6
Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2019 ISBN 978-602-5830-11-2 Bengkulu, 17 Oktober 2019 e-ISBN 978-602-5830-13-6 147 Analisis Kinerja Bangunan Pengaman Pantai Terhadap Abrasi (Studi Kasus: Pantai Kota Padang) Nelvi Andesi 1 , Muhammad Fauzi 2 , Besperi 3 , Gusta Gunawan 4 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu Jl. W.R Supratman Kandang Limun, Bengkulu, 38371 Telp (0736)344087 Email penulis: [email protected] AbstrakPantai Padang terletak di Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Pantai Kota Padang terancam mengalami abrasi pantai yang dipengaruhi oleh gelombang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bangunan pengaman pantai terhadap abrasi di pantai Kota Padang. Bangunan pantai yang telah dibangun sejak lama ditinjau kembali apakah masih mampu untuk mengatasi abrasi atau pengikisan yang terjadi di Pantai Padang. Metode penelitian dalam penelitian ada dua yaitu meliputi pengumpulan data primer (data tinggi gelombang di lapangan) dan data sekunder (data angin dan data pasang surut). Data primer berupa pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan, hasil yang diperoleh dari perhitungan adalah Hs setinggi 2,90 m, Ts sebesar 6,90 detik, Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data angin selama 10 tahun terakhir (2009-2018) dan data pasang surut selama 5 tahun (2014- 2018) yang diperoleh dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika. Hasil run program GENESIS pada tahun 2014-2019 dapat diketahui nilai abrasi maksimum sebesar -5,23 meter dari posisi awal garis pantai, dan pada tahun 2019-2023 nilai abrasi maksimum yang terjadi sebesar - 4,61 meter dari posisi awal garis pantai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari run program GENESIS diketahui laju abrasi dan laju sedimentasi di pantai Kota Padang memiliki nilai konstan dan kontinu, Hal ini menunjukan bahwa bangunan pengaman pantai Kota Padang yaitu revetment dan groin masih berfungsi dengan baik dan efektif dalam mengatasi abrasi di Pantai Padang. Kata KunciPantai Padang, Abrasi, Revetment, Groin, Genesis Abstract: Pantai Padang is located in Padang Barat District, Padang City. Pantai Kota Padang is threatened by magnification of the coast which is affected by waves. This study aims to analyze the coastal protective structures against abrasion on the coast of Padang City. Coastal buildings that have been built for a long time are still being reviewed are still able to overcome abrasion or erosion that occurs on the Padang beach. The research methods in this study are primary data (wave height data in the field) and secondary data (wind data and tidal data). Primary data consist of direct collection and measurement in the field, the results obtained from calculations are Hs as high as 2.90 m, Ts of 6.90 seconds, Secondary data used in this study is wind data for the past 10 years (2009-2018) and tidal data for 5 years (2014-2018) obtained from the Climatology and Geophysics Meteorology Agency. The results of running the GENESIS program at 2014-2019 could have maximum abrasion value of -5.23 meters from the initial coastline position, and in 2019-2023 the maximum abrasion value that occurs is -4.61 meters from the initial coastline result. The GENESIS program perform getting information about the rate of hardening and sedimentation rates on the coast of Padang City with a constant and continuous value, this shows how the safeguarding of the Padang City coast namely revetment and groin still functions well and is effective in improving abrasion on the Padang beach. Keywords: Padang Beach, Abrasion, Revetment, Groin, Genesis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki luas total wilayah 42.297,30 km2. Berdasarkan letaknya, Provinsi Sumatera Barat mempunyai panjang pantai sekitar 84 km dimana pantai dan perairan Sumatera Barat secara umum terdiri atas pantai yang curam dan terjal. Kota Padang merupakan ibu Kota Provinsi Sumatera Barat yang merupakan kawasan andalan dalam pembangunan di Sumatera Barat, memiliki penduduk lebih dari 830.000 jiwa dan kawasan pantai kritis sepanjang 18 km dari Batang Arau sampai dengan Batang Anai [1]. Pantai Kota Padang merupakan kawasan pantai abrasi dimana perairan Pantai Kota Padang merupakan bagian dari ekosistem laut dalam Samudera Hindia sehingga mengakibatkan beberapa daerah di pesisirnya terkena abrasi yang menyebabkan berubahnya garis pantai dan pengikisan daerah pantai, perubahan garis pantai yang dialami Pantai Padang yaitu sebesar 6 m per tahun ke arah darat sebelum adanya bangunan pelindung pantai [2].

