7
7/21/2019 KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU http://slidepdf.com/reader/full/kondisi-fisik-kimia-dan-laju-sedimentasi-pulau-bintan-kepulauan-riau 1/7 BAB 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai panjang  pantai 81.000 Km yang kaya akan terumbu karang dan biota laut lainnya. Salah satu biota laut yang banyak diteliti ialah spons. Wilayah laut Indonesia merupakan salah satu pusat  penyebaran terbesar spons di dunia dan diperkirakan terdapat sekitar 830 jenis yang hidup tersebar di wilayah ini !an Soest" 1#8#$. Spons merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang mempunyai potensi bioakti% yang belum banyak diman%aatkan. &ewan laut ini mengandung senyawa akti% yang presentase keakti%annya lebih besar dibandingkan dengan senyawa'senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan darat (uniarsih dan )a*hmaniar" 1###$. +ntuk menjaga kelangsungan hidup dan pertahanan dirinya" spons menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder. Spons laut diketahui menjadi tempat hidup beberapa jenis bakteri yang jumlahnya men*apai ,0 persen dari biomassa spons. Simbiosis yang terjadi antara bakteri dengan spons laut menyebabkan organisme ini sebagai in-ertebrata laut yang memiliki potensi antibakteri yang lebih besar dibandingkan dengan organisme darat dan laut lainnya Kanagasabhapathy et al ." 00/$. Komunitas mikroba yang beragam dan berjumlah besar pada spons diduga merupakan sumber dari berbagai senyawa bioakti% tersebut. Isolasi bakteri yang  bersimbiosis dengan spons" karakerisasi molekuler" dan karakterisasi senyawa bioakti% yang dihasilkan bakteri tersebut merupakan strategi yang dapat digunakan dalam memproduksi berbagai senyawa yang memiliki potensi terapi antibakteri dalam jumlah  besar roks*h et al ." 003$. Sebagai negara kepulauan yang besar di dunia yang memiliki wilayah laut sangat luas" Indonesia memiliki sumber daya alam laut yang besar khususnya di pro-insi Sulawesi Selatan. eman%aatan sumber daya alam laut tidak hanya dilakukan melalui penangkapan" tetapi juga perlu dikembangkan dengan usaha budidaya. Saat ini pengembangan budidaya laut lebih banyak mengarah pada ikan'ikan yang bernilai tinggi dan tiram mutiara" sementara di perairan Indonesia masih banyak sumber daya alam laut yang masih bisa dikembangkan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi" salah satu sumber daya alam laut tersebut adalah ekosistem terumbu karang. 1

KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembahasan Makalah Sedimen Pak Cahyo Tugas Mata Kuliah Sedimentasi

Citation preview

Page 1: KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

7/21/2019 KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

http://slidepdf.com/reader/full/kondisi-fisik-kimia-dan-laju-sedimentasi-pulau-bintan-kepulauan-riau 1/7

BAB 1.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai panjang

 pantai 81.000 Km yang kaya akan terumbu karang dan biota laut lainnya. Salah satu biota

laut yang banyak diteliti ialah spons. Wilayah laut Indonesia merupakan salah satu pusat

 penyebaran terbesar spons di dunia dan diperkirakan terdapat sekitar 830 jenis yang hidup

tersebar di wilayah ini !an Soest" 1#8#$.

Spons merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang

mempunyai potensi bioakti% yang belum banyak diman%aatkan. &ewan laut ini

mengandung senyawa akti% yang presentase keakti%annya lebih besar dibandingkan dengan

senyawa'senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan darat (uniarsih dan )a*hmaniar"1###$. +ntuk menjaga kelangsungan hidup dan pertahanan dirinya" spons menghasilkan

metabolit primer dan metabolit sekunder.

Spons laut diketahui menjadi tempat hidup beberapa jenis bakteri yang jumlahnya

men*apai ,0 persen dari biomassa spons. Simbiosis yang terjadi antara bakteri dengan

spons laut menyebabkan organisme ini sebagai in-ertebrata laut yang memiliki potensi

antibakteri yang lebih besar dibandingkan dengan organisme darat dan laut lainnya

Kanagasabhapathy et al ." 00/$.

Komunitas mikroba yang beragam dan berjumlah besar pada spons didugamerupakan sumber dari berbagai senyawa bioakti% tersebut. Isolasi bakteri yang

 bersimbiosis dengan spons" karakerisasi molekuler" dan karakterisasi senyawa bioakti% 

yang dihasilkan bakteri tersebut merupakan strategi yang dapat digunakan dalam

memproduksi berbagai senyawa yang memiliki potensi terapi antibakteri dalam jumlah

 besar roks*h et al ." 003$.

