4
KONSEP DASAR Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa (Stepan, 2007). Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Misalnya ketika seseorang merokok mengetahui bahwa merokok di dalam rumah membahayakan kesehatan bagi anggota yang berada di sekitarnya lalu orang tersebut tidak merokok. Sikap orang tersebut merespons terhadap objek, orang dan peristiwa yang merupakan stimulus. Pengertian lain dari sikap menurut Notoatnodjo (2007) adalah reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. KOMPONEN SIKAP Menurut Breckler (1984), komponen utama sikap adalah sebagai berikut : 1. Kesadaran. 2. Perasaan. 3. Perilaku. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi sikap (Azwar, 2007) . 1. Pengalaman pribadi. 2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. 3. Pengaruh budaya. 4. Media massa. 5. Lembaga penelitian dan lembaga agama. 6. Pengaruh faktor emosional. TAHAPAN SIKAP

Konsep SIkap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nursing

Citation preview

Page 1: Konsep SIkap

KONSEP DASAR

Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa (Stepan, 2007). Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Misalnya ketika seseorang merokok mengetahui bahwa merokok di dalam rumah membahayakan kesehatan bagi anggota yang berada di sekitarnya lalu orang tersebut tidak merokok. Sikap orang tersebut merespons terhadap objek, orang dan peristiwa yang merupakan stimulus. Pengertian lain dari sikap menurut Notoatnodjo (2007) adalah reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek.

KOMPONEN SIKAP

Menurut Breckler (1984), komponen utama sikap adalah sebagai berikut :

1. Kesadaran.2. Perasaan.3. Perilaku.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi sikap (Azwar, 2007) .

1. Pengalaman pribadi.2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.3. Pengaruh budaya.4. Media massa.5. Lembaga penelitian dan lembaga agama.6. Pengaruh faktor emosional.

TAHAPAN SIKAP

Dalam taksonomi Bloom (1956) tahapan domain sikap adalah sebagai berikut.

1. MenerimaTahap sikap menerima adalah kepekaan seseorang dalam

menerima rangsangan stimulus dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini, misalnya adalah kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala yang datang dari luar.

Page 2: Konsep SIkap

Receiving atau attemping juga disebut sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada tahap ini seseorang dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mau menggabungkan diri ke dalam nilai tersebut dan mengidentifikasikan diri dengan nilai tersebut. Sebagai contoh, seorang ibu menerima bahwa bayi harus secara rutin dibawa ke posyandu untuk ditimbang agar dapat menilai petumbuhan dan perkembangannya.

2. MenanggapiTahap sikap menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhdapnya. Tahap ini lebih tinggi daripada tahap menerima. Sebagai contoh, seorang ibu melihat catatan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam Kartu menuju Sehat (KMS).

3. MenilaiTahap sikap menilai adalah memberikan nilai atau memberikan

penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek sehingga apabila kegiatan tersebut tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Menilai merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada menerima dan menanggapi

Dalam kaitannya dengan perubahan perilaku, seseorang di sini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan, tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka hal ini berarti bahwa seseorang telah menjalani proses penilaian. Nilai tersebut mulai dicantumkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian, nilai tersebut telah stabil dalam dirinya. Sebagai contoh, tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri ibu yang memiliki bayi untuk berperilaku disiplin datang secara rutin dalam kegiatan pelayanan posyandu.

4. MengelolaTahap sikap mengelola adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mnegatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk di dalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lainnya, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Sebagai contoh, seorang ibu mendukung aktif adanya program revitlisai posyandu guna meningkatkan efektifitas fungsi posyandu.

5. Menghayati

Page 3: Konsep SIkap

Tahap sikap menghayati adalah keter[aduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Di sini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hierarki nilai. Nilai tersebut telah tertanam secara konsisten pad sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Menghayati merupakan tngkat efektifitas tertinggi, karena tahap sikap ini telah benar-benar bijaksna. Menghayati telah masuk pada pemaknaan yang telah memiliki philosophy if life yang mapan. jadi, pada tahap ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk siatu waktu yang lama sehingga membentuk karakteristik “ pola hidup” tingkah lkaunya menetap, konsisten, dan dapat diamalkan.