Masyarakat Adat (Indigenous Peoples Plan) harus disiapkan dan dilaksanakan sesuai dengan ESMF dan Manual Pengelolaan Program jika suatu kegiatan mempengaruhi atau berdampak terhadap Masyarakat Adat.

18

PRINSIP PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT

Page 54: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

19

PRINSIP PENGELOLAAN LINGKUNGAN

1. Prinsip mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas dalam konteks menjaga keanekaragaman hayati, habitat alami dan pengurangan risiko bencana diterapkan untuk semua proyek/ subproyek/ kegiatan P3TB;

2. Analisis pada keanekaragaman hayati, habitat alami dan potensi risiko bencana perlu dilakukan dalam tahap perencanaan;

3. Pengarusutamaan pengelolaan dampak terhadap keanekaragaman hayati, habitat alami dan risiko bencana dalam P3TB dilakukan melalui: pelatihan, penyiapan rencana kegiatan, DED, pelaksanaan pembangunan, operasional dan pemeliharaan, dan penguatan kelembagaan; pengelolaan lingkungan dan monitoring lingkungan, dan;

4. Bila teridentifikasi potensi risiko terhadap keanekaragaman hayati, habitat alami dan bencana sangat tinggi dengan probabilitas terjadinya tinggi, perlu dirumuskan Rencana Kontinjensi dan SOP untuk meminimalisasi dampak.

Page 55: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

20

Page 56: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

21

Prosedur Pengelolaan Lingkungan dan Sosial

Proses Persetujuan Instrumen Lingkungan dan Sosial

Konsultasi dan Pengungkapan Informasi

Pembiayaan ESMF

Monitoring dan Evaluasi ESMF

2

3

4

5

1

DAFTAR ISI

Page 57: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

22

PROSEDUR UMUM

Page 58: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

23

PROSEDUR UMUM

Penapisan (screening) potensi dampak lingkungan dan sosial setiap kegiatan P3TB berdasarkan daftar negative list, ambang batas fisik, serta potensi dampaknya;

Menetapkan hasil penapisan;

Menetapkan jenis instrumen yang sesuai;

Menyusun instrumen;

Proses persetujuan instrumen;

Pelaksanaan instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial yang telah disetujui;

1

2

3

4

5

6

7 Pemantauan pelaksanaan instrumen

Page 59: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

24

INSTRUMEN LINGKUNGAN

Jenis instrumen lingkungan yang dipilih mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

No. P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/PRT/M/2008 serta peraturan terkait

lainnya dan kebijakan Bank Dunia yang sudah tercantum dalam ESMF.

1 AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

2 UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan) dan Upaya Pemantauan Lingkungan)

3 SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan)/ Prosedur Standar Operasi

Page 60: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

25

Dokumen Rencana Kerja Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali (Land Acquisition and Resettlement Action Plan-LARAP)

Dokumen LARAP disusun berdasarkan Dokumen ESMF Bab 5.2 yang telah mengacu pada 2 (dua) landasan:

INSTRUMEN PENGADAAN TANAH

UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan peraturan pelaksanaannya Kebijakan Bank Dunia tentang “Involuntary Resettlement” sesuai Kerangka Kebijakan Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali (Land Acquisition and Resettlement Policy Framework-LARPF)

1

2

Page 61: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

26

Dokumen Rencana Perlindungan Masyarakat Adat (Indigenous Peoples Plan - IPP)

Dokumen IPP disusun ESMF Bab 5.3 yang telah mengacu pada 2 (dua) landasan, yaitu:

1. Peraturan perundangan Indonesia terkait Masyarakat Adat

2. Kerangka Perencanaan Masyarakat Adat atau “Indigenous Peoples Planning Framework” (IPPF) Bank Dunia

INSTRUMEN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ADAT

Page 62: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

27

INSTRUMEN PERLINDUNGAN BCB (PCR-MP)

Instrumen Pengelolaan BCB adalah Rencana Pengelolaan Sumber Daya

Benda Cagar Budaya (Physical Cultural Resources Management Plan -

PCRMP).

PCRMP kegiatan P3TB harus disusun berdasarkan ESMF Bab 5.1.4 yang

ketentuannya telah mengacu pada 2 (dua) landasan, yaitu:

(1) Peraturan perundangan Indonesia terkait Pengelolaan BCB; dan

(2) Physical Cultural Resources Bank Dunia OP 4.11.