Sebagai negara kepulauan yang besar di dunia yang memiliki wilayah laut sangat

luas" Indonesia memiliki sumber daya alam laut yang besar khususnya di pro-insi Sulawesi

Selatan. eman%aatan sumber daya alam laut tidak hanya dilakukan melalui penangkapan"

tetapi juga perlu dikembangkan dengan usaha budidaya. Saat ini pengembangan budidayalaut lebih banyak mengarah pada ikan'ikan yang bernilai tinggi dan tiram mutiara"

sementara di perairan Indonesia masih banyak sumber daya alam laut yang masih bisa

dikembangkan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi" salah satu sumber daya alam laut

tersebut adalah ekosistem terumbu karang.

1

Page 2: KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

7/21/2019 KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

http://slidepdf.com/reader/full/kondisi-fisik-kimia-dan-laju-sedimentasi-pulau-bintan-kepulauan-riau 2/7

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi adalah suatu usaha bagaimana *aranya memisahkan senyawa yang

 ber*ampur sehingga kita dapat menghasilkan senyawa tunggal yang murni. umbuhan

mengandung ribuan senyawa sebagai metabolit primer dan metabolit sekunder. 2iasanya

 proses isolasi senyawa dari bahan alami mengisolasi senyawa metabolit sekunder"karena

dapat memberikan man%aat bagi kehidupan manusia.

Kandungan senyawa dari tumbuhan untuk isolasi dapat diarahkan pada suatu

senyawa yang lebih dominan dan salah satu usaha isolasi senyawa tertentu maka dapat

diman%aatkan pemilihan pelarut organik yang akan digunakan pada isolasi tersebut" dimana

 pelarut polar akan lebih mudah melarutkan senyawa polar dan sebaliknya senyawaa non

 polar lebih mudah larut dalam pelarut non polar.&arborne" 1#8$

Spons merupakan biota laut yang hidup menetap di dasar perairan" yang memiliki

 peran yang *ukup penting di dalam ekosistem terumbu karang. Selain itu spons merupakan

salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang mempunyai potensi bioakti% 

yang belum banyak diman%aatkan. &ewan laut ini mengandung senyawa akti% yang

 persentase keakti%annya lebih besar dibandingkan dengan senyawa'senyawa yang

dihasilkan oleh tumbuhan darat (uniarsih dan )a*hmaniar" 1##8$.

Spons merupakan biota yang tidak memiliki alat gerak sebagai perlindungan diri"

sebagai bentuk perlindungannya spons melakukan metabolit sekunder. (etabolit sekunder 

merupakan senyawa'senyawa hasil biosintetik turunan dari metabolit primer yang

umumnya diproduksi oleh organisme yang berguna untuk pertahanan diri dari lingkungan

maupun dari serangan organisme lain" sedangkan substansi yang dihasilkan oleh organisme

melalui metabolisme dasar serta digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan

organisme yang bersangkutan disebut dengan metabolit primer. &ingga saat ini" spons

dikenal sebagai biota yang paling banyak menghasilkan senyawa bioakti%" seringkali

dengan akti-itas bioakti% yang tinggi jika dibandingkan dengan biota laut lainnya" salah

satu %amili spons yang memiliki senyawa dengan bioakti-itas tinggi berasal dari 4amili

Callyspongiidae Sorokin" 1##3$.

Spons Callyspongia sp. merupakan salah satu genus spons yang banyak diteliti

kandungan dan akti-itas senyawa bioakti%nya. (enurut 5rhardt dan (oostleiner 1##/$

spons Callyspongia sp. merupakan salah satu jenis bunga karang yang paling banyak 

ditemukan di perairan indonesia. 6i dalam spons ini mengandung beberapa senyawa

metabolit sekunder seperti alkaloid 3'alkilpiridin !oogd" dkk." 00/$" akartepin yang

merupakan inhibitor dari %os%atidilinositol 4ukami" dkk." 1##$" meroterpenoid sul%at dan

masih banyak lagi jenis senyawa bioakti% yang dapat ditemukan dalam spesies ini 7ray"

dkk." 00$.

Spons ini memiliki struktur permukaan tubuh yang berpori'pori sehingga iadimasukkan kedalam %ilum pori%era" Kebanyakan dari spesies spons hidup di air laut" dan

2

Page 3: KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

7/21/2019 KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

http://slidepdf.com/reader/full/kondisi-fisik-kimia-dan-laju-sedimentasi-pulau-bintan-kepulauan-riau 3/7

tidak mempunyai jaringan atau organ yang sejati. 2entuk dan ukurannya sangat ber-ariasi.

ola pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh keadaan substrat )omimohtarto" 00$.

3

Page 4: KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

7/21/2019 KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

http://slidepdf.com/reader/full/kondisi-fisik-kimia-dan-laju-sedimentasi-pulau-bintan-kepulauan-riau 4/7

BAB 3.

