KONTRAK BISNISSSSSa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdasd

Citation preview

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    1/26

    BAB III

    KONTRAK / PERJANJIAN DALAM HUKUM BISNIS

    A. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )

    Memberikan penjelasan tentang pengertian perikatan dan perbedaan antara

    perikatan dengan perjanjian, pengertian kontrak / perjanjian dalam kegiatan bisnis danunsur-unsur muatan kontrak bisnis, Asas-asas dan syarat-syarat umum dalam melakukan

    kontrak / perjanjian, akibat hukum suatu kontrak , technik penyusunan / merancangkontrak bisnis dan beberapa contoh kontrak bisnis yang terdapat dalam lampiran serta

    sebagai bahan kajian dan penambahan wawasan untuk bahan perbandingan dicantumkan

    pengertian, asas-asas, perangkat, macam-macam, dan berakhirnya kontrak/akad menurutsyariah / hukum Islam yang disajikan dalam bentuk lampiran artikel

    B. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ).1. Mahasiwa/ i mampu pengertian perikatan dan membedakan antara pengertian

    perikatan dengan perjanjian/ kontrak serta pengertian kontrak dalam kegiatan

    bisnis.2. Mahasiswa / i mampu menjelaskan asas-asas, syarat-syarat umum dalam

    melakukan kontrak / perjanjian serta akibat hukum suatu kontrak dalam kegiatan

    bisnis.

    3. Mahasiswa/ i mampu merancang dan menyusun kontrak bisnis denganmempelajari anatomi isi kontrak bisnis dengan cara melihat beberapa contoh

    kontrak bisnis baik yang terdapat dalam materi kuliah dan lampiran yang terdapat

    dalam bab ini.4. Mahasiswa / i mampu memahami lampiran artikel sebagai bahan perbandingan

    untuk penambahan wawasan mengenai pengertian, asas-asas, perangkat, macam-

    macam kontrak/ akad menurut syariah yang disajikan dalam lampiran artikel bab

    ini.

    C. Target Pembelajaran / sasaran Belajar.

    1.Mahasiwa / i mampu memahami dan menerangkan tentang :

    a. Pengertian perikatan dan membedakan antara pengertian perikatan dan perbedaanantara perikatan dengan perjanjian serta pengetian kontrak dalam kegiatan bisnis.

    b. asas-asas, syarat-syarat umum dalam melakukan kontrak dan akibat hukum dalam

    melakukan kontrak bisnis.2.Mahasiwa / i mampu merancang dan menyusun suatu kontrak bisnis yang sesuai

    dengan kebutuhan dalam kegiatan bisnis dengan melihat beberapa contohkontrak/perjanjian bisnis yang terdapat dalam materi kuliah dan lampiran bab ini.

    3. Mahasiswa / i mempunyai bahan perbandingan untuk penambahan wawasan mengenai

    pengertian, asas-asas, perangkat, macam-macam kontrak/ akad menurut syariah yang

    disajikan dalam lampiran artikel bab ini.

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    2/26

    34

    B A B III.

    PERJANJIAN / KONTRAK DALAM HUKUM BISNIS.

    1.Pengertian Perikatan

    Berdasarkan pasal 1233 KUH Perdata ( B.W.) perikatan bisa terjadi karena

    perjanjian maupun karena undang-undang. Jadi makna perikatan lebih luas dari kata

    perjanjian, karena perikatan bisa ada karena undang-undang dan perjanjian. Didalam

    perikatan yang lahir karena undang-undang asas kebebasan untuk mengadakan perjanjian

    tidak berlaku. Suatu perbuatan bisa menjadi perikatan karena kehendak dari undang-

    undang. Untuk perikatan-perikatan yang lahir dari perjanjian maka pembentuk undang-

    undang memberikan aturan-atuan yang umum, namun tidak demikian halnya dengan

    perikatan yang lahir karena undang-undang, pembentuk undang-undang membuat aturan-

    aturan yang harus dipenuhi oleh para pihak untuk memenuhi kewajibannya.

    2.Terjadinya Perikatan

    Didalam pasal 1353 KUH Perdata disebutkan :

    Perikatan-perikatan yang dilahirkan oleh undang-undang sebagai akibat perbuatan

    orang, dapat terjadi / terbit karena perbutan yang dibolehkan/ halal atau dari perbuatanmelawan hukum.

    Bahwa untuk terjadinya perikatan diatas, undang-undang tidak mewajibkandipenuhinya syarat-syarat sebagaimana yang ditentukan untuk terjadinya perjanjian

    sebagaimana yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, karena perikatan itu bersumber

    dari undang-undang, sehingga terlepas dari kemauan para pihak. Apabila ada suatu

    perbuatan hukum, yang memenuhi beberapa unsur tertentu , undang-undang lalu

    menetapkan perbuatan hukum tersebut adalah suatu perikatan., sebagai contoh :

    a. Perikatan untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak,.

    b.Perikatan mengurusi kepentingan orang lain secara sukarela dengan tidak mendapat

    perintah dari pihak yang berkepentingan sehingga pihak yang diwakili dapat mengerjakan

    sendiri urusan itu sendiri ( Zaakwarneming / Pasal 1354 ) dan hal ini berbeda perikatan

    untuk memberikan kuasa yang diatur pasal 1792 KUH Perdata, dimana penerima kuasa

    bisa memperoleh honor dari urusan yang dikuasakan kepadanya.

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    3/26

    35

    c. Perikatan yang lahir karena perbuatan melawan hukum sebagaimana yang diatur

    dalam pasal 1365 KUH Perdata yang berbunyi :

    Setiap perbuatan yang melawan hukum yang mengakibatkan kerugian kepada orang

    lain, mewajibkan kepada pihak / orang yang melakukan kesalahan tersebut kepada

    pihak lainnya itu untuk memberikan ganti rugi .

    Syarat-syarat untuk menentukan suatu perbuatan melawan hukum :

    a. Harus ada perbuatan baik yang bersifat berbuat atau tidak berbuat.

    b. Perbuatan itu melawan hukum

    c. Ada kerugian ;

    d. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu dengan

    kerugian

    e . Ada kesalahan ( schuld ).

    Perbuatan melawan hukum tidak hanya diartikan sebagai perbuatan yang

    bertentangan dengan undang-undang saja, tetapi atau tidak berbuat yang melanggar hak

    orang lain atau bertentangan dengan kewajiban, bertentangan dengan kesusilaan maupun

    sifat hati-hati sebagaimana sepututnya didalam kehidupan di masyarakat, contoh :

    bertanggung jawab atas kerugian karena kelalaian atau tidak hati-hati (pasal 1366 KUH

    Perdata ), tanggung jawab terhadap perbuatan orang lain yang menjadi tanggungannya,

    tanggung jawab orang tua terhadap anak atau majikan kepada buruh, dan tanggung jawabpemilik hewan serta tanggung jawab pemilik gedung.(1)

    (1) Kompilasi hukum Perikatan, hal 97 - 106 Mariam Darus Badrulzaman Dkk, Citra aditya Bhakti,

    Bandung 2001.

    3. Hapusnya Perikatan :

    Pasal 1381 KUH Perdata menyebutkan Perikatan dapat Hapus, karena :

    Pembayaran, penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpnan atau penitipan,

    pembaharuan utang, perjumpaan utang atau kompensasi, percampuran utang,

    pembebasan utang, musnahnya barang yang terutang, pembatalan atau berlakunya syarat

    batal, kadaluarsa .

    4.Kontrak / perjanjian dalam kegiatan Bisnis.

    Sekilas, bila kta mendenangar kata kontrak, kita langsung berpikir bahwa yang

    dimaksudkan adalah suatu perjanjian tertulis.Kontrak adalah peristiwa dimana dua orang

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    4/26

    36

    atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu.