Page 63: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

1. Berdasarkan Rencana Induk Pariwisata Terpadu (RIPT), PMU/ PIU/ pemerintah daerah dapat mengidentifikasi kebutuhan instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial untuk setiap proyek/ subproyek/ kegiatan

2. Berdasarkan prioritas RIPT, PMU/ PIU/ pemerintah daerah dapat melakukan penyusunan instrumen yang diperlukan sebelum diprogramkan (pada TA sebelumnya)

3. Proses sekurangnya 1 (satu) tahun sebelumnya tersebut harus dilakukan karena instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial memerlukan proses konsultasi publik dan persetujuan

28

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INSTRUMEN

Page 64: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

29

CONTOH

PENETAPAN

INSTRUMEN

Yes

Page 65: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

30

Page 66: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

31 Lanjutan Gambar

Page 67: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

32

1. Setiap proyek/ subproyek/ kegiatan P3TB wajib dikaji potensi dampak lingkungan dan sosialnya;

2. Jika proyek/ subproyek/ kegiatan memiliki dampak lingkungan dan sosial, maka harus diperiksa kesiapan instrumen, mencakup: • Instrumen lingkungan: AMDAL, UKL-UPL, SPPL atau SOP

• Instrumen pengadaan tanah: LARAP

• Instrumen perlindungan masyarakat adat: IPP

• Instrumen perlindungan BCB: PCR-MP

3. Jika ada instrumen yang belum siap, CPMU akan meminta PMU/ PIU/ pemerintah daerah menyusun atau melengkapi instrumen yang sesuai dengan ESMF;

4. Proyek/ subproyek/ kegiatan P3TB hanya dapat dilaksanakan apabila telah memenuhi kesiapan instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial

KESIAPAN INSTRUMEN

Page 68: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

33

1. Bank Dunia akan mereviu dan memberikan persetujuan terhadap semua instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial bagi subproyek pada tahun pertama

2. Untuk tahun kedua dan seterusnya, Bank Dunia hanya akan mereviu dan memberikan persetujuan untuk subproyek yang mempunyai potensi dampak dan risiko lingkungan dan sosial yang signifikan:

• subproyek yang mewajibkan AMDAL; atau • berdampak pada Masyarakat Adat; • melibatkan relokasi atau pengadaan tanah skala besar; atau • melibatkan jumlah warga terdampak yang besar (> 200 orang); atau • subproyek yang diidentifikasikan perlu mendapat perhatian sesuai

laporan pelaksanaan ESMF yang diterbitkan oleh CPMU setiap 6 bulan

REVIEW BANK DUNIA (PRA-PELAKSANAAN)

Page 69: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

1. Dilakukan terhadap proyek/ subproyek/ kegiatan P3TB yang sedang dilaksanakan dalam TA berjalan

2. CPMU dan Bank Dunia akan melakukan “uji tuntas” atau “due diligence” terhadap jenis, cakupan dan kualitas instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial yang telah ada, serta mengkaji pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan sosial yang dilakukan.

3. Jika pelaksanaannya belum sesuai dengan ESMF, CPMU akan meminta PMU/ PIU/ pemerintah daerah untuk membuat Rencana Aksi Perbaikan (Corrective Action Plan) Pengelolaan Lingkungan dan Sosial dengan jangka waktu yang jelas

UJI TUNTAS (PELAKSANAAN)

34

Page 70: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

35

1. Konsultasi/ keterbukaan informasi publik harus dilaksanakan pada tahap: • penyusunan KAK-RIPT tahap pertama (sudah dilakukan pada Agt-Sep

2019)

• penyusunan dokumen ESMF termasuk KAK-RIPT (acara ini)

• penyusunan RIPT

• penyusunan instrumen subproyek/ kegiatan dan hasilnya

• Pelaksanaan dan pemantauan instrumen subproyek/ kegiatan

2. Tujuan dari konsultasi/ keterbukaan informasi publik adalah: • memberi kesempatan pemangku kepentingan menyampaikan aspirasi;

• memperoleh dukungan pemangku kepentingan

• memberi masukan terhadap instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial dan perencanaan subproyek/ kegiatan