Bengkulu, Analisis Kinerja Bangunan Pengaman Pantai ...senitia.ft.unib.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/... · 2) Bagaimana cara mengetahui laju abrasi dan sedimentasi pada saat ini

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bengkulu, Analisis Kinerja Bangunan Pengaman Pantai ...senitia.ft.unib.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/... · 2) Bagaimana cara mengetahui laju abrasi dan sedimentasi pada saat ini

Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2019 ISBN 978-602-5830-11-2

Bengkulu, 17 Oktober 2019 e-ISBN 978-602-5830-13-6

147

Analisis Kinerja Bangunan Pengaman Pantai

Terhadap Abrasi (Studi Kasus: Pantai Kota Padang)

Nelvi Andesi1, Muhammad Fauzi

2, Besperi

3, Gusta Gunawan

4

1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu

Jl. W.R Supratman Kandang Limun, Bengkulu, 38371

Telp (0736)344087

Email penulis: [email protected]

Abstrak— Pantai Padang terletak di Kecamatan Padang

Barat, Kota Padang. Pantai Kota Padang terancam

mengalami abrasi pantai yang dipengaruhi oleh

gelombang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

bangunan pengaman pantai terhadap abrasi di pantai

Kota Padang. Bangunan pantai yang telah dibangun sejak

lama ditinjau kembali apakah masih mampu untuk

mengatasi abrasi atau pengikisan yang terjadi di Pantai

Padang. Metode penelitian dalam penelitian ada dua yaitu

meliputi pengumpulan data primer (data tinggi gelombang

di lapangan) dan data sekunder (data angin dan data

pasang surut). Data primer berupa pengamatan dan

pengukuran langsung di lapangan, hasil yang diperoleh

dari perhitungan adalah Hs setinggi 2,90 m, Ts sebesar

6,90 detik, Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data angin selama 10 tahun terakhir

(2009-2018) dan data pasang surut selama 5 tahun (2014-

2018) yang diperoleh dari Badan Metereologi Klimatologi

dan Geofisika. Hasil run program GENESIS pada tahun

2014-2019 dapat diketahui nilai abrasi maksimum sebesar

-5,23 meter dari posisi awal garis pantai, dan pada tahun

2019-2023 nilai abrasi maksimum yang terjadi sebesar -

4,61 meter dari posisi awal garis pantai. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa hasil dari run program GENESIS

diketahui laju abrasi dan laju sedimentasi di pantai Kota

Padang memiliki nilai konstan dan kontinu, Hal ini

menunjukan bahwa bangunan pengaman pantai Kota

Padang yaitu revetment dan groin masih berfungsi dengan

baik dan efektif dalam mengatasi abrasi di Pantai

Padang.

Kata Kunci— Pantai Padang, Abrasi, Revetment, Groin,

Genesis

Abstract: Pantai Padang is located in Padang Barat District,

Padang City. Pantai Kota Padang is threatened by

magnification of the coast which is affected by waves. This

study aims to analyze the coastal protective structures

against abrasion on the coast of Padang City. Coastal

buildings that have been built for a long time are still being

reviewed are still able to overcome abrasion or erosion that

occurs on the Padang beach. The research methods in this

study are primary data (wave height data in the field) and

secondary data (wind data and tidal data). Primary data

consist of direct collection and measurement in the field, the

results obtained from calculations are Hs as high as 2.90 m,

Ts of 6.90 seconds, Secondary data used in this study is wind

data for the past 10 years (2009-2018) and tidal data for 5

years (2014-2018) obtained from the Climatology and

Geophysics Meteorology Agency. The results of running the

GENESIS program at 2014-2019 could have maximum

abrasion value of -5.23 meters from the initial coastline

position, and in 2019-2023 the maximum abrasion value that

occurs is -4.61 meters from the initial coastline result. The

GENESIS program perform getting information about the

rate of hardening and sedimentation rates on the coast of

Padang City with a constant and continuous value, this

shows how the safeguarding of the Padang City coast

namely revetment and groin still functions well and is

effective in improving abrasion on the Padang beach.

Keywords: Padang Beach, Abrasion, Revetment, Groin,

Genesis

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di

Indonesia yang memiliki luas total wilayah 42.297,30 km2.

