Upload
dangnhan
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
32
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Azwar (1996: 164) menjelaskan
bahwa belajar dalam pengertian secara umun adalah setiap perubahan
perilaku yang diakibatkan pengalaman atau sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungannya. Belajar menurut Sadiman (2012: 2) merupakan suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Berdasarkan
pendapat diatas tentang belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses yang dilakukan seseorang individu untuk memperoleh pengetahuan,
perilaku dan keterampilan sebagai wujud perubahan tingkah laku dari
pengalamannya.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.
Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil yang
telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan. Prestasi menurut
Hamdani (2011: 137) adalah hasil dari sesuatu kegiatan yang dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Menurut Arifin (2011:
12) prestasi dalam bahasa Indonesia berarti usaha. Simpulan dari dua
8 Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
9
pendapat diatas prestasi adalah hasil dari usaha seseorang dalam melakukan
kegiatan.
Menurut Arifin (2011: 12) prestasi belajar pada umumnya berkenaan
dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek
pengembangan watak peserta didik. Hamdani (2011: 138) prestasi belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses
belajar mengajar. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk nilai atau
rapor. Prestasi belajar menurut Ahmadi dan Supriyono (2013: 138) memiliki
berbagai faktor diantaranya :
1) Faktor Internal
Faktor internal terdiri atas :
a) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh dan sebagainya.
b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas faktor interlektif dan faktor non-intelektif. Faktor intelektif
meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat, sedangkan faktor
non-intelektif meliputi faktor kepribadian yaitu suatu sikap, kebiasaan,
kebutuhan dan kemandirian.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri atas :
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
10
a) Faktor sosial seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan kelompok.
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan
iklim.
d) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.
Faktor spiritual dan faktor keamanan saling berinteraksi secara
langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.
Berdasarkan pengertian prestasi belajar diatas, dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah terjadi
proses belajar yang dapat diketahui melalui evaluasi dan diwujudkan dalam
bentuk angka atau nilai rapor. Prestasi belajar dapat diwujudkan dalam bentuk
hasil usaha belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui latihan atau
pengalaman yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek psikomotor yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan
dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses pembelajaran di sekolah.
3. Pengertian Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar berasal dari dua kata yaitu kemandirian dan
belajar. Kemandirian berasal dari kata dasar mandiri. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), mandiri adalah tidak tergantung pada orang lain,
sedangkan kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa
bergantung pada orang lain. Mandiri menurut 18 nilai karakter versi
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
11
Kemendiknas (Suyadi, 2013: 8) adalah sikap dan perilaku yang tidak
tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun
persoalan. Mandiri dalam hal ini bukan berarti tidak boleh kerja sama atau
kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggungjawab
kepada orang lain. Zubaedi (2011: 75) menyatakan bahwa mandiri adalah
sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian
belajar sebagai sikap otonomi dimana seseorang terbebas dari pengaruh
penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Kemandirian belajar
ditunjukkan ketika peserta didik mampu menyelesaikan tugas atau masalah
belajarnya sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Upaya peserta didik
dalam kemandirian belajar terlihat pada cara menyelesaikan masalah
belajarnya sendiri dan tanggungjawab yang diaplikasikan dalam kegiatan
belajar. Hal tersebut akan berdampak baik apabila setiap peserta didik sadar
akan kemampuan dan tanggungjawabnya.
a. Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Chabib (Subliyanto, 2011) membagi ciri kemandirian belajar dalam
delapan jenis, yaitu:
1) Mampu berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif.
2) Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.
3) Tidak lari atau menghindari masalah.
4) Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam.
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
12
5) Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan
orang lain.
6) Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.
7) Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.