    Para pihak yang bersepakat mengenai hal-hal yang diperjanjikan, berkewajiban untuk

    menanti dan melaksanakannya, sehingga perjanjian tersebut menimbulkan hubungan

    hukum yang menerbitkan hak dan kewajiban.

    Menurut Munir Fuady, banyak definisi tentang kontrak telah diberikan, dan masing-

    masing bergantung kepada bagian-bagian mana dari kontrak tersebut yang dianggap

    penting, dan bagian tersebutlah yang ditonjolkan dalam definisi tersebut.(2)

    2.Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern, Chitra Aditya Bahkti, Bandung, Hal 9

    4. Perjanjian/konrak dalam kegiatan Bisnis.

    4.Pengertian perjanjian / Definisi Kontrak

    Ada beberapa definisi kontrak yang bisa dijadikan acuan, yakni sebagai berikut

    a). Pasal 1331 KUH Perdata : Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu

    orang atau lebih mengikatkan dirinya dengan satu orang atau lebih

    b)Prof. Soebekti : Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada

    orang lain atau dimana dua orang itu aling berjanji untuk melaksankan suatu hal.

    c)Black Henry Campbell : Kontrak adalah suatu kesepakatan yang diperjanjikan /

    Promissory agreement ) diantara dua orang atau lebih pihak yang dapat menimbulkan,

    memodifikasi, atau menghilangkan hubungan hukum .

    d)Steven H.Gifis : kontrak adalah serangkaian perjanjian dimana hkum memberikan

    ganti rugi terhadap wanprestasi terhadap pelanggaran pelakanaan kontrak dan pelakanaan

    kontrak adalah suatu tugas harus dilaksanakan oleh para pihak.

    Dari uraian atau definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa kontrak memuat

    unsur-unsur sebagai berikut :

    1. Kontrak merupakan media atau piranti yang dapat menunjukkan, apakah suatu

    perjanjian dibuat sesuai dengan syarat-syarat sahnya perjanjian.

    2. Kontrak tersebut sengaja dibuat secara tertulis untuk dapat saling memantau

    diantara para pihak, apakah prestasi telah dijalankan atau bahkan telah terjadi

    wanprestasi / ingkar janji.

    3. Kontrak itu sengaja dibuat sebagai suatu alat bukti bagi mereka yang

    berkepentingan, sehingga apabila ada pihak yang dirugikan telah memiliki alat

    bukti untuk mengajukan tuntutan ganti rugi kepada pihak lainnya;

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    5/26

    37

    4. .untuk mengetahui syarat-syarat berlakunya kontrak tersebut.

    5. untuk mengetahui cara-cara yang dipilih untuk menyelesaikan perselisihan dan

    pilihan domisili hukum yang dipilih bila perselisihan terjadi antara para pihak;

    B. Asas-asas dalam hukum kontrak.

    Menurut pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata menyatakan : Bahwa semua perjanjian

    yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya .

    Dari bunyi pasal tersebut sangat jelas terkandung asas-asas kontrak sebagai berikut :

    1). Konsensus / sepakat , artinya perjanjian itu telah terjadi jika telah ada konsensus /

    sepakat antara pihak-pihak yang mengadakan kontrak.

    2). Kebebasan berkontrak, artinya seseorang bebas untuk mengadakan perjanjian, bebas

    mengenai apa yang diperjanjikan, bebas mengenai bentuk kontraknya. Asas kebebasan

    berkontrak ini juga meliputi :

    Kebebasan untuk membuat atau tidak membuat perjanjian

    Kebebasan untuk memilih pihak dengan siapa ia ingin membuat perjanjian;

    Kebebasan untuk menentukan atau memilih causa / isi dari perjanjian yang akan

    dibuatnya;

    kebebasan untuk menentukan obyek perjanjian;

    kebebasan untuk menentukan bentuk suatu perjanjian.

    3). Pacta sunt servanda, artinya kontrak itu merupakan undang-undang bagi para pihakyang membuatnya ( mengikat dan memaksa ).

    4). Asas kepercayaan, artinya kontrak harus dilandasi oleh itikad baik para pihak

    sehingga tidak unsur manipulasi dalam melakukan kontrak.( pasal 1338 ayat 3 KUH

    Perdata menyatakan : perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik

    5). Asas persamaan hak dan keseimbangan dalam kewajiban

    6). Asas moral dan kepatutan

    7. Asas kebiasaan dan kepastian hukum.

    C.Syarat sahnya suatu kontrak.

    Menurut pasal 1320 KUH Perdata, kontrak adalah sah bila memenuhi syarat-

    syarat sebagai berikut :

    1. Sepakat para pihak untuk mengikatkan dirinya;

    2. Cakap untuk membuat suatu perikatan;

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    6/26

    38

    3. suatu hal tertentu; dan

    4. suatu sebab yang halal.(3)

    3) Hananudin Rahman, Legal Drafting, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2000, hal 4-5.

    1.Syarat subyektif.

    Syarat pertama dan kedua adalah mengenai subyeknya / para pihak yang

    mengadakan kontrak, maka disebut syarat subyektif, karena jika syarat subyektif tidak

    terpenuhi maka perjanjian itu dapat dimintakan pembatalannya.

    a). Sepakat para pihak untuk mengikat diri .

    Dengan diperlukannya kata sepakat , maka berarti kedua pihak haruslah

    mempunyai kebebasan kehendak dan tidak mendapat suatu tekanan yang mengakibatkan

    adanya cacat bagi perujudan kehendak tersebut. Sehubungan dengan syarat

    kesepakatan tersebut, KUH Perdata mencantumkan beberapa hal yang merupakan faktor

    yang dapat menimbulkan cacat pada kesepakatan tersebut, sebagaimana disebutkan

    dalam pasal 1321 KUH Perdata, yang berbunyi sebagai berikut : Tidak ada sepakat

    yang sah, apabila kesepakatan itu diberikan karena kekhilafan, atau diperolehnya dengan

    cara paksaan atau penipuan .

    Undang undang juga mengatur kategori kekhilafan, yakni : kekhilafan pada

    orangnya ( error in Persona ) contoh : perjanjian / kontrak untuk menampilkan biduan

    terkenal, ternyata yang tampil bukan biduan tersebut hanya namanya saja yang sama.;

    dan kekhilafan pada hakekat barangnya / error in substantia ,Contoh seseorang yang

    bermaksud membeli lukisan asuki Abdullah ternyata lukisan tersebut yang dibelinya

    adalah tiruan dari lukisan Basuki Abdullah.

    Yang dimaksud dengan paksaan ialah kekerasan jasmani atau ancaman ( akan

    membuka rahasia ) yang mengakibatkan ketakutan kepada seseorang, sehingga ia

    terpaksa membuat perjanjian / kontrak tersebut, sebagaimana disebutkan dalam pasal

    1324 KUH Perdata yang berbunyi : Paksaan dianggap terjadi, apabila perbuatan itu

    sedemikian rupa hingga dapat menimbulkan ketakutan seorang yang berpikiran sehat,

    dan apabila perbuatan itu akan menimbulkan ketakutan pada orang tersebut, bahwa

    dirinya atau kekayaannya terancam dengan suatu kerugian yang terang dan nyata .

    Dalam hal mempertimbangkan adanya pemaksaan harus diperhatikan usia, kelamin dan

    kedudukan orang-orang yang bersangkutan .

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    7/26

    39

    Pasal 1328 KUH Perdata memberikan pengertian penipuan yang mengakibatkan

    cacatnya kesepakatan dalam kontrak, yakni :

    Penipuan merupakan suatu alasan untuk pembatalan suatu perjanjian, yang dilakukan

    sedemikian rupa oleh salah satu pihak dan pihak yang merasa ditipu harus dapat

    membuktikan bukan dengan dasar persangkaan semata .

    b). Cakap untuk melakukan perjanjian.