Berdasarkan letaknya, Provinsi Sumatera Barat mempunyai

panjang pantai sekitar 84 km dimana pantai dan perairan

Sumatera Barat secara umum terdiri atas pantai yang curam

dan terjal. Kota Padang merupakan ibu Kota Provinsi Sumatera

Barat yang merupakan kawasan andalan dalam pembangunan

di Sumatera Barat, memiliki penduduk lebih dari 830.000 jiwa

dan kawasan pantai kritis sepanjang 18 km dari Batang Arau

sampai dengan Batang Anai [1].

Pantai Kota Padang merupakan kawasan pantai abrasi

dimana perairan Pantai Kota Padang merupakan bagian dari

ekosistem laut dalam Samudera Hindia sehingga

mengakibatkan beberapa daerah di pesisirnya terkena abrasi

yang menyebabkan berubahnya garis pantai dan pengikisan

daerah pantai, perubahan garis pantai yang dialami Pantai

Padang yaitu sebesar 6 m per tahun ke arah darat sebelum

adanya bangunan pelindung pantai [2].

Page 2: Bengkulu, Analisis Kinerja Bangunan Pengaman Pantai ...senitia.ft.unib.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/... · 2) Bagaimana cara mengetahui laju abrasi dan sedimentasi pada saat ini

Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2019 ISBN 978-602-5830-11-2

Bengkulu, 17 Oktober 2019 e-ISBN 978-602-5830-13-6

148

Upaya dalam pengamanan Pantai Kota Padang telah

dimulai tahun 1968 sedangkan kegiatan fisiknya dimulai tahun

1969 sampai sekarang. Konsep dasar penanggulangan yang

dijalankan adalah meredam pengaruh energi gelombang laut

dengan pemasangan batu dan pasir di pantai yang terancam

stabilitasnya sehingga tercapai kelancaran arus sedimentasi di

perairan pantai secara alami. [3].

Pemerintah Kota Padang memilih bangunan revetment,

groin dan jetty dari tumpukan batu pecah sebagai pengaman

Pantai Kota Padang dari abrasi, hal ini dipilih karena bangunan

ini merupakan konstruksi fleksibel yang dapat mengikuti

penurunan tanah atau konsolidasi tanah dasar. Kerusakan yang

terjadi seperti longsornya batu pelindung, mudah diperbaiki

dengan menambah batu tersebut kembali. Konsep ini

diimplementasikan dengan pemasangan groin di setiap interval

jarak 50 meter dengan diameter batu 0,50-1,50 m dan juga

telah dipasang groin menjorok ke laut 15-25 m, sehingga

sampai sekarang telah dibangun lebih dari 85 groin, 8 jetty dan

7,50 km tanggul pantai. [2].

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimana mengetahui tinggi gelombang signifikan

(Hs) dan periode gelombang signifikan (Ts) di Pantai

Kota Padang.

2) Bagaimana cara mengetahui laju abrasi dan sedimentasi

pada saat ini dan 5 tahun yang akan datang di Pantai

Kota Padang dengan menggunakan program GENESIS.

3) Bagaimana menganalisis kinerja bangunan pengaman

pantai untuk menanggulangi abrasi di Pantai Kota

Padang dengan menggunakan program GENESIS.

C. Tujuan Penelitian

1) Mengetahui tinggi gelombang signifikan (Hs) dan

periode gelombang signifikan (Ts) di Pantai Padang

Kota Padang.

2) Mengetahui laju abrasi dan sedimentasi yang terjadi di

Pantai Padang pada saat ini dan 5 tahun yang akan

datang dengan menggunakan program GENESIS.

3) Menganalisis kinerja Bangunan pengaman pantai

terhadap penanggulangan abrasi di Pantai Padang Kota

Padang dengan menggunakan program GENESIS.

II. TEORI

A. Gelombang

Gelombang adalah pergerakan naik turunnya air laut

disepanjang permukaan air yang membentuk kurva atau

grafik sinusoidal Gelombang pantai umumnya gelombang

yang dibangkitkan oleh angin (wind-generated waves) dan

secara periodik gelombang yang terjadi juga disebabkan

karena pasang surut [5].

Tabel 1. Klasifikasi Gelombang Menurut Teori Gelombang Linear

Sumber : Wireksoo, 2005

B. Gelombang Signifikan

Gelombang signifikan disebut juga sebagai gelombang

representatif dimana gelombang ini digunakan untuk

keperluan perencanaan bangunan-bangunan pantai yang

didapat dari hasil pilih tinggi dan periode gelombang individu

(individual wave) yang mewakili suatu deretan (spectrum)

gelombang [5].