8) Bertanggungjawab atas tindakannya sendiri.
b. Pentingnya Kemandirian Belajar bagi Peserta Didik
Menurut Desmita (2009: 189-190) menyatakan bahwa :
Kemandirian belajar penting bagi peserta didik dalam proses belajar, terlihat adanya fenomena peserta didik yang kurang mandiri dalam belajar, yang dapat menimbulkan gangguan mental setelah memasuki pendidikan lanjutan, kebiasaan belajar yang kurang baik (seperti tidak betah belajar lama atau belajar hanya menjelang ujian, membolos, menyontek dan mencari bocoran soal-soal ujian). Gejala-gejala tersebut merupakan kendala utama dalam mempersiapkan individu-individu yang mengarungi kehidupan masa mendatang yang semakin kompleks dan penuh tantangan.
Erikson (Desmita, 2009: 185) kemandirian biasanya diawali dengan
kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur
tingkah laku, bertanggungjawab, mampu menahan diri, membuat
keputusan-keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada
pengaruh dari orang lain. Berdasarkan enam uraian di atas, maka di sini
dapat mengambil enam indikator untuk meningkatkan kemandirian siswa
yaitu :
1) Dapat menemukan identitas atau nasib dirinya.
Menurut KBBI identitas atau nasib dirinya adalah gambaran tentang jati
diri seseorang. Contoh: siswa diberi pengarahan akan materi dan
maksud yang akan diajarkan, sehingga siswa akan lebih memahami ke
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
13
arah mana mereka melakukan proses pembelajaran. Pengarahan dari
guru akan membantu siswa agar tidak mengalami kesulitan, karena
sudah dijelaskan dari awal.
2) Memiliki inisiatif dan kreatif.
Menurut KBBI, inisiatif adalah suatu kemampuan siswa dalam
melakukan upaya awal, sedangkan kreatif adalah suatu kemampuan
mewujudkan ide. Contoh: siswa dalam mengerjakan soal dari guru
menggunakan cara sendiri atau strategi sendiri.
3) Membuat pertimbangan-pertimbangan sendiri dalam bertindak.
Menurut KBBI, pertimbangan-pertimbangan adalah bahan pemikiran
seseorang.
Contoh : dalam diskusi kelompok siswa mempertimbangkan hasil
diskusi sesuai dengan jawaban yang mereka sepakati bersama.
4) Bertanggungjawab atas tindakannya.
Menurut KBBI, bertanggungjawab adalah berkewajiban untuk
mengambil tanggungjawab. Manusia memiliki kemampuan untuk
mengambil inisiatif yang bertujuan menunjukan tanggungjawab setiap
gagasan, kata dan tindakan kita, apapun konsekuensi yang
ditimbulkannya, kemampuan tanggungjawab untuk menguasai,
mengontrol dan mengendalikannya sendiri. Kemandirian seseorang
ditandai dengan adanya kecanderungan untuk mengambil sikap penuh
tanggungjawab. Contoh : apabila siswa diberi tugas oleh guru, siswa
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
14
tersebut langsung mengerjakan dan mengumpulkan tugas dengan tepat
waktu.
5) Mampu menahan diri atau kontrol diri.
Menurut KBBI, kontrol diri merupakan kemampuan untuk melakukan
proses atau cara serta perbuatan mengendalikan diri. Kontrol diri
melibatkan ketekunan dan memelihara komitmen untuk jangka panjang.
Contoh : siswa menerima kritikan atau nasehat dari guru maupun teman
dalam proses pembelajaran.
6) Dapat mengambil keputusan sendiri
Menurut KBBI, keputusan adalah menentukan atau memutuskan.
Mengambil keputusan sendiri dapat diartikan sebagai tindakan
menentukan sesuatu yang diambil oleh individu. Contoh: ketika siswa
diskusi dengan pasangannya, maka siswa mampu untuk mengambil
keputusan dengan jawaban yang mereka ambil.
c. Upaya-upaya Pengembangan Kemandirian Peserta Didik
Desmita (2009: 190) upaya-upaya pengembangan kemandirian peserta
didik, diantaranya:
1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang
memungkinkan anak merasa dihargai.
2) Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan
keputusan dan dalam berbagai kegiatan kegiatan sekolah.