    Yang kedua dari syarat subyektif adalah Cakap untuk melakukan Perbuatan

    hukum karena menyangkut jati diri para pihak yang mengadakan kontrak Pasal 1330

    KUH Perdata mengatur hal tersebut, yakni :

    orang-orang / pihak yang dianggap tidak cakap membuat persetujuan/ perjanjian /

    kontrak adalah sebagai berikut : Orang-orang yang belum dewasa, mereka yang ditaruh

    dibawah pengampuan dan orang-orang perempuan yang ditetapkan oleh undang-undang

    yang ditetapkan oleh undang-undang dan pada umumnya melarang membuat

    persetujuan-persetujuan tertentu .

    Orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum berusia 21 tahun, atau beum

    pernah melakukan perkawinan..

    Menurut pasal 433 KUH Perdata, orang-orang yang diletakkan dibawah

    pengampuan adalah : setiap orang dewasa yang berada dalam keadaan dungu, sakit otak

    atau mata gelap / pemarah / pemabuk dan pemboros Dalam hal ini pembentuk undang-undang menganggap bahwa yang bersangkutan

    tidak menyadari tanggung jawabnya, oleh karena diangap tidak cakap untuk mengadakan

    perjanjian/ kontrak. Perjanjian yang dilakukan oleh orang yang belum dewasa dan yang

    diletakkan dibawah pengampuan dapat mengadakan perjanjian / kontrak, jika

    dilaksanakan oleh orang yang mewakilinya / yang mengurusnya atau walinya.(4)

    4. op.cit, kompilasi hukum perikatan hal 75 78

    2. Syarat Obyektif.

    a). Suatu hal tertentu.

    Suatu perjanjian harus mempunyai obyek tertentu ( suatu hal tertentu ) yang

    berkenaan dengan pokok adanya kontrak / perjanjian. Suatu perjanjian harus mempunyai

    pokok ( obyek ) suatu barang yang paling tidak dapat ditentukan jenisnya, sedangkan

    mengenai jumlahnya dapat tidak ditentukan pada saat dibuat perjanjian asalkan nanti

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    8/26

    40

    dapat dihitung atau ditentukan jumlahnya ( pasal 1333 KUH Perdata ). Bila dilihat dari

    bahasa Belandanya, maka terjemahan kata zaak yakni barang dapat diartikan sebagai :

    1. Benda ( barang ) ; 2. Usaha ( perusahaan ); 3. Sengketa / perkara ;

    4. pokok persoalan ; 5. sesuatu yang diharuskan .

    Kalau dihubungan dengan pasal 1320 KUH Perdata yang menyatakan salah satu

    syarat kontrak adalah hal yang tertentu dan kata hal ini berasal dari bahaa Belanda

    ondewerpyang dapat juga diartikan pokok pembicaraan atau pokok persoalan, makazaak

    lebih tepat bila diterjemahkan sebagai pokok persoalan.(5)

    5.Hasanudin Rahman, Legal Drafting : seri keteramplan Mahasiswa Fakultas Hukum Dalam meancang

    kontrak,Citra Aditya bakti, Bandung, 2000 hal 7 .

    Suatu perjanjian / kontrak memang seharusnya berisi pokok / obyek yang tertentu

    agar dapat dilaksanakan , maka jika tidak obyek dari suatu perjanjian atau obyek itu

    merupakan sesuatu yang dilarang oleh undang-undang, kesusialan dan ketertiban umum,

    maka perjanjian itu batal demi hukum ( jadi jika syarat obyektif no. 3 dan 4 dari pasal

    1320 KUH Perdata tidak terpenuhi, maka perjanjian itu secara otomatis batal demi

    hukum ).

    b). Suatu sebab yang halal.

    Untuk suatu sebab yang halal ada beberapa pasal yang mengatur syarat tersebut

    dalam suatu kontrak , yakni :1. Pasal 1335 KUH Perdata yang berbunyi : suatu persetujuan / perjanian tanpa sebab

    atau yang telah dibuat karena sesuatu sebab yang palsu atau terlarang tidak mempunyai

    kekuatan hukum .

    2. Pasal 1336 KUH Perdata : jika tidak dinyatakan suatu sebab, tetapi ada sesuatu sebab

    yang halal, ataupun jika ada sebab lain yang dapat dinyatakan, perjanjian demikian

    adalah sah

    Pasal 1336 dilihat maksudnya membingungkan, karena pertama dikatakan :

    tidak dinyatakan sesuatu sebab, kalima t ini menjelaskan tentang perjanjian tanpa suatu

    sebab. Lalu, kata-kata selanjutnya menyebutkan : ... tetapi ada sebab yang halal .

    sehingga semestinya dapat diterjemahkan perjanjian tidak ada sebab tetapi ada sesuatu

    yang halal ( diperbolehkan ). Jadi pasal 1336 KUH Perdata ini menjadi dasar bagi

    perjanjian tanpa sebab menjadi suatu kontrak / perjanjian yang sah asalkan ada sesuatu

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    9/26

    41

    yang halal ( diperbolehkan ). Dan ini dikuatkan jika merujuk kepada yurisprudensi

    maksud kata causa ( inggris ) atau Orzaak ( Belanda ) yang terdapat dalam pasal 1336

    KUH Perdata tersebut adalah isi atau maksud dari perjanjian .

    3. Pasal 1337 KUH Perdata yang berbunyi : suatu sebab adalah terlarang, apabila

    dilarang oleh undang-undang, atau apabila berlawanan dengan kesusilaan ( norma susila

    yang baik ) atau ketertiban umum .

    D. Akibat Hukum suatu kontrak.

    Akibat hukum suatu kontrak pada dasarnya lahir dari adanya hubungan hukum

    dari suatu perikatan, yaitu dalam bentuk hak dan kewajiban. Pemenuhan hak dan

    kewajiban inilah merupakan salah satu bentuk dari pada adanya suatu kontrak.

    Kemudian, hak dan kewajiban ini tidak lain adalah hubungan timbal balik dari pada para

    pihak, maksudnya kewajiban di pihak pertama merupakan hak bagi pihak kedua, begitu

    pun sebaliknya, kewajiban di pihak kedua merupakan hak bagi pihak pertama. Jadi

    dengan demikian akibat hukum disini tidak lain adalah pelaksanaan dari pada kontrak itu

    sendiri.

    Untuk melaksanakan suatu perjanjian, lebih dahulu harus ditetapkan secara

    tegadan cermat apa saja isi perjanjian tesebut, atau dengan kata lain, apa saja hak dan

    kewajiban masing-masing pihak . Terkadang orang mengadakan perjanjian dengan tidak

    mengatur atau menetapkan secara teliti hak dan kewajiban mereka. Mereka hanyamenetapkan hal-hal yang pokok dan penting saja, lupa hal-hal yang menjadi turunan dari

    hak dan kewajiban tersebut, sebagai contoh dalam jual beli hanya ditetapkan tentang

    barang mana yang dibeli, jenisnya, jumlahnya, harganya, namun tidak menetapkan

    tentang tempat penyerahan barang, biaya pengantaran, tempat dan waktu pembayaran,

    bagaimana kalau barang musnah di perjalanan dan sebagainya.

    Menurut pasal 1339 KUH Perdata, suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk

    hal-hal yang tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi untuk segala sesuatu yang menurut

    sifat perjanjian diharuskan ( diwajibkan ) oleh kepatutan, kebiasaan dan undang-undang.

