Upload
kirenius-wadu
View
675
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KONSELING PASTORAL 2
DOSEN :DR. JONATHAN TRISNA
DISUSUN OLEH:JORDAN STEPHANUS ALAMSYAH
(0811180)
KONSELOR – KUNCIMENUJU KONSELING EFEKTIF
Anthony Yeo, Konseling, Suatu Pendekatan Pemecahan-Masalah, hlm 55-74
Kunci utama untuk mencapai konseling yang
efektif adalah sang konselor sendiri. Seorang konselor
harus memiliki pengetahuan dasar
menyangkut teori dan praktik konseling,
keterampilan berwawancara dan
intervensi dalam pemecahan masalah.
KEYAKINAN
KESADARAN DIRI
PANDANGAN YANG TEPAT TERHADAP PERANANNYA
KUALITAS PERSONAL
KETERAMPILAN MENDASAR DALAM KONSELING
KUNCI MENUJU KONSELOR YANG EFEKTIF
Seorang konselor diharapkan memiliki gagasan yang cukup jelas
menyangkut keyakinan Anda tentang hidup, manusia dan
masalah-masalah. Dasar kokoh konseling adalah pandangan
optimis mengenai hidup, rasa keperdulian bagi sesama dan pengakuan realistis mengenai
masalah-masalah adalah anugrah kehidupan. Pandangan seperti ini banyak digunakan dalam banyak
agama-agama, orang yang berprofesi menolong orang lain
adalah orang-orang yang beragama.
KEYAKINAN
Kesadaran Diri Sikap yang mampu mengerti keadaan diri sendiri, kemudian konselor dapat
mengerti orang lain. Seorang calon konselor harus bersedia menganalisis dirinya
sendiri ketika dalam masa persiapan menjadi konselor. Tujuannya adalah
membantu peserta pelatihan agar semakin sadar dirinya sendiri mengenai
masalah-masalah, kesukaran-kesukaran pribadinya, dan kesulitan-kesulitan masa
lampau yang dapat merintangi relasi efektif dengan klien. Seorang konselor
diandaikan menjadi pasien sebelum menjadi konselor.
Pandangan yang Tepat Terhadap Peranannya
Seorang konselor sebagai penolong dituntut untuk mempunyai
pandangan yang tepat. Konselor harus memiliki pandangan bahwa ia
hanya memberikan bantuan, dan bukan penyelamat yang
mahakuasa. Tekanannya pada menolong klien keluar dari masalah
bukan menyelesaikannya.
Anthony Yeo (1981) menyatakan kualitas
personal yaitu memiliki kesadaran diri dan nilai-
nilai, percaya, bersikap hangat dan penuh
perhatian, mampu memperlihatkan sikap
menerima, empati dan memiliki pengetahuan.
Kualitas Personal
Albert Ellis (1985) menyatakan Kualitas Personal yaitu
a. Konselor benar-benar memiliki minat dan mewujudkannya untuk menolong Klien.
b. Konselor harus memandang klien sebagai pribadi yang tanpa syarat harus ditolong.
c. Memiliki keyakinan dengan keterampilan terapi yang mereka miliki.
d. Memiliki pengetahuan luas mengenai teori-teori dan praktik-praktik konseling.
e. Dapat menghadapi dan menyelesaikan keruwetan mereka sendiri.
f. Memiliki sikap sabar, tekun dan berusaha dengan keras dalam kegiatan-kegiatan
terapinya.
g. Memiliki sikap etis dan bertanggung jawab dalam menjalan terapinya.
h. Sanggup bertindak secara professional dan tepat dalam kegiatan terapi mereka.
i. Memiliki sikap yang optimis ketika menghadapi kesulitan masalah pasien
j. Memiliki sikap yang besar hati mengarahkan kepada rekan konselor lainnya jika tidak
dapat menyelesaikan masalah klien
- Keterampilan antar pribadi adalah keterampilan
mendasar konseling, karena relasi yang penuh
kepercayaan antara konselor dan klien akan membentuk
penghargaan, keterbukaan, pemahaman dan partisipasi
klien dalam proses konseling.
- Keterampilan antar pribadi mencakup teknik-teknik
wawancara, kemampuan dalam mendampingi klien,
mendengarkan mereka, dan mendorong mereka untuk
menceritakan apa saja dalam benak mereka.
Keterampilan Mendasar dalam Konseling
Keterampilan dasar antar pribadi
dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu :
a. Keterampilan verbal mencakup
tanggapan-tanggapan verbal, kualitas
verbal, kualitas vokal, dan alur verbal.
b. Keterampilan non-verbal yaitu
terpusat pada bahasa tubuh
c. Keterampilan mengamati klien,
menekankan kemampuan konselor untuk
menggunakan pengamatan terhadap
klien untuk tujuan terapi.
Keterampilan verbal yaitu :
1. Kualitas vokal adalah Konselor dapat mengatur
tinggi-rendah dan besar-kecilnya suara serta
kecepatan dalam berbicara sesuai dengan kondisi
masalah yang klien ketika menanggapinya.
2. Alur verbal adalah Konselor mampu
menyesuaikan diri dengan topik pembicaraan
klien, hal ini dapat dilakukan dengan
mendengarkan secara cermat mengenai pokok –
pokok penting tentang masalah yang diceritakan
klien.
3. Tanggapan verbal adalah Kemampuan menanggapi mencakup sejumlah keterampilan dalam wawancara yaitu a. Paraphrase (Parafrase) = Pengulangan kata-kata dan pemikiran-pemikiran kunci dari klien dalam rumusan-rumusan yang menggunakan kata-kata konselor sendiri.b. Reflecting feelings (Pencerminan perasaan-perasaan) = Konselor menyatakan empati dan pemahaman terhadap perasaan-perasaan klien dan tidak boleh berkata “ Saya mengerti bagaimana perasaan Anda”.
c. Interpretation (Penafsiran) = Keterampilan yang
mencakup penggambaran secara positif pemikiran-
pemikiran, perasaan-perasaan, dan perilaku klien.
Cara pandang berbeda terhadap masalah klien.
d. Summarization (Peringkasan) = Cara untuk
meninjau ulang isi wawancara, mengumpulkan inti
masalah-masalah yang diceritakan oleh klien.
e. Clarification (Penajaman) = cara untuk
memperjelas masalahnya, ini juga membantu klien
untuk dapat menggali pernyataan-pernyataan dan
makna yang melekat dalam kata-kata yang
dipergunakannya.
f. Open an closed question (Pertanyaan terbuka dan tertutup)
Pertanyaan terbuka dimulai dengan kata (apa, bagaimana, mengapa,
dapatkah, atau bersediakah) untuk mendapatkan fakta-fakta dan
mengumpulkan informasi.
Pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang dapat dijawab dengan “ya”
atau “tidak” , sedikit kata-kata untuk memperoleh informasi, kejelasan,
focus, dan mengarahkan klien pada satu masalah khusus, juga
mencegah pembicaraan yang tidak terarah dan terlalu panjang.
TERIMA KASIH TUHAN
MEMBERKATI