3) Memberi kebebasan pada anak untuk mengeksplorasi lingkungan,
mendorong rasa ingin tahu mereka.
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
15
4) Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak.
5) Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.
Berdasarkan upaya-upaya kemandirian belajar diatas, dapat
disimpulkan bahwa keadaan mandiri akan muncul bila seseorang belajar dan
sebaliknya kemandirian tidak akan muncul dengan sendirinya bila seseorang
tidak mau belajar. Kemandirian belajar dapat berkembang bila ada
kemampuan siswa untuk belajar dengan kesadaran, melatih diri untuk
disiplin, mampu mengerjakan tugas pelajaran sendiri tanpa bantuan orang
lain.
4. Pengertian IPA
a. Pengertian IPA
Trianto (2009: 138) menjelaskan bahwa IPA hakikatnya
mentautkan antara aspek logika-materiil dengan aspek jiwa-spiritual, yang
sementara ini dianggap cakrawala kosong, karena suatu anggapan antara
IPA dan agama merupakan dua sisi yang berbeda dan tidak mungkin
dipersatukan satu sama lain dalam suatu bidang kajian. Menurut Aly dan
Rahma (2010: 18) menyatakan bahwa IPA adalah :
Pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah.
Jasin (2002: 1) menyebutkan bahwa Ilmu Alamiah (I.A) sering
disebut sebagai IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang
gejala alam semesta, termasuk bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
16
prinsip. Mengutip pendapat dari Jasin pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi anak didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu anak didik
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Berdasarkan pendapat ketiga penulis tersebut tentang IPA dapat
dipahami bahwa IPA sebagai suatu kumpulan teori yang sistematis, bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi anak didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasi.
b. Tujuan
Rustaman dan Rustaman (Zubaedi, 2011: 293) menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran IPA selain untuk memahami konsep-konsep IPA dan
keterkaitannya, juga ditujukan untuk :
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
17
1) Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan, kebanggaan
nasional dan kebesaran serta kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengembangkan daya penalaran untuk memecahkan masalah sehari-
hari.
3) Mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-
konsep IPA dan menumbuhkan nilai seta sikap ilmiah.
4) Menerapkan konsep dan prinsip IPA untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
c. Ruang lingkup
Menurut Eka (2013: iv) prinsip dasar pembelajaran IPA di sekolah
dasar sebagaimana ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk
menumbuhkan keingintahuan dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pedidikan
dasar dan menengah menyebutkan ruang lingkup bahan kajian IPA untuk
SD/MI meliputi aspek-aspek berikut :
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan
2) Materi dan sifatnya
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
18
3) Energi dan perubahannya
4) Bumi dan alam semesta
5. Model Quantum Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran menurut Trianto (2010: 51) adalah suatu
perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas. Suprijono (2011: 45) menyebutkan bahwa model
pembelajaran adalah landasan praktik pembelajaran sebagai hasil
penurunan teori-teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap
implementasi kurikulum di kelas.
Berdasarkan pengertian model pembelajaran diatas, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah konsep-konsep yang
tersusun sistematis mencangkup strategi, pendekatan, metode dan taktik
dalam pembelajaran. Pembelajaran IPA materi peristiwa alam dengan
demikian menerapkan metode yang tepat adalah quantum learning, karena
pembelajaran IPA khususnya peristiwa alam merupakan kegiatan belajar
yang memerlukan sugesti yang dapat mempengaruhi hasil situasi belajar,
dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif
DePorter (1992: 14).
b. Pengertian Model Quantum Learning
Menurut DePorter (1992: 14) quantum learning dan quantum
teaching merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Boby
DePorter yang diilhami dari konsep sugestopedia dan belajar melalui
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
19
berbuat. DePorter (1992: 15) menjelaskan quantum learning adalah
seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua
umur.
Quantum learning menurut DePorter (1992: 15) didefinisikan
sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua
kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum
adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan Energi.
Persamaan ini ditulis E = mc2. Tubuh kita secara fisik adalah materi.