C. Gelombang Pecah

Menurut Lalenoh (2016), apabila terdapat gelombang yang

menjalar dari tempat yang dalam menuju ke tempat yang

makin lama makin dangkal, pada suatu lokasi tertentu

gelombang tersebut akan pecah.

D. Gelombang Laut Dalam Ekivalen

Pemakaian gelombang ini untuk menetapkan tinggi

gelombang yang mengalami refraksi, difraksi, dan

transformasi lainnya [8].

H’0 = K’x Kr x H0

Keterangan:

H’0 = Tinggi gelombang laut dalam ekivalen

H0 = Tinggi gelombang laut dalam

K’ = Koefisien refraksi

Kr = Koefisien refraksi

E. Run-Up Gelombang

Besar koefisien nilai Run-Up didapatkan berdasarkan fungsi

bilangan irrebaren [4].

( )

Keterangan:

Ir = Bilangan Irribaren

Θ = Sudut kemiringan struktur

H = Tinggi gelombang di lokasi bangunan

Lo = Panjang gelombang di laut dalam

F. Design Water Level (DWL)

Berikut adalah rumus mencari nilai DWL (Puspita, 2017):

DWL = HWL + SW + ∆h +SLR

Page 3: Bengkulu, Analisis Kinerja Bangunan Pengaman Pantai ...senitia.ft.unib.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/... · 2) Bagaimana cara mengetahui laju abrasi dan sedimentasi pada saat ini

Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2019 ISBN 978-602-5830-11-2

Bengkulu, 17 Oktober 2019 e-ISBN 978-602-5830-13-6

149

Keterangan:

DWL = tinggi muka air rencana

HWL = high water level

SLR = sea level rise

SW = wave set-up

∆h = kenaikan elevasi muka air

G. Pasang Surut

Pasang surut adalah fluktuasi (naik turunnya) muka air laut

karena gaya tarik benda-benda di langit, terutama bulan dan

matahari terhadap massa air laut di bumi [4].

H. Tipe Pasang Surut

Secara umum pasang surut di berbagai daerah dapat

dibedakan dalam empat tipe, yaitu pasang surut harian tunggal

(diurnal tide), harian ganda (semidiurnal tide) dan dua jenis

campuran [7].

I. Angin

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh

rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara

di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara

tinggi ke bertekanan udara rendah [5].

Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan

terdekat diberikan oleh persamaan sebagai berikut dalam

Nadia, 2013:

Rl = Uw/UL

Uw = RL.UL

UA = 0,71 Uw123

Keterangan:

RL = Hubungan antara angin di darat dan di laut

Uw = Kecepatan angin di darat (m/dt)

UL = Kecepatan angin di laut (m/dt)

UA = Faktor tegangan angin (m/dt)

J. Mawar Angin

Mawar angin adalah diagram hasil pengelompokkan angin

dan arah angin setiap bulan selama beberapa tahun terakhir

berdasarkan arah dan kecepatannya [8].

Sumber: Anggista, 2018

Gambar 1. mawar-angin (Wind rose)

A. Fetch

Feff =

Keterangan:

Feff = Fetch rata – rata efektif (Panjang segmen fetch

yang diukur dari titik

observasi gelombang ke ujung akhir fetch).

a = Deviasi pada kedua sisi dari arah angin,

menggunakan pertambahan 6° sampai sudut

sebesar 42° pada kedua sisi dari arah angin.

K. Bangunan Pengaman Pantai

Bangunan pengaman pantai adalah konstruksi yang

dibangun sejajar atau tegak lurus dengan garis pantai yang

berfungsi untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena

serangan gelombang dan arus [6].

1. Revetment

Revetment atau dinding pantai adalah bangunan yang

memisahkan daratan dan perairan pantai, yang terutama

berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan

limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Revetment

merupakan tembok pelindung pantai yang berfungsi untuk

melindungi tebing pantai dari gempuran gelombang yang

relatif kecil [5].

2. Groin

Groin merupakan struktur pelindung pantai berfungsi untuk

menahan transpor sedimen sepanjang pantai. Salah satu fungsi

yang sangat penting dibangun groin yaitu untuk mengurangi

atau menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan pelindung

pantai groin biasanya dibuat tegak lurus terhadap garis pantai.

Penggunaan groin yang efektif, harusnya dibuat dengan seri

bangunan yang terdiri dari beberapa groin dengan jarak yang

sudah ditentukan agar garis pantai terlihat bentuk yang

signifikan [7].

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pantai Padang Kota Padang

yang ini terletak di Kecamatan Padang Barat Kota Padang

Sumatera Barat.