    Dengan demikian setiap perjanjian diperlengkapi dengan aturan-aturan yang terdapat

    dalam undang-undang, dalam adat kebiasaan ( di suatu tempat dan kalangan tertentu ),

    sedangkan kewajiban-kewajiban yang diharuskan dalam kepatutan harus juga

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    10/26

    42

    diindahkan, jadi tiga sumber norma sebagaimana disebut diatas merupakan sesuatu yang

    penting diperhatikan para pihak dalam mengadakan suatu perjanjian.

    Salah satu sendi penting yang juga harus ada dalam suatu kontrak / perjanjian

    adalah itikad baik yang merupakan anasir subyektif dari pihak yang mengadakan

    perjanjian, yang maksudnya pelaksanaan perjanjian harus mengindahkan norma

    kepatutan dan kesusilaan, jadi ada ukuran-ukuran obyektif untuk menilai pelaksanaan

    perjanjian yakni harus berjalan diatas rel yang benar.

    Hakim diberi kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan suatu perjanjian, jangan

    sampai pelaksnaan kontrak / perjanjian melanggar kepatutan atau keadilan. Ini berarti

    hakim berkuasa untuk menyimpang dari isi perjanjian menurut isinya akan bertentangan

    dengan itikad baik yang berlandaskan kepada perasaan keadilan bagi para pihak dan

    nilai keadilan yang hidup di masyarakat

    E. Identifikasi pemahaman dan Technik penyusunan kontrak .

    1. Identifikasi pemahaman kontrak

    Seseorang yang bermaksud menyusun suatu kontrak, wajib memenuhi sejumlah

    syarat pendahuluan, yang dapat dijabarkan sebagai katalog yang disertai akan

    pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

    1.A. Pemahaman akan latar belakang transaksi.

    setiap kontrak sebenarnya merupakan pencerminan maksud dari pihak untukmewujudkan sesuatu tujuan yang dirumuskan dalam entuk kontrak, pemahaman akan

    latar belakang transaksi sangat penting, terutama untuk menetapkan judul suatu kontrak

    yang mencerminkan esensi ketentuan-ketentuan dari kontrak yang bersangkutan.

    Pemahaman akan latar belakang transaksi tidak saja menuntut pengetahuan yuridis,

    melainkan juga wawasan di bidang lainnya, khususnya tentang bidang transaksi yang

    dilakukan dalam kontrak.

    Kurangnya kemampuan, pengetahuan dan wawasan yang diperlukan di dalam diri

    seorang penyusun kontrak dalam banyak keadaan dapat mengakibatkan kerugian-

    kerugian besar. Misalnya, perlu dibedakan dari depan, manakala yang dibutuhkan

    kerjasama operasi bukan konsorsium, atau sebaliknya. Jadi jangan sampai terjadi suatu

    kontrak jual beli dengan cicilan , ternyata berisi ketentuan-ketentuan kontrak sewa

    menyewa ( dengan opsi hak pertama untuk membeli bagi si penerima sewa ) karena

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    11/26

    43

    diantara dua kontrak tesebut selain tedapat persamaan namun banyak juga perbedaannya.

    Disamping itu kadang-kadang ditemukan kontrak-kontrak yang diberi judul surat

    perjanjian , atau perjanjian atau kontrak yang seringkali isinya tidak terlalu jelas

    sehingga mengandung potensi kerugian bagi para pihak yang terikat pada perjanjian.

    1.B. Mengenali dan memahami para pihak .

    Seseorang yang hendak melakukan transaksi, pastilah hendak mendapatkan

    pengetahuan yang cermat tentang mitra transaksinya.dengan baik, baik asal usulnya

    maupun reputasi bisnisnya. Jika kita selesai dengan proses identifikasi , maka kita

    beranjak kepada apa usaha yang dimilikinya ?, seberapa besar kemampuan modalnya,

    seberapa pangsa pasar yang dikuasainya ?, seberapa besar pengalaman atau kairernya

    dalam usaha tersebut ?. Setelah mengetahui dengan baik. Maka para pihak bisa

    melanjutkan kerjasama.

    1.C.Mengenal dan memahami obyek transaksi.

    Pertanyaan berikut sudah mulai lebih memfokuskan diri pada esensi dari

    transaski yang hendak dirumuskan, bisnis apakah gerangan yang akan

    dijalankanbersama-sama?, prosedur kerja yang harus dilalui ?, bagaimana cara kerja

    unsur-unsurnya ?. dan tingkat probabilitas / kemungkinan sukses dari bisnis yang

    dilakukan. Karena setiap bisnis / transaksi mempunyai unsur-unsur atau segi-segi yang

    berbeda, sehingga menimbulkan hak dan kewajiban yang berbeda dalam pembuatankontrak.

    1.D. Merumuskan pokok-pokok kontrak.

    Untuk menyusun suatu kontrak, dimulai dengan langkah dengan bertanya :

    manakah pesan dari pihak yang menonjol ?, karena pesan yang menonjol itu merupakan

    pokok kepentingan para pihak yang diharapkan akan menjadi pokok dari suatu kontrak.

    Setelah kita mampu menetapkan pesan yang menonjol dari pihak dalam konteks yang

    konstruktif, barulah kita dapat memulai dengan merumuskan pokok-pokok dari kontrak

    yang harus dirumuskan secara cermat dan akurat, karena hal itu didasarkan atas hal-hal

    sebagai berikut :

    1. rumusan-rumusan tentang pokok-pokok kontrak itu menentukan

    keruntutan ( kesinambungan logis ) dari ketentuan-ketentuan

    pelaksanaan dari kontrak. keruntutan itu menentukan hubungan timbal

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    12/26

    44

    balik dari hak dan kewajiban yang akan berlaku bagi para pihak yang

    ditetapkan secara adil dan masuk akal;

    2. keruntutan ini perlu diperhatikan , karena kadang-kadang dapat terjadi,

    suatu pihak hendak mempercundangi pihak lain, jauh sebelum benar-

    benar mereka saling mengikatkan diri.

    1.E. Membangun struktur transaksi

    Struktur transaksi yang terjadi diantara para pihak yang mengadakan perjanjian /

    kontrak ada yang sederhana / tunggal, seperti sewa menyewa rumah atau mebuka

    rekening bank dan transaski yang majemuk maka kita memerlukan judul-judul sub

    kontrak yang lengkap. Maka untuk transaksi yang majemuk kita harus merumuskan tema

    transaksi . untuk lebih jelasnya berikut ini, skema struktur sebagamna disebut diatas :

    *Transaksi tunggal --transaski tunggal ----struktur kontrak judul kontrak;

    * Transaksi majemuk transaksi majemuk tema transaksi struktur transaksi ----strktur

    kontrak ----judul kontrak utama

    - kontrak pelengkap 1

    - kontrak pelengkap 2

    - kontrak pelengkap 3 dstnya.(6)

    (6) Budiono Kusumohamidjojo, Dasar-dasar merancang kontrak, Penerbit P.T. Grasindo, Jakarta, 1998, hal

    7 14.

    2.Technik penyusunan kontrak.

    Para pembuat kontrak / perjanjian harus menguasai materi kontrak yang akan

    dibuat oleh para pihak. Materi kontrak akan diketahui setelah mengetahui obyek kontrak

    dan syarat atau ketentuan yang disepakati oleh para pihak.

    A. Obyek dan Hakekat suatu kontrak

    Obyek kontrak yang dimaksudkan disini, maksudnya adalah jenis perikatan yang

    akan dilakukan, artinya apabila ingin membuat suatu kontrak, terlebih dahulu harus

    mengetahui kontrak apa yang akan dibuat. Dengan demikian, pembuat kontrak

    seyogyanya mengetahui secara detil berbagai jenis perikatan yang dilahirkan. Untuk

    mengetahui jenis-jenis perikatan, maka secara ringkas perikatan terbagai kepada empat

    4 jenis, yakni :

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    13/26

    45

    Dilihat dari segi prestasinya yang dapat dibedakan : perikatan untuk

    memberikan sesuatu, perikatan untuk berbuat sesuatu, perikatan untuk

    tidak berbuat sesuatu, perikatan mana suka, perikatn fakultatif, perikatan

    yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi, perikatan sementara dan terus

    menerus.