KONSULTASI/ KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Page 71: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

Melibatkan seluruh pemangku kepentingan

36

SYARAT KONSULTASI/ KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Sebelum konsultasi/ keterbukaan informasi publik dilakukan, para pemangku kepentingan harus diberikan informasi lengkap dan akurat mengenai uraian kegiatan serta potensi dampak lingkungan dan sosialnya, usulan mitigasi dampak;

Peserta/ pemangku kepentingan diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan harapan tanpa tekanan atau paksaan;

Masukan peserta/ pemangku kepentingan harus diakomodasi sepanjang memungkinkan dari sisi teknis, ekonomi dan sosial, serta peraturan yang berlaku

Page 72: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

37

1. Pelaksanaan ESMF membutuhkan anggaran, terutama untuk

penyusunan instrumen lingkungan dan sosial dan pelaksanaannya;

Selain itu, pembiayaan ESMF juga dialokasikan untuk konsultasi/

keterbukaan informasi publik, penanganan pengaduan, serta

monitoring dan evaluasi pelaksanaan ESMF.

2. Anggaran tersebut dapat disediakan melalui APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten/ Kota atau pinjaman Bank Dunia.

3. Pelaksanaan instrumen lingkungan dan sosial yang terkait konstruksi

fisik harus dituangkan dalam DED dan dokumen lelang, sehingga

menjadi bagian dari biaya konstruksi

PEMBIAYAAN ESMF

Page 73: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

38

1. Pra-Pelaksanaan: CPMU akan memastikan instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial telah disusun dan disetujui

2. Pelaksanaan: CPMU akan memantau pelaksanaan instrumen pengelolaan lingkungan dan sosial

3. Setiap 6 (enam) bulan, CPMU akan menyampaikan laporan pelaksanaan ESMF untuk Tim Koordinasi P3TB dan Bank Dunia, termasuk penilaian efektivitas ESMF dan rekomendasi untuk perubahan-perubahan yang diperlukan.

4. Berdasarkan laporan 6 (enam) bulanan tersebut, Bank Dunia akan memberikan tinjauan dan masukan kepada CPMU untuk meningkatkan kinerja P3TB dalam aspek lingkungan dan sosial.

MONITORING DAN EVALUASI ESMF

Page 74: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

39

MONITORING DAN EVALUASI ESMF

Page 75: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

PROSEDUR DAN INSTRUMEN

Page 76: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

AMBANG BATAS AMDAL

JENIS KEGIATAN SKALA ATAU LUASNYA

KEGIATAN PROYEK KATEGORI AMDAL

I. JALAN & JEMBATAN

1. Pembangunan dan/atau

perbaikan jalan tol (skala panjang

dan skala pengadaan tanah)

a. Di kota-kota besar /

metropolitan

- Panjang jalan

- Pengadaan tanah ≥ 2 km dengan ≥ 5 ha

≥ 10 ha

A

b. Di kota-kota sedang

- Panjang jalan

- Pengadaan tanah ≥ 5 km dengan ≥ 20 ha

≥ 30 ha

A

c. Di daerah pedesaan

- Panjang jalan

- Pengadaan tanah ≥ 5 km dengan ≥ 30 ha

≥ 40 ha

B

Page 77: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

JENIS KEGIATAN SKALA ATAU LUASNYA

KEGIATAN PROYEK

KATEGORI AMDAL

I. JALAN & JEMBATAN

2. Pembangunan jalan / perbaikan

dengan pelebaran (skala panjang

dan skala pengadaan tanah)