B. Pengumpulan Data

1) Data primer berupa data tinggi gelombang dan periode

gelombang dilapangan.

2) Data sekunder berupa data angin BMKG selama 10

tahun dari tahun 2009-2018, data pasang surut 5 tahun

dari tahun 2014-2018.

N

NENW

W E

S

NW SE

10%

20%

30%

40%

50%

0%

KETERANGAN:

0

10

20

30

40

50

(km/jam)

Page 4: Bengkulu, Analisis Kinerja Bangunan Pengaman Pantai ...senitia.ft.unib.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/... · 2) Bagaimana cara mengetahui laju abrasi dan sedimentasi pada saat ini

Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2019 ISBN 978-602-5830-11-2

Bengkulu, 17 Oktober 2019 e-ISBN 978-602-5830-13-6

150

C. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

IV. ANALISIS

Program Genesis adalah program yang menunjukkan

posisi awal garis pantai dan posisi garis pantai setelah

beberapa tahun dengan adanya bangunan pantai atau tanpa

bangunan pelindung pantai [2].

Program Genesis yang digunakan pada skripsi ini adalah

Genesis pada program CEDAS (Coastal Engineering Design

& Analysis System), yang ditampilkan pada Gambar 3.

Program Genesis menggunakan asumsi dasar yang digunakan

dalam perhitungan yaitu one-line shoreline change model

(model perubahan garis pantai satu garis), Untuk dapat

menggunakan GENESIS, harus melewati beberapa tahapan

seperti:

1. Grid Generator

Tahap input data batimetri pantai yang telah dibuat dalam

bentuk format .xyz

2. WWWL Data (Wind, Wave and Water Level Data)

tahap ini data gelombang hasil dari analisa data angin satu

tahun yaitu contoh pada tahun 2014 dimasukkan kedalam

program CEDAS/NEMOS/WWLL Data.

3. WISPH3, dan WSAV (Wave Station Analysis and

Visualization).

Gambar 3. Tampilan Menu Cedas/Genesis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Running Program Genesis Untuk mengetahui Prediksi

Laju Abrasi dan Sedimentasi

A. Hasil Prediksi Pada Tahun 2014-2019

Hasil prediksi laju abrasi dan sedimentasi di Pantai Kota

Padang dengan menggunakan program Genesis, sebagai

berikut:

Gambar 4. Hasil Laju Shorline tahun 2014-2019

B. Hasil Prediksi Pada Tahun 2019-2023

Prediksi Laju abrasi dan sedimentasi dengan program

Genesis, sebagai berikut:

Page 5: Bengkulu, Analisis Kinerja Bangunan Pengaman Pantai ...senitia.ft.unib.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/... · 2) Bagaimana cara mengetahui laju abrasi dan sedimentasi pada saat ini

Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2019 ISBN 978-602-5830-11-2

Bengkulu, 17 Oktober 2019 e-ISBN 978-602-5830-13-6

151

Gambar 5. Hasil Laju Shorline tahun 2019-2023

C. Posisi Garis Pantai Pada Tahun 2019

Abrasi dan sedimentasi sangat berpengaruh pada perubahan

garis pantai, maka dari itu perubahan garis Pantai Kota

Padang pada tahun 2019 sebaga berikut:

Gambar 6. Shorline Position tahun 2019

D. Posisi Garis Pantai Pada Tahun 2023

Posisi garis pantai sangat dipengaruh oleh abrasi dan

sedimentasi, sehingga dapat dilihat perubahan garis Pantai

Kota Padang pada tahun 2023 sebagai berikut:

Gambar 7. Shorline Position tahun 2023

E. Grafik Transport Sedimen Tahun 2019

Besarnya perubahan garis pantai ditunjukkan oleh hasil

simulasi model yang berupa besarnya transpor sediment

(gross, net, left dan right transport).

Gambar 8. Grafik Laju Shorline tahun 2019

F. Grafik Transport Sedimen Tahun 2023

Berikut adalah Grafik laju transport sediment pada tahun

2023 sebagai berikut:

Dimana diketahui :

Left : Volume Transport sedimen ke arah kiri

Right : Volume Tranport Sediment ke arah Kanan

Nett : Selisih volume transport sediment ke arah kanan dan

kiri.