    Dilihat dari segi subyeknya : perikatan tanggung menanggung , perikatan

    pokok dan tambahan ;

    Dilihat dari daya kerjanya : perikatan dengan ketetapan waktu , perikatan

    bersyarat.

    Perbedaan perikatan berdasarkan undangt-undang : perikatan memberikan

    sesuatu, berbuatan sesuatu dan tidak berbuat sesuatu, perikatan bersyarat,

    perikatan dengan ketetapan waktu, perikatan alternatif / manasuka,

    perikatan tanggung menanggung, perikatan yang dapat dibagi dan tidak

    dapat dibagi dan perikatan dengan ancaman hukuman.(7)

    7) Loc.Cit, Prof.Mariam Darus Badrulzaman,Dkk, Kompilasi hukum perikatan, hal 10-11

    Pengetahuan tentang jenis-jenis perikatan adalah mutlak dan akan sangat

    membantu bagi para pembuat / perancang kontrak, maka dianjurkan untuk membaca

    berbagai referensi, agar perancang kontrak mempunyai wawasan lebih dalam

    perancangan kontak yang akan dibuat.Hakikat dari suatu kontrak bisnis tampak dari adanya hal-hal dibawah ini, yang

    sekaligus dapat dirumuskan dengan baik dan tajam pada saat perumusan perancangan

    suatu kontrak :

    1. perumusan tentang adanya kesepakatan atau kesesuaian kehendak diantara para

    pihak mengenai obyek perjanjian dan hak dan kewajiban para pihak.

    2. perumusan tentang adanya janji-janji yang dibuat oleh masing-masing pihak

    sebagai imbalan atas janji-janji atau untuk kepentingan pihak lan; walaupun selalu

    ada kemungkinan kontrak yang berisi perjanian sepihak, namun dianjurkan untuk

    selalu memahami kontrak-kontrak bisnis sebagai kontrak yang bersifat timbal

    balik ( reciprocal ), sehingga prestasi yang harus dilakukan oleh salah satu pihak

    selalu dipahami sebagai imbalan atas prestasi yang dilakukan oleh pihak lain;

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    14/26

    46

    3. Perumusan tentang pihak-pihak pembuat kontrak dan informasi tentang

    kemampuan hukum ( legal capacity ) dan tindakan hukum yang terikat dalam

    konrak.;

    4. perumusan tentang objek dan nilai ekonomis dari suatu perjanjian yang menjadi

    causa dari transaksi yang dibuat oleh para pihak , sehingga kontrak bisnis yang

    dibuat tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaaan dan kepatutan;

    5. penggunaan bentuk, wujud atau format yang dikehendaki para pihak atau

    disyaratkan oleh hukum positif, agar transaksi yang dilakukan mengikat secara

    hukum.

    B.Kemampuan merancang kontrak.

    Seorang perancang kontrak dituntut untuk selalu menyadari bahwa kontrak yang

    dibuat merupakan dokumen hukum bisnis, yang memuat :

    1. Memberikan kepastian tentang identitas para pihak yang terlibat dalam transaksi;

    2. kepastian dan ketegasan hak dan kewajiban untuk masing-masing pihak sesuai

    dengan inti transaksi bisnis yang hendak diwujudkan

    3. memuat nilai ekonomis dari transaksi bisnis

    4. Jaminan keabsahan hukum dan kemungkinan pelaksanaan secara yuridis dari

    transaksi bisnis yang bersangkutan;

    5. petunjuk pelaksanaan hak dan keawajiban para pihak yang terbit dari transaskibisnis, serta upaya-upaya yang apat dilakukan seandai9nya salah satu pihak

    mengingkari janji;

    6. menetapkan dan menyepakati jalan yang dianggap terbaik bagi para pihak untuk

    menyelesaikan perselisihan-perselisihan atau perbedaan pendapat yang mungkin

    terjadi, ketika transaksi bisnis mulai atau sudah berjalan;

    7. memberikan jaminan pelaksanaan janji-janji yang terdapat dalam kontrak adalah

    hal yang wajar, patut dan adil dilaksanakan.

    C. Anatomi kontrak

    Anatomi kontrak, pada umumnya sebagai berikut :

    1). Bagian pembukaan, yan terdiri dari :

    a. Judul Kontrak ( Headling / contract title ) : harus dapat mengidentifikasi

    inti kontrak yang mempunyai korelasi dan relevansi dari isi kontrak;

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    15/26

    47

    b. Tempat dan waktu diadakan kontrak, yang terkadang tunduk pada aturan

    formal tertentu, seperti akta jual beli tanah yang dibuat oleh Notaris;

    tanggal atau penanda tanganan kontrak dapat menentukan keabsahan dari

    kesepakatan-kesepakatan yang dicapai oleh para pihak serta kesepakatan-

    kesepakatan itu hanya sah bila tidak bertentangan dengan hukum pada

    tanggal penanda tanganan kontrak;

    c. Komparasi, yang berarti penghadapan yang memuat keterangan tentang

    orang / pihak yang mengadakan perbuatan hukum yang mengikatkan diri

    dalam suatu kontrak sebagai subyek hukum ( lihat Bab tentang subyek

    hukum ) yang meliputi uraian terperinci tentang identitas, yang meliputi

    nama, pekerjan dan domisili , dasar hukum yang memberikan kewenangan

    yuridis untuk bertindak para pihak yang khususnya untuk badan usaha,

    kedudukan para pihak yang sering ditulis dengan sebutan, misalnya,

    selanjutnya dalam perjanjian disebut dengan Bank

    d. Recitals, merupakan bagian dari pertimbangan kontrak, yang merupakan

    bagian pembukaan kontrak yang memuat latar belakang dari pada

    kesepakatan kontrak yang memuat : kondisi umum dari pada pihak yang

    akan membuat kontrak, kemampuan modal, pengalaman yang handal,

    technologi, penguasaan pangsa pasar sebagai misal : untuk kontrakfranchise : tempat franchise membangun sistim yang unik dan berhasil

    betahan untk mengoperasionalkan bisnis, merek dagang, logo, copy right ,

    contoh : Bahwa agar kegiatan usaha pihak pertama dapat berdaya guna

    dan berhasil guna serta berkembang secara baik dan dengan ---

    meningkatkan keanggotaan pihak pertama, maka pihak pertama bersedia

    menggunakan merek dagang secara franchisee yang dimliki oleh pihak

    kedua yang berpengalaman dan profesional dalam usaha restoran siap aja

    merk Kentucky.

    2). Bagian isi / pasal-pasal dalam kontrak

    Dalam suatu kontrak selalu ditemukan kata pasal itu artinya kata pasal

    merupakan pengertian, fungsi atau syarat-syarat dalam kontrak. Secara sederhana dapat

    digambarkan bahwa pasal adalah bagian dari suatu kontrak yang terdiri dari sejumlah

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    16/26

    48

    kalimat yang menggambarkan kondisi dan informasi tentang apa yang disepakati, baik

    secara tersurat maupun tersirat, karena jika hal itu tidak ada maka kita akan kesulitan

    mengikuti dan mengidentifikasi alur dari pada kontrak tersebut. Dan untuk optimalnya

    suatu kontrak, maka pasal-pasal harus memenuhi syarat-syarat antara lain :

    1. Urutan, artinya pasal-pasal tersebut mencerminkan isi dan kondisi

    kesepakatan yang dibuat secara kronologis sehingga memudahkan

    menemukan dan mengetahui hal-hal yang diatur oleh masing-masing pasal.