Menurut DePorter berkaitan dengan pembelajaran kuantum (Throboni dan
Mustofa, 2011: 268) menyatakan bahwa tujuan kita sebagai pelajar adalah
meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi agar
menghasilkan energi cahaya.
Pembelajaran kuantum menurut Huda (2013: 195) memiliki
sembilan konsep kunci dari berbagai teori dan stratergi belajar, yaitu
sebagai berikut :
1) Teori otak kanan atau kiri.
2) Teori otak triune (3 in 1).
3) Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik).
4) Teori kecerdasan ganda.
5) Pendidikan holistik (menyeluruh).
6) Belajar berdasarkan pengalaman.
7) Belajar dengan simbol (metaphoric learning)
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
20
8) Simulasi atau permainan.
9) Peta pikiran (mind mapping)
Mengutip dari DePorter (1992: 14) quantum learning diaplikasikan
untuk siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar. Quantum learning
dapat disebut sebagai quantum learning dan tidak bisa lepas dari quantum
teaching, sedangkan menurut Biseri dan Soerjono (2014: 60) menyatakan
bahwa penyajian model quantum learning merupakan model pembelajaran
yang ideal sebab interaksi pendidik dengan peserta didik terjalin saling
pengertian dan saling mempercayai.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian model
quantum learning disimpulkan sebagai berikut: quantum learning
menurunkan quantum teaching sebagai sebuah konsep yang mempunyai
motto membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Model quantum
learning akan diterapkan dalam interaksi belajar mengajar, maka
dirancanglah konsep quantum teaching. Quantum learning mempunyai
strategi quantum teaching untuk dipraktekkan di ruang-ruang kelas,
berusaha memberikan kiat-kiat, petunjuk dan seluruh proses yang dapat
menghemat waktu, mempertajam pemahaman dan daya ingat, membuat
belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Jadi,
quantum teaching diperuntukkan guru dan quantum learning
diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar.
c. Manfaat Quantum Learning
Menurut DePorter (1992: 13) manfaat quantum learning yaitu :
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
21
1) Sikap Positif
2) Motivasi
3) Keterampilan belajar seumur hidup
4) Kepercayaan diri
5) Sukses
d. Metode Quantum Learning
Mengutip dari DePorter (1992: 14) quantum learning berakar dari
upaya Dr.Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang
bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai “suggestology” atau
“suggestopedia”. Istilah lain menurut DePorter dan Hernacki (2009: 14)
menjelaskan bahwa dapat dipertukarkan dengan “pemercepatan belajar”
(accelerated learning). Pemercepatan belajar didefinisikan sebagai
memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan
dan dibarengi kegembiraan.
Prinsipnya adalah bahwa sugesti pasti dapat mempengaruhi hasil
situasi belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun
negatif. Menurut DePorter (Setiawan, 2010: 204) pembelajaran quantum
learning pada prinsipnya bahwa:
In principle, the learning process covers: 1) great participation of the students, 2) arousing the students interest and motivation, 3) building the students feeling of thogetherness, 4) arising and maintanig the students memory and 5) stimulating good listening power of the students.
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
22
DePotter menjabarkan bahwa proses pembelajaran pada prinsipnya
meliputi: 1) partisipasi yang baik dari siswa, 2) membangkitkan minat
belajar dan motivasi belajar pada siswa, 3) membangun rasa nyaman
dalam belajar pada siswa, 4) menumbuhkan daya ingat atau memori pada
siswa dan 5) merangsang daya mendengarkan yang baik pada siswa.
e. Langkah-langkah Penerapan Model Quantum Learning
Menurut Huda (2013: 193) langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran melalui konsep quantum learning adalah sebagai berikut :
1) Kekuatan ambak
Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental
antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan.
2) Penataan lingkungan belajar
Proses belajar dan mengajar memerlukan penataan lingkungan yang
dapat membuat siswa merasa aman dan nyaman.
3) Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam
belajar siswa.
4) Membebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya
belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik.