a. Di kota besar / metropolitan

-Panjang jalan dan keluasan areal

tanah yang harus dibebaskan

-Pengadaan tanah

≥ 5 km dengan ≥ 10 ha

≥ 30 ha

A

b. Di kota sedang

-Panjang jalan dan keluasan areal

tanah yang harus dibebaskan

-Pengadaan tanah

≥ 5 km dengan ≥ 30 ha

≥ 40 ha

B

c. In rural areas

-Panjang jalan dan keluasan areal

tanah yang harus dibebaskan

-Pembukaan lahan/Pengadaan tanah

≥ 5 km dengan ≥ 40 ha

≥ 50 ha

C

AMBANG BATAS AMDAL

Page 78: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

JENIS KEGIATAN SKALA ATAU LUASNYA

KEGIATAN PROYEK

KATEGORI AMDAL

I. JALAN & JEMBATAN

3. Pembangunan underpass,

terowongan, flyover

a. Pembangunan underpass,

terowongan, flyover dan

Pembangunan jembatan

- Panjang ≥ 500 m

A

II. PASOKAN AIR BERSIH

Air minum

a. Pembangunan sistem

jaringan distribusi

- Keluasan Daerah

Pelayanan ≥ 5000 ha

B

b. Pembangunan jaringan

pipa penyalur (panjang) ≥ 40 km C

AMBANG BATAS AMDAL

Page 79: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

JENIS KEGIATAN SKALA ATAU LUASNYA

KEGIATAN PROYEK

KATEGORI AMDAL

III. SANITASI 1. Pembangunan Fasilitas

Pengolahan Lumpur Tinja,

termasuk fasilitas pendukungnya

- Ukuran

- Atau kapasitas

≥ 2 ha

≥ 50 m3/hari

B

2. Pembangunan Fasilitas

Pengolahan Limbah Cair

- Ukuran

- Atau kapasitas ≥ 6 ha

≥ 2.5 ton/hari

B

3. Pembangunan sistem sanitasi

pembuangan air limbah di kota /

kawasan perumahan

- Ukuran cakupan layanan

- Debit limbah cair

≥ 500 ha

≥ 16,000 m3/hari

B

4. Pembangunan saluran drainase

(primer dan / atau sekunder) di

kawasan perumahan

AMBANG BATAS AMDAL

Page 80: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

JENIS KEGIATAN SKALA ATAU LUASNYA

KEGIATAN PROYEK

KATEGORI

AMDAL

III. SANITASI

1. Pembangunan Fasilitas Pengolahan Lumpur

Tinja, termasuk fasilitas pendukungnya

- Ukuran

- Atau kapasitas

≥ 2 ha

≥ 50 m3/hari

B

2. Pembangunan Fasilitas Pengolahan Limbah

Cair

- Ukuran

- Atau kapasitas

≥ 6 ha

≥ 2.5 ton/hari

B

3. Pembangunan sistem sanitasi pembuangan air

limbah di kota / kawasan perumahan

- Ukuran cakupan layanan

- Debit limbah cair

≥ 500 ha

≥ 16,000 m3/hari

B

4. Pembangunan saluran drainase (primer dan /

atau sekunder) di kawasan perumahan

a. Di kota besar /metropolitan (panjang) ≥ 5 km C

b. Di kota sedang (panjang) ≥ 10 C

AMBANG BATAS AMDAL

Page 81: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

JENIS KEGIATAN SKALA ATAU LUASNYA

KEGIATAN PROYEK

KATEGORI AMDAL

IV. LIMBAH PADAT

1. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

dengan tempat pembuangan /

pengurugan sampah terkendali,

termasuk fasilitas pendukungnya

- Ukuran

- Atau kapasitas total ≥ 10 ha

≥ 100,000 ton

B

2. Tempat Pembuangan Akhir di daerah

pasang surut

- Ukuran

- Kapasitas Semua ukuran dan kapasitas

B

3. Pembangunan Tempat Pembuangan

Sementara (TPS)

- Kapasitas

≥ 500 ton/hari

C

4. Pembangunan Fasilitas Pengolahan

Sampah Terpadu (TPST)