METODE

1. Isolasi Protein Bioakti S!onsSpons Callyspongia sp. dipotong'potong ke*il lalu ditimbang sebanyak /00 g berat segar"

dihaluskan dengan blender menggunakan /00 m9 pelarut bu%%er :" kemudian disaring dengan kainsaring. Kemudian %iltrat yang di peroleh dibeku'*airkan sebanyak '3 kali lalu disentri%ugasi pada 000rpm , o; selama 30 menit" selanjutnya supernatannya di%raksinasi.

2. "raksinasi

5kstrak kasar sampel spons di%rasinasi dengan menggunakan amonium sul%at pada tingkat

kejenuhan masing'masing < 0'0=" 0',0=" ,0'0= dan 0'80=" kemudian disentri%ugasi denganke*epatan 10000 rpm dengan suhu , o; selama 30 menit.3. Dialisis

5ndapan'endapan yang diperoleh setelah %raksinasi dari masing'masing tingkat kejenuhan amoniumsul%at ditambahkan / m9 bu%%er 2 kemudian didialisis dalam sejumlah bu%%er ;. (asing'masing %raksi protein tersebut dimasukkan dalam kantong selo%an dengan dipastikan bahwa kantong selo%an itu tidak 

 bo*or atau rusak. Selo%an yang telah diisi dengan %raksi protein dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi larutan bu%%er ; lalu diaduk dengan pengaduk magneti* stirrer. 6ialisis terus dilakukan sampailarutan bu%%er ; tidak berwarna lagi#. Penent$an Ka%ar Protein

enentuan kadar protein ditentukan berdasarkan metode 9owry dengan menggunakan bovine serum

albumin 2S:$ sebagai standar. Kedalam gelas kimia dimasukkan , m9 larutan sampel ditambahkan /"/

m9 pereaksi 9owry 2" dihomogenkan lalu dibiarkan selama 10'1/ menit pada suhu kamar" selanjutnya

ditambahkan 0"/ m9 pereaksi 9owry :" dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit. 6iukur 

absorbannya pada ma>. enentuan kadar protein dilakukan dengan *ara mensubtitusikan absorbansi

larutan kedalam persamaan regresi kur-a kalibrasi larutan standar protein.

&. U'i Aktiitas Antioksi%an

Meto%e DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

4raksi protein 0'0= kejenuhan dengan -ariasi konsentrasi 30 ?g@m9" 3/ ?g@m9" ,0 ?g@m9" ,/?g@m9 dan /0 ?g@m9" lalu masing'masing dimasukkan ke dalam 9abu ukur / m9" Kemudianditambahkan 0"/ m9 larutan 6& 0"1 m(. !olume di*ukupkan sampai / m9" kemudian diinkubasi pada suhu 30; selama 30 menit" selanjutnya serapannya diukur pada panjang gelombang maksimum.erlakuan yang sama dilakukan pada masing'masing %raksi 0',0=" ,0'0=" dan 0'80=. 6ilakukan

 juga pengukuran absorbansi blanko. &asil penetapan antioksidan dibandingkan dengan -itamin ;sebagai *ontrol positi%. 2esar daya antioksidan dihitung dengan rumus <

4

Page 5: KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

7/21/2019 KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

http://slidepdf.com/reader/full/kondisi-fisik-kimia-dan-laju-sedimentasi-pulau-bintan-kepulauan-riau 5/7

BAB #.

PEMBAHASAN

1. Ekstraksi( Isolasi %an Penent$an Ka%ar Protein %ari S!ons

2iota laut sampel$ yang berupa spons Callyspongia sp. yang pengambilannya pada bulan (ei 013 dilakukan di sekitar pulau 2arang 9ompo" Sulawesi Selatan. Sampel

dibersihkan kemudian dipotong'potong ke*il lalu ditimbang sebanyak /00 gr berat segar.

6ihaluskan dengan blender menggunakan pelarut bu%%er :" dimaksudkan untuk 

meme*ahkan sel'sel sehingga protein yang terdapat dalam sel bisa larut dalam pelarut

 bu%%er. roses peme*ahan sel dibantu dengan penambahan riton A'100 dimana se*ara

kimia dapat membantu proses lisis sel dengan menegangakan plasma sehingga dengan

gesekan %isik sedikit saja sel akan terpe*ah. Selanjutnya disaring dengan kain penyaring

untuk memisahkan antara ampas sel@jaringan dengan %iltrat" kemudian %iltrat yang

diperoleh dibeku'*airkan sebanyak '3 kali" tujuannya agar semua sel bisa pe*ah dengan

sempurna. 9alu disentri%ugasi pada ke*epatan 000 rpm pada suhu , o; selama 0 menit

supaya sisa pe*ahan sel dapat terpisah lebih sempurna" selanjutnya supernatannya

di%raksinasi.