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
23
5) Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika siswa
tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali
apa yang didapatkan.
6) Membiasakan membaca
Membiasakan membaca sebagai salah satu aktivitas yang cukup penting
dalam belajar, karena dengan membaca akan menambah
perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat
akan bertambah.
7) Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan
senang bermain. Sikap kreatif yang baik pada siswa akan mampu
menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.
8) Melatih kekuatan memori anak
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga anak
perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.
f. Implementasi Quantum Learning
Menurut Thobroni dan Mustofa (2011: 282) implementasi quantum
learning dalam pembelajaran melalui istilah TANDUR yang dapat
disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi yang akan diajarkan yaitu :
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
24
1) Tumbuhkan
Guru menumbuhkan minat siswa dengan mengajak siswa untuk belajar.
Berdasarkan hasil kolaborasi antara guru dan observer dapat
disimpulkan bahwa perlu penggunaan media video dan kliping.
2) Alami
Guru memberikan contoh sehingga siswa dapat memahami dengan
baik. Misalnya melalui tugas kliping media cetak/elektronik pada siswa,
sehingga siswa memahami dengan baik.
3) Namai
Guru mengajak siswa untuk menyebutkan dan observer menggunakan
kata dan kalimat yang mudah ditangkap oleh siswa.
4) Demonstrasikan
Guru mengajak siswa untuk melaksanakan dan mempresentasikan
hasil diskusi dalam belajar.
5) Ulangi
Guru bertanya kembali kepada siswa tentang materi yang telah
diberikan.
6) Rayakan
Guru memberikan pujian kepada siswa yang mampu mengerjakan tugas
dengan baik dan memberi pendekatan terhadap siswa yang kurang
fokus ke materi pelajaran.
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
25
g. Kelebihan dan Kekurangan Model Quantum Learning
Menurut Huda (2013: 196) menyatakan bahwa model quantum learning
memiliki kelebihan, diantaranya sebagai berikut :
1) Quantum learning sebagai salah satu metode belajar yang memadukan
berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
2) Quantum learning sebagai salah satu metode belajar yang dapat
menciptakan suasana menyenangkan pada proses belajar terutama
dalam lingkungan belajar, sehingga menimbulkan motivasi pada diri
siswa.
3) Quantum learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) dan
simulasi, misalnya : memiliki manfaat yang sangat baik untuk
meningkatkan prestasi belajar maupun kreativitas siswa.
Model quantum learning menurut Huda (2013: 196) memiliki kekurangan
diantaranya sebagai berikut :
1) Memerlukan dan menuntut keahlian serta keahlian guru lebih khusus.
2) Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang
cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik.
3) Tidak semua kelas memiliki sumber belajar, alat belajar dan fasilitas
yang dijadikan prasyarat dalam quantum learning.
Jadi dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
quantum learning adalah pembelajaran yang dapat menimbulkan motivasi,
sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan prestasi belajar siswa.
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
26
Quantum learning merupakan pembelajaran yang menjadikan suatu proses
pembelajaran lebih bermakna, sehingga siswa akan dapat memahami
materi yang diajarkan. Proses pembelajaran yang demikian, lebih mengacu
pada teori dari DePorter yang sudah sudah dibahas di atas yaitu dalam
pelaksanaan menggunakan proses tanamkan, alami, namai,
demonstrasikan, ulangi dan rayakan (TANDUR).
6. Materi Pembelajaran
Menurut Sulistyanto dan Widoyo (2008: 171) perubahan yang terjadi
secara alami disebut perubahan secara alami, sedangkan perubahan yang
terjadi karena kegiatan manusia disebut perubahan karena aktivitas manusia.