    2. Ketegasan, artinya bahasa yang digunakan sedapat mungkin dihindari kata-

    kata bersayap yang dapat menimbulkan berbagai interpretasi.

    3. Keterpaduan, artinya antara satu pasal dengan pasal lainnya mempunyai

    keterpaduan dan hubungan antara satu sama lainnya. Sehingga setiap pasal

    atau pasal demi pasal merupakan satu kesatuan dalam struktur kontrak.

    4. Kelengkapan, pasal-pasal yang dibuat dalam suatu kontrak harus mengandung

    kelengkapan, sehingga informasi menjadi lengkap.; namun tetap melakukan

    kecermatan sehingga pasal-pasal yang dicantumkan dalam kontrak adalah

    sesuatu yang penting.

    b.1.)Pasal-pasal yang merupakan isi kontrak, memuat hal-hal sebagai berikut :

    Ketentuan Umum yang memuat pembatasan istilah dan pengertian yang

    digunakan dalam kontrak , artinya didalam ketentuan ini dirumuskan istilah-istilah yangdianggap penting dan sering digunakan yang disepakati oleh para pihak . Dengan adanya

    kesepakaan semacam ini, maka perselisihan yang dapat timbul karena perbedaan

    pengertian antara para pihak dapat diminimalisir. Contoh :

    ------------------------- Pasal 1 ----------------------------

    --------------------Ketentuan umum ------------------------

    Dalam perjanjian ini yang dimaksud dengan :

    a. Bank adalah Bank Mandiri, yang berkedudukan dan berkantor Pusat di Jl.Jenderal

    sudirman Kav 6-8 Jakarta------------------------------

    b. Proyek adalah pendirian dan pengoperasian pabrik oleh perusahaan untk

    memproduksi sistim kontrol otomotif di Bandung, sebagaimana diuraikan lebih Jauh

    dalam Rencana Bisnis.-------------------

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    17/26

    49

    c. Rencana Bisnis, adalah serangkaian kegiatan perencanaan produksi barang yang

    dilakukan oleh perusahaan untuk memproduksi barang sebagaimana tersebut diatas

    berdasarkan jangka waktu tertentu yang dipasarkan kepada konsumen------------------------

    --------------

    d. Repaymen Schedule adalah daftar angsuran tiap-tiap bulan yang menjadi kewajiban

    debitur untuk membayarnya setiap tanggal 29 bulan yang berjalan

    e. Overdraft adalah kelebihan tarik oleh debitur dari jumlah plafond pinjaman yang telah

    disediakan oleh bank,---------------------

    b.2) Ketentuan Pokok, isi kontrak dalam ketentuan pokok biasanya memuat hak dan

    kewajiban para pihak dalam kontrak serta hubungan yang dapat terjadi dari hak dan

    kewajiban yang didasarkan oleh pertimbangan yang logis.

    ketentuan pokok memuat klausula- klausula sebagai berikut :

    Klausula transaksional berisi tentang hal-hal yang disepakati tentang

    obyek dan tata cara pemenuhan prestasi dan kontraprestasi yang menjadi

    kewajibannya, contoh untuk perjanjian kredit

    ----------------------------------- Pasal 2 -------------------------------

    ------------------------ Fasilitas Kredit ------------------------

    3.1. Kesediaan memberikan pinjaman :3.1.1. Atas dasar syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini tersedianya

    dana, Bank menyetujui untuk memberikan fasilitas kredit dalam bentuk kredit dengan

    angsuran dalam mata uang rupiah, dan debitur setuju untuk menerima fasilitas kredit

    dan secara tegas mengaku pada saat ini berhutang kepada Bank sebesar Rp 2.000.000.000

    ( dua milyar rupiah ), yang selanjutnya disebut pinjaman , jumlah mana belum termasuk

    bunga dan biaya-biaya yang harus dibayar oleh debitur------------------------

    3.1.2.Pinjaman tersebut diberikan untuk JANGKA WAKTU tiga tahun ( tiga puluh enam

    bulan ), yang dimulai sejak tanggal 1 mei 2008 sampai dengan tanggal 30 April 2011,-----

    --------------------------------------------------

    3.1.3. Bank Mempunyai hak untuk----------- dan seterusnya

    Klausula spesifik berisi tentang hal-hal khusus sesuai dengan karekteristik

    bisnis dari kontrak yang disepakati yang merupakan dasar perbedaan

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    18/26

    50

    antara isi kontrak yang satu dengan isi kontrak bisnis lainnya yang juga

    memuat hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam kontrak

    Klausula antisipatif adalah klausula yang berisi tentang hal-hal yang

    menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi selama

    berlangsungnya atau selama masih berlakunya kontrak, seperti :

    perpanjangan kontrak, pengalihan hak dan kewajiban salah satu pihak,

    alamat surat menyurat, penyelesaian sengketa dan lain-lain sebagainya.

    3.) Ketentuan / elemen penunjang kontrak.

    Ketentuan ini diperlukan untuk menunjang pelaksaan kontrak, bagian ini meliputi

    hal-hal sebagai berikut :

    1. Pernyataan, yakni para pihak menyatakan kebenaran dari hal-hal yang dapat

    mencakup : identitas diri, dokumen perusahaan seperti anggaran dasar perusahaan

    dan kuasa penanda tangan, kapasitas yang menyangkut jabatannya dalam

    perusahaan atau statusnya dalam perjanjian tersebur , hal-hal yang menyangkut

    prosedur yang harus dilalui dalam melaksanakan kegiatan jual beli saham.

    2. Jaminan, bahwa para pihak masing-masing menjamin pelaksanaan kewajiban-

    kewajiban yang telah dijanjikan berdasarkan kontrak. Hal itu dapat berupa : tidak

    melakukan suatu tindakan hukum ( misalnya persaingan diam-diam ), melakukansuatu tindakan hukum ( membaya pada saat jatuh tempo), tidak membiarkan suau

    tindakan hukum ( gugatan pihak ketiga terhadap penggunaan hak yang menjadi

    obyek perjanjian ), membiakan suatu tindakan hkum ( menutup gedung yang

    disewa manakala pembayaran sewa saat jatuh tempo belum dibayar ).

    3. Mekanisme khusus, seringkali para pihak untk mengantisipasi masa depan dari

    kerjasamanya, dan sepakat sejak semula untuk mnetapkan mekanisme khusus

    untuk mengatasinya. Maksud tersebut dituangkan dalam rumusan-rumusan yang

    dibuat untuk mengakomodasi kepentingan para pihak yang bisa resiprokal, bisa

    juga sepihak. Kepentingan yang resiprokal jika kepentingan para pihak itu

    berbeda dan bersifat timbal balik. Selain itu bisa terjadi bahwa salah satu pihak

    mempunyai kepentingan yang spesipik. Mekanisme khusus ini bisa mencakup

    berbagai hal dan kemungkinan. Berikut ini diuraikan beberapa diantaranya :

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    19/26

    51

    Keadaan dead-lock ( kebuntuan) yakni suatu keadaan yang menhinggapi suatu

    perusahaan terbuka yang memiliki pemegang saham atas dasar perbandingan 50 :

    50 . Disebut dead-lock karena perimbangan suara, sehingga tidak ada yang

    mayoritas yang dapat menentukan keputusan bagi perusahaan. Keadaan itu bisa

    mengakibatkan macetnya jalannya perusahaan. Karena itu, jauh hari sebelumnya

    para pihak harus sepakat untk menerapkan suatu formula guna untuk

    mengatasinya; Transaksi tanpa pilih kasih, yaitu suatu keadaan ketika suatu pihak

    melakukan transaksi dengan pihak ketiga dengan syarat-syarat perniagaan yang

    normal dengan daya tawar yang sama kuat. Memang bisa saja transaksi dilakukan

    dengan syaratsyarat yang relatif lebih ringan, karena adanya hubungan afiliasi

    para pihak yang dapat menentukan manajemen dalam perusahaan tersebut. Para

    pihak dapat sepakat untuk melarangnya, namun dalam struktur organisasi

    perusahaan yang modern seperti sekarang ini tentunya sangat menyulitkan

    pengawasan terhadap ketaatan pada larang tersebut.