- Kapasitas ≥ 500 ton/hari

C

5. Pembangunan insinerator

- Kapasitas Semua kapasitas

B

6. Pembangunan pabrik

pengomposan

- Kapasitas ≥ 500 ton/hari

C

AMBANG BATAS AMDAL

Page 82: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

JENIS KEGIATAN SKALA ATAU LUASNYA

KEGIATAN PROYEK

KATEGORI AMDAL

V. SUMBER DAYA AIR

7. Pembangunan Sarana Pelindung

Kawasan Pesisir dan Perbaikan Mulut

Sungai

- Jarak secara tegak lurus dengan pantai ≥ 500 m

A

8. Pembangunan bendungan dengan

a. Tinggi di ukur dari dasar pondasi

terdalam ≥ 15 m

A

a. Daya tampung waduk ≥ 500.000 m3

C

a. Luas genangan ≥ 200 Ha C

9. Pembangunan embung atau jenis

penampung lainnyan ≥ 500.000 m3

10. Pembangunan bendungan baru

dengan luas layanan ≥ 3000 Ha

B

AMBANG BATAS AMDAL

Page 83: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

JENIS KEGIATAN SKALA ATAU LUASNYA

KEGIATAN PROYEK

KATEGORI

AMDAL

VI. PERHUBUNGAN

11. Pembangunan Jalur Kereta Api dengan atau tanpa bangunan stasiun

a. Pada permukaan tanah (at grade), dengan panjang

-Kawasan perkotaan

-Kawasan Non Perkotaan

≥ 25 Km

≥ 40 Km

A

b. Dibawah permukaan tanah (underground) Semua besaran A

c. Diatas permukaan tanah (elevated)

-Kawasan perkotaan

-Kawasan Non Perkotaan

≥ 10 Km

≥ 25 Km

A

12. Pembangunan terminal penumpang dan terminal barang trasnportasi jalan

-Luas lahan

-Luas bangunan

≥ 5 Ha

≥ 10.000 m2

C

13. Pembangunan pelabuhan dengan fasilitas berikut:

a. Dermaga dengan bentuk konstruksisheet pile atau open pile

-Panjang

-Luas ≥ 400 m

≥ 10.000 m2

A

b. Dermaga dengan konstruksi massif

-Panjang

-Luas ≥ 200 m

≥ 3.000 m2

A

c. Penahan gelombang (talud) dan/atau pemecah gelombang (break water)

-Panjang ≥ 500 m

A

d. Fasilitas terapung (loating facility) ≥ 50.000 DWT

A

14. Pembangunan Banda Udara untuk fixed wing beserta:

-Fasilitasnya, Luas Lahan

-Landasan pacu (runaway), panjang

-Bangunan Terminal, luas

≥ 100 Ha

≥ 1.800 m

≥ 10.000 m2

A

AMBANG BATAS AMDAL

Page 84: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

JENIS KEGIATAN

Skala atau Keluasan Kegiatan Proyek

UKL-UPL (Permen PU

No.10/PRT/M/2008)

I. JALAN & JEMBATAN

1. Pembangunan Jalan Tol

a. Pembangunan Jalan Tol

- Panjang Jalan (tanpa pengadaan tanah)

<5km

b. Peningkatan jalan tol dengan pengadaan tanah

- Panjang jalan

- Tanah yang dibutuhkan

<5km

<5ha

c. Peningkatan jalan tol tanpa pengadaan tanah

- Panjang jalan

<10km

2. Pembangunan/perbaikan jalan dengan pelebaran yang membutuhkan pengadaan

tanah

a. Di kota besar/metropolitan

- Panjang jalan dan keluasan pengadaan tanah yang dibutuhkan

- Pembukaan lahan/pengadaan tanah

1km sampai <5km

2ha sampai <5ha

b. Di kota sedang

- Panjang jalan dan keluasan pengadaan tanah yang dibutuhkan

- Pembukaan lahan/pengadaan tanah

3km sampai <10km

5ha sampai <10ha

c. Di kota kecil

- Panjang jalan dan keluasan pengadaann tanah yang dibutuhkan

- Pembukaan lahan/pengadaan tanah

10km sampai <30km

10ha sampai <30ha

3. Pembangunan underpass, terowongan, flyover

a. Pembangunan underpass, terowongan, flyover

- Panjang

<2km

b. Pembangunan jembatan

- Panjang 100 sampai <500m

AMBANG BATAS UKL-UPL

Page 85: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

JENIS KEGIATAN

Skala atau Keluasan Kegiatan Proyek

UKL-UPL (Permen PU

No.10/PRT/M/2008)

II. PASOKAN AIR BERSIH

1. Air bersih/ minum

a. Pembangunan sistem jaringan distribusi

- Ukuran Daerah Pelayanan 100ha sampai >500ha

b. Pembangunan pipa penyalur

- Daerah cakupan 1. Kota metropolitan, panjang 5km sampai 10km

2. Kota sedang sampai kecil, panjang 8km sampai 10km

c. Pasokan air dari sungai, danau dan sumber air permukaan lainnya 1. Sungai dan Danau 50 l/dtk sampai 250 l/dtk