Peristiwa alam seperti banjir, tsunami, gempa bumi, tanah longsor dan
gunung meletus yang terjadi pada suatu daerah dapat mengakibatkan dampak
bagi makhluk hidup, baik hewan, tumbuhan atau manusia. Salah satu
peristiwa alam di Indonesia yang sering terjadi adalah banjir. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir diantaranya sebagai
berikut.
a. Membuang sampah pada tempatnya.
b. Membersihkan selokan atau parit dekat rumah dari sampah sehingga aliran
air menjadi lancar.
c. Melakukan penghijauan di lahan-lahan kosong sebagai daerah resapan air.
d. Melakukan penghijauan di hutan-hutan gundul (reboisasi).
Dampak dari banjir yaitu selain pada manusia, banjir juga
mengakibatkan tanaman-tanaman rusak karena tumbang atau terbawa arus
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
27
banjir yang cukup deras. Padi terancam gagal panen karena sawah terendam
air dan lingkungan menjadi kotorkarena lumpur dan sampah yang dibawa
oleh banjir. Hewan-hewan pun harus diungsikan akibat terjadinya banjir. Jadi,
peristiwa alam dapat mengakibatkan dampak bagi makhluk hidup bukan
hanya manusia tetapi juga lingkungan, hewan dan tumbuhan.
7. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata “medium”, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
dengan demikian merupakan wahana penyalur informasi belajar atau
penyalur pesan. Menurut Gagne (Sadiman, 2012: 6) menyatakan bahwa
media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar, sedangkan Briggs (Sadiman, 2012: 6)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Menurut Arsyad (2007: 4)
mengemukakan bahwa media yang membawa pesan-pesan atau informasi
yang mengandung maksud pengajaran media itu disebut media pembelajaran.
Mengkaji teori pemilihan media menurut modus belajar mandiri
Geagne dan Reiser (Sadiman, 2012: 88) mengemukakan bahwa dengan
menggunakan media video akan membentuk sikap belajar mandiri. Menurut
Hamdani (2011: 254) menyatakan bahwa video sangat tepat untuk
mengajarkan materi dalam ranah afektif atau psikomotor. Berdasarkan dua
pendapat di atas mengenai media video dapat disimpulkan bahwa media
video dapat digunakan untuk pengajaran atau pendidikan sesuai dengan
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
28
tujuan penggunanya, selain media video juga terdapat media cetak sebagai
alat bantu pembelajaran.
Arsyad (2007: 89) menyatakan bahwa media berbasis cetak yang paling
umum dikenal adalah buku teks. Menurut Arsyad (2007: 90) buku teks dapat
difungsikan sebagai pembelajaran berbasis teks yang interaktif dan
mencangkup materi untuk belajar mandiri. Misalnya, melalui e-book dan
kliping dapat dijadikan sebagai media berbasis teks dalam PTK. Media dalam
proses belajar mengajar memiliki arti yang cukup penting. Proses belajar
mengajar yang tidak jelas arah dan tujuannya dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Kesulitan materi yang akan
disampaikan oleh guru kepada siswa dapat disederhanakan dengan
menggunakan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu
guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Media memiliki peran
yang cukup penting dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan media
siswa akan lebih mencerna dan paham mengenai materi yang sedang
diajarkan, dengan demikian diharapkan dapat mendorong semangat belajar
siswa. Berdasarkan tiga pengertian media yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa media dalam pembelajaran memiliki peran yang cukup
penting untuk membantu dan memperlancar jalannya proses pembelajaran.
Siswa akan lebih mudah memahami materi yang sedang diajarkan dengan
menggunakan media, sehingga dapat mengefektifkan proses pembelajaran.
Jadi, media merupakan alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
29
B. Penelitian yang Relevan
Biseri dan Soerjono (2014) dalam penelitiannya yang berjudul
“Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa melalui Penerapan Model
Pembelajaran Quantum Learning dengan Menciptakan Ruang yang Kondusif
untuk Membangun Sugesti Siswa” menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Bligo Candi Sidoarjo tahun pelajaran
2013/2014 setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan penerapan model
quantum lerning. Hal tersebut terlihat dari hasil tes siklus I dan siklus II yang nilai
rata-ratanya meningkat, yaitu dari 61 menjadi 71,8.