Page 6: Bengkulu, Analisis Kinerja Bangunan Pengaman Pantai ...senitia.ft.unib.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/... · 2) Bagaimana cara mengetahui laju abrasi dan sedimentasi pada saat ini

Seminar Nasional Inovasi, Teknologi dan Aplikasi (SeNITiA) 2019 ISBN 978-602-5830-11-2

Bengkulu, 17 Oktober 2019 e-ISBN 978-602-5830-13-6

152

Gambar 9. Grafik Laju Shorline tahun 2023

G. Perubahan Garis Pantai Pada Pantai Kota Padang

Berikut adalah prediksi perubahan garis pantai yang terjadi

pantai padang pada tahun 2014-2019, yang terhitung pada tgl

01 januari 2014 sampai 31 desember 2019.

Gambar 10. Prediksi Perubahan Garis Pantai Kota Padang

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dalam penelitian ini maka

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Berdasarkan data BMKG dalam waktu 10 tahun 2009-

2018, tinggi gelombang signifikan (Hs) terbesar adalah

setinggi 2,9 meter dan periode gelombang signifikan

terbesar adalah sebesar 6,9 detik.

2) Hasil dari run program GENESIS pada tahun 2014-

2019 dapat diketahui nilai abrasi maksimum sebesar -

5,23 meter dari posisi awal garis pantai, dan pada tahun

2019-2023 nilai abrasi maksimum yang terjadi sebesar

-4,61 meter dari posisi awal garis pantai.

3) Hasil dari program GENESIS menunjukkan bahwa

abrasi dan sedimentasi yang terjadi adalah seimbang

hal ini dibuktikan dengan nilai sedimentasi maksimum

tahun 2014-2019 sebesar 8,55 meter dan tahun 2019-

2023 sebesar 7,01 meter dan abrasi maksimum sebesar

-5,23 meter dari posisi awal garis pantai, dan pada

tahun 2019-2023 nilai abrasi maksimum yang terjadi

sebesar -4,61 meter sehingga perubahan garis pantai

sangat kecil, oleh karena itu bangunan pengaman

pantai padang yaitu revetment dan groin bekerja

dengan efektif dalam mengatasi masalah abrasi di

Pantai Kota Padang.

B. Saran

Saran yang dapat dikemukakan dalam melakukan simulasi

laju abrasi dan sedimentasi pantai dengan menggunakan

program GENESIS antara lain, yaitu:

1) Pengolahan data yang menjadi input dalam program

GENESIS diperlukan ketelitian, seperti data

gelombang, bathimetri dan lainnya sebelum melakukan

simulasi. Hal ini dikarenakan jumlah data yang banyak,

sehingga apabila kurang teliti dalam pengolahan data

input akan mengakibatkan hasil simulasi yang salah.

2) Penggunaan program GENESIS perlu dilakukan latihan

simulasi secara berulang-ulang demi kelancaran

penggunaan program pada saat melakukan simulasi.

REFERENSI

[1] Pemprov Sumatera Barat, 2018. Geografi.

https://sumbarprov.go.id/geografis/. 16 Februari 2019,

19:36 WIB.

[2] Istijono, B dkk., “Analisis Penilaian Kinerja Bangunan

Pengaman Pantai Terhadap Abrasi di Kota Padang.”

Jurnal Teknik Sipil Universitas Andalas, 2014.

[3] Fajri dkk, 2012. “Simulasi Perubahan Garis Pantai Teluk

Belitung Kabupaten Kepulauan Meranti Menggunakan

Program Genesis”. Skripsi Teknik Sipil. Universitas

Riau, 2012.

[4] Triatmodjo, B., Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset.

1999.

[5] Anggista D, “Analisis Bangunan Revetment Terhadap

Tinggi Gelombang di Pantai Berkas Kota Bengkulu”.

Skripsi. Program Studi Teknik Sipil. Bengkulu:

Universitas Bengkulu. 2018.

[6] Kusuma, M., “Redesain Struktur Bangunan Pengaman

Pantai Alas Maras Kabupaten Seluma Menggunakan

Armor A-Jack”. Skripsi Program Studi Teknik

Sipil.Bengkulu: Universitas Bengkulu. 2016.

[7] Aprilia, H.E., “Analisis Bangunan Pengaman Pantai

(Groin) di Tapak Padri Bengkulu”. Skripsi Teknik Sipil

Universitas Bengkulu. 2018

[8] Duani, K, P., “Analisis Struktur Bangunan Pengaman

Pantai Air Padang Kecamatan Lais Bengkulu Utara”.

Skripsi. Program Studi Teknik Sipil. Bengkulu:

Universitas Bengkulu. 2016.