2. Mata air 2,5 l/dtk sampai 250 l/dtk

d. Pembangunan Fasilitas Pengolahan Air Minum lengkap (debit air) 50 l/dtk sampai 100 l/dtk

e. Pengambilan air tanah untuk keperluan (debit) 1. Layanan masyarakat melalui SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) 2,5 l/dtk sampai 50 l/dtk

2. Keperluan komersial lainnya 1,0 l/dtk sampai 50 l/dtk

III. SANITASI

1. Pembangunan Fasilitas Pengolahan Lumpur Tinja, termasuk fasilitas pendukungnya

- Ukuran

- Atau kapasitas

<2 ha

<11 m3/hari

2. Pembangunan Fasilitas Pengolahan Limbah Cair

- Ukuran

- Pembebanan bahan organik

<3 ha

<2,4 ton/hari

3. Pembangunan sistem sanitasi pembuangan air limbah di kota / kawasan

perumahan

- Ukuran

- Atau debit limbah cair <500 ha

<16.000 m3/hari

AMBANG BATAS UKL-UPL

Page 86: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

JENIS KEGIATAN

Skala atau Keluasan Kegiatan Proyek

UKL-UPL (Permen PU

No.10/PRT/M/2008)

IV. SUMBER DAYA AIR

1. Pembangunan Bendungan/Waduk atau Jenis Sarana Penampung

Air Lainnya

- Ketinggian bendungan

- Kapasitas - Total keluasan areal

6m sampai <15 m

300.000m3 < 500.000 m3

50 ha sampai <200 ha

2. Pembangunan Sarana Pelindung Kawasan Pesisir dan Perbaikan

Mulut Sungai - Jarak secara tegak lurus dengan pantai 10 m sampai <500 m

AMBANG BATAS UKL-UPL

Page 87: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

PROSEDUR PENGADAAN TANAH : TAHAP PERSIAPAN

Inventarisasi awal OTDP

Membentuk Tim Persiapan untuk mempersiapkan inventarisasi awal

OTDP & Konsultasi Publik

Konsultasi Publik

di Lokasi

Setuju Tidak Setuju

Penetapan Lokasi Konsultasi & evaluasi ulang oleh tim evaluasi &

keputusan oleh Gubernur

Menerima keluhan

Membentuk Tim Evaluasi

OTDP mengajukan Gugatan ke Pengadilan Administrasi

Rencana Pengadaan Tanah Badan/Lembaga Kaji Tata Ruang

Pelaksanaan Pengadaan tanah

Merubah Lokasi

Menerima

Menolak

Menolak Keluhan

OTDP banding ke MA

Menolak

Menerima

Page 88: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

Mencapai kesepakatan

Badan/Lembaga menyerahkan permohonan dan

Dokumen Pelaksanaan

Inventarisasi Aset & Identifikasi OTDP Menunjuk Penilai Berizin untuk melakukan

Penilaian atas Tanah & Aset OTDP

Mengumumkan hasil Inventarisasi & Identifikasi: Peta & Daftar Nominasi

Negosiasi

Tidak mencapai kesepakatan

Menyerahkan uang titipan di Pengadilan untuk OTDP

setelah ada Putusan Pengadilan Membayar Ganti Kerugian

Konstruksi

Membentuk Tim Pelaksana dan Satuan Tugas Pengadaan tanah

OTDP mengajukan gugatan ke Pengadilan

Pemantauan dan evaluasi

Diterima

OTDP mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi

Membayar Ganti Kerugian yang Diminta oleh OTDP

Ditolak

Diterima

PROSEDUR PENGADAAN TANAH : TAHAP PELAKSANAAN

Page 89: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

HAK ORANG TERKENA DAMPAK PROYEK

ORANG YANG TERKENA DAMPAK PROYEK HAK

Pemilik tanah/aset yang kehilangan tanah dan/atau aset lainnya (termasuk bangunan, struktur, utilitas, pohon, dll.) dan kehilangan pendapatan

Ganti kerugian atas hilangnya tanah dan aset yang terkait pada kehilangan lahan lainnya berdasarkan penilaian nilai yang dilakukan oleh penilai berizin

Pemilik tanah/aset yang kehilangan sumber pendapatan atau mata pencaharian sementara atau tetap mereka