Penelitian Biseri dan Soerjono, relevan dengan penelitian ini. Persamaan
dengan penelitian ini yaitu penerapan model quantum learning. Selain memiliki
persamaan, kedua penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu penelitian yang
dilakukan Hasan Biseri dan Bambang Soerjono untuk meningkatkan minat dan
hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri Bligo Candi Sidoarjo
tahun pelajaran 2013/2014, sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan
kemandirian dan prestasi belajar IPA materi peristiwa alam di kelas V SD Negeri
Menganti 4 Cilacap tahun pelajaran 2014/2015.
Jumadi (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Pemahaman Siswa Materi Kenampakan Alam Melalui Model Quantum Learning
Siswa Kelas IV SD Negeri Gebangsari 01 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”.
Berdasarkan perolehan hasil tes formatif yang selalu meningkat maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model quantum learning dan alat peraga dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas IV semester I SD Negeri Gebangsari 01
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
30
Kecamatan Genuk Kota Semarang. Hal tersebut terlihat Hasil tes formatif siklus I
dan siklus II mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan kenampakan alam
mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas, yaitu dari 65,50 menjadi 90,02.
Penelitian Jumadi, relevan dengan penelitian ini. Persamaan dengan
penelitian ini yaitu penerapan model quantum learning. Selain memiliki
persamaan, kedua penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu penelitian yang
dilakukan Jumadi untuk meningkatkan pemahaman siswa materi kenampakan
alam melalui model quantum learning siswa kelas IV SD Negeri Gebangsari 01
Semarang tahun ajaran 2010/2011, sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan
kemandirian dan prestasi belajar IPA materi peristiwa alam di kelas V SD Negeri
Menganti 4 Cilacap tahun pelajaran 2014/2015.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori diatas pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) menggunakan model quantum learning akan mempermudah siswa dalam
memahami materi yang akan dipelajari. Pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran, salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan berfikir siswa. Siswa pada
usia SD memiliki daya berfikir yang sudah berkembang ke arah berfikir konkret.
Piaget (Yusuf dan Sugandhi, 2011: 61) menjelaskan bahwa anak usia SD
7–11 tahun berada pada tahap operasional konkret, artinya tahap ini ditandai
dengan kemampuan mengelompokan, menghubungkan, dan problem solving.
Tahap selanjutnya tahap operasional yang sudah dapat mengabstrakkan pelajaran
yang sudah diperoleh. Tujuan quantum learning pada proses pembelajaran akan
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
31
meningkatkan kemandirian dan prestasi belajar siswa karena prosesnya
dilaksanakan dengan menarik dan menyenangkan. Pada quantum learning juga
diusahakan adanya media sehingga siswa akan semakin semangat dalam belajar.
Ketertarikan dan kemandirian yang tinggi akan menimbulkan peningkatan dalam
prestasi belajar IPA. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dibuat kerangka
berpikir penelitian pada mata pelajaran IPA melalui quantum learning sebagai
berikut.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Guru menggunakan model quantum learning dalam pembelajaran peristiwa alam.
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi akhir
Kurangnya kemandirian dan prestasi belajar di bawah KKM sehingga hasil belajar rendah.
Kemandirian dan prestasi belajar siswa meningkat setelah menggunakan model quantum learning.
Kemandirian dan prestasi belajar siswa rendah
Siklus I : Kemandirian dan prestasi belajar siswa meningkat dari sebelumnya.
Siklus II : Kemandirian dan prestasi belajar siswa meningkat dari sebelumnya.
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015
32
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka
diperoleh hipotesis tindakan yaitu:
1. Melalui quantum learning dalam pembelajaran IPA materi peristiwa alam
dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas V SD Negeri Menganti
4 Cilacap Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Melalui quantum learning dalam pembelajaran IPA materi peristiwa alam
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Menganti 4
Cilacap Tahun Pelajaran 2014/2015.
Upaya Meningkatkan Kemandirian..., Ayu Mentari Wijayatri, FKIP UMP, 2015