    4. Masa berlakunya kontrak, pada umumnya kontrak dibuat dengan masa laku

    tertentu dan terbatas. Masa laku dapat dibedakan dua macam, yakni :

    4.) Tanggal penandatangan kontrak atau tanggal dipenuhinya syarat-syarat tertentu ,

    misalnya : kontrak sewa rumah mulai berlaku pada saat dibayarnya uang muka olehpenyewa kepada pemilik rumah, pada usaha patungan pada saat setelah terbitnya izin-izin

    dari pemerintah.

    5.) Masa berakhirnya kontrak, dapat ditentukan berdasarkan :

    a. akhir masa laku yang disepakati biasanya didasarkan pada anggapan bahwa tujuan

    kontrak telah tercapai, misalnya dalam jual beli dengan terjadi pembayaran dan

    penyerahan barang , atau pada kontrak sewa rumahdengan tiba akhirnya masa sewa.

    Ketentuan seperti ini dapat dilengkapi dengan ketentuan lain yang memungkinkan

    para pihak untuk memperpanjang masa laku kontrak, seperti dalam penyimpanan

    deposito di bank dalam jangka waktu tiga bulan berakhir, secara otomatis jika pihak

    pemilik deposito tidak mengakhiri simpanan deposito, pihak bank menganggap

    deposito berlanjut

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    20/26

    52

    b. Pengakhiran suatu kontrak bisa juga dilakukan sebelum berakhirnya masa laku

    kontrak pada tanggal yang semula disepakati bersama. Pengakhiran yang bersifat

    mendahlui ini dapat terjadi karena beberapa sebab :

    b.1. Cidera janji / wanprestasi / default, yang dilakukan oleh salah satu pihak yang

    memberi alasan kepada pihak lain untuk mengakhiri atau membatalkan berlakunya

    kontrak. Perumusan kesepakatan mengenai cidera janji serta akibat-akibatnya sering kali

    didahului oleh argumentasi yang rumit. Oleh karen aitu, para pihak harus paham lebih

    dahulu mengenai hak dan kewajiban timbal balik yang mereka sepakati. Karena pada

    item klausul cidera janji biasanya juga dicantumkan rumusan akibat ingkar janji yakni

    ganti rugi dan atau kompensasi yang harus dilakukan oleh pihak yang melakukan ingkar

    janji tersebut. Contoh penggalan rumusan pasal ingkar janji

    Dalam hal ingkar janji di pihak si pemberi sewa yang mengakibatkan diakhirnyaperjanjian, penerima sewa berhak untuk mengklaim ganti rugi dari pemberi sewa

    kerugian-kerugian yang diderita oleh si penerima sewa sebagai akibat dari cidera janji di

    pihak pemberi sewa

    b.2. Keadaan Kahar / darurat / Force majeur / Overmacht, adalah suatu keadaan yang

    dialami oleh salah satu pihak atau semua pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya

    dan / atau haknya tanpa memberikan alasan yang sah kepada pihak lain untuk

    mengajukan klaim atau tuntutan, karena keadan itu terjadi di luar kuasa atau kemampuan

    dari pihak yang tidak melaksanakan kewajiban itu, namun demikian keadaan kahar itu

    tidak memberikan alasan kepada pihak untuk tidak melakukan apa-apa Berikut akibat-

    akibat yang logis yang dapat ditarik dari suatu keadaan kahar : Bahwa pihak yang tidak

    dapat melaksanakan kewajiban sudah mengupayakan tindakan-tindakan untuk mengatasi

    keadan kahar itu; misalnya jika ada kebakaran, sangatlah logis agar dia berusaha untuk

    memadamkannya., kemudian memberitahukan selekas mungkin kepada pihak lainnya,

    misalnya pemilik pabrik yang mengalami suatu kebakaran di Pabriknya dan dia

    mempunyai hutang di Bank, maka selekas mungkin memberi tahu kepada bank sehingga

    tidak dianggap ingkar janji.

    Keadaan kahar inilah pengakhiran perjanjian dapat terjadi walaupun sebenarnya masa

    kontrak masih berlaku. Berikut ini contoh yang mengatur keadaan kahar :

    Jika sebagai akibat dari suatu keadaan kahar, halangan dan keterlambatan yang dialami

    oleh salah satu pihak untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini yang

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    21/26

    53

    berlangsung selama enam ( 6 ) bulan, maka perjanjian ini dapat diakhiri dengan suatu

    kesepakatan diantara para pihak .

    b.3. Ketentuan hukum yang mengatasi akan kehendak para pihak yang dapat terjadi,

    misalnya berlakunya undang-undang yang melarang dibuatnya kontrak tertentu, contohnegatif list investasi yang merupakan kebijakan pemerintah

    6.)Perselisihan dan penyelesain sengketa dalam kontrak.,

    Pada setiap transaksi terdapat resiko, bahwa transaksi itu tidak terlakasana secara

    baik, akibatnya dapat menimbulkan perselisihan dan terjadi sengketa. Umumnya

    penyelesaian persilihan dipecahkan melakukan musyawarah antara para pihak, namun

    jika upaya itu tetap gagal, maka da tiga pilihan untuk menyelesaikan sengketa alam

    kontrak yakni melalui pengadilan , arbitrase atau melalaui mediasi yang harus

    dicantumkan dalam naskah kontrak. Contoh :

    semua sengketa yang timbul sehubungan dengan kontrak ini pada dasarnya diupayakan

    secara musyawarah, namun jika musyawarah tidak terlaksana, maka upaya penyelesaian

    sengketa dilakukan dalam arbitrase berdasarkan kaidah tersebut .

    7.)Yurisdiksi atau hukum yang mengatur.

    Transaksi semakin lama menjadi semakin rumit. Semakin banyak transaksi yang

    melintasi batas berbagai negara yang melibatkan pihak-pihak yang terlibat transaksi

    dalam kontrak tunduk kepada aneka yurisdiksi. Contoh pasal mengenai yurisdikasi dalam

    usaha patungan : Kontrak ini tunduk pada dan harus ditafsirkan berdasarkan Hukum

    Republik Indonesia .

    8.) Pemberitahuan dan komunikasi.

    Dalam pelaksanaan perjanjian seringkali diperlukan komunikasi untuk

    melaksanakan suatu pemberitahuan tentang hal tertentu yang wajib dilakukan dengan

    cara yang dapat dibuktikan oleh para pihak Relevansi dari cara untuk menetapkan

    komunikasi yang telah disepkati untuk memastikan pemberitahuan telah sesuai dansampai ke tujuan. Contoh : segala pembertiahuan harus dilakukan melalui teleks atau

    transmisi faksimile atau dengan surat tercatat. Pemberitahuan dan korespondensi di

    antara para pihak harus dikirimkan kepada alamat yang benar dari masing-masing pihak

    .

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    22/26

    54

    9.) Amandemen dalam kontrak

    Amandemen adalah perubahan yang dilakukan terhadap suatu kontrak yang telah

    berlaku dan mengikat karena mereka tanda tangani dan / atau telah meneuhi syarat-syarat

    berlakunya. Instrumen amandemen dapat mengambil bentuk : lampiran tambahan

    kontrak, kontrak tambahn yang menjadi bagian dari kontrak utama; atau mengganti

    seluruh naskah kontrak.