Ganti kerugian atas hilangnya sumber pendapatan atau mata pencaharian berdasarkan penilaian nilai untuk kerugian non fisik yang dilakukan oleh penilai berizin dan fasilitasi untuk perbaikan mata pencaharian

Orang yang memiliki dan menempati tempat tinggal dan struktur lainnya yang dibangun di atas tanah negara atau pemerintah tanpa hak hukum yang dapat diakui atau mengklaim tanah yang mereka tempati

Ganti kerugian untuk kehilangan tempat tinggal dan struktur lainnya, untuk sumber pendapatan atau mata pencaharian dan bantuan pemukiman kembali, berdasarkan penilaian dari penilai berizin

Pihak yang menyewa tempat tinggal dan bangunan lainnya yang dibangun di atas tanah negara atau pemerintah tanpa hak hukum yang dapat diakui atau mengklaim tanah yang mereka tempati

Proyek ini memberikan waktu yang cukup (minimal 2 bulan dari tanggal dimulainya tenggat (cut-off date)/pada saat survei sensus) agar para penyewa dapat menemukan tempat lain atau bantuan lainnya yang disepakati oleh penyewa dan instansi/ lembaga yang mungkin mencakup biaya kepindahan dan uang saku masa transisi dan bantuan mata pencaharian.

Penggarap (sharecropper) Bantuan untuk perbaikan mata pencaharian

Penghuni ilegal (squatter) Kompensasi untuk bangunan dan struktur. Bantuan untuk perbaikan mata pencaharian dan fasilitasi untuk akses pada perumahan umum dan bantuan transisi dan kepindahan, serta peningkatan pada lokasi.

Penyerobot tanah (encroacher), yaitu, orang yang menambah atau memperluas kepemilikan pribadi mereka dengan melanggar batas tanah milik pemerintah atau tanah negara

Ganti kerugian atas bangunan dan struktur. Bantuan untuk perbaikan mata pencaharian dan fasilitasi pada perumahan umum dan bantuan transisi dan kepindahan, serta peningkatan pada lokasi.

Penyerobot tanah yang memasuki kawasan proyek setelah batas waktu yang diumumkan pada publik .

Tidak berhak atas ganti kerugian apapun

Page 90: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

JENIS LARAP

Jumlah Orang yang Terkena Dampak Proyek (OTDP) /

Pemilik Tanah Instrumen

> 200 orang (atau > 40 rumah tangga) atau menghilangkan >10%

dari aset produktif mereka, jika pengadaan tanah sama sekali

belum dilakukan

LARAP Lengkap*)

≤ 200 orang (atau > 40 rumah tangga) atau menghilangkan

≤ 10% dari aset produktif, tanpa relokasi, jika pengadaan tanah

sama sekali belum dilakukan

LARAP Sederhana**)

Dalam hal instansi/lembaga telah menyiapkan Rencana

Pengadaan Tanah (LAP) atau Rencana Tindak Pengadaan Tanah

dan Pemukiman Kembali (LARAP) sebelum penilaian

investasi/investasi fisik dilakukan

Kajian terhadap LAP atau LARAP, jika ada kesenjangan

dengan LARPF, instansi/ lembaga harus

merevisi/memperbarui dokumen-dokumen tersebut

sesuai dengan LARPF

Dalam hal instansi/lembaga yang mengajukan investasi fisik

telah mendapatkan tanah, sebagian atau seluruhnya

Studi Perunutan (Tracer Study). Jika ada kesenjangan

antara proses pengadaan tanah dan LARP, perlu disusun

suatu Rencana Tindak Korektif

Dalam hal rencana investasi fisik di kawasan lindung

direncanakan atau rekomendasi ITMP atau Rencana Sektoral

untuk melindungi sumber daya alam penting, sehingga

menetapkan kawasan tersebut sebagai kawasan lindung yang

mengakibatkan pembatasan akses bagi masyarakat ke taman

nasional atau kawasan lindung yang ditetapkan tersebut.

Suatu Rencana Tindak dengan mengacu pada Kerangka

Kerja Proses (Lampiran 3)

Page 91: KONTRIBUSI APBN/ APBD/ SUMBER DANA …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20200622022534.Lampiran-SOP...Kerangka Acuan Kerja (KAK). Setelah RKPD/RKP ditetapkan, beberapa langkah berikut perlu

TERIMA KASIH