5kstrak kasar dengan -olume /0 m9 di%raksinasi dengan menggunakan amonium

sul%at pada tingkat kejenuhan masing'masing< 0'0 = 41$" 0',0 = 4$" ,0'0 = 43$"

0'80 = 4,$. &al ini bertujuan untuk memisahkan jenis protein berdasarkan tingkat

kelarutan dan jumlah gugus'gugus hidro%ob yang terdapat pada asam'asam amino

 penyusun protein. enambahan garam amonium sul%at pada konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi pada setiap tingkat %raksi" berbeda juga jenis protein yang mengendap

karena molekul air yang berikatan dengan ion'ion garam semakin banyak sehingga terjadi

 penarikan selubung air yang mengelilingi permukaan protein" ini mengakibatkan protein

saling berinteraksi" beragregasi" dan kemudian mengendap.5ndapan protein 41" 4" 43" dan 4, yang dihasilkan setelah %raksinasi pada

 berbagai tingkat kejenuhan amonium sul%at kemudian dilarutkan dengan sejumlah bu%%er 2

yang -olumenya sama tiap %raksi. Selanjutnya masing'masing suspensi %raksi protein

dimasukkan ke dalam kantong selo%an. Selo%an yang telah terisi suspensi %raksi protein

dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi larutan bu%%er ;" tujuannya agar garam

amonium sul%at dan garam lain yang ada dalam ekstrak bisa melewati membran selo%an

karena perbedaan konsentrasi pelarut yang ada di dalam dan di luar kantong selo%an. &al

ini mengikuti prinsip di%usi osmosis sambil diaduk dengan pengaduk magnetik stirer 

dimaksudkan untuk memper*epat proses pemurnian protein" dan dilakukan pada suhu

rendah agar protein tidak rusak dan tetap dalam keadaan stabil.

Setelah proses pemurnian selesai" dilanjutkan dengan penentuan kadar proteinspons Callyspongia sp.  berdasarkan metode 9owry ;olowi*k dan Kaplan" 1#/$

menggunakan bovine serum albumin 2S:$ sebagai larutan standar. 6alam penentuan

kadar protein ini didasarkan pada reaksi protein dengan asam %os%otungstat'%os%omolibdat

 pada suasana alkalis akan memberikan warna biru yang mana intensitas dari warnanya

 bergantung pada pengen*eran masing'masing %raksi protein. Selanjutnya kita dapat

mengukur absorbannya dengan menggunakan spektro%otometer +!'!is. 9arutan 9owry

yang digunakan pada per*obaan ini ada dua ma*am yaitu 9owry : dan 9owry 2. ada

 pembuatan pereaksi 9owry : digunakan larutan %olin'*lo*alteus yang dien*erkan dengan

menggunakan aBuades dengan perbandingan 1 < 1" sedangkan pada pembuatan pereaksi

9owry 2 yaitu *ampuran antara Na;C3 dalam NaC& 0"1 N" ;uSC,./&0 1=" dan Na'K'

tartat = dengan perbandingan 100 < 1 <1. 2ahan'bahan dalam pereaksi 9owry 2 inimemiliki %ungsi yang berbeda'beda" dimana ;uSC, disini mereduksi %os%otungstat'

5

Page 6: KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

7/21/2019 KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

http://slidepdf.com/reader/full/kondisi-fisik-kimia-dan-laju-sedimentasi-pulau-bintan-kepulauan-riau 6/7

Page 7: KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

7/21/2019 KONDISI FISIK, KIMIA, DAN LAJU SEDIMENTASI PULAU BINTAN KEPULAUAN RIAU

http://slidepdf.com/reader/full/kondisi-fisik-kimia-dan-laju-sedimentasi-pulau-bintan-kepulauan-riau 7/7

6:4:) +S:K:

ranowo" W.S. dan S. &usrin. 003.  Kondisi Oseanografi Perairan Pulau Bintan,

 Kepulauan Riau" &alaman 3,',# dala I*hwan" (. N" W.S. ranowo" 6. urbani"7. Kusumah" 5. 5rwanto" S. &usrin" 2. Irawan" 4.D. rabawa" dala S.

2urhanuddin" 2. Sulistyo" :. Supangat. 5ds.$< Kondisi !kosiste Pesisir Pulau

 Bintan. enerbit usat )iset Wilayah 9aut E Sumberdaya Nonhayati" 2)K"

6epartemen Kelautan E erikanan. Dese)*er 2++3. IS2N< ##'#81/'0'/.

6K 2intan. 011. Kelautan dan erikanan ulau 2intan.

http<@@ppid.bintankab.go.id@download@ro%il=06K=02intan.pd%. 6iakses

tanggal 1 Funi 01/.

:nonim. 00. erairan 2intan. http<@@media.unpad.a*.id@thesis@3010@00#@30100#0080G G3#00.pd%. 6iakses tanggal 1 Funi 01/.

7