    Contoh : kontrak dapat diubah dari waktu ke waktu hanya dengan persetujuan tertulis

    para pihak .

    10.) Pengalihan.

    Kebanyakan kontrak akan menegaskan, apakah kontrak itu dapat atau tidak

    dialihkan kepada pihak ketiga. Masalah pengalihan dapat berupa :

    a.pihak yang tetap menjadi pihak kontrak, misalnya, kontrak yang mengizinkan

    pengalihan sebagian , seperti kontraktor melakukan eksploitasi minyak berdasarkan

    perjanjian bagi hasil, biasanya dibolehkan untuk melakukan pengalihan dari sebagian hak

    an kewajibannya dengan apa yang dikenal subkontrak.

    b. pihak yang mengundurkan diri dari kontrak; dan

    c.pihak yang menjadi pihak baru dalam kontrak

    Contoh pengalihan dalam kontrak :

    Debitur tidak mengalihkan sebagian atau seluruh perjanjian kepada pihak ketigamanapun tanpa persetujuan tertulis lebih dahulu dari kreditur. Kreditur dapat

    mengalihkan sebagian atau seluruh perjanjian kredit ini kepada pihak ketiga dengan

    pemberitahuan lebih dahulu kepada debitur.(8)

    8.loc.Cit.Budiono Kusumohamidjojo, Dasar-Dasar Merancang kontrak, Grasindo.Jakarta, 1998, hal

    F. Kontrak dengan klausula Baku.

    Menurut Sutan Remy Sjahdeni, perjanjian baku adalah ialah perjanjian yang

    hampir seluruh klausul-klausulnya sudah dibakukan / ada standarnya oleh pihak

    pemakainyadan pihak lainnya pada dasarnya tidak punya peluang untuk merundingkan

    atau meminta perubahan terhadap klausul-klausul kontrak yang ada.. Yang belum

    dibakukan hanyalah beberapa hal saja. Misalnya, menyangkut jenis, harga jumlah, warna,

    tempat, waktu dan beberapa hal yang yang bersifat spesifik dari obyek yang

    diperjanjikan. Contoh kontrak yang menggunakan klausula baku dalam suatu kontrak

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    23/26

    55

    adalah : polis asuransi, konosemen perkapalan, perjanjian jual beli mobil, akta jual beli

    tanah oleh notaris, perjanjian credit card, perjanjian rekening bank, perjanjian kredit,

    perjanjian jual beli real estate dan lan lain sebagainya.(9)

    9. Sutan Remy sjahdeni, kebebasan berkontrak dan perlindungan yang seimbang bagi para pihak dalam

    perjanjian kredit Bank Indonesia, penerbit Institu Bankir Indonesia, 1993, hal 66 ).

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    24/26

    56

    Latihan soal Bab III.

    1. Sebutkan pengertian perikatan dan perbedaan antara perikatan dengan perjanjian ?

    2. Sebutkan pengertian / definisi kontrak berdasarkan pasal 1331 KUH Perdata (BW) dan

    para ahli serta unsur-unsur kontrak dari berbagai definisi tersebut ?

    3. Hukum kontrak merupakan hal yang penting dalam suatu perjanjian-perjanjian bisnis,

    karena umumnya bisnis dilakukan berdasarkan kesepakatan-kesepakatan yang

    dituangkan dalam suatu perjanjian kontrak mengenai hal-hal yang disepakati danmengikat ( pacta sunt servanda ) laksana undang-undang bagi pihak-pihak yang

    melakukan kontrak/perjanjian bisnis tersebut

    Terkait dengan pernyataan diatas, jawablah hal-hal dibawah ini :

    a. Jelaskan bunyi pasal 1338 KUH Perdata / Burgelijke Wet Boek (BW) ?

    b. Sebutkan bunyi pasal 1320 KUH Perdata/ Burgelijke we Boek (BW) ?

    c. Sebutkan asas-asas dalam hukum kontrak ?d. Jelaskan akibat hukum dari suatu kontrak ?

    4. Sebutkan kemampuan yang harus dimiliki dan disadari oleh seorang perancang

    kontrak, bahwa kontrak yang dibuatnya merupakan dokumen hukum ?

    5. Hal-hal yang pokok dalam anatomi kontrak terdiri dari :

    1. Bagian pembukaan yang terdiri dari : a. judul kontrak, b. Tempat dan waktu

    diadakan kontrak c. Komparasi ( dasar hukum yang memberikan kewenangan

    yuridis seseorang dan kedudukan para pihak d. Recital ( bagian pertimbangan

    yang memuat latar belakang kesepakatan kontrak .2. bagian isi / pasal-pasal dalam kontrak yang terdiri dari : a. Ketetentuan umum

    yang menyangkut istilah dalam kontrak, b. Ketentuan pokok/ jenis kontrak

    3. Ketentuan / elemen penunjang; yang meliputi : a. Pernyataan identitas b. Jaminanpelaksanaan hak dan kewajiban para pihak dalam melaksanakan kontrak

    (resiprokal ) c.masa berlakunya kontrak

    4. Tanggal saat penandatanganan kontrak tentang pernyataan mulai berlakunyakontrak

    5. Berakhirnya kontrak yang bisa terjadi karena : a. Waktu masa laku yang

    disepakati selesai b. Pengakhiran perjanjian jika terjadi ingkar janji /wanprestasi / default atau keadaan darurat / kahar/ force majeur.

    6. pencantuman cara atau metode penyelesaian perselisihan dalam kontrak;7. Yurisdikasi atau hukum yang mengatur / tunduk kepada peraturan perundang-

    undangan yang dapat : a. Hukum internasional b. Hukum negara tertentu.

    8. Pemberitahuan dan komunikasi antara pihak pada masa kontrak.

    9. Amandemen dalam kontrak yang bentuknya : a. Merubah atau meninjau sebagian

    atau seluruh isi kontrak, kontrak tambahan yang merupakan bagian tambahan darikontrak utama.

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    25/26

    57

    10. Pengalihan dalam kontrak yang berisi boleh atau tidaknya para pihak

    mengalihkan hak atau kewajiban kepada pihak ketiga.

    Dari pernyataan diatas, anda diharapkan membuat draft kontrak bisnis berdasarkan

    anatomi kontrak dan contoh-contoh sebagaimana yang terdapat dalam lampiran ?

    6. Sebutkan pengertian perjanjian dengan klausula baku dan jenis-jenis perjanjian yang

    sering menggunakan klausula baku dalam kegiatan bisnis ?

    7. Sebutkan dan jelaskan secara singkat asas-asas perjanjian syariah ?

    8. Jelaskan cara penerapan prinsip-prinsip syariah dalam mebuat perjanjian/ kontraksebagaimana terdapat dalam lampiran artikel bab ini ?

    Lampiran contoh kontrak / perjanjian bisnis

    1. perjanjian sewa menyewa lahan antara indosat dengan STIE Ahmad Dahlan Jakarta

    2. perjanjian leasing kendaraan

  • 5/26/2018 KONTRAK BISNISSSSSa

    26/26

    58

    Daftar Pustaka :

    Budiono Kusumohamidjojo, Dasar-dasar merancang kontrak, Penerbit P.T. Grasindo, Jakarta, 1998.

    Hananudin Rahman, Legal Drafting, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2000.

    Mariam Darus Badrulzaman Dkk, Kompilasi Hukum Perikatan Dalam Rangka menyambut Purna bakti 70

    tahun, Citra aditya Bhakti, Bandung 2001.

    Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern, Chitra Aditya Bhakti, Bandung. 2000

    Sutan Remy sjahdeni, kebebasan berkontrak dan perlindungan yang seimbang bagi para pihak dalam

    perjanjian kredit Bank Indonesia, penerbit Institu Bankir Indonesia